Syntax
Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 7, No.
10, Oktober 2022
REVIEW DESIGN
PEMBUATAN SALURAN SISTEM DRAINASE PADA PROYEK DDT (DOUBLE-DOUBLE TRACK)
LINTAS KRANJI � BEKASI KM 25+500 SD KM 26+600
Puspita
Dewi, Yuwono Wiarco, Boriana Boradjieva
Politeknik Perkeretaapian Indonesia Madiun, Indonesia
Email: [email protected], [email protected], [email protected]
Abstrak
Pada Proyek DDT
(Double-Double Track) daerah Bekasi mengalami permasalahan yaitu
terdapat genangan air pada lapisan subbalas eksisting yang akan digunakan
sebagai jalur track baru. Bila terjadi hujan dengan intensitas curah hujan yang
tinggi, maka air akan kembali menggenang pada lapisan subbalas. Penyebab utama
dari masalah tersebut adalah tidak berfungsinya saluran sistem drainase, karena
posisi drainase lebih tinggi daripada lapisan subbalas. Akibatnya aliran air
tidak bisa bermuara ke saluran drainase. Sehingga perlu perencanaan ulang pembuatan
sistem saluran drainase supaya aliran air 2 mengalir dan tidak menggenang pada
lapisan subbalas. Dalam penelitian ini membahas mengenai perencanaan ulang
pembuatan saluran drainase yang berlokasi di km 25+500 sd 26+600 pada lintas
Kranji-Bekasi. Dengan mencari debit banjir rencana kurun waktu 5-10 tahun yang
didapatkan dari 3 stasiun hujan terdekat dari lokasi penelitian dengan periode
hujan tahun 2012-2021. Data tersebut diperoleh dari Kantor BMKG Pusat dan Perum
Jasa Tirta II Wilayah Bekasi. Setelah debit banjir rencana diketahui, kemudian
mencari penampang yg efisien dengan kondisi dan situasi dilapangan. Selanjutnya
menghitung rencana anggaran biaya untuk membangun saluran drainase tersebut. Hasil
dari penelitian ini dapat diketahui bahwa debit banjir rencana adalah 0,906075 m3/det
atau 906,0750 liter/det dalam kurun waktu 5 tahun, sedangkan
untuk kurun waktu 10 tahun adalah 1,029242 m3/det atau 1027,242
liter/det. Dengan rencana penampang berbentuk trapesium yang berukuran 0,60
m untuk lebar penampang basah, dan 0,70 m untuk tinggi saluran. Rencana
anggaran biaya yang dibutuhkan sebanyak Rp 936.888.080 untuk membangun saluran
drainase.
Kata Kunci: Perencanaan Ulang, Drainase, Debit Banjir Rencana, Dimensi
Drainase, Rencana Anggaran Biaya
If it rains
with high rainfall, the water will again pool in the subballast layer. The main
cause of the problem is that the drainage channel does not work, because the
drainage channel is higher than the ballast channel. As a consequence, the water
flow cannot lead to the drains. So it is necessary to design a drainage system
so that air flow flows and does not stagnate in the subballast layer. This
research discusses the redesigning of the drainage channel manufacture located
at km 25+500 to 26+600 on the Kranji-Bekasi route. By looking for flood
discharge plans for a period of 5-10 years obtained from the 3 closest rain
stations from the research location with a rainy period from 2012 to 2021. The
data was obtained from the BMKG office and Perum Jasa Tirta II. After the
planned flood discharge is known, then look for an efficient cross section with
the conditions and situation in the field. Then calculate the budget plan for
building the drainage channel. The results of this research can be concluded
that the planned flood discharge is 0.926492 m3/det in 5 years,
while for a period of 10 years it is 1.054532 m3/s or 1054.532
liters/sec. With a trapezoidal cross-section plan measuring 0.55 m for the wet
cross-section width, and 0.65 m for the channel height. The budget plan
required is Rp 1,016,490,516 to build a drainage channel.
