Syntax
Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 8, No.
8, Agustus 2023
RANCANG BANGUN ALAT PENGAMATAN GAS RADON
MENGGUNAKAN RN53 STK�
Adji Satrio1, Hariyanto2, Agustya Adi Martha3, Wandes Gumamven4
1Stasiun Geofisika Klas III Kepahiang Bengkulu, Indonesia, Sekolah Tinggi Meteorologi 2Klimatologi dan Geofisika, Tangerang Selatan, Indonesia, Badan Meteorologi 3,4Klimatologi dan Geofisika, jakarta Pusat, Indonesia
Email: [email protected]
Abstrak
Radon (Rn222) merupakan unsur radioaktif yang berasal dari indukan Uranium (U238) yang memancarkan partikel alfa pada proses peluruhannya. Pendeteksian gas radon penting dilakukan karena unsur ini berbahaya bagi kesehatan. Selain berbahaya bagi kesehatan, pendeteksian radon juga dilakukan untuk mengetahui perubahan gas radon terkait dengan aktivitas seismik. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyelenggarakan kegiatan pengamatan konsentrasi gas radon untuk mengetahui perubahan terhadap aktivitas seismik. Perancangan alat pengamatan gas radon menggunakan sensor RN53 ini untuk mempermudah pengamatan konsentrasi gas radon pada suatu lokasi dan dapat dikirimkan melalui jaringan GSM ke platform Thinspeak.� Perancangan alat ini menggunakan sensor RN53 memiliki koreksi sebesar -92,90 Bq/m3, sehingga perlu dilakukan penyesuaian serta kalibrasi dan komparasi kembali. Hasil pengamatan dari sistem tersebut ditampilkan pada LCD, disimpan pada microSD dan dikirim ke Thingspeak.
Kata kunci: Radon; RN53; Arduino UNO; IoT; Partikel Alfa; Thingspeak.
Abstract
Radon
(Rn222) is a radioactive element derived from Uranium (U238) which emits alpha
particles in its decay process. Detection of radon gas is important because it
is not harmful to health. Besides being harmful to health, radon detection is
also carried out to determine changes in radon gas related to seismic activity.
The Meteorology, Climatology, and Geophysics Agency (BMKG) conducts
observations of radon gas concentrations to determine changes in seismic
activity. The design of the radon gas measurement instrument using the RN53
sensor is to monitor radon gas concentrations at the location and can be sent
via the GSM network to the Thingspeak platform. The
design of this instrument using the RN53 sensor has a correction of -92.90 Bq/m3, so it is necessary to make adjustments as well as
calibration and comparisons again. The observations from the system are
displayed on the LCD, stored on the microSD, and sent to Thingspeak.
Keywords: Radon; RN53; Arduino UNO; IoT; Alpha Particle;
Thingspeak.
Pendahuluan
Radon
merupakan suatu unsur kimia yang termasuk kedalam kelompok gas mulia memiliki karakteristik berbentuk gas yang tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa,
memiliki waktu paruh selama 3.82 hari, dan memancarkan partikel alfa dalam proses peluruhannya (Syakila, 2019). Gas radon di alam merupakan hasil anak luruh dari
Radium dari deret Uranium
yang terdapat di kerak bumi (Sutarman & Wahyudi,
2003). Radon juga merupakan unsur
yang berbahaya apabila terlalu sering terhirup bagi manusia
(Buana & Harahap, 2022).
World
Health Organization (WHO) menyampaikan bahwa radon merupakan penyebab terbesar kanker paru-paru untuk bukan perokok
(Organization, 2009). Radon juga dapat digunakan sebagai prekursor gempa bumi. Beberapa peneliti telah melakukan penelitian untuk mempelajari anomali gas radon berkaitan dengan aktivitas seismik (Sunardi, 2018). Penelitian gas radon sebagai prekursor gempa bumi yang dilakukan oleh Tim dari Puslitbang BMKG mendapatkan hasil tampak adanya
pola kenaikan pada emanasi gas radon, suhu tanah dan kelembaban tanah berkaitan dengan terjadinya gempa bumi (Pakpahan, Nurdiyanto, &
Ngadmanto, 2014). Pengamatan gas radon dapat
dilakukan dengan mendeteksi partikel alfa hasil dari peluruhan
gas radon tersebut (Sitorus, Sembiring, &
Pudjadi, 2016).
Penelitian ini bermaksud merancang
alat untuk melakukan pengamatan konsentrasi gas radon dari tanah secara otomatis
dan dapat dilakukan
monitoring secara realtime
pada platform thingspeak. Penggunaan
mikrokontroler Arduino UNO dan teknologi
IoT dapat mempermudah dalam pengolahan data dari sensor RN53 serta pengiriman menggunakan SIM900A ke platform Thingspeak via jaringan GSM guna kepentingan kesehatan ataupun penelitian yang berkaita dengan aktivitas seismik.
Metode Penelitian
Metodologi Penelitian ini menggunakan 3 tahapan
pelaksanaan yaitu: Perancangan sistem, Implementasi sistem, dan Pengujian
Sistem. Pengujian sistem dilakukan dengan membandingkan hasil pengukuran sistem
dengan alat Rad7 Durridge. Tahapan ini merupakan tahapan perancangan sistem
terdiri dari dua bagian yakni: perancangan perangkat keras dan komunikasi
sistem; perancangan perangkat lunak.
a.
Perancangan
perangkat keras dan komunikasi sistem
Perancangan perangkat
keras dilakukan dengan merancang alat pengamatan gas radon terdiri dari
beberapa bagian yakni RN53 detector KIT,
filter drierite, mikrokontroler
Arduino UNO, Catu daya, dan komponen-komponen pendukung lainnya. Sedangkan
komunikasi sistem menggunakan modul SIM900A yang dapat mengirimkan data melalui
jaringan GSM ke platform Thingspeak. Diagram blok sistem ini terdiri dari tiga
bagian utama yaitu : input, proses, dan
output yang dapat dilihat pada Gambar
1.
Gambar 1 Diagram blok perancangan
perangkat keras dan komunikasi sistem
Penjelasan
dari diagram blok pada Gambar 1 adalah sebagai berikut: (a) Input dari sistem terdiri dari: Detektor
radon RN53 sensor mendeteksi gas radon dari yang dihisap oleh pompa udara
melalui selang dan dikeringkan oleh filter drierite. Keluaran RN53 Starter KIT
berupa pulsa-pulsa tegangan. Keluaran dari sensor selanjutnya akan diolah pada
Arduino UNO. (b) Proses
dilakukan pada mikrokontroller dengan menggunakan Arduino UNO setelah
mendapatkan masukan dari RN53 yang akan menghasilkan data berupa pulsa, selanjutnya
akan dikonversi menjadi satuan Bq/m3. (c) Output dari sistem ini berupa tampilan nilai
jumlah dari konsentrasi radon dalam satuan CPH (count per hour) yang
ditampilkan pada LCD dan dalam satuan Bq/m3 pada MicroSD dan dikirimkan ke
Thingspeak.
b.
Perancangan
perangkat lunak
Perancangan perangkat lunak dilakukan dengan melakukan
pemrograman pada mikrokontroler Arduino UNO menggunakan software Arduino IDE
dan platform Thingspeak untuk pembacaan dan tampilan (Ekayana, 2019). Arduino IDE (Integrated Development Environment)
merupakan software yang digunakan
untuk menuliskan perintah dan program yang akan dimasukkan ke dalam
mikrokontroller menggunakan bahasa pemrograman bahasa C dan bersifat open
source (Arifin, Zulita,
& Hermawansyah, 2016).
Software ini memudahkan dalam menuliskan source code,
proses compile dan upload program ke board arduino. Program yang akan dilakukan
Arduino UNO yakni melakukan pengukuran gas radon dari sensor RN53 yang dihisap
oleh pompa udara, penyimpanan data pada MicroSD, tampilan LCD, dan pengiriman
data melalui jaringan GSM oleh SIM900A ke platform Thingspeak dengan memprogram
kode API thingspeak ke dalam sistem. Tampilan awal dari arduino IDE dapat
dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2 Tampilan awal Arduino IDE
Thingspeak merupakan salah
satu platform Internet of Things (IoT) yang dapat menampilkan data dalam bentuk
grafik (Hutabarat,
Peslinof, Afrianto, & Fendriani, 2023). Thingspeak bersifat open source IoT dan API untuk
menyimpan dan menerima data dari sumber menggunakan portokol HTTP melalui
internet (Afandi, 2018). Dalam penelitian
ini Thingspeak digunakan untuk melakukan visualisasi secara praktis dari data
yang diambil oleh perangkat/sensor yang terhubung ke Thingspeak. Tampilan awal platform thingspeak dapat dilihat
pada Gambar 3.
Gambar 3 Tampilan awal website Thingspeak
Secara umum, komponen yang digunakan beserta fungsinya
dapat dilihat pada Tabel 1 berikut.
Tabel 1. Komponen yang
digunakan pada sistem
No. |
Komponen |
Fungsi |
1 |
RN53 Sensor |
Mendeteksi gas radon,
posisi sensor berada dalam chamber yang
diberi tegangan 400V dari HV generator |
2 |
Filter Drierite |
Mengeringkan udara yang
akan masuk ke dalam chamber. |
3 |
Arduino UNO |
Unit pemroses data. |
4 |
SIM900A |
Unit pengiriman data
melalui sinyal GSM. |
5 |
LCD 20x4 |
Tampilan data
pengukuran. |
6 |
MicroSD |
Penyimpanan data
pengukuran |
7 |
Module step-down 5V |
Menurunkan tegangan
dari 12V ke 5V agar sesuai dengan spesifikasi Arduino UNO dan RN53 sensor. |
8 |
Solar Panel |
Mengubah energi
matahari menjadi energi listrik untuk mengisi aki 12V |
9 |
Aki 12V |
Sebagai sumber energi
listrik pada sistem |
10 |
Solar Charge Controller |
Mengatur arus listrik
dari panel surya ke baterai saat pengisian, mengatur arus listrik dari
baterai ke sistem (beban), menghindari overcharging
dan overvoltage. |
11 |
Komponen pendukung lain |
Komponen pelengkap |
|
|
|
Hasil dan Pembahasan
Hasil
dari perancangan perangkat keras yang digunakan pada sistem serta
implementasinya dapat dilihat pada Gambar 7. Hasil dari implementasi perangkat
keras ini berupa RN53 Starter KIT, Arduino UNO, Arduino datalogger shield, LCD,
Modul GSM SIM900A, pompa udara dan filter drierite yang saling terhubung dalam
box agar terhindar paparan kondisi cuaca panas atau hujan secara langsung.
b) a)
�
Gambar 4 Hasil perancangan perangkat
keras a) Rancangan desain perangkat keras, b)Hasil penerapan rancangan
perangkat keras
Gambar
7 a) merupakan rancangan desain perangkat keras yang terdiri dari : (1)antena
GSM; (2)selang; (3)Box panel; (4)Panel surya. Gambar 7 b) merupakan
implementasi dari rancangan perangkat keras sesuai dengan rancangan desain.
Arduino
UNO diberikan program melalui Arduino IDE untuk memberikan perintah untuk
mengaktifkan pompa udara, mengolah data inputan dari sensor berupa pulsa
tegangan, memberikan perintah untuk menampilkan data pada LCD, menyimpan data
pada microSD, dan mengirimkan data pengukuran ke Thingspeak melalui jaringan
GSM dari modul SIM900A dengan interval waktu 1jam atau 3600s (Akbar, 2017). Diagram alir rancangan perangkat lunak
terlihat pada Gambar 8.
Gambar 5 Rancangan perangkat lunak sistem
Nilai
hasil pengukuran gas radon ini disimpan terlebih dahulu pada microSD, kemudian
ditampilkan pada LCD, lalu dikirimkan oleh SIM900A sehingga meminimalisir data
hilang akibat signal loss. Hasil dari
pengukuran konsentrasi gas radon yang akan ditampilkan pada platform Thingspeak
dalam bentuk grafik dapat diakses dengan memasukkan Channel ID pengguna Thingspeak. Rancangan tampilan hasil pengukuran
pada platform Thingspeak ditampilkan
pada Gambar 9.
Gambar 6 Rancangan tampilan pada
Thingspeak
Pada
Gambar 9 dapat dilihat bahwa data dapat divisualisai dalam bentuk grafik dan
terdapat keterangan waktu serta tingginya gas radon dalam satuan CPH.
Penelitian
ini menggunakan metoda pengujian komparasi untuk mendapat perbandingan nilai
pengukuran gas radon dari alat uji satuan CPH dengan alat durridge Rad7 dengan
satuan Bq/m3. Pengukuran gas radon dilakukan menggunakan tanah
mamuju yang memiliki kandungan gas radon yang cukup banyak
(Darmawan, 2012). Nilai
perbandingan selanjutnya dijadikan sebagai faktor konversi untuk merubah satuan
alat uji dari CPH menjadi Bq/m3. Data hasil pengujian sensor
ditampilkan pada Tabel 4 meliputi konsentrasi gas radon dari Rad7, pulsa
keluaran alat uji dan faktor konversi.
Tabel 2 Nilai hasil pengukuran alat uji dan Rad7
Jam (WIB) |
Alat Uji (Pulsa) |
Rad7 (Bq/m3) |
08.00 |
6 |
138 |
09.00 |
7 |
193 |
10.00 |
11 |
330 |
11.00 |
12 |
360 |
12.00 |
10 |
304 |
13.00 |
10 |
304 |
14.00 |
15 |
553 |
15.00 |
8 |
276 |
16.00 |
13 |
415 |
17.00 |
12 |
315 |
18.00 |
11 |
214 |
19.00 |
11 |
215 |
20.00 |
9 |
166 |
21.00 |
10 |
249 |
22.00 |
21 |
913 |
Rata-rata |
11,07 |
329,67 |
Faktor konversi� = 29,79 Bq/m3/CPH |
Pada
Tabel 2 didapatkan faktor
konversi sebesar 29,79 Bq/m3/CPH. Faktor konversi selanjutnya digunakan dalam
perhitungan untuk mengkonversikan nilai keluaran dari alat uji berupa pulsa
menjadi satuan Bq/m3 dengan persamaan (1) pada saat dilakukan uji lapangan.
Pengujian
dilakukan di taman alat Pos Observatorium Geofisika Sukabumi seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 10.
Gambar 7 Pengujian lapangan (a) Alat yang
dibuat; (b) Rad7 BMKG
Hasil
dari pengujian lapangan dapat dilihat pada Tabel 5 meliputi nilai hasil
pengukuran dari alat yang dibuat, Rad7, dan koreksi.
Tabel 5
Jam (WIB) |
Rad7 |
Alat Uji |
Koreksi |
08.00 |
131 |
209,79 |
-77,53 |
09.00 |
199 |
268,11 |
-69,11 |
10.00 |
581 |
685,17 |
-104,17 |
11.00 |
107 |
119,16 |
-12,16 |
12.00 |
455 |
685,17 |
-230,17 |
13.00 |
252 |
327,69 |
-75,69 |
14.00 |
250 |
297,9 |
-47,90 |
15.00 |
107 |
148,95 |
-41,95 |
16.00 |
256 |
327,69 |
-71,69 |
17.00 |
427 |
625,59 |
-198,59 |
Rata-rata koreksi |
-92,90 |
Pengujian
lapangan menunjukkan nilai rata-rata koreksi yang cukup besar yakni -92,90 Bq/m3.
Pada
Gambar 10 dapat dilihat bahwa data dapat tersimpan dalam microSD dengan format
nama file DATALOG.txt dan ditampilkan pada LCD dengan baik.
a) b)
Gambar 8 Hasil uji rancangan perangkat
lunak a) uji penyimpanan pada microSD; b) tampilan pada LCD
Data hasil pengukuran juga dikirimkan ke platform Thingspeak dengan mengirimkan perintah dari Arduino UNO ke SIM900 dengan perintah :
�GET https://api.thingspeak.com/update?api_key=DZIVOKN2F55PIQWT&field1=�
Gambar 9 Hasil penerapan perancangan
perangkat lunak pada platform Thingspeak
Pada
Gambar 12 dapat dilihat bahwa data berhasil dilakukan visualisasi dalam bentuk grafik
sehingga mempemudah user dalam
melakukan monitoring gas radon. Namun, terdapat delay antara pengiriman dan penerimaan data dikarenakan kecepatan
koneksi internet yang kurang stabil di lokasi.
Kesimpulan
Kesimpulan
yang dapat diperoleh dari penelitian Perancangan Alat Pengamatan Gas Radon
Menggunakan RN53 STK adalah sebagai berikut :
Alat pengamatan gas radon dapat dibuat
menggunakan sensor RN53 STK dan Arduino UNO sebagai pengolah data.
Sistem memiliki faktor konversi sebesar
29,79 Bq/m3/CPH yang didapatkan dari pengujian komparasi. Faktor
konversi bernilai besar menghasilkan koreksi yang besar pada saat uji lapang
yakni -92,90 Bq/m3 disebabkan oleh faktor konversi yang besar dan
perbedaan emanasi gas radon saat diukur oleh Rad7 dan sistem yang dibuat.
Faktor konversi bernilai besar karena adanya perbedaan daya hisap pompa udara
yang digunakan, volume chamber dan ukuran sensor yang lebih kecil sehingga gas
radon yang terukur pada sistem lebih sedikit.
Perbedaan emanasi gas radon yang terukur
saat pengujian lapangan dikarenakan kendala filter yang digunakan hanya satu
sehingga pengukuran dilakukan secara bergantian. Pengukuran yang dilakukan
secara bergantian menyebabkan emanasi gas radon dalam tanah saat dilakukan
pengukuran berubah-ubah. Pengamatan yang dilakukan tanpa menggunakan soil gas probe juga menyebabkan
pengukuran menjadi kurang maksimal.Data hasil pengamatan gas radon berhasil
ditampilkan pada LCD dan disimpan di MicroSD. Data hasil
pengamatan gas radon berhasil ditampilkan pada Thingspeak yang dikirim melalui
jaringan GSM.
BIBLIOGRAFI
Afandi,
Mochamad Nur. (2018). LKP: Monitoring Suhu Dan Kelembaban Ruang Server PT.
Sier Surabaya Menggunakan Arduino Dengan Database Thingspeak. Institut
Bisnis dan Informatika Stikom Surabaya.
Akbar, Taufiq Alfarisi. (2017). Prototipe Meteran
Air Digital Prabayar Berbasis Arduino Uno R3. UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA.
Arifin, Jauhari, Zulita, Leni Natalia, &
Hermawansyah, Hermawansyah. (2016). Perancangan murottal otomatis menggunakan
mikrokontroller arduino mega 2560. Jurnal Media Infotama, 12(1).
Buana, Indra, & Harahap, Dwi Agustian. (2022).
Asbestos, Radon Dan Polusi Udara Sebagai Faktor Resiko Kanker Paru Pada
Perempuan Bukan Perokok. AVERROUS: Jurnal Kedokteran Dan Kesehatan
Malikussaleh, 8(1), 1�16.
Darmawan, Darmawan. (2012). Hubungan Antara Dosis
Radiasi Gamma (Γ) Dengan Konsentrasi Gas Radon (222rn) Di Daerah Mamuju,
Sulawesi Barat. Universitas Hasanuddin.
Ekayana, Anak Agung Gde. (2019). Implementasi SIPRATU
menggunakan platform Thingspeak berbasis Internet of Things. Jurnal Nasional
Pendidikan Teknik Informatika: JANAPATI, 8(3), 237�248.
Hutabarat, Benedika Ferdian, Peslinof, Mardian,
Afrianto, M. Ficky, & Fendriani, Yoza. (2023). Sistem Basis Data Pemantauan
Parameter Air Berbasis Internet Of Things (Iot) Dengan Platform Thingspeak. JOURNAL
ONLINE OF PHYSICS, 8(2), 42�50.
Organization, World Health. (2009). WHO handbook on
indoor radon: a public health perspective. World Health Organization.
Pakpahan, Suliyanti, Nurdiyanto, Boko, &
Ngadmanto, Drajat. (2014). Analisis Parametergeo-Atmosferik dan Geokimia
Sebagai Prekursor Gempabumi di Pelabuhan Ratu, Sukabumi. Jurnal Meteorologi
Dan Geofisika, 15(2). https://doi.org/10.31172/jmg.v15i2.177
Sitorus, Meida, Sembiring, Timbangen, & Pudjadi,
Eko. (2016). Konsentrasi Radiasi Gas Radon�Thoron pada Erupsi Gunung Sinabung
dengan detector CR�39. Jurnal Ikatan Alumni Fisika Universitas Negeri Medan,
2(1), 55�61.
Sunardi, Bambang. (2018). Variasi Gas Radon dan
Aktivitas Kegempaan di Sekitar Patahan Opak. Jurnal Lingkungan Dan Bencana
Geologi, 9(1), 11�20. https://doi.org/10.34126/jlbg.v9i1.166.
Sutarman, Sutarman, & Wahyudi, Wahyudi. (2003).
Konsentrasi Gas Radon Di Udara Di Luar Dan Dalam Rumah Sekitar Nyala-Api
Kawasan Tambang Minyak. Prosiding Seminar Aspek Keselamatan Radiasi Dan
Lingkungan Pada Industr Non Nukliri, 75�87. PTKMR BATAN.
Syakila,
Asti. (2019). Pengembangan Buku Suplemen Kimia Berbasis Contextual Teaching
And Learning Pada Materi Kimia Unsur. Jakarta: FITK UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Copyright holder: Adji Satrio, Hariyanto,
Agustya Adi Martha, Wandes Gumamven
(2023) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |