Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN:
2548-1398
Vol. 7, No. 09, September 2022
PEMANFAATAN PUPUK HAYATI TERHADAP
PENINGKATAN PERTUMBUHAN DAN
HASIL KACANG TANAH (ARACHIS HYPOGEA
L.)
Edward Bahar, Al Muzafri, Faizal
Staf Pengajar
Fakultas Pertanian Program Studi Agroteknologi Universitas Pasir Pengaraian,
Indonesia
Mahasiswa Fakultas Pertanian Program Studi Agroteknologi Universitas
Pasir Pengaraian, Indonesia
E-mail: [email protected]
Abstract
Kacang tanah (Arachis hypogea L.) merupakan salah satu tanaman pangan
penting di Indonesia dan memiliki peran strategis dalam perekonomian nasional,
di Provinsi Riau produksi kacang tanah pada tahun 2016 mencapai 913 ribu ton,
namun produksi menurun pada tahun 2017 menjadi 798 ribu ton sedangkan kebutuhan
pangan untuk komoditas kacang tanah di Riau meningkat pada tahun 2018,� mencapai 6.474 ton. Penurunan luas panen
kacang tanah antara lain disebabkan oleh kurangnya pengetahuan petani tentang
manfaat pupuk hayati. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
produksi kacang tanah adalah dengan menerapkan pupuk hayati untuk meningkatkan
pertumbuhan dan hasil tanaman kacang tanah (Arachis hypogea L.). Penelitian ini
dilaksanakan di Desa Lenggadai Hulu, Kecamatan Rimba Melintang, Kabupaten Rokan
Hilir. Penelitian ini dilakukan dalam waktu 4 bulan dari April hingga Juli
2022. Penelitian ini menggunakan
Completely Randomized Design (CRD) yang meliputi 4 perlakuan dan 3 ulangan.
Setiap perlakuan terdiri dari 5 sampel observasi sehingga diperoleh 60 unit
observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi pupuk hayati
berpengaruh signifikan terhadap semua parameter yang diamati yaitu tinggi
tanaman, umur berbunga, umur panen, jumlah polong, persentase polong berbuah,
bobot polong, bobot biji dan bobot biji 100. Perlakuan terbaik pada konsentrasi
pupuk hayati 90 ml/l air.
Kata kunci: Kacang tanah, pupuk hayati, pertumbuhan dan hasil tanaman
Abstract
Peanut
(Arachis hypogea L.) is one
of the important food crops
in Indonesia and
has
a strategic role in the national economy, in Riau Province
the production of peanuts in 2016 reached
913 thousand tons, but production decreased in 2017 to
798 thousand tons
while the need for food for the peanut commodity in Riau increased in 2018,
reaching 6,474 tons. The decrease in peanut harvested area was partly
due to farmers'
lack of knowledge about the benefits of biological fertilizers. One
of the efforts that can be made to increase peanut production is by
applying biological fertilizers to increase the growth and yield of peanut plants
(Arachis hypogea L.). This research
was
carried out in Lenggadai Hulu Village, Rimba Melintang
District, Rokan Hilir
Regency. This research was conducted within 4 months from April to July 2022.
This study used a Completely Randomized Design (CRD) which included 4 treatments and 3 replications. Each treatment consisted of 5 observation samples so that 60 units
of observation were
obtained. The results showed that the concentration of biological
fertilizers had a significant effect on all observed parameters, namely
plant height, flowering age, harvesting age,
number of pods, percentage of fruitful pods, pod weight, seed weight and 100 seed weight. The
best
treatment at the concentration of
biological fertilizers 90 ml/l
water.
Keywords: Peanuts,
Biofertilizer,
Growth and Results
Plant
Pendahuluan
Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) termasuk dalam tanaman pangan yang penting
di Indonesia dan
berperan strategis bagi perekonomian
nasional, dikarenakan kacang tanah memiliki fungsi yang multiguna yakni selaku sumber pangan, pakan dan bahan baku
dalam perindustrian. Permintaan
konsumen terhadap produk
yang
bahan bakunya kacang tanah di Riau meningkat pesat dengan beragam macam olahan
berbahan kacang tanah. Bentuk produk olahan berbahan kacang tanah ini seperti selai, permen, dan minyak kacang tanah serta cookis,
brownis dan juga minuman sari
kacang, meskipun permintaan
pasar
kacang tanah bernilai tinggi.
Pada
kacang tanah ini mempunyai kandungan gizi yang
tinggi, seperti karbohidrat 21,1 g, vitamin B1 0,30 mg, vitamin C3 mg, kalsium 58 mg dan pospor 335
mg/100 g. Disamping itu berupa protein yang kadarnya 25 g/100 g. Protein kacang
tanah termasuk protein nabati yang bermutu tinggi, sangat dibutuhkan dalam pertumbuhan
anak, dan orang yang mengurangi konsumsi daging. Selanjutnya kadar lemak dalam kacang
tanah sebanyak 43 g/100 g. Kacang tanah termasuk asam lemak tak jenuh yang tinggi
yang bisa menyurunkan kolesterol darah. Disamping itu, kacang tanah juga dapat
mencegahan penyakit jantung (Astawan, 2018).
Kacang tanah merupakan komoditas berbagai fungsi dalam bioindustri karena
disamping dspst dimakan langsung dalam berbentuk biji segar dan juga bisa digunakan
untuk bahan baku industri beragam olahan makanan dan minyak nabati, serta bungkil
kacang tanah dapat digunakan untuk pakan ternak, sehingga dengan berkembangnya industri
pangan dan pakan ternak maka permintaan akan kacang tanah di Indonesia mengalami
peningkatan. Peningkatan pemakaian kacang tanah ini mejadi peluang pasar yang besar
untuk mengembangkan produksi kacang tanah (Swastika, 2019). Menurut Marzuki
(2020) bahwa kacang tanah banyak dikomsumsi masyarakat dikarenakan dapat diolah
dalam beragam jenis makanan dan mempunyai nilai gizi yang tinggi. Kacang tanah juga
cenderung tahan akan serangan hama dikarenakan buah tanaman kacang ini berbentuk
polong dan tertanam di dalam tanah.
Menurut Suprapto (2018), terhambatnya peningkatan produksi kacang tanah
salah satu penyebabnya adalah pengelolaan lahan kurang maksimal sehingga
menyebabkan buruknya drainase dan airasi tanah akibatnya pertumbuhan dan
produksi tanaman kacang tanah menjadi tidak maksimal. Salah satu usaha yang dapat
dilakukan adalah untuk meningkatkan produksi kacang tanah adalah dengan memberikan
pupuk hayati. Pupuk hayati merupakan pupuk yang mengandung mikroba yang dapat meningkatkan
kesuburan tanah. Penggunaan mikroba dapat dilakukan dengan cara melarutkan posfat
dan mikro organisme sehingga dapat memperbanyak hara pospor dalam tanah, menstimulus
pertumbuhan akar sehingga dapat menyerap hara nitrogen dan popor yang lebih banyak.
Pemberian pupuk hayati Bioboost 22.5 ml/l air pada
tanaman kedelai dapat meningkatan
pertumbuhan dan hasil kedelai
(Lingga, 2008).
Metode
Penelitian
Penelitian
ini dilaksanakan
di Desa Lenggadai Hulu, Kecamatan Rimba
Melintang
Kabupaten Rokan
Hilir. Waktu yang
digunakan dalam
penelitian
ini adalah 4 bulan terhitung dari
bulan April sampai Juli
2022. Adapun bahan yang yang digunakan
dalam penelitian ini
meliputi benih kacang
tanah (varietas
Kancil) dan pupuk hayati (Bioboost)
beberapa komposisi bioboost
adalah bakteri Azotobacter sp,
bakteri Azospirilium sp,
bakteri Bacillus sp, bakteri Cytophaga sp dan
bakteri Pseudomonas sp, adapun
tanah yang digunakan
untuk penelitian
ini adalah jenis tanah Podzolik Merah Kuning (PMK) Kemudian peralatan yang akan digunakan yaitu cangkul, tajak,
parang,
polybag, garu, gunting, gembor,
handsprayer, meteran, martil, timbangan, kamera digital, kertas label
dan alat-alat tulis.
Rancangan yang digunakan
dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap
(RAL) yang
meliputu 4 perlakuan dan 3 ulangan. Setiap
pelakuan terdiri dari 5
sampel pengamatan
sehingga diperoleh 60 satuan pengamatan. Pupuk
hayati yang diaplikasikan pada penelitian ini dengan beberapa perlakuan yaitu P0 =
tanpa pupuk hayati (kontrol), P1 =
pupuk hayati 22.5 ml/l
air, P2 = pupuk
hayati 45 ml/ l air dan P3 = pupuk hayati
90 ml/l air.
Adapun cara pengaplikasian yaitu dengan menyemprotkan
larutan pupuk hayati ke tanaman mulai dari pangkal bayang ke titik tumbuh
secara menyeluruh dan tidak terkontaminasi dengan tanaman kacang tanah di
sampingnya dengan cara membuat penghalang pada tanaman kacang tanah tersebut. Aplikasi
dilakukan sesuai dengan perlakuan yang dilaksanakan pada pagi hari jam 7-8 pagi.
Hasil dan Pembahasan
A.
Tinggi Tanaman kacang tanah
Rerata tinggi tanaman pada aplikasi pupuk hayati terhadap
tinggi tanaman kacang tanah ditunjukkan pada Gambar 1.
Gambar
1. Rerata tinggi
tanaman kacang tanah di berbagai akibat perlakuan pupuk hayati
Gambar 1 menunjukkan bahwa aplikasi pupuk hayati pada
berbagai perlakuan dapat meningkatkan tinggi tanaman kacang tanah pada pengamatan
umur 14 hst, 21 hst, 28 hst dan 35 hst. Aplikasi pupuk hayati pada setiap
konsentrasi meningkatkan tinggi tanaman kacang tanah pada pengamatan umur 35
hst cendrung lebih meningkat bila dibandingkan pada pengamatan umur 14 hst, 21
hst dan 28 hst.
Aplikasi pupuk hayati pada konsetrasi 90 ml/l air menunjukkan
berbeda nyata yaitu 46,21 cm pada pengamatan umur 35 hst, bila dibandingkan
dengan aplikasi pupuk hayati dengan kontrol, konsentrasi 22,5 ml/l air dan konsentrasi
45 ml/l air pada pengamatan umur 35 hst.
Peningkatan pertumbuhan
tinggi tanaman pada pengamatan umur 35 hst dengan konsentrasi pupuk hayati 90
ml//l air disebabkan karena pupuk hayati dengan konstrasi 90 ml/l air yang
diberikan karena pupuk hayati pada umur pengamatan 35 hst lebih tersedia bagi
tanaman kacang tanah karena pupuk hayati membuat ketersediaan hara lebih
meningkat dengan memperbaiki sifat fisik, kimi dan biologi tanah. Pupuk hayati mengandung
mikroorganisme yaitu Azotobacter sp.,
Azospirilium sp, Psedomonas sp, Bacillus
sp , dan Cytophaga sp yang dapat menyediakan unsur hara bagi tanaman sesuai
dengan fungsi masing mikroorganisme.
Menurut Nasahi (2010)
bahwa setiap mikroorganisme mempunyai fungsi masing-masing seperti Azotobacter
sp berfungsi untuk menambat N dan melarutkan fosfat, Azospirillium sp berperan sebagai penambat Nitrogen dan melarutkan
Fosfat, dapat menstimulir perkembangan akar dan hasil tanaman, Psedomonas sp berfungsi sebagai pelarut
fosfat dan kalium, Bacillus sp
berfungsi untuk melarutkan fosfat dan kalium, penghasil antibiotik dan
menstimulasi pertumbuhan tanaman, Cytophaga
sp berperan dalam menghasilkan enzim penghancur lignin dan selulosa secara
bersamaan serta mampu melarutkan fosfat, dengan demikian semakin banyak pupuk
hayati dan semakin lama waktu mikrooraganisme bereaksi akan semakin banyak
unsur hara yang diserap tanaman.
Peningkatan tinggi
tanaman juga
disebabkan oleh mikroorganisme yang terdapat dalam pupuk hayati yang menghasilkan
hormon-hormon seperti gilerellin sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan
tanaman termasuk peningkatan tinggi tanaman pada tanaman (Ma�aruf, 2016).
B.
Umur
Berbunga tanaman kacang tanah
Aplikasi pupuk hayati
menunjukkan berbeda nyata terhadap umur berbunga tanaman kacang tanah. Tabel 1
menunjukkan bahwa semakin tinggi perlakuan Aplikasi pupuk hayati menyebabkan semakin cepat umur berbunga.
��
Aplikasi pupuk hayati 90
ml/l air dengan umur berbunga 24,06 hari merupakan umur berbunga tercepat bila
dibandingkan dengan perlakuan kontrol, 22,5 ml/l air dan 45 ml/l air. Sesuai
dengan fungsi dari pupuk hayati yaitu penambat N, pelarut P dan tidak kalah penting
berfungsi sebagai fitur hormon dan perombakan bahan organik. Aplikasi pupuk
hayati 90 ml/l air menyebabkan semakin banyak penambatan N, pelarut P dan juga
meningkatkan hormon yang dapat mempercepat proses pembungaan pada kacang tanah.
Seperti pada tinggi tanaman, umur berbunga sangat erat hubungannya dengan mikroorganisme
yang ada dalam pupuk hayati. Mikroorganisme yang ada dalam pupuk hayati dapat
merombak bahan organik menjadi pupuk organik yang dapat tersedia bagi tanaman. Selain
itu mikroorganisme yang ada pada pupuk organik berfungsi sebagai hormon yang
dapat mempercepat umur berbunga.
Lactobacillus sp bersama Bacillus sp. adalah bakteri yang
dapat menghasilkan asam laktat sedangkan bakteri selulolitik dapat menghasilkan
enzim selulose, enzim-enzim ini berperan dalam proses penguraian bahan organik
tanah memecah komponen serat selulose dan lignoselulose dari limbah pertanian yang
meningkatkan hara tanah, memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah,
serta meningkatkan keragaman mikroba yang menguntungkan di dalam tanah (Wiyanto,
2009).
Mikroorganisme yang terkandung dalam biofertilizer umumnya kelompok mikroorganisme
penambat N, pelarut fosfat, perombak bahan organik, serta bakteri penghasil
fitohormon seperti giberelin,
sitokinin, dan auksin IAA (Indole-3-Acetic Acid) (Kartikawati et
al., 2017). Gibberelin berperan pada pembuahan dan pembungaan, pada proses pembuahan
giberelin dapat mempercepat kematangan buah sedangkan pada proses pembungaan
giberelin dapat mempercepat proses pembungaan (Naik et.al.,
2015).
C.
Umur Panen
tanaman kacang tanah
Hasil analisis sidik ragam menunjukan bahwa
umur panen tanaman kacang tanah dengan perlakuan pupuk hayati berpengaruh nyata
terhadap umur panen tanaman kacang tanah. Rerata umur panen tanaman kacang
tanah dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar
3.
Rerata umur panen tanaman kacang tanah akibat perlakuan pupuk hayati.
Muyasir, Nurhayati, Rika Husna (2022) menyatakanbahwa
pupuk hayati berpengaruh nyata pada tanaman jagung manis, selanjutnya Lingga
(2008) menyatakan bahwa dengan pemberian pupuk hayati dapat
mempercepat umur panen cabai merah pada konsentrasi 9 ml/l air.
D.
Jumlah
polong tanaman kacang tanah
Hasil analisis sidik
ragam menunjukan bahwa jumlah polong tanaman kacang tanah dengan perlakuan pupuk
hayati memperlihatkan berpengaruh nyata terhadap jumlah polong tanaman kacang
tanah. Rerata jumlah polong tanaman kacang tanah dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4. menunjukan aplikasi pupuk hayati berpengaruh
nyata terhadap jumlah polong tanaman kacang tanah. Dimana perlakuan pupuk
hayati 90 ml/l air dengan rata-rata jumlah polong tanaman kacang tanah 33.9
polong, sedangkan jumlah polong terendah didapat dari perlakuan pupuk hayati 0
ml/l air) dengan rata-rata jumlah polong pertanaman kacang tanah 19.19 polong. Jumlah polong tanaman kacang tanah pada
perlakuan pupuk hayati 90 ml/l air lebih baik dari perlakuan lainnya karena
hara tanaman kacang tanah dapat terpenuhi pemberian pupuk hayati.
Gambar
4.
Rerata jumlah polong tanaman kacang tanah akibat perlakuan pupuk hayati.
Pembentukan polong
tergantung pada tingkat kelembaban tanah dan penyediaan unsur hara terutama
pospor dan kalium untuk proses pembuahan dan pemasakan biji. Hal ini
sesuai pendapat A.Kurnia, Jaenudin, dan
Sungkawa (2019) yaitu pembentukan polong diperlukan kadar
kelembaban yang cukup tinggi selama beberapa waktu dan cukup unsur hara, akan
tetapi terlampau banyak air di dalam tanah juga akan menggangu proses
pembentukan polong.
E.
Persentase
polong bernas tanaman kacang tanah
Hasil analisis sidik ragam
menunjukan bahwa polong bernas tanaman kacang tanah dengan perlakuan pupuk
hayati memperlihatkan pengaruh nyata terhadap persentase polong bernas tanaman kacang
tanah. Rerata persentase polong bernas tanaman kacang tanah dapat dilihat pada
Gambar 5.
������ Gambar 5 menunjukan bahwa perlakuan pupuk hayati berpengