Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398

Vol. 7, No. 10, Oktober 2022


HUBUNGAN KECEMASAN DENGAN MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA UHAMKA BIMBINGAN KONSELING SEMESTER VII

 

Nindita Alifah Rahmah, Dwi Dasalinda

Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka, Indonesia

Email: [email protected], [email protected]

 

Abstrak

Kecemasan yakni salah satu aspek penghambat siswa bersama segi psikologis. Ketika ketegangan melahirkan tindakan selaku khusus diarahkan agar meraih perasaan lega. Penelitian ini bertujuan agar memahami. Kecemasan juga menjadi salah satu alasan penghabat motivasi belajar. Motivasi belajar bersama dunia pendidikan yakni salah satu hal wajib. Tanpa motivasi, seseorang pasti tidak akan mendapatkan proses belajar yang baik. Studi bertujuan agar melihat kecemasan bersama motivasi belajar pada mahasiswa Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka. Studi memanfaatkan metode kuantitatif. Instrumen diperoleh dari 102 mahasiswa. Berlandaskan hasil yang di dapatkan, diperoleh hasil uji validitas variabel x sebanyak 0,367 � 0,766 > , hasil uji validitas variabel y 0,637 � 0,850 > . Hasil uji reabilitas variabel x kian banyak dari 0,600, hasil uji validitas variabel y kian banyak dari 0,600. Hasil dari uji F (0,000) < (0,05) selanjutnya mampu diringkas yakni H0 ditolak serta Ha diterima. Maknanya terdapat dampak pada hubungan kecemasan dengan motivasi belajar mahasiswa uhamka jurusan bimbingan konseling.

 

Kata kunci: Kecemasan, Motivasi belajar, Mahasiswa

 

Abstrack

Anxiety is one of the inhibiting aspects of students with a psychological aspect. When tension gives birth to action specifically directed to achieve a feeling of relief. This research aims to understand. Anxiety is also one of the reasons for the motivation to study. Motivation to study with the world of education is one of the things that is mandatory. Without motivation, someone will definitely not get a good learning process. The study aims to see anxiety and learning motivation in Muhammadiyah University students Prof. Dr. Hamka. The study utilizes quantitative methods. Instruments were obtained from 102 students. Based on the results obtained, the results of the validity test for the x variable were 0.367 � 0.766 > , the results for the validity test for the y variable were 0.637 � 0.850 > . The results of the reliability test for the variable x increased from 0.600, the results for the validity test for the variable y increased from 0.600. The results of the F test (0.000) < (0.05) can then be summarized, namely H0 is rejected and Ha is accepted. This means that there is an impact on the relationship between anxiety and learning motivation of Uhamka students majoring in counseling guidance.

 

Keywords: Anxiety, Learning motivation, Students

 

Pendahuluan

Belajar adalah alterasi tingkah laku, dan alterasi mampu menimbulkan tingkah laku kian bagus (Ngalim Purwanto, 2007). Banyak faktor yang mempengaruhi kemampuan seorang siswa untuk belajar seperti yang diharapkan. Salah satunya adalah motivasi belajar. Setiap orang berhak mendapatkan pendidikan karena pendidikan memegang peranan penting dalam membentuk karakter manusia. Melalui pendidikan, seseorang memperoleh pengetahuan melalui interaksi dengan orang atau kelompok di lingkungannya.

Dengan demikian (Ambarjaya, 2012) memandang pendidikan sebagai rangkaian pengalaman yang mengarah pada pemahaman tentang interaksi yang sebelumnya tidak dipahami dengan lingkungan dan yang memicu proses perubahan lingkungan, perkembangan kehidupan individu atau kelompok. Grup telah dibuat. Selaku semua, belajar yakni ukuran sukses atau tidaknya peraihan tujuan pendidikan dijalani siswa di sekolah.

Pandangan Slameto (2010), belajar yakni upaya dijalankan seseorang agar mencapai transisi perilaku yang baru agar bisa beradaptasi bisalingkungannya. Upaya pembelajaran itu sendiri mampu menguasai atau tidak menghukum, serta agar melihat sejauh mana perubahan berjalan, diperlukan penilaian agar memahami sejauh mana tujuan pembelajaran sudah diraih. Penilaian kemampuan siswa mampu dijalankan melalui rutinitas harian, debat, ujian bulanan, ujian semester, serta ujian akhir tahunan. Belajar adalah perubahan tingkah laku, dan perubahan ini dapat menimbulkan tingkah laku kian baik (Ngalim Purwanto, 2007). Banyak faktor yang mempengaruhi kemampuan seorang siswa untuk belayar seperti yang diharapkan. Salah satunya adalah nahginan untuk belayar. Motivasi belajar yakni dukungan melahirkan dari rangsangan internal dan eksternal yang membuat seseorang ingin mengubah perilakunya atau kegiatan terkait dari situasi awalnya (Hamzah B. Uno, 2008).

Beberapa penelitian tentang motivasi belajar, antara lain Sari, Laelasari, Widodo, Dewi Nur, serta Putrianti (2017), menunjukkan yakni motivasi belajar berdampak absolutitif pada keputusan berprestasi siswa. Mereka lebih rajin dan memerankan semangat serta ambisi yang kian agar meraih hasil belajar. Selanjutnya siswa yang mengalami dismotivasi kurang bersemangat untuk mengikuti kegiatan pembelajaran dan kurang fokus di kelas. Dari kasus serta fenomena di atas mampu disimpulkan yakni rendahnya motivasi belajar siswa dikarenakan oleh implikasi internal serta eksternal dirinya sendiri.

Williams serta Williams (Handayani, 2017) Faktor intrinsik atau intrinsik yang memicu motivasi belajar berkaitan dengan minat, minat, atau kemauan individu agar meraih tujuan serta hasil belajar. Selanjutnya implikasi ekstrinsik atau ekstrinsik memicu motivasi belajar antara lain keluarga, kredibilitas guru bersama berkomunikasi secara materi, daerah, harta (reward), serta teman (Wong et al. bersama Handayani, 2017). Menurut studi Asy'ari, Ekayati, serta Matulessy (2014), konsep diri yakni pengaruh positif endogen terhadap motivasi belajar. Seseorang yang percaya pada kemampuan mereka untuk mencapai tingkat pencapaian yang tinggi termotivasi untuk berusaha mencapai tujuan mereka. Studi tersebut juga menetapkan yakni kecerdasan emosional yakni faktor endogen yang memiliki dampak positif yang besar terhadap motivasi belajar. Artinya, ketika seseorang mampu mengelola perasaan dan emosinya secara aktif, maka motivasi belajarnya lebih kuat, dan motivasi tersebut dapat berperan sebagai pendorong usaha serta prestasi (Kompri, 2015). Bersama kata lain, motivasi belajar yang baik berdampak pada hasil belajar bagus, dan jika siswa memerankan niat belajar bagus maka mereka terlepas agar menjalankan aktivitas belajar secara maks untuk meraihhasil yang cemerlang. untuk terlibat dalam kegiatan belajar dan yang menyenangi belajar lebih termotivasi untuk belajar.

Pandangan Dimyati serta Mudjiyono (Fauziah, Rosnaningsih & Azhar, 2017), ada beberapa faktor memicu motivasi belajar. Ekstrinsik 2) Kemampuan atau kesanggupan untuk mencapai suatu tujuan diharapkan 3) situasi siswa yang meliputi kondisi fisik serta mental memicu motivasi belajar. 4) situasi daerah seperti keadaan alam siswa, daerah tempat tinggal, hubungan teman sebaya, serta kelangsungan sosial. Motivasi belajar berdampak oleh banyak implikasi. Ketakutan yakni salah satu faktor yang menurunkan motivasi belajar. Kecemasan dapat dimaknai selaku situasi pikiran yang tidak nyaman yang ditandai bersama rasa takut, tidak nyaman, serta perasaan buruk yang bukan mampu dihindari (Elizabeth B. Hurlock, 1998).

�Pandangan Atkinson (2001) Kecemasan yakni emosi bukan nyaman diperlihatkan bersama yakni semacam khawatir, khawatir, serta takut yang dapat dialami pada banyak tingkatan. Siswa yang termotivasi secara akademis mampu bereaksi secara aktif terhadap keadaan yang merugikan dan menuntasjan efeksi minus. Berlandaskan implikasi memicu kesiapan belajar siswa yakni rasa takut. Santrock (2015) menyampaikan yakni motivasi serta emosi yakni dua kaidah wajib yang kian memicu aktivitas belajar.

Rasa ingin tahu adalah emosi positif mendukung mempercepat upaya belajar. Sebaliknya, emosi seperti takut serta khawatir eksesif, takut gagal, serta gelisah saksi yakni efeksi minus menurunkan motivasi belajar. Agustiar dan Asmi (2010) melakukan penelitian sebelumnya yang menghubungkan kecemasan dan motivasi belajar, yang menyampaikan terdapat ikatan negatif antara rasa takut akan ujian nasional dan motivasi belajar pada 168 siswa. Siswa dapat didorong untuk belajar lebih baik sendiri jika mereka berada pada level rendah dan memiliki perhatian. Namun, jika rasa takut terlalu kuat dalam dirinya, ia akan dengan mudah mengabaikan studinya sehingga mempengaruhi hasil belajar dan kinerja siswa (Hartono bersamaWidodo et al., 2017).

Kecemasan awalnya berdampak oleh situasi lingkungan terkait, seperti kondisi ujian. Prawitasari (2012) menekankan bahwa kebingunngan akademik yakni kekhawatiran yang tidak jelas serta bukan nyaman yang disebabkan oleh kurangnya kepercayaan pada kredobilitas seseorang agar sukses menyelesaikan tugas akademik. Hawari (2013) menggambarkan gangguan mood dengan kecemasan yang mendalam, perasaan cemas atau khawatir yang terus-menerus, tidak ada gangguan penilaian realitas, kepribadian masih penuh atau terpecah, perilaku cemas, tetapi gangguan mood normal meningkat. Ketakutan Spielberger (Slameto, 2010) dibagi menjadi sifat-sifat. Peningkatan ketegangan, subjektivitas, kecemasan Kecemasan Aktivitas sementara dari sistem saraf otonom.

Studi dijalankan Kirkland (bersama Slameto, 2010) Bukti yakni kecemasan tingkat sedang mendorong kegiatan belajar, selanjutnya kecemasan tingkat tinggi mampu mengganggu pembelajaran Didukung oleh studi Evriyani, dan Prastya (2016). Ada korelasi negatif antara kecemasan dan kemauan untuk belajar. Siswa dengan kecemasan ringan energik serta termotivasi agar terlibat dalam aktivitas belajar agar membereskan diri bersama lebih bagus. Beragam dengan siswa yang terlalu cemas serta cemas, mereka bukan antusias mengikuti aktivitas pemahaman.

Oleh karena itu, kecemasan adalah keadaan emosional yang gelisah, seperti B. Merasa tertekan ketika dihadapkan pada suatu kesulitan sebelum timbul masalah, yang dapat menurunkan motivasi belajar dan menimbulkan kekhawatiran dan ketakutan dalam situasi tertentu karena ketakutan. Perasaan ini juga mampu memotivasi Anda agar melakukan ketika Anda berhasil tetapi menunjukkan tanda-tanda kecemasan. Kirklan (dalam Slameto, 2010) menyatakan yakni kecemasan level seimbang umumnya mendukung pembelajaran, sedangkan kecemasan levek naik menghambat pembelajaran. Mengingat isu yang diangkat studi tertarik agar mengamati �Hubungan kecemasan dengan motivasi belajar mahasiswa uhamka bimbingan konseling semester VIII�.

 

Metode Penelitian

Metode studi dimanfaatkan bersama studi yakni metode studi kuantitatif. pandangan Sugiyono (2015) Metode studi kuantitatif mampu digambarkan selaku metode studi filosofis, dimanfaatkan agar memahami populasi atau sampel terkait teknik pengambilan sampel dasarnya acak, penyusunan data memanfaatkan peralatan studi serta analisis data statistik agarmenguji dugaan awal. hipotesis ditentukan. Didapatkan populasi sebanyak 102 individu bersama memanfaatkan teknik simple random sampling. Penelitian ini menggunakan angket atau angket. Walgito (1999:35) mengatakan. Studi ini bertujuan agar mengamati ikatan kecemasan pada motivasi belajar mahasiswa Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka.

 

Hasil dan Pembahasan

A.  Hasil Uji Validitas

Dimanfaatkan agar menjumlahkan sah atau bukannya kuesioner kemudian mampu menghasilkan data selaras bersama yang diukur. Dalam pengujian validitas agar menghitung sah atau tidaknya suatu kuesioner memanfaatkan sampel sebanyak 30 responden yang memerankan ragam yang sama untuk dijadikan sampel. Tingkat validitas mampu diukur bersama strategi menyandingkan angka r hitung bersama r tabel. Jika r hitung kian banyak daripada r tabel jadi penyampaikan pada kuesioner terkait disampaikan valid. Adapun ketentuannya degree of freedom (df) = n-2 dimana n yakni total sampel bersama α = 5% atau 0,05. Sehingga didapatkan persamaan yakni df = n-2 = 30-2 = 28. Yakni r tabel pada studi yakni 0,3610. bersumber pengolahan data terkait mampu dilihat pada tabel yakni Pengujian validitas bersama studi ini menggunakan program aplikasi SPSS versi 24 bersama memanfaatkan rumus korelasi product moment (korelasi pearson) bersama taraf relevan 5%. Berikut merupakan hasil uji validitas variabel X serta Y yang diuraikan bersama tabel yakni:

 

Tabel 1

Hasil Uji Validitas X

 

Pernyataan

rHitung

rTabel

Keterangan

 

X1

0,684

0,361

Valid

 

X2

0,587

0,361

Valid

 

X3

0,705

0,361

Valid

Hubungan

X4

0,583

0,361

Valid

Kecemasan

X5

0,639

0,361

Valid

(Variabel X)

X6

0,586

0,361

Valid

 

X7

0,388

0,361

Valid

 

X8

0,367

0,361

Valid

 

X9

0,557

0,361

Valid

 

X10

0,674

0,361

Valid

 

X11

0,698

0,361

Valid

 

X12

0,504

0,361

Valid

 

X13

0,713

0,361

Valid

 

X14

0,766

0,361

Valid

 

X15

0,645

0,361

Valid

 

X16

0,370

0,361

Valid

 

Berdasarkan tabel 1 di atas, variabel X Hubungan Kecemasan bersama total 16 item problem mampu menyatakan valid apabila pada sejumlah item problem memerankan angka r hitung kian banyak dari r tabel (0,361). Setiap item problem di atas memiliki nilai r hitung antara 0,367 � 0,766 > r tabel (0,361), jadi sejumlah item problem pada variabel X hubungan kecemasan dapat disampaikan valid.

 

Tabel 2

Hasil Uji Validitas Variabel Y (Motivasi Belajar)

 

Pernyataan

rHitung

rTabel

Keterangan

 

Y1

0,850

0,361

Valid

 

Y2

0,711

0,361

Valid

 

Y3

0,665

0,361

Valid

Motivasi

Y4

0,795

0,361

Valid

Belajar

Y5

0,775

0,361

Valid

(Variabel Y)

Y6

0,637

0,361

Valid

 

Y7

0,845

0,361

Valid

 

Y8

0,761

0,361

Valid

 

Y9

0,845

0,361

Valid

 

Y10

0,731

0,361

Valid

 

Berlandaskan tabel 2 di atas, variabel Y Motivasi Belajar bersama total 10 item problem mampu menyampaikan valid apabila pada sejumlah item problem memerankan angka r hitung kian banyak dari r tabel (0,361). Setiap item problem di atas memiliki nilai r hitung antara 0,637 � 0,850 > r tabel (0,361), jadi sejumlah item problem pada variabel X hubungan kecemasan mampu menyampaikan valid.

B.  Hasil Uji Reliabilitas

Dimanfaatkan mengatur hasil penjumlahan bersama alat terkait mampu diyakini (Suryabrata, 2004:28). Uji reliabilitas bersama studi memanfaatkan rumus alpha cronbach, bersama pengambilan keputusan yakni instrumen mampu disampaikan reliabel apabila angka alpha cronbach kian banyak dari 0,600 (Ghozali, 2006:42). Pengujian ini menggunakan program aplikasi SPSS versi 24 dengan menggunakan sampel sebanyak 30 responden. Berlandaskan hasil penjumlahan uji reliabilitas pada variabel X serta Y diuraikan bersama tabel di bawah ini:

 

Tabel 3

Hasil Uji Reliabilitas Variabel X (Hubungan Kecemasan)

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

N of Items

.875

16

Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan SPSS version 24

 

Berdasarkan table 3, Variabel X menunjukkan bahwa N of items (banyaknya butir pernyataan) ada 16 item bersama angka Cronbach�s alpha total ,875. Maka, mampu diringkas yakni pengukuran uji reliabilitas pada variabel X (hubungan kecemasan) kian banyak dari 0,600, selanjutnya setiap problem pada variabel X1 mampu dipercaya.

 

Tabel 4

Hasil Uji Reliabilitas Variabel Y (Motivasi Belajar)

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

N of Items

.918

16

 

Berlandaskan data Variabel Y menunjukkan bahwa N of items (besarnya butir problem) ada 16 item bersama angka Cronbach�s alpha total 0,918. Jadi mampu diringkas yakni pengukuran uji reliabilitas pada variable Y (Motivasi Belajar) kian banyak dari 0,600, selanjutnya setiap problem pada variabel X1 mampu dipercaya.

 

C.  Teknik Analisis Data

1.    Hasil Pengujian Hipotesis (Uji F)

Uji F digunakan mampu mencari apakah variabel independen selaku bersamasama Memicu variabel dependen. Uji-f dijalankan bersama mengamati dampak gabungan seluruha variabel independen pada dependen. Uji-f yakni α = 5% (0,05), yakni:

a.       Apabila angka f hitung > f tabel serta angka probabilitas relevan nya < 0,05, jadi H0 ditolak bersama Ha diterima.

b.      Jika angka f hitung < f tabel serta angka probabilitas signifikansi nya > 0,05, jadi H0 diterima bersama Ha ditolak.

Pengujian hipotesis adalah suatu susunan bersama upaya studi untuk menetapkan jawaban apakah hipotesis ditolak atau diterima. Uji hipotesis bersama studi di antaranya yakni.

 

Tabel 5

Hasil Uji Hipotesis Simultan (Uji F)

ANOVAa

Model

Sum of Squares

Df

Mean Square

F

Sig.

1

Regression

4.374

1

4.374

5.152

.000b

Residual

2944.463

102

28.867

 

 

Total

2948.837

103

 

 

 

a. Dependent Variable: Motivasi Belajar (Y)

b. Predictors: (Constant), Hubungan Kecemasan (X)

 

Berlandaskan tabel 5 di atas, hasil uji f (simultan) pada variabel pengaruh hubungan kecemasan (X) terhadap motivasi belajar (Y) menunjukkan angka f hitung total 5.152 bersama angka signifikansi (sig.) 0,000. angka f hitung yang telah di dapatkan, kemudian dibandingkan dengan angka f tabel dimanfaatkan yakni total 3.018. Nilai f tabel diperoleh dengan mencari degree of freedom (df) yaitu bersama menggunakan rumus (n-k / 102-3 = 99). Hasil dari uji f di atas, diyakini yakni angka f hitung (5.152) > dari f tabel (3.935) bersama angka relevan (0,000) < (0,05). Selanjutnya mampu diringkas yakni H0 ditolak serta Ha diterima. Maknanya terdapat pemicu terhadap hubungan kecemasan dengan motivasi belajar mahasiswa uhamka jurusan bimbingan konseling.

 

Kesimpulan

Kesimpulannya, bersama terdapat studi sudah dijalankan bersama menjabarkan data jadi melahirkan hasil bersama terdapat ikatan negatif antara motivasi belajar bersama kecemasan belajar. Berlandaskan menyampaikan yakni kian minim motivasi belajar pada mahasiswa Universitas Muhammadiyah Prof.Dr. Hamka, jadi dari itu kecemasan belajarnya Semakin tinggi motivasi, semakin rendah rasa takut belajar. Penulis berambisi hasil studi mampu memasrahkan pemberitaan serta pemahaman kepada seluruh mahasiswa. Misalnya, saya berharap liburan saya akan membantu saya mengelola kecemasan saya tentang belajar dengan membantu saya rileks, tenang, dan menjernihkan pikiran. Motivasi untuk belajar dapat dikontrol dan dipromosikan dengan cara yang bernilai tambah.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BIBLIOGRAFI

 

Alfarishi, R., et al. (2021). Hubungan Kecemasan Mengikuti Tes dan Motivasi Belajar dengan Hasil Belajar Mata Kuliah Statistika pada Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin Universitas Negeri Padang. Jurnal, 3(1), 2656-1697.

 

Ariyanti, I. (2010). Pengaruh Minat dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa program studi Pendidikan Akuntansi Universitas Negeri Semarang 2008/2009.

 

Aswar, S. (2012). Realibilitas dan Validasi, Edisi 4. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

 

Febiana, et al. (2019). Hubungan Motivasi Belajar Dengan Prestasi Akademik Siswa Pada Mata Pelajaran Biologi Di Kelas X SMA Negeri Insane Tengah Maubesi. Jurnal Pendidikan Biologi, 4(3), 118-129.

 

Hamzah, B. Uno. (Tahun tidak disebutkan). Teori Motivasi dan pengukurannya. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

 

Hutauruk, P., & Simbolon, R. (2018). Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Alat Peraga Pada Masa Pelajaran IPA Kelas IV SDN Nomor 14 Simbolon. School Education Journal (SEJ), 8(2). E-ISSN 2407-4926.

 

Sudirman, A. M. (2007). Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Prasada.

 

Sugiyono. (2010a). Metode Penelitian Kuantitatif , Kualitatif, dan R & D. Bandung: Al-Fabeta.

 

Sugiyono. (2010b). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

 

Sugiyono. (2013). Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

 

Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kombinasi (Mix Methods). Bandung: Alfabeta.

 

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R&D. Bandung: IKAPI.

 

�Sugiyono, S. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Al-Fabeta, hal. 80.

 

Sugiyono, S. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta, hal. 78.

 

Sugiyono, S. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif , Kualitatif, dan R & D. Bandung: Al-Fabeta, hal. 39.

 

Sugiyono, S. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R&D. Bandung: IKAPI, hal. 354.

 

Sugiyono, S. (2015). Metode Penelitian Kombinasi (Mix Methods). Bandung: Alfabeta, hal. 140.

 

Sugiyono, S. (2013). Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta, hal. 64.

 

Vivin, V. (2019). Kecemasan dan Motivasi Belajar. Persona: Jurnal Psikologi Indonesia, 8(2), 240-257.

 

Yanti, S., et al. (2013). Hubungan antara Kecemasan dalam Belajar dengan Motivasi Belajar Siswa. Konselor, 2(1).

 

Copyright holder:

Nindita Alifah Rahmah, Dwi Dasalinda (2022)

 

First publication right:

Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia

 

This article is licensed under: