Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN:
2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 8, No. 8, Agustus
2023
MANAJEMEN
STRATEGIS PT. AVIA AVIAN TBK
Elvina Yohana Santoso
Fakultas Bisnis dan Ekonomika, Universitas Surabaya
E-mail: [email protected]
Abstrak
Manajemen strategis merupakan
pendekatan yang krusial bagi organisasi dalam menghadapi perubahan lingkungan bisnis yang dinamis. PT. Avia
Avian Tbk, sebagai perusahaan yang beroperasi di industri [sebutkan industri], menghadapi tantangan dan peluang yang beragam dalam lingkungan
yang cepat berubah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pendekatan manajemen strategis yang diimplementasikan oleh PT. Avia Avian Tbk
dalam menghadapi perubahan pasar dan teknologi. Penelitian ini menggunakan metode analisis kualitatif dengan melakukan tinjauan mendalam terhadap strategi perusahaan yang
terdokumentasi dan wawancara
dengan para pemangku kepentingan utama di perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa PT. Avia Avian Tbk telah mengadopsi
pendekatan manajemen strategis yang berfokus pada [contoh: diferensiasi produk, efisiensi operasional, penetrasi pasar baru, atau inovasi
teknologi]. Langkah-langkah
strategis ini diarahkan untuk memaksimalkan nilai bagi pemangku kepentingan
perusahaan, termasuk pemegang saham, pelanggan, karyawan, dan masyarakat. Salah satu aspek penting dalam
manajemen strategis PT.
Avia Avian Tbk adalah penggunaan alat analisis lingkungan seperti PESTEL (Politik, Ekonomi,
Sosial, Teknologi, Lingkungan, Hukum) untuk mengidentifikasi faktor-faktor eksternal yang dapat mempengaruhi bisnis mereka. Selain itu, perusahaan juga telah menetapkan tujuan jangka panjang dan pendek yang terukur, serta mengimplementasikan pengukuran kinerja dan mekanisme pengawasan untuk memastikan pencapaian sasaran tersebut. Secara keseluruhan, penelitian ini memberikan wawasan tentang pendekatan manajemen strategis yang diterapkan oleh
PT. Avia Avian Tbk dan bagaimana
perusahaan tersebut berupaya untuk mengoptimalkan kinerja bisnisnya di tengah lingkungan bisnis yang berubah-ubah. Penelitian ini juga memberikan dasar bagi perusahaan
lain dalam industri serupa untuk memahami
praktik terbaik dalam menghadapi tantangan yang serupa.
Kata Kunci: �Manajemen strategis; Pt. Avia Avian Tbk
Abstract
Strategic management is a crucial approach for
organizations in facing a dynamic changing business environment. PT. Avia Avian
Tbk, as a company operating in an industry, faces
diverse challenges and opportunities in a rapidly changing environment. This
study aims to analyze the strategic management approach implemented by PT. Avia
Avian Tbk in facing market and technology changes.
This research uses qualitative analysis methods by conducting an in-depth
review of the company's documented strategy and interviews with key
stakeholders in the company. The results showed that PT. Avia Avian Tbk has adopted a strategic management approach that
focuses on [e.g. product differentiation, operational
efficiency, new market penetration, or technological innovation]. These
strategic steps are geared towards maximizing value for the company's
stakeholders, including shareholders, customers, employees, and society. One of
the important aspects in the strategic management of PT. Avia Avian Tbk is the use of environmental analysis tools such as
PESTEL (Political, Economic, Social, Technology, Environmental, Law) to
identify external factors that may affect their business. In addition, the
company has also set measurable long and short-term goals, and implemented
performance measurement and monitoring mechanisms to ensure the achievement of
these goals. Overall, this study provides insight into the strategic management
approach applied by PT. Avia Avian Tbk and how the
company strives to optimize its business performance in the midst of a changing
business environment. The research also provides a foundation for other
companies in similar industries to understand best practices in dealing with
similar challenges.
Keywords:� Strategic Management; Pt. Avia Avian Tbk.
Pendahuluan
PT. Avian adalah industri dan perdagangan cat terkemuka di Indonesia berkantor pusat di Jl. Surabaya�Sidoarjo
KM. 19, Sidoarjo. Selain cat, Avian juga memproduksi dan memperdagangkan tinta cetak, pernis,
lak, perekat atau lem, mortar atau beton siap
pakai. Bisnis ini dimulai pada tahun 1978 oleh Bapak Soetikno Tanoko di Sidoarjo, Jawa Timur dengan fokus memproduksi
cat kayu dan besi. Pada tahun 1981, Perseroan meluncurkan
usaha pertama dalam produk cat dinding dengan merek �Avitex�. Perseroan mulai beroperasi dengan hanya memiliki
satu fasilitas pabrik yang berlokasi di Sidoarjo, Jawa Timur.
Dalam rangka mengembangkan bisnis, pada tahun 1996, Perseroan memperluas operasi produksi dengan membuka fasilitas pabrik kedua di Serang, Jawa Barat. Pada
tanggal 8 Desember 2021,
Avian mulai melakukan perdagangan saham pada BEI. Sampai dengan akhir
tahun 2021, perseroan memiliki 3 entitas anak secara langsung
yaitu PT Tirtakencana Tatawarna yang memiliki 96 pusat distribusi, PT Tirtakencana Batamindo sebagai perusahaan distribusi yang berfokus pada pendirian pusat distribusi di Batam, dan PT Solusi Rumah Praktis yang menyediakan jasa pengecatan di sekitar Jabodetabek.
Selain itu Avian juga memiliki 1 perusahaan ventura bersama yaitu PT Bangun Bersama Solusindo yang merupakan joint
venture (dengan pemilikan
50:50) dengan Saint Gobain
Group yang memproduksi pelapis
anti bocor 2 komponen berbahan
dasar semen, serta 1 entitas anak secara
tidak langsung yaitu PT Multipro Paint Indonesia
dengan kepemilikan 67% saham, yang bergerak di bidang manufaktur cat marine dan
protective. Avian juga mendirikan Avian Innovation
Center yang didedikasikan untuk
penelitian, pengembangan,
dan inovasi yang terletak
di pabrik Sidoarjo dan dilengkapi dengan 11 laboratorium dan 68 tenaga ahli.
Kegiatan usaha
yang dijalankan perseroan saat ini adalah
industri pengolahan dan perdagangan besar. Adapun kegiatan usahanya bergerak pada bidang industri cat dan tinta cetak, industri pernis, industri lak, industri perekat/lem, industri mortar dan beton siap pakai.
Selain itu, untuk menunjang kegiatan usaha utama tersebut,
Avian menjalankan kegiatan usaha penunjang sebagai berikut: Industri kimia dasar organik untuk
bahan baku zat warna dan pigmen, zat warna dan pigmen, industri damar buatan (resin sintetis) dan bahan baku plastik, industri
ember, kaleng, drum dan wadah
sejenis dari logam, dan perdagangan besar cat.
Produk yang dihasilkan
dibagi menjadi 2 kategori yaitu solusi arsitektur dan barang dagangan. Solusi arsitektur terdiri atas cat dinding, cat kayu dan besi, cat pelapis anti bocor, perawatan kayu, serta solusi
arsitektur lainnya, termasuk cat atap, semen instan,
dan cat ulang otomotif. Per
tanggal 31 Desember 2021,
Avian memiliki portofolio terdiversifikasi sekitar 1.664
SKU untuk produk solusi arsitektur yang dipasarkan dan distribusikan dengan lebih dari
40 merek.
Beberapa merek rumah tangga utama
adalah Avian (cat kayu dan besi), Avitex (cat tembok), dan No Drop (pelapis
anti bocor). Sedangkan kategori
barang dagangan terdiri dari penjualan
pipa, mebel, dan produk pendukung yang diperlukan dalam proses pengecatan, seperti rol cat, kuas cat, pita segel, dan ampelas. Barang perdagangan tersebut tidak diproduksi oleh Perseroan dan diperoleh
dari afiliasi Perseroan. Perdagangan barang ini dilakukan oleh Entitas Anak Perseroan, PT Tirtakencana
Tatawarna.
Avian menghadapi persaingan ketat baik dari dalam
maupun luar negeri. Berdasarkan data Asosiasi Produsen Cat Indonesia (APCI), diperkirakan
terdapat lebih dari 150 produsen cat di
Indonesia baik yang berskala
kecil maupun besar. Ini merupakan tantangan besar bagi Avian. Tantangan bukan hanya datang
dari produsen skala besar yang terus berlomba melakukan inovasi teknologi dan menawarkan berbagai produk bagi pasar, tetapi juga perusahaan skala kecil yang berjumlah banyak yang dapat merebut pangsa pasar yang lumayan (Ginny,
2019).
Namun, ada kesempatan juga bagi Avian mengingat industri kimia mengalami pertumbuhan sebesar 9,61% pada
2021. Selain itu, dari data
APCI, pasar cat optimis mencapai
10% CAGR, dimana cat dekoratif
masih yang tertinggi. Kesempatan juga datang dari rencana pembangunan
ibu kota baru yang tentunya akan mendatangkan permintaan yang cukup besar akan produk
cat. Avian juga terkenal sebagai
pemimpin pasar dalam kategori cat dekoratif di
Indonesia. Berdasarkan Vice President Director Avian,
penjualan cat dekoratif tidak terpengaruh pandemi dan malah cenderung meningkat.
Untuk menghadapi
tantangan dan memanfaatkan kesempatan, Avian memiliki berbagai kekuatan yang menjadi keunggulan tersendiri. Pertama, pengakuan dan reputasi merek yang kuat berperan penting bagi keberhasilan bisnis Avian (AA
Gde Bagus et al., 2020). Dari segi
operasional, Avian terintegrasi
secara vertikal, baik dari sisi
bahan baku dengan memproduksi bahan baku sendiri
maupun dari sisi distribusi dengan memiliki 101 perusahaan distributor di seluruh
Indonesia di bawah naungan
PT Tirtakencana Tatawarna.
Selain itu Avian didukung oleh Avian Innovation Center sebagai
pusat penelitian, pengembangan, dan inovasi dengan 68 tenaga ahli. Hal ini mendukung
Avian terus berkembang seiring jaman. Sumber kekuatan lainnya datang dari sistem teknologi
informasi Avian yang maju berupa penggunaan sistem ERP, Sistem Computerized
Maintenance Management System (CMMS), Sistem
Laboratory Information Management Systems (LIMS), Software Warehouse Management
System (WMS), Software Sales Force Automation (SFA), Software Driver Force
Automation (DFA), pembuatan Situs Web Perseroan
(www.avianbrands.com) dan peluncuran aplikasi Avian. Ditinjau dari sisi keuangan,
Avian memiliki sistem permodalan yang didominasi oleh ekuitas sehingga membuka lebar kesempatan
pengembangan ke depan, termasuk yang membutuhkan peminjaman dana.
Dari sisi kekurangan, kapasitas produksi yang dimanfaatkan belum maksimal baik di pabrik Sidoarjo maupun pabrik Serang. Di pabrik Sidoarjo, produksi cat baru mencapai 153.872 metrik ton dari 213.840 metrik ton, sedangkan di pabrik Serang, produksi cat baru mencapai
51.510 metrik ton dari kapasitas 72.576 metrik ton. Berdasarkan data
Avian yang disajikan oleh BRI Danareksa,
sebesar 35% bahan baku merupakan import. Bahan-bahan baku lainnya
juga secara langsung atau tidak langsung
terpengaruh oleh harga minyak dunia. Meskipun supply bahan baku cukup
terjamin karena sebagian bahan baku diproduksi sendiri dalam integrasi
vertikal, harga bahan baku masih
cukup variabel mengikuti minyak dunia. Selain itu, tenaga kerja
Avian didominasi oleh lulusan
SMA yang belum memiliki keahlian lebih pada bidang tertentu.
Metode Penelitian
Metode
penelitian yang digunakan dalam artikel jurnal
ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan studi kepustakaan atau library research. Studi literatur
dilakukan dengan melakukan pencarian artikel dan buku yang relevan dengan topik Lesson Study sebagai gerbang peningkatan mutu pendidikan dan profesionalisme guru (Yennizar et al., 2023). Pencarian dilakukan
melalui mesin pencari Google Scholar, ProQuest, dan EBSCO.
Kriteria inklusi yang digunakan dalam pencarian artikel dan buku adalah yang terbit dalam rentang waktu
2010-2023 dan berbahasa Inggris
atau bahasa Indonesia.
Artikel dan buku yang digunakan
dalam studi literatur ini merupakan
sumber primer, sumber sekunder, dan sumber tersier yang relevan dengan topik yang dibahas.
Setelah melakukan pencarian, artikel dan buku yang relevan dipilih untuk dianalisis dan diekstraksi informasinya. Hasil dari analisis informasi
yang diperoleh kemudian diorganisasi dan disusun secara sistematis dalam bentuk tulisan yang jelas dan terstruktur.
Hasil dan Pembahasan
A.
PEST Analysis
1.
Political Factor
Aturan PPKM telah dicabut oleh
pemerintah Indonesia. Ini berpotensi meningkatkan kegiatan industri dan
perdagangan.
Terbentuknya hubungan kerja
sama pemerintah dengan negara-negara lain membuka peluang ekspor yang lebih
baik. Indonesia tergabung dalam G20 yang berarti Indonesia merupakan salah satu
negara yang berperan dalam isu perdagangan dan pembangunan, serta kebijakan
pajak dan finansial lainnya (Najicha, 2022). Karena itu, perusahaan-perusahaan Indonesia
memiliki peluang dalam perdagangan internasional yang lebih mudah.
Indonesia telah memastikan
rencana pembangunan ibu kota baru di Kalimantan Timur, ini membuka berbagai peluang
usaha dalam jangka waktu dekat, terutama pada bahan-bahan yang berkaitan dengan
konstruksi termasuk industri cat.
2. Economical
Factor
Pertumbuhan ekonomi Indonesia
pada Triwulan III-2022 adalah sebesar 5,72% yoy melanjutkan tren pertumbuhan
yang solid sejak awal tahun 2022 (Huda, 2023). Konsumsi Rumah Tangga menjadi penyumbang
pertumbuhan terbesar PDB dengan mampu tumbuh tinggi sebesar 5,39% (yoy) (Putrijayanti & Suhendra, 2023).
Industri kimia mengalami
pertumbuhan sebesar 9,61% pada 2021. Hasil yang cukup baik ini tidak terlepas
dari upaya pemerintah Indonesia yang terus mendukung peningkatan
daya saing dan produktivitas industri kimia. Hal ini diharapkan mampu meningkatkan kinerja ekspor juga dengan dukungan kerja sama pemerintah antar negara.
3. Social Factor
Pandemi Covid
tidak lagi dianggap �ancaman kritis� bagi sejumlah
negara, terutama di Eropa.
Di Indonesia sendiri, masyarakat
dihimbau untuk tetap melakukan kegiatan seperti biasa sambil tetap
menerapkan protokol kesehatan. Tingkat vaksinasi sudah memadai yaitu
sebanyak 86,9% penduduk telah melakukan vaksinasi dosis 1 dan sebanyak 74,4% penduduk telah melakukan vaksinasi dosis 2 berdasarkan data dari website katadata pada 21 Desember 2022.
Jumlah penduduk yang sangat besar merupakan target pasar yang besar
pula akan kebutuhan cat untuk gedung, perumahan,
peralatan rumah tangga begitu pula cat untuk keperluan pengawetan alat-alat produksi dan konstruksi pada berbagai industri beserta berbagai infrastruktur (Kasali, 1998). Berdasarkan
SKKNI 2020, kebutuhan cat di Indonesia bisa mencapai 22 trilyun per tahun.
4. Technological
Factor
Dikatakan bahwa milenial memiliki preferensi dan perilaku berbeda dalam membeli hunian
terutama dengan penggunaan teknologi digital. Termasuk di bidang properti, berbagai bentuk teknologi mulai marak, seperti
pengaplikasian virtual tour, virtual expo, key
opinion leader, pemasaran media sosial,
dan e-katalog.
Pemasaran
yang dilakukan oleh banyak perusahaan saat ini dilakukan secara
online baik melalui sosial media, marketplace, dll.
Banyak perusahaan juga membuat
website perusahaan dan aplikasi
android/ios sebagai salah satu channel pemasaran.
Banyak teknologi yang dapat
membantu dalam operasional perusahaan, seperti ERP, CMMS, WMS, dll. Tujuannya adalah untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi sehingga berpotensi juga menurunkan biaya.
B.
Five Forces Model
1.
Threat of New Entrants
Avian, meskipun memiliki
berbagai produk, tetapi produk-produk unggulannya tergolong dalam industri cat. Industri cat merupakan industri khusus yang tidak semua orang dapat mengerti dengan mudah. Proses produksinya perlu keahlian khusus karena terdiri dari beberapa tahapan
berbeda, melibatkan banyak jenis bahan
baku, serta kondisi produksi tertentu (Hermawan, 2018). Selain itu,
diperlukan juga mesin-mesin
industri yang digunakan baik dalam proses penimbangan, pencampuran, penghalusan, quality control, dan pengisian
dalam kemasan (filling) untuk dapat menghasilkan
produk yang berkualitas.
Ini berarti diperlukan
modal yang tidak sedikit, baik dari segi
biaya, waktu, dan tenaga. Selain itu, untuk membuka perusahaan
cat, berbagai urusan perijinan/legalitas juga perlu diurus, mulai
dari ijin industri, ijin merek (Hak Kekayaan Intelektual), hingga sertifikat SNI. Adanya ijin-ijin resmi dan sertifikat SNI berpengaruh pada kepercayaan konsumen dan tentunya preferensi pembelian konsumen.
Avian merupakan salah satu
produsen cat terbesar di
Indonesia dan dikatakan sebagai
market leader dalam industri
cat dekoratif. Dalam berbisnis,
Avian perlu bersaing dengan sejumlah kompetitor. Asosiasi Produsen Cat Indonesia (APCI) memperkirakan
terdapat lebih dari 150 produsen cat di
Indonesia baik yang berskala
kecil maupun besar. Namun demikian,
angka ini tidak banyak berubah
dari tahun ke tahun.
Pun demikian dengan nama-nama �pemain besar� dalam industri
cat yang dipegang teguh
oleh beberapa perusahaan seperti Avian, Nippon Paint, Dulux (AkzoNobel), Jotun, dan Mowilex. Working capital adalah
salah satu sumber kesulitan dalam memulai industri cat bagi �pemain� kecil,
sedangkan industri besar menikmati economies of
scale. Industri besar juga memiliki keuntungan berupa brand image yang kuat, kegiatan pemasaran yang telah berkembang, dan produk berkualitas yang dapat mengundang pembelian (Sawlani & SE, 2021). Berdasarkan
penjelasan di atas, disimpulkan bahwa Threat of New
Entrants tergolong cukup rendah.
2. Threat of
Substitute Products
Alternatif produk cat dekoratif yang tersedia saat ini
adalah wallpaper yang dapat
langsung ditempel di dinding. Berbagai pilihan wallpaper tersedia bagi masyarakat secara luas dan dapat dibeli melalui
toko fisik maupun toko online. Wallpaper dianggap sebagai pilihan yang murah karena tahan lama, dapat menyembunyikan ketidaksempurnaan pada tembok, memiliki banyak sekali desain dengan
berbagai pilihan tekstur dan efek. Pemasangan wallpaper juga tidak berantakan ataupun meninggalkan bercak pada furnitur seperti pengaplikasian cat.
Kebanyakan
wallpaper juga dapat dengan
mudah dibersihkan/dicuci sehingga cocok untuk rumah
tangga yang memiliki binatang peliharaan dan rumah tangga dengan
kehadiran anak-anak. Namun demikian, wallpaper juga memiliki berbagai kekurangan dibandingkan dengan cat tradisional. Wallpaper
memang lebih murah dalam jangka
panjang, tetapi sewaktu pertama kali dipasang, wallpaper berpotensi menghabiskan biaya lebih banyak.
Wallpaper membutuhkan waktu
lebih lama untuk dipasang dan dilepas serta tidak cocok
untuk diaplikasikan di ruangan yang lembab seperti dapur atau
kamar mandi. Saat cat dapat
dengan mudah ditumpuk, wallpaper yang baru dapat dipasang apabila wallpaper yang lama sudah
dilepas. Dalam hal ini, threat of substitute dari
wallpaper terhadap cat tergolong
rendah. Untuk saat ini, masih
banyak industri dan rumah tangga yang lebih memilih menggunakan
cat.
Alternatif
yang kedua adalah menggunakan keramik/granit pada bagian-bagian yang umumnya dicat, seperti dinding. Pemasangan keramik/granit menimbulkan kesan yang lebih mewah namun harganya
jauh lebih mahal (Vina, 2019). Karena itu,
threat of substitutenya juga rendah.
3. Bargaining
Power of Suppliers
Avian memiliki keunggulan
produksi yang ditopang oleh
kemampuan manufaktur yang terintegrasi secara vertikal dan produksi sebagian bahan baku utama secara
internal, didukung oleh hubungan
jangka panjang Avian dengan pemasok-pemasok utama. Hal ini menjadikan Avian memiliki posisi yang kuat dihadapan para pemasoknya, juga karena skalanya yang sangat besar. Dalam hal ini, Avian berada pada posisi menguntungkan.
4. Bargaining
Power of Buyers
Konsumen dari industri cat ini adalah rumah
tangga dan pengguna industri. Untuk pengguna rumah tangga, umumnya pembeli adalah kontraktor yang membeli dalam jumlah besar,
serta tukang dan end user
yang ingin mengecat sendiri rumah mereka.
End user atau konsumen akhir umumnya lebih
price sensitive karena pilihan
merek yang tersedia banyak dan pilihan ditentukan oleh kualitas, harga, dan faktor-faktor seperti ketahanan (terhadap cuaca, dll.), environmentally friendly, atau
faktor lainnya. Sedangkan segmen industri adalah segmen dengan pendapatan
yang tinggi tetapi margin rendah.
Pembeli
pada segmen ini cukup berpengetahuan, mencari merek dengan
produk berkualitas dan harga yang terendah. Namun demikian, Avian memiliki brand image yang baik, memproduksi produk cat berkualitas, dengan harga yang mampu bersaing dengan kompetitornya. Karena itu,
bargaining power of buyers berada pada posisi tengah (medium), tidak terlalu lemah
dan tidak terlalu kuat.
5. Rivalry Among
Existing Competitors
Avian merupakan salah satu
perusahaan dalam industri cat dengan pangsa pasar yang terbesar. Kompetitor-kompetitor yang memiliki
skala serupa tidak banyak, beberapa
di antaranya adalah Nippon
Paint dengan produk Vinilex, AkzoNobel dengan produk Dulux, Jotun, Pacific Paint, dan Mowilex.
Berdasarkan Top Brand Index, Dulux memimpin dalam kategori cat tembok, cat tembok exterior, dan cat tembok
interior serta berada di posisi nomor 2 dalam kategori cat kayu dan besi. Sedangkan Avian berada pada posisi kedua dalam
kategori cat tembok dengan produk Avitex
dan berada pada posisi puncak dalam kategori
cat kayu dan besi dengan produk yang diberi merek Avian. Bisa dikatakan posisi Avian cukup kuat dalam
peta kompetisi saat ini. Dibandingkan
pabrik-pabrik cat berskala kecil, posisi Avian jauh lebih kuat.
Namun di antara kompetitor berskala serupa, persaingan tergolong ketat.
C. Industry
Analysis
Secara
garis besar, industri cat memiliki beberapa ciri umum. Industri
ini menguntungkan, pemain-pemain dalam industri telah memperoleh laba yang nyata dengan beberapa
pemain mampu mencapai economies of scale. Masyarakat sudah
mengenal dengan baik fungsi-fungsi berbagai produk cat sehingga perusahaan-perusahaan tidak perlu mengeluarkan
modal besar-besaran untuk pemasaran. Peta kompetisi terlihat jelas dan suasana kompetitif telah nyata dalam
industri cat.
Perusahaan-perusahaan berlomba
untuk mengembangkan produk-produk baru dan
masing-masing memiliki volume penjualan
yang cenderung stabil. Berdasarkan ciri-ciri tersebut, industri cat termasuk dalam fase maturity. Pada fase ini, industri masih
mungkin mengalami pertumbuhan, namun tidak ekstrim seperti
pada fase growth. Berdasarkan
website fortune business insight, industri cat diprediksi akan tetap mengalami pertumbuhan dengan CAGR 5% hingga 2029.
D.
Primary Activities
1.
Inbound Logistics
Meskipun sebagian bahan baku
Avian import, banyak bahan baku utama produk- produk Avian telah diproduksi
secara mandiri dalam pabrik Avian yang terintegrasi. Bahkan, kaleng sebagai
wadah cat juga diproduksi secara mandiri sehingga bahan-bahan untuk produksi
hanya dipindahkan di dalam suatu bangunan yang sama. Letak gudang juga berada
dalam satu lokasi dengan pabrik.
Dalam mengelola gudang, Avian
menggunakan software Warehouse Management System (WMS) yang memudahkan dalam
peletakan barang dengan sistem racking, sehingga pencarian maupun pengambilan
barang dapat dilakukan secara efisien. Untuk memantau inventaris secara
real-time, Avian menggunakan software Enterprise Resource Planning Microsoft
Dynamic Navision (sistem ERP NAV). Setelah selesai dalam proses produksi,
barang jadi ditransportasikan ke beberapa pusat distribusi. Avian memiliki 101
pusat distribusi sendiri dan 33 pusat distribusi pihak ketiga yang tersebar di
seluruh Indonesia.
2. Operations
Avian memiliki 2 pabrik yang
terletak di Sidoarjo dan Serang. Pada tahun 2021, kedua pabrik belum beroperasi
maksimal. Di pabrik Sidoarjo, produksi cat baru mencapai 153.872 metrik ton
dari 213.840 metrik ton, sedangkan di pabrik Serang, produksi cat baru mencapai
51.510 metrik ton dari kapasitas 72.576 metrik ton. Pabrik Sidoarjo
berkontribusi 74,92% dari total produksi, sedangkan pabrik Serang sebesar
25,08% dari total produksi. Pabrik Avian juga melakukan produksi sebagian bahan
baku utama (seperti resin) dan kaleng sebagai tempat cat. Beberapa produk
unggulan yang dihasilkan adalah Avian (cat kayu dan besi), Avitex (cat tembok),
dan No Drop (pelapis anti bocor).
Untuk membantu menangani
operasional perusahaan, software Enterprise Resource Planning Microsoft Dynamic
Navision (sistem ERP NAV) juga digunakan. ERP NAV merupakan sistem yang
mengintegrasikan pengelolaan data dan informasi pada berbagai departemen dan unit
bisnis. Seluruh personel dalam perusahaan dapat terhubung Primary
Activities.
3. Outbound Logistics
Avian mendistribusikan produk-produknya
di Indonesia melalui anak perusahaannya yaitu PT Tirtakencana Tatawarna. Jumlah pusat distribusi
sendiri adalah 101 pusat distribusi yang tersebar di 34 provinsi dan 98 kota di Indonesia. Dari pihak ketiga terdapat 33 pusat distribusi. Kendaraan distribusi telah dilengkapi dengan Global Positioning System (�GPS�) untuk memudahkan pengemudi melakukan pengiriman produk. Produk-produknya disebar di lebih dari 54.500 toko bahan bangunan
di seluruh Indonesia.
Berbagai
software telah digunakan untuk membantu sistem distribusi. Implementasi Software Yard Management System (�YMS�)
Booking Kendaraan berfungsi
agar pengiriman barang lebih cepat (Rustina et al., 2022). Surat jalan
pengiriman yang berasal dari software ERP Navision akan
di-planning secara otomatis
oleh software YMS Booking Kendaraan, sehingga truk dapat
terisi optimal dengan barang-barang yang siap dikirim. Ekspedisi yang dipilih untuk pengiriman,
seluruhnya terdata dari sistem dan dapat dipilih sesuai
dengan rute pengirimannya. Software YMS Booking Kendaraan
juga terhubung dengan
software WMS (Iwarehouse Management System), sehingga penyiapan barang kirim tidak
salah karena sudah sesuai dengan surat
jalan yang ditentukan.
Loading barang ke dalam truk menjadi
lebih mudah karena sudah mendapatkan
arahan barang-barang apa saja yang akan
dilakukan loading
4. Marketing and
Sales
Dalam bidang marketing, Avian menggunakan pemasaran ATL maupun BTL. Avian menayangkan iklan TV secara reguler, pensponsoran di media cetak, radio dan papan reklame; program dalam toko yang terdiri dari tampilan dan papan info, dekorasi toko, kategorisasi produk dan konsultan produk yang bertindak sebagai duta merek;
dan aktivitas di luar toko yang terdiri dari peluncuran merek dan pelatihan produk kepada kelompok
pelanggan tertentu.
Secara harga, Avian umumnya memasang harga yang setara dengan kompetitor-kompetitornya
pada jenis cat tembok biasa, yaitu setara
dengan Dulux, Jotun maupun Vinilex, sekitar Rp 600.000 � Rp
700.000 per 25 kg. Sedangkan produk-produk
khusus Avian seperti jenis No Odor, Everglow, Glow in
the Dark, Sunguard, dan berbagai
varian HomeDeco memiliki harga jauh lebih tinggi
karena fitur khususnya dan jumlah pemakaiannya yang sedikit.
5. Services
Kecepatan
dan ketepatan pengiriman barang dipastikan dengan digunakannya berbagai software canggih yang terintegrasi. Avian menggunakan
Software Driver Force Automation (�DFA�) yaitu sistem yang memberikan arahan secara otomatis
kepada tim pengirim di lapangan agar dapat melakukan pengiriman secara optimal dan tidak terjadi kesalahan
kirim. Software ini juga berguna menangani barang retur dari
pelanggan tertentu yang telah terdata oleh sistem sehingga tidak sampai salah kirim, proses retur menjadi lebih baik
dan cepat, serta pelanggan lebih merasa puas dengan
produk dan layanan yang diberikan Avian. Software lainnya
yang membantu dalam pelayanan Avian adalah ERP NAV. Menggunakan Sistem ERP NAV, Avian
dapat mengumpulkan informasi dan pesanan pembelian elektronik dari distributor, sehingga memungkinkan layanan pelanggan secara efisien dan mengurangi kesalahan.
E.
Support Activities
1.
Firm Infrastructure
Avian memiliki 2 pabrik yang terletak di Sidoarjo dan Serang. Kedua pabrik
tersebut tidak hanya memproduksi cat sebagai produk utama, tetapi juga kaleng cat dan bahan baku sebagai bagian
integrasi vertikal. Avian memiliki 1 direktur utama, 1 wakil direktur, 2 direktur, 1 komisaris utama, dan 1 komisaris independen.
Secara finansial,
Avian bisa dikatakan memiliki posisi keuangan yang baik dari sisi likuiditas
dengan Current Ratio sebesar
6,63 dan solvency dengan Total Debt Ratio sebesar 0,134 menandakan perusahaan mampu membayar utang jangka pendek dengan baik
dan memiliki struktur modal
yang didominasi oleh ekuitas.
Berdasarkan AR 2021, Avian memiliki
ROA 13,2% dan ROE 15,2%.
Dalam hal sertifikasi, perusahaan memiliki sertifikat dalam bidang Sistem Manajemen
Mutu, Sistem Manajemen Lingkungan, Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja, SNI dan Green Label Singapura untuk beberapa produknya. Selain itu, Avian juga
tergabung dalam Asosiasi Produsen Cat Indonesia
(APCI) yang tentunya memberikan
keuntungan baik dari sisi kepercayaan
konsumen maupun sharing
knowledge di antara para anggotanya.
2. Human
Resource Management
Avian memiliki 1.764 orang karyawan, terdiri dari 1.538 laki-laki dan 226 perempuan. Dari
jumlah tersebut, 1.619 adalah tingkatan staff, sedangkan sisanya memiliki jabatan deputi direktur, manajer, dan supervisor. Karyawan
Avian didominasi oleh usia
18- 35 tahun dan tingkat pendidikan SMU sederajat. Hanya
240 orang karyawan yang merupakan
lulusan S1.
Status karyawan didominasi oleh karyawan kontrak yaitu 1.233 karyawan, sedangkan karyawan tetap berjumlah 531 karyawan. Pada tahun 2021, pengelolaan SDM ditransformasi menjadi Human Resource Business Partner dengan
menerapkan talent management. Berbagai
hal yang dilakukan terkait sumber daya manusia perusahaan
yaitu pemetaan talent, suksesor, program peningkatan kompetensi SDM, standardisasi pengelolaan SDM, serta pengembangan sistem SDM berbasis digital.
3. Technology
Development
Teknologi yang digunakan
oleh Avian tergolong maju.
Pada tahun 2021, Avian telah
menerapkan sistem ERP, Sistem Computerized Maintenance Management System (CMMS), Sistem Laboratory Information Management Systems (LIMS),
Software Warehouse Management System (WMS), Software Sales Force Automation
(SFA), Software Driver Force Automation (DFA), membuat
Situs Web Perseroan (www.avianbrands.com) dan meluncurkan
aplikasi Avian.
Untuk menyempurnakan
teknologi, Avian berencana melakukan pengembangan Software
ERP Microsoft Dynamic Navision, membuat Portal
Program Internal Terpusat untuk
menyatukan program-program penunjang
pekerjaan yang terpencar di
beberapa tempat (server), mengembangkan program Cloud Computing, pendalaman
manajemen risiko, serta pengembangan TI untuk bisnis berkelanjutan.
4. Procurement
Sebagian bahan
baku utama telah diproduksi secara mandiri dan sebagian lagi membeli
dari pemasok. Avian memiliki kebijakan tentang seleksi dan peningkatan kemampuan pemasok atau vendor yang menjadi panduan bagi unit terkait dalam menentukan mitra kerja yang tertuang dalam Etika Usaha dan Pedoman Perilaku Perseroan. Untuk menjaga pasokan
bahan baku yang stabil dan memadai serta memitigasi fluktuasi harga bahan baku yang ekstrim atau kurangnya
ketersediaan bahan baku yang dipasok oleh pihak luar, Avian melakukan kontrak jangka panjang dengan pemasok dan selalu mencari pemasok baru/alternatif.
Untuk memonitor real-time
inventory, Avian telah mengimplementasikan
program ERP NAV untuk menunjang
dalam proses penyediaan barang.
Kompetitor dengan
skala sebanding dengan Avian merupakan perusahaan-perusahaan luar
negeri, yaitu AkzoNobel dengan
produknya Dulux dan Nippon Paint dengan
produknya Vinilex. Berdasarkan data market share Frost dan Sullivan tahun 2020 yang dicatat dalam equity research BRI Danareksa,
market share Avian sebesar 20%, Nippon Paint 15%, dan
AkzoNobel 12%. Dalam peta kompetisi,
ada beberapa key success
factor yang perlu dipertimbangkan
pada kesuksesan perusahaan dalam industri cat, yaitu: Price, Quality, Marketing, Digital Marketing,
Geographical Coverage, Profitability,
Customer Service, Product
Development, Liquidity.
Untuk mendapatkan
ide dan inspirasi strategi Blue Ocean, terlebih dahulu dilakukan analisa Six Paths
Framework. Analisa akan berfokus
pada industri cat dekoratif,
khususnya cat tembok
interior.
PATH 1: Mencermati Industri Alternatif
Industri cat dekoratif
memiliki tujuan untuk mentransformasi penampilan permukaan berapapun ukuran maupun apapun bentuknya.
Untuk tujuan tersebut, selain digunakan cat, bisa pula digunakan lapisan seperti wallpaper untuk permukaan tembok, ataupun keramik/granit. Ketiga industri tersebut memiliki faktor unggul yang berbeda-beda.
Wallpaper memiliki investasi
awal yang mahal meskipun dikatakan lebih tahan lama (hingga 15 tahun) dibandingkan dengan cat yang hanya tahan hingga 5-6 tahun. Juga dibutuhkan tenaga profesional dan instrumen khusus serta persiapan lainnya seperti mencocokkan dekorasi dengan pola dan memperbaiki kerusakan atau ketidaksempurnaan pada dinding sebelum wallpaper dapat dipasang.
PATH 2: Mencermati Kelompok-kelompok Strategis
Kelompok-kelompok dalam industri cat dan pelapis yaitu kelompok cat tembok biasa (interior), cat tembok biasa (eksterior),
cat tembok dengan fitur khusus (seperti
antivirus, bercahaya dalam gelap, dll.) dan cat pelapis anti bocor. Seperti tertulis dalam buku Blue Ocean Strategy (Kim dan Mauborgne, 2005), dua dimensi penting yang membedakan kelompok-kelompok strategis adalah harga dan kinerja. Cat tembok biasa memiliki
harga yang tergolong rendah dibandingkan kelompok lainnya, berkisar Rp600.000�Rp700.000 per 25 kg untuk
cat tembok interior dan Rp900.000�Rp1.000.000 per 25
kg untuk cat tembok eksterior. Baik interior maupun eksterior, cat tembok biasa hanya berfungsi
sebagai pelapis dan pemberi warna. Dalam hal ini, aspek
fungsional sangat diunggulkan.
Sedangkan cat tembok dengan fitur khusus
memiliki banyak fungsi lain.
PATH 3: Mencermati Rantai Pembeli
Industri cat dan coating memiliki dua segmen konsumen yaitu konsumen rumah tangga dan konsumen industri. Di dalam kedua segmen tersebut,
pengerjaan pengecatan dan
coating umumnya dikerjakan
oleh kontraktor, tukang,
dan tenaga ahli lainnya. Sedangkan orang yang membeli maupun menikmati hasil dari pengecatan adalah orang lain. Dalam hal ini, dapat dikatakan
bahwa pembeli yang membayar produk berbeda dari pengguna
sesungguhnya. Ada pula kelompok
yang mungkin berpotensi memberi pengaruh pada pembelian yaitu penjaga-penjaga toko ritel maupun penikmat
hasil dari produk-produk yang dicat, seperti anggota-anggota keluarga lainnya.
PATH 4: Mencermati Penawaran Produk dan Jasa Pelengkap
Industri cat berawal
dari penawaran, pemilihan produk, kemudian pembelian cat dan alat- alat yang sesuai, pengiriman, pengaplikasian cat, pemeliharaan
cat, hingga pembuangan cat
lama atau penggantian dengan cat yang baru. Bagi industri cat yang ada saat ini, konsumen
umumnya hanya disuguhkan penawaran produk cat dalam berbagai iklan, katalog dengan pilihan warna yang sangat banyak, konsultan cat yang ditempatkan di beberapa toko terpilih, serta beberapa alat-alat pengaplikasian. Tahap pembelian maupun pengiriman biasanya merupakan urusan toko-toko ritel. Belakangan, Avian juga melihat potensi dari tahap pengaplikasian
cat atau penggantian dengan cat baru sehingga Avian mendirikan PT.
Solusi Rumah Praktis yang melayani
pengecatan di daerah Jabodetabek. Dalam hal ini, daerah cakupannya
masih terbatas di Jabodetabek padahal penjualan cat Avian sudah meluas ke seluruh
Indonesia.
PATH 5: Mencermati Daya Tarik Emosional atau Fungsional bagi Pembeli
Produk cat merupakan
produk yang pada umumnya diunggulkan secara fungsional. Fungsi cat adalah sebagai pelapis dan pemberi warna pada permukaan. Bagi kebanyakan rumah tangga, cat digunakan agar permukaan tembok rumah terlihat bersih dan rapi. Demikian pula dengan cat pelapis anti bocor yang mengunggulkan
fungsi kedap air sehingga membuat tembok tidak bisa
ditembus air dan mengurangi
risiko bocor. Berbeda halnya dengan cat tembok dengan fungsi
khusus, seperti glow in the
dark, atau wallpaper yang digunakan
untuk mempercantik tampilan rumah dan menarik sisi emosional
para konsumennya. Faktor penting
dari kedua produk tersebut adalah hasil akhir
yang estetik menimbulkan kepuasaan atau �feeling good� dari para penggunanya. Berbeda pula dengan penggunaan granit atau keramik pada dinding yang menimbulkan kesan mewah atau
prestige yang juga menjadi daya
tarik emosional bagi konsumennya.
PATH 6: Mencermati Waktu
Pada waktu
ini, tren yang memenuhi syarat penting, tidak bisa diputar-balikkan dan memiliki trajektori jelas adalah beralihnya
kegiatan jual-beli secara langsung/tatap muka menjadi
secara online. Tidak terbatas
pada satu tren, terdapat tren lain yang terjadi secara bersamaan dan juga memenuhi ketiga persyaratan tren blue ocean yaitu tren gaya hidup
yang semakin praktis. Orang
jaman ini memilih segala sesuatu yang serba instan namun memberi
kenikmatan. Secara tidak langsung, tren tersebut mengharuskan
perusahaan-perusahaan mulai
beralih dari company
centric menjadi customer centric. Kedua
tren tersebut membentuk pola konsumsi masyarakat secara luas. Namun
demikian, kedua tren tersebut belum
terlalu dieksploitasi oleh industri cat dan pelapis.
Perumusan Solusi
Dari analisa
Six Path Frameworks yang telah dilakukan
diatas, ditemukan bahwa gap utama industri cat adalah tidak menargetkan end-user dalam langkah-langkah strategis yang diambil. Hal ini meliputi iklan
yang ditayangkan, metode penawaran, penjualan, after-sales
service, maupun pemasaran
digital. Ini merupakan permasalahan
yang diidentifikasi dengan mencermati path 3. Namun demikian, perumusan solusi dibawah juga menggunakan path 1, 2, dan 5 sebagai
sumber inspirasi serta isu pada path 4 dan 6 sebagai langkah yang wajib dilakukan dalam implementasinya.
Path 3 adalah
mencermati rantai pembeli. Dalam hal ini, industri cat pada umumnya digunakan oleh kontraktor atau tukang-tukang bangunan, dan
end-user sebagai pembeli
yang membayar untuk produk tersebut umumnya merasa tidak punya cukup informasi sehingga menyerahkan keputusan pembelian ke tangan
kontraktor dan tukang-tukang
bangunan.
F. EXISTING
STRATEGY CANVAS
Berbeda dengan key success factor pada CPM yang merupakan faktor kunci sukses pada perusahaan secara keseluruhan, faktor-faktor yang digunakan dalam strategy canvas adalah faktor dimana produk dalam industri berkompetisi. Pada bagian ini, fokusnya adalah produk cat tembok, khususnya interior. Faktor kunci suksesnya adalah: Harga, Ketahanan dan kualitas, Tingkat kesulitan pengaplikasian, Pilihan warna, Pemasaran Above-the-Line, Ragam desain, Digital marketing, Kepuasan terhadap estetika hasil.
G. FOUR ACTIONS
FRAMEWORK AND ERRC GRI
Hasil dari
analisa Six Paths Frameworks dan Existing Canvas
Strategy yang telah dijabarkan
di bagian-bagian sebelumnya
menjadi dasar dalam merumuskan Four Actions
Framework dan ERRC Grid.
1.
FOUR ACTIONS FRAMEWORK
a.
Reduce
Hal yang harus
dikurangi merupakan hal yang dianggap berlebih selama ini. Faktor yang berlebihan adalah pilihan warna. Selama ini konsumen disuguhkan dengan ribuan pilihan
warna yang dapat dibuat otomatis dengan mesin tinting dengan asumsi bahwa
konsumen memiliki selera yang berbeda-beda. Padahal warna yang sering digunakan jumlahnya sangat terbatas. Pilihan warna yang terlalu banyak malah membuat konsumen
kebingungan memilih.
Karena itu
pilihan warna yang banyak ini perlu
dikurangi hingga terbatas pada warna-warna favorit saja. Warna- warna tersebut adalah yang digunakan mayoritas konsumen. Dengan demikian, Avian tetap dapat memenuhi
kebutuhan mereka dan mempertahankan market share, sembari
menghemat biaya akibat tercapainya economies of
scale dan tidak perlu berinvestasi pada mesin tinting.
b. Eliminate
Eliminasi diperlukan,
pada umumnya, untuk mengurangi biaya. Dalam hal ini, pemasaran
above-the-line (ATL) dirasa tidak
terlalu perlu dan bisa digantikan dengan digital marketing. Pemasaran
ATL kurang efektif karena tidak tepat
sasaran, tidak dapat menampilkan katalog desain/desain yang banyak sebagai bagian dari strategi integrasi untuk mencapai Blue Ocean, serta� seringkali menghabiskan biaya besar. Dalam usaha menekan biaya, menghilangkan ATL adalah pilihan tepat karena
penggantinya, digital marketing, dapat
memenuhi tujuan yang sama bahkan secara
lebih efektif.
c. Raise
Yang perlu
ditingkatkan adalah faktor yang selama ini ada tetapi
tidak menjadi fokus strategi padahal berdampak besar bagi penawaran dan penjualan produk. Faktor pertama adalah digital marketing.
Untuk menggantikan peran pemasaran ATL yang dihilangkan, digital marketing mampu
menyasar target dengan lebih tepat, menyediakan
feedback berupa data lengkap,
berbiaya lebih rendah, bahkan sekarang lebih terekspos konsumen dibandingkan media massa lainnya.
Saat ini,
masyarakat menjadi jarang mendengarkan radio, menonton TV, dan membaca majalah. Berdasarkan data United
Nations Census, pengguna internet di Indonesia mencapai 73,7% populasi dan pengguna sosial media mencapai 68,9%. Dicatat juga lama
waktu rata-rata penggunaan
internet adalah 8 jam 36 menit,
sosial media selama 3 jam
17 menit, TV selama 2 jam
50 menit, majalah selama 1 jam 47 menit, dan radio selama 37 menit.
Nampak jelas
dari data tersebut bahwa masyarakat lebih terkespos pada internet dan
sosial media daripada TV, majalah, dan radio. Ini membuktikan
bahwa digital marketing merupakan
metode pemasaran yang murah karena berpeluang
lebih untuk disaksikan lebih banyak masyarakat dalam waktu lebih
lama. Selain itu, Avian perlu
juga memanfaatkan marketplace. Selama ini memang Avian telah memiliki marketplace, namun Avian belum membangun reputasinya.
d. Create
Untuk melengkapi strategi Blue Ocean, Avian harus memahami betul yang menjadi kebutuhan konsumen. Selama ini end-user tidak mau mengurus sendiri perihal pengecatan karena mereka tidak punya cukup pengetahuan, tidak ada tawaran yang benar-benar menarik hati, dan ketidak praktisan pembelian hingga penggunaan produk cat. Disinilah muncul kesempatan strategi Blue Ocean yaitu dengan menciptakan faktor kepraktisan/simplicity mulai dari sebelum pembelian produk (tahap penawaran) hingga pengaplikasian produk. Solusi yang termudah adalah dengan merombak aplikasi Avian.
2. ERRC GRID
Dari Four Action Framework diatas dibuat ERRC Grid sebagai berikut:
Eliminate |
Raise |
Pemasaran Above-The-Line |
Ragam desain Digital marketing Kepuasan terhadap estetika hasil |
Reduce |
Create |
Tingkat kesulitan pengaplikasian Pilihan warna |
Kepraktisan/Simplicity |
H. NEW STRATEGY
CANVAS
Kanvas strategi dibawah
memuat kurva strategi yang ada vs kurva strategi Blue Ocean yang dirancang.
Dalam strategi Blue
Ocean yang dirancang, harga
tidak dibuat jauh berbeda. Kemungkinan
akan sedikit lebih mahal apabila konsumen memilih paket bundling yaitu pembelian cat termasuk dengan jasa pengecatan
oleh tukang profesional
Avian. Ketahanan dan kualitas
juga penting, bahan baku yang digunakan juga harus berkualitas tinggi sehingga lebih tahan dan lebih berkualitas dibanding cat tembok biasa. Namun, tidak
perlu menggunakan bahan-bahan khusus yang mahal karena hanya akan
menaikkan harga jual tanpa penambahan
nilai yang berarti.
Tingkat kesulitan juga akan menurun dengan adanya pelatihan tukang-tukang di setiap kota dan di setiap kecamatan (pada jangka panjang). Aplikasi Avian sebagai platform penghubung konsumen dengan tukang-tukang ahli tersebut memungkinkan konsumen tidak lagi kesulitan menemukan tukang yang andal dan memberikan hasil yang memuaskan. Fitur
suggestion mengenai alat-alat
yang dibutuhkan serta video
tutorial interaktif atas cara pengecatan juga memudahkan pengaplikasian mandiri.
Pilihan warna
yang disediakan terbatas
pada warna-warna favorit sehingga memudahkan konsumen memilih dan juga mengurangi biaya bagi Avian. Pemasaran
Above-The-Line yang menghabiskan biaya
dieliminasi dan diganti dengan digital marketing serta
Word of Mouth yang secara otomatis
terjadi apabila konsumen puas dengan
penawaran Blue Ocean yang diberikan.
Pemasaran digital marketing juga memungkinkan
iklan terintegrasi dengan aplikasi (Chakti,
2019). Iklan
melalui facebook,
Instagram, tiktok dapat dibuat dengan Call- to-Action berupa satu klik
yang langsung mengarahkan ke aplikasi.
Dari sisi kepraktisan/simplicity, konsumen akan sangat diuntungkan dengan adanya aplikasi Avian yang mengintegrasi seluruh tahap penawaran hingga pengaplikasian cat: Penawaran, Pembelian, Pengiriman, Pengaplikasian,
Pembayaran. Sesuai dengan
ciri strategi Blue Ocean yang baik,
strategi Blue Ocean yang dirancang untuk Avian meletakan fokus pada faktor-faktor tertentu, yaitu penyediaan ragam desain yang kaya.
Kesimpulan
Setelah dilakukan analisa Six Paths
Framework dan Existing Strategy Canvas, ditemukan bahwa industri cat selama ini banyak
digunakan oleh kontraktor atau tukang-tukang bangunan dan kurang menarget end-user. Karena itu dirumuskan strategi Blue Ocean yang lebih
menargetkan end-user. Yang menjadi
masalah selama ini adalah ketidaktahuan
end-user akan produk-produk
cat, terlalu banyak pilihan yang membuat kebingungan, serta tidak adanya pemasaran
yang memancing ketertarikan/keinginan konsumen.
Selain
itu, industri cat juga kurang memanfaatkan pemasaran digital yang merupakan metode yang nyaman bagi konsumen masa kini. Karena itu, dibuat strategi Blue Ocean yang dapat
mengatasi hal tersebut. Strategi yang dicetuskan
berfokus pada kepraktisan/simplicity
bagi end-user dalam hal pengecatan. Hal ini meliputi penyediaan
pilihan desain menarik yang beragam, fitur konsultasi dengan ahli desain
interior, pengurangan pilihan
warna, penyediaan tukang ahli beserta
alat pengecatan yang lengkap untuk mengurangi
tingkat kesulitan pengaplikasian, perhitungan kebutuhan cat dan biaya pengecatan keseluruhan.
Pembelian dan pembayaran juga diintegrasikan ke dalam aplikasi
yang sama yang memuat hal-hal di atas. Simplicity dari urusan pengecatan
disertai dengan desain menarik dan harga terjangkau, memancing ketertarikan end-user untuk memilih sendiri
produk catnya serta meningkatkan kepuasan mereka terhadap estetika hasil. Implikasinya, konsumen yang puas akan membantu memasarkan
dengan word-of-mouth, frekuensi
pengecatan meningkat karena konsumen tidak ragu melakukan repeat order
(pengecatan ulang) di
masa-masa tertentu seperti lebaran dan natal, serta Avian dapat keluar dari
kompetisi samudra merah industri cat dan mendapatkan lonjakan permintaan.
Untuk menekan biaya, digital marketing digunakan sebagai ganti pemasaran Above-the-Line
dan pilihan warna dikurangi sehingga tercapai economies of scale dalam
proses produksi serta tidak digunakannya mesin tinting. Sehingga meskipun harga jual produk tidak
meningkat signifikan, Avian
tetap mengalami pertumbuhan profit. Dan sebagai pelengkap, Avian dapat meluncurkan moto �Everyone can paint� yang lebih mempersuasi konsumen mengurus perihal pemilihan produk catnya sendiri
tanpa menyerahkan pada kontraktor, tukang, atau pihak ketiga
lainnya. Strategi Blue Ocean yang dirumuskan,
apabila diimplementasikan secara sesuai, akan mampu membawa
Avian keluar dari kompetisi samudra merah dan memiliki prospek yang baik untuk pertumbuhan permintaan dan laba bagi masa depan perusahaan.
BIBLIOGRAPHY
AA Gde Bagus, U., Ida Bagus Ketut, T., Cokorda, A. A.,
I Putu, A. J., Wahyu, I., Made, G. A., Dewa, G. S., & I Nyoman, S. (2020). Perancangan
Logo, Merek, Label, Dan Kemasan Air Minum Perumda Air Minum Tirta Sanjiwani.
Pusat Penerbitan LP2MPP Institut Seni Indonesia Denpasar bekerjasama dengan �.
Chakti,
G. (2019). The Book of Digital Marketing: Buku Pemasaran Digital (Vol.
1). Celebes Media Perkasa.
Ginny,
P. L. (2019). Analisis Strategi Bersaing Perusahaan Yang Bergerak Dibidang
Logistik Di Jakarta. Primanomics: Jurnal Ekonomi & Bisnis, 17(2),
107�128.
Hermawan,
A. D. (2018). Prosedur Pengendalian Bahan Baku Barecore Unit Sisipan
Menggunakan Metode Material Requirement Planning Guna Mencapai Target Produksi
Pada Pt. Mustikatama Lumajang.
Huda,
S. (2023). Prospek Makro Ekonomi Indonesia Tahun 2023. Program Studi Ekonomi
Pembangunan, 19(01).
Kasali,
R. (1998). Membidik pasar Indonesia: segmentasi, targeting, dan positioning.
Gramedia Pustaka Utama.
Najicha,
F. U. (2022). Peranan Hukum Pajak sebagai Sumber Keuangan Negara pada
Pembangunan Nasional dalam Upaya Mewujudkan Kesejahteraan Rakyat. Ius
Civile: Refleksi Penegakan Hukum Dan Keadilan, 6(1), 169�181.
Putrijayanti,
S. D., & Suhendra, E. S. (2023). Pengaruh Produk Domestik Bruto, Suku Bunga
Sbi, Inflasi, Jumlah Uang Beredar, Nilai Harga Minyak Mentah Dan Nilai Kurs
Rupiah Terhadap Jumlah Kredit Pada Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Periode
Tahun 2012�2016. Jurnal Ilmiah Multidisiplin, 2(03), 75�85.
Rustina,
E., Eka, A., & Lestari, S. S. (2022). Peranan Freight Forwarder Dalam Jasa
Pengiriman Barang. Jurnal Sains Teknologi Transportasi Maritim, 4(2),
28�35.
Sawlani,
D. K., & SE, M. (2021). Digital marketing: brand images. Scopindo
Media Pustaka.
Vina,
A. (2019). Tampil Mewah dengan Keramik dan Granit. NOKTAH.
Yennizar,
N., Librianty, H. D., Zulqarnain, S. A., & Zukhairina, M. P. I. (2023). Lesson
Study pada Tataran PAUD Upaya Strategis Meningkatkan Profesionalisme Guru.
Deepublish.
Copyright holder: Elvina Yohana Santoso (2023) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |