Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p–ISSN:
2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 7, No. 12, Desember
2022
Analisis Faktor
Aksesibilitas Terhadap Perbandingan Antara Harga Perencanaan
dan Harga Kontrak pada Proyek
Jembatan di Provinsi Papua
Billian Melianus Imbiri, Bernathius Julison, Harmonis Rante
Fakultas Teknik, Universitas Cenderawasi Jayapura-Papua, Indonesia.
Email: [email protected]
Abstrak
Penelitian ini dilakukan di enam ruas jalan Nasional di Provinsi Papua Tengah meliputi ruas jalan Nabire-Wanggar, Wanggar-Kwatisore (Batas Provinsi Papua Barat), Bedudipa-Batas Kota Nabire, Nabire-Kimibai, Kimibai-Legari dan ruas jalan Legari-Botawa dengan total panjang ruas 443.41 Km. Dengan tujuan untuk: (1) untuk menganalisa pengaruh aksesibilitas terhadap harga perkiraan sendiri dan (2) untuk menganalisa pengaruh aksesibiltas terhadap harga perkiraan sendiri. Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif dengan pengambilan sampel secara “field reseacrh". Pengumpulan data primer menggunakan metode pencatatan dokumen dan pengumpulan data kontrak, selanjutnya dianalisis secara deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa, (1) Nilai aksesibilitas ke lokasi pekerjaan tidak berpengaruh terhadap harga perkiraan sendiri dan (2) Nilai aksesibilitas ke lokasi pekerjaan berpengaruh terhadap nilai kontrak fisik.
Kata kunci: Aksesibilitas, Harga Kontrak Fisik, Jembatan Papua Tengah
Abstract
This
research was conducted on six national roads in Central Papua Province
including the Nabire-Wanggar, Wanggar-Kwatisore
(West Papua Provincial Boundary), Bedudipa-Nabire
City Limits, Nabire-Kimibai, Kimibai-Legari
and Legari-Botawa roads with a total length of 443.41
Km. The objectives are to: (1) to analyze the effect of accessibility on
self-estimated prices and (2) to analyze the effect of accessibility on
self-estimated prices. This research is a descriptive
research with "field reseacrh"
sampling. Primary data collection uses the method of recording documents and
collecting contract data, then analyzed in a qualitative descriptive manner.
Based on the results of the study showed that, (1) The accessibility value to
the work site had no effect on the estimated price itself,and (2) The accessibility value to the work
site affected the physical contract value.
Keywords: accessibility,
physical contract price, Central Papua bridge
Pendahuluan
Dalam
rangka percepatan pembangunan kesejahteraan di Provinsi Papua dan Provinsi
Papua Barat maka diperlukan langkah-langkah terobosan, terpadu, tepat, fokus
dan sinergi dengan pemerintah daerah untuk mewujutkan
masyarakat menuju sejahtera, damai dan bermartabat dalam bingkai Negara
Kesatuan Republik Indonesia. (INPRES RI No. 9, 2020)
Aksesibilitas
dan konekfitas jaringan jalan adalah salah satu unsur
yang penting dalam kegiatan ekonomi dan pelayanaan
kemasyarakatan. Provinsi Papua merupakan salah satu provinsi yang sulit
dibangun infratruktur jalan jembatan karena kondisi
geografis yang cukup ekstrim.
Melalui
keputusan menteri pekerjaan umum dan perumahan rakyat nomor: 367/KPTS/M/2023
tentang rencana umum jaringan jalan nasional tahun 2020-2040 penerapan ruas
jalan dalam jaringan jalan primer menurut fungsinya sebagai jalan arteri dan
jalan kolektor dengan panjang ruas 2.778,38 Km untuk provinsi papua. Dalam pelaksanaan perencanaan dan pembangunan ruas
jalan diberikan nomor ruas yang bisa mencakup beberapa Kabupaten. Nomor ruas
016 nama ruas Bedudipa-Batas Kota Nabire di Kabupaten
Nabire dengan panjang ruas 90,04 km, nomor ruas 017
nama ruas batas kota Nabire-wanggar di Kabupaten
Nabire dengan panjang ruas 34,38 km, nomor ruas 018
nama ruas wanggar-kwatisore (Bts.
Provinsi Papua Barat) di Kabupaten Nabire dengan panjang ruas 72,84 km, nomor ruas 044.1 nama ruas batas kota Nabire-kimibay di Kabupaten Nabire dengan panjang ruas 16,92 km, nomor ruas 044.2 nama ruas kimibay-legari
di Kabupaten Nabire dengan panjang ruas 46,93 km dan
nomor ruas B.29 nama ruas legari-botawa di Kabupaten
Nabire dan Waropen dengan panjang ruas 182,30 km.
(PERMEN PUPR No. 367/KPTS/M/2023)
Berdasarkan
data maka permasalahan penelitian yang harus di jawab adalah: Apakah
aksesibilitas ke lokasi pekerjaan berpengaruh pada nilai kontrak fisik dan
nilai harga perencanaan atau HPS Lelang.
Zepnat Kambu, M. Yamin Jinca, M. Saleh Pallu, M. Isran
Ramli (2022), Persepsi masyarakat terhadap keberlanjutan pembangunan
infrastruktur jalan trans Papua, Indonesia: Studi kasus Kabupaten Nduga. Tujuan Penelitian: Menemukan suatu kejelasan
kearifan lokal masyarakat yang dapat dijadikan sebagai landasan pengembangan
pendekatan pembangunan yang partisipatif. Metode
Analisis: Hasil Penelitian: Terjadi peningkatan konektivitas transportasi
dengan terbangunnya infrastruktur jalan trans Papua di Kabupaten Nduga.
Budi
Sitorus, Tulus Irpan.H. S, Subandi (2016)
Peningkatan
jaringan transportasi di Provinsi Kalimantan Timur dalam mendukung
aksesibilitas wilayah Jurnal manajemen transportasi dan logistis
(JMTranslog). Tujuan Penelitian: Merekomendasikan
pengembangan transportasi jalan untuk mengantisipasi pertumbuhan di Provinsi
Kalimantan Timur.
Metode
Analisis: Deskriptif evaluatif. Hasil Penelitian: Meningkatkan
Penelitian
yang dilakukan oleh Dedit P Sektianto, Bernathius Julison, Antas H
Sinaga (2022) Jurnal Gradasi Teknik Sipil tentang Rasio Penambahan Biaya
Terhadap Peningkatan Kekuatan Beton Pada Metode Carbon
Fiber Reinforced Polymer.
Rahmadhani,
N., Suprayogi, A., & Sabri, L. (2013). Analisis Aksesibilitas Shelter Evakuasi Tsunami Di Kota Padang Berbasis Sistem
Informasi Geografis. Jurnal Geodesi Undip, 2(1). Tujuan Penelitian:
mengidentifikasi apakah shelter evakuasi tersebut
dapat terjangkau secara efektif dan efisien oleh korban tsunami pada saat
proses evakuasi terjadi. Metode Analisis: proses network
analisys di software ArcGIS dan terakhir yaitu tahap analisis. Hasil Penelitian:
bahwa shelter tersebut ternyata belum dapat mencakup
semua daerah yang berada pada zona rawan tsunami.
Menurut
Mukomoko (1987) penawaran yang diajukan kontraktor
dalam tender pada dasarnya adalah berupa Rencana Anggaran Biaya (RAB) secara
lengkap. Rencana Anggaran Biaya (RAB) proyek adalah perkiraan nilai uang dari
suatu kegiatan (proyek) yang telah memperhitungkan gambar-gambar bestek, serta
rencana kerja, daftar upah, daftar harga bahan, buku analisis, daftar susunan
rencana biaya, serta daftar jumlah tiap jenis pekerjaan. Secara umum RAB dapat
diartikan yaitu nilai estimasi biaya yang harus disediakan untuk pelaksanaan sebuah
kegiatan proyek.
Sugiarti
(2013) menjelaskan bahwa regresi linier sederhana hanya memiliki dua variabel,
yaitu satu variabel bebas dan satu variabel terikat. Regresi linier adalah
metode statistika yang digunakan untuk membentuk model hubungan linier antara
variabel respon (Y) dengan satu atau lebih variabel
penjelas (X). Variabel respon didefinisikan sebagai
variabel yang nilai-nilainya ditentukan berdasarkan nilai-nilai dari satu atau
lebih variabel penjelas sehingga variabel respon ini
merupakan variabel terikat (dependent variable), sedangkan variabel penjelas merupakan variabel
bebas (independent variable)
yang merupakan variabel yang nilai-nilainya dapat ditentukan atau diatur atau
yang nilainya dapat diamati namun tidak dapat dikendalikan. Jika variabel respon (Y) dihubungkan dengan satu variabel penjelas (X)
maka disebut sebagai regresi linier sederhana, sedangkan jika variabel respon (Y) dihubungkan dengan lebih dari satu variabel
penjelas (X) maka disebut sebagai regresi linier berganda. (Draper
& Smith, 1998).
Secara
umum model regresi linier dengan k variabel bebas dapat dinyatakan dengan
Y_i=β_0+β_1 X_1i+β_2 X_2i+⋯+β_k X_ki+ε_i
dengan
β_0,β_1,…,β_k merupakan koefisien regresi dan ε_i
adalah sisaan atau komponen error yang merupakan
peubah acak. Jika terdapat sebanyak n persamaan karena terdapat data sebanyak n
data berpasangan.
Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian yaitu
metode kualitatif yang di kuantitatifkan. Setelah data-data berupa dokument kontrak fisik pelaksanaan pekerjaan jembatan telah
terkumpul maka dilakukan analisis menggunakan program RStudio,
untuk mencari beberapa besar faktor-faktor yang diberikan berpengaruh terhadap
pelaksanaan proyek, serta faktor-faktor yang mempengaruhi. Variabel bebas
adalah harga kontrak fisik dan variabel terikatnya adalah aksesibilitas.
Hasil
dan Pembahasan
Hasil survey atau data yang di peroleh dapat dilihat pada tabel 1. berikut ini:
Tabel 1. Nilai Harga Perencanaan Terhadap
Kondisi Aksesibilitas
No. |
Nama Jembatan |
Nilai
Harga Perencanaan Rp. |
Kondisi Aksesibili tas Saat Perenca naan |
1 |
Pembangunan Jembatan Warawi Tahap I |
26.015.672.200 |
0.24 |
2 |
Pembangunan Jembatan Warawi Tahap II |
11.149.573.800 |
0.32 |
3 |
Pembangunan Jembatan Kali
Bambu Tahap I |
10.902.775.800 |
0.50 |
4 |
Pembangunan Jembatan Kali
Bambu Tahap II |
7.268.517.200 |
0.57 |
5 |
Pembangunan Jembatan Wassor 2 Tahap I |
6.006.949.600 |
0.33 |
6 |
Pembangunan Jembatan Wassor 2 Tahap II |
9.010.424.400 |
0.36 |
7 |
Pembangunan Jembatan Wassor 1 Tahap I |
6.655.162.500 |
0.34 |
8 |
Pembangunan Jembatan Wassor 1 Tahap II |
12.359.587.500 |
0.50 |
9 |