Keywords: Redesign,
Drainage, Plan Flood Discharge, Drainage Dimensions, Budget Plan
Pendahuluan
Sistem saluran drainase adalah suatu sistem yang berfungsi
sebagai jalannya aliran air dari hulu menuju hilir. Saluran drainase salah satu
unsur dari prasarana perkeretaapian yang sangat penting karena dapat menjaga
tubuh jalan rel supaya tetap stabil. Air yang mengalir dari bagian atas
konstruksi jalan rel akan turun melalui lapisan balas dan subbalas sehingga air
berhenti di saluran drainase. Menurut Peraturan Dinas No.10 tentang perencanaan
konstruksi jalan rel, tujuan pembuatan drainase adalah untuk mencegah atau
menghindari pumping effect (proses lendutan yang diakibatkan oleh beban
kereta sehingga tercampurnya butiran-butiran halus dari subgrade dengan air dan
menjadi lumpur dibawah bantalan), memperkecil dampak air terhadap stabilitas
tanah sehingga tubuh jalan rel tetap stabil dan operasi perjalanan kereta api
tidak terganggu.
Pada Proyek DDT (Double-Double Track) daerah Bekasi mengalami
permasalahan yaitu terdapat genangan air pada lapisan subbalas eksisting yang
akan digunakan sebagai jalur track baru dapat dilihat pada Gambar 1.2. Akibat
dari genangan air tersebut, para pekerja dan kontraktor melakukan pemadatan subbalas
menggunakan Vibroroller. Pemadatan yang dilakukan tidak berdampak besar pada
subbalas dikarenakan kondisi cuaca. Bila terjadi hujan dengan intensitas curah
hujan yang tinggi, maka air akan kembali menggenang pada lapisan subbalas.
Penyebab utama dari masalah tersebut adalah tidak berfungsinya saluran sistem
drainase, karena posisi drainase lebih tinggi daripada lapisan subbalas seperti
yang tertera pada Gambar 1.1. Sebagai akibatnya aliran air tidak bisa bermuara
ke saluran drainase. Sehingga perlu perencanaan ulang pembuatan sistem saluran
drainase supaya aliran air mengalir dan tidak menggenang pada lapisan subbalas.
�
Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
No.12 Tahun 2014 tentang penyelenggaraan sistem drainase, memiliki beberapa tahapan dalam perencanaan
drainase. Tahapan perencanaan drainase dibagi menjadi tiga bagian yaitu: (a) Penyusunan
rencana induk, (b) Studi kelayakan, (c) Perencanaan teknik terinci/detail
desain.
Pada perencanaan teknik terinci meliputi
data dimensi saluran yaitu panjang, lebar, kedalaman, bahan, tahun dibangun, kemiringan, dasar saluran,
dan kapasitas daya tampung.
Berdasarkan
dari permasalahan tersebut maka penelitian ini akan menganalisis dan membuat perencanaan
ulang sistem saluran drainase menggunakan data-data geometri drainase eksisting
untuk mengetahui geometri drainase yang cocok digunakan pada Proyek DDT (Double-Double
Track) Bekasi.
Berikut adalah manfaat dari penelitian ini: (a) Bagi
Instansi, diharapkan hasil penelitian ini menjadi referensi untuk pembangunan
saluran sistem drainase kereta api sesuai dengan yang dibutuhkan. (b) Bagi
Taruna/i, diharapkan penelitian ini menjadi pedoman atau referensi dalam
pembelajaran mekanika hidrologi dan perhitungan drainase perkeretaapian
Berikut adalah beberapa penelitian terdahulu yang sesuai
dengan penelitian yang akan dilaksanakan yaitu:
Data yang dikumpulkan oleh penulis meliputi data primer dan
data sekunder. Berikut adalah data-data yang dikumpulkan penulis sebaagai bahan
penelitian ini.
1.
Data primer
Data
primer adalah data yang didapatkan secara langsung di lokasi penelitian, data
tersebut meliputi:
a.
Survei situasi dan
kondisi di lokasi
Penulis
melakukan survei, yaitu mengukur rumaja, rumija, dan ruwasja untuk menentukan
letak drainase. Dan juga melakukan wawancara dan berdiskusi secara langsung
dengan pembimbing lapangan, kontraktor, dan konsultan mengenai konstruksi jalan
rel yang bermasalah di lapangan yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran
penyelesaaian dari masalah tersebut.
b.
Dokumentasi
Penulis
melakukan dokumentasi berupa foto keadaan dan kondisi di lapangan.
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang
didapatkan melalui sumber-sumber yang tepercaya maupun instansi atau lembaga
yang berkaitan, meliputi:
a.
Data curah hujan
tahunan
Penulis
mendapatkan data curah hujan tahunan melalui Badan Meteorologi Klimatologi dan
Geofisika (BMKG) https://www.bmkg.go.id/
dan Perusahaan Umum Daerah Jasa Tirta II https://jasatirta2.co.id/.
b.
Data Shop Drawing
Proyek DDT (Double-Double Track)
Penulis meminta
data shop drawing kepada pembimbing lapangan, kontraktor, dan konsultan untuk
memproyeksikan drainase.
Pengolahan data yang dilakukan oleh penulis menggunakan software
Microsoft Excel. Software ini digunakan untuk mengelompokkan data
angka dan simbol. Selain itu, software ini juga mendukung dalam
perhitungan analisis data curah hujan tahunan.
Berikut adalah metode untuk menganalisis data-data yang
telah dikumpulkan, yaitu meliputi sebagai berikut:
a.
Menentukan daerah
aliran sungai dari peta topografi
b.
Melakukan perhitungan
curah hujan rata-rata dengan metode Polygon Thiessen
c.
Melakukan perhitungan
standar deviasi
d.
Melakukan perhitungan
rencana tinggi hujan
e.
Melakukan perhitungan
intensitas hujan dengan metode Mononobe
f.
Melakukan perhitungan
luas daerah aliran
g.
Melakukan perhitungan debit
banjir rencana dengan metode Rasional
h.
Melakukan perhitungan
dimensi drainase
i.
Menentukan bentuk
penampang drainase
j. Melakukan perhitungan RAB untuk pembuatan drainase
Hasil dan Pembahasan
A. Data Curah Hujan Di Daerah Stasiun Bekasi
Pada penelitian ini data curah
hujan yang digunakan meliputi 3 stasiun hujan yaitu Stasiun Bendung Bekasi,
Cikeas, dan Kranji dalam kurun waktu 10 tahun terakhir (2012 � 2021).
Tabel 1
Data Curah Hujan Bulanan
(Sumber: BMKG dan Perum Jasa Tirta II)
B.
Perhitungan Curah
Hujan Rata-Rata
Untuk
mendapatkan curah hujan maksimum suatu daerah aliran sungai maka perlu
dilakukan perhitungan curah hujan rata � rata. Pada penelitian ini metode yang
digunakan adalah dengan metode Thiessen Polygon. Metode ini menghitung curah
hujan rata � rata dengan cara mengalikan rata � rata hujan bulanan dengan luas
daerah pada setiap pos hujan. Bobot stasiun hujan adalah hasil perhitungan luas
daerah stasiun hujan dibagi dengan luas total wilayah Kota Bekasi.
C. Perhitungan Standar Deviasi
Setelah melakukan perhitungan
curah hujan rata � rata, langkah selanjutnya adalah memadankan data terhadap
sifat � sifat khas dari masing � masing distribusi dengan pameter statistik.
Hasil Perhitungan Parameter Statistik
Tahun |
(Xi � X)2 |
(Xi � X)3 |
(Xi � X)4 |
|
2012 |
136,419 |
1211,653 |
-42176,193 |
1468102,918 |
2013 |
162,179 |
81,884 |
-740,972 |
6705,050 |
2014 |
205,474 |
1172,841 |
40166,037 |
1375557,152 |
2015 |
136,271 |
1221,949 |
-42714,899 |
1493158,270 |
2016 |
200,479 |
855,619 |
25027,685 |
732084,001 |
2017 |
187,464 |
263,607 |
4279,916 |
69488,608 |
2018 |
124,336 |
2198,778 |
-103103,173 |
4834624,039 |
2019 |
136,444 |
1209,869 |
-42083,067 |
1463782,381 |
2020 |
197,823 |
707,337 |
18812,192 |
500325,398 |
2021 |
225,386 |
2933,193 |
158858,669 |
8603620,079 |
Jumlah |
1712,275 |
11856,730 |
16326,195 |
20547447,895 |
(Sumber: Data
yang diolah)
Setelah menghitung parameter
statistik, kemudian mencari nilai rata � rata, standar deviasi, koefisien
variasi, koefisien skewness, koefisien kurtosis. Berikut adalah penguraian
perhitungannya.
D. Perhitungan Rencana Tinggi Hujan
Selanjutnya yaitu menghitung
rencana tinggi hujan, hasil dari perhitungan ini akan digunakan untuk mencari
debit banjir rencana. Nilai koefisien kemiringan (Cs) dan koefisien kurtosis
(Ck) memenuhi parameter distribusi metode Gumbel, sehingga metode yang
digunakan untuk menghitung rencana tinggi hujan adalah metode Gumbel dengan
rumus sebagai berikut:
Xt =
Dimana:
Xt : Curah hujan dengan periode T (tahun)
�
�S : Standar deviasi
K : Hasil perhitungan Yt � Yn dibagi dengan nilai Sn
Xt =
��� = 174,408571 +
37,732130 x 1,095977
��� = 215,762126
Tabel 3
Hasil Perhitungan Rencana Tinggi Hujan
T |
|
S |
K |
XT |
|
(1) |
(2) |
(3) |
(4) |
(5) |
(6) |
1 |
5 |
171,227541 |
36,296204 |
1,095977 |
|
2 |
10 |
171,227541 |
36,296204 |
1,886233 |
239,690656 |
(Sumber: Data
yang diolah)
E. Perhitungan Intensitas Hujan
Untuk perhitungan intensitas hujan
ini menggunakan metode Mononobe, dengan rumus perhitungan sebagai berikut:
I
=
Keterangan:
R24����������� : Nilai curah hujan maksimum selama
24jam
t��� : Waktu Konsentrasi
Untuk nilai t didapatkan dari
hasil persamaan berikut ini:
t = to + td
td =
Keterangan:
t��� = Waktu Konsentrasi
to� = Waktu yang dibutuhkan untuk mengalirkan air mengalir
melalui ����permukaan ke saluran terdekat
td� = Waktu yang dibutuhkan untuk mengalirkan air
disepanjang saluran
L�� = Panjang saluran
V� = Kecepatan rata � rata
Sehingga dapat diperoleh hasil:
to� = 10 menit
td� =
���������������� = 12 menit
t��� = 10 menit + 12 menit = 22 menit
Jika nilai t sudah diketahui, selanjutnya
menghitung intensitas curah hujan dengan persamaan sebagai berikut:
I =
I =
�� = 37,726919 mm/jam
Hasil
Perhitungan Intensitas Hujan
Periode Ulang (T) |
I (mm/jam) |
|
(1) |
(2) |
(3) |
1 |
5 |
37,726919 |
2 |
10 |
42,855330 |
�(Sumber: Data yang
diolah)
F. Perhitungan Luas Daerah Aliran
Hasil perhitungan luas daerah
aliran digunakan untuk mencari nilai debit banjir rencana pada saluran yang
akan dibuat. Berikut adalah persamaan untuk menghitung luas daerah aliran:
L = L1 + L2 +
L3
Keterangan:
L = Batas daerah pengaliran yang diperhitungkan
L1 = Hasil pengukuran dari as jalan rel sampai bagian tepi
perkerasan
L2 = Hasil pengukuran dari tepi perkerasan yang ada sampai
tepi� bahu jalan
L3 = Tergantung dari keadaan daerah setempat & panjang
maksimum 100m
Dimana:
100 m 1,5 m 3,3 m
L1 = 3,3 m x 1100 = 3630 m2
L2 = 1,5 m x 1100 = 1650 m2
L3 = 100 m x 1100 = 110000 m2
L = 3630 + 1650 + 110000 = 115280
m2 = 0,11528 km2
G. Perhitungan Debit Banjir Rencana
Untuk memperkirakan debit banjir
terbesar yang mungkin akan terjadi dalam kurun waktu tertentu, dihitung
menggunakan metode rasional. Berikut adalah persamaan untuk menghitung debit
banjir rencana:
Qn =
Keterangan:
C
: Koefisien pengaliran
I
: Intensitas curah hujan
A
: Luas daerah
Sehingga:
Qn =
����� = 0,906075 m3/det
����� = 906,0748 liter/det
Hasil
Perhitungan Debit Banjir Rencana
No |
Periode Ulang (T) |
Q (m3/det) |
Q (liter/det) |
(1) |
(2) |
(3) |
(4) |
1 |
5 |
0,906075 |
906,0748293 |
2 |
10 |
1,029242 |
1029,242186 |
�(Sumber: Data yang diolah)
H. Perencanaan Penampang Drainase
Penampang drainase memiliki
beberapa bentuk, diantaranya bentuk persegi, trapesium, dan lingkaran. Berikut
adalah perhitungan untuk perencanaan penampang saluran drainase.
a. Penampang saluran berbentuk persegi
Karena nilai yang didapat adalah nilai debit banjir rencana
maka untuk perhitungannya menggunakan persamaan sebagai berikut.
Q = A x V
Dimana:
R =
S =
Keterangan:
Q
= Debit banjir rencana (m3/det)
A
= Luas Penampang (m2)
R
= Jari � jari hidrolik (m)
P
= Keliling basah saluran (m)
S
= Kemiringan muka aliran air dalam saluran (m)
n
= Koefisien kekasaran
t1
= Elevasi tertinggi (m)
t2
= Elevasi terendah (m)
L
= Panjang saluran (m)
Sehingga:
Q = A x
Q =
Dan diketahui dari data hasil
perhitungan sebagai berikut:
Q = 0,906075
m3/det
n�
= 0,013
t1� = 19,093
t2� = 16,219
L�
= 1100 m
Q =
Sehingga:
B =
��
�=
�
���=
��
��=
��� �=� 0,672594132 m �≈�
672,5941 mm
Untuk tinggi saluran menggunakan
asumsi 85% dari lebar penampang basah. Sehingga menjadi:
�h = 85% x B
��� = 85% x 0,672594132 m� = 0,57170512 m� ≈�
571,7050 mm
Penampang saluran berbentuk trapesium
Langkah awal yaitu menghitung
luas penampang saluran dengan rumus:
A
=
Keterangan:
A�������� :
luas penampang
Q�������� :
debit banjir rencana
V�������� :
kecepatan yang diijinkan
b��������� :
lebar penampang saluran trapesium
h��������� :
tinggi saluran trapesium
m�������� :
kemiringan saluran
Sehingga diperoleh hasil sebagai
berikut:
A =
��� = 0,755062 m2
Jika nilai luas diketahui maka
selanjutnya mencari lebar saluran (b) dan tinggi saluran (h) dengan rumus
sebagai berikut:
b + 2h = 2 x h
b + 2h = 2h
b + 2h = 2h x 1,414214
b + 2h = 2,828427h
b = 2,828427h � 2h
Dari hasil perhitungan perencanaan
penampang drainase, dilanjutkan dengan mencari kecepatan aliran. Dimana
kecepatan aliran ini sangat berpengaruh untuk perencanaan bentuk drainase.
Berikut adalah persamaan untuk menghitung kecepatan aliran.
V
=
R =
S =
Keterangan:
V = Kecepatan aliran air
Q = Debit banjir rencana (m3/det)
A = Luas Penampang (m2)
R = Jari � jari hidrolik (m)
P = Keliling basah saluran (m)
S = Kemiringan muka aliran air
dalam saluran (m)
n = Koefisien kekasaran
t1 = Elevasi tertinggi
(m)
t2 = Elevasi terendah
(m)
Perencanaan Desain Drainase
��������
Gambar 4. 1 Potongan Melintang
Rencana KM 25 + 500 Untuk Rencana Drainase Berbentuk Trapesium
RAB (Rencana Anggaran Biaya)
adalah perhitungan berapa banyak jumlah biaya yang dibutuhkan untuk membangun
suatu bangunan. Untuk mendapatkan nilai RAB dibutuhkan volume pekerjaan dan analisis
harga satuan pekerjaan. Berikut ini adalah volume pekerjaan dan analisis harga
satuan pekerjaan yang diperlukan untuk membangun saluran drainase dengan bentuk
penampang trapesium dan persegi, pada proyek DDT (Double-Double Track)
Bekasi.
Berdasarkan
analisis dan pembahasan pada perencanaan ulang pembuatan saluran drainase,
dapat diambil kesimpulan bahwa: (1) Kondisi ruang bebas pada lintas
Kranji-Bekasi km 25+500 sd 26+600 memenuhi standar yaitu 2,44 � 10,87 m dimana
standar yang digunakan yaitu 2,35 � 2,53 m, sehingga dapat dibuat drainase. (2)
Hasil dari perhitungan analisis hidrologi didapatkan debit banjir rencana dalam
waktu 5-10 tahun. Untuk 5 tahun yaitu 0,906075 m3/det, sedangkan dalam
waktu 10 tahun yaitu 1,029242 m3/det.
(3) Desain yang diguanakan untuk saluran
drainase baru adalah berbentuk trapesium dan persegi. Untuk desain trapesium
menggunakan dimensi ukuran penampang basah 0,60 m dan tinggi saluran 0,70 m, sedangkan
untuk desain persegi menggunakan dimensi ukuran penampang basah 0,70 m dan
tinggi saluran 0,60 m. (4) RAB yang dibuat untuk pembangunan saluran drainase
menggunakan 3 metode pengerjaan yaitu pengecoran dengan penampang trapesium,
pengecoran dengan penampang persegi, dan pemasangan U-Ditch. Dari ketiga
metode pengerjaan dapat dilihat yang lebih efisien, yaitu menggunakan metode
pengecoran dengan penampang berbentuk trapesium. Dimana rencana anggaran biaya
sebesar Rp 936.888.080.
Adiwijaya. (2016). Modul Perencanaan Drainase
Permukaan Jalan. Bandung.
Anwar, S. H. (2016).
Analisis Pengembangan Jalan Tidak Sebidang Antara Jalan Rel Kereta Api
Dengan Jalan Tentara Pelajar Kota Cirebon. Jurnal Konstruksi Unswagati
Cirebon, 199-210.
Aurdin, Y. (2019). Analisis
Hujan Rancangan Pada Daerah Rawan Genangan Sepanjang Sistem Drainase
Eksisting Kota Palembang (Studi Kasus Pembangunan Lrt Kota Palembang).
Jurnal Tekno Global, 35-39.
Bc, A. Y. (2018). Analisis
Jarak Pematah Arus Untuk Memperkecil Kecepatan Aliran Pada Sistem Drainase
Jalan. Jurnal Teknik Sipil Universitas Syiah Kuala, 941-952.
Bekasi, K. W.
(2021). Standar Biaya Masukan Pemerintah Kota Bekasi Tahun Anggaran 2021.
Indonesia.
Diana, R. (2021). Analisa
Rencana Anggaran Biaya Terhadap Pelaksanaan Perumahan Dengan Melakukan
Perbandingan Perhitungan Harga Satuan Bahan Berdasarkan Survey Lapangan
(Studi Kasus: Perumahan Green Ratu Kota Mehuli Di Kota Tanjung Balai).
Medan.
Hartini, E. (2017). Hidrologi
Dan Hidrolika Terapan. Semarang.
Indonesia, K. P.
(2017). Modul Analisis Harga Satuan Pekerjaan Dan Rencana Anggaran Biaya.
Indonesia.
Indonesia, P.
(N.D.). Peraturan Dinas No 10 PJKA. Indonesia.
Kurniawan, V. D.
(2020). Analisis Kapasitas Jaringan Drainase Di Pasar Kemis Cikupa. Jurnal
Mitra Teknik Sipil, 443-454.
Mahariyani, D. A.
(2017). Perencanaan Ulang Desain Saluran Sistem Drainase Light Rapid
Transit (Lrt) Pelayanan 1 Lintasan At Grade Ruas Cawang-Cibubur.
Melinda, M. (2021). Rencana
Anggaran Biaya Dan Waktu Pelaksanaan Pada Reaktivasi Bangunan Stasiun Kereta
Api Ponorogo (Lintas Madiun�Slahung). Madiun.
Permana, A. J.
(2020). Analisis Sistem Drainase Perkotaan (Studi Kasus Jalan Stasiun Kota
Bandung).
Pratiwi, R. D.
(2016). Perencanaan Sabo Dam Tipe Terbuka (Tipe Lubang) Sebagai Bangunan Pengendali
Sedimen Gunung Semeru Di Sungai Mujur Kabupaten Lumajang. Surabaya.
Rochmahadi. (1992). Alat
Alat Berat Dan Penggunaannya. Jakarta: Departemen Pekerjaan Umum.
Salim, N. (2014). Evaluasi
Drainase Kawasan Pada Areal Stasiun Kereta. 63-76.
Silitonga, B.
(2019). Identifikasi Sistem Drainase Untuk Penanganan Banjir. Jurnal
Rekayasa Konstruksi Mekanika Sipil, 35-42.
Sugiri, J. T.
(2019). Kajian Kerusakan Drainase Kereta Api Akibat Pengaruh Infiltrasi
Dan Limpasan Air Curah Hujan Pada Jalur St. Rancaekek Menuju St. Cimekar
Daerah Operasional 2 Bandung. Jurnal Teknik Sipil, 77-80.
Suputra, I. G.
(2016). Analisis Harga Satuan Pekerjaan Saluran Drainase Menggunakan Beton
Precast U Ditch Dan Buis Beton U. Bali: Universitas Udayana.
Syakhril. (2015). Studi
Kapasitas Drainase Pada Jalan Tanjung Limau Muara Badak. Jurnal Teknik
Sipil Fakultas Teknik Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda, 1-21.
Copyright holder: Puspita
Dewi, Yuwono Wiarco, Boriana Boradjieva (2022) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |