Syntax
Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 7, No. 09, September 2022
PERANAN INVESTOR ATTENTION DALAM
PEMBENTUKAN HERDING BEHAVIOR DI PASAR MODAL INDONESIA
Doni
Farhanto
Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Magister Manajemen, Universitas Indonesia, Indonesia
Herding
behavior dapat didefinisikan sebagai perilaku
individu yang memutuskan untuk mengikuti orang lain dan meniru perilaku
kelompok daripada mengambil keputusan secara mandiri berdasarkan informasi yang
mereka punya. Analisis kali ini bertujuan untuk menganalisis keberadaan herd
behavior yang dipengaruhi oleh investor attention. Dalam penelitian
kali ini, Google Search digunakan sebagai proxy dari investor
attention dengan dugaan bahwa ketika investor attention meningkat,
maka jumlah investor yang menggunakan Google Search untuk mencari
informasi akan meningkat sehingga nantinya investor akan memiliki informasi
yang serupa dan kemudian membuat keputusan perdagangan serupa sehingga
terbentuk herd behavior. Penelitian kali ini juga menganalisis pengaruh investor
attention dalam pembentukan herd behavior pada periode market
return negatif dan pada periode Pandemi COVID-19. Adapun metode yang
digunakan dalam penelitian kali ini adalah metode cross-sectional absolute
deviation (CSAD). Sampel penelitian yang digunakan adalah data berupa return
harian dari IHSG pada periode Juli 2012-Juni 2022 yang diambil dari Refinitiv
eikon dan data berupa frekuensi pencarian kata kunci terkait Pasar Modal Indonesia
pada periode Juli 2012-Juni 2022 yang diambil dari Google Trends. Hasil
dari penelitian kali ini adalah ditemukan keberadaan herd behavior yang
dipengaruhi oleh investor attention, tetapi tidak ditemukan keberadaan herd
behavior dalam periode market return negatif dan dalam periode
Pandemi COVID-19.
Kata
kunci: Herd
behavior, efficient market hypothesis (EMH), behavioral finance, cross-sectional absolute
deviation (CSAD), Google Search volume index.
Abstract
Herding
behavior can be defined as the behavior of individuals who decide to follow
others and imitate group behavior rather than making decisions independently
based on the information they
have. This research aims to analyze the existence of herd behavior that is
influenced by investor attention. In this study, Google Search is used as a
proxy for investor attention with the assumption that when investor attention
increases, the number of investors using Google Search to search for
information will increase so that later investors will have similar information
and then make similar trading decisions so that herd behavior are formed. This
research also analyzes the influence of investor attention in forming herd
behavior during the negative market return period and during the COVID-19
Pandemic. The method used in this study is the cross-sectional absolute
deviation (CSAD) method. The research sample used is data of daily market return
from the Indonesia Composite Index (ICI) for the period July 2012-June 2022
taken from Refinitiv eikon and search frequency data for keywords related to
the Indonesian Capital Market in the period July 2012-June 2022 taken from
Google Trends. The results of the present study found the existence of herd
behavior influenced by investor attention, but no herd behavior was found
during the negative market return period and during the COVID-19 Pandemic
period.
Keywords: Herd behavior,
efficient market hypothesis (EMH),
behavioral finance,
cross-sectional absolute deviation (CSAD),
and Google Search volume index.
Pendahuluan
Herding behavior dapat didefinisikan sebagai
perilaku individu yang memutuskan untuk mengikuti orang lain dan meniru
perilaku kelompok daripada mengambil keputusan secara mandiri berdasarkan
informasi yang mereka punya
Untuk kondisi saat ini
di Indonesia, jumlah investor pasar modal di Indonesia saat ini meningkat
pesat. Per Desember 2021, jumlah investor di Indonesia telah mencapai lebih
dari 7.400.000 (tujuh juta empat ratus ribu). Bila dibandingkan dengan jumlah
investor pada tahun 2020 yang hanya berjumlah sekitar 3.880.000 (tiga juta
delapan ratus delapan puluh ribu) investor, terjadi pertumbuhan dalam jumlah
investor sebesar 92,99%
Gambar
1. Jumlah investor pasar modal di Indonesia
Adapun analisis kali
ini bertujuan untuk menganalisis herd behavior yang dipengaruhi oleh investor
attention dengan asumsi bahwa ketika investor attention meningkat,
maka jumlah investor yang menggunakan Google Search untuk mencari
informasi akan meningkat sehingga nantinya investor akan memiliki informasi
yang serupa dan kemudian membuat keputusan perdagangan serupa sehingga
terbentuk herd behavior
Penelitian kali ini
juga menganalisis pengaruh investor attention dalam pembentukan herd
behavior pada periode market return negatif dan pada periode Pandemi
COVID-19. Adapun alasan dari
menggunakan periode return
negatif dari IHSG dan variabel Pandemi COVID-19 adalah dikarenakan dalam
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Wanidwaranan & Padungsaksawasdi
(2022), ditemukan perbedaan perilaku investor ketika market return sedang
positif dan ketika market return sedang negatif. Perbedaan perilaku yang
dimaksud adalah ketika market return sedang positif, investor cenderung
lebih aktif dalam mencari berbagai informasi termasuk dari internet sehingga investor
attention meningkat. Sementara itu, ketika market return sedang
negatif, investor cenderung bergerak secara emosional dan mengabaikan informasi
yang ada termasuk informasi dari internet. Perbedaan perilaku di atas merupakan
ostrich effect. Oleh karena itu, alasan dari penggunaan periode market
return negatif dari IHSG dan variabel Pandemi COVID-19 adalah untuk
menganalisis keberadaan ostrich effect dalam penggunaan Google Search
pada investor di Bursa Efek Indonesia. Kemudian, metode yang digunakan dalam
penelitian kali ini adalah cross-sectional absolute deviation (CSAD).
Adapun salah satu kelebihan
dari penelitian kali ini adalah dari penggunaan kata kunci. Jika dalam
penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Wanidwaranan & Padungsaksawasdi
(2022) dilakukan pemilihan terhadap satu kata kunci dengan nilai frekuensi
pencarian tertinggi. Maka dalam penelitian kali ini akan dilakukan penggabungan
terhadap seluruh kata kunci. Penggabungan
kata kunci dalam analisis kali ini dilakukan untuk mendapatkan cakupan dari
investor yang menggunakan Google Search secara lebih luas. Selain itu, penelitian kali ini dapat membantu
melengkapi penelitian dari Wanidwaranan & Padungsaksawasdi (2022). Pada
penelitian tersebut, tidak dilakukan pengambilan sampel pada pasar saham di
Indonesia. Maka dari itu, penelitian kali ini juga memiliki tujuan untuk
melengkapi penelitian tersebut dengan menggunakan data dari pasar saham di
Indonesia.
Penelitian
kali ini bertujuan untuk menganalisis keberadaan herd behavior yang
dipengaruhi oleh investor attention. Kemudian, teori yang mendasari
perumusan masalah kali ini adalah ketika investor attention meningkat,
maka jumlah investor yang menggunakan Google Search untuk mencari
informasi akan meningkat sehingga nantinya investor akan memiliki informasi
yang serupa dan kemudian membuat keputusan perdagangan serupa sehingga
terbentuk herd behavior
Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis keberadaan perilaku berkelompok (herd behavior)
murni pada Bursa Efek Indonesia dan menginvestigasi dampak dari perhatian
investor terhadap keberadaan perilaku berkelompok, baik secara umum maupun pada
saat kembali pasar negatif, serta pada periode pasar bearish selama pandemi
COVID-19 maupun periode pasar bullish di Bursa Efek Indonesia.
Menjadi pelengkap dalam
penelitian yang berkaitan dengan peranan investor attention dalam
membentuk herd behavior. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Wanidwaranan & Padungsaksawasdi (2022) terkait peranan investor
attention dalam pembentukan herd behavior menggunakan data dari
pasar modal di berbagai belahan dunia. Tetapi penelitian tersebut tidak
menggunakan data dari Bursa Efek Indonesia. Maka dari itu, salah satu manfaat
dari penelitian kali ini adalah untuk melengkapi penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Wanidwaranan & Padungsaksawasdi (2022) dengan menggunakan
data dari Bursa Efek Indonesia.
Metode Penelitin
Penelitian
ini bertujuan untuk menguji apakah investor attention dapat memicu perilaku
berkelompok (herd behavior) di pasar saham Indonesia, baik dalam situasi
normal, kondisi market return negatif, maupun selama pandemi COVID-19. Metode
yang digunakan adalah regresi cross-sectional absolute deviation (CSAD) dengan
data sekunder historis harga IHSG dari Refinitiv eikon untuk menghasilkan data
market return. Data investor attention diperoleh dari frekuensi pencarian
Google Search dengan kata kunci yang mencakup indeks saham Indonesia seperti
"Bursa Efek Indonesia", "IHSG", dan lainnya. Penelitian ini
melibatkan data dari Juli 2012 hingga Juni 2022. Melalui analisis CSAD,
diharapkan dapat ditemukan hubungan antara investor attention dan herd behavior
dalam berbagai kondisi pasar
Hasil dan Pembahasan
Dalam penelitian kali
ini, terdapat tujuh kata kunci yang digunakan, yaitu �IHSG�, �Indeks Harga
Saham Gabungan�, �Bursa Efek Indonesia�, �IDX30�, dan �LQ45�, �IDX�, dan �IDX
Composite�. Dalam analisis kali ini, akan dilakukan kombinasi terhadap ketujuh
kata kunci tersebut untuk mendapatkan nilai Adjusted Daily SVI (ASVI). Nilai
ASVI yang didapat nantinya akan menjadi perhitungan
dari variabel
Langkah pertama dalam mendapatkan
nilai ASVI adalah mengunduh nilai daily search volume index (daily
SVI) dari gabungan seluruh kata kunci. Nilai daily SVI sendiri
didapatkan dari Google Trends. Adapun nilai daily SVI hanya bisa
didapatkan dalam periode 90 hari. Jika rentang waktu yang digunakan lebih dari
90 hari, maka nilai SVI yang didapatkan akan keluar dalam periode
mingguan atau bulanan. Apabila nilai SVI diunduh dalam periode 3 bulan,
terdapat kemungkinan bahwa nilai SVI yang didapatkan akan keluar dalam
periode mingguan. Hal ini dikarenakan terdapat bulan yang memiliki 31 hari.
Maka dari itu, nilai daily SVI akan diunduh dalam periode 2 bulan
sepanjang Juli 2012 - Juni 2022 untuk gabungan seluruh kata kunci.
Setelah mendapatkan
nilai daily SVI dari gabungan seluruh kata kunci, langkah selanjutnya
adalah mencari nilai Adjusted Daily SVI (ASVI). Untuk mendapatkan nilai
ASVI, pertama-tama harus didapatkan nilai monthly SVI dalam periode Juli
2012 - Juni 2022. Adapun nilai monthly SVI didapatkan dengan mengunduh
nilai SVI dalam periode Juli 2012 � Juni 2022 secara langsung.
Dikarenakan periode yang digunakan cukup lama (10 tahun), maka nilai SVI akan
keluar dalam periode bulanan. Kemudian, untuk mendapatkan nilai ASVI, akan
dilakukan penyesuaian dari nilai daily SVI dengan nilai monthly SVI.
Nantinya, nilai ASVI yang didapatkan akan digunakan untuk perhitungan terhadap
variabel
Tabel 4. 1
Rata-rata & median nilai ASVI untuk kata kunci
Dalam penelitian kali
ini, Cross-Sectional Absolute Deviation (CSAD) akan dihitung
dengan persamaan 3.8. Nilai CSAD sendiri akan mencapai nilai minimum yaitu 0
(nol) ketika nilai dari return pasar sama dengan nilai dari return saham
individu. Adapun nilai CSAD akan bertambah apabila selisih dari return saham
individu dan market return semakin besar. Berikut adalah tabel dari
nilai CSAD dan market return:
Tabel 4. 2
Statistik deskriptif dari CSAD dan market return.
Berdasarkan tabel di
atas, nilai rata-rata dari market return harian adalah 0,02%. Adapun
nilai rata-rata dari CSAD adalah 0,0166. Nilai market return harian
memiliki nilai minimum yaitu -6,81% yang tercatat pada 9 Maret 2020. Sementara
itu, nilai market return harian memiliki nilai maksimum yaitu 9,70% yang
tercatat pada 26 Maret 2020. CSAD dan market return masing-masing
memiliki standar deviasi yaitu 0,0053 dan 0,0103. CSAD memiliki nilai skewness
dan kurtosis yaitu 1,9993 dan 10,2892. Sementara itu, market return memiliki
nilai skewness dan kurtosis yaitu -0,259 dan 7,1766. Adapun
grafik di bawah merupakan grafik perbandingan nilai CSAD dengan nilai market
return.
Gambar 4. 1
Plot nilai CSAD terhadap market return.
Berdasarkan persamaan
2.10, tren pertambahan nilai
Kemudian juga dilakukan
tes stationarity pada data CSAD maupun market return. Tes stationarity
dilakukan dengan menggunakan metode Augmented Dickey-Fuller. Berikut
adalah tabel dari hasil uji stationarity dengan menggunakan metode Augmented
Dickey-Fuller:
Tabel 4. 3 Uji Augmented
Dickey-Fuller
untuk nilai CSAD.
Tabel 4.
4
Uji Augmented Dickey-Fuller untuk nilai market return.
����������� Berdasarkan
hasil uji Augmented Dickey-Fuller terhadap nilai CSAD dan market
return. Diketahui bahwa nilai market return bersifat stasioner untuk
seluruh jenis tes dengan siginifikansi statistik pada level 1%. Sementara itu,
nilai CSAD bersifat stasioner dengan setidaknya mencapai signifikansi statistik
pada level 10% untuk seluruh jenis tes. Berdasarkan
hasil uji Augmented Dickey-Fuller yang telah dilakukan, dapat
disimpulkan bahwa baik nilai CSAD maupun market return bersifat
stasioner dan dapat digunakan dalam penelitian kali ini.
Dalam
penelitian kali ini, pure herd behavior akan dianalisis dengan
menggunakan persamaan 2.10. Berdasarkan formula 2.10, nantinya keberadaan pure
herd behavior dapat dianalisis dari nilai
Tabel 4. 5 Hasil perhitungan CSAD terkait pure herd behavior
Berdasarkan
tabel di atas,
Dalam
penelitian kali ini, keberadaan herd behavior yang dipengaruhi oleh investor
attention akan dianalisis dengan menggunakan persamaan 3.4. Berdasarkan persamaan
3.4, nantinya keberadaan herd behavior yang dipengaruhi oleh investor
attention dapat dianalisis dari nilai
Tabel 4. 6
Hasil perhitungan CSAD terkait keberadaan herd behavior yang dipengaruhi oleh investor attention.
Berdasarkan
tabel di atas,
Dalam penelitian kali ini,
keberadaan herd behavior saat market return negatif akan
dianalisis dengan menggunakan persamaan 3.5. Berdasarkan persamaan 3.5,
nantinya keberadaan herd behavior saat market return negatif
dapat dianalisis dari nilai
Tabel 4. 7 Hasil perhitungan CSAD terkait herd behavior saat market return negatif.
Berdasarkan
tabel di atas,
Dalam
penelitian kali ini, keberadaan herd behavior dalam periode bearish
market COVID-19 akan dianalisis dengan menggunakan persamaan 3.6.
Berdasarkan formula 3.6, nantinya keberadaan herd behavior dalam periode
bearish market COVID-19 dapat dianalisis dari nilai
Tabel 4. 8 Hasil perhitungan CSAD terkait herd behavior dalam periode bearish market COVID-19.
Berdasarkan tabel di atas,
Dalam penelitian kali
ini, keberadaan herd behavior dalam periode bullish market COVID-19
akan dianalisis dengan menggunakan persamaan 3.7. Berdasarkan formula 3.7,
nantinya keberadaan herd behavior dalam periode bullish market COVID-19
dapat dianalisis dari nilai
Tabel 4. 9
Hasil perhitungan CSAD terkait herd behavior dalam periode bullish market COVID-19.
Berdasarkan
tabel di atas,
Kesimpulan
berdasarkan
hasil analisis yang sudah dilakukan, didapatkan kesimpulan dari penelitian
sebagai berikut: (1) Tidak ditemukan keberadaan pure-herd behavior pada Bursa
Efek Indonesia. Hal ini berlawanan dengan penelitian sebelumnya, yang
menyatakan bahwa di negara berkembang, investor cenderung melakukan mimicking
trades di pasar modal yang disebabkan oleh keterbatasan informasi dan
rendahnya literasi keuangan
Copyright holder: Doni Farhanto (2022) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |