Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398

Vol. 8, No. 8, Agustus 2023

 

PENGARUH PROFITABILITAS DAN SOLVABILITAS TERHADAP KEPUTUSAN LINDUNG NILAI

 

Agma Aureole First Stecyia Payung, Dewa Putra Khrisna Mahardika

Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Telkom Bandung, Indonesia

E-mail: [email protected], [email protected]

 

Abstrak

Energi merupakan salah satu sektor yang mempengaruhi perekonomian suatu negara. Tingkat konsumsi energi yang terus meningkat mempengaruhi daya produksi sektor energi. Hedging adalah cara yang digunakan untuk melakukan lindung nilai terhadap aset milik perusahaan dari kerugian yang terjadi akibat risiko.� Objek dari penelitian ini adalah perusahaan sub sektor minyak, gas dan batu bara yang terdaftar di BEI. Periode dalam penelitian ini yaitu 2019-2021. Dalam analisis ini, keputusan lindung nilai diwakili oleh variabel dummy, dengan nilai 1 diberikan kepada perusahaan yang melakukan hedging dan nilai 0 diberikan kepada perusahaan yang tidak melakukan hedging. Namun profitabilitas diproksikan dengan rumus Return on Assets dan solvabilitas diproksikan dengan rumus Debt to Equity Ratio. Jumlah populasi dalam penelitian ini yaitu 59 perusahaan. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode regresi logistik. Temuan pada hasil penelitian ini adalah profitabilitas yang menggunakan indikator return on asset tidak mempengaruhi keputusan perusahaan untuk melakukan hedging. Solvabilitas dengan menggunakan indikator debt to equity ratio tidak mempengaruhi keputusan perusahaan untuk melakukan hedging. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan seputar hedging, dan hal ini diantisipasi sebagai faktor yang akan dipertimbangkan oleh perusahaan-perusahaan ketika membuat keputusan hedging.

 

Kata Kunci: Profitabilitas; Solvabilitas; Keputusan Hedging.

 

Abstract

Energy is one of the sectors that affect a country's economy. The ever-increasing level of energy consumption affects the productive power of the energy sector. Hedging is a way used to hedge assets owned by the company from losses incurred due to risk. The object of this study is oil, gas and coal sub-sector companies listed on the IDX. The period in this study is 2019-2021. In this study, hedging decisions are proxied with dummy variables, where companies that do hedging will be given a score of 1 and companies that do not hedge will be given a score of 0. While profitability is proxied by the Return on Assets formula and solvency is proxied by the Debt-to-Equity Ratio formula. The total population in this study is 59 companies. The technique of logistic regression was utilized as the approach to analysis for this particular research project. The finding in the results of this study is that profitability using return on assets indicators does not affect the company's decision to do hedging. Solvency using the debt-to-equity ratio indicator does not affect the company's decision to hedge. It is anticipated that the findings of this study would expand people's awareness on hedging and are expected to be considered by companies to make hedging decisions.�

 

Keywords: Profitability; Solvency; Hedging Decision.

 

Pendahuluan

Perusahaan yang terlibat dalam operasi perdagangan internasional akan mendapati masalah yang lebih canggih dibandingkan dengan perusahaan yang cuma melakukan perdagangan domestik. Perdagangan internasional adalah salah satu karakteristik dari periode globalisasi. Perdagangan internasional mengacu pada pertukaran ekonomi barang dan jasa antar negara, yang difasilitasi melalui perjanjian kerja sama yang melibatkan pembelian dan penjualan komoditas tersebut.

Pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) suatu negara sering disebut-sebut sebagai salah satu pendorong terpenting dalam perdagangan internasional. Produk Domestik Bruto (PDB) merujuk pada ukuran komprehensif nilai total barang dan jasa yang dihasilkan di dalam batas-batas suatu negara pada jangka waktu yang telah ditentukan.

Sektor energi terdiri dari entitas-entitas yang terlibat dalam penyediaan produk dan layanan yang terkait dengan proses ekstraksi energi yang mencakup sumber energi tak terbarukan contohnya adalah bahan bakar fosil. Oleh karena itu, perspektif entitas-entitas ini secara inheren dipengaruhi oleh pasar komoditas energi global. Sektor energi mencakup perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam pemasaran produk dan jasa energi terbarukan.

Energi adalah salah satu industri yang memiliki pengaruh yang signifikan pada ekonomi suatu negara. Pertumbuhan ekonomi sangat tergantung pada ketersediaan energi negara karena proses produksi suatu barang atau jasa akan selalu membutuhkan pasokan energi di dalamnya. Selain digunakan sebagai sumber bahan bakar dan bahan baku produksi industri, tetapi juga sektor energi menjadi salah satu sumber pendapatan negara.

Globalisasi memberikan potensi besar bagi organisasi dalam melakukan kegiatan ekspor dan impor dalam kepentingan ekspansi perusahaan. Aktivitas bisnis melalui pasar internasional membutuhkan nilai uang asing. Dalam penggunaan sistem nilai tukar mata uang, salah satu bahaya yang akan dihadapi ialah fluktuasi. Fluktuasi nilai tukar mata uang berasal dari ketidakpastian di mana perusahaan harus mempersiapkan diri menghadapi setiap fluks nilai mata uang yang mungkin terjadi setiap saat.

Salah satu teknik untuk perusahaan untuk mengurangi risiko membutuhkan manajemen risiko. Salah satu langkah manajemen risiko yang dapat diambil perusahaan adalah penggunaan teknik hedging. Ada beberapa aspek yang mempengaruhi perusahaan dalam membuat keputusan keamanan, di antaranya adalah profitabilitas dan solvabilitas.

Lindung nilai Sebagian contoh dari manajemen risiko yang fokusnya guna menjaga perusahaan dari risiko kerugian akibat dari fluktuasi valuta asing. Indonesia sudah memiliki pedoman untuk melakukan lindung nilai yang diatur pada Peraturan Bank Indonesia nomor 24/7/PBI/2022 mengenai Transaksi Di Pasar Valuta Asing. Ini karena banyak perusahaan Indonesia masih tidak menggunakan derivatif hedging guna menjaga aset perusahaan dari risiko kerugian yang kemungkinan saja untuk terjadi di pasar luar negeri.Bursa Saham Indonesia juga menyediakan produk derivatif yang dapat digunakan oleh perusahaan sebagai portofolio keuangan perusahaan, di mana instrumen derivatif tersebut dapat membantu perusahaan melindungi nilai saham sebagai akibat dari penurunan, membantu perusahaan mendapatkan leverage sesuai dengan modal yang dimiliki perusahaan. �

Perusahaan multinasional mempunyai arus kas yang rentan terhadap fluktuasi nilai tukar mata uang, suku bunga, dan harga komoditas. Tiga dari risiko ini adalah risiko keuangan yang akan terus dihadapi perusahaan. Setiap organisasi berusaha mengelola risiko finansialnya sehingga tidak mengalami kerugian. Sekuritas adalah mekanisme yang dipergunakan untuk melindungi nilai aset perusahaan dari kerugian yang dikarenakan oleh risiko. Perlindungan nilai adalah tahap dalam mengadopsi posisi menggunakan arus kas, aset, atau kontrak di mana nilai akan naik atau turun sesuai dengan kondisi.

Pergerakan grafik ROA perusahaan sub-sektor minyak, gas dan batu bara sepanjang tahun 2019-2021. Dari grafik tersebut dapat kita lihat jika perusahaan yang memiliki tingkat ROA yang stabil mengalami peningkatan, terlampir pada laporan tahun 2019-2021 perusahaan Bayan Resources Tbk mengalami peningkatan dari tahun 2019 18,3% menjadi 21,3% pada tahun 2020 kemudian meningkat lagi pada tahun 2021 menjadi 52,0%. Hal yang sama terjadi pada perusahaan GEMS dimana pada tahun 2019 tingkat persentase ROA perusahaan sejumlah 8,41% kemudian menghadapi peningkatan pada tahun 2020 sejumlah 11,75% dan meningkat kembali pada tahun 2021 menjadi 42,77%.

Menurut Hery (2016) jika rasio profatibilitas bisa dipergunakan sebagai alat untuk mengukur efektivitas kinerja manajemen. Rasio profitabilitas bisa mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk mendapat utang dan ekuitas. Selain itu, rasio profitabilitas ternyata memiliki kontribusi yang penting bagi perusahaan dalam menentukan harga sahamnya (Fitriyana et al., 2020) Hal ini mempengaruhi posisi likuditas sebuah perusahaan serta sebuah kemampuan perusahaan guna tumbuh dan berkembang (Weygandt et al., 2013)

Solvabilitas mencerminkan jumlah yang dimiliki perusahaan untuk utang, baik jangka panjang ataupun jangka pendek. Ketika perusahaan memakai terlalu banyak utang untuk dimakan itu akan menghasilkan komplikasi pada saat pembayaran pinjaman. Investor menggunakan rasio utang sebagai alat untuk menentukan seberapa sering sebuah perusahaan menggunakan utang dan seberapakah tinggi risiko yang dikenakan perusahaan. Perusahaan yang memiliki level hutang yang relatif tinggi akan mendapatkan respon negatif oleh investor karena perusahaan sudah dianggap tidak mampu memberikan dividen dengan baik. (Putri et al., 2018). Semakin tinggi proporsi hutang yang telah ditetapkan perusahaan maka juga mempengaruhi tingginya nilai perusahaan tersebut dalam mengambil keputusan. Pemakaian hutang bagi perusahaan mempunyai pengaruh yang tinggi bagi perusahaan. (Dwiastuti & Dillak, 2019)

Berdasarkan perumusan masalah yang sudah dijabarkan maka peneliti bisa membuat pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1) Bagaimana profitabilitas dan solvabilitas dan pengambilan keputusan lindung nilai (hedging) pada perusahaan sub sektor minyak, gas & batu bara yang terdaftar BEI tahun 2019-2021? 2) Apakah profitabilitas dan solvabilitas terhadap pengambilan keputusan lindung nilai (hedging) memiliki pengaruh simultan pada perusahaan sub sektor minyak, gas & batu bara yang tercatat di BEI pada periode 2019-2021?

Tujuan penelitian ini yaitu a) untuk mengetahui profitabilitas dan solvabilitas terhadap pengambilan keputusan lindung nilai (hedging) pada perusahaan sub sektor minyak, gas & batu bara yang telah tercatat BEI tahun 2019-2021. b) untuk mengetahui seberapa besar pengaruh secara simultan profitabilitas dan solvabilitas terhadap pengambilan keputusan lindung nilai (hedging) pada perusahaan sub sektor minyak, gas & batu bara yang terdaftar BEI tahun 2019-2021.

Diharapkan bahwa penelitian ini akan dapat memberikan manfaat, tidak hanya secara konseptual, tetapi juga dalam arti yang lebih bersifat praktis, bagi mereka yang tertarik dengan topik ini. Penelitian ini tentunya mempunyai manfaat teoritis unutk memberi kontribusi empiris terhadap pihak manajemen perusahaan dan juga investor untuk melihat bagaiman pengaruh profitabilitas dan solvabilitas terhadap keputusan hedging. Nilai praktis yang bisa didapatkan dari penelitian ini bagi perusahaan ialah penelitian ini bisa menjadi dasar bagi perusahaan untuk mengambil keputusan yang benar ketika memutuskan untuk melakukan hedging.

 

Tinjauan Literatur

1.      Teori Sinyal

Teori sinyal ialah teori yang memahami manajemen keuangan. Teori sinyal adalah tentang memahami bagaimana sinyal berguna untuk mencerminkan peristiwa dengan cara yang meyakinkan dan menarik. Dalam pengembangan, teori sinyal digunakan untuk menjawab pertanyaan yang terkait dengan kebijakan perusahaan.

Gumanti (2009) mengemukakan jika sinyal dapat memberikan sebuah petunjuk dari pihak manajemen kepada pihak investor. Teori sinyal dapat digunakan sebagai tanda kualitas sebuah organisasi. Teori sinyal memberikan bukti bahwa manajemen memiliki pengetahuan yang lebih akurat tentang kondisi perusahaan daripada aktor eksternal. Manajemen menyediakan laporan yang relevan dan investor akan menanggapi laporan tersebut. Investor dapat melakukan observasi untuk menilai informasi sebagai sinyal positif atau sinyal buruk. Indikasi yang baik bisa membantu investor dalam memutuskan keputusan dalam berinvestasi.

 

 

 

 

2.      Manajemen Risiko

Manajemen risiko mencakup sebuah strategi yang merencanakan. Mengorganisasikan, memimpin, mengoordinasi dan mengawasi sebuah risiko. Menurut Wiley dalam buku Hairul (2020) manajemen risiko meliputi kerangka kerja yang komprehensif dan kohesif yang memfasilitasi pengelolaan risiko kredit, risiko pasar, modal ekonomi, dan transfer risiko secara efektif, dengan tujuan akhir untuk memaksimalkan nilai perusahaan. Bagi setiap pelaku bisnis, sangat perlu mengamati serta memahami jenis risiko dengan teliti. Dari perspektif akademis, jelaslah bahwa ada berbagai kategori risiko. Secara garis besar, risiko bisa diklasifikasikan ke dalam dua divisi utama: risiko murni dan risiko spekulatif.

Manajemen harus bertujuan untuk menghasilkan kinerja maksimal bagi pemegang saham, terutama pemilik perusahaan. Untuk meningkatkan dividen perusahaan, manajemen harus mengadopsi berbagai kegiatan strategis untuk membatasi risiko, mitigasi risiko tersebut bisa dilaksanakan dengan berbagai cara, salah satunya adalah hedging. Perusahaan yang melakukan catatan akuntansi menggunakan mata uang otomatis dalam operasi bisnis mereka menggunakan mata wang asing, dengan demikian memaksa perusahaan untuk menetapkan uang tambahan dalam bentuk hedging. Dengan antisipasi ini, perusahaan diharapkan mempunyai cadangan dalam bentuk mata uang asing yang secara eksplisit termasuk dalam kategori hedging fund.

 

3.      Lindung Nilai (Hedging)

Pada Peraturan Bank Indonesia No.15/8/PBI/2013 tentang transaksi lindung nilai �merupakan salah satu strategi potensial untuk mengurangi potensi risiko yang muncul dari pergerakan harga di pasar keuangan adalah dengan menerapkan langkah-langkah pengurangan risiko.. Bank Indonesia terus mendukung penggunaan transaksi hedging untuk perusahaan dengan alasan bahwa operasi hedge akan meningkatkan manajemen risiko mata uang asing untuk mendukung ketahanan sistem keuangan Indonesia. Setiap pengusaha menginginkan keuntungan, tetapi untuk mendapatkan keuntungan tersebut perusahaan harus menghadapi risiko kerugian yang akan melekat pada kegiatan operasional perusahaan. Untuk melindungi perusahaan dari bahaya fluktuasi harga, perusahaan perlu melakukan hedging oleh hedger, dengan membuat hedge risiko dapat ditransfer ke investor yang mencari keuntungan dan perubahan harga di bursa berjangka. Untuk melindungi usaha dari risiko fluktuasi harga tersebut perusahaan perlu melaksanakan lindung nilai (hedging) yang dilaksanakan oleh hedger tujuannya adalah untuk memfasilitasi perpindahan risiko kepada investor yang mencari keuntungan finansial dan untuk mengakomodasi fluktuasi harga di bursa berjangka.

Aktivitas lindung nilai sangat berguna bagi perusahaan yang melaksankan kegiatan ekspor dan impor yang mengharuskan perusahaan tersebut melaksankan transaksi mata uang asing. Menurut Brigham dan Daves dalam penelitian Megawati et al., (2016) jika alasan perusahaan dalam mengelola risiko menggunakan aktivitas lindung nilai ialah untuk mengatasi risiko kapasitas uang, biaya pinjaman, kesulitan keuangan, dampak perpajakan dan keunggulan komparatif. Dalam penelitian ini, variabel hedging diukur dengan memakai indikator dummy dengan skala nominal, yang mana angka 0 diberikan jika perusahaan tidak menerapkan kebijakan hedging dan angka 1 diberikan jika perusahaan menerapkan kebijakan hedging.

 

4.      Profitabilitas

Menurut Prihadi (2019) dalam bukunya mengemukakan jika tingkat profitabilitas yang konsisten akan dijadikan sebuah tolak untuk bagi perusahaan bagaimanan perusahaan bisa bertahan dalam bisnisnya. Profitabilitas perusahaan yang tinggi menjadi magnet yang menarik investor untuk terlibat dalam operasi bisnisnya. Prihadi (2019) Penulis berpendapat bahwa profitabilitas mengacu pada kapasitas perusahaan untuk menghasilkan keuntungan finansial. Penilaian rasio profitabilitas dapat dilakukan melalui analisis komparatif terhadap elemen-elemen yang dijelaskan pada laporan laba rugi dan saldo. Salah satu tujuan dari rasio profitabilitas yaitu untuk menilai dan menilai perkembangan temporal profitabilitas perusahaan. Rasio profitabilitas dapat mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk mendapatkan utang dan ekuitas. Menurut Hery (2016) profitabilitas ialah ukuran yang kuantitatif yang mencirikan kapasitas sebuah perusahaan untuk menghasilkan laba. Rasio profitabilitas juga dikenal sebagai rasio rentabilitas. Rasio ini memiliki kegunaan tidak hanya untuk pemangku kepentingan internal perusahaan, namun untuk pemangku kepentingan eksternal.

Rumus:

 

Dalam studi khusus ini, penulis menggunakan rasio yang dikenal sebagai return on assets (ROA). Alasan penulis mempergunakan rasio ini adalah bahwa ROA yakni rasio yang menilai keuntungan dapat diperoleh dari semua aset yang digunakan oleh perusahaan. Indikator ini juga digunakan untuk memeriksa rasio profitabilitas untuk menilai sisi manajemen berdasarkan aset perusahaan.

 

5.      Solvabilitas

Menurut Weygandt et al., (2013) Rasio solvabilitas adalah ukuran finansial yang dilaksanakan guna menilai kapasitas perusahaan untuk bertahan dan tetap bertahan dalam jangka waktu yang panjang. Pemberi pinjaman dan pemegang saham akan sangat tertarik dengan kapasitas perusahaan untuk memenuhi kewajiban bunga dan membayar kembali jumlah utang pokok pada saat jatuh tempo. Dalam menjalankan operasinya, setiap perusahaan membutuhkan keuangan untuk kebutuhan kegiatan perusahaan. Dana digunakan untuk melakukan ekspansi atau investasi, sehingga perusahaan harus selalu memiliki tingkat dana tertentu.

Rasio solvabilitas membantu para investor untuk melihat dan mengukur sejauh mana aset perusahaan dibayari oleh utang. Menurut Hery (2016) hasil perhitungan rasio solvabilitas dipergunakan sebagai dasar pertimbangan dalam menentukan apakah akan menggunakan dana dari pinjaman atau dana dari modal untuk membiayai aktiva perusahaan. Rasio solvabilitas memberikan manfaat bagi para pemangku kepentingan. Manfaatnya tidak hanya bagi operasional internal perusahaan, tetapi juga bagi pemangku kepentingan eksternal seperti pihak-pihak di luar organisasi.

Rumus:

Proksi yang digunakan dalam analisis ini, penulis mempergunakan proksi Debt to Equity Ratio. Alasan untuk menggunakan indikator DER adalah untuk menghitung rasio leverage yang menggambarkan pembiayaan perusahaan untuk menilai apakah lebih besar utang keseluruhan kemudian akan meningkatkan risiko perusahaan mengalami kebangkrutan.

 

Metode Penelitian

����������� Sugiyono (2019) menyatakan bahwasannya populasi mengacu pada keseluruhan unit yang sedang dipelajari dan diukur dalam sebuah penelitian. Populasi mencakup semua individu atau elemen yang menarik bagi peneliti. Definisi populasi mengacu pada sekelompok individu yang digambarkan dan dikarakterisasi berdasarkan kriteria tersendiri yang ditentukan peneliti, kemudian dianalisis dan dikesimpulkan. Untuk tujuan penelitian ini, populasi terdiri dari laporan keuangan tahun 2019-2021 perusahaan subsektor minyak, gas, dan batu bara yang terdaftar di BEI.

Mengacu pada pendapat Sugiyono (2019) kualitas dan jumlah yang dimiliki oleh populasi semuanya terkandung dalam sampel sampai batas tertentu. Penelitian ini mengaplikasikan teknik purposive sampling untuk pemilihan partisipan. Purposive sampling ialah metode pengambilan sampel yang melibatkan pemilihan yang didasarkan pada kriteria atau penilaian tertentu. Terdapat kriteria yang ditentukan terhadap pemilihan sampel, yaitu: (1) Perusahaan sub sektor minyak, gas & batu bara yang terdaftar BEI selama periode penelitian dari awal tahun 2019-2021. (2) Perusahaan sub sektor minyak, gas & batu bara yang terdaftar BEI selama periode penelitian yaitu tahun 2019-2021 yang konsisten menyampaikan laporan tahunan.

Variabel independen dalam penelitian ini dinilai dengan mempergunakan variabel dummy, yang mana apabila perusahaan melaksanakan hedging maka bakal diberikan angka 1 dan apabila perusahaan tidak melaksanakan hedging bakal diberikan angka 0. Variabel independen dalam penelitian ini bersifat kategorikal, oleh karena itu penelitian ini menggunakan regresi logistik. Menurut Ghozali (2018) Regresi logistik dan analisis diskriminan memiliki kesamaan dalam hal tujuan untuk menilai prediktabilitas variabel dependen berdasarkan kombinasi variabel independen kontinu (metrik) dan kategorik (non-metrik).

Metode analisis regresi logistik tidak mengharuskan dilakukannya uji normalitas atau uji asumsi klasik pada variabel-variabel independen. Model regresi logistik versi umum yakni sebagai berikut:

 

Keterangan:

����� : Keputusan hedging

Nilai 1������������ : Jika kebijakan hedging diterapkan

Nilai 0������������ : Jika kebijakan hedging tidak diterapkan

������������������ : Konstanta

ROA�������������� : Profitabilitas

DER��������������� : Solvabilitas

��������������� : Koefisien regresi masing-masing variabel

��������������������� : Error term

����������� Regresi logistik ialah jenis analisis regresi yang telah dimodifikasi untuk tujuan melakukan pengujian hipotesis. Sebagai hasil dari modifikasi ini, karakteristik regresi logistik berbeda dengan model regresi linier sederhana atau berganda. Dikarenakan determinasi yang diamati menunjukkan signifikansi statistik, yang bervariasi di antara berbagai kasus. Dalam menilai regresi logistik dapat dilihat dari pengujian homster and lomeshow�s goodness of fit. Hipotesis alternatif diterima ketika tingkat signifikansi statistik lebih tinggi dari 0,05 sedangkan hipotesis nol ditolak ketika sama dengan atau lebih rendah dari 0,05.

Hal ini dikarenakan ditemukan kesenjangan yang cukup besar antara model dan nilai observasinya. Hal ini mengimplikasikan bahwa kesesuaian model tidak memadai, karena model tidak bisa meramalkan nilai observasi dengan benar. Sebaliknya, jika nilai statistik melebihi 0,05, hal ini memaparkan bahwa model secara memadai memprediksi nilai yang diamati dan sesuai dengan data, yang mengarah pada penerimaan hipotesis.

����������� Penelitian ini juga melibatkan penilaian koefisien, Nilai Nagelkerke R Square mencerminkan besarnya koefisien determinasi yang ada pada model regresi logistik. Pengujian dilakukan untuk menguji sejauh mana semua variabel bebas yang mencakup profitabilitas dan solvabilitas yang terkandung dalam model memiliki dampak pada variabel gratis adalah keputusan hedging. Pengujian dilakukan untuk mengevaluasi sejauh mana semua variabel bebas yang mencakup profitabilitas dan solvensi yang terkandung dalam model memiliki efek pada aktivitas hedging variabel gratis.

����������� Pengujian di mana dua atau lebih hipotesis diuji secara bersamaan disebut pengujian simultan. Uji ini menilai dampak kolektif dari semua variabel independen terhadap variabel dependen. Pada penelitian kali ini pengujian simultan dilaksanakan dengan menggunakan pengujian Omnibus Test of Model Coefficients. Selanjutnya dilakukan uji parsial untuk mengetahui signifikansi tiap nilai koefisien regresi secara parsial pada variabel dependennya.

 

 

 

 

Hasil dan Pembahasan

Analisis Data Statistik Deskriptif

Dalam penelitian ini, terdapat 2 variabel independent yang diuji pengaruhnya terhadap variabel dependen. Variabel independent tersebut ialah profitabilitas dan solvabilitas. Namun variabel independen dalam penelitian ini yakni keputusan hedging. Penelitian ini memiliki 129 sampel dari 43 perusahaan. Penelitian ini menggunakan statistik deskriptif untuk mengkarakterisasi setiap variabel penelitian, yang mencakup ukuran-ukuran seperti rata-rata, nilai maksimum, nilai minimum, dan deviasi standar untuk setiap variabel yang diteliti.

Variabel profitabilitas dan solvabilitas diukur dengan skala rasio. Sedangkan variabel keputusan hedging diukur dengan indikator dummy, dimana angka 0 diberikan jika perusahaan tidak melaksanakan hedging sedangkan angka 1 digunakan jika perusahaaan membuat keputusan hedging.

 

Tabel 1

Statistik Deskriptif Profitabilitas dan Solvabilitas

Sumber: Data diolah oleh penulis (2023)

 

Atas dasar tabel 1bisa dilihat jika variabel hedging mempunyai nilai rata-rata (mean) sejumlah 0.496124 atau setara dengan 50% yang menunjukkan sebanyak 64 sampel perusahaan melakukan keputusan hedging. Salah satunya perusahaan yang melaksankan hedging sepanjang tahun 2019-2021 ialah perusahaan Adaro Energy Indonesia Tbk. Sedangkan jumlah perusahaan yang tidak melaksanakan hedging sebanyak 65 data setara dengan 50%. Salah satu perusahaan yang tidak melakukan hedging sepanjang tahun 2019-2021 ialah Buana Lintas Lautan Tbk.

Mengacu hasil analisis statistik deskriptif yang dijelaskan pada tabel yang tersedia, terlihat jelas bahwa variabel profitabilitas memiliki nilai yang sangat dekat dengan nilai tengah, atau mean, dari rentang nilai yang mungkin., disertai dengan varian (standar deviasi) sejumlah 0,112436. Nilai rata-rata yang lebih kecil dari standar deviasi memperlihatkan bahwasannya variabel profitabilitas mempunyai data yang bervariasi. Variabel profitabilitas mempunyai nilai maksimum sejumlah 0,520175 yang dipunyai oleh perusahaan PT Bayan Resources Tbk pada tahun 2021. Namun nilai minimum variabel profitabilitas sejumlah -0,383619 yang dipunyai oleh perusahaan PT Buana Lintas Lautan Tbk pada tahun 2021.

Berdasarkan temuan analisis statistik deskriptif, yang bisa dicermati pada tabel di atas, variabel solvabilitas mempunyai nilai rata-rata (mean) sejumlah 1,229239 dengan nilai standar deviasi sejumlah 7,617598. Variabel solvabilitas menjelaskan data yang bervariasi, Hal ini dibuktikan dengan adanya nilai mean yang lebih rendah dari nilai standar deviasi. Variabel solvabilitas mempunyai nilai maksimum sejumlah 57.15681 yang dipunyai oleh PT Capitalinc Investment Tbk. sejumlah 5716% pada tahun 2019 sedangkan nilai minimum variabel solvabilitas sejumlah -39,32587 yang juga dipunyai oleh PT Capitalinc Investment Tbk pada tahun 2020.

 

Statistik Deskriptif Hedging

Hedging pada perusahaan terlihat pad alaporan keuangan tahunan perusahaan tersebut dimana perusahaan akan melaporkan instrumen mana yang digunakan dalam hedging. Pada laporan CALK akan dijelaskan mengenain dervatif yang digunakan dalam hedging. Apabila perusahaan menggunakna lindung nilai atas nilai wajar, maka akan tercemin pad alaporan laba rugi. Apabila perusahaan menggunakan lindung nilai atas arus kas, maka akan tercemin di laporan posisi keuangan pada ekuitas bagian Other Comprehensive Income. Berikut merupakan hasul statistic deskriptif variabel dependen keputusan hedging.

Tabel 2

Statistik Deskriptif Keputusan Hedging.

Keterangan

2019

2020

2021

Jumlah

0

23

23

19

65

1

20

20

24

64

Jumlah

43

43

43

129

Sumber: Data diolah oleh peneliti (2023)

Keterangan:

0 = perusahaan yang tidak melakukan hedging

1 = perusahaan yang melakukan hedging

Berdasarkan table tertera, variabel keputusan hedging pada tahun 2019 sebanayak 20 dari 43 perusahaan yang melaksanakan hedging. Salah satu perusahaan yang melaksanakan hedging yaitu PT Borneo Olah Sarana Sukses Tbk. Sedangkan sisanya sebanyak 23 dari 43 perusahaan tidak melaksanakan hedging. Salah satu perusahaan yang tidak melaksanakan hedging yaitu PT Super Energy Tbk.

Berdasarkan tabel di atas, variabel hedging pada tahun 2020 sebanyak 20 dari 43 perusahaan melakukan hedging salah satu perusahaan yang melakukan hedging ialah PT Trans Power Marine Tbk. sedangkan sisanya sebanyak 23 dari 43 perusahaan tidak melakukan hedging salah satunya ialah PT Golden Eagle Energy Tbk.

Berdasarkan tabel di atas, variabel hedging pada tahun 2021 sebanyak 24 dari 43 perusahaan melaukan hedging salah satu perusahaan yang melakukan ialah PT TBS Energi Utama Tbk. sedangkan sisanya sebanyak 19 perusahaan tidak melakukan hedging salah satunya ialah PT Samindo Resources Tbk.

 

Statistik Deskriptif Profitabilitas

Hasil berikut ini memberikan statistik deskriptif mengenai variabel independen profitabilitas.

 

 

 

 

Tabel 3

Statitstik Deskriptif Profitabilitas.

Keterangan

2019

2020

2021

Mean

�0.04

�0.01

�0.06

Std.dev

�0.06

�0.10

�0.16

Max

�0.18

�0.21

�0.52

Min

�(0.07)

�(0.30)

�(0.38)

Sumber: Data diolah oleh peneliti (2023)

 

Berdasarkan tabel yang tersedia, variabel profitabilitas pada tahun 2019 menunjukkan nilai rata-rata sejumlah 0,04, disertai dengan standar deviasi sejumlah 0,06. Nilai rata-rata yang lebih kecil dibandingkan dengan nilai standar deviasi mengartikan jika variabel profitabilitas pada tahun 2019 memiliki data yang berkelompok. Variabel profitabilitas pada tahun 2019 mempunyai nilai maksimum sejumlah 0,18 yang dipunyai oleh PT Bayan Resources Tbk. dan PT Mitrabara Adiperdana Tbk.

Hal ini dikarenakan perusahaan Bayan Resources Tbk. memiliki nilai laba bersih sejumlah Rp3,255 miliar dan total aset sejumlah Rp17.766 triliun. Perusahaan PT Mitrabara Adiperdana Tbk. memiliki nilai laba bersih sejumlah Rp490 miliar dan nilai total aset sejumlah Rp2,676 triliun. Sedangkan nilai minimum variabel profitabilitas pada tahun 2019 sejumlah -0,07 yang dipunyai oleh perusahaan WINS. Hal ini dikarenakan perusahaan menghadapi kerugian sejumlah Rp243 miliar Rupiah di tahun yang berjalan.

Berdasarkan tabel diatas, variabel profitabilitas pada tahun 2020 mempunyai rata-rata sejumlah 0,01 dengan nilai standar deviasi sejumlah 0,10. Nilai rata-rata yang lebih kecil dari standar deviasi mengartikan jika variabel profitabilitas meiliki data yang berkelompok. Variabel profitabilitas pada tahun 2020 mempunyai nilai maksimum sejumlah 0,21 yang dipunyai oleh perusahaan PT Bayan Resources Tbk. dengan nilai laba bersih sejumlah Rp4,858 tiriliun dan total aset sejumlah Rp22,846 triliun. Sedangkan nilai minimum variabel profitabilitas pada tahun 2020 sejumlah -0,30 yang dimiliki oleh perusahaan Pelayaran Nasional Bina Buana dimana perusahaan mengalami kerugiaan pada laba tahun berjalan sejumlah Rp157 miliar.

Berdasarkan tabel diatas, variabel profitabilitas pada tahun 2021 mempunyai rata-rata sejumlah 0.06 dengan nilai standar deviasi sejumlah 0,16. Nilai rata-rata yang lebih kecil dari standar deviasi mengartikan jika variabel profitabilitas memiliki data yang berkelompok. Variabel profitabilitas pada tahun 2020 mempunyai nilai maksimum sejumlah 0,52 yang dipunyai oleh perusahaan PT Bayan Resources Tbk. dengan nilai laba bersih sejumlah Rp18,063 triliun dan nilai total aset sejumlah Rp34,726 triliun. Sedangkan nilai minimum variabel profitabilitas sejumlah -0,38 yang dipunyai oleh perusahaan Buana Lintas Lautan Tbk. Hal ini terjadi dikarenakan perusahaan menghadapi kerugian pada laba tahun berjalan sejumlah Rp3,294 tiriliun.

 

 

 

Statistik Deskriptif Solvabilitas

Berikut ini ialah hasil statistik deskriptif variabel independen profitabilitas.

 

Tabel 4

Statitstik Deskriptif Solvabilitas

Keterangan

2019

2020

2021

Mean

2.60

0.55

0.54

Std.dev

9.36

7.73

5.15

Max

57.16

24.85

8.13

Min

(19.56)

(39.33)

(29.14)

Sumber: data diolah oleh peneliti (2023)

 

Berdasarkan table tertera, variabel solvabilitas pada tahun 2019 mempunyai nilai rata-rata sejumlah 2,60 dengan nilai standar deviasi sejumlah 9,36. Nilai rata-rata yang lebih kecil dari standar deviasi menunjukan bahwasannya variabel solvabilitas memiliki data yang berkelompok. Variabel solvabilitas pada tahun 2019 memiliki nilai maksimum sejumlah 57,16 yang dipunyai oleh perusahaan PT Capitalinc Investment Tbk. dengan nilai total liabilitas sejumlah Rp801 miliar dan total ekuitas sejumlah Rp14 miliar. Sedangakan nilai minimum pada variabel solvabilitas sejumlah -19,56 yang dipunyai oleh perusahaan PT Dwi Guna Laksana Tbk.

Berdasarkan tabel di atas, variabel solvabilitas pada tahun 2020 mempunyai nilai rata-rata sejumlah 0,55 dengan nilai standar deviasi senilai 7,73. Nilai rata-rata yang lebih kecil dari standar deviasi memperlihatkan bahwasannya variabel solvabilitas memiliki data yang berkelompok. Variabel solvabilitas pada tahun 2020 memiliki nilai maksimum sejumlah 24,85 yang dipunyai oleh Bumi Resources Tbk. dengan nilai total liabilitas sejumlah Rp46,421 triliun dan total ekuitas sejumlah Rp1,868 triliun. Sedangakan nilai minimum pada variabel solvabilitas sejumlah -39,33 yang dipunyai oleh perusahaan PT Capitalinc Investment Tbk.

Berdasarkan tabel di atas, variabel solvabilitas pada tahun 2021 nilai rata-rata dari kumpulan data adalah 0,54, sedangkan standar deviasi adalah 5,15. Nilai rata-rata yang lebih kecil dari standar deviasi memperlihatkan bahwasannya variabel solvabilitas memiliki data yang berkelompok. Variabel solvabilitas pada tahun 2021 memiliki nilai maksimum sejumlah 8,13 yang dipunyai oleh perusahaan PT Dwi Guna Laksana Tbk. dengan nilai total liabilitas sejumlah Rp1,109 triliun dan total ekuitas sejumlah Rp136 miliar. Sedangakan nilai minimum pada variabel solvabilitas sejumlah -29,14 yang dipunyai oleh perusahaan PT Capitalinc Investment Tbk.

 

Pengaruh Profitabilitas terhadap Keputusan Lindung Nilai Pada Perusahaan Subsektor Minyak, Gas & Batu Bara yang Terdaftar di BEI Tahun 2019-2021

Rasio profitabilitas berfungsi sebagai indikator kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dan dapat memberikan wawasan tentang kinerja perusahaan secara keseluruhan dalam hal ini. Kemungkinan perusahaan mengalami kebangkrutan berkurang ketika tingkat profitabilitasnya meningkat. Perusahaan yang menunjukkan tingkat profitabilitas yang tinggi mungkin tidak merasa perlu untuk melakukan aktivitas hedging. Jika terjadi penurunan profitabilitas dalam suatu perusahaan, maka sangat penting untuk melakukan upaya hedging.

Berdasarkan hasil, diperoleh nilai koefisien dengan arah negatif dan nilai signifikansi sejumlah 0,725. Nilai signifikansi tersebut lebih tinggi dari 0,05 artinya H (0) diterima. Hasil tersebut memperlihatkan bahwasannya secara parsial proftitabilitas tidak beroengaruh terhadap keputusan hedging pada perusahaan Subsektor Minyak, Gas & Batu Bara yang terdaftar di BEI tahun 2019-2021.

Penelitian ini mempunyai kesamaan hasil dengan yang dilaksanakan Ariani & Sudiartha (2017) yang menemukan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh pada keputusan hedging. Artinya fluktuasi tingkat pengembalian aset (ROA) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap proses pengambilan keputusan perusahaan mengenai strategi hedging. Perusahaan menghasilkan pendapatan dan melakukan sebagian besar operasinya dalam mata uang asing, sehingga tidak memerlukan konversi mata uang asing ke dalam mata uang lokal. Nilai perusahaan tidak terpengaruh oleh fluktuasi mata uang lokal karena kemampuannya untuk menghasilkan laba dalam mata uang asing.

 

Pengaruh Solvabilitas terhadap Keputusan Lindung Nilai Pada Perusahaan Subsektor Minyak, Gas & Batu Bara yang Terdaftar di BEI Tahun 2019-2021

Pada penelitian ini solvabilitas diukur dengan rasio debt to equity ratio (DER). Tingkat solvabilitas yang tinggi menyiratkan bahwa utang perusahaan melebihi modalnya, sehingga memengaruhi kemampuannya untuk melaksanakan operasinya secara efektif. Perusahaan yang menghasilkan pendapatan dalam mata uang lokal atau melakukan kegiatan operasional dengan menggunakan mata uang lokal, Selain itu, jika sebuah perusahaan mempunyai utang dalam mata uang asing, maka perusahaan tersebut akan menghadapi eksposur yang cukup besar terhadap risiko nilai tukar mata uang asing.

Kenaikan nilai utang dalam mata uang domestik akan dikarenakan oleh apresiasi nilai tukar mata uang domestik, sehingga mengharuskan perusahaan untuk mengalokasikan dana tambahan untuk pembayaran hutang. Keberadaan utang perusahaan menjadi masalah ketika pendapatan yang dihasilkan tidak mencukupi untuk membayar biaya bunga yang diperlukan.

Hasil uji regresi logistik pada variabel menunjukkan bahwasannya nilai probabilitas sejumlah 0,900 yang mana nilai sig lebih besar dari 0,05 yang memperlihatkan H (0) diterima. Hasil tersebut memperlihatkan bahwasannya secara parsial solvabilitas tidak berpengaruh terhadap keputusan hedging pada perusahaan Subsektor Minyak, Gas & Batu Bara yang mana telah terdaftar pada BEI tahun 2019-2021. Semakin tinggi nilai DER dianggap makin tinggi probabilitas perusahaan mengambil kebijakan hedging.

Namun demikian, perlu dicatat bahwa nilai DER yang tinggi tidak secara otomatis mengimplikasikan penerapan kebijakan lindung nilai oleh perusahaan. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa perusahaan mungkin memiliki utang yang tidak terlalu terekspos pada fluktuasi nilai tukar mata uang asing, atau mungkin memiliki proporsi utang yang lebih besar dalam mata uang lokal. Oleh karena itu, perusahaan-perusahaan tersebut mungkin tidak merasa perlu untuk menerapkan kebijakan hedging.

Sehubungan dengan informasi yang diterangkan di atas, dapat ditarik simpulan bahwa penerapan kebijakan lindung nilai oleh suatu perusahaan tidak dipengaruhi oleh solvabilitas yang diukur dari nilai debt to equity ratio (DER) yang tinggi. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilaksanakan Aditya & Asandimitra (2019).

 

Kesimpulan

Kesimpulan berikut ini dapat diambil setelah mengevaluasi model regresi logistik sesuai dengan temuan analisis yang dilakukan dengan menggunakan statistik deskriptif, bisa dilihat seperti dibawah ini:

Berdasarkan pengujian statistik deskriptif, kita dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut: (a) Variabel keputusan hedging menunjukkan bahwa perusahaan yang tidak melakukan hedging (mendapatkan angka 0) memiliki data sebanyak 65 perusahaan. Sedangkan jumlah perusahaan yang melakukan hedging (mendapat angka 1) sebanyak 64 perusahaan. (b) Variabel profitabilitas memiliki nilai maksimum sejumlah 0,52 dan nilai minimum sejumlah -0,38 Variabel profitabilitas memiliki rata-rata lebih kecil daripada nilai standar deviasi, artinya variabel profitabilitas memiliki data yang berkelompok. (c) Variabel solvabilitas memiliki nilai maksimum sejumlah 57,16 dan nilai minimum sejumlah -39,33. Variabel solvabilitas memiliki rata-rata lebih kecil dibandingkan nilai standar deviasi, artinya variabel solvabilitas memiliki data yang berkelompok.

Mengacu pada pengujian beberapa hipotesis pada saat yang bersamaan, dapat diambil kesimpulan bahwa provabilitas dan solvabilitas secara simultan tidak memiliki dampak pada keputusan hedging perusahaan sektor energi yang telah tercatat di BEI tahun 2019 sampai 2021. Berikut ini dapat disimpulkan dari hasil beberapa pengujian hipotesis secara parsial: a) Variabel profitabilitas tidak berpengaruh terhadap keputusan hedging perusahaan sektor energi yang terdaftar di BEI tahun 2019 sampai 2021. b) Variabel solvabilitas tidak berpengaruh terhadap keputusan hedging perusahaan sektor energi yang terdaftar di BEI tahun 2019 sampai 2021.

Pada penelitian ini, tentunya didapati beberapa hal yang mungkin menjadi kelemahan dan hambatan penelitian diantaranya yaitu, peneliti hanya mengambil dua variabel bebas untuk mengetahui pengaruhnya terhadap keputusan hedging, terbatasnya waktu penelitian, sehingga peneliti hanya mengambil tiga tahun saja, objek pada penelitian ini masih terbatas pada perusahaan sektor energi yang terdaftar di BEI, terdapat beberapa laporan keuangan yang tidak terpublikasi di website BEI, sehingga peneliti mencari di web lain mendapatkan laporan keuangan tersebut.

Bagi investor jika ingin melihat nilai perusahaan disarankan untuk melihat dari varibel diluar penelitian ini. Bagi perusahaan dapat melakukan indentifikasi mendalam yang mempunyai pengaruh keputusan hedging seperti faktor eksternal perusahaan untuk mengambil keputusan yang tepat.

 

 

 

 

BIBLIOGRAPHY

Aditya, A. T., & Asandimitra, N. (2019). Pengaruh Leverage, Likuiditas, Market To Hedging (Studi Perusahaan Sektor Consumer Goods Industri Periode 2011- 2016). Jurnal Ilmu Manajemen (JIM), 7(2), 334�343.

 

Ariani, N. N. N., & Sudiartha, G. merta. (2017). Pengaruh Leverage, Profitabilitas dan Likuiditas Terhadap Keputusan Hedging Perusahaan Sektor Pertambangan Di Bursa Efek Indonesia. 6(1), 347�374.

 

Bank Indonesia. (2022). Peraturan Bank Indonesia Nomor 24/7/PBI/2022 Tentang Transaksi Di Pasar Valuta Asing [online]. https://www.bi.go.id/id/publikasi/peraturan/Pages/PBI_240722.aspx

 

Dwiastuti, D. S., & Dillak, V. J. (2019). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Kebijakan Hutang, dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal ASET (Akuntansi Riset), 11(1), 137�146. https://doi.org/10.17509/jaset.v11i1.16841

 

Fitriyana, R. F., Rikumahu, B., Widiyanesti, & Alamsyah, A. (2020). Principal Component Analysis to Determine Main Factors Stock Price of Consumer Goods Industry. 2020 International Conference on Data Science and Its Applications, ICoDSA 2020, April 2022. https://doi.org/10.1109/ICoDSA50139.2020.9212845

 

Ghozali Imam. (2018). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 25 (Sembilan). In Semarang, Universitas Diponegoro (Edisi Semb). Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

 

Gumanti, T. A. (2009). Teori Sinyal Dalam Manajemen Keuangan. Manajemen Usahawan Indonesia, 6(28), 4�13.

 

Hairul. (2020). Manajemen Risiko. In Manajemen Risiko. CV Budi Utama.

 

Hery. (2016). Analisis Laporan Keuangan. PT Grasindo.

 

Megawati, I. A. P., Wiagustini, L. P., & Artini, L. G. S. (2016). Determinasi Keputusan Hedging Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia. E-Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Universitas Udayana, 10(5), 3391�3418.

 

Peraturan Bank Indonesia NO.15/8/PBI/2013 tanggal 7 Oktober Tentang Transaksi Lindung Nilai Kepada Bank. (n.d.). Retrieved November 11, 2022, from https://www.bi.go.id/id/publikasi/peraturan/Documents/pbi_150814.pdf

 

Prihadi, T. (2019). Analisis Laporan Keuangan Konsep dan Aplikasi. PT Gramedia Pustaka Utama.

 

Putri, F. K., Rikumahu, B., & Aminah, W. (2018). Kebijakan Hutang, Profitablitas, Dan Manajemen Aset Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Riset Akuntansi Kontemporer, 10(2), 80�89. https://doi.org/10.23969/jrak.v10i2.1371

 

Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta.

 

Weygandt, J.J., Kimmel. P.D., Kieso, D. E. (2013). Financial Accounting: IFRS Edition.

 

Copyright holder:

Agma Aureole First Stecyia Payung, Dewa Putra Khrisna Mahardika (2023)

 

First publication right:

Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia

 

This article is licensed under: