Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN:
2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 8, No. 7, Juli 2023
RELEVANSI
PENDIDIKAN AKHLAK SAID NURSI DI SD MUHAMMADIYAH KREATIF KRAKSAAN
Firyal Rafidah Lesmana, Fathor
Rohim, Fahrudin Mukhlis
Universitas Muhammadiyah Malang
Email: [email protected],
[email protected], [email protected]
Abstrak
Penelitian ini menjelaskan relevansi Pendidikan akhlak Said Nursi di SD Muhammadiyah Kreatif
Kraksaan yang memiliki cara tersendiri dalam menanamkan pendidikan akhlak ke peserta didik
dengan melakukan pembiasaan baik, pendekatan personal, lingkungan sekolah dan pendekatan terhadap keluarga. Secara khusus, penelitian ini fokus terhadap pendidikan akhlak peserta didik, dengan memiliki tujuan untuk mengetahui
dalam mendidik generasi penerus bangsa, agar tercipta akhlak baik. Metode
analisis yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif. Dalam penelitian ini, data sekunder yang dilakukan melalui berbagai sumber. Hasil dikumpulkan melalui studi kasus
bersifat interpretatif untuk menggambarkan pendidikan dalam SD Muhammadiyah Kreatif Krakaan. Hasil pengkajian disusun secara sistematis. Pendidikan akhlak� menurut Said
Nursi ada tiga diantaranya penanaman nilai keindahan dan keagungan, pendidikan batin, dan memadukan nilai agama dan ilmu pengetahuan. Dengan begitu maka pendidikan
menjadi aspek yang menentukan bagi kemajuan peradaban manusia. Said Nursi dilahirkan
pada tahun 1293 Rumi, di desa
Nurs dan Said Nursi memiliki
kemampuan di bidang ilmu keagamaan juga ilmu non keagamaan itu. Nursi pun diberi julukan �Badi�uzzaman�
(keunggulan zaman). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa SD
Muhammadiyah Kreatif Kraksaan
memiliki relevansi dengan Said Nursi dalam membangun generasi muda yang berakhlak baik juga menggunakan konsep pendidikan akhlak Said Nursi serta menggunakan integrasi Pendidikan
agama dam Pendidikan umum (sains
modern).
Kata kunci: Pendidikan
Akhlak; Said Nursi; Konsep
Pendidikan Akhlak; Integrasi Ilmu
Agama dan Ilmu Umum; Kebangkitan Islam.
Abstract
This study explains the relevance of Said Nursi's moral
education at SD Muhammadiyah Kreatif Kraksaan which has its own way of instilling moral
education to students by doing good habituation, personal approach, school
environment and approach to family. In particular, this study focuses on the
moral education of students, with the aim of knowing in educating the next
generation of the nation, in order to create good morals. The analytical method
used in this study is a qualitative approach. In this study, secondary data
were conducted through various sources. The results collected through case
studies are interpretive to describe education in SD Muhammadiyah Kreatif Krakaan. The results of
the study are compiled systematically. According to Said Nursi, there are three
moral education, including the cultivation of the
value of beauty and majesty, inner education, and combining the values of
religion and science. That way, education becomes a decisive aspect for the
progress of human civilization. Said Nursi was born in 1293 Rumi, in the
village of Nurs and Said Nursi had the ability in the
field of religious science as well as non-religious science. Nursi was given
the nickname "Badi'uzzaman" (excellence of
the times). The results showed that SD Muhammadiyah Kreatif
Kraksaan has relevance to Said Nursi in building a
young generation with good morals also using the concept of Said Nursi's moral
education and using the integration of religious education and general
education (modern science).
Keywords:
Moral Education; Said Nursi; The concept of moral education; Integration of
Religious Science and General Knowledge; The rise of Islam.
Pendahuluan
Upaya awal untuk membangun
akhlak peserta didik yang dilakukan dalam sekolah dasar
dengan tujuan untuk membentuk akhlak karimah (Aeni,
2014). Dalam pembentukan
akhlak karimah peserta didik ketika
usia 10 tahun, ingatan mereka masih bersifat mekanis dalam kesadaran
agamanya, juga perlunya sosialisasi orang tua, guru dan lingkungan. Ketika menginjak usia 10 tahun keatas,
peserta didik dapat menerima nilai-nilai agama lebih tinggi dari nilai-nilai
pengetahuan dan nilai-nilai
keterampilan. Sekolah yang kurang menanamkan akhlak kepada peserta
didik, dapat memberikan dampak buruk (Fahmi & Susanto, 2018).�
Contoh yang sering terjadi,
memiliki sikap acuh tak acuh
terhadap guru saat belajar, berbicara kasar dengan teman,
banyak melakukan bullying
di sekolah dasar, juga sikap tidak jujur,
mencontek, mencari atau mempercayai bocoran kunci jawaban
ujian dalam ujian (Ramadhani et al., 2021). Pada Al-Quran As-Sunnah dan dalam
praktiknya dapat menyampaikan nilai-nilai
spiritual melalui akal dan akhlak sehingga diharapkan untuk mengubah masyarakat yang notabenenya adalah anak didik menjadi
berakhlak dalam kehidupan sehari-hari, baik di sekolah maupun di rumah (Setiawan, 2016).
Said Nursi mengajarkan
kepada murid-muridnya, pendidikan akhlak itu sikapnya mencerminkan
antara keindahan dan jiwa yang mulia begitu mereka tampak
bertingkah seperti anak-anak, itu bukanlah suatu bentuk kelemahan dan kerendahan hati mereka, tetapi justru karena kualitas
iman yang melingkupi jiwa mereka. Kadang-kadang
murid-muridnya terlihat begitu murah hati
sehingga bukan karena kerendahan hati, tetapi karena
kemuliaan yang mereka miliki, murni dengan
harapan akan persetujuan Ilahi (Arifin, 2016).�
Pembagian antara sains
modern yang anti Islam dan yang tidak anti Islam menjadi inti pemikiran Said Nursi
dalam menghubungkan Islam
dan sains. Konsep ketuhanan, di mata Said Nursi, tidak perlu diubah
ketika Islam mengambil alih sains, tetapi
sains memang harus disesuaikan dengan Islam (Maftukhin,
2017).
Permasalahan yang terjadi dalam
penelitian ini merupakan kualitas Pendidikan akhlak bangsa sebagai
persyaratan kepemimpinan
global di era kompetitif malah
tergerus. Dan mengapa memilih Said Nursi karena Said
Nursi peduli terhadap pendidikan, khususnya pendidikan agama Islam yang beretika
bagi generasi mendatang. Dan cita-cita Said
Nursi adalah melahirkan generasi muda yang mampu menafsirkan Alquran melalui pendekatan yang bermakna untuk menjawab tantangan peradaban dan menghadirkan wajah Islam sebagai rahmatan lil 'ālamῑn. Sistem pendidikan yang digagas oleh Said Nursi menitikberatkan
pada pembangunan iman yang kuat, yaitu iman
yang dilandasi oleh semangat
hidup visioner yang diwujudkan
dalam perilaku manusia.
Keimanan yang tinggi memerlukan
suatu proses perkembangan
yang dilandasi oleh kebesaran
sifat Allah SWT dan realitas
yang terkandung di alam semesta. Dalam gerakannya, Said Nursi menyatukan
akal dan hati nurani dalam proses menilai perilaku baik dan buruk serta akhlak yang tinggi.
Said Nursi menjelaskan
pentingnya agama tercermin dalam kesadaran sedangkan sains adalah realisasi akal (Ayathurrahman & Shodiq,
2023). SD Muhammadiyah Kreatif Kraksaan,
salah satu sekolah dasar yang berlandaskan kepada nilai-nilai Islam. Sehingga pendidikan akhlak merupakan kurikulum yang harus diterapkan disekolah tersebut. Pada penelitian ini dilakukan observasi
untuk mengamati kegiatan belajar mengajar peserta didik di kelas VI, kegiatan yang diamati oleh peneliti adalah tingkah laku peserta
didik pada waktu belajar, berdiskusi, mengerjakan tugas, respon peserta didik terhadap pembelajaran serta terhadap masyarakat sekolah. Observasi dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan lembar observasi dan hal-hal yang diamati oleh observer meliputi pertanyaan yang berkaitan dengan aktivitas Pendidikan akhlak di sekolah dan tetap diterapkan di rumah.
Tujuan penelitian ini
adalah agar menimalisir adanya kenakalan remaja yang terjadi. Dengan begitu dalam
penerapan Pendidikan akhlak
penelitian ini merelevansikan dengan tokoh islam said nursi, agar menciptakan generasi selanjutnya memiliki akhlak yang lebih baik lagi
yang ditanamkan sejak kecil juga membangkitkan Islam kembali. fokus utama dari penelitian
ini dalam rangka menjawab apakah betul telah
terjadi relevansi pendidikan akhlak terkait Said Nursi, dengan rumusan masalah pada penelitian tersebut bagaimana konsep pendidikan akhlak Said Nursi pada
SD Muhammadiyah.
Metode Penelitian
Dalam permasalahan di atas, metode pendekatan yang digunakan metode kualitatif. Rumusan masalah dijawab dengan menggunakan data sekunder. Dalam penelitian ini, data sekunder yang dilakukan melalui berbagai sumber seperti buku, jurnal dan internet yang membahas tentang pendidikan akhlak said nursi. Bahan penelitian
ini dikumpulkan melalui studi kasus
bersifat interpretatif untuk menggambarkan pendidikan dalam SD Muhammadiyah Kreatif Krakaan. Hasil pengkajian disusun secara sistematis.
Hasil
dari studi kepustakaan tersebut diolah dan disajikan untuk kemudian dilakukan analisis. Analisis data dilakukan secara deskriptif-analitis. Berbagai data yang disajikan kemudian dikaji melalui penalaran deduktif (deductive reasoning). Analisis
secara tajam terhadap berbagai faktor yang terkait dengan kasus tersebut
sehingga akhirnya akan diperoleh kesimpulan yang akurat.
Pelaksanaan penelitian kualitatif ini difokuskan pada relevansi pendidikan akhlak, pelaksanaan pola penanaman nilai moral religius, dan evaluasi pola penanaman
nilai moral religius di SD
Muhammadiyah Kraksaan. Hal inilah
yang selanjutnya akan diteliti lebih mendalam, terutama dalam kaitannya dengan pola pendidikan
akhlak dalam penanaman nilai-nilai religius yang berlangsung di SD
Muhammadiyah Kraksaan yang tidak
sekedar belajar saja, tetapi peserta
didik memiliki akhlak yang baik di sekolah maupun di lingkungan luar sekolah.
Pengumpulan data dilakukan melalui 3 tahap. Pertama, orientasi; kedua, tahap pengumpulan data (lapangan) atau tahap eksplorasi; dan ketiga, tahap analisis
dan penafsiran data. Selain
itu untuk mendapatkan beberapa data dalam penelitian ini, maka peneliti
menentukan sumber data/informan yang terdiri dari beberapa orang yang memiliki informasi banyak tentang pelaksanaan relevansi pendidikan akhlak, maka peneliti mengumpulkan
data yang berasal dari berbagai sumber dan hasil penelitian ini hanya berlaku
pada kasus yang diselidiki.
Lebih lanjut mengemukakan bahwa metode studi
kasus sebagai salah satu jenis pendekatan
deskriptif, adalah penelitian yang dilakukan secara intensif, terperinci dan mendalam terhadap suatu organisme (individu), lembaga atau gejala
tertentu dengan daerah atau subjek
yang sempit. Penelitian ini memusatkan diri secara intensif
pada satu obyek tertentu yang mempelajarinya sebagai suatu kasus.
Data studi kasus dapat diperoleh dari semua pihak
yang bersangkutan, dengan
kata lain data dalam studi ini dikumpulkan dari berbagai sumber.
Sehubungan dengan pengambilan data-data tentang pendidikan akhlak di SD, maka informan-informan yang berfungsi sebagai sumber data meliputi: kepala sekolah, guru agama, guru umum
dan peserta didik.
Adapun
metode pengumpulan data
yang digunakan peneliti di
SD Muhammadiyah Kreatif Kraksaan
adalah;
1. Metode Observasi
Observasi kuantitatif dirancang untuk� menetapkan standardisasi�
dan� kontrol,� sedangkan� observasi� kualitatif� bersifat� naturalistik. Observasi kualitatif diterapkan dalam konteks suatu kejadian
natu Metode Wawancara ral, mengikuti alur� alami� kehidupan� amatan (H. Hasanah, 2017).
2. Metode wawancara
Wawancara penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja,
olehkarena itu hubungan asimetris harus tampak.Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuanperasaan, persepsi, dan pemikiran partisipan (Rachmawati,
2007).
3. Metode dokumentasi
Dokumentasi adalah alat pengumpulan
data yang digunakan untuk memperoleh data tentang gambaran umum sekolah,
seperti letak geografis dan hal�hal yang berkaitan dengan sekolah dan proses belajar mengajar sehingga diperoleh gambaran yang jelas tentang sekolah yang akan penulis teliti
(U. Hasanah,
2017). Definisi dari
instrument penelitian adalah
alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya
lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap
dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.
Adapun instrument yang digunakan oleh penulis adalah:
a. Peneliti, Peneliti
bertindak sebagai
instrument sekaligus sebagai
pengumpul data. Dalam hal ini peneliti
berusaha untuk mengumpulkan data berkaitan dengan� relevansi pendidikan akhlak di SD
Muhammadiyah, hingga kendala
yang menjadi penghambat dan
pendukung penerapan itu.
b. Lembar observasi, Instrument ini untuk mengadakan
pengamatan bagaimana kegiatan dalam pembelajaran serta lembar pertanyaan kepada informa.
c. Dokumentasi,
Instrument dokumentasi ini mencakup data-data yang berkaitan
dengan berlangsung sebuah kegitan yang terjadi di SD Muhammadiyah seperti,
foto, dan dokumentasi kegiatan yang dilaksanakan.
d. Wawancara, Instrument wawancara dilakukan guna mengumpulkan data secara tulis, dimana
peneliti memberikan pertanyaan seputar penelitian yang dilakukan baik kepada kepala
sekolah, guru agama, guru umum
hingga, peserta didik.
Analisis data merupakan upaya yang dilakukan dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya
menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintetiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.
Hasil dan Pembahasan
Gambar 1 Relevansi pendidikan akhalak said nursi di sd muhammadiyah
kreatif kraksaan
Selanjutnya hasil penelitian dan pembahasan dalam artikel ini
menarik dibaca dan mudah dipahami, penulis akan menampilkan
kutipan wawancara dengan informan berdasarkan relevansi yang telah didapatkan. Di samping itu setiap
tema tersebut akan langsung dibahas
berdasarkan teori, pendapat pakar, serta hasil-hasil penelitian terdahulu yang membahas isu dan permasalahan ini dalam konsteks maupun isu yang berbeda.
Bagaimana Relevansi
konsep Pendidikan Akhlak
Said Nursi pada SD Muhammadiyah. Menurut Said Nursi, pendidikan itu menguntungkan semangat persaudaraan yang baik (ukhuwah) prinsip identifikasi (Recognition principle) dalam
arti mengenali diri sendiri sebagai pribadi Merasa, berpikir dan bertindak berdasarkan parameter disediakan
oleh Islam dan prinsip reward and punishment (prinsip reward and punishment) dalam
arti dimanfaatkan untuk sesuatu Pelanggaran terkait dengan proses pendidikan. Said Nursi menggangap bahwa
pendidikan merupakan titik tolak kebangkitan
umat Islam dari kebodohan dan ketertinggalan
zaman.
Said Nursi menawarkan 13 poin yang dijadikan cara penegakkan sistem pengajaran, yaitu Pendidikan berdasarkan pada
sumber dasar Islam yaitu al-Quran dan Sunnah. 1) Kehidupan
dunia dan akhirat dianggap sebagai satu kesatuan
(dipandang dalam suatu pandangan). 2) Ilmu agama dan ilmu pengetahuan umum (sciece) diajarkan bersama-sama. 3) Chauvinisme dan nasionalisme (rasa kebangsaan) tidak harus dikobarkan,
tetapi justru nasional Islamlah yang dikedepankan/menjadi dasar. 4) Pendidikan berdasarkan persaudaraan, persatuan dan kesatuan. 5) Pendidikan yang diajarkan
harus mencerminkan al-Quran.
6) Para siswanya harus memiliki jiwa semangat,
syukur dan harapan. 7) Pendidikan
Islam harus dimulai dari individu itu
sendiri. 8) Bakat/kemampuan dan keinginan manusia harus diperhatikan.
9) Pendidikan bersifat bebas,
terbuka dan bermanfaat bagi masyarakat umum (society).10) Pendidikan melalui
pergerakan yang positif. 11)
Para sisiwa dan sekolah tidak terlibat dalam gerakan politik.
12) Pendidikan harus memiliki
target dan tujuan yang tinngi
dan murni (Qodriyah,
2023).
Hal ini juga dijelaskan dalam menanamkan pendidikan akhlak kepada peserta
didik di SD Muhammadiyah, dalam
hal ini kepala
sekolah menyatakan, dalam menanamkan akhlaq karimah di lingkungan SD Muhammadiyah Kraksaan
kita mengadakan pembiasaan yang rutin dilakukan di sekolah mulai kegiatan salam sapa, tilawah
dan tahfidz Al-Qur`an, dhuha,
pembiasaan akhlaqul karimah terhadap teman dan guru, ESQ, parenting dll�.
Serta untuk guru agama menyatakan bahwa �dengan menanamkan akhlak baik dan menjadikan sebuah kebiasaan untuk peserta didik�. Dan untuk guru selain pelajaran umum menyatakan bahwa �cara menanamkan Pendidikan akhlak kepada peserta
didik, diantaranya dengan metode ceramah
atau klasikal, pendekatan personal, pendekatan terhadap keluarga, agar ada kesamaan dalam
hal penanganan akhlak peserta didik�. Jadi secara garis besar dalam menanamkan
Pendidikan akhlak di SD Muhammadiyah dengan Kerjasama kepala sekolah dengan para guru agama,
dan guru lainnya, dengan cara melakukan kebiasaan-kebiasaan baik, pendekatan personal juga sharing dan kunjungan
terhadap orang tua.
Dalam tujuan
pendidikan di SD Muhammadiyah yaitu
terbentuknya pelajar muslim yang beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, cakap, percaya
pada diri sendiri, cinta tanah air, berguna bagi masyarakat
dan negara. Lalu terciptanya peserta
didik yang unggul dalam IPTEK dan IMTAQ, terciptanya
peserta didik yang berwawasan lingkungan. Terwujudnya kemandirian peserta didik dalam
segala hal, dan terciptanya generasi yang mencintai budaya yang besar berdasar kearifan local. Tujuan pendidikan harus diarahkan kepada pengembangan seluruh potensi yang dimiliki seseorang ke arah
perkembangan yang sempurna,
yaitu perkembangan fisik, intelektual dan budi pekerti (Awaliyah
& Nurzaman, 2018).
Penelitian ini dilakukan kepada peserta didik kelas
6, karena di kelas tersebut sudah memulai bisa membedakan
mana yang salah dan mana yang bener, juga dalam psikologi kelas 6 tersebut termaksud usia remaja dimana pada usia tersebut mulai
mencari jati diri dan banyak mengekspor hal-hal yang dirinya belum mengetahui,
maka guru perlu menyesuaikan pendidikan akhlak yang diajarkan pada peserta didik kelas
6.
Dalam perkembangan
anak sekolah berbeda dengan perkembangan remaja dan perkembangan dewasa. Ciri-ciri perkembangan anak sekolah adalah
perkembangan fisik-motorik,
perkembangan intelektual, perkembangan bahasa, perkembangan emosi, perkembangan sosial dan perkembangan kesadaran beragama. Banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan yang menimbulkan masalah dalam pembangunan. Faktor tersebut meliputi faktor genetik dan faktor lingkungan. Dan ketika masuk masa-masa remaja awal, mereka sudah
mulai faham akan pentingnya akhlak, seperti:
A. Akhlak Terhadap Teman.
Teman��� adalah��� orang���
paling��� setia
menemani bermain�� dan�� belajar.�� Adapun Akhlak kepada teman
sebagai berikut; 1) Saling Menasehati. 2) Saling Menyayangi�� dan Menghargai. 3)
Saling Membantu dan Tolong Menolong. 4) Saling Jujur dan Memaafkan.
Seperti mengucapkan
salam terhadap teman, peserta didik melakukannya kadang-kadang, menjaga kesantunan dalam berbicara peserta didik pun masih tergolong kadang-kadang dalam melakukannya, membantu teman peserta didik sudah
sering melakukannya, hal yang sering terjadi pula ketika menjaga amarah ketika emosi, mereka
lebih melakukannya kadang-kadang, dan terakhir kepedulian terhadap teman, peserta didik selalu dan kadang-kadang dalam menjaninya.
Dalam hasil analisis yang dilakukan oleh peneliti dalam Pendidikan akhlak terhadap teman ini bisa
dibilang kadang-kadang dilakukan, dengan begitu harus perlu
adanya mengontrolan dari para guru dalam meningkatkan akhlak peserta didik tersebut.
Berdasarkan jawaban dari 10 peserta didik tersebut bahwa SD Muhammadiyah kreatif telah melakukan pembentukan akhlak terhadap diri peserta
didik, sehingga peserta didik akan
menjadi lebih baik akhlaknya dapat mempergunakannya dalam kehidupan pergaulan setelah mereka terjun ke
masyarakat (Sugiharto,
2017).
B. Akhlak Terhadap Guru.
Seorang guru harusnya
menjadi teladan (uswatun hasanah) contoh yang baik untuk muridnya, pembentukan akhlak terhadap guru yang semakin baik dapat terlihat
dari sikap peserta didik hormat
peserta didik terhadap guru diantaranya seperti mengucapkan salam ketika bertemu,
dalam hal ini peserta didik
SD Muhammadiyah kadang-kadang dalam
melakukannya, menjaga kesantunan dalam berbicara dengan guru hal ini selalu
dilakukan oleh peserta didik, di SD Muhammadiyah juga membiasakan
jujur terhadap guru, dalam hasil penelitian
peserta didik masih sering dan kadang-kadang dalam melakukannya, Adapun peserta didik juga dibiasakan dalam membantu guru dan hasil dari analisis
penelitian ini masih sering membantu
guru dan menghormati guru saat
berada dalam lingkungan sekolah, mereka peserta didik juga kadang-kadang dalam melakukannya.
Berdasarkan jawaban
dari 10 peserta didik tersebut bahwa SD Muhammadiyah kreatif telah menanamkan pola akhlak yang baik terhadap guru. Upaya guru pendidikan agama islam adalah usaha sadar
dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal,
memiliki, menghayati, hingga mengimani, bertaqwa dan berakhlak mulia dalam mengamalkan
ajaran islam dari sumber utamanya
kitab suci Al-Qur�an dan Al-Hadits (Rosyidah, 2019).
C. Akhlak Terhadap Masyarakat Sekolah
Islam mengimbangi
hak-hak pribadi, hak-hak orang lain dan hak masyarakat sehingga tidak timbul pertentangan.
Semuanya harus bekerja sama dalam
mengembangkan hukum-hukum
Allah. Akhlak kepada sesama manusia merupakan sikap seseorang terhadap orang lain (Warasto, 2018). Hasil dari
penelitan terkait akhlak terhadap masyarakat sekolah antara lain melakukan salam ketika bertemu.
Pada penelitian
ini peserta didik kadang-kadang melakukan hal tersebut,
selalu menghormati masyarakat sekolah, peserta didik ada
yang melakukanya dengan selalu dan sering, menjaga amanat yang telah disampaikan dengan baik untuk
peserta didik dalam menjalani hal tersebut mereka
melakukannya dengan kadang-kadang, dan etika berjalan kepada orang yang lebih tua, mereka
menjawab sering dalam melakukan hal tersebut, dari
hasil analisis akhlak terhadap masyarakat sekolah, masih perlu dikontrol
lebih lanjut agar, lebih baik lagi.
Manusia sebagai
khalifah Tugas khalifah sering
disebut dalam al-Qur'an seperti imaratul ardh (kemakmuran bumi) dan nibadatullah (menyembah Allah). Tuhan menciptakan manusia dari bumi ini
dan memberi tugas kepada manusia untuk berbuat baik
di bumi dengan mengatur dan melestarikannya (Furqon, 2021).
Adapun konsep
pemikiran Said Nursi dalam pendidikan akhlak generasi muda diantaranya;
1) Menguatkan iman. 2) Berpegang teguh pada Al-Quran. 3)
Pentingnya Memahami Hakikat Penciptaan Manusia. 4) Pentingnya Memahami Asma� Al-Husna. 5) Pentingnya
Meyakini Hari Kiamat. 6) Mencintai Para Nabi dan Orang Saleh. 7) Takwa
dan Amal Saleh (Fitriah, 2019).
Dalam menguatkan
iman, konsep pemikiran Said Nursi pada prinsipnya
secara dasar ialah bertujuan untuk menguatkan iman serta menyampaikan
inti dari hakikat keimanan. Hal yang sama menjelaskan mengenai keilmuan dan pendidikan Islam.
Dan seorang muslim harus memiliki ilmu yang lebih dan mencapai
inti ilmu (Rahmah, 2019).� Penerapan yang terjadi
di SD Muhammadiyah dalam menguatkan
keimanan selalu mengajarkan ilmu agama kepada peserta didik, membiasakan sholat duha sebelum
memulai pembelajaran, lalu ketika pembelajaran
di mulai dan berakhir peserta didik melakukan
rutin membaca al-qur�an, dan menjalankan perintah allah secara konsisten.
Berpegang Teguh
Pada Al-Quran, sebagai asas
dan petunjuk menuju bukti-bukti Allah SWT. Prinsip menaati Alquran merupakan komitmen fundamental
Said Nurs. Membaca
Al-Qur'an berarti manusia harus memperoleh kekebalan dari Allah SWT. Hikmat Al-Quran membuat kita mengenal Tuhan
kita (Fitriah,
2019). Said Nursi berprinsip
bahawa ajaran Al-Quran perlu ditanam dalam
jiwa manusia ke arah kebangkitan
umat (Razman & Hamjah, 2015).�
Said Nursi menganggap
bahwa Rasalah an-Nμr adalah penjelasan Al-Qur�an dengan kacamata ilmu-ilmu modern dan dikaitkan dengan tantangan-tantangan berat yang memengaruhi dunia Islam modern. Penerapan
yang terjadi di SD Muhammadiyah bawasannya
al-qur�an adalah pedoman yang secara rutin diajarkan kepada peserta didik, dengan membaca
serta menghafalkan al-qur�an, namun tidak
hanya diterapkan di sekolah saja dan menjadikan kebiasaan oleh peserta didik dilakukan
di rumah.
Pentingnya Memahami
Hakikat Penciptaan Manusia, Mengenai proses penciptaan manusia dalam kitab Al-Qur�an sebagaimana
yang tertera dalam surat Al-Mu�minun ayat 12-14. Manusia sebagai khalifah di muka bumi dengan kedudukan
yang lebih tinggi dari alam semesta.
Karena khalifah lebih tinggi
sedangkan alam semesta lebih rendah,
manusia memiliki pembenaran teologis, boleh dikatakan, untuk mengeksploitasi alam untuk memenuhi
kebutuhan manusia tanpa batas. Terdapat prinsip penting dalam memahami hakikat penciptaan manusia senantiasa berkaitan dengan memahami makna hidup dalam konteks
ajaran Said Nursi (Maghfiroh,
2021). Penerapan
yang terjadi di SD Muhammadiyah penciptaan
manusia untuk beribadah kepada allah dan menjauhi larangannya.
Pentingnya Memahami
Asma‟ Al-Husna menjadi komitmen
mendasar bagi Said Nursi dalam pembentukan akhlak. Said Nursi memandang bahwa segala makna
dan nilai kehidupan manusia dapat diteladani
dari Asma' Al-Husna (nama-nama
terbaik Allah Swt). Said
Nursi cenderung melihat bahwa ada 6 (enam)
nama Allah yang tergolong asma'ul adzam (nama-nama besar), yaitu Al-Quddus, Al-Adl, Al-Hakim, Al-Fard, Al-Hai,
dan Al-Qayyum. Said Nursi berkeyakinan bahwa sifat-sifat Allah adalah bentuk manifestasi
dari Asma� Al-Husna. Pewujudan
pemahaman Asma� Al-Husna penting
untuk pembentukan manusia yang berakhlak.
Keluasan dan keluhuran
makna kehidupan muslim harus mengambil
inspirasi dan motivasi dari cerminan Asma' Al-Husna tersebut (Ridho, 2014). Penerapan
di SD Muhammadiyah dengan cara
membaca Asma' Al-Husna ketika
selesai sholat duha secara berjama�ah,
Perwujudan Asma' Al-Husna berarti
dalam pembuatan orang yang bermoral serta Asma' Al-Husna jadi alas diri berkarakter akhlak agung.
Pentingnya Meyakini
Hari Kiamat, Serangkaian upaya membentuk manusia yang berakhlak mulia,pemahaman kiamat sering disebut
sebagai bagian pembentukan karakter untuk Said Nursi. Para pemikir muslim dan sebelumnya tidak menafsirkannya sama sekali secara
rinci tentang ayat-ayat dan hadits pada hari kiamat (Fadhlan, 2017). Said Nursi menjelaskan
hikmah menjaga rahasia ketika Hari Kiamat dan hal-hal lain yang belum pernah terjadi sebelumnya terjadi di Risalah Nur. Jika kematian seseorang ditentukan dan waktunya diketahui, manusia akan menjalani
separuh hidup mereka dalam kecerobohan
dan separuh lainnya dalam ketakutan (Kamal & Taufiq, 2022).�
Penerapan yang terjadi
di SD Muhammadiyah dalam meyakini
kiamat sudah di pelajari dalam buku pembelajaran, sehingga mereka sudah mengetahui adanya hari kiamat
tersebut. Mencintai Para
Nabi dan Orang Saleh, Said Nursi mengatakan bahwa Nabi Muhammad memberikan contoh perilaku yang baik untuk semua
orang. Teladan kualitas akhlak yang dipraktikkan oleh
Nabi Muhammad SAW baik dalam
refleksi pribadi maupun dalam kehidupan
sosial dan politik patut untuk diulangi
oleh umat saat ini. Nilai-nilai kemanusiaan yang sangat dianjurkan
oleh Nabi Muhammad SAW merupakan cara,
menurut Said Nursi, untuk memperoleh kecintaan dan keridhaan Allah SWT.
Menurut Nursi, mempraktikan
sunnah merupakan sebuah upaya untuk meneladani
adab-adab yang dilakoni
oleh Rasul SAW dengan ketakwaan
yang agung dan iman yang kuat
lagi kokoh (Zaprulkhan, 2017). Takwa
dan Amal Saleh, Said Nursi sangat menekankan kepada murid-muridnya untuk senantiasa ikhlas, takwa, dan sedekah. Said Nursi sangat yakin keikhlasan, ketakwaan, dan sedekah dapat membentuk
karakter pribadi manusia. Dimana ketiga hal ini menjadi
dasar hidup dalam pembentukan manusia ideal dalam pandangan Said Nursi yang diisyaratkan
secara implisit dalam Risalah An-Nur untuk membentuk manusia ideal yang berakhlak mulia (Maghfiroh, 2021). Perbuatan
baik tidak berdasarkan jenis kelamin, tetapi di sisi Allah ada tiga yaitu orang yang panjang umur dan mengerjakan amal sholeh, orang yang mengajak amal sholeh dan mencegah hal yang mungkar, dan orang yang mempersatukan
silaturahmi dan bertaqwa kepada Allah (Hanif & Syarifah, 2022).
Dalam kebangkitan
islam, dilihat dari generasi-generasi penerusnya dan pemahaman diantara keimanan, berpegangan pada al-qur�an, memahami alam semesta,
penciptaan manusia, memahami asma� al-husna, mengetahui tanda-tanda akhir zaman,meneladani nabi Muhammad, dan menanamkan
rasa ikhlas, takwa serta amal sholeh.
Maka SD Muhammadiyah Secara
garis besar materi seperti hal itu,
sudah dipelajari peserta didik SD Muhammadiyah Kraksaan dalam kurikulum Al-Islam, juga generasi
anak jaman sekarang adalah pemimpin yang akan datang.
Jadi sebagai
pemimpin zaman milenial selain jiwa kepemimpinan
yang baik, skill dan kemampuan
memimpin untuk menciptakan kondisi yang efektif, efisien dan produktif, seorang pemimpin milenial juga harus memiliki karakter atau sikap
yang baik untuk memimpin dengan keteladanan. Ada hal-hal yang dilakukan pemerintah untuk rakyatnya yang tidak menguntungkan seperti korupsi, penyimpangan sosial dan
lain-lain.
Akibatnya, seiring
dengan masyarakat yang tidak mendapatkan keteladanan yang baik dari pemimpinnya, muncul pula ketidakpercayaan terhadap pemerintah, yang tentunya sangat merugikan penyelenggaraan negara. Oleh karena
itu, sebagai seorang pemimpin kita harus mengembangkan
sikap yang baik sehingga menjadi teladan bagi kita
nantinya, sehingga kita dapat membangun
masyarakat yang baik dan mendorong pembangunan, karena diharapkan generasi milenial menjadi sangat antusias. pemimpin mereka (Ambarwati
& Raharjo, 2018).
Dalam menciptakam
akhlak yang baik di SD
Muhammadiyah juga memiliki visi
dan misi untuk menjadikan peserta didik dalam menanamkan
akhlak, dalam visinya menjelaskan �Umikaromah� yaitu unggul dalam imtaq
dan iptek, kreatif, mandiri dan berakhlaqul karimah, hal ini
dilakukan agar menjadi pemicu SD Muhammadiyah agar menjadikan
peserta didiknya tidak hanya memperdalam
agama saja namun juga bisa seimbang antara
pendidikan agama juga pendidikan
umum.
Terdapat misi
yang memperkuat pendidikan akhlak di SD Muhammadiyah diantaranya;
1) Menanamkan dan membiasakan
perilaku yang islami dalam kehidupan sehari-hari. 2)����� Membentuk peserta didik yang berkualitas dalam bidang akademik
dan non akademik. 3) Menumbuhkan
kreatifitas dan kemandirian
peserta didik melalui interaksi dengan alam sekitar.
4) Menumbuh kembangkan kemandirian peserta didik. 5) Membiasakan peserta didik dengan,
senyum, salam, sapa, sayang, dan santun.
Menanamkan dan membiasakan
perilaku yang islami dalam kehidupan sehari-hari. Jadi, jika peserta didik, sudah dibiasakan orang tuanya dan lingkungan sekolahnya untuk mengenal pendidikan karakter sejak dini, maka anak
akan terlahir menjadi pribadi yang kuat dan ksatria, berkhlakul karimah, percaya diri dan memiliki sifat empati yang tinggi. Sehingga apabila anak tidak melakukan
kebiasaan baiknya maka anak akan
merasa ada sesuatu yang janggal dalam dirinya, sehingga dalam tahapan penanaman karakter kepada diri peserta didik
sangat diperlukan komunikasi
dan perhatian yang ekstra kepada peserta didik sehingga proses pembentukan karakter anak berjalan secara
maksimal tentu juga harus memperhatikan kaidah-kaidah tertentu oleh orang
tua ataupun para pendidik yang terlibat di dalamnya.
Kesimpulan
Said
Nursi mengajarkan kepada
murid-muridnya bahwa pendidikan akhlak mencerminkan keindahan dan jiwa yang mulia, jika mereka tampak
berperilaku seperti anak kecil, itu
bukanlah bentuk kelemahan dan kerendahan hati, tetapi justru
karena kualitas keimanan yang melingkupi jiwanya. Pembentukan karakter anak dalam
konteks sekolah. Perlu kita ketahui
bahwa akibat dari proses dan hasil kerja pedagogik tersebut tidak serta merta terlihat,
melainkan melalui proses
yang panjang.Perjuangan guru
untuk membimbing siswa sangatlah berat. Guru harus menciptakan karakter atau moral yang baik bagi siswa di sekolah.
Dengan mengikuti akhlak yang baik, diharapkan guru dapat meningkatkan akhlak yang baik pada siswa. Nursi mengatakan bahwa cita-citanya adalah membebaskan umat Islam dari peradaban Barat, yang menurutnya akan menghapus budaya dan ajaran Islam yang ditujukan kepada umat Islam, yaitu melalui perpaduan dua sayap keilmuan, ajaran antara agama dan sains. Marilah kita selamatkan pondasi iman dan rukunnya yaitu iman yang tumbuh dan sekaligus memupuknya agar tumbuh subur di hati, kemudian selamatkan diri dari para penjaga yang keji dan hal-hal yang meragukan dengan dalil-dalil yang banyak dan bukti-bukti yang konkrit.
Tujuan pendidikan di SD Muhammadiyah adalah
untuk mendidik siswa muslim yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, cakap, percaya diri, cinta tanah
air dan berguna bagi masyarakat dan negara. Kemudian menciptakan siswa yang unggul dalam IPTEK dan IMTAQ, serta menciptakan siswa yang berwawasan lingkungan. Mewujudkan kemandirian peserta didik dalam segala
aspek dan mewujudkan generasi bangsa yang cinta budaya berbasis
kearifan lokal. Tujuan pendidikan harus bertujuan untuk mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki seseorang untuk berkembang seutuhnya, yaitu. perkembangan fisik, mental dan
moral. Misalnya konsep pemikiran Said Nursi dalam pendidikan akhlak generasi muda antara
lain: Memperkuat iman, mengikuti Al-Qur'an, pentingnya memahami hakikat penciptaan manusia, pentingnya memahami Asma'
Al-Husna, pentingnya beriman
kepada hari kiamat, mencintai para Nabi dan orang-orang saleh, serta taqwa dan kebaikan. perbuatan.
BIBLIOGRAPHY
Aeni, A. N. (2014). Pendidikan karakter untuk siswa sd
dalam perspektif islam. Mimbar Sekolah Dasar, 1(1), 50�58.
https://doi.org/10.53400/mimbar-sd.v1i1.863
Ambarwati,
A., & Raharjo, S. T. (2018). Prinsip Kepemimpinan Character of A Leader
pada Era Generasi Milenial. PHILANTHROPY: Journal of Psychology, 2(2),
114�127.
Arifin,
M. L. (2016). Konsep Pendidikan Moral Menurut Said Nursi: Array. DIALEKTIKA
Jurnal Pemikiran Dan Penelitian Pendidikan Dasar, 5(1).
Awaliyah,
T., & Nurzaman, N. (2018). Konsep pendidikan akhlak menurut Sa�id Hawwa. Jurnal
Penelitian Pendidikan Islam,[SL], 6(1), 23�38.
https://doi.org/10.36667/jppi.v6i1.152
Ayathurrahman,
H., & Shodiq, S. F. (2023). Integrasi Ilmu Agama-Sains Badiuzzaman Said
Nursi dan Relevansinya dengan Pendidikan Agama Islam Era Digital di Indonesia. Bulletin
of Indonesian Islamic Studies, 2(1), 1�18.
https://doi.org/10.51214/biis.v2i1.512
Fadhlan,
H. (2017). Pendidikan akhlak Hasan Al Banna dan Said Nursi dalam
pengembangan model pendidikan Agama Islam. UIN Sunan Gunung Djati.
Fahmi,
M. N., & Susanto, S. (2018). Implementasi Pembiasaan Pendidikan Islam dalam
Membentuk Karakter Religius Siswa Sekolah Dasar. Pedagogia: Jurnal
Pendidikan, 7(2), 85�89.
https://doi.org/10.21070/pedagogia.v7i2.1592
Fitriah,
H. (2019). Prinsip-Prinsip Pendidikan Akhlak Generasi Muda Menurut
Badiuzzaman Said Nursi Dalam Buku Risalah Nur. Universitas Islam Negeri
Sumatera Utara.
Furqon,
F. (2021). Peran Manusia di Bumi Sebagai Khalifah Dalam Perubahan Sosial. An
Naba, 4(1), 1�13. https://doi.org/10.51614/annaba.v4i1.66
Hanif,
M., & Syarifah, L. N. (2022). Hermeneutika adil gender menurut ulama
kontemporer dalam studi al-Qur�an. Yinyang: Jurnal Studi Islam Gender Dan
Anak, 17(2), 181�200. https://doi.org/10.24090/yinyang.v17i2.6870
Hasanah,
H. (2017). Teknik-teknik observasi (sebuah alternatif metode pengumpulan data
kualitatif ilmu-ilmu sosial). At-Taqaddum, 8(1), 21�46.
Hasanah,
U. (2017). Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran Fiqih Melalui Penerapan
Metode PQRST (Preview, Question, Read, Summarize, Test) Peserta Didik Kelas V
Di Mi Ismaria Al-Qur�aniyah Islamiyah Raja Basa Bandar Lampung Tahun Pelajaran
2016/2017�. Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam, 8(1), 1�14.
https://doi.org/10.24042/atjpi.v8i1.2093
Kamal,
N. A., & Taufiq, W. (2022). Telaah Penafsiran Maqasidi Badiuzzaman Said
Nursi terhadap Tema Eskatologi dalam al-Qur�an. Jurnal Iman Dan
Spiritualitas Volume 2 Nomor 3 (2022), 349.
Maftukhin,
M. (2017). Reposisi Konsep Ketuhanan: Tanggapan Muhammad Iqbal Dan Said Nursi
Atas Perjumpaan Islam Dan Sains. Epistem�: Jurnal Pengembangan Ilmu
Keislaman, 12(1), 77�102.
https://doi.org/10.21274/epis.2017.12.1.77-102
Maghfiroh,
N. (2021). Studi Komparasi Pemikiran Ulama Badiuzzaman Said Nursi Dan Kitab
Ta�lim Muta�alim Terhadap Pendidikan Akhlak Generasi Muda. Al-Madaris Jurnal
Pendidikan Dan Studi Keislaman, 2(2), 23�39.
https://doi.org/10.47887/amd.v2i2.29
Qodriyah,
N. (2023). Pemikiran Bediuzzaman Said Nursi Dan Zakiah Daradjat Tentang
Pembentukan Kepribadian Remaja Dalam Pendidikan Islam. IAIN Kediri.
Rachmawati,
I. N. (2007). Pengumpulan data dalam penelitian kualitatif: wawancara. Jurnal
Keperawatan Indonesia, 11(1), 35�40.
Rahmah,
I. (2019). Ukhuwah dalam Perspektif Badiuzzaman said Nursi (Analisis Kitab
risalah Nur).
Ramadhani,
S. P., Marini, A., & Sumantri, S. (2021). Bagaimana Pengelolaan Pendidikan
Karakter Berbasis Islam Sekolah Dasar? Jurnal Basicedu, 5(3),
1617�1624. https://doi.org/10.31004/basicedu.v5i3.916.
Razman,
M. R., & Hamjah, S. H. (2015). Dakwah Dalam Dimensi Kerohanian Penjagaan
Paliatif Menurut Pendekatan Badi�al-Zaman Sa�id Al-Nursi. Al-Hikmah, 7(1),
33�47.
Ridho,
M. I. (2014). Pemikiran Humanistik dalam Pendidikan Perspektif Said Nursi dan
Paulo Freire. IAIN Sunan Ampel Surabaya.
Rosyidah,
E. (2019). Upaya Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pembentukan Akhlak Peserta
Didik di TPQ Al-Azam Pekanbaru. Al-Idarah: Jurnal Kependidikan Islam, 9(2),
180�189. https://doi.org/10.24042/alidarah.v9i2.5017
Setiawan,
A. (2016). Relevansi Pendidikan Akhlak di Masa Modern Perspektif Bediuzzaman
Said Nursi. SYAMIL: Jurnal Pendidikan Agama Islam (Journal of Islamic
Education), 4(2). https://doi.org/10.21093/sy.v4i2.819
Sugiharto,
R. (2017). Pembentukan Nilai-Nilai Karakter Islami Siswa Melalui Metode
Pembiasaan. Educan: Jurnal Pendidikan Islam, 1(1).
https://doi.org/10.21111/educan.v1i1.1299
Warasto,
H. N. (2018). Pembentukan Akhlak Siswa. Jurnal Mandiri: Ilmu Pengetahuan,
Seni, Dan Teknologi, 2(1), 65�86.
https://doi.org/10.33753/mandiri.v2i1.32
Zaprulkhan,
Z. (2017). Signifikansi Sunah dalam Perspektif Said Nursi Bagi Masyarakat
Kontemporer. Mawa Izh Jurnal Dakwah Dan Pengembangan Sosial Kemanusiaan,
8(1), 178�200. https://doi.org/10.32923/maw.v8i1.704
Copyright holder: Firyal Rafidah Lesmana, Fathor Rohim, Fahrudin Mukhlis (2023) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |