Syntax Literate:
Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849
e-ISSN: 2548-1398
Vol. 7, No.
10, Oktober 2022
ANALISIS STP (SEGMENTING,
TARGETING, POSITIONING) DAN 4P (PRODUCT, PRICE, PLACE, PROMOTION)
INSTALASI RAWAT INAP DI RS TRIMITRA CIBINONG TAHUN 2023
Nur Eulis Fatimah
Nadirah, Dumilah Ayuningtyas
Program Studi Kajian Administrasi Rumah Sakit, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, Depok, Indonesia
Departemen Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, Depok, Indonesia
E-mail: [email protected]
Abstrak
Telah terjadi pergeseran
paradigma rumah sakit sebagai unit sosio ekonomi sehingga memerlukan adanya
media promosi. Strategi yang dapat dilakukan untuk menangkap peluang pasar
adalah menggunakan STP (Segmenting, Targeting, Positioning) dan
menetapkan bauran pemasaran 4p (Product, Price, Place, Promotion). Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis bagaimana produk layanan rawat inap di rumah sakit dalam pemenuhan
kebutuhan pasien dan menemukan strategi pemasaran yang tepat dilakukan oleh
Rumah Sakit Trimitra Cibinong. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif
analitik, yang bertujuan untuk menggambarkan tentang keadaaan secara objektif untuk
menemukan solusi terhadap masalah yang ada dengan menggunakan data primer dan
data sekunder. Hasil penelitian ini merupakan informasi tentang strategi
pemasaran berdasarkan segmentasi, target, dan posisi yang didukung bauran
pemasaran yang tepat dapat meningkatkan pelayanan kesehatan sesuai dengan
segmentasi pasarnya. Dapat disimpulkan bahwa kegiatan pemasaran yang dilakukan
Rumah Sakit Trimitra Cibinong sudah cukup baik, hal ini terlihat dari tanggapan
baik pasien rawat inap mengenai spesifikasi produk dan peningkatan hunian rawat
inap tahun 2022.
Kata
kunci: Pemasaran, Bauran Pemasaran, Strategi
Abstract
There
has been a shift in the paradigm of the hospital as a socio-economic unit so
that it requires media promotion. Strategies that can be done to capture market
opportunities are using STP (Segmenting, Targeting, Positioning) and establishing
the 4p marketing mix (Product, Price, Place, Promotion). This study aims to
analyze how inpatient service products at hospitals fulfill patient needs and
find the right marketing strategy carried out by Trimitra Cibinong Hospital.
This research is a descriptive analytic research, which aims to describe the
situation objectively to find solutions to existing problems. The results of
this study are information about marketing strategies based on segmentation,
targets, and positions supported by the right marketing mix that will improve
health services according to market segmentation. It can be concluded that the
marketing activities carried out by Trimitra Cibinong Hospital have been quite
good, this can be seen from the good responses of inpatients regarding product specifications
and the increase in bed occupancy rate in 2022.
Keywords:
Marketing, Marketing Mix, Strategy
Pendahuluan
Rumah sakit merupakan industri padat modal, padat karya
dan padat teknologi dengan variasi sumber daya manusia yang dimiliki.
Pergeseran paradigma rumah sakit yang awalnya sebagai unit sosial semata
menjadi unit sosio ekonomi menyebabkan kebutuhan media promosi bagi rumah
sakit. Semakin meningkatnya jumlah rumah sakit di Indonesia, rumah sakit harus
menerapkan strategi pemasaran yang tepat agar dapat menarik minat konsumen.
Segala kegiatan pemasaran rumah sakit harus sesuai dengan norma dan etika yang
telah ditetapkan (Irmawati,
2015).
Sejak Pandemi COVID-19 terjadi pada tahun 2020, terjadi
penurunan yang cukup drastis terkait angka kunjungan pasien di instalasi rawat
jalan dan rawat inap RS Trimitra. Hal ini terlihat pada pola penurunan Bed
Occupancy Rate (BOR) selama masa pandemi COVID-19. BOR pada tahun tahun
2019 sebesar 81.86%, pada tahun 2020 sebesar 56.59%, pada tahun 2021 sebesar 68.29%
dan pada tahun 2022 sebesar 74,24%. Secara tidak langsung, pandemi COVID-19
menyebabkan perubahan perilaku konsumen.
Pergeseran
perilaku konsumen ini telah mengubah lingkungan pemasaran, sehingga memaksa
perusahaan, dalam hal ini rumah sakit, untuk mengubah strategi pemasaran
mereka. Penelitian yang dilakukan oleh Carlin pada tahun 2020 menemukan bahwa
penyedia jasa layanan harus mengidentifikasi, memikirkan kembali, dan
melengkapi kembali strategi pemasaran di masa pandemi COVID-19 (Nguyen et al., 2021).
Strategi
pemasaran yang dapat dilakukan untuk menangkap peluang pasar adalah dengan STP
(Segmenting, Targeting, dan Positioning). Tahapan ini dilakukan dengan
melakukan segmentasi pasar, menetapkan produk dan jenis layanan, kemudian
penempatan produk atau jasa dalam persaingan dan menetapkan bauran pemasaran.
Bauran pemasaran memiliki konsep 4P (Product, Price, Place, Promotion) sehingga
dapat menghasilkan strategi pemasaran yang sesuai dan mencapai tujuan pemasaran
(Lubis, 2004; Supriyanto
& Ernawaty, 2022). Bauran Pemasaran merupakan kombinasi aktivitas pasar
untuk barang dan jasa tertentu selama periode dan pasar tertentu (Kotler
& Keller, 2009).
Sejak terjadinya pandemi COVID-19, pemasaran rumah sakit semakin
membantu rumah sakit untuk bertahan dan bahkan berkembang. Rumah sakit harus
mulai mengembangkan pemasaran untuk menunjang kegiatan operasional rumah sakit,
baik dengan bantuan digital ataupun non-digital. Penelitian ini bertujuan
untuk menganalisis bagaimana produk layanan rawat inap di rumah sakit dalam
pemenuhan kebutuhan pasien dan menemukan strategi pemasaran yang tepat
dilakukan oleh Rumah Sakit Trimitra Cibinong.
Metode
Penelitian
Metodologi yang digunakan pada penelitian ini adalah
penelitian deskriptif analitik, yang bertujuan untuk menggambarkan tentang
keadaaan secara objektif untuk menemukan solusi terhadap masalah yang ada. Data
yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data sekunder berupa data pasien
rawat inap bulan Desember 2022 � Mei 2023, data angket kepuasan pasien, dan
profil rumah sakit, serta data primer berupa hasil wawancara dengan informan. Informan
pada penelitian ini yaitu manajemen rumah sakit dan bagian pemasaran. Metode
pengumpulan data dilakukan dengan analisis data primer dan sekunder yang
didapatkan secara kuantitatif dan kualitatif.
Hasil
dan Pembahasan
Segmen
Demografi
Berdasarkan data demografi di rekam medis sejak Desember
2022 � Mei 2023 didapatkan bahwa pasien yang menggunakan layanan rawat inap di
Rumah Sakit Trimitra Cibinong berkisar antara anak (0-17 tahun) hingga orang
tua (80-99 tahun) dengan kelompok usia tertinggi yaitu 18-65 tahun (60,54%).
Sebagian besar pasien berjenis kelamin perempuan, yaitu 67,61
%. Mayoritas pengunjung layanan rawat inap memiliki pendidikan terakhir SMA (58,20%).
Tabel 1
Distribusi Pelanggan Berdasarkan Jenis Kelamin di Rumah
Sakit Trimitra Cibinong
No |
Jenis Kelamin |
Presentase |
1. |
Laki-laki |
32,39% |
2. |
Perempuan |
67,61% |
|
Total |
100% |
Tabel 2
Distribusi Pelanggan Berdasarkan Tingkat Pendidikan
di Rumah Sakit Trimitra Cibinong
No. |
Tingkat Pendidikan |
Presentase |
1. |
SD |
8,69% |
2. |
SMP
Sederajat |
16,98% |
3. |
SMA
Sederajat |
60,23 |
4. |
Perguruan
Tinggi |
14,1% |
|
Total |
100% |
Tabel 3
Distribusi Pelanggan Berdasarkan Kelompok Umur
di Rumah Sakit Trimitra Cibinong
No. |
Kategori Umur |
Presentase |
1. |
0-17
tahun (Anak) |
37,51 % |
2. |
18-65
tahun (Pemuda) |
60,54
% |
3. |
66-79
tahun (Setengah Baya |
1,93
% |
4. |
90-99
tahun |
0,02
% |
|
Total |
100% |
Segmen
Geografi
Berdasarkan hasil penelitian menurut wilayah tinggal
pengguna jasa rawat inap terbesar adalah Kecamatan Cibinong (61,48%) kemudian diikuti oleh kecamatan Bojong Gede (11,40%). Secara
geografi, Rumah Sakit Trimitra Cibinong terletak cukup strategis karena berada
di jalan poros yang menghubungkan Jakarta dan Bogor.
Tabel 4
Distribusi Pelanggan Berdasarkan Segmen Geografis
di Rumah Sakit Trimitra Cibinong
No |
Wilayah Tinggal (geografis) |
Presentase |
1. |
Kecamatan
Cibinong |
61,48% |
2. |
Kecamatan
Citeureup |
3,84% |
3. |
Kecamatan
Bojong Gede |
11,40% |
4. |
Kecamatan
Babakan Madang |
1,55% |
5. |
Kecamatan
Sukaraja |
4,93% |
6. |
Kecamatan
Gunung Putri |
1,19% |
7. |
Kecamatan
Cimanggis |
5,74% |
8. |
Lainnya |
9,87% |
|
Total |
100% |
Segmen
Psikografi
Sebagian besar pengguna jasa di Rumah Sakit Trimitra
Cibinong adalah peserta jaminan BPJS, sehingga pasien mendapatkan rujukan BPJS
berdasarkan wilayah tinggalnya. Berdasarkan hasil angket kepuasan pasien
diketahui pasien yang memilih untuk naik kelas ke perawatan yang lebih tinggi
karena menginginkan suasana yang lebih tenang atau privat dan ketersediaan
ruangan kelas yang sudah penuh. Layanan sepsialis yang paling sering dibutuhkan
oleh pasien rawat inap adalah layanan kebidanan dan kandungan (35,29%) dan perawatan anak (35,27%). Kegiatan pemasaran selama
ini juga memberikan perhatian lebih terhadap kedua layanan spesialis tersebut.
Tabel 5
Distribusi Pelanggan Berdasarkan Metode Pembayaran
di Rumah Sakit Trimitra Cibinong
No |
Metode Pembayaran |
Presentase |
1. |
Umum |
22,10% |
2. |
BPJS |
74,75% |
3. |
Asuransi |
3,15 % |
|
Total |
100% |
Tabel 6
Distribusi Pelanggan Berdasarkan Layanan Spesialis
di Rumah Sakit Trimitra Cibinong
No |
Layanan spesialis |
Presentase |
1. |
Mata |
0,02% |
2. |
Anak |
35,27
% |
3. |
Bedah |
6,76
% |
4. |
Penyakit
Dalam |
20,36
% |
5. |
Kebidanan
dan kandungan |
35,29
% |
6. |
Spesialis
Lainnya |
2,3
% |
|
Total |
100% |
Segmen
Perilaku
Sebagian besar pengunjung rawat inap adalah peserta
jaminan BPJS yang berobat karena keinginan sendiri ataupun rujukan dari FKTP
(Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama). Berdasarkan angket kepuasan pasien
diketahui bahwa 20,5% pasien dangat bersedia dan 63,6% pasien bersedia untuk
merekomendasikan layanan kesehatan di Rumah Sakit Trimitra Cibinong kepada
saudara atau kerabatnya.
Target
Target pemasaran Rumah Sakit Trimitra Cibinong meliputi
masyarakat di Kabupaten Bogor yang terdiri dari 40 kecamatan. Sekitar 61,48% pasien rawat inap berasal dari kecamatan Cibinong. Berdasarkan
wawancara dengan manajemen rumah sakit dikteahui bahwa rumah sakit menetapkan
terget Bed Occupancy Rate (BOR) sebesar 75%-85%. Hal itu tidak jauh beda dari ketetapan kemenkes bahwa Bed Occupancy Rate (BOR)
yang ideal adalah 60%-85%. Rumah Sakit Trimitra Cibinong adalah rumah sakit
swasta tipe C dengan jumlah tempat tidur sebanyak 120 tempat tidur. Berdasarkan
data pengunjung rawat inap diketahui bahwa 74,75%
pasien adalah peserta BPJS.
Posisi
����������� Sebagai rumah sakit swasta tipe C
dengan 120 tempat tidur, Rumah Sakit Trimitra Cibinong memberikan pelayanan
ruang rawat biasa dan ruang rawat intensif. Setelah pandemi COVID 19, terdapat
beberapa layanan operasional dan kegiatan pemasaran yang dihentikan. seperti layanan endoskopi, babyspa, dan seminar tatap
muka untuk masyarakat. Saat ini manajemen rumah sakit sedang berupaya untuk
menjalankan kembali layanan tersebut. Sebagai rumah sakit umum yang berawal
dari rumah bersalin, hingga saat ini perawatan kebidanan dan anak menjadi
layanan terbanyak di Rumah Sakit Trimitra Cibinong. Berdasarkan analisis dari
konsep 4P (Product, Price, Place, Promotion)
didapatkan:
1. Produk (Product)
Berdasarkan hasil observasi dan
wawancara di RS Trimitra Cibinong, diketahui bahwa pasien telah mendapatkan
penjelasan dari tenaga kesehatan dan petugas rumah sakit tentang jenis layanan,
prosedur, dan rencana pengobatan. Akan tetapi, berdasarkan data indikasi
rujukan di rumah sakit trimitra diketahui bahwa salah satu alasan dokter
spesialis merujuk pasien karena keterbatasan fasilitas dan sarana. Hal ini
dapat menjadi saran pertimbangan untuk direksi untuk menambahkan spesifikasi
layanan di Rumah Sakit Trimitra Cibinong.
Layanan rawat inap terbanyak yang
dibutuhkan segmen pasar di Rumah Sakit Trimitra Cibinong adalah Kebidanan dan
Kandungan (35,29%) dan Anak (35,27%). Manajemen rumah
sakit sebaiknya menambah spesifikasi produk untuk layanan tersebut, sehingga
dapat mempertahankan atau menambah peluang pasar yang sudah ada.
2.
Tempat (Place)
Jika dilihat dari lokasi strategis,
Rumah Sakit Trimitra Cibinong terletak di jalan poros yang menghubungkan kota Jakarta dan Bogor, sehingga mudah dijangkau oleh
pasien. Namun, sayangnya ketersediaan lahan parkir belum cukup untuk menampung
kendaraan pasien yang berobat ke Rumah Sakit Trimitra Cibinong. Berdasarkan
kuesioner pelayanan rawat inap didapatkan bahwa mayoritas pasien (36,4%) menganggap ruang rawat inap termasuk kategori bersih,
namun masih ada sekitar 2,2% responden yang menganggap ruang rawat inap tidak
bersih.
3.
Harga (Price)
Sekitar 74,75% pasien rawat inap di
Rumah Sakit Trimitra Cibinong adalah peserta BPJS dan 22,10% adalah peserta
umum yang mengeluarkan biaya secara mandiri untuk perawatan. Berdasarkan
perhitungan Cost Rate Recovery (CRR) didapatkan hasil 112,5%, hal ini menunjukkan bahwa sejauh ini rumah sakit sudah
mampu menutup biaya operasional.
4. Promosi (Promotion)
Hingga saat ini Rumah Sakit Trimitra
Cibinong melakukan kegiatan pemasaran berdasarkan jadwal kerja bulanan yang
disusun, namun belum memiliki strategi pemasaran tertentu sesuai dengan kondisi
rumah sakit. Kegiatan promosi yang dilakukan beragam, mulai dari personal
selling kepada mitra atau perusahaan, melakukan iklan berupa spanduk atau
brosur tentang layanan, dan melakukan webinar kepada tenaga kesehatan dan
masyarakar. Pemanfaatan media sosial juga dilakukan oleh bidang pemasaran,
seperti Facebook dan Instagram. Akan tetapi, berdasarkan wawancara yang
dilakukan, pasien yang berkunjung nampaknya belum familiar mengenai spesifikasi
produk melalui kegiatan pemasaran, seperti seminar tatap muka, brosur, dan
sosial media. Berdasarkan angket kepuasan pasien, diketahui bahwa 20,5% pasien sangat bersedia dan 63,6% bersedia untuk
merekomendasikan pelayanan di Rumah Sakit Trimitra Cibinong kepada kerabatnya. Dalam
hal ini bidang pemasaran rumah sakit perlu menggunakan media promosi yang tepat
berdasarkan segmentasi pasar yang sesuai untuk rumah sakit.
Pembahasan
Strategi adalah rencana tindakan yang digunakan
oleh seseorang untuk memformulasikan tujuan disertai sarana untuk mencapai
tujuannya(Athapaththu, 2016). Pemasaran adalah serangkaian kegiatan
yang merupakan proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, menyampaikan,
bertukar penawaran yang bernilai bagi pelanggan. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam kegiatan pemasaran adalah nilai pelanggan, kepuasan
pelanggan, dan membangun hubungan dengan pelanggan. Pemasaran merupakan hal
penting bagi organisasi karena berkontribusi dalam menilai keinginan dan
kepuasan pelanggan potensial, merancang dan mengelola produk, menentukan harga
dan kebijakan penetapan harga, mengembangkan proses distribusi, dan
berkomunikasi dengan pelanggan potensial. (Lamb
et al., 2012)
Segmentasi ialah upaya untuk membagi pasar yang heterogen
menjadi subkelompok yang homogen. Segmentasi pasar merupakan unsur penting
karena tiap pasar memiliki kebutuhan produk yang berbeda-beda, sehingga pemasar
dapat mangalokasikan sumber daya yang ada lebih akurat dan efisien sesuai
pasarnya. (Supriyanto
& Ernawaty, 2022) Selain itu segmentasi
pasar juga dapat mengidentifikasi peluang pengembangan produk baru. (Heriyati
& Pustaka, 2022) Tiap segmen pasar harus
dideskripsikan decara demografi, psikografi, dan perilaku konsumen. (Lamb
et al., 2012; Supriyanto & Ernawaty, 2022)
Targeting adalah suatu upaya yang dilakukan untuk memilih satu
segmen atau lebih yang akan dilayani dengan
mempertimbangkan keuntungan bersaingnya. Dalam konsep targeting dapat menjadi:
1) undifferentiated marketing, rumah sakit tidak membedakan segmen
tertentu, 2) multisegment targeting, melakukan pemasaran terhadap
tiap-tiap segmen yang sudah terbagi, dan 3) concentrated marketing,
rumah sakit hanya terfokus melakukan pemasaran pada satu segmen tertentu.(Supriyanto
& Ernawaty, 2022) Menurut Rismiati dan
Suratno, ketika ingin mendapatkan target pasar, maka harus memperhatikan ukuran
segmentasi, pertumbuhan segmentasi, biaya yang harus dikeluarkan, kesesuaian
dengan kemampuan perusahaan, dan posisi persaingan (Heriyati
& Pustaka, 2022). Rumah Sakit Trimitra
Cibinong terjadi ketiga segmen tersebut, yaitu melakukan pelayanan umum, dan
memiliki fokus layanan pada kebidanan dan anak.
Positioning digunakan untuk membentuk citra atau produk yang lebih
unggul dibandingkan pesaing dengan berusaha menciptakan keunikan tersendiri
bagi pelanggan(Supriyanto
& Ernawaty, 2022). Pada tahap ini dilakukan
perancangan produk dan bauran pemasaran, sehingga tercapai kesan atau keunikan
tersendiri bagi pelanggan (Lubis,
2004).
1. Produk (Product)
Produk adalah hal yang ditawarkan oleh
penyedia kepada pelanggan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Hal yang harus
diperhatikan dala produk bukan hanya secara fisik, namun kemasan, garansi,
layanan purna jual, citra perusahaan, dan faktor lainnya(Lamb
et al., 2012). Rumah sakit menawarkan
produk yang berwujud, seperti obat, hasil laboraotorium dan radiologi, juga
menawarkan jasa pelayanan. Umumnya setiap pelanggan yang berkunjung ke rumah
sakit akan menggunakan kedua jenis produk tersebut (Supriyanto
& Ernawaty, 2022). Berdasarkan hasil
wawancara dan observasi yang dilakukan, diketahui bahwa manajemen rumah sakit
berupaya untuk melakukan variasi produk layanan berdasarkan orientasi pasar.
2. Tempat (Place)
Tempat adalah lokasi terjadinya
transaksi atau pendistribusian antara penyedia jasa layanan atau produk dengan
pelanggan (Anjani
et al., 2018). Indikator yang dinilai
pada tempat adalah keberadaan dan keterjangkauan pelayanan secara fisik dan
sosial. Keberadaan adalah apakah rumah sakit memiliki ketersediaan jasa atau
produk yang diperlukan pelanggan dan keterjangkauan dinilai dari jarak tempuh
dan operasional (transportasi, jam operasional, harga yang ditawarkan) oleh
pelanggan(Supriyanto
& Ernawaty, 2022). Sehingga, rumah sakit
sebagai organisasi yang produk utamanya adalah jasa, harus mempertimbangkan
tiga aspek, yaitu akses fisik, akses waktu, dan akses informasi dan promosi
bagi pelanggan (Jones,
2003). Berdasarkan observasi dan
wawancara yang dilakukan, saat ini rumah sakit berada di lokasi yang cukup
strategis dan memiliki ruangan yang cukup bersih. Akan tetapi, lahan yang
terbatas cukup menghambat pengembangan layanan rumah sakit.
3. Harga (Price)
Beberapa penelitian mengatakan bahwa
harga merupakan satu-satunya faktor dalam bauran pemasaran yang mendatangkan
pendapatan pada perusahaan, sedangkan faktor lain berhubungan dengan
pengeluaran. Penetapan harga tidak lepas dari tanggung jawab rumah sakit. Selain
pertimbangan biaya, dalam penetapan harga biasanya dipengaruhi oleh elastisitas
harga konsumen. Kelompok konsumen yang berbeda akan menempatkan nilai yang
berbeda pada pelayanan, sehingga membutuhkan strategi yang berbeda (Al-Qarni
et al., 2013).
Bagi rumah sakit dengan adanya
penetapan harga, maka pendapatan rumah sakit (revenue) adalah
penjumlahan total harga yang dibebankan pada pasien ,
sedangkan surplus adalah pendapatan yang didapat setelah mencari selisih antara
pendapatan total rumah sakit dengan biaya yang dikeluarkan. Pasar kesehatan
memiliki du acara untuk melakukan pembayaran, yaitu dengan membayar sendiri (self
pay markets) atau pengembalian (reimbursement market)(Supriyanto
& Ernawaty, 2022). Sebagian besar pasien di
Rumah Sakit Trimitra Cibinong adalah pengguna layanan BPJS, sehingga perubahan
harga layanan tidak berdampak pada mayoritas pasien. Penetapan harga selalu
ditinjau kembali setiap tahun oleh manajemen. Harga yang diterapkan saat ini
oleh rumah sakit cukup bersaing jika dibandingkan dengan rumah sakit sekitar.
4. Promosi (Promotion)
Promosi adalah upaya untuk menyampaikan
pesan dari produk atau jasa yang ditawarkan kepada pelanggan potensial yang
bertujuan agar terjadinya pengaruh akan kebutuhan, sehingga pelanggan akan
memanfaatkan produk atau jasa tersebut(Supriyanto
& Ernawaty, 2022). Promosi merupakan
komponen kunci dalam strategi bauran pemasaran yang mengharuskan rumah sakit menyampaikan
pelayanan kesehatannya kepada pelanggan(Lovelock,
2001). Kegiatan yang termasuk
pada bauran promosi adalah periklanan, promosi penjualan, hubungan masyarakat (public
relation). Penjualan secara pribadi (personal selling), pemasaran
langsung, dan publisitas. Terdapat beberapa pertimbangan untuk memilih media
promosi yang tepat, yaitu keunggulan dan biaya dari media promosi, jenis pasar,
strategi, kesiapan konsumen untuk membeli, tahap produk dalam daur hidup
produk, dan peringkat pasar perusahaan(Supriyanto
& Ernawaty, 2022).
Kegiatan promosi yang dilakukan saat
ini dilakukan bervariasi, namun berfokus pada personal selling kepada
mitra perusahaan atau Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) di sekitar
wilayah Kecamatan Cibinong.
Kesimpulan
Strategi pemasaran pada Rumah Sakit Trimitra Cibinong
sudah cukup baik. Hal ini dapat disimpulkan dari tanggapan pasien mengenai
layanan sepsifikasi produk yang didapatkan di rumah sakit dan tanggapan pasien
yang didapatkan dari angket kepuasan pasien. Selain itu, mulai terlihat
peningkatan hunian rawat inap pada tahun 2022 setelah sempat mengalami
penurunan di tahun 2020 dan 2021. Rumah Sakit Trimitra Cibinong saat ini sedang
berupaya untuk memperbaiki layanan yang sempat terhenti sejak pandemi COVID-19.
BIBLIOGRAFI
Al-Qarni, A. A., Alsharqi, O. Z., Qalai, D.
A., & Kadi, N. (2013). The impact of marketing mix strategy on hospitals
performance measured by patient satisfaction: an empirical investigation on
Jeddah private sector hospital senior managers perspective. International
Journal of Marketing Studies, 5(6), 210.
Anjani, H.
D., Irham, I., & Waluyati, L. R. (2018). Relationship of 7P marketing mix
and consumers� loyalty in traditional markets. Agro Ekonomi, 29(2),
261�273.
Athapaththu,
H. (2016). An overview of strategic management: An analysis of the concepts and
the importance of strategic management. International Journal of Scientific
and Research Publications, 6(2), 124�127.
Heriyati,
P., & Pustaka, S. M. (2022). Strategi Pemasaran Segmenting, Targeting
dan Positioning. Scopindo Media Pustaka.
Irmawati,
L. . (2015). Manajemen Pemasaran di Rumah Sakit: Buku Ajar: Pedoman Praktis
S1 Administrasi Rumah Sakit. Institut Ilmu Kesehatan - University Press.
Jones, R.
(2003). Making health information accessible to patients. Aslib Proceedings.
Kotler, P.,
& Keller, K. L. (2009). Manajemen Pemasaran. Jilid I. Edisi ke 13. Jakarta:
Erlangga.
Lamb, C.
W., Hair, J. F., & McDaniel, C. (2012). Marketing. Cengage Learning.
Lovelock,
C. (2001). Services Marketing People Technology Strategy 4 Th Edition
Prentice Hall Sydney.
Lubis, A.
N. (2004). Strategi Pemasaran dalam persaingan bisnis.
Nguyen, C.,
Anderson, J., & Banerjee, S. (2021). Rethink And Retool: Marketing Mix
Strategies In Response to COVID-19. BUSINESS FORUM, 28(2), 30.
Supriyanto,
S., & Ernawaty. (2022). Pemasaran Jasa Kesehatan. Rajagrafindo
Persada.
Copyright holder: Nur Eulis Fatimah
Nadirah, Dumilah Ayuningtyas (2022) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed
under: |