Syntax Literate:
Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 7, No. 10, Oktober 2022
ANALISIS RANCANGAN STRATEGI MARKETING RUMAH SAKIT
DALAM UPAYA MENINGKATKAN ANGKA KUNJUNGAN PASIEN TINDAKAN MATA RS MATA BANDUNG
EYE CENTER
Mahavira Annisa S, Pujiyanto
Program
Pasca Sarjana Kajian Administrasi Rumah Sakit, Universitas Indonesia, Indonesia
Email: [email protected]
Rumah
Sakit Mata Bandung Eye Center (RS Mata BEC) mengalami penurunan Jumlah
kunjungan pasien tindakan selama Januari hingga November 2022. Dalam hal ini
diperlukan analisa situasi secara internal maupun eksternal berdasarkan analisis
SWOT sehingga dapat ditentukan peluang dan ancaman, serta kekuatan dan
kelemahan yang ada untuk menyusun rencana pemasaran strategi dalam upaya
peningkatan kunjungan pasien tindakan di RS Mata BEC. Metode yang digunakan
dengan menggunakan analisis studi kasus dengan cara melakukan studi literatur,
observasi serta wawancara terhadap kelompk tertentu. Dari hasil tersebut didapatkan data
bahwa posisi RSM BEC berada pada kuandran 5, yaitu Penetration Market dan
Produk Development. Dengan hasil analisa tersebut maka �dapat dilakukan penyusunan dan penetapan
strategi pemasaran secara tepat dengan melakukan bauran pemasaran (Marketing
Mix).
Kata
Kunci;
strategi pemasaran, Analisis SWOT, Bauran pemasaran
Abstract
Bandung Eye Center Eye Hospital has slightly decreased
in the number of patient surgery visits from January to Desember 2022. In this case, an internal and external situation analysis
is needed based on SWOT analysis so that opportunities and threats can be
determined, as well as existing strengths and weaknesses to develop a strategic
marketing plan to increase patient visits for action at the BEC Eye Hospital.
The method used in this case study analysis by conducting literature studies,
observing, and interviewing certain groups. From these results it was found
that the position of RSM BEC was in quadrant 5, namely Penetration Market and
Product Development. With the results of this analysis, it is possible to
formulate and determine the appropriate marketing strategy by implementing a
marketing mix.
Keyword: Marketing Strategy, SWOT Analysis, Marketing Mix
Pendahuluan
Rumah
sakit merupakan industri kesehatan yang padat karya dengan multidisiplin, padat
modal, kompetitif serta kompleks dan sangat dipengaruhi oleh perubahan
lingkungan (Putra & Suryanata, 2021). Dengan adanya Peraturan
Menteri Kesehatan no.56 Tahun 2014 membuka peluang bisnis bagi rumah sakit untuk
tidak hanya menjalankan misi sosial namun juga untuk mendapatkan profit (Triyo et al., 2020). Akan tetapi dalam
pengelolaan rumah sakit tersebut harus tetap berlandaskan pada etika dan
kaidah-kaidah serta aturan profesi (Badahura, 2013). Hal ini menjadi tantangan
bagi industri kesehatan untuk dapat menjalankan kedua misi tersebut (Hafizd, 2020). Sejalan dengan pertumbuhan
rumah sakit yang semakin meningkat maka persaingan antar sesama rumah sakit
juga semakin tajam dalam mendapatkan pasar (Ariyani & Nilamsari, 2014). Maka diperlukan strategi
dalam mendapatkan pasar yang sesuai dengan target bisnis atas pelayanan
kesehatan yang diberikan (Sari & Retnani, 2015).
Dalam
bisnis rumah sakit ada beberapa prinsip ekonomi yang memiliki hubungan langsung
terhadap etika bisnis rumah sakit tersebut, yaitu biaya dan mutu pelayanan,
insentif pegawai, kompensasi yang wajar serta ekternalitas. Prinsip-prinsip ini
yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam menyusun strategi bisnis rumah sakit (Ridwan et al., 2022). Adapun dalam penerapan
strategi bisnis rumah sakit untuk mendapatkan pasar diperlukan pemahaman
terhadap kebutuhan yang berorientasi kepada pasar tersebut (Nurpeni, 2015). Persaingan untuk mendapatkan
pasar bagi industri kesehatan rumah sakit tidak hanya dari sesama rumah sakit
saja, namun fasilitas kesehatan pribadi seperti praktik mandiri dokter umum dan
atau praktik mandiri dokter spesialis dapat menjadi pesaing bagi rumah sakit (Tobing, 2016). Maka dari itu pemahaman
terhadap kebutuhan pasar dapat meningkatkan nilai dari produk pelayanan yang
diberikan.
Menurut
Dayat (2019)strategi pemasaran adalah
proses dalam pemilihan target pasar, mengidentifikasi keinginan konsumen untuk
menentukan posisi bersaing serta pengembangan dari bauran pemasaran yang
efektif dalam mencapai pelanggan yang telah dipilih. Pemilihan strategi
pemasaran rumah sakit dapat dilakukan dengan menganalisis situasi internal
maupun eksternal dengan melakukan analisis SWOT (Strength, Weakness, Oppurtunity,
Threat) yang artinya analisa dari kekuatan (strength), Kelemahan (Weakness),
Peluang (Opputunity) dan Ancaman (Threat) yang dimiliki oleh
rumah sakit sehingga rumah sakit dapat memilih strategi mana yang akan
digunakan untuk mencapai target sesuai dengan visi misi rumah sakit tersebut.
Salah
satu dalam strategi pemasaran adalah bauran pemasaran (Marketing Mix) (Mohamad & Rahim, 2021). Bauran
pemasaran merupakan istilah yang digunakan untuk menjelaskan kombinasi dari
empat variabel inti yang membentuk suatu sistem pemasaran di dalam sebuah
organisasi. Keempat variabel inti dalam bauran pemasaran tersebut dikenal
dengan 4P (Four P�s) yaitu Product, Price, Place, Promotion. Kemudian
dengan adanya perkembangan strategi pemasaran sehingga diperluas menjadi 7P
dengan tambahan People, Process dan Physical Evidance dalam hal
ini sarana fisik (Putri, 2021). Ketujuh variabel
tersebut digunakan untuk mendapatkan strategi bisnis yang tepat. Sehingga suatu
produk mendapatkan target market yang sudah ditentukan.
����������� Rumah Sakit Mata Bandung Eye Center
(RSM BEC) merupakan salah satu rumah sakit swasta di Kota Bandung Jawa Barat
yang memberikan layanan kekhususan kesehatan mata.RSM BEC termasuk rumah sakit
khusus tipe C yang memiliki beberapa layanan unggulan. Salah satunya layanan Lasik
Surgery dengan konsep pelayanan one stop service, mulai dari
pemeriksaan diagnostik, konsultasi spesialis sampai dengan tindakan operasi
mata hingga layanan optik dan apotik dengan didukung oleh tenaga yang
berkompeten.. Pasien dari instalasi rawat jalan merupakan pintu masuk bagi
pasien dengan tindakan di kamar bedah RSM BEC, dengan 10 poliklinik yang ada
diharapkan dapat memberikan layanan kesehatan mata termasuk tindakan operatif
mata bagi pasien yang membutuhkan. Namun jumlah kunjungan pasien dengan
tindakan selama 2022 masih belum� stabil
terhadap target. Sehingga dengan hal tersebut rumah sakit perlu melakukan
analisis kembali terhadap strategi pemasaran yang selama ini dilakukan agar
dapat diperbaiki sesuai dengan kebutuhan pasar.
Gambar
1.
Data Kunjungan Pasien Tindakan 1 Januari - 23 Desember 2022
Lasik Surgery merupakan singkatan dari Laser- Assited In-Situ
Keratomileusis. Tindakan ini adalah salah satu layanan unggulan di RSM BEC yang
merupakan prosedur untuk memperbaiki fungsi kornea mata. Kornea merupakan
selaput bening yang bagian depan mata yang menutupi iris dan pupil yang
befungsi untuk membiaskan cahaya yang masuk ke mata sehingga mata dapat melihat
normal (Wati, 2015). Tindakan ini memerlukan
pembiusan lokal dengan obat tetes tanpa perlu dilakukan suntikan. Layanan ini
merupakan layaanan dengan konsep One stop service yang mana pasien dapat
langsung berobat jalan setelah selesai tindakan. Untuk dapat meningkatkan angka
kunjungan layanan unggulan tersebut, strategi marketing yang selama ini
dilakukan sebatas promosi terhadap tarif pelayanan tersebut. Mengingat layanan
Lasik ini terhitung tidak murah dan tidak dijamin oleh asuransi maupun jaminan
kesehatan nasional (JKN). Sehingga segmen pasar pada layanan ini terbatas di
ekonomi menengah keatas. Adapun bauran pasar menurut kategori usia tersegmen
kepada pasien anak dengan gangguan penglihatan yang membutuhkan koreksi,
pelajar angkatan militer dan pasien-pasien yang menginginkan ketergantungan
terhadap kaca mata atau lensa kontak.
Adapun
tujuan dilakukan penelitian ini adalah agar dapat dirumuskan strategi pemasaran
yang tepat untuk meningkatkan kunjungan pasien tindakan dengan menggunakan
analisa SWOT sehingga dapat menentukan segmen pasar serta target pasar yang
sesuai dengan bauran pemasaran yang sesuai RSM BEC.
Pada
penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan analisa� studi kasus. Studi kasus untuk analisis
strategi marketing , dimana didalamnya penulis melakukan studi literatur ,
analisis dari suatu program, observasi aktivitas , serta proses yang telah
terjadi. Kemudian data yng dikumpulkan juga dengan melakukan wawancara terhadap
sekelompok individu. Alasan menggunakan studi kasus agar diperlukan analisis
situasi serta kajian mengenai kondisi internal yang nantinya kan menjadi
evaluasi serta perbaikan pengambilan keputusan terhadap strategi rumah sakit.
A. Analisa
Situasi
������� RSM BEC merupakan
rumah sakit khusus layanan kesehatan mata yang telah berdiri sejak tahun 2017
di bawah PT.Nitra Husada. Rumah sakit ini merupakan fasilitas kesehatan yang
dibangun dari pengembangan layanan kesehatan Klinik Mata Bandung Eye Center
yang masih beroperasional memberikan layanan kesehatan mata bekerja sama dengan
Badan Penyelenggara Kesehatan Nasional (BPJS) namun di lokasi yang berbeda di
Kota Bandung. RSM BEC merupakan salah satu rumah sakit swasta profit yang
melayani kekhususan kesehatan mata.
����������� Dari analisis situasi internal RSM
BEC adalah sebagai berikut ;
1. Kekuatan
(Strength) ;
RSM BEC memiliki visi dan misi yang menyatakan bahwa memiliki
keunggulan di layanan dibidang kesehatan mata, dengan standar Sumber Daya
Manusia (SDM) tenaga dokter yang berkompeten dan tersertifikasi untuk
memberikan tindakan operatif didukung dengan teknologi yang ter-update,
rumah sakit juga telah terakreditasi oleh standar nasional (STARKES).
2. Kelemahan
(Weakness)
Belum bekerja sama dengan BPJS sehingga pasar masih
tersegmen kepada yang ekonomi menengah keatas, Sumber daya manusia (SDM)
didominasi oleh para lulusan baru, Sistem informasi belum terintegrasi sempurna
sehingga program marketing belum secara optimum memanfaatkan tekhnologi secara
maksimal, Budget program marketing belum teralokasi.
Kondisi internal tersebut dapat digambarkan berdasarkan
kelemahan tersebut maka dalam mengembangkan dan meproposikan suatu layanan
diperlukan tim yang dapat bekerja secara kolaboratif untuk mencapai target mutu
layanan. Kondisi SDM yang dimiliki RSM BEC membutuhkan waktu dalam pencapaian
target kinerja sehingga memerlukan banyak pelatihan serta evaluasi
implementasi. Tarif layanan yang diberikan tampak masih cukup tinggi, tarif
layanan di RSM BEC hanya dapat dijangkau oleh segmen pasar yang memiliki
kondisi keuangan menengah keatas. Hal ini membuat persaingan dalam mendapatkan
pasar, karena tarif dan mutu layanan menjadi tolak ukur bagi pasien dalam
menentukan layanan yang akan dipilih. Pemanfaataan tekhnologi yang ada masih
memanfaatkan social media sebagai informasi layanan secara searah, sehingga
belum didukung oleh tim khusus sebagai fasilitator pemasaran produk layanan,
hal ini terkait keterbatasan SDM marketing.
Analisis eksternal dari segi ancaman bagi RSM BEC
adalah tumbuhnya klinik � klinik mata yang dapat memberikan layanan kesehatan
mata di sekita kota Bandung dan sekitar Jawa Barat dengan jenis pelayanan yang
hampir sama dan jenis pembayaran yang disediakan memilki segmen yang luas ,
yaitu pasien dengan BPJS. Kemudian yang menjadi peluang terhadap ancaman dari
hasil analisis ekternal RS Mata BEC adalah karena merupakan salah satu rumah
sakit khusus mata swasta selain rumah sakit khusus mata milik pemerintah yang
berada di wilayah Jawa Barat, angka kunjungan pasien rawat jalan yang meningkat
setiap bulannya menunjukkan adanya peningkatan minat masyarakat berobat ke
rumah sakit dan berdasarkan data Riskesdas Tahun 2021 peningkatan angka
kejadian Katarak sebesar 81,2% sehingga masih menjadi peluang bagi segmen pasar
pelayanan kesehatan mata di RS Mata BEC. Dari analisis situasi tersebut, dapat
dilihat ancaman eksternal rumah sakit lebih besar dari peluang yang dimiliki
dalam hal segmen pasar. Berdasarkan hasil matriks Internal Eksternal (IE) rumah
sakit berada pada kuadran 5, yaitu Hold and Maintain. Strategi yang dapat
dipakai adalah strategi market penetration dan produk development. Dalam
hal ini dengan penguatan sistem serta mempertahankan dan meningkatkan terus
mutu layanan kesehatan serta dengan sarana dan prasarana yang mendukung saat
ini dapat memperluas jaringan , seperti kerja sama dengan fasilitas kesehatan
lainnya untuk meningkatkan akses pelayanan di sekitar Rumah Sakit Mata BEC.
Strategi
market penetration merupakan upaya untuk meningkatkan penjualan produk
untuk meningkatkan
pangsa pasar melalui usaha pemasaran. Sedangkan untuk Produk Development
merupakan salah satu upaya strategi pemasaran dengan menawarkan produk baru
atau meningkatkan minat pasar terhadap produk yang dimiliki sekarang (Purnomo
& Purnomo, 2017).
Untuk hasil analisis TOWS
matriks yang telah dilakukan, startegi yang dapat dilakukan adalah:
a. Meningkatkan mutu pelayanan termasuk layanan unggulan kesehatan mata
b. Pengembangan pelayanan kesehatan mata yang lebih lengkap dan bertekhnologi dengan melakukan optimalisasi sarana prasarana untuk dapat meningkatkan pelayanan
c. Pengembangan segmen pasar yang luas dengan menambah SDM marketing dengan harapan dapat meningkatkan kinerja tim marketing sama dalam kemitraan dan pelayanan pelanggan.
�� Sehingga berdasarkan hasil yang didapat dari
perumusan dua analisa tersebut, alternatif strategi yang dapat digunakan oleh
RS Mata BEC adalah Market penetration, Market Development dan Produk
Development.
B. Bauran Pasar (Marketing Mix)
Strategi pemasaran yang dapat dilakukan oleh
rumah sakit berdasarkan bauran pemasaran dengan konsep variabel 7P (Produk,
Price, Promotion, Place, People, Process, Physical Evidence) diuraikan
sebagai berikut;
1. Product
�� Saat ini pelayanan spesialis mata dengan berbagai keahlian dan kompetensi khusus telah dimiliki oleh RSM BEC. Berbagai macam layanan sebagai produk yang dihasilkan oleh rumah sakit ini memerlukan peningkatan kualitas mutu. Hal ini merupakan upaya yang dapat membedakan dengan produk di rumah sakit atau pesaing lainnya. Produk unggulan yang dimiliki perlu dilakukan monitoring dan evaluasi secara periodik untuk dapat mempertahankan mutu layanan unggulan tersebut (Mukmin, 2020). Pelayanan spesialistik lainnya seperti penyakit dalam, anak, anestesi serta patologi klinik sudah disediakan, sehingga dapat menunjang pelayanan di RSM BEC.
2. Price
�� Tarif masih menjadi tantangan bagi RSM BEC karena dengan tarif saat ini cukup bersaing dengan tarif yang ada di pasaran. Tarif yang dimiliki masih tersegmentasi bagi pasien umum yang memiliki willingness to pay yang tinggi dan belum terjangkau bagi pasien pengguna asuransi nasional (BPJS). Hal ini dapat menjadi pertimbangan bagi RSM BEC untuk dapat memberikan tarif yang dapat memperluas segmen pasar RSM BEC.
3. Promotion
�� Promosi merupakan bentuk upaya yang dilakukan dalam bentuk komunikasi untuk menyampaikan informasi, mempengaruhi serta mengingatkan produk yang dimiliki agar sasaran pasar mau memilih, membeli dan loyal terhadap produk yang ditawarkan (Mohamad & Rahim, 2021). Salah satu upaya yang telah dilakukan oleh RSM BEC dalam bentuk penyelenggaraan webinar, membuat leaflet atau brosur yang mengandung informasi pelayanan serta telah membentuk Kerjasama terhadap beberapa asuransi juga mengadakan acara-acara pemeriksaan mata umum dalam bentuk Medical Check Up bagi perusahaan-perusahaab yang telah bekerjasama. Promosi yang telah dilakukan juga telah memanfaatkan multi media informasi seperti Instagram, Tik-tok, Telegram, whatsaapp group. Kemudian Word Of Mouth (WOM) menurut Kotler dan Amstrong adalah suatu komunikasi yang dilakukan secara lisan, tulisan ataupun melalui media elektronik dari individu ke individu yang lain ataupun kelompok mengenai pengalaman dalam menggunakan produk atau jasa. Berdasarkan hal tersebut maka hal ini dapat ditingkatkan dengan terus memberikan kualitas pelayanan yang bermutu (Fakhrudin et al., 2021).
4. Place
�� Rumah
Sakit Mata BEC berlokasi yang cukup strategis, lokasi yang padat pemukiman dan
juga wilayah perkantoran dan pusat pembelanjaan juga berada dalam wilayah yang
sama. Akses jalan yang besar dan juga sebagai jalan utama yang dilewati oleh
moda angkutan umum.
5. People
�� Rumah sakit telah memiliki dokter spesialis mata dengan masing-masing subspesialisasinya� dan telah sesuai dengan standar kompetensi serta sertifikasinya. Namun SDM perawat masih secara umum lulusan baru sehingga memerlukan waktu untuk menyesuaikan dengan standar kompetensi di rumah sakit khusus mata, sehingga diperlukan pelatihan lebih lanjut terutama untuk menjaga mutu layanan. SDM marketing juga sangat terbatas, dengan satu orang tenaga marketing untuk melakukan strategi bauran pasar merupakan kendala dalam menjalankan tugas dan fungsi marketing eksternal. Sehingga Batasan tersebut dapat menjadi ancaman bagi rumah sakit dalam mendapatkan segmen pasar yang luas.
6. Process
�� Proses pelayanan pasien yang akan dilakukan tindakan telah sesuai dengan standar operasional prosedur yang telah disusun oleh pihak rumah sakit. Bagi pasien pelayanan unggulan dengan konsep One Stop Services pada pelayanan Lasik, proses pendaftaran kemudian pemeriksaan diagnostik atau visus dasar hingga unit laboratorium dan farmasi berada pada satu lantai yang sama, kemudian untuk pemeriksaan dokter dipisahkan hanya satu lantai. Apabila pasien dengan rencana tindakan memenuhi kriteria untuk dapat dilakukan tindakan maka pada hari yang sama tanpa perlu persiapan yang khusus pasien dapat secara langsung didaftarkan oleh staf perawat untuk tindakan tersebut. Proses tindakan juga tidak menghabiskan waktu yang lama sehingga pasien-pasien baik yang terjadwal tidak perlu menunggu lama. Keseluruhan proses layanan dilakukan dan dimonitoring agar dapat menjaga keselamatan pasien.
7.
Physical Evidence
�� RS Mata BEC telah memiliki alat penunjang yang mendukung pelayanan kesehatan mata dengan tekhnologi masa kini. Sehingga dalam hal ini rumah sakit mampu bersaing untuk memberikan kualitas pelayanan kepada produk yang sama di fasilitas kesehatan lainnya.
Dari hasil analisis situasi terhadap bauran pasar didapatkan bahwa Perlu adanya penguatan dukungan terhadap program strategi marketing. Dalam hal ini dengan penguatan sistem serta mempertahankan dan meningkatkan terus mutu layanan kesehatan serta dengan sarana dan prasarana yang mendukung saat ini sehingga dapat memperluas jaringan , seperti kerja sama dengan fasilitas kesehatan lainnya untuk meningkatkan akses pelayanan di sekitar Rumah Sakit Mata BEC. Disamping itu juga Rumah Sakit Mata BEC perlu melakukan peningkatan pelatihan dan kompetensi SDM yang merupakan salah satu bentuk menjaga mutu layanan pasien.
����������� Berdasarkan dari analisis situasi rumah sakit dengan
analisis SWOT terhadap konsep bauran pasar (Marketing Mix) , maka dapat
disimpulkan strategi yang dapat dilakukan adalah ; (1) Dengan meningkatnya
kunjungan rawat jalan membentuk tim marketing terutama untuk meningkatkan
kinerja marketing yang dibagi secara internal maupun eksternal. (2) Rumah sakit
diharapkan mampu meningkatkan mutu layanan dengan meningkatkan kompetensi SDM
perawat dan jumlah SDM yang sesuai dengan kondisi RS Mata BEC. (3) Menjalin
kerja sama yang baik dengan pihak asuransi swasta , perusahaan serta membuka
kerja sama dengan isntasi pemerintah dalam hal ini BPJS untuk dapat memberikan
layanan dengan segmen yang lebih luas. (4) Melakukan analisa kembali tarif
layanan sehingga juga mudah dijangkau oleh smua lapisan masyarakat tanpa
mengurangi mutu dan kualitas layanan di RS Mata BEC.
Ariyani, E. D., & Nilamsari, U. (2014). Peran Organizational Values
Terhadap Occupational Commitment (Studi pada Perawat Ruang Rawat Inap Rumah
Sakit X di kota Bandung). Jurnal Ilmu Administrasi: Media Pengembangan Ilmu
Dan Praktek Administrasi, 11(1), 144�160.
Badahura,
I. (2013). Penyalahgunaan Kewenangan Pihak Rumah Sakit Terhadap Pasien di
Tinjau Dari Sudut Hukum Kesehatan. LEX ET SOCIETATIS, 1(4).
Dayat,
M. (2019). Strategi Pemasaran dan Optimalisasi Bauran Pemasaran Dalam Merebut
Calon Konsumen Jasa Pendidikan. Jurnal Mu�allim, 1(2), 218�299.
Fakhrudin,
A., Yudianto, K., & AD, Y. S. M. (2021). Word of mouth marketing
berpengaruh terhadap keputusan kuliah. Forum Ekonomi, 23(4), 648�657.
Hafizd,
J. Z. (2020). Peran Bank Syariah Mandiri (BSM) Bagi Perekonomian Indonesia di
Masa Pandemi COVID-19. Al-Mustashfa: Jurnal Penelitian Hukum Ekonomi Syariah,
5(2), 138�148.
Mohamad,
R., & Rahim, E. (2021). Strategi bauran pemasaran (marketing mix) dalam
perspektif syariah. MUTAWAZIN (Jurnal Ekonomi Syariah), 2(1), 15�26.
Mukmin,
B. (2020). Manajemen Pemasaran Jasa Sekolah Dasar Terpadu. Jurnal Isema:
Islamic Educational Management, 5(1), 97�112.
Nurpeni,
E. F. (2015). Rencana Pemasaran Klinik Eksekutif Rumah Sakit Hermina Depok
dengan Pendekatan Balanced Scorecard. Jurnal Administrasi Rumah Sakit
Indonesia, 1(2).
Purnomo,
B., & Purnomo, B. R. (2017). Pengembangan Produk dan Inovasi Produk pada
Teh Hijau Cap Pohon Kurma (Studi pada PT Panguji Luhur Utama). Jurnal
Maksipreneur: Manajemen, Koperasi, Dan Entrepreneurship, 6(2), 27�35.
Putra,
P. A., & Suryanata, I. (2021). Sinergi Halodoc dalam mutu pelayanan rumah
sakit di masa pandemi COVID-19. E-Jurnal Ekon. Dan Bisnis Univ. Udayana,
10(04), 211�222.
Putri,
I. M. (2021). Strategi Pemasaran Baitul Maal Wa Tamwil Insan Mandiri dalam
Meningkatkan Volume Penjualan Produk Pembiayaan Musyarakah. Journal of
Islamic Economics (JoIE), 1(2), 182�202.
Ridwan,
B. M., Ritonga, R. A., & Megayanti, A. (2022). Perencanaan Arsitektur
Enterprise Pada Penyempurnaan Aplikasi Sitmapas Rumah Sakit Krakatau Medika. Jurnal
Sistem Informasi Dan Informatika (Simika), 5(1), 90�102.
Sari,
A. P., & Retnani, E. D. (2015). Penerapan Balanced Scorecard Sebagai Alat
Pengukuran Kinerja Pada Rumah Sakit Islam Surabaya. Jurnal Ilmu Dan Riset
Akuntansi (JIRA), 4(11).
Tobing,
A. M. P. L. (2016). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Customer Loyalty Pasien di
Rumah Sakit Santo Borromeus Bandung dengan Metode Structural Equations Model. Jurnal
Administrasi Bisnis, 12(1).
Triyo,
E., Haryono, H., & Irwantoro, I. (2020). Strategi Inovasi Badan Usaha Milik
Desa (BUMDes) dalam Meningkatkan Potensi dan Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat
Desa (Studi pada BUMDes Mandiri, Desa Morobakung, Kecamatan Manyar, Kabupaten
Gresik). CAKRAWALA, 14(2), 172�182.
Wati,
W. (2015). Analisis Fisika Terbentuknya Bayangan Pada Mata. JURNAL ILMIAH
PENDIDIKAN FISIKA�AL-BIRUNI�, 4(2), 285�297.
Copyright holder: Mahavira Annisa S, Pujiyanto (2022) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia |
This article is licensed under: |