Pembangunan Jembatan Aery
1 |
14.188.809.000 |
0.44 |
10 |
Pembangunan Jembatan Aery
2 |
21.175.000.000 |
0.43 |
11 |
Pembangunan Jembatan Aery
3 |
20.521.999.000 |
0.41 |
12 |
Pembangunan Jembatan Kali Pasir Tahap I |
11.641.296.821 |
0.36 |
13 |
Pembangunan Jembatan Kali Pasir Tahap II |
14.228.251.670 |
0.41 |
14 |
Pembangunan Jembatan Ararama 2 |
14.817.165.905 |
0.33 |
15 |
Pembangunan Jembatan Ararama 2 (Tuntas) |
4.939.055.302 |
0.37 |
16 |
Pembangunan Jembatan Wassor 3 (Tahap I) |
7.138.175.000 |
0.31 |
17 |
Pembangunan Jembatan Wassor 3 (Tahap II) |
5.840.325.000 |
0.40 |
18 |
Pembangunan Jembatan Wadio 2 (Tahap 1) |
11.586.117.318 |
0.50 |
29 |
Pembangunan Jembatan Wadio 2 (Tahap 2) |
17.379.175.978 |
0.52 |
20 |
Pembangunan Jembatan Wadio 3 (Tahap 1) |
12.245.972.000 |
0.50 |
21 |
Pembangunan Jembatan Wadio 3 (Tahap 2) |
18.368.958.000 |
0.52 |
22 |
Pembangunan Jembatan Wadio 4 (Tahap 1) |
11.356.637.346 |
0.50 |
23 |
Pembangunan Jembatan Wadio 4 (Tahap 2) |
17.034.956.020 |
0.53 |
24 |
Penggantian Jembatan Uwapa/Pasir Putih |
3.836.608.896 |
0.47 |
25 |
Pembangunan Jembatan Uwapa/Pasir (Tuntas) |
5.754.913.344 |
0.50 |
26 |
Penggantian Jembatan Ongkok |
19.888.710.332 |
0.52 |
27 |
Penggantian Jembatan Otawa 1 |
6.611.250.500 |
0.46 |
28 |
Penggantian Jembatan Otawa 1 Tahap 2 Tuntas (APBN-P) |
6.611.250.500 |
0.50 |
29 |
Penggantian Jembatan Kholik Tahap I |
10.806.844.589 |
0.51 |
30 |
Penggantian Jembatan Kholik Tahap II |
16.210.266.884 |
0.54 |
31 |
Penggantian Jembatan Mahmud Tahap 1 |
12.503.190.005 |
0.44 |
32 |
Penggantian Jembatan Mahmud Tahap 2 |
18.754.785.007 |
0.49 |
33 |
Penggantian Jembatan Sawado Kuma (Tahap I) |
12.751.567.000 |
0.50 |
34 |
Penggantian Jembatan Nusi Tahap 1 |
13.497.281.550 |
0.50 |
35 |
Penggantian Jembatan Nusi (Wamai) (Tahap 2) |
8.998.187.700 |
0.50 |
36 |
Penggantian Jembatan Nusi (Wamai) (Tahap 3)-Tuntas |
7.498.489.750 |
0.50 |
37 |
Pembangunan Jembatan Bihewa Tahap 1 |
15.020.081.400 |
0.47 |
38 |
Pembangunan Jembatan Bihewa Tahap 2 (Tuntas) |
10.013.387.600 |
0.50 |
39 |
Pembangunan Jembatan Simde Tahap 1 |
21.641.184.032 |
0.43 |
40 |
Pembangunan Jembatan Simde Tahap 2 |
7.213.728.011 |
0.44 |
41 |
Pembangunan Jembatan Panel dan Gorong-gorong
Ruas Legari-Wapoga-Botawa |
30.224.560.125 |
0.44 |
42 |
Pembangunan Jembatan Rurawa |
20.115.000.000 |
0.44 |
43 |
Pembangunan Jembatan Botawa CS |
17.563.141.264 |
0.44 |
44 |
Pembangunan Jembatan Botawa CS Tahap II |
11.708.760.842 |
0.45 |
45 |
Pembangunan Jembatan Wotowa Tahap I |
19.534.286.400 |
0.47 |
46 |
Pembangunan Jembatan Wotowa Tahap Akhir |
13.022.857.600 |
0.49 |
Hasil survey atau data
yang di peroleh dapat dilihat pada tabel 2 berikut
ini:
Tabel 2. Nilai Kontrak Fisik Terhadap
Kondisi Aksesibilitas
No. |
Nama Jembatan |
Nilai Kontrak
Fisik Rp. |
Kondisi Aksesibili tas Saat Kontrak Fisik |
1 |
Pembangunan
Jembatan Warawi Tahap I |
6.403.634.000 |
0.42 |
2 |
Pembangunan
Jembatan Warawi Tahap II |
3.381.561.000 |
0.52 |
3 |
Pembangunan
Jembatan Kali Bambu Tahap
I |
6.714.425.000 |
0.52 |
4 |
Pembangunan
Jembatan Kali Bambu Tahap
II |
4.734.426.000 |
0.61 |
5 |
Pembangunan
Jembatan Wassor 2 Tahap I |
3.711.690.000 |
0.49 |
6 |
Pembangunan
Jembatan Wassor 2 Tahap II |
5.688.198.000 |
0.50 |
7 |
Pembangunan
Jembatan Wassor 1 Tahap I |
5.569.021.000 |
0.49 |
8 |
Pembangunan
Jembatan Wassor 1 Tahap II |
11.885.894.000 |
0.51 |
9 |
Pembangunan
Jembatan Aery 1 |
8.800.557.000 |
0.56 |
10 |
Pembangunan
Jembatan Aery 2 |
13.080.000.000 |
0.53 |
11 |
Pembangunan
Jembatan Aery 3 |
12.752.141.000 |
0.51 |
12 |
Pembangunan
Jembatan Kali Pasir Tahap I |
9.069.552.000 |
0.53 |
13 |
Pembangunan
Jembatan Kali Pasir Tahap II |
10.491.354.000 |
0.56 |
14 |
Pembangunan
Jembatan Ararama 2 |
10.834.208.000 |
0.47 |
15 |
Pembangunan
Jembatan Ararama 2 (Tuntas) |
2.007.146.000 |
0.52 |
16 |
Pembangunan
Jembatan Wassor 3 (Tahap I) |
5.492.391.000 |
0.49 |
17 |
Pembangunan
Jembatan Wassor 3 (Tahap II) |
4.535.582.000 |
0.51 |
Pembangunan Jembatan
Wadio 2 (Tahap 1) |
3.741.731.000 |
0.55 |
|
29 |
Pembangunan Jembatan
Wadio 2 (Tahap 2) |
9.623.492.000 |
0.59 |
20 |
Pembangunan Jembatan
Wadio 3 (Tahap 1) |
3.741.561.000 |
0.55 |
21 |
Pembangunan Jembatan
Wadio 3 (Tahap 2) |
9.495.918.000 |
0.59 |
22 |
Pembangunan Jembatan
Wadio 4 (Tahap 1) |
3.772.087.000 |
0.55 |
23 |
Pembangunan Jembatan
Wadio 4 (Tahap 2) |
9.482.222.000 |
0.59 |
24 |
Penggantian Jembatan Uwapa/Pasir Putih |
2.646.220.000 |
0.49 |
25 |
Pembangunan Jembatan
Uwapa/Pasir (Tuntas) |
4.258.109.000 |
0.53 |
26 |
Penggantian Jembatan Ongkok |
11.851.788.000 |
0.55 |
27 |
Penggantian Jembatan Otawa 1 |
4.723.758.000 |
0.50 |
28 |
Penggantian Jembatan Otawa 1 Tahap 2 Tuntas (APBN-P) |
4.721.798.000 |
0.55 |
29 |
Penggantian Jembatan Kholik Tahap I |
3.777.324.000 |
0.56 |
30 |
Penggantian Jembatan Kholik Tahap II |
4.448.281.000 |
0.58 |
31 |
Penggantian Jembatan
Mahmud Tahap 1 |
3.784.912.000 |
0.50 |
32 |
Penggantian Jembatan
Mahmud Tahap 2 |
7.584.065.000 |
0.55 |
33 |
Penggantian Jembatan Sawado Kuma (Tahap I) |
7.412.223.000 |
0.56 |
34 |
Penggantian Jembatan Nusi Tahap 1 |
5.200.668.000 |
0.55 |
35 |
Penggantian Jembatan Nusi (Wamai) (Tahap 2) |
4.719.786.000 |
0.56 |
36 |
Penggantian Jembatan Nusi (Wamai) (Tahap 3)-Tuntas |
3.498.003.000 |
0.59 |
37 |
Pembangunan
Jembatan Bihewa Tahap 1 |
7.718.775.000 |
0.51 |
38 |
Pembangunan
Jembatan Bihewa Tahap 2 (Tuntas) |
6.498.000.000 |
0.57 |
39 |
Pembangunan
Jembatan Simde Tahap 1 |
16.158.862.000 |
0.47 |
40 |
Pembangunan
Jembatan Simde Tahap 2 |
5.374.767.350 |
0.49 |
41 |
Pembangunan Jembatan
Panel dan Gorong-gorong Ruas
Legari-Wapoga-Botawa |
18.980.251.000 |
0.49 |
42 |
Pembangunan
Jembatan Rurawa |
12.303.266.000 |
0.48 |
43 |
Pembangunan
Jembatan Botawa CS |
6.624.734.000 |
0.45 |
44 |
Pembangunan
Jembatan Botawa CS Tahap II |
5.316.274.000 |
0.46 |
45 |
Pembangunan
Jembatan Wotowa Tahap I |
11.557.928.000 |
0.48 |
46 |
Pembangunan
Jembatan Wotowa Tahap Akhir |
4.718.625.000 |
0.51 |
Variabel respon (Y) pada
penelitian ini Nilai Kontrak Fisik dan Nilai HPS Lelang. Sedangkan, variabel
penjelas (X) nya adalah Aksesibilitas. Karena ada dua
variabel respon (Y) maka akan terbentuk dua model
yakni, model untuk menguji pengaruh Aksesibilitas terhadap Nilai Kontrak Fisik
(model 1). Dan model untuk menguji pengaruh aksesibilitas terhadap nilai
perencanaan atau HPS (model 2).
Aksesibilitas terhadap nilai kontrak fisik (Model
1)
Model yang pertama yang akan diuji pengaruhnya
adalah model regresi linier sederhana dimana variabel
respon (Y) adalah Nilai Kontrak Fisik dan variabel
penjelas (X) nya adalah Aksesibilitas.
Gambar 1. Model 1
Sumber: Analisis Data 2023
Hipotesis yang ingin diuji sebagai berikut:
Ho : Aksesibilitas tidak berpengaruh
terhadap Nilai Kontrak Fisik
H1 : Aksesibilitas berpengaruh terhadap
Nilai Kontrak Fisik
Tabel 3. Uji Koefisien Regresi (Uji Pengaruh)
Model 1
Predi ctor |
Coef |
SE Coef |
T |
P-Value |
(Intercept) |
8.177.000. 000 |
877.700.000 |
9.317 |
0.0000 |
Aksesibilitas |
140.000.000.000 |
-2.289 |
0.0276 |
Pada Tabel 3 dapat dilihat bahwa hasil uji pengaruh
Aksesibilitas terhadap Nilai Kontrak Fisik menunjukkan p-value
sebesar 0.0276 (p-value < 0.05) atau dengan kata
lain tolak Ho. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Aksesibilitas memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap Nilai Kontrak Fisik. Selanjutnya adalah pengujian
asumsi.
Uji asumsi pada model diharapkan semuanya
terpenuhi agar estimasi parameternya memberikan hasil yang tidak bias dan hasil
pengujian hipotesisnya lebih akurat. Uji asumsinya adalah sebagai berikut:
Gambar 2. Normal probability
plot error model 1
Sumber: Analisis data, 2023
Aksesibiltas terhadap nilai perencanaan atau HPS
(Model 2)
Model yang kedua yang akan diuji pengaruhnya
adalah model regresi linier sederhana dimana variabel
respon (Y) adalah Nilai Perencanaan atau HPS dan
variabel penjelas (X) nya adalah Aksesibilitas.
Gambar 3. Model 2
Sumber: Analisis data, 2023
Hipotesis yang ingin diuji sebagai berikut:
Ho: Aksesibilitas tidak berpengaruh terhadap Nilai
HPS Lelang
H1: Aksesibilitas berpengaruh terhadap Nilai HPS
Lelang.
Tabel 4. Uji Koefisien Regresi (Uji
Pengaruh) Model 2
Pred ictor |
Coef |
SE Coef |
T |
P-Value |
(Intercept) |
13.760.000.000 |
1.547.000.000 |
8.892 |
0.000000000064 |
Aksesibilitas |
-306.600.000.000 |
246.700.000.000 |
-1.243 |
0.221 |
Pada Tabel 4. dapat dilihat bahwa hasil uji pengaruh Aksesibilitas terhadap
Nilai HPS Lelang menunjukkan p-value sebesar 0.221
(p-value > 0.05) atau dengan kata lain terima Ho.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa Aksesibilitas tidak memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap Nilai HPS Lelang. Selanjutnya adalah pengujian asumsi.
Uji asumsi pada model diharapkan semuanya terpenuhi agar estimasi
parameternya memberikan hasil yang tidak bias dan hasil pengujian hipotesisnya
lebih akurat. Uji asumsinya adalah sebagai berikut
Gambar 4. Normal probability
plot error model 2
Sumber: Analisis data, 2023
Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang
telah diuraikan di atas, maka kesimpulan yang diabil
adalah: Nilai aksesibilitas ke lokasi pekerjaan berpengaruh terhadap nilai
kontrak fisik. Nilai aksesibilitas ke lokasi pekerjaan tidak berpengaruh siknifikan terhadap nilai perencanaan atau HPS Lelang.
BIBLIOGRAFI
Zepnat Kambu, M. Yamin Jinca,
M. Saleh Pallu, M. Isran Ramli, 2022, Persepsi
masyarakat terhadap keberlanjutan pembangunan infrastruktur jalan trans Papua,
Indonesia: Studi kasus Kabupaten Nduga. Jurnal riset
dan pengabdian masyarakat. Vol. 2 No. 1 (2022): Jurnal KRESNA Mei 2022.
Budi Sitorus, Tulus Irpan.H. S, Subandi (2016).
Peningkatan jaringan transportasi di Provinsi Kalimantan Timur dalam mendukung
aksesibilitas wilayah. Jurnal manajemen transportasi dan logistis
(JMTranslog). Vol. 03 No. 1.
Dedit P Sektianto, Bernathius
Julison, Antas H Sinaga (2022) Rasio Penambahan Biaya
Terhadap Peningkatan Kekuatan Beton Pada Metode Carbon
Fiber Reinforced Polymer.
Jurnal Gradasi Teknik Sipil. Vol. 6 No. 2 (2022).
Rahmadhani, N., Suprayogi, A., & Sabri, L. (2013). Analisis
Aksesibilitas Shelter Evakuasi Tsunami Di Kota Padang
Berbasis Sistem Informasi Geografis. Jurnal Geodesi Undip. Volume 2, Nomor 1,
Tahun 2013.
Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 9, 2020. Percepatan Pembangunan
Kesejahteraan di Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat.
J. A. Mukomoko 1987. Dasar Penyusunan Anggaran
Biaya Bangunan. Gaya Media Pratama. Jakarta.
Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesi Nomor 367/KPTS/M/2023, 2023. Rencana Umum Jaringan
Jalan Nasional Tahun 2020-2040.
Sugiarti, Yuni, 2013, Analisis dan Perancangan UML (Unified
Modeling. Language) Generated
VB.6, Yogyakarta, Graha Ilmu.
Copyright holder: Billian Melianus Imbiri,
Bernathius Julison, Harmonis Rante (2022) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |