Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398

Vol. 8, No. 9, September 2023

 

ANALISIS KEBUTUHAN RUANG TERBUKA PUBLIK PADA PULAU KEMARO SEBAGAI DESTINASI WISATA AIR BARU DI PALEMBANG

 

Ajeng Sekarningrum, Mona Foralisa Toyfur, Tutur Lussetyowaty

Program Studi Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya, Indonesia

Email: [email protected], [email protected]*, [email protected]

 

Abstrak

Aktivitas pemanfaatan yang beragam di Pulau Kemaro belum diikuti dengan fasilitas penunjang memadai seperti jumlah toilet yang sedikit, kurangnya penyediaan bangku-bangku taman, pedestrian kurang terawat, penerangan tidak memadai pada malam hari, kurangnya tanda/petunjuk antara tempat wisata yang lainnya di Pulau Kemaro dan beberapa pedagang kaki lima yang belum teratur. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis kualitas ruang terbuka publik pada Pulau Kemaro menurut penilaian pengunjung terhadap kriteria dasar pembentuk ruang publik yakni aspek kebutuhan (needs), aspek hak (rights) dan aspek makna (meaning). Metode penelitian yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan kuesioner. Hasil penelitian dapat dilihat bahwa variabel ruang terbuka publik yang baik terdapat pada kualitas vegetasi dan kualitas pedestrian antar tempat wisata. Untuk variabel ruang terbuka publik yang berkualitas cukup adalah kebersihan kawasan, keamanan kawasan, aksesbilitas menuju kawasan, banyaknya pedagang yang berjualan, jumlah lampu penerangan, tersedia dan berkualitasnya tempat ibadah (Musolah), jumlah dan kualitas dermaga, kebebasan menggunakan fasilitas di Pulau Kemaro, landmark serta akses masuk dan keluar kawasan. Variabel ruang terbuka publik yang berkualitas buruk antara lain ketersediaan tempat duduk, ketersediaan tempat sampah, kualitas toilet, tidak adanya fasilitas olahraga, kualitas pedestrian, kualitas lapangan dan plaza yang tidak memadai, tidak tersedianya pusat informasi wisata, tidak jelasnya batas area antara wisata satu dan lainnya serta tidak terdapatnya petunjuk arah tempat wisata.

 

Kata kunci: Ruang Terbuka; Ruang Publik; Pulau Kemaro.

 

Abstract

Various utilization activities on Kemaro Island have not been followed by adequate supporting facilities such as a small number of toilets, lack of provision of park benches, poorly maintained pedestrians, inadequate lighting at night, lack of signs / signs between other tourist attractions on Kemaro Island and some irregular street vendors. The purpose of this study was to analyze the quality of public open space on Kemaro Island according to visitors assessment of the basic criteria for forming public space, namely the aspects of needs, rights and meaning. The research method used is observation, interviews, and questionnaires. The results of the result of the study can be seen that there is no variable assessment of public open space of very good quality on Kemaro Island. The variable of good public open space is only on the quality of vegetation and the quality of pedestrians between one tourist and another. For variables of public open space that are of sufficient quality are the cleanliness of the area, regional security, accessibility to the area, the number of traders selling, the number of lighting lamps, the availability and quality of places of worship (Musolah), the number and quality of docks, freedom to use facilities on Kemaro Island, landmarks and access in and out of the area. Variables of poor quality public open space include the availability of seats, the availability of trash cans, the quality of toilets, the absence of sports facilities, the quality of pedestrians, the quality of fields and plazas, the unavailability of tourist information centers, the unclear boundaries between tourist attractions and the absence of instructions tourist directions.

 

Keywords: Open Space; Public Space� Kemaro Island.

 

Pendahuluan

Pulau Kemaro adalah sebuah delta kecil di Sungai Musi yang terletak sekitar 6 km dari Jembatan Ampera (Pratama dkk, 2022). Pada saat ini Pemerintah Kota Palembang telah membuka lahan seluas 25 hektar di Kawasan Pulau Kemaro (Palembang.go.id, 2021). Secara bertahap berbagai fasilitas akan dibangun di kawasan ini. Pulau Kemaro memiliki nama unik yang berarti pulau yang tidak pernah tergenang air meskipun sungai sedang pasang, sehingga dari kejauhan pulau tersebut akan terlihat terapung-apung di atas perairan sungai Musi. Didalam Pulau Kemaro terdapat Klenteng Soei Goeat Kiong yang dibangun sekitar tahun 1839, patung Budha yang berukuran besar, dan sebuah pagoda 9 lantai setinggi 40 meter yang menambah keindahan Pulau Kemaro (Maza, 2013). Pagoda tertinggi di kota Palembang ini juga menjadi penanda atas keberadaan Pulau Kemaro. Sarana transportasi yang digunakan adalah transportasi air seperti getek, speed boad dan bus air dari dermaga wisata Benteng Kuto Besak (Maharani, 2014).

Pemerintah ingin Palembang memiliki icon baru, yakni wisata air dan mengembalikan julukan Venesia dari Timur (Akbar dkk, 2022). Menurut Istianda (2021), bahwa banyaknya objek wisata di Palembang yang salah satunya bungalow di Pulau Kemaro memiliki potensi penyerapan Pendapatan Asli Daerah (PAD) hingga saat ini belum bisa dioptimalkan oleh Pemerintah Kota (Pemkot). Deretan bangunan yang minim fasilitas penunjang tampak terabaikan. Kawasan Pulau Kemaro akan dibuat menjadi lokasi wisata terpadu yang akan dibangun resort, hunian empat rumah dua lantai, IPAL terpadu, sawah wisata agropolitan, tempat pemancingan, parkir kendaraan, outbond, playground, kandang hewan, bank sampah, pusat edukasi agropolitan, entertainment center, hotel/apartment 8 lantai, commercial (mall) 2-4 lantai, rumah nelayan, golf dan dermaga nelayan

Secara umum ruang terbuka publik di perkotaan terdiri dari ruang terbuka hijau dan ruang terbuka non-hijau. Ruang Terbuka Hijau (RTH) perkotaan adalah bagian dari ruang terbuka (open spaces) suatu wilayah perkotaan yang diisi oleh tumbuhan, tanaman dan vegetasi guna mendukung manfaat ekologis, sosial- budaya dan arsitektural yang dapat memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakatnya. Ruang terbuka non-hijau dapat berupa ruang terbuka yang diperkeras (paved) maupun Ruang Terbuka Biru (RTB) yang berupa permukaan sungai, danau, maupun areal-areal yang diperuntukkan sebagai genangan retensi. Secara sosial-budaya keberadaan RTH dapat memberikan fungsi sebagai ruang interaksi sosial, sarana rekreasi atau wisata dan sebagai cerminan kota yang berbudaya.

�Menurut Nurdin, dkk (2020) pada kajian Kualitas Ruang Terbuka Publik Lapangan Blang Padang Kota Banda Aceh, ruang terbuka publik yang berkualitas adalah ruang publik yang mampu memenuhi kebutuhan (needs), melindungi hak (rights) dan memberi makna (meanings) bagi masyarakat yang mengunjunginya. Beberapa studi menunjukkan bahwa ada keterkaitan antara tatanan fisik ruang dengan kelayakan penggunaan ruang terbuka hijau publik, khusunya pada taman kota. Ruang terbuka publik yang baik dan nyaman itu harus memiliki kebersihan yang baik, memiliki tempat duduk/bangku, pedagang kaki lima yang baik, lampu penerangan yang cukup, tempat sampah yang cukup, ketersediaan tempat parkir, toilet umum yang baik, kualitas pedestrian yang baik, kualitas fasilitas olahraga yang sesuai standar, dan memiliki Musolah.

Studi pada Ruang Terbuka Publik Pada Taman Kota di Palembang oleh Amalia, dkk (2021) menunjukkan bahwa ruang terbuka publik yang memberikan kenyamanan terhadap pengguna adalah terdapat banyak teduhan, pedestrian yang baik, tempat duduk, arena bermain anak, tempat jualan makanan dan kondisi taman yang terawat. Karakter pengguna pada taman kota sangat beragam mulai dari anak- anak, remaja hingga dewasa dimana alasan utama datang ke taman adalah untuk refreshing, mencari jajanan dan berolahraga. Ruang terbuka publik yang layak dapat dilihat dari keberadaan fasilitas penunjang serta keberadaan vegetasi hijau di dalam atau sekitar taman yang bermanfaat untuk meningkatkan kualitas taman, baik dari segi estetika dan keberfungsiannya sehingga nyaman digunakan oleh pengunjung (Salshabila & Sukmawati, 2021).

Dari penelitian-penelitian tersebut dapat dikatakan bahwa ruang terbuka publik yang layak dapat dilihat dari keberadaan fasilitas penunjang serta keberadaan vegetasi hijau di dalam atau sekitar taman yang bermanfaat untuk meningkatkan kualitas taman, baik dari segi estetika dan fungsinya sehingga nyaman digunakan oleh pengunjung. Aktivitas pemanfaatan yang beragam di Pulau Kemaro belum diikuti dengan fasilitas penunjang memadai seperti jumlah toilet yang sedikit, kurangnya penyediaan bangku-bangku taman, pedestrian kurang terawat, penerangan tidak memadai pada malam hari, kurangnya tanda/petunjuk antara tempat wisata yang lainnya di Pulau Kemaro dan beberapa pedagang kaki lima yang belum teratur. Oleh karena itu, dibuatlah penelitian ini sebagai dasar untuk menciptakan ruang terbuka publik di Kota Palembang dengan aktivitas dan fungsi yang beragam agar lebih banyak menarik minat masyarakat untuk datang ke Kawasan Pulau Kemaro.

 

Metode Penelitian

Penelitian dilakukan di Kawasan Pulau Kemaro, Kelurahan 1 Ilir, Kecamatan Ilir Timur II, Kota Palembang. Pulau Kemaro, merupakan sebuah delta kecil di Sungai Musi, terletak sekitar 6 km dari Jembatan Ampera dan memiliki luas �79 Ha dengan ketinggian 5 mdpl. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah: 1) Observasi. 2) Wawancara.

3) Kuesioner atau angket.

Jumlah pengunjung dari luar Pulau Kemaro mencapai 500 orang setiap bulannya, sehingga penelitian ini menggunakan Rumus Slovin untuk mendapatkan sampel penelitian. Dilakukan pengambilan sampel data dengan batas toleransi sebesar 15%,

Rumus Slovin = N/(1 + Ne2)�����..��������������.(1)

Keterangan:

n: banyak sampel minimum

N: banyak sampel pada populasi

e: batas toleransi kesalahan (error)

Dengan menerapkan rumus Slovin, banyaknya sampel minimum yang diperlukan dapat diperoleh dengan penghitungan sebagai berikut:

n = 500/(1+500(0,15)2)���.������������������..(2)

n = 500/12,25

n = 40,82

n = 41

Berdasarkan perhitungan tersebut, sampel minimum yang diperlukan sebesar 41 responden. Pada penelitian ini, kuisioner atau angket diberikan kepada 50 responden yang terdiri dari masyarakat kota Palembang maupun pendatang yang sedang berwisata di Pulau Kemaro dan sekitar Sungai Musi serta masyarakat yang tinggal di Pulau Kemaro. Kuesioner dilakukan untuk mendapatkan kecenderungan pemanfaatan ruang oleh masyarakat/pengunjung serta kecenderungan pemanfaatan ruang terbuka publik Pulau Kemaro dan aspek-aspek pembentuk kualitas ruang terbuka publik mencakup aspek kebutuhan (needs), hak (rights), makna (meanings). Penelitian ini menggunakan teknik probability sampling, yaitu metode pengambilan sampel yang menggunakan beberapa bentuk pemilihan acak (Sugiyono, 2017).

 

Variabel

Variabel� penelitian� adalah� suatu� atribut atau� sifat� atau� nilai� dari� orang,� objek atau� kegiatan� yang� mempunyai� variasi tertentu� yang� ditetapkan� oleh� peneliti untuk� dipelajari� dan� ditarik� kesimpulannya (Nikmatur, 2017).� Variabel yang digunakan pada kuesioner sebanyak 28 poin untuk menentukan kualitas ruang terbuka publik yang ada di Pulau Kemaro. Variabel ini diperoleh�� dari analisa Aspek Pembentuk Kualitas Ruang Terbuka (Nurdin dkk, 2020), Elemen Jalur Pejalan Kaki (Rahadi, 2003), Elemen-elemen desain pendukung yang harus terdapat pada ruang terbuka publik (Porajouw dkk, 2017), Jenis Ruang Terbuka (Koren & Rus, 2019), Variabel Karakter Ruang Terbuka Publik Taman Kota (Amalia dkk, 2021), Fasilitas wisata air yang bersifat fisik dan harus diperhatikan ketersediaannya di sekitar kawasan wisata (Apriyanti, 2014), serta observasi langsung untuk melihat variabel apa yang sesuai untuk digunakan di Pulau Kemaro. Variabel tersebut dijelaskan pada Tabel 1 sebagai berikut.

 

Tabel 1

Variabel yang digunakan pada penelitian

Variabel Bebas

Variabel Terikat / Output

Sumber

Ruang Terbuka Publik

KEBUTUHAN (NEEDS)

 

Kualitas Vegetasi

Aspek Pembentuk Kualitas Ruang Terbuka

(Nurdin dkk, 2020)

Kebersihan kawasan

Keamanan kawasan

Aksesibiltas / kemudahan menuju kawasan

Jumlah Tempat Duduk

Elemen Jalur Pejalan Kaki (Rahadi, 2003)

Kualitas Tempat Duduk

Banyaknya Pedagang Kaki Lima

Banyaknya Pedagang Makanan

Banyaknya Pedagang Souvenir

Jumlah Lampu Penerangan pada malam hari

Elemen-elemen desain pendukung yang harus terdapat pada ruang terbuka publik (Porajouw dkk, 2017)

Jumlah Tempat Sampah

Jumlah Toilet Umum

Kualitas Toilet Umum

Fasilitas Olahraga

Jenis Ruang Terbuka

(Koren dan Rus, 2019)

Kualitas Taman Bermain

Kualitas Plaza / Lapangan

Kualitas Pedestrian

Variabel Karakter Ruang Terbuka Publik Taman Kota (Amalia dkk, 2021)

Kualitas Pedestrian antar tempat wisata

Banyaknya Tempat Ibadah (Musolah)

Kualitas Tempat Ibadah (Musolah)

Kualitas dermaga

Fasilitas wisata air

(Apriyanti, 2014)

Banyaknya jumlah dermaga

Pusat Informasi Wisata

HAK (RIGHTS)

 

Kebebasan menggunakan fasilitas

Aspek Pembentuk Kualitas Ruang Terbuka

(Nurdin dkk, 2020)

MAKNA (MEANING)

 

Landmarks / Icon di Pulau Kemaro

Aspek Pembentuk Kualitas Ruang Terbuka

(Nurdin dkk, 2020)

Kejelasan batas area

Banyaknya tanda / petunjuk antara tempat wisata 1 dan lainnya / Signage

Akses masuk dan keluar kawasan

 

Hasil dan Pembahasan

Pada penelitian ini Pulau Kemaro dibagi menjadi 3 zona yaitu zona I yang terdapat Klenteng Hong Tjing Bio dan Pagoda, zona II terdapat Kampung Air dan permukiman penduduk, serta zona III terdapat bungallow dan pantai buatan. Pembagian zona di Pulau Kemaro digunakan untuk membagi atau mengkategorikan wilayah berdasarkan fungsinya. Pada zona I difungsikan untuk tempat beribadah, kawasan bersejarah dan wisata yang bersifat semi publik, pada zona II difungsikan sebagai permukiman dan wisata yang bersifat semi publik, serta zona III difungsikan sebagai tempat wisata yang bersifat publik. Pembagian zona ini digunakan agar konsep pemetaan menjadi tepat sasaran sesuai sifat dan kebutuhan lingkungan di Pulau Kemaro.

 

Gambar 1 Lokasi Penelitian

Sumber: Analisa

 

����������� Kondisi ruang terbuka publik di Pulau Kemaro dijelaskan dalam Tabel 1 sebagai berikut:

 

Tabel 2

Kondisi ruang terbuka publik pulau kemaro

No.

Variabel

Kondisi

1.

Vegetasi

Pulau kemaro memiliki beraneka ragam vegetasi, banyak terdapat pohon besar serta rindang dengan berbagai macam tanaman di kawasan ini. Selain itu sebagian besar wilayahnya merupakan lahan pertanian. Pada zona II banyak terdapat vegetasi berupa lahan pertanian. Pada zona III sudah cukup terdapat vegetasi berupa pohon peneduh.

2.

Kebersihan kawasan

Pada zona I, kebersihan sudah terjaga dengan baik. Petugas kebersihan sudah baik dalam menjaga kebersihan zona I tersebut, walaupun dibeberapa tempat masih terlihat sampah yang belum dibersihkan. Pada zona II kebersihan juga sudah terjaga didaerah ini. Tetapi selain icon kampung air (rumah warna-warni) masih terlihat sampah di bawah rumah warga, di bawah jalan setapak. Zona III yaitu bungallow terlihat bersih dan rapi walaupun daerah tersebut belum dimanfaatkan. Sedangkan pada pantai buatan, terlihat lebih kotor karena bronjong batu tertutup tanaman, pantai pasir yang tidak terlihat, dan banyaknya eceng gondok didaerah tersebut.

3.

Aksesibiltas / kemudahan menuju kawasan

Aksesbilitas menuju Pulau Kemaro hanya dapat dicapai menggunakan transportasi air seperti getek dan speedboat. Untuk menuju Pulau Kemaro dapat naik dari Benteng Kuto Besak (BKB). Disana akan banyak pemilik speedboat / getek yang menawarkan jasa sewa untuk menyeberang ke Pulau Kemaro. Waktu tempuh menyeberang dari BKB menuju Pulau Kemaro sekitar 30 menit.� Selain itu jika pada perayaan hari besar Agama Budha yang diadakan satu tahun sekali, untuk menuju Pulau Kemaro dapat menyeberang melalui Kawasan Pusri dengan melompati kapal tongkang yang disusun menyerupai jembatan.

4.

Tempat Duduk

Tempat duduk di kawasan Pulau Kemaro sangat minim sekali. Pada zona I yang merupakan Klenteng dan Pagoda tidak tersedia tempat duduk. Tempat duduk hanya disediakan oleh pedagang makanan maupun minuman. Pada zona II yang merupakan kampung air atau permukiman masyarakat hanya tersedia 2 tempat duduk yang terbuat dari batu, dapat diduduki untuk 6 orang, dan pada zona III yang merupakan bungallow serta pantai buatan juga tidak terdapat tempat duduk. Pengunjung yang ke bungallow biasanya duduk untuk beristirahat dibagian gedung pengelola bungallow yang terbuka.

Gambar 2 Tempat duduk di Pulau Kemaro

Sumber: Analisa

5.

Pedagang makanan dan souvenir

Pada zona I terdapat 10 penjual makanan dan souvenir tersebar di sekitar Pagoda dan Klenteng. Penjual makanan, minuman serta souvenir ini ada yang memiliki lapak / kios permanen dan ada juga yang hanya menggelar lapak non permanen. Mereka menyediakan kursi, meja, dan tikar (lesehan) untuk pengunjung yang ingin makan dan minum sambil menikmati suasana di Pulau Kemaro. Ketidak teraturan penjual makanan sangat terlihat pada zona I ini. Pada zona II, permukiman warga kampung air sepanjang jalan banyak dijadikan warung. Ada 10 penjual makanan minuman, snack dan sembako di zona II ini. Sedangkan pada zona III yaitu bungallow dan pantai buatan tidak terdapat pedagang makanan maupun souvenir sama sekali. Terdapat bangunan kios sebanyak 3 pintu di zona III tersebut, tetapi belum digunakan.

Gambar 3 Pedagang makanan dan souvenir

Sumber: Analisa

6.

Lampu / penerangan

Pada zona I terdapat sekitar 200 lampu yang tersebar di sepanjang pedestrian, dermaga, Klenteng, Pagoda 9 tingkat, serta taman. Lampu tersebut terdiri dari lampu sorot, lampu jalan, dan lampu hias. Pada zona II penerangan jalan menggunakan solar cell disepanjang jalur pedestrian kampung air diantaranya 8 buah lampu jalan solar cell, 1 lampu taman, dan 1 lampu sorot. Penerangan lainnya bersumber dari lampu perumahan warga kampung air. Pada zona III terdapat 100 buah lampu taman dan pedestrian bungallow serta 5 lampu sorot di dermaga. Malam hari penerangan di zona III tidak digunakan secara maksimal, karena pada zona III ini belum digunakan dan tidak ada aktivitas.

7.

Tempat Sampah

Saat ini di zona I Pulau Kemaro disediakan tempat sampah sebanyak 7 buah. Material tempat sampah yang digunakan terbuat dari plastik. Tidak ada pembagian sampah organik maupun non organik. Kondisi tempat sampahnya sudah tidak baik lagi. Penempatan kotak sampah tidak terlalu jauh antara satu dan lainnya. Tetapi karena tempat sampah yang disediakan perletakannya tidak benar (posisi jatuh), maka pengunjung masih ada yang membuang sampah sembarangan disekitar kotak sampah. Pada zona II disediakan sebanyak 5 tempat sampah. Sudah tersedia pembagian sampah organik dan non organik. Dari zona I menuju zona II tidak terdapat tempat sampah. Disepanjang jalan permukiman warga juga banyak terlihat sampah yang dibuang sembarangan. Pada zona III tidak tersedia tempat sampah

Gambar 4 Tempat sampah di Pulau Kemaro

Sumber: Analisa

8.

Toilet Umum

Toilet umum yang ada di kawasan Pulau Kemaro hanya berada di zona I dan zona II saja. Pada zona I toilet umum dipisah menjadi 2 toilet laki-laki dan 2 toilet perempuan. Kondisi bangunan toilet tidak begitu terawat. Toilet umum yang berada di zona II mudah dijangkau dan bersebelahan langsung dengan musolah serta dermaga di kampung air. Toilet berjumlah 2, yaitu 1 toilet perempuan dan 1 toilet laki-laki. Bangunan toilet sudah permanen, air bersih juga tersedia di toilet umum ini.

9.

Fasilitas Olahraga

Tidak terdapat fasilitas olahraga luar ruangan maupun dalam ruangan di kawasan Pulau Kemaro.

10.

Pedestrian

Sebagian besar pedestrian di Kawasan Pulau Kemaro berupa jalan setapak yang telah diberi perkerasan. Pedestrian penghubung antara zona I, zona II, dan zona III yang berada dikawasan pulau kemaro ini merupakan jalan area permukiman dan memiliki lebar jalan bervariasi sebesar 1m-1,5m. Jalan yang digunakan adalah jalan setapak bertiang. Di beberapa titik terdapat jalan dengan keadaan rusak ringan hingga rusak berat seperti kolom/tiang jalan yang menggantung atau jalan setapak yang berlubang. Pedestrian pada zona I kondisinya cukup terawat. Material pedestrian yaitu cor beton dengan lebar bervariasi 2,5m � 3m.

Gambar 5 Pedestrian di Pulau Kemaro

Sumber: Analisa

11.

Tempat Ibadah (musolah)

Di kawasan Pulau Kemaro terdapat 1 masjid yang bernama Masjid Darul Muttaqin di zona II.

Gambar 6 Masjid di Pulau Kemaro

Sumber: Analisa

12.

Taman Bermain

Tidak terdapat taman bermain di kawasan Pulau Kemaro

13.

Plaza / Lapangan

Pada zona I terdapat 1 lapangan berupa rumput yang cukup luas. Pada zona II tidak terdapat lapangan maupun plaza, karena daerah tersebut merupakan daerah permukiman warga. Pada zona III terdapat 1 lapangan dan 1 plaza.

14.

Dermaga

Terdapat 5 dermaga menuju kawasan wisata Pulau Kemaro. 3 dermaga terdapat di zona I, 1 dermaga kecil di zona II, dan 1 dermaga di zona III.

Gambar 7 Dermaga di Pulau Kemaro

Sumber: Analisa

15.

Pusat informasi wisata

Belum terdapat tempat pusat informasi wisata di Pulau Kemaro

16.

Landmarks / Icon

Landmarks yang melekat di Pulau Kemaro adalah bangunan keagamaan Tionghoa dan kampung air / permukiman di pinggir Sungai Musi.

17.

Banyaknya tanda / petunjuk antara tempat wisata 1 dan lainnya / Signage

Terdapat 6 signage di Pulau Kemaro. Pada zona I hanya terdapat 1 signage, untuk zona II terdapat 3 signage, dan pada zona III tidak terdapat signage / petunjuk sama sekali.

Gambar 8 Signage di Pulau Kemaro

Sumber: Analisa

 

Analisis ruang terbuka publik di Pulau Kemaro

1.    Wawancara

Wawancara dilakukan kepada Pemerintah Kota Palembang yaitu Sub Koordinator di Bappeda Kota Palembang, juru kunci (kuncen) Klenteng dan Pagoda di Pulau Kemaro, tour guide, serta masyarakat setempat Pulau Kemaro. Hasil wawancara dari 4 responden adalah Kawasan Pulau Kemaro merupakan elemen penting dari perkembangan Kota Palembang. Citra kawasan Pulau Kemaro terbentuk sebagai kawasan bersejarah dengan peruntukan kepariwisataan, RTH, perikanan dan industri sehingga memiliki kecenderungan berkembang dengan karakteristik gabungan antara pengembangan kawasan baru dan kawasan bersejarah yang perlu dilestarikan.

Pada saat ini ruang terbuka publik di Pulau Kemaro belum dimanfaatkan secara maksimal. Pemerintah Kota Palembang berencana membangun pusat hiburan di Pulau Kemaro seperti Ancol di Jakarta. Revitalisasi ini akan mampu memajukan kawasan tersebut dengan potensi-potensi kawasan yang sebelumnya belum diolah. Aksesbilitas menjadi kendala untuk mencapai Pulau Kemaro karena untuk menuju Pulau Kemaro hanya dapat menggunakan kapal getek dengan biaya yang tidak sedikit. Oleh karena itu dalam waktu dekat akan dibangun jembatan menuju Pulau Kemaro oleh Pemerintah Kota Palembang.

Untuk pembangunan dan pengembangan kawasan Pulau Kemaro saat ini terhambat karena masih terjadi sengketa lahan. Banyak fasilitas di Pulau Kemaro yang belum memadai, yaitu jalur pedestrian yang jelek, sangat kurangnya tempat duduk, tidak ada rest area, toilet yang kotor, dan kurang tersedia kotak sampah. Kegiatan yang biasa dilakukan pengunjung adalah bersantai, piknik, dan ibadah. Jumlah pengunjung dalam 1 bulan sekitar 500 orang.

 

2.    Kuesioner

Kuesioner dibagikan kepada 50 responden yang sedang berwisata di Pulau Kemaro dan sekitarnya, masyarakat di Pulau Kemaro, serta ke Himpunan Pariwisata Indonesia (HPI) Palembang. Terdapat 2 lembar pertanyaan yang dibagikan, lembar pertama berisikan kecenderungan pemanfaatan ruang terbuka di Pulau Kemaro, sedangkan lembar kedua berisi penilaian kualitas ruang terbuka publik di Pulau Kemaro.

Pada lembar kecenderungan pemanfaatan ruang terbuka di Pulau Kemaro terdapat 16 pertanyaan yang berisi karakteristik dan pendapat pengguna mengenai Pulau Kemaro, diantaranya yaitu nama responden, tujuan berkunjung, tempat wisata yang dikunjungi di Pulau Kemaro, waktu kunjungan, fasilitas yang dibutuhkan, kendala yang ditemui, pendapat serta harapan terhadap Kawasan Pulau Kemaro.

Terdapat 28 variabel yang diberikan kepada responden dengan 5 indikator penilaian yaitu :� (1) Sangat Buruk, (2) Buruk, (3) Cukup, (4) Baik, (5) Sangat Baik.� Dari jawaban responden akan di analisis dengan pembobotan Skala Likert. Pembagian kuesioner ini dibagikan secara acak ke pengunjung di 3 zona yaitu zona I yang terdapat Pagoda dan Klenteng, zona II yang terdapat permukiman warga atau kampung air, serta zona III yang terdapat bungallow dan pantai buatan. Kualitas ruang terbuka publik di Pulau Kemaro berdasarkan kuesioner yang dibagikan kepada 50 responden adalah sebagai berikut:

 

Tabel 3

Total penilaian kualitas ruang terbuka publik Pulau Kemaro

 

No.

 

Variabel

 

Total Penilaian

 

 

Sangat Buruk

Buruk

Cukup

Baik

Sangat Baik

1

Kualitas Vegetasi (Pohon dan tanaman peneduh lainnya)

 

0

1

13

25

11

2

Kebersihan kawasan

 

0

13

25

9

3

3

Keamanan kawasan

 

1

6

33

9

1

4

Aksesibiltas / kemudahan menuju kawasan

 

1

14

26

8

1

5

Jumlah tempat duduk

 

8

19

14

9

0

6

Kualitas tempat duduk

 

8

18

17

7

0

7

Banyaknya pedagang kaki lima

 

0

7

34

7

2

8

Banyaknya pedagang makanan

 

0

4

34

10

2

9

Banyaknya pedagang souvenir

 

1

6

33

9

1

10

Jumlah lampu penerangan pada malam hari

 

1

4

35

8

2

11

Jumlah tempat sampah

 

6

23

11

9

1

12

Jumlah toilet umum

 

3

31

12

4

0

13

Kualitas toilet umum

 

5

30

10

4

1

14

Fasilitas olahraga

 

13

18

12

5

2

15

Kualitas pedestrian

 

5

19

15

10

1

16

Kualitas pedestrian antara wisata satu dan lainnya di Pulau Kemaro

 

7

14

11

17

1

17

Banyaknya tempat ibadah (Musolah)

 

4

16

21

8

1

18

Kualitas tempat ibadah (Musolah)

 

3

13

23

9

2

19

Kualitas taman bermain

 

10

16

16

6

2

20

Kualitas plaza / lapangan

 

2

21

12

13

2

21

Kualitas dermaga

 

0

13

24

10

3

22

Banyaknya jumlah dermaga

 

2

4

32

8

4

23

Pusat informasi wisata

 

12

16

13

8

1

24

Kebebasan menggunakan fasilitas

 

1

11

28

8

2

25

Landmarks / icon di Pulau Kemaro

 

0

10

22

14

4

26

Kejelasan batas area

 

4

19

13

9

5

27

Banyaknya tanda / petunjuk antara tempat wisata 1 dan lainnya / signage

 

9

19

8

13

1

28

Akses masuk dan keluar kawasan

 

2

13

19

13

3

 

Setelah mendapatkan total penilaian, hasil tersebut kemudian dibuatkan persentasenya untuk menentukan hasil penilaian kualitas ruang terbuka.� Rumus persentase penilaian kualitas ruang terbuka publik di Pulau Kemaro didapatkan dengan rumus sebagai berikut:

 

Penilaian Kualitas =�� Total Penilaian x 100% �����������������(3)

���� ������������������������������ 50orang (total responden)

 

Dari perhitungan tersebut didapatkan hasil persentase dari setiap variabel. Persentase tertinggi merupakan penilaian terbanyak dari responden, yang dijelaskan pada Tabel 4:

 

Tabel 4

Persentase penilaian kualitas ruang terbuka publik Pulau Kemaro

 

Variabel

PENILAIAN KUALITAS

 

Sangat Buruk

%

Buruk

%

Cukup

%

Baik

%

Sangat Baik

%

 

1

0

0%

1

2%

13

26%

25

50%

11

22%

2

0

0%

13

26%

25

50%

9

18%

3

6%

3

1

2%

6

12%

33

66%

9

18%

1

2%

4

1

2%

14

28%

26

52%

8

16%

1

2%

5

8

16%

19

38%

14

28%

9

18%

0

0%

6

8

16%

18

36%

17

34%

7

14%

0

0%

7

0

0%

7

14%

34

68%

7

14%

2

4%

8

0

0%

4

8%

34

68%

10

20%

2

4%

9

1

2%

6

12%

33

66%

9

18%

1

2%

10

1

2%

4

8%

35

70%

8

16%

2

4%

11

6

12%

23

46%

11

22%

9

18%

1

2%

12

3

6%

31

62%

12

24%

4

8%

0

0%

13

5

10%

30

60%

10

20%

4

8%

1

2%

14

13

26%

18

36%

12

24%

5

10%

2

4%

15

5

10%

19

38%

15

30%

10

20%

1

2%

16

7

14%

14

28%

11

22%

17

34%

1

2%

17

4

8%

16

32%

21

42%

8

16%

1

2%

18

3

6%

13

26%

23

46%

9

18%

2

4%

19

10

20%

16

32%

16

32%

6

12%

2

4%

20

2

4%

21

42%

12

24%

13

26%

2

4%

21

0

0%

13

26%

24

48%

10

20%

3

6%

22

2

4%

4

8%

32

64%

8

16%

4

8%

23

12

24%

16

32%

13

26%

8

16%

1

2%

24

1

2%

11

22%

28

56%

8

16%

2

4%

25

0

0%

10

20%

22

44%

14

28%

4

8%

26

4

8%

19

38%

13

26%

9

18%

5

10%

27

9

18%

19

38%

8

16%

13

26%

1

2%

28

2

4%

13

26%

19

38%

13

26%

3

6%

 

Setelah mendapatkan persentase penilaian, hasil persentase yang tertinggi dari setiap variabel merupakan kualitas ruang terbuka yang ada di Pulau Kemaro. Kualitas ruang terbuka publik di Pulau Kemaro berdasarkan kuesioner yang dibagikan kepada 50 responden telah dirangkum pada Tabel 5 sebagai berikut:

 

Tabel 5

Hasil kuesioner penilaian kualitas ruang terbuka publik Pulau Kemaro

No

Variabel

Kualitas Ruang Terbuka

1

Kualitas Vegetasi (Pohon dan tanaman peneduh lainnya)

BAIK

2

Kebersihan kawasan

CUKUP

3

Keamanan kawasan

CUKUP

4

Aksesibiltas / kemudahan menuju kawasan

CUKUP

5

Jumlah Tempat Duduk

BURUK

6

Kualitas Tempat Duduk

BURUK

7

Banyaknya Pedagang Kaki Lima

CUKUP

8

Banyaknya Pedagang Makanan

CUKUP

9

Banyaknya Pedagang Souvenir

CUKUP

10

Jumlah Lampu Penerangan pada malam hari

CUKUP

11

Jumlah Tempat Sampah

BURUK

12

Jumlah Toilet Umum

BURUK

13

Kualitas Toilet Umum

BURUK

14

Fasilitas Olahraga

BURUK

15

Kualitas Pedestrian

BURUK

16

Kualitas Pedestrian antara wisata satu dan lainnya di Pulau Kemaro

BAIK

17

Banyaknya Tempat Ibadah (Musolah)

CUKUP

18

Kualitas Tempat Ibadah (Musolah)

CUKUP

19

Kualitas Taman Bermain

BURUK

20

Kualitas Plaza / Lapangan

BURUK

21

Kualitas dermaga

CUKUP

22

Banyaknya jumlah dermaga

CUKUP

23

Pusat Informasi Wisata

BURUK

24

Kebebasan menggunakan fasilitas

CUKUP

25

Landmarks / Icon di Pulau Kemaro

CUKUP

26

Kejelasan batas area

BURUK

27

Banyaknya tanda / petunjuk antara tempat wisata 1 dan lainnya / Signage

BURUK

28

Akses masuk dan keluar kawasan

CUKUP

 

Kesimpulan

Tidak ada penilaian variabel ruang terbuka publik yang berkualitas sangat baik di Pulau Kemaro. Variabel ruang terbuka publik yang baik hanya pada kualitas vegetasi dan kualitas pedestrian antara wisata satu dan lainnya. Untuk variabel ruang terbuka publik yang berkualitas cukup adalah kebersihan kawasan, keamanan kawasan, aksesbilitas menuju kawasan, banyaknya pedagang yang berjualan, jumlah lampu penerangan, tersedia dan berkualitasnya tempat ibadah (Musolah), jumlah dan kualitas dermaga, kebebasan menggunakan fasilitas di Pulau Kemaro, landmark serta akses masuk dan keluar kawasan.

Banyak terdapat penilaian variabel ruang terbuka publik yang berkualitas buruk antara lain ketersediaan tempat duduk, ketersediaan tempat sampah, kualitas toilet, tidak adanya fasilitas olahraga, kualitas pedestrian, kualitas lapangan dan plaza yang tidak memadai, tidak tersedianya pusat informasi wisata, tidak jelasnya batas area antara wisata satu dan lainnya serta tidak terdapatnya petunjuk arah tempat wisata. Tidak ada penilaian sangat buruk terhadap kualitas ruang terbuka publik di Pulau Kemaro. Dari 28 variabel yang dianalisis hanya 2 variabel dengan kualitas baik, 14 variabel berkualitas cukup, dan 12 variabel berkualitas buruk. Dengan demikian kualitas ruang terbuka di Kawasan Pulau Kemaro dapat disimpulkan memiliki kualitas yang masih buruk.

 

 

 

 

BIBLIOGRAFI

 

Akbar, B., Halim, B., & Mubarat, H. (2022). Designing the Brand Identity of Sekanak Tourism Destinations Lambidaro Palembang. Indonesian Journal of Art and Design Studies, 1(2), 51�67.

 

Amalia, F., FA, W. F., & Komariah, S. L. (2021). Karakteristik Pengguna Ruang Terbuka Publik Pada Taman Kota Di Palembang. In NALARs (Vol. 20, Issue 2).

 

Apriyanti, R. (2014). Pengembangan Kawasan Wisata Air Di Pulau Tidung, Kepulauan Seribu. Desain Konstruksi, 13 No.2, 12�21.

 

Koren, D., & Rus, K. (2019). The potential of open space for enhancing urban seismic resilience: A literature review. Sustainability (Switzerland), 11(21).

 

Maza, A. R. (2013). Penelitian Wisata Pulau Kemaro Palembang.

 

Murti, W. W., & Sunarti, T. (2021). Pengembangan Instrumen Tes Literasi Sains Berbasis Kearifan Lokal Di Trenggalek. ORBITA: Jurnal Kajian, Inovasi Dan Aplikasi Pendidikan Fisika, 7(1), 33.

 

Nikmatur, R. (2017). Proses Penelitian, Masalah, Variabel dan Paradigma Penelitian. Jurnal Hikmah, 14(1), 63.

 

Nurdin, J., Izziah, I., & Aulia, T. B. (2020). Kualitas Ruang Terbuka Publik Lapangan Blang Padang Kota Banda Aceh. Jurnal Arsip Rekayasa Sipil Dan Perencanaan, 3(2), 108�117.

 

Porajouw, E. F., Poluan, R. J., & Mastutie, F. (2017). Efektivitas Ruang Terbuka Publik Di Kota Tomohon. In Spasial (Vol. 4, Issue 1).

 

Pratama, A. R., Pratama, D., & Muntazori, A. F. (2022). Desain Elemen Branding dan Implementasi Digital Marketing sebagai Penguatan Daya Tarik Wisata Unggulan Pulau Kemaro Palembang. Jurnal Desain, 9(3), 305.

 

Rahadi, F. A. (2003). Jalur Pedestrian Di Kawasan Perdagangan Dan Jasa Ditinjau Dart Aksesbilitas Dan Kenyamanan Pengguna Kasus Pejalan Kaki Di Jalan Sudirman Kota Salatiga.

 

Salshabila, A. S. F., & Sukmawati, A. M. (2021). Kelayakan Ruang Terbuka Hijau Publik Berdasarkan Karakteristik Fisik Ruang (Studi di Taman Kota Gajahwong, Kota Yogyakarta). Ruang, 7(2), 74�86.

 

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Bisnis: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Kombinasi, dan R&D. Alfabeta.

 

 

Copyright holder:

Ajeng Sekarningrum, Mona Foralisa Toyfur, Tutur Lussetyowaty(2023)

 

First publication right:

Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia

 

This article is licensed under: