Syntax
Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 8, No.
7, Juli 2023
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR
BUILDING INFORMATION MODELING (BIM) TERHADAP TINGKAT PENERAPAN BIM DAN
KINERJA PROYEK PADA PROYEK DESIGN AND BUILD
Yanuar Kurniawan, Agus Suroso
Magister Teknik Sipil Program Pascasarjana Universitas Mercu Buana
Email: [email protected], [email protected]
Abstrak
Pada penelitian ini, dilakukan analisis mengenai pengaruh faktor-faktor Building
Information Modeling (BIM) terhadap tingkat penerapan dan kinerja proyek pada proyek Design and Build. Tujuan
yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk
menganalisa faktor-faktor penerapan BIM dan kinerja proyek pada proyek design and
build. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan menggunakan observasi menggunakan kuesioner. Variabel yang diteliti terdiri dari variabel dependen,
yaitu tingkat penerapan BIM dan kinerja proyek (biaya, mutu, waktu), serta
variabel independen, yaitu pengguna BIM, komunikasi dan koordinasi antar stakeholder, pembuatan
model 3D, pembuatan schedule lapangan
4D, perhitungan volume 5D, dan nilai
proyek yang dikerjakan.
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa semakin banyak pengguna BIM tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat penerapan BIM. Seringnya komunikasi dan koordinasi antar stakeholder maka penerapan BIM berjalan dengan baik. Pembuatan
model 3D adalah hal yang
paling penting dan awal dalam penerapan BIM, sehingga bila peningkatan
pembuatan model 3D maka penerapan BIM berjalan baik. Pembuatan schedule lapangan menggunakan 4D dapat meningkatkan penerapan BIM dikarenakan. Perhitungan volume 5D memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap tingkat penerapan BIM, sedangkan nilai proyek yang dikerjakan memiliki pengaruh yang positif namun tidak
signifikan terhadap tingkat penerapan BIM. Dengan demikian, penelitian ini memberikan pemahaman mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat penerapan BIM dan pengaruhnya terhadap kinerja proyek Design and Build.
Kata kunci: Building Information Modeling; Kinerja Proyek; Design and Build
Abstract
In this research, an analysis was conducted
on the influence of Building Information Modeling (BIM) factors on the level of
implementation and project performance in Design and Build projects. The
objective of this study is to analyze the factors affecting BIM implementation
and project performance in Design and Build projects. The research method used
is a quantitative method employing observation through questionnaires. The
variables studied consist of dependent variables, namely the level of BIM
implementation and project performance (cost, quality, time), as well as
independent variables, namely BIM users, communication and coordination among
stakeholders, 3D modeling, 4D field scheduling, 5D volume calculation, and
project value. The research findings indicate that the use of BIM (X1) does not
have a significant influence on the level of BIM implementation (Y). However,
communication and coordination among stakeholders (X2) have a positive but
non-significant influence on the level of BIM implementation (Y). The creation
of 3D models (X3) also has a positive but non-significant influence on the
level of BIM implementation (Y). On the other hand, 4D field scheduling (X4)
has a positive but non-significant influence on the level of BIM implementation
(Y). 5D volume calculation (X5) has a positive and significant influence on the
level of BIM implementation (Y), while the value of the projects undertaken
(X6) has a positive but non-significant influence on the level of BIM
implementation (Y). Therefore, this research provides an understanding of the
factors influencing the level of BIM implementation and its impact on the project
performance in Design and Build projects.
Keywords: Building Information Modeling; Project
Performance; Design and Build
Pendahuluan
Indonesia adalah negara berkembang yang mana banyak pembangunan yang sedang dilaksanakan
Menurut
Kedua
tantangan BIM di Indonesia ditemukan paling banyak pada
aspek proses, yaitu kurangnya Tenaga Ahli (spesialisasi), perubahan (transisi)
budaya kerja, kurangnya pengetahuan atau pemahaman, ketidakcocokan software,
prosedur operasional yang kompleks, aplikasi BIM kurang mampu bekerja maksimal
untuk kualitas gambar yang cukup detail, kurangnya partisipasi manajemen dalam
memberikan motivasi, pelatihan, dan pengawasan, tidak jelasnya target/ sasaran
BIM yang ditetapkan perusahaan, kebutuhan pelatihan dan kendala komunikasi
antar divisi dalam internal organisasi.
Ketiga
manfaat BIM di Indonesia ditemukan paling banyak pada
pemodelan 3D kolaboratif yaitu kepastian dan mengurangi revisi pada tahap
perencanaan (clash detection), mempermudah dokumentasi, mempermudah koordinasi,
visualisasi & simulasi pemodelan 3D, mempermudah komunikasi, mempermudah
kolaborasi, permintaan eksternal (pasar, client), mengurangi RFI, integrasi
software, membantu manajer dalam pengambilan keputusan.
�BIM
secara luas telah diteliti, dipromosikan, dan diterapkan pada
proyek konstruksi di seluruh dunia. Proses BIM tersebut
sudah lama memiliki dampak signifikan pada proyek melalui presentasi informasi, fasilitas komunikasi, membina kolaborasi, dan meningkatkan performa proyek.�
Penggunaan BIM dalam rangka meningkatkan kualitas koordinasi dan kolaborasi sebenarnya sangat berpengaruh dalam kelancaran proses informasi proyek, akan tetapi
kondisi tersebut memang harus didukung
dengan sumber daya yang bersaing, menurut
Penerapan Building Information
Modeling (BIM)
memang saat ini masih mempunyai
cukup hambatan, bisa dilihat dari
jurnal yang diterbitkan
oleh
Menurut
Berdasarkan
latar belakang yang telah dijelaskan diatas maka ada beberapa
masalah yang didapat dalam penerapan Building Information Modeling (BIM), oleh karena itu perlu adanya
penelitian lebih lanjut terkait faktor-faktor penerapan BIM yang terjadi di lapangan.
Tujuan
yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk menganalisa faktor-faktor penerapan BIM dan kinerja proyek pada proyek design and build dengan
spesifikasi yaitu mendapatkan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat penerapan BIM. Mengetahui pengaruh tingkat penerapan BIM terhadap kinerja proyek (biaya, mutu, waktu).
Dimensi BIM yang sering digunakan pada proyek yang mempengaruhi kinerja proyek
Dari
hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan usaha untuk mengembangkan sumber daya manusia supaya dapat mengikuti perkembangan teknologi di dunia konstruksi dan penelitian ini juga dapat digunakan sebagai bahan evaluasi
terhadap penerapan BIM di proyek design and build.
Metode Penelitian
Penelitian ini akan
mengamati faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan BIM dan kinerja proyek di proyek design and
build.
Variable yang digunakan dalam
penelitian ini ada 2 yaitu Variabel
dependant (terpengaruh),
tingkat penerapan BIM dan kinerja proyek. (variabel y) dan Variabel independent
(mempengaruhi), penggunaan metode BIM pada proyek yang akan mengumpulkan informasi terkait proyek tersebut. (variabel x) Sumber dalam pengambilan
datanya yaitu proyek
konstruksi Gedung, tempat penelitian di proyek design and build
dan data yang diambil mengenai faktor penerapan BIM di proyek design
and build. Pada penelitian ini menggunakan teknik
pengumpulan data dengan menyebarkan kuisioner pada personel proyek yang memiliki kepentingan di proyek design and build. Populasi
yang digunakan adalah setiap responden yang memiliki kepentingan atas keberlangsungan progres proyek pada proyek design and build. Metode
analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Data yang digunakan adalah data yang diperoleh dari hasil jawaban responden
yang diterima kemudian peneliti melakukan analisis.
Hasil dan Pembahasan
Penelitian ini memiliki 6 variabel bebas dan 1 variabel antara yang mempengaruhi 3 variable terikat.� Adapaun 6 variabel bebas tersebut antara lain adalah pengguna BIM di proyek, komunikasi dan koordinasi antar stakeholder, permodelan model 3D, pembuatan schedule lapangan 4D, perhitungan volume 5D, dan nilai proyek yang dikerjakan untuk 1 variabel antara yaitu tingkat penerapan BIM sedangkan 3 variabel terikat dalam penelitian ini adalah kinerja biaya, kinerja mutu dan kinerja waktu.
Berikut data rekapitulasi atau skor yang didapat atas tanggapan responden terhadap masing-masing butir pernyataan untuk keenam variabel penelitian yang diperoleh dengan perhitungan interval sebagai berikut :
Skor maksimum = 5
Skor minimum = 1
Range (jarak)� = 5-1 = 4
Banyaknya kategori = 5
Interval setiap kategori adalah :
�Jadi, untuk setiap kategori dapat dilihat pada tabel 1 berikut:
No |
Kategori |
Skor |
1 |
Sangat Baik / Sangat
Tinggi |
> 4,2 � 5,0 |
2 |
Baik / Tinggi |
> 3,4 � 4,2 |
3 |
Cukup Baik / Cukup Rendah |
> 2,6 � 3,4 |
4 |
Tidak Baik / Rendah |
> 1,8 � 2,6 |
5 |
Sangat Tidak Baik / Sangat Rendah |
> 1,0 � 1,8 |
Berdasarkan uji validitas yang dilakukan penentuan rtabel dengan maka instrumen mengacu pada tabel nilai-nilai Rho dengan ketentuan df = n � 2 pada signifikansi 5%. Uji coba instrumen dilakukan terhadap 35 sampel sehingga df = 35 � 2 = 33, sehingga diperoleh rtabel = 0,344. Dan setelah dilakukan uji validitas instrument hasilnya menyatakan semua data valid dengan nilai rhitung > rtabel dan nilai signifikansi < 0,05.
Pengujian reliabilitas pada penelitian ini dilakukan menggunakan SPSS yang mana dalam SPSS untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistik Cronbach Alpha (a). Jadi, sebuah konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha > 0,60 (Ghozali, 2007 : 42) dan dihasilkan sepuluh variabel memiliki nilai Cronbach Alpha> 0,60, sehingga dapat disimpulkan bahwa sepuluh variabel tersebut adalah reliable. Dengan demikian jawaban-jawaban responden dari variabel tersebut reliabel, sehingga kuesioner tersebut dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya.
Adapun hasil uji normalitas pada penelitian ini ada 4 (empat) model. Normalitas Data model 1 � Model 4. Dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Hasil uji normalitas dengan Kolmogorov Smirnov model I ini menunjukkan bahwa variabel dalam penelitian ini, memiliki nilai probabilitas signifikansi (Asymp. Sig. (2-tailed)) adalah 0,200 > 0,05. Artinya bahwa variabel yang digunakan dalam penelitian ini memiliki data yang berdistribusi normal.
2. Hasil uji normalitas dengan Kolmogorov Smirnov model II ini menunjukkan bahwa variabel dalam penelitian ini, memiliki nilai probabilitas signifikansi (Asymp. Sig. (2-tailed)) adalah 0,07 > 0,05. Artinya bahwa variabel yang digunakan dalam penelitian ini memiliki data yang berdistribusi normal.
3. Hasil uji normalitas dengan Kolmogorov Smirnov model III ini menunjukkan bahwa variabel dalam penelitian ini, memiliki nilai probabilitas signifikansi (Asymp. Sig. (2-tailed)) adalah 0,200 > 0,05. Artinya bahwa variabel yang digunakan dalam penelitian ini memiliki data yang berdistribusi normal.
4. Hasil uji normalitas dengan Kolmogorov Smirnov model IV ini menunjukkan bahwa variabel dalam penelitian ini, memiliki nilai probabilitas signifikansi (Asymp. Sig. (2-tailed)) adalah 0,200 > 0,05. Artinya bahwa variabel yang digunakan dalam penelitian ini memiliki data yang berdistribusi normal.
Selain Uji normalitas, dilakukan juga Uji Multikolinearitas yang terdiri dari 4 Model dengan hasil dimana semua variabel independen memiliki nilai Tolerance� lebih besar dari� 0,1 dan Variance Inflation Faktor (VIF) lebih kecil dari 10. Hal ini dapat diartikan bahwa persamaan model regresi tidak memiliki masalah multikolinieritas yang artinya tidak ada korelasi yang signifikan antara variabel-variabel bebas sehingga layak digunakan untuk analisis lebih lanjut. Begitu juga dengan Uji Heteroskedastisitas yang dilakukan dimana dari ke 4 model diketahui bahwa tidak adanya heteroskedastisitas karena nilai signifikan > 0,05.
Langkah selanjutnya pengujian hipotesis analisis regresi berganda. Hasil pengujian hipotesis analisis berganda meliputi pengaruh signifikansi dari variabel independen terhadap variabel dependen Kinerja Biaya (Y1), Model Kinerja Mutu (Y2), Model Kinerja Waktu (Y3), dan Model Tingkat Penerapan BIM (Y). Diketahui variabel independen yang dianalisis dalam penelitian ini adalah Pengguna BIM (X1), Komunikasi dan Koordinasi Antar Stakeholder (X2), Pembuatan Model 3D (X3), Pembuatan Schedule Lapangan 4D (X4), Perhitungan Volume 5D (X5), dan Nilai Proyek yang dikerjakan (X6).
1. Pengaruh pengguna BIM (X1) terhadap
Tingkat Penerapan BIM (Y)
Berdasarkan pembahasan pada hasil analisis regresi berganda pada subbab sebelumnya diperoleh bahwa koefisien regresi dari pengaruh penggunaan
BIM (X1) terhadap Tingkat Penerapan
BIM (Y) adalah -0.021 dengan
nilai P-Value = 0.773 > 0.05. Hasil ini menunjukkan bahwa penggunaan BIM (X1) memiliki pengaruh yang negatif yang tidak signifikan terhadap tingkat penerapan BIM (Y).
2. Pengaruh Komunikasi dan Koordinasi Antar Stakeholder (X2) terhadap
Tingkat Penerapan BIM (Y)
Berdasarkan pembahasan pada hasil analisis regresi berganda pada subbab sebelumnya diperoleh bahwa koefisien regresi dari pengaruh
komunikasi dan koordinasi antar stakeholder (X2) terhadap
Tingkat Penerapan BIM (Y) adalah
0.125 dengan nilai P-Value
= 0.187 > 0.05. Hasil ini menunjukkan
bahwa komunikasi dan koordinasi antar stakeholder (X2)
memiliki pengaruh yang positif yang tidak signifikan terhadap tingkat penerapan BIM (Y).
3. Pengaruh Pembuatan Model
3D (X3) terhadap Tingkat Penerapan
BIM (Y)
Berdasarkan pembahasan
pada hasil analisis regresi berganda pada subbab sebelumnya diperoleh bahwa koefisien regresi dari pengaruh pembuatan
model 3D (X3) terhadap Tingkat Penerapan
BIM (Y) adalah 0.062 dengan
nilai P-Value = 0.682 > 0.05. Hasil ini menunjukkan bahwa pembuatan model 3D (X3) memiliki pengaruh yang positif yang tidak signifikan terhadap tingkat penerapan BIM (Y).
4. Pengaruh Pembuatan Schedule 4D (X4) terhadap
Tingkat Penerapan BIM (Y)
Berdasarkan
pembahasan pada hasil analisis regresi berganda pada subbab sebelumnya diperoleh bahwa koefisien regresi dari pengaruh
pembuatan schedule lapangan
(X4) terhadap Tingkat Penerapan
BIM (Y) adalah 0.009 dengan
nilai P-Value = 0.931 > 0.05. Hasil ini menunjukkan bahwa pembuatan schedule lapangan (X4) memiliki pengaruh yang positif yang tidak signifikan terhadap Tingkat Penerapan BIM
(Y).
5. Pengaruh Perhitungan Volume 5D (X5) terhadap
Tingkat
Penerapan BIM (Y)
Berdasarkan pembahasan pada hasil analisis regresi berganda pada subbab sebelumnya diperoleh bahwa koefisien regresi dari pengaruh perhitungan
volume 5D (X5) terhadap Tingkat Penerapan
BIM (Y) adalah 0.240 dengan
nilai P-Value = 0.001 < 0.05. Hasil ini menunjukkan bahwa perhitungan volume 5D (X5) memiliki pengaruh yang positif yang signifikan terhadap Tingkat Penerapan BIM
(Y).
6.
Pengaruh Nilai Proyek
Yang Dikerjakan (X6) terhadap
Tingkat Penerapan
BIM (Y)
Berdasarkan pembahasan
pada hasil analisis regresi berganda pada subbab sebelumnya diperoleh bahwa koefisien regresi dari pengaruh nilai
proyek yang dikerjakan (X6)
terhadap Tingkat Penerapan
BIM (Y) adalah 0.224 dengan
nilai P-Value = 0.054 > 0.05. Hasil ini menunjukkan bahwa nilai proyek
yang dikerjakan (X6) memiliki
pengaruh yang positif yang tidak signifikan terhadap tingkat penerapan BIM (Y).
7.
Pengaruh Tingkat Penerapan
BIM (Y) terhadap Kinerja Biaya
(Y1)
Berdasarkan pembahasan pada hasil analisis regresi berganda pada subbab sebelumnya diperoleh bahwa koefisien regresi dari pengaruh tingkat
penerapan BIM (Y) terhadap Kinerja
Biaya (Y1) adalah 0.061 dengan nilai P-Value = 0.802 >
0.05. Hasil ini menunjukkan
bahwa tingkat penerapan BIM (Y) memiliki pengaruh yang positif yang tidak signifikan terhadap kinerja biaya (Y1).
8. Pengaruh
Tingkat penerapan BIM (Y) terhadap
Kinerja Mutu (Y2)
Berdasarkan
pembahasan pada hasil analisis regresi berganda pada subbab sebelumnya diperoleh bahwa koefisien regresi dari pengaruh
tingkat penerapan BIM (Y) terhadap Kinerja Mutu (Y2) adalah 0,516 dengan nilai P-Value = 0.004 < 0.05. Hasil ini
menunjukkan bahwa tingkat penerapan BIM (Y) memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja mutu (Y2).
9. Pengaruh Tingkat Penerapan BIM (Y) terhadap
Kinerja Waktu (Y3)
Berdasarkan pembahasan
pada hasil analisis regresi berganda pada subbab sebelumnya diperoleh bahwa koefisien regresi dari pengaruh tingkat
penerapan BIM (Y) terhadap
Kinerja Waktu (Y3) adalah 0,626 dengan
nilai P-Value = 0.001 < 0.05. Hasil ini menunjukkan bahwa tingkat penerapan
BIM (Y) memiliki pengaruh
yang positif dan signifikan
terhadap kinerja waktu (Y3).
Kesimpulan
Komunikasi dan koordinasi sangat penting dalam keberlangsungan
penerapan BIM, nilai proyek juga mempengaruhi tingkat penerapan BIM dikarenakan investasi software
dan biaya pelatihan terkait BIM yang cukup mahal. Perhitungan volume menggunakan
software BIM juga bisa membantu
dalam pelaksanaan BIM dikarenakan perhitungan volume menghasilkan volume yang cukup akurat sehingga biaya operasional lapangan bisa lebih
tepat biaya pengguna BIM menunjukkan bahwa lebih banyak
personil yang terlibat dalam penggunaan BIM maka penerapan BIM menjadi kurang efisien. Untuk faktor pembuatan model 3D merupakan hal dasar
dalam penerapan BIM dikarenakan pembuatan model 3D ini bisa memvisualisasikan
kondisi proyek dalam bentuk 3 dimensi,sehingga setiap stakeholder bisa lebih cepat dalam
memberikan. Untuk faktor pembuatan schedule lapangan 4D menggunakan software
BIM juga dapat memvisualisasikan
tahapan pekerjaan proyek dalam bentuk
3D dan juga dari tahapan tersebut tim lapangan
bisa merencanakan tahapan pekerjaan yang akan dituangkan dilapangan sehingga pelaksanaan BIM bisa terlaksana.
Tingkat penerapan
BIM bisa mempengaruhi kinerja biaya lebih
mendekati akurat dan efisien dikarenakan penerapan BIM yang menggunakan
volume 5D melalui software BIM dapat
menghasilkan perhitungan
volume yang mendekati akurat
sesuai lapangan sehingga kinerja biaya operasional lapangan lebih bisa akurat. Tingkat penerapan BIM bisa
mempengaruhi kinerja mutu dikarenakan dalam pembuatan model 3D bisa memvisualisasikan proyek yang dikerjakan sehingga bisa menjadi
bahan koordinasi dan komunikasi antar stakeholder untuk menentukan material apa yang akan digunakan
sesuai mutu yang ada di kontrak dan juga membahas terkait deteksi bentrokan. Tingkat penerapan BIM bisa mempengaruhi kinerja waktu dikarenakan dalam pembuatan schedule lapangan 4D bisa memvisualisasikan tahapan proyek yang dikerjakan sehingga bisa menjadi
bahan koordinasi dan komunikasi antar stakeholder untuk menentukan tahapan-tahapan pekerjaan dari awal sampai
akhir
Hasil analisis deskriptif pada nilai mean
dan standard deviasi menunjukkan bahwa dimensi BIM yang sering digunakan pada
kinerja proyek merupakan dimensi pembuatan model 3D dengan nilai mean dan
standard deviasi sebesar 4.47 � 0.46 dengan kategori sangat tinggi.
BIBLIOGRAFI
Apriani, A., Uda, S., & ... (2022). Penilaian
Kontraktor di Palangka
Raya Tentang Penerapan
Building Information Modelling pada Proyek Konstruksi. Jurnal Serambi �, VII(3),
3262�3270.
Atmaja, J., Suardi, E., Natalia, M., Mirani, Z., & Alpina, M. P. (2018). Penerapan sistem pengendalian keselamatan dan kesehatan kerja pada pelaksanaan proyek konstruksi di Kota Padang. Jurnal Ilmiah Rekayasa Sipil, 15(2), 64�76.
Ganta, H. S. F. D. M., & Anjani, R. F. (2017). Pengaruh Hukum dan Politik terhadap Perkembangan Investasi Asing di Indonesia. Serambi Hukum, 10(02), 69�90.
Johartiming, E. F., Winarto, J. S., & Chandra, H. P. (2014). INVESTIGASI Implementasi Building Information Modelling Pada Sektor Konstruksi Di Surabaya. 60�67.
Lu, W., Xu, J., & S�derlund, J. (2020). Exploring the Effects of Building Information Modeling on Projects: Longitudinal Social Network Analysis. Journal of Construction Engineering and Management, 146(5), 04020037. https://doi.org/10.1061/(asce)co.1943-7862.0001823
Nelson, N., & Tamtana, J. S. (2019). Faktor Yang Memengaruhi Penerapan Building Information Modeling (Bim) Dalam Tahapan Pra Konstruksi Gedung Bertingkat. JMTS: Jurnal Mitra Teknik Sipil, 2(4), 241. https://doi.org/10.24912/jmts.v2i4.6305
Noviani, S. A., Amin, M., & Hardjomuljadi, S. (2021). Metode Building Information Modeling 5D Untuk Meminimalkan Klaim Konstruksi Yang Ditimbulkan Oleh Penyedia Jasa. Jurnal Konstruksia |, 13, 29�42.
Nugrahini, F. C., & Permana, T. A. (2020). Building Information Modelling (BIM) dalam Tahapan Desain dan Konstruksi di Indonesia, Peluang Dan Tantangan : Studi Kasus Perluasan T1 Bandara Juanda Surabaya. Agregat, 5(2), 459�467.
P, A. B., Adhi, R. P., Hidayat, A., & Nugroho, H. (2016). Perbandingan Efisiensi Waktu, Biaya, dan Sumber Daya Manusia Antara Metode Building Information Modeling (BIM) dan Konvensional (Studi Kasus:Perencanaan Gedung 20 Lantai). Jurnal Karya Teknik Sipil, 5(2), 220�229.
Pantiga, J., & Soekiman, A. (2021). Kajian Implementasi Building Information Modeling (BIM) Di Dunia Konstruksi Indonesia. Jurnal Rekayasa Sipil, 15(2), 104�110.
Raflis, R., Yuwono, B. E., & Rayshanda, R. (2019). Manfaat Penggunaan Building Information Modelling (Bim) Pada Proyek Konstruksi Sebagai Media Komunikasi Stakeholders. Indonesian Journal of Construction Engineering and Sustainable Development (Cesd), 1(2), 62. https://doi.org/10.25105/cesd.v1i2.4197
Rizky Hutama, H., & Sekarsari, J.
(2019). Analisa Faktor Penghambat
Penerapan Building Information Modeling Dalam Proyek Konstruksi.
Jurnal Infrastruktur,
4(1), 25�31. https://doi.org/10.35814/infrastruktur.v4i1.716
Wibowo, P. D., & Amran, M. A. (2019). Faktor-Faktor Berpengaruh dalam Penerapan Critical Chain Project Management dan Building Information Modeling ( BIM ) 4D pada Pekerjaan Struktur Gedung Hunian Bertingkat Tinggi. 8(1), 18�25.
Wu, Y., & Xu, N. (2014). BIM Information Collaborative Framework Based on Supply Chain Management. ICCREM 2014: Smart Construction and Management in the Context of New Technology - Proceedings of the 2014 International Conference on Construction and Real Estate Management, 199�207. https://doi.org/10.1061/9780784413777.024
Copyright holder: Yanuar Kurniawan,
Agus Suroso (2023) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |