Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 8, No. 8, Agustus
2023
PENGARUH
PROFITABILITAS DAN SOLVABILITAS TERHADAP KEPUTUSAN LINDUNG NILAI
Agma Aureole First Stecyia Payung, Dewa Putra Khrisna
Mahardika
Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
Universitas Telkom Bandung, Indonesia
E-mail: [email protected], [email protected]
Abstrak
Energi merupakan salah satu
sektor yang mempengaruhi perekonomian suatu negara. Tingkat konsumsi energi
yang terus meningkat mempengaruhi daya produksi sektor energi. Hedging
adalah cara yang digunakan untuk melakukan lindung nilai terhadap aset milik
perusahaan dari kerugian yang terjadi akibat risiko.� Objek dari penelitian ini adalah perusahaan
sub sektor minyak, gas dan batu bara yang terdaftar di BEI. Periode dalam
penelitian ini yaitu 2019-2021. Dalam analisis ini, keputusan lindung nilai
diwakili oleh variabel dummy, dengan nilai 1 diberikan kepada perusahaan yang
melakukan hedging dan nilai 0 diberikan kepada perusahaan yang tidak
melakukan hedging. Namun profitabilitas diproksikan dengan rumus Return
on Assets dan solvabilitas diproksikan dengan rumus Debt to Equity Ratio.
Jumlah populasi dalam penelitian ini yaitu 59 perusahaan. Metode analisis yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu metode regresi logistik. Temuan pada hasil
penelitian ini adalah profitabilitas yang menggunakan indikator return on
asset tidak mempengaruhi keputusan perusahaan untuk melakukan hedging.
Solvabilitas dengan menggunakan indikator debt to equity ratio tidak
mempengaruhi keputusan perusahaan untuk melakukan hedging. Hasil
penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan seputar hedging, dan
hal ini diantisipasi
sebagai faktor yang akan dipertimbangkan oleh perusahaan-perusahaan ketika
membuat keputusan hedging.
Kata Kunci: Profitabilitas; Solvabilitas;
Keputusan Hedging.
Abstract
Energy is one of
the sectors that affect a country's economy. The ever-increasing level of
energy consumption affects the productive power of the energy sector. Hedging is a way used to hedge assets
owned by the company from losses incurred due to risk. The object of this study
is oil, gas and coal sub-sector companies listed on the IDX. The period in this
study is 2019-2021. In this study, hedging
decisions are proxied with dummy variables, where companies that do hedging will be given a score of 1
and companies that do not hedge will be given a score of 0. While profitability
is proxied by the Return on Assets formula and solvency is proxied by the
Debt-to-Equity Ratio formula. The total population in this study is 59
companies. The technique of logistic regression was utilized as the approach to
analysis for this particular research project. The finding in the results of
this study is that profitability using return on assets indicators does not
affect the company's decision to do hedging.
Solvency using the debt-to-equity ratio indicator does not affect the company's
decision to hedge. It is anticipated that the findings of this study would
expand people's awareness on hedging and are expected to be considered by
companies to make hedging
decisions.�
Keywords: Profitability; Solvency;
Hedging Decision.
Pendahuluan
Perusahaan yang terlibat dalam operasi perdagangan
internasional akan mendapati masalah yang lebih canggih dibandingkan dengan
perusahaan yang cuma melakukan perdagangan domestik. Perdagangan internasional
adalah salah satu karakteristik dari periode globalisasi. Perdagangan
internasional mengacu pada pertukaran ekonomi barang dan jasa antar negara,
yang difasilitasi melalui perjanjian kerja sama yang melibatkan pembelian dan penjualan komoditas tersebut.
Pertumbuhan produk domestik
bruto (PDB) suatu negara sering disebut-sebut sebagai
salah satu pendorong terpenting dalam perdagangan internasional. Produk Domestik Bruto (PDB) merujuk
pada ukuran komprehensif nilai total barang dan jasa yang dihasilkan di dalam
batas-batas suatu negara pada jangka waktu yang telah ditentukan.
Sektor
energi terdiri dari entitas-entitas yang terlibat dalam penyediaan produk dan
layanan yang terkait dengan proses ekstraksi energi yang mencakup sumber energi
tak terbarukan contohnya adalah bahan bakar fosil. Oleh karena itu, perspektif
entitas-entitas ini secara inheren dipengaruhi oleh pasar komoditas energi
global. Sektor energi mencakup perusahaan-perusahaan yang terlibat
dalam pemasaran produk dan jasa energi terbarukan.
Energi adalah salah satu industri yang memiliki pengaruh yang signifikan pada ekonomi suatu negara.
Pertumbuhan ekonomi sangat tergantung pada ketersediaan energi negara karena
proses produksi suatu barang atau jasa akan selalu membutuhkan pasokan energi
di dalamnya. Selain digunakan sebagai sumber bahan bakar dan bahan baku
produksi industri, tetapi juga sektor energi menjadi salah satu sumber
pendapatan negara.
Globalisasi
memberikan potensi besar bagi organisasi dalam melakukan kegiatan ekspor dan
impor dalam kepentingan ekspansi perusahaan. Aktivitas bisnis melalui pasar
internasional membutuhkan nilai uang asing. Dalam penggunaan sistem nilai tukar
mata uang, salah satu bahaya yang akan dihadapi ialah fluktuasi. Fluktuasi
nilai tukar mata uang berasal dari ketidakpastian di mana perusahaan harus
mempersiapkan diri menghadapi setiap fluks nilai mata
uang yang mungkin terjadi setiap saat.
Salah
satu teknik untuk perusahaan untuk mengurangi
risiko membutuhkan manajemen risiko. Salah satu langkah manajemen risiko yang
dapat diambil perusahaan adalah penggunaan teknik hedging. Ada beberapa aspek
yang mempengaruhi perusahaan dalam membuat keputusan keamanan, di antaranya
adalah profitabilitas dan solvabilitas.
Lindung nilai Sebagian contoh dari manajemen risiko yang fokusnya
guna menjaga perusahaan dari risiko kerugian akibat dari fluktuasi valuta
asing. Indonesia sudah memiliki pedoman untuk melakukan lindung nilai yang
diatur pada Peraturan Bank Indonesia nomor 24/7/PBI/2022 mengenai Transaksi Di Pasar Valuta
Asing. Ini karena banyak perusahaan Indonesia masih tidak menggunakan derivatif
hedging guna menjaga aset perusahaan dari risiko kerugian yang kemungkinan saja untuk terjadi di pasar luar negeri.Bursa Saham Indonesia
juga menyediakan produk derivatif yang dapat digunakan oleh perusahaan sebagai
portofolio keuangan perusahaan, di mana instrumen derivatif tersebut dapat
membantu perusahaan melindungi nilai saham sebagai akibat dari penurunan,
membantu perusahaan mendapatkan leverage sesuai dengan modal yang dimiliki
perusahaan. �
Perusahaan
multinasional mempunyai arus kas yang rentan terhadap fluktuasi nilai tukar
mata uang, suku bunga, dan harga komoditas. Tiga dari risiko ini adalah risiko
keuangan yang akan terus dihadapi perusahaan. Setiap organisasi berusaha
mengelola risiko finansialnya sehingga tidak mengalami kerugian. Sekuritas
adalah mekanisme yang dipergunakan untuk melindungi nilai aset perusahaan dari
kerugian yang dikarenakan oleh risiko. Perlindungan nilai adalah tahap dalam
mengadopsi posisi menggunakan arus kas, aset, atau kontrak di mana nilai akan
naik atau turun sesuai dengan kondisi.
Pergerakan
grafik ROA perusahaan sub-sektor minyak, gas dan batu bara sepanjang tahun
2019-2021. Dari grafik tersebut dapat kita lihat jika perusahaan yang memiliki
tingkat ROA yang stabil mengalami peningkatan, terlampir pada laporan tahun
2019-2021 perusahaan Bayan Resources Tbk mengalami peningkatan dari tahun 2019
18,3% menjadi 21,3% pada tahun 2020 kemudian meningkat lagi pada tahun 2021
menjadi 52,0%. Hal yang sama terjadi pada perusahaan GEMS dimana pada tahun
2019 tingkat persentase ROA perusahaan sejumlah 8,41% kemudian menghadapi
peningkatan pada tahun 2020 sejumlah 11,75% dan meningkat kembali pada tahun
2021 menjadi 42,77%.
Menurut
Hery (2016) jika rasio profatibilitas bisa dipergunakan sebagai alat untuk
mengukur efektivitas kinerja manajemen. Rasio profitabilitas bisa mempengaruhi
kemampuan perusahaan untuk mendapat utang dan ekuitas. Selain itu, rasio
profitabilitas ternyata memiliki kontribusi yang penting bagi perusahaan dalam
menentukan harga sahamnya (Fitriyana et al., 2020) Hal ini mempengaruhi posisi likuditas sebuah perusahaan serta
sebuah kemampuan perusahaan guna tumbuh dan berkembang (Weygandt et al., 2013)
Solvabilitas mencerminkan jumlah yang dimiliki
perusahaan untuk utang, baik jangka panjang ataupun jangka pendek. Ketika perusahaan
memakai terlalu banyak utang untuk dimakan itu akan menghasilkan komplikasi
pada saat pembayaran pinjaman. Investor menggunakan rasio utang sebagai alat
untuk menentukan seberapa sering sebuah perusahaan menggunakan
utang dan seberapakah tinggi
risiko yang dikenakan perusahaan. Perusahaan yang memiliki
level hutang yang relatif tinggi akan mendapatkan
respon negatif oleh investor karena perusahaan sudah dianggap tidak mampu memberikan
dividen dengan baik. (Putri et al., 2018). Semakin tinggi proporsi hutang yang telah
ditetapkan perusahaan maka juga mempengaruhi tingginya nilai perusahaan
tersebut dalam mengambil keputusan. Pemakaian hutang bagi perusahaan mempunyai
pengaruh yang tinggi bagi perusahaan. (Dwiastuti & Dillak, 2019)
Berdasarkan
perumusan masalah yang sudah dijabarkan maka peneliti bisa membuat pertanyaan
penelitian sebagai berikut: 1) Bagaimana profitabilitas dan solvabilitas dan
pengambilan keputusan lindung nilai (hedging) pada perusahaan sub sektor
minyak, gas & batu bara yang terdaftar BEI tahun 2019-2021? 2) Apakah
profitabilitas dan solvabilitas terhadap pengambilan keputusan lindung nilai (hedging)
memiliki pengaruh simultan pada perusahaan sub sektor minyak, gas & batu
bara yang tercatat di BEI pada periode 2019-2021?
Tujuan
penelitian ini yaitu a) untuk mengetahui profitabilitas dan solvabilitas
terhadap pengambilan keputusan lindung nilai (hedging) pada perusahaan
sub sektor minyak, gas & batu bara yang telah tercatat BEI tahun 2019-2021.
b) untuk mengetahui seberapa besar pengaruh secara simultan profitabilitas dan
solvabilitas terhadap pengambilan keputusan lindung nilai (hedging) pada
perusahaan sub sektor minyak, gas & batu bara yang terdaftar BEI tahun
2019-2021.
Diharapkan
bahwa penelitian ini akan dapat memberikan manfaat, tidak hanya secara
konseptual, tetapi juga dalam arti yang lebih bersifat praktis, bagi mereka yang
tertarik dengan topik ini. Penelitian ini tentunya mempunyai manfaat teoritis
unutk memberi kontribusi empiris terhadap pihak manajemen perusahaan dan juga
investor untuk melihat bagaiman pengaruh profitabilitas dan solvabilitas
terhadap keputusan hedging. Nilai praktis yang bisa didapatkan dari
penelitian ini bagi perusahaan ialah penelitian ini bisa menjadi dasar bagi
perusahaan untuk mengambil keputusan yang benar ketika memutuskan untuk
melakukan hedging.
Tinjauan Literatur
1.
Teori Sinyal
Teori sinyal ialah teori yang memahami manajemen keuangan. Teori sinyal
adalah tentang memahami bagaimana sinyal berguna untuk mencerminkan peristiwa
dengan cara yang meyakinkan dan menarik. Dalam pengembangan, teori sinyal
digunakan untuk menjawab pertanyaan yang terkait dengan kebijakan perusahaan.
Gumanti (2009) mengemukakan jika sinyal dapat memberikan sebuah
petunjuk dari pihak manajemen kepada pihak investor. Teori sinyal dapat
digunakan sebagai tanda kualitas sebuah organisasi. Teori sinyal memberikan
bukti bahwa manajemen memiliki pengetahuan yang lebih akurat tentang kondisi
perusahaan daripada aktor eksternal. Manajemen menyediakan laporan yang relevan
dan investor akan menanggapi laporan tersebut. Investor dapat melakukan
observasi untuk menilai informasi sebagai sinyal positif atau sinyal buruk.
Indikasi yang baik bisa membantu investor dalam memutuskan keputusan dalam
berinvestasi.
2.
Manajemen
Risiko
Manajemen risiko mencakup sebuah strategi yang
merencanakan. Mengorganisasikan, memimpin, mengoordinasi dan mengawasi sebuah
risiko. Menurut Wiley dalam buku Hairul
(2020) manajemen risiko meliputi kerangka
kerja yang komprehensif dan kohesif yang memfasilitasi pengelolaan risiko
kredit, risiko pasar, modal ekonomi, dan transfer risiko secara efektif, dengan
tujuan akhir untuk memaksimalkan nilai perusahaan. Bagi setiap pelaku bisnis, sangat perlu mengamati serta
memahami jenis risiko dengan teliti. Dari perspektif akademis, jelaslah bahwa
ada berbagai kategori risiko. Secara garis besar, risiko bisa diklasifikasikan
ke dalam dua divisi utama: risiko murni dan risiko spekulatif.
Manajemen harus bertujuan untuk menghasilkan kinerja
maksimal bagi pemegang saham, terutama pemilik perusahaan. Untuk meningkatkan
dividen perusahaan, manajemen harus mengadopsi berbagai kegiatan strategis
untuk membatasi risiko, mitigasi risiko tersebut bisa dilaksanakan dengan
berbagai cara, salah satunya adalah hedging. Perusahaan yang melakukan
catatan akuntansi menggunakan mata uang otomatis dalam operasi bisnis mereka
menggunakan mata wang asing, dengan demikian memaksa perusahaan untuk
menetapkan uang tambahan dalam bentuk hedging. Dengan antisipasi ini,
perusahaan diharapkan mempunyai cadangan dalam bentuk mata uang asing yang
secara eksplisit termasuk dalam kategori hedging fund.
3.
Lindung
Nilai (Hedging)
Pada
Aktivitas lindung nilai
sangat berguna bagi perusahaan yang melaksankan
kegiatan ekspor dan impor yang mengharuskan perusahaan tersebut melaksankan transaksi mata uang asing. Menurut Brigham dan Daves
dalam penelitian Megawati et al., (2016) jika alasan perusahaan dalam mengelola risiko
menggunakan aktivitas lindung nilai ialah untuk mengatasi risiko kapasitas
uang, biaya pinjaman, kesulitan keuangan, dampak perpajakan dan keunggulan
komparatif. Dalam penelitian ini, variabel hedging diukur dengan memakai
indikator dummy dengan skala nominal, yang mana angka 0 diberikan jika
perusahaan tidak menerapkan kebijakan hedging dan angka 1 diberikan jika
perusahaan menerapkan kebijakan hedging.
4.
Profitabilitas
Menurut
Rumus:
Dalam studi khusus ini,
penulis menggunakan rasio yang dikenal sebagai return on assets (ROA). Alasan penulis mempergunakan rasio ini adalah
bahwa ROA yakni rasio yang menilai keuntungan dapat diperoleh dari semua aset
yang digunakan oleh perusahaan. Indikator ini juga digunakan untuk memeriksa
rasio profitabilitas untuk menilai sisi manajemen berdasarkan aset perusahaan.
5.
Solvabilitas
Menurut
Rasio solvabilitas
membantu para investor untuk melihat dan mengukur sejauh mana aset perusahaan dibayari oleh utang. Menurut Hery (2016) hasil perhitungan rasio solvabilitas
dipergunakan sebagai dasar pertimbangan dalam menentukan apakah akan
menggunakan dana dari pinjaman atau dana dari modal untuk membiayai aktiva
perusahaan. Rasio solvabilitas memberikan manfaat bagi para pemangku kepentingan.
Manfaatnya tidak hanya bagi operasional internal perusahaan, tetapi juga bagi
pemangku kepentingan eksternal seperti pihak-pihak di luar organisasi.
Rumus:
Proksi yang digunakan dalam analisis ini,
penulis mempergunakan proksi Debt to Equity Ratio. Alasan untuk
menggunakan indikator DER adalah untuk menghitung rasio leverage yang
menggambarkan pembiayaan perusahaan untuk menilai apakah lebih besar utang
keseluruhan kemudian akan meningkatkan risiko perusahaan mengalami
kebangkrutan.
Metode Penelitian
����������� Sugiyono (2019) menyatakan bahwasannya
populasi mengacu pada
keseluruhan unit yang sedang dipelajari dan diukur dalam sebuah penelitian.
Populasi mencakup semua individu atau elemen yang menarik bagi peneliti. Definisi
populasi mengacu pada sekelompok individu yang digambarkan dan dikarakterisasi
berdasarkan kriteria tersendiri yang ditentukan peneliti, kemudian dianalisis
dan dikesimpulkan. Untuk tujuan penelitian ini, populasi terdiri dari laporan
keuangan tahun 2019-2021 perusahaan subsektor minyak, gas, dan batu bara yang terdaftar di BEI.
Mengacu pada pendapat Sugiyono (2019) kualitas
dan jumlah yang dimiliki oleh populasi semuanya terkandung dalam sampel sampai
batas tertentu. Penelitian ini mengaplikasikan teknik purposive sampling untuk
pemilihan partisipan. Purposive sampling ialah metode pengambilan sampel yang
melibatkan pemilihan yang didasarkan pada kriteria atau penilaian tertentu. Terdapat kriteria yang ditentukan terhadap pemilihan sampel, yaitu: (1) Perusahaan sub sektor
minyak, gas & batu bara yang terdaftar
BEI selama periode penelitian dari awal tahun 2019-2021. (2) Perusahaan sub sektor
minyak, gas & batu bara yang terdaftar BEI selama
periode penelitian yaitu tahun 2019-2021 yang konsisten menyampaikan laporan
tahunan.
Variabel independen
dalam penelitian ini
dinilai dengan mempergunakan variabel dummy, yang mana apabila perusahaan melaksanakan
hedging maka bakal diberikan angka 1 dan apabila perusahaan tidak melaksanakan
hedging bakal diberikan angka 0. Variabel independen dalam penelitian
ini bersifat kategorikal, oleh karena itu penelitian ini menggunakan regresi
logistik. Menurut Ghozali (2018) Regresi logistik dan analisis diskriminan memiliki kesamaan dalam
hal tujuan untuk menilai prediktabilitas variabel dependen berdasarkan
kombinasi variabel independen kontinu (metrik) dan kategorik (non-metrik).
Metode analisis regresi
logistik tidak mengharuskan
dilakukannya uji normalitas atau uji asumsi klasik pada variabel-variabel
independen. Model regresi logistik versi umum yakni sebagai berikut:
Keterangan:
����� :
Keputusan hedging
Nilai 1������������ :
Jika kebijakan hedging diterapkan
Nilai 0������������ :
Jika kebijakan hedging tidak diterapkan
������������������ :
Konstanta
ROA�������������� :
Profitabilitas
DER��������������� :
Solvabilitas
��������������� :
Koefisien regresi masing-masing variabel
��������������������� :
Error term
����������� Regresi
logistik ialah jenis analisis regresi yang telah dimodifikasi untuk tujuan
melakukan pengujian hipotesis. Sebagai hasil dari modifikasi ini, karakteristik
regresi logistik berbeda dengan model regresi linier sederhana atau berganda. Dikarenakan
determinasi yang diamati menunjukkan signifikansi statistik, yang bervariasi di
antara berbagai kasus. Dalam menilai regresi logistik dapat dilihat dari
pengujian homster and lomeshow�s goodness of fit. Hipotesis
alternatif diterima ketika tingkat signifikansi statistik lebih tinggi dari
0,05 sedangkan hipotesis nol ditolak
ketika sama dengan atau lebih
rendah dari 0,05.
Hal ini dikarenakan ditemukan kesenjangan yang cukup
besar antara model dan nilai observasinya. Hal ini mengimplikasikan bahwa
kesesuaian model tidak memadai, karena model tidak bisa meramalkan nilai
observasi dengan benar. Sebaliknya, jika nilai statistik melebihi 0,05, hal ini
memaparkan bahwa model secara memadai memprediksi nilai yang diamati dan sesuai
dengan data, yang mengarah pada penerimaan hipotesis.
����������� Penelitian
ini juga melibatkan penilaian koefisien, Nilai Nagelkerke R Square mencerminkan
besarnya koefisien determinasi yang ada pada model regresi logistik. Pengujian
dilakukan untuk menguji sejauh mana semua variabel bebas yang mencakup
profitabilitas dan solvabilitas yang terkandung dalam model memiliki dampak
pada variabel gratis adalah keputusan hedging. Pengujian dilakukan untuk
mengevaluasi sejauh mana semua variabel bebas yang mencakup profitabilitas dan
solvensi yang terkandung dalam model memiliki efek pada aktivitas hedging
variabel gratis.
����������� Pengujian
di mana dua atau lebih hipotesis diuji secara bersamaan disebut pengujian
simultan. Uji ini menilai dampak kolektif dari semua variabel independen
terhadap variabel dependen. Pada penelitian kali ini pengujian simultan dilaksanakan
dengan menggunakan pengujian Omnibus Test of Model Coefficients. Selanjutnya
dilakukan uji parsial untuk mengetahui signifikansi tiap nilai koefisien
regresi secara parsial pada variabel dependennya.
Hasil dan Pembahasan
Analisis Data
Statistik Deskriptif
Dalam penelitian ini, terdapat 2 variabel
independent yang diuji pengaruhnya terhadap variabel dependen. Variabel
independent tersebut ialah profitabilitas dan solvabilitas. Namun variabel
independen dalam penelitian ini yakni keputusan hedging. Penelitian ini
memiliki 129 sampel dari 43 perusahaan. Penelitian ini menggunakan statistik
deskriptif untuk mengkarakterisasi setiap variabel penelitian, yang mencakup
ukuran-ukuran seperti rata-rata, nilai maksimum, nilai minimum, dan deviasi
standar untuk setiap variabel yang diteliti.
Variabel profitabilitas dan solvabilitas diukur
dengan skala rasio. Sedangkan variabel keputusan hedging diukur dengan
indikator dummy, dimana angka 0 diberikan jika perusahaan tidak melaksanakan
hedging sedangkan angka 1 digunakan jika perusahaaan
membuat keputusan hedging.
Tabel 1
Statistik Deskriptif Profitabilitas dan
Solvabilitas
Sumber: Data diolah oleh penulis (2023)
Atas dasar tabel 1bisa dilihat jika variabel hedging
mempunyai nilai rata-rata (mean) sejumlah 0.496124 atau setara dengan 50% yang
menunjukkan sebanyak 64 sampel perusahaan melakukan keputusan hedging.
Salah satunya perusahaan yang melaksankan hedging sepanjang tahun
2019-2021 ialah perusahaan Adaro Energy Indonesia Tbk. Sedangkan jumlah
perusahaan yang tidak melaksanakan hedging sebanyak 65 data setara
dengan 50%. Salah satu perusahaan yang tidak melakukan hedging sepanjang
tahun 2019-2021 ialah Buana Lintas Lautan Tbk.
Mengacu hasil analisis statistik deskriptif yang dijelaskan
pada tabel yang tersedia, terlihat jelas bahwa variabel profitabilitas memiliki
nilai yang sangat dekat dengan nilai tengah, atau mean, dari rentang nilai yang
mungkin., disertai dengan varian (standar deviasi) sejumlah 0,112436. Nilai
rata-rata yang lebih kecil dari standar deviasi memperlihatkan bahwasannya
variabel profitabilitas mempunyai data yang bervariasi. Variabel profitabilitas
mempunyai nilai maksimum sejumlah 0,520175 yang dipunyai oleh perusahaan PT
Bayan Resources Tbk pada tahun 2021. Namun nilai minimum variabel
profitabilitas sejumlah -0,383619 yang dipunyai oleh perusahaan PT Buana Lintas
Lautan Tbk pada tahun 2021.
Berdasarkan temuan analisis statistik deskriptif,
yang bisa dicermati pada tabel di atas, variabel solvabilitas mempunyai nilai
rata-rata (mean) sejumlah 1,229239 dengan nilai standar deviasi sejumlah 7,617598.
Variabel solvabilitas menjelaskan data yang bervariasi, Hal ini dibuktikan
dengan adanya nilai mean yang lebih rendah dari nilai standar deviasi. Variabel
solvabilitas mempunyai nilai maksimum sejumlah 57.15681 yang dipunyai oleh PT
Capitalinc Investment Tbk. sejumlah 5716% pada tahun 2019 sedangkan nilai
minimum variabel solvabilitas sejumlah -39,32587 yang juga dipunyai oleh PT
Capitalinc Investment Tbk pada tahun 2020.
Statistik Deskriptif Hedging
Hedging pada perusahaan terlihat pad alaporan keuangan
tahunan perusahaan tersebut dimana perusahaan akan melaporkan instrumen mana
yang digunakan dalam hedging. Pada laporan CALK akan dijelaskan
mengenain dervatif yang digunakan dalam hedging. Apabila perusahaan
menggunakna lindung nilai atas nilai wajar, maka akan tercemin pad alaporan
laba rugi. Apabila perusahaan menggunakan lindung nilai atas arus kas, maka
akan tercemin di laporan posisi keuangan pada ekuitas bagian Other
Comprehensive Income. Berikut merupakan
hasul statistic deskriptif variabel dependen keputusan hedging.
Tabel 2
Statistik
Deskriptif Keputusan Hedging.
Keterangan |
2019 |
2020 |
2021 |
Jumlah |
0 |
23 |
23 |
19 |
65 |
1 |
20 |
20 |
24 |
64 |
Jumlah |
43 |
43 |
43 |
129 |
Sumber: Data diolah oleh peneliti (2023)
Keterangan:
0 = perusahaan yang tidak melakukan hedging
1 = perusahaan yang melakukan hedging
Berdasarkan table tertera, variabel keputusan hedging
pada tahun 2019 sebanayak 20 dari 43 perusahaan yang melaksanakan hedging.
Salah satu perusahaan yang melaksanakan hedging yaitu PT Borneo Olah
Sarana Sukses Tbk. Sedangkan sisanya sebanyak 23 dari 43 perusahaan tidak melaksanakan
hedging. Salah satu perusahaan yang tidak melaksanakan hedging
yaitu PT Super Energy Tbk.
Berdasarkan tabel di atas, variabel hedging
pada tahun 2020 sebanyak 20 dari 43 perusahaan melakukan hedging salah
satu perusahaan yang melakukan hedging ialah PT Trans Power Marine Tbk.
sedangkan sisanya sebanyak 23 dari 43 perusahaan tidak melakukan hedging
salah satunya ialah PT Golden Eagle Energy Tbk.
Berdasarkan tabel di atas, variabel hedging
pada tahun 2021 sebanyak 24 dari 43 perusahaan melaukan hedging salah
satu perusahaan yang melakukan ialah PT TBS Energi Utama Tbk. sedangkan sisanya
sebanyak 19 perusahaan tidak melakukan hedging salah satunya ialah PT
Samindo Resources Tbk.
Statistik
Deskriptif Profitabilitas
Hasil
berikut ini memberikan statistik deskriptif mengenai variabel independen
profitabilitas.
Tabel 3
Statitstik
Deskriptif Profitabilitas.
Keterangan |
2019 |
2020 |
2021 |
Mean |
�0.04 |
�0.01 |
�0.06 |
Std.dev |
�0.06 |
�0.10 |
�0.16 |
Max |
�0.18 |
�0.21 |
�0.52 |
Min |
�(0.07) |
�(0.30) |
�(0.38) |
Sumber: Data
diolah oleh peneliti (2023)
Berdasarkan tabel yang tersedia, variabel
profitabilitas pada tahun 2019 menunjukkan nilai rata-rata sejumlah 0,04,
disertai dengan standar deviasi sejumlah 0,06. Nilai rata-rata yang lebih kecil dibandingkan
dengan nilai standar deviasi mengartikan jika variabel profitabilitas pada
tahun 2019 memiliki data yang berkelompok. Variabel profitabilitas pada tahun
2019 mempunyai nilai maksimum sejumlah 0,18 yang dipunyai oleh PT Bayan Resources Tbk.
dan PT Mitrabara Adiperdana
Tbk.
Hal ini dikarenakan perusahaan Bayan
Resources Tbk. memiliki nilai laba bersih sejumlah Rp3,255 miliar dan total aset sejumlah Rp17.766
triliun. Perusahaan PT Mitrabara Adiperdana Tbk. memiliki nilai laba bersih sejumlah Rp490
miliar dan nilai total aset sejumlah Rp2,676 triliun. Sedangkan nilai minimum
variabel profitabilitas pada tahun 2019 sejumlah -0,07 yang dipunyai oleh perusahaan WINS. Hal
ini dikarenakan perusahaan menghadapi kerugian sejumlah Rp243 miliar Rupiah
di tahun yang berjalan.
Berdasarkan tabel diatas, variabel
profitabilitas pada tahun 2020 mempunyai rata-rata sejumlah 0,01
dengan nilai standar deviasi sejumlah 0,10. Nilai rata-rata yang lebih kecil dari
standar deviasi mengartikan jika variabel profitabilitas meiliki data yang
berkelompok. Variabel profitabilitas pada tahun 2020 mempunyai nilai maksimum sejumlah 0,21
yang dipunyai oleh perusahaan PT Bayan Resources Tbk. dengan nilai laba bersih sejumlah Rp4,858
tiriliun dan total aset sejumlah Rp22,846 triliun. Sedangkan nilai minimum
variabel profitabilitas pada tahun 2020 sejumlah -0,30 yang dimiliki oleh perusahaan Pelayaran
Nasional Bina Buana dimana perusahaan mengalami kerugiaan pada laba tahun
berjalan sejumlah Rp157
miliar.
Berdasarkan tabel diatas, variabel
profitabilitas pada tahun 2021 mempunyai rata-rata sejumlah 0.06
dengan nilai standar deviasi sejumlah 0,16. Nilai rata-rata yang lebih kecil dari
standar deviasi mengartikan jika variabel profitabilitas memiliki data yang
berkelompok. Variabel profitabilitas pada tahun 2020 mempunyai nilai maksimum sejumlah 0,52
yang dipunyai oleh perusahaan PT Bayan Resources Tbk. dengan nilai laba bersih sejumlah Rp18,063
triliun dan nilai total aset sejumlah Rp34,726 triliun. Sedangkan nilai minimum
variabel profitabilitas sejumlah -0,38 yang dipunyai oleh perusahaan Buana
Lintas Lautan Tbk. Hal ini terjadi dikarenakan perusahaan menghadapi kerugian
pada laba tahun berjalan sejumlah Rp3,294 tiriliun.
Statistik Deskriptif Solvabilitas
Berikut ini ialah hasil statistik deskriptif
variabel independen profitabilitas.
Tabel 4
Statitstik Deskriptif Solvabilitas
Keterangan |
2019 |
2020 |
2021 |
Mean |
2.60 |
0.55 |
0.54 |
Std.dev |
9.36 |
7.73 |
5.15 |
Max |
57.16 |
24.85 |
8.13 |
Min |
(19.56) |
(39.33) |
(29.14) |
Sumber: data
diolah oleh peneliti (2023)
Berdasarkan table tertera, variabel solvabilitas
pada tahun 2019 mempunyai nilai rata-rata sejumlah 2,60 dengan nilai standar deviasi sejumlah 9,36.
Nilai rata-rata yang lebih kecil dari standar deviasi menunjukan bahwasannya
variabel solvabilitas memiliki data yang berkelompok. Variabel solvabilitas
pada tahun 2019 memiliki nilai maksimum sejumlah 57,16 yang dipunyai oleh perusahaan PT
Capitalinc Investment Tbk. dengan nilai total liabilitas sejumlah Rp801
miliar dan total ekuitas sejumlah Rp14 miliar. Sedangakan nilai minimum pada
variabel solvabilitas sejumlah -19,56 yang dipunyai oleh perusahaan PT Dwi
Guna Laksana Tbk.
Berdasarkan tabel di atas, variabel
solvabilitas pada tahun 2020 mempunyai nilai rata-rata sejumlah 0,55
dengan nilai standar deviasi senilai 7,73. Nilai rata-rata yang lebih kecil
dari standar deviasi memperlihatkan bahwasannya variabel solvabilitas memiliki
data yang berkelompok. Variabel solvabilitas pada tahun 2020 memiliki nilai maksimum
sejumlah 24,85
yang dipunyai oleh Bumi Resources Tbk. dengan nilai total liabilitas sejumlah Rp46,421
triliun dan total ekuitas sejumlah Rp1,868 triliun. Sedangakan nilai minimum pada
variabel solvabilitas sejumlah -39,33 yang dipunyai oleh perusahaan PT
Capitalinc Investment Tbk.
Berdasarkan tabel di atas, variabel
solvabilitas pada tahun 2021 nilai rata-rata dari kumpulan data adalah 0,54,
sedangkan standar deviasi adalah 5,15. Nilai rata-rata yang lebih kecil dari
standar deviasi memperlihatkan bahwasannya variabel solvabilitas memiliki data
yang berkelompok. Variabel solvabilitas pada tahun 2021 memiliki nilai maksimum
sejumlah 8,13
yang dipunyai oleh perusahaan PT Dwi Guna Laksana Tbk. dengan nilai total
liabilitas sejumlah Rp1,109 triliun
dan total ekuitas sejumlah
Rp136
miliar. Sedangakan nilai minimum pada variabel solvabilitas sejumlah -29,14
yang dipunyai oleh perusahaan PT Capitalinc Investment Tbk.
Pengaruh Profitabilitas terhadap Keputusan Lindung Nilai
Pada Perusahaan Subsektor Minyak, Gas & Batu Bara yang Terdaftar di BEI
Tahun 2019-2021
Rasio profitabilitas berfungsi sebagai indikator
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dan dapat memberikan wawasan
tentang kinerja perusahaan secara keseluruhan dalam hal ini. Kemungkinan
perusahaan mengalami kebangkrutan berkurang ketika tingkat profitabilitasnya
meningkat. Perusahaan yang menunjukkan tingkat profitabilitas yang tinggi
mungkin tidak merasa perlu untuk melakukan aktivitas hedging. Jika
terjadi penurunan profitabilitas dalam suatu perusahaan, maka sangat penting untuk melakukan upaya hedging.
Berdasarkan hasil,
diperoleh nilai koefisien
dengan arah negatif dan nilai signifikansi sejumlah 0,725. Nilai signifikansi
tersebut lebih tinggi dari 0,05 artinya H (0) diterima. Hasil tersebut memperlihatkan
bahwasannya secara parsial proftitabilitas tidak beroengaruh terhadap keputusan
hedging pada perusahaan Subsektor Minyak, Gas & Batu Bara yang terdaftar di BEI tahun 2019-2021.
Penelitian ini mempunyai kesamaan hasil dengan yang
dilaksanakan Ariani
& Sudiartha (2017) yang menemukan bahwa
profitabilitas tidak berpengaruh pada keputusan hedging. Artinya fluktuasi
tingkat pengembalian aset (ROA) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap proses pengambilan keputusan perusahaan mengenai strategi hedging.
Perusahaan menghasilkan pendapatan dan melakukan sebagian besar operasinya
dalam mata uang asing, sehingga tidak memerlukan konversi mata uang asing ke
dalam mata uang lokal. Nilai perusahaan tidak terpengaruh oleh fluktuasi mata
uang lokal karena kemampuannya untuk menghasilkan laba dalam mata uang asing.
Pengaruh Solvabilitas
terhadap Keputusan Lindung Nilai Pada Perusahaan Subsektor Minyak, Gas &
Batu Bara yang Terdaftar di BEI Tahun 2019-2021
Pada penelitian ini solvabilitas diukur dengan rasio
debt to equity ratio (DER). Tingkat solvabilitas yang tinggi menyiratkan
bahwa utang perusahaan melebihi modalnya, sehingga memengaruhi kemampuannya
untuk melaksanakan operasinya secara efektif. Perusahaan yang menghasilkan
pendapatan dalam mata uang lokal atau melakukan kegiatan operasional dengan
menggunakan mata uang lokal, Selain itu, jika sebuah perusahaan mempunyai utang
dalam mata uang asing, maka perusahaan tersebut akan menghadapi eksposur yang cukup besar terhadap
risiko nilai tukar mata uang asing.
Kenaikan nilai
utang dalam mata uang domestik akan dikarenakan oleh
apresiasi nilai tukar mata uang domestik, sehingga mengharuskan perusahaan
untuk mengalokasikan dana tambahan untuk pembayaran hutang. Keberadaan utang
perusahaan menjadi masalah ketika pendapatan yang dihasilkan
tidak mencukupi untuk membayar biaya bunga yang diperlukan.
Hasil uji regresi logistik pada variabel
menunjukkan bahwasannya nilai probabilitas sejumlah 0,900 yang mana nilai sig lebih besar dari
0,05 yang memperlihatkan H (0) diterima.
Hasil tersebut memperlihatkan bahwasannya secara parsial solvabilitas tidak berpengaruh
terhadap keputusan hedging pada perusahaan Subsektor Minyak, Gas &
Batu Bara yang mana telah terdaftar pada BEI tahun 2019-2021. Semakin tinggi nilai DER dianggap makin tinggi probabilitas
perusahaan mengambil kebijakan hedging.
Namun demikian,
perlu dicatat bahwa nilai DER yang tinggi tidak
secara otomatis mengimplikasikan penerapan kebijakan lindung nilai oleh
perusahaan. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa perusahaan mungkin memiliki
utang yang tidak terlalu terekspos pada fluktuasi nilai tukar mata uang asing,
atau mungkin memiliki proporsi utang yang lebih besar dalam mata uang lokal. Oleh
karena itu, perusahaan-perusahaan tersebut mungkin tidak merasa
perlu untuk menerapkan kebijakan hedging.
Sehubungan dengan
informasi yang diterangkan di atas, dapat ditarik simpulan
bahwa penerapan kebijakan lindung nilai oleh suatu perusahaan tidak dipengaruhi
oleh solvabilitas yang diukur dari nilai debt to equity ratio (DER) yang
tinggi. Hal ini didukung
oleh penelitian yang dilaksanakan Aditya
& Asandimitra (2019).
Kesimpulan
Kesimpulan
berikut ini dapat diambil setelah mengevaluasi model regresi logistik sesuai
dengan temuan analisis yang dilakukan dengan menggunakan statistik deskriptif,
bisa dilihat seperti dibawah ini:
Berdasarkan
pengujian statistik deskriptif, kita dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut: (a) Variabel keputusan
hedging menunjukkan bahwa
perusahaan yang tidak melakukan hedging (mendapatkan angka 0) memiliki
data sebanyak 65 perusahaan. Sedangkan jumlah perusahaan yang melakukan hedging (mendapat
angka 1) sebanyak 64 perusahaan. (b) Variabel profitabilitas memiliki nilai maksimum sejumlah 0,52 dan nilai minimum sejumlah -0,38 Variabel profitabilitas memiliki rata-rata lebih kecil
daripada nilai standar deviasi, artinya variabel profitabilitas memiliki data yang berkelompok. (c) Variabel solvabilitas memiliki
nilai maksimum sejumlah 57,16 dan nilai minimum sejumlah -39,33. Variabel solvabilitas memiliki rata-rata lebih kecil dibandingkan
nilai standar deviasi, artinya variabel solvabilitas memiliki data yang
berkelompok.
Mengacu pada pengujian beberapa hipotesis pada saat yang
bersamaan, dapat diambil kesimpulan bahwa provabilitas dan solvabilitas secara
simultan tidak memiliki dampak pada keputusan hedging perusahaan sektor
energi yang telah tercatat di BEI tahun 2019 sampai 2021. Berikut ini dapat disimpulkan
dari hasil beberapa pengujian hipotesis secara parsial: a) Variabel profitabilitas
tidak berpengaruh terhadap
keputusan hedging perusahaan sektor energi yang terdaftar di BEI tahun
2019 sampai 2021. b) Variabel solvabilitas
tidak berpengaruh terhadap
keputusan hedging perusahaan sektor energi yang terdaftar di BEI tahun 2019 sampai 2021.
Pada penelitian ini, tentunya didapati
beberapa hal yang mungkin menjadi kelemahan dan hambatan penelitian diantaranya
yaitu, peneliti hanya mengambil dua variabel bebas untuk mengetahui pengaruhnya
terhadap keputusan hedging, terbatasnya waktu penelitian, sehingga
peneliti hanya mengambil tiga tahun saja, objek pada penelitian ini masih
terbatas pada perusahaan sektor energi yang terdaftar di BEI, terdapat beberapa
laporan keuangan yang tidak terpublikasi di website BEI, sehingga peneliti
mencari di web lain mendapatkan laporan keuangan tersebut.
Bagi investor jika ingin
melihat nilai perusahaan
disarankan untuk melihat dari varibel diluar penelitian ini. Bagi perusahaan
dapat melakukan indentifikasi mendalam yang mempunyai pengaruh keputusan hedging
seperti faktor eksternal perusahaan untuk mengambil keputusan yang tepat.
BIBLIOGRAPHY
Aditya, A. T.,
& Asandimitra, N. (2019). Pengaruh Leverage, Likuiditas, Market To Hedging
(Studi Perusahaan Sektor Consumer Goods Industri Periode 2011- 2016). Jurnal
Ilmu Manajemen (JIM), 7(2), 334�343.
Ariani, N. N. N., &
Sudiartha, G. merta. (2017). Pengaruh Leverage, Profitabilitas dan
Likuiditas Terhadap Keputusan Hedging Perusahaan Sektor Pertambangan Di Bursa
Efek Indonesia. 6(1), 347�374.
Bank Indonesia. (2022). Peraturan Bank Indonesia
Nomor 24/7/PBI/2022 Tentang Transaksi Di Pasar Valuta Asing [online].
https://www.bi.go.id/id/publikasi/peraturan/Pages/PBI_240722.aspx
Dwiastuti, D. S., & Dillak, V. J. (2019). Pengaruh
Ukuran Perusahaan, Kebijakan Hutang, dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan.
Jurnal ASET (Akuntansi Riset), 11(1), 137�146.
https://doi.org/10.17509/jaset.v11i1.16841
Fitriyana, R. F., Rikumahu, B., Widiyanesti, &
Alamsyah, A. (2020). Principal Component Analysis to Determine Main Factors
Stock Price of Consumer Goods Industry. 2020 International Conference on
Data Science and Its Applications, ICoDSA 2020, April 2022.
https://doi.org/10.1109/ICoDSA50139.2020.9212845
Ghozali Imam. (2018). Aplikasi Analisis Multivariate
Dengan Program IBM SPSS 25 (Sembilan). In Semarang, Universitas Diponegoro
(Edisi Semb). Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Gumanti, T. A. (2009). Teori Sinyal Dalam Manajemen
Keuangan. Manajemen Usahawan Indonesia, 6(28), 4�13.
Hairul. (2020).
Manajemen Risiko. In Manajemen Risiko. CV Budi Utama.
Hery. (2016). Analisis
Laporan Keuangan. PT Grasindo.
Megawati, I. A. P., Wiagustini, L. P., & Artini, L.
G. S. (2016). Determinasi Keputusan Hedging Pada Perusahaan Manufaktur
Di Bursa Efek Indonesia. E-Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Universitas Udayana,
10(5), 3391�3418.
Peraturan Bank Indonesia NO.15/8/PBI/2013 tanggal 7
Oktober Tentang Transaksi Lindung Nilai Kepada Bank. (n.d.). Retrieved November
11, 2022, from https://www.bi.go.id/id/publikasi/peraturan/Documents/pbi_150814.pdf
Prihadi, T. (2019). Analisis Laporan Keuangan Konsep
dan Aplikasi. PT Gramedia Pustaka Utama.
Putri, F. K., Rikumahu, B., & Aminah, W. (2018).
Kebijakan Hutang, Profitablitas, Dan Manajemen Aset Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal
Riset Akuntansi Kontemporer, 10(2), 80�89.
https://doi.org/10.23969/jrak.v10i2.1371
Sugiyono.
(2019). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta.
Weygandt, J.J.,
Kimmel. P.D., Kieso, D. E. (2013). Financial Accounting: IFRS Edition.
Agma Aureole First Stecyia Payung, Dewa Putra Khrisna Mahardika (2023) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |
|