Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 7, No. 10, Oktober
2022
HUBUNGAN KECEMASAN DENGAN MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA UHAMKA BIMBINGAN KONSELING
SEMESTER VII
Nindita Alifah Rahmah, Dwi Dasalinda
Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka,
Indonesia
Email: [email protected],
[email protected]
Abstrak
Kecemasan
yakni salah satu aspek penghambat siswa bersama segi psikologis. Ketika
ketegangan melahirkan tindakan selaku khusus diarahkan agar meraih perasaan
lega. Penelitian ini bertujuan agar memahami. Kecemasan juga menjadi salah satu
alasan penghabat motivasi belajar. Motivasi belajar bersama dunia pendidikan yakni
salah satu hal wajib. Tanpa motivasi, seseorang pasti tidak akan mendapatkan proses
belajar yang baik. Studi bertujuan agar melihat kecemasan bersama motivasi
belajar pada mahasiswa Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka. Studi
memanfaatkan metode kuantitatif. Instrumen diperoleh dari 102 mahasiswa. Berlandaskan
hasil yang di dapatkan, diperoleh hasil uji validitas variabel x sebanyak 0,367
� 0,766 > , hasil uji validitas variabel y 0,637 � 0,850 > . Hasil uji
reabilitas variabel x kian banyak dari 0,600, hasil uji validitas variabel y kian
banyak dari 0,600. Hasil dari uji F (0,000) < (0,05) selanjutnya mampu
diringkas yakni H0 ditolak serta Ha diterima. Maknanya terdapat dampak pada
hubungan kecemasan dengan motivasi belajar mahasiswa uhamka jurusan bimbingan
konseling.
Kata
kunci: Kecemasan, Motivasi belajar, Mahasiswa
Abstrack
Anxiety
is one of the inhibiting aspects of students with a psychological aspect. When
tension gives birth to action specifically directed to achieve a feeling of
relief. This research aims to understand. Anxiety is also one of the reasons
for the motivation to study. Motivation to study with the world of education is
one of the things that is mandatory. Without motivation, someone will
definitely not get a good learning process. The study aims to see anxiety and
learning motivation in Muhammadiyah University students Prof. Dr. Hamka. The
study utilizes quantitative methods. Instruments were obtained from 102
students. Based on the results obtained, the results of the validity test for
the x variable were 0.367 � 0.766 > , the results for the validity test for
the y variable were 0.637 � 0.850 > . The results of the reliability test
for the variable x increased from 0.600, the results for the validity test for
the variable y increased from 0.600. The results of the F test (0.000) <
(0.05) can then be summarized, namely H0 is rejected and Ha is accepted. This
means that there is an impact on the relationship between anxiety and learning
motivation of Uhamka students majoring in counseling guidance.
Keywords:
Anxiety, Learning motivation, Students
Pendahuluan
Belajar
adalah alterasi tingkah laku, dan alterasi mampu menimbulkan tingkah laku kian
bagus (Ngalim Purwanto, 2007). Banyak faktor yang mempengaruhi kemampuan
seorang siswa untuk belajar seperti yang diharapkan. Salah satunya adalah
motivasi belajar. Setiap orang berhak mendapatkan pendidikan karena pendidikan
memegang peranan penting dalam membentuk karakter manusia. Melalui pendidikan,
seseorang memperoleh pengetahuan melalui interaksi dengan orang atau kelompok
di lingkungannya.
Dengan
demikian (Ambarjaya, 2012) memandang pendidikan sebagai rangkaian pengalaman
yang mengarah pada pemahaman tentang interaksi yang sebelumnya tidak dipahami
dengan lingkungan dan yang memicu proses perubahan lingkungan, perkembangan
kehidupan individu atau kelompok. Grup telah dibuat. Selaku semua, belajar yakni
ukuran sukses atau tidaknya peraihan tujuan pendidikan dijalani siswa di
sekolah.
Pandangan
Slameto (2010), belajar yakni upaya dijalankan seseorang agar mencapai transisi
perilaku yang baru agar bisa beradaptasi bisalingkungannya. Upaya pembelajaran
itu sendiri mampu menguasai atau tidak menghukum, serta agar melihat sejauh
mana perubahan berjalan, diperlukan penilaian agar memahami sejauh mana tujuan
pembelajaran sudah diraih. Penilaian kemampuan siswa mampu dijalankan melalui
rutinitas harian, debat, ujian bulanan, ujian semester, serta ujian akhir
tahunan. Belajar adalah perubahan tingkah laku, dan perubahan ini dapat
menimbulkan tingkah laku kian baik (Ngalim Purwanto, 2007). Banyak faktor yang
mempengaruhi kemampuan seorang siswa untuk belayar seperti yang diharapkan.
Salah satunya adalah nahginan untuk belayar. Motivasi belajar yakni dukungan melahirkan
dari rangsangan internal dan eksternal yang membuat seseorang ingin mengubah
perilakunya atau kegiatan terkait dari situasi awalnya (Hamzah B. Uno, 2008).
Beberapa
penelitian tentang motivasi belajar, antara lain Sari, Laelasari, Widodo, Dewi
Nur, serta Putrianti (2017), menunjukkan yakni motivasi belajar berdampak absolutitif
pada keputusan berprestasi siswa. Mereka lebih rajin dan memerankan semangat
serta ambisi yang kian agar meraih hasil belajar. Selanjutnya siswa yang
mengalami dismotivasi kurang bersemangat untuk mengikuti kegiatan pembelajaran
dan kurang fokus di kelas. Dari kasus serta fenomena di atas mampu disimpulkan yakni
rendahnya motivasi belajar siswa dikarenakan oleh implikasi internal serta
eksternal dirinya sendiri.
Williams
serta Williams (Handayani, 2017) Faktor intrinsik atau intrinsik yang memicu
motivasi belajar berkaitan dengan minat, minat, atau kemauan individu agar meraih
tujuan serta hasil belajar. Selanjutnya implikasi ekstrinsik atau ekstrinsik memicu
motivasi belajar antara lain keluarga, kredibilitas guru bersama berkomunikasi
secara materi, daerah, harta (reward), serta teman (Wong et al. bersama
Handayani, 2017). Menurut studi Asy'ari, Ekayati, serta Matulessy (2014),
konsep diri yakni pengaruh positif endogen terhadap motivasi belajar. Seseorang
yang percaya pada kemampuan mereka untuk mencapai tingkat pencapaian yang
tinggi termotivasi untuk berusaha mencapai tujuan mereka. Studi tersebut juga menetapkan
yakni kecerdasan emosional yakni faktor endogen yang memiliki dampak positif
yang besar terhadap motivasi belajar. Artinya, ketika seseorang mampu mengelola
perasaan dan emosinya secara aktif, maka motivasi belajarnya lebih kuat, dan
motivasi tersebut dapat berperan sebagai pendorong usaha serta prestasi
(Kompri, 2015). Bersama kata lain, motivasi belajar yang baik berdampak pada
hasil belajar bagus, dan jika siswa memerankan niat belajar bagus maka mereka terlepas
agar menjalankan aktivitas belajar secara maks untuk meraihhasil yang
cemerlang. untuk terlibat dalam kegiatan belajar dan yang menyenangi belajar
lebih termotivasi untuk belajar.
Pandangan
Dimyati serta Mudjiyono (Fauziah, Rosnaningsih & Azhar, 2017), ada beberapa
faktor memicu motivasi belajar. Ekstrinsik 2) Kemampuan atau kesanggupan untuk
mencapai suatu tujuan diharapkan 3) situasi siswa yang meliputi kondisi fisik serta
mental memicu motivasi belajar. 4) situasi daerah seperti keadaan alam siswa, daerah
tempat tinggal, hubungan teman sebaya, serta kelangsungan sosial. Motivasi
belajar berdampak oleh banyak implikasi. Ketakutan yakni salah satu faktor yang
menurunkan motivasi belajar. Kecemasan dapat dimaknai selaku situasi pikiran
yang tidak nyaman yang ditandai bersama rasa takut, tidak nyaman, serta
perasaan buruk yang bukan mampu dihindari (Elizabeth B. Hurlock, 1998).
�Pandangan Atkinson (2001) Kecemasan yakni
emosi bukan nyaman diperlihatkan bersama yakni semacam khawatir, khawatir, serta
takut yang dapat dialami pada banyak tingkatan. Siswa yang termotivasi secara
akademis mampu bereaksi secara aktif terhadap keadaan yang merugikan dan menuntasjan
efeksi minus. Berlandaskan implikasi memicu kesiapan belajar siswa yakni rasa
takut. Santrock (2015) menyampaikan yakni motivasi serta emosi yakni dua kaidah
wajib yang kian memicu aktivitas belajar.
Rasa
ingin tahu adalah emosi positif mendukung mempercepat upaya belajar.
Sebaliknya, emosi seperti takut serta khawatir eksesif, takut gagal, serta gelisah
saksi yakni efeksi minus menurunkan motivasi belajar. Agustiar dan Asmi (2010)
melakukan penelitian sebelumnya yang menghubungkan kecemasan dan motivasi
belajar, yang menyampaikan terdapat ikatan negatif antara rasa takut akan ujian
nasional dan motivasi belajar pada 168 siswa. Siswa dapat didorong untuk
belajar lebih baik sendiri jika mereka berada pada level rendah dan memiliki
perhatian. Namun, jika rasa takut terlalu kuat dalam dirinya, ia akan dengan
mudah mengabaikan studinya sehingga mempengaruhi hasil belajar dan kinerja
siswa (Hartono bersamaWidodo et al., 2017).
Kecemasan
awalnya berdampak oleh situasi lingkungan terkait, seperti kondisi ujian.
Prawitasari (2012) menekankan bahwa kebingunngan akademik yakni kekhawatiran
yang tidak jelas serta bukan nyaman yang disebabkan oleh kurangnya kepercayaan
pada kredobilitas seseorang agar sukses menyelesaikan tugas akademik. Hawari
(2013) menggambarkan gangguan mood dengan kecemasan yang mendalam, perasaan
cemas atau khawatir yang terus-menerus, tidak ada gangguan penilaian realitas,
kepribadian masih penuh atau terpecah, perilaku cemas, tetapi gangguan mood
normal meningkat. Ketakutan Spielberger (Slameto, 2010) dibagi menjadi
sifat-sifat. Peningkatan ketegangan, subjektivitas, kecemasan Kecemasan
Aktivitas sementara dari sistem saraf otonom.
Studi
dijalankan Kirkland (bersama Slameto, 2010) Bukti yakni kecemasan tingkat
sedang mendorong kegiatan belajar, selanjutnya kecemasan tingkat tinggi mampu mengganggu
pembelajaran Didukung oleh studi Evriyani, dan Prastya (2016). Ada korelasi
negatif antara kecemasan dan kemauan untuk belajar. Siswa dengan kecemasan
ringan energik serta termotivasi agar terlibat dalam aktivitas belajar agar
membereskan diri bersama lebih bagus. Beragam dengan siswa yang terlalu cemas serta
cemas, mereka bukan antusias mengikuti aktivitas pemahaman.
Oleh
karena itu, kecemasan adalah keadaan emosional yang gelisah, seperti B. Merasa
tertekan ketika dihadapkan pada suatu kesulitan sebelum timbul masalah, yang
dapat menurunkan motivasi belajar dan menimbulkan kekhawatiran dan ketakutan
dalam situasi tertentu karena ketakutan. Perasaan ini juga mampu memotivasi
Anda agar melakukan ketika Anda berhasil tetapi menunjukkan tanda-tanda
kecemasan. Kirklan (dalam Slameto, 2010) menyatakan yakni kecemasan level
seimbang umumnya mendukung pembelajaran, sedangkan kecemasan levek naik menghambat
pembelajaran. Mengingat isu yang diangkat studi tertarik agar mengamati
�Hubungan kecemasan dengan motivasi belajar mahasiswa uhamka bimbingan
konseling semester VIII�.
Metode Penelitian
Metode studi dimanfaatkan
bersama studi yakni metode studi kuantitatif. pandangan Sugiyono (2015) Metode studi
kuantitatif mampu digambarkan selaku metode studi filosofis, dimanfaatkan agar memahami
populasi atau sampel terkait teknik pengambilan sampel dasarnya acak, penyusunan
data memanfaatkan peralatan studi serta analisis data statistik agarmenguji
dugaan awal. hipotesis ditentukan. Didapatkan populasi sebanyak 102 individu bersama
memanfaatkan teknik simple random sampling. Penelitian ini menggunakan angket
atau angket. Walgito (1999:35) mengatakan. Studi ini bertujuan agar mengamati
ikatan kecemasan pada motivasi belajar mahasiswa Universitas Muhammadiyah Prof.
Dr. Hamka.
Hasil dan Pembahasan
A. Hasil
Uji Validitas
Dimanfaatkan agar
menjumlahkan sah atau bukannya kuesioner kemudian mampu menghasilkan data selaras
bersama yang diukur. Dalam pengujian validitas agar menghitung sah atau
tidaknya suatu kuesioner memanfaatkan sampel sebanyak 30 responden yang memerankan
ragam yang sama untuk dijadikan sampel. Tingkat validitas mampu diukur bersama
strategi menyandingkan angka r hitung bersama r tabel. Jika r hitung kian
banyak daripada r tabel jadi penyampaikan pada kuesioner terkait disampaikan
valid. Adapun ketentuannya degree of freedom (df) = n-2 dimana n yakni total sampel
bersama α = 5% atau 0,05. Sehingga didapatkan persamaan yakni df = n-2 =
30-2 = 28. Yakni r tabel pada studi yakni 0,3610. bersumber pengolahan data terkait
mampu dilihat pada tabel yakni Pengujian validitas bersama studi ini
menggunakan program aplikasi SPSS versi 24 bersama memanfaatkan rumus korelasi
product moment (korelasi pearson) bersama taraf relevan 5%. Berikut merupakan
hasil uji validitas variabel X serta Y yang diuraikan bersama tabel yakni:
Tabel 1
Hasil Uji
Validitas X
|
Pernyataan |
rHitung |
rTabel |
Keterangan |
|
X1 |
0,684 |
0,361 |
Valid |
|
X2 |
0,587 |
0,361 |
Valid |
|
X3 |
0,705 |
0,361 |
Valid |
Hubungan |
X4 |
0,583 |
0,361 |
Valid |
Kecemasan |
X5 |
0,639 |
0,361 |
Valid |
(Variabel X) |
X6 |
0,586 |
0,361 |
Valid |
|
X7 |
0,388 |
0,361 |
Valid |
|
X8 |
0,367 |
0,361 |
Valid |
|
X9 |
0,557 |
0,361 |
Valid |
|
X10 |
0,674 |
0,361 |
Valid |
|
X11 |
0,698 |
0,361 |
Valid |
|
X12 |
0,504 |
0,361 |
Valid |
|
X13 |
0,713 |
0,361 |
Valid |
|
X14 |
0,766 |
0,361 |
Valid |
|
X15 |
0,645 |
0,361 |
Valid |
|
X16 |
0,370 |
0,361 |
Valid |
Berdasarkan tabel 1 di
atas, variabel X Hubungan Kecemasan bersama total 16 item problem mampu
menyatakan valid apabila pada sejumlah item problem memerankan angka r hitung kian
banyak dari r tabel (0,361). Setiap item problem di atas memiliki nilai r
hitung antara 0,367 � 0,766 > r tabel (0,361), jadi sejumlah item problem pada
variabel X hubungan kecemasan dapat disampaikan valid.
Tabel 2
Hasil Uji
Validitas Variabel Y (Motivasi Belajar)
|
Pernyataan |
rHitung |
rTabel |
Keterangan |
|
Y1 |
0,850 |
0,361 |
Valid |
|
Y2 |
0,711 |
0,361 |
Valid |
|
Y3 |
0,665 |
0,361 |
Valid |
Motivasi |
Y4 |
0,795 |
0,361 |
Valid |
Belajar |
Y5 |
0,775 |
0,361 |
Valid |
(Variabel Y) |
Y6 |
0,637 |
0,361 |
Valid |
|
Y7 |
0,845 |
0,361 |
Valid |
|
Y8 |
0,761 |
0,361 |
Valid |
|
Y9 |
0,845 |
0,361 |
Valid |
|
Y10 |
0,731 |
0,361 |
Valid |
Berlandaskan tabel 2
di atas, variabel Y Motivasi Belajar bersama total 10 item problem mampu
menyampaikan valid apabila pada sejumlah item problem memerankan angka r hitung
kian banyak dari r tabel (0,361). Setiap item problem di atas memiliki nilai r
hitung antara 0,637 � 0,850 > r tabel (0,361), jadi sejumlah item problem
pada variabel X hubungan kecemasan mampu menyampaikan valid.
B. Hasil
Uji Reliabilitas
Dimanfaatkan mengatur
hasil penjumlahan bersama alat terkait mampu diyakini (Suryabrata, 2004:28).
Uji reliabilitas bersama studi memanfaatkan rumus alpha cronbach, bersama
pengambilan keputusan yakni instrumen mampu disampaikan reliabel apabila angka alpha
cronbach kian banyak dari 0,600 (Ghozali, 2006:42). Pengujian ini menggunakan program
aplikasi SPSS versi 24 dengan menggunakan sampel sebanyak 30 responden. Berlandaskan
hasil penjumlahan uji reliabilitas pada variabel X serta Y diuraikan bersama
tabel di bawah ini:
Tabel 3
Hasil Uji
Reliabilitas Variabel X (Hubungan Kecemasan)
Reliability Statistics |
|
Cronbach's Alpha |
N of Items |
.875 |
16 |
Sumber:
Hasil Pengolahan Data dengan SPSS version 24
Berdasarkan table 3,
Variabel X menunjukkan bahwa N of items (banyaknya butir pernyataan) ada 16
item bersama angka Cronbach�s alpha total ,875. Maka, mampu diringkas yakni pengukuran
uji reliabilitas pada variabel X (hubungan kecemasan) kian banyak dari 0,600,
selanjutnya setiap problem pada variabel X1 mampu dipercaya.
Tabel 4
Hasil Uji
Reliabilitas Variabel Y (Motivasi Belajar)
Reliability Statistics |
|
Cronbach's Alpha |
N of Items |
.918 |
16 |
Berlandaskan data
Variabel Y menunjukkan bahwa N of items (besarnya butir problem) ada 16 item bersama
angka Cronbach�s alpha total 0,918. Jadi mampu diringkas yakni pengukuran uji
reliabilitas pada variable Y (Motivasi Belajar) kian banyak dari 0,600, selanjutnya
setiap problem pada variabel X1 mampu dipercaya.
C. Teknik
Analisis Data
1.
Hasil Pengujian Hipotesis (Uji F)
Uji F digunakan mampu
mencari apakah variabel independen selaku bersamasama Memicu variabel dependen.
Uji-f dijalankan bersama mengamati dampak gabungan seluruha variabel independen
pada dependen. Uji-f yakni α = 5% (0,05), yakni:
a. Apabila angka f hitung > f tabel serta
angka probabilitas relevan nya < 0,05, jadi H0 ditolak bersama Ha diterima.
b. Jika angka f hitung < f tabel serta angka
probabilitas signifikansi nya > 0,05, jadi H0 diterima bersama Ha ditolak.
Pengujian hipotesis
adalah suatu susunan bersama upaya studi untuk menetapkan jawaban apakah
hipotesis ditolak atau diterima. Uji hipotesis bersama studi di antaranya yakni.
Tabel 5
Hasil Uji
Hipotesis Simultan (Uji F)
ANOVAa |
||||||
Model |
Sum of Squares |
Df |
Mean Square |
F |
Sig. |
|
1 |
Regression |
4.374 |
1 |
4.374 |
5.152 |
.000b |
Residual |
2944.463 |
102 |
28.867 |
|
|
|
Total |
2948.837 |
103 |
|
|
|
|
a. Dependent Variable: Motivasi Belajar (Y) |
||||||
b. Predictors: (Constant),
Hubungan Kecemasan (X) |
Berlandaskan tabel 5
di atas, hasil uji f (simultan) pada variabel pengaruh hubungan kecemasan (X)
terhadap motivasi belajar (Y) menunjukkan angka f hitung total 5.152 bersama
angka signifikansi (sig.) 0,000. angka f hitung yang telah di dapatkan,
kemudian dibandingkan dengan angka f tabel dimanfaatkan yakni total 3.018.
Nilai f tabel diperoleh dengan mencari degree of freedom (df) yaitu bersama
menggunakan rumus (n-k / 102-3 = 99). Hasil dari uji f di atas, diyakini yakni angka
f hitung (5.152) > dari f tabel (3.935) bersama angka relevan (0,000) <
(0,05). Selanjutnya mampu diringkas yakni H0 ditolak serta Ha diterima.
Maknanya terdapat pemicu terhadap hubungan kecemasan dengan motivasi belajar
mahasiswa uhamka jurusan bimbingan konseling.
Kesimpulan
Kesimpulannya, bersama
terdapat studi sudah dijalankan bersama menjabarkan data jadi melahirkan hasil bersama
terdapat ikatan negatif antara motivasi belajar bersama kecemasan belajar. Berlandaskan
menyampaikan yakni kian minim motivasi belajar pada mahasiswa Universitas
Muhammadiyah Prof.Dr. Hamka, jadi dari itu kecemasan belajarnya Semakin tinggi
motivasi, semakin rendah rasa takut belajar. Penulis berambisi hasil studi
mampu memasrahkan pemberitaan serta pemahaman kepada seluruh mahasiswa.
Misalnya, saya berharap liburan saya akan membantu saya mengelola kecemasan
saya tentang belajar dengan membantu saya rileks, tenang, dan menjernihkan
pikiran. Motivasi untuk belajar dapat dikontrol dan dipromosikan dengan cara
yang bernilai tambah.
BIBLIOGRAFI
Alfarishi, R., et
al. (2021). Hubungan Kecemasan Mengikuti Tes dan Motivasi Belajar dengan Hasil
Belajar Mata Kuliah Statistika pada Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin Universitas
Negeri Padang. Jurnal, 3(1), 2656-1697.
Ariyanti, I. (2010). Pengaruh Minat dan Motivasi
Belajar Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa program studi Pendidikan Akuntansi
Universitas Negeri Semarang 2008/2009.
Aswar, S. (2012). Realibilitas dan Validasi, Edisi 4.
Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Febiana, et al. (2019). Hubungan Motivasi Belajar
Dengan Prestasi Akademik Siswa Pada Mata Pelajaran Biologi Di Kelas X SMA
Negeri Insane Tengah Maubesi. Jurnal Pendidikan Biologi, 4(3), 118-129.
Hamzah, B. Uno. (Tahun tidak disebutkan). Teori
Motivasi dan pengukurannya. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Hutauruk, P., & Simbolon, R. (2018). Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa Dengan Alat Peraga Pada Masa Pelajaran IPA Kelas IV SDN
Nomor 14 Simbolon. School Education Journal (SEJ), 8(2). E-ISSN 2407-4926.
Sudirman, A. M. (2007). Interaksi Dan Motivasi Belajar
Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Prasada.
Sugiyono. (2010a). Metode Penelitian Kuantitatif ,
Kualitatif, dan R & D. Bandung: Al-Fabeta.
Sugiyono. (2010b). Metode Penelitian Pendidikan
Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2013). Statistik Untuk Penelitian. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kombinasi (Mix
Methods). Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif, R&D. Bandung: IKAPI.
�Sugiyono, S.
(2010). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung:
Al-Fabeta, hal. 80.
Sugiyono, S. (2010). Metode Penelitian Pendidikan
Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta, hal. 78.
Sugiyono, S. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif ,
Kualitatif, dan R & D. Bandung: Al-Fabeta, hal. 39.
Sugiyono, S. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif, R&D. Bandung: IKAPI, hal. 354.
Sugiyono, S. (2015). Metode Penelitian Kombinasi (Mix
Methods). Bandung: Alfabeta, hal. 140.
Sugiyono, S. (2013). Statistik Untuk Penelitian.
Bandung: Alfabeta, hal. 64.
Vivin, V. (2019). Kecemasan dan Motivasi Belajar.
Persona: Jurnal Psikologi Indonesia, 8(2), 240-257.
Yanti, S., et al. (2013). Hubungan antara Kecemasan
dalam Belajar dengan Motivasi Belajar Siswa. Konselor, 2(1).
Copyright
holder: Nindita
Alifah Rahmah, Dwi Dasalinda (2022) |
First
publication right: Syntax Literate:
Jurnal Ilmiah Indonesia |
This
article is licensed under: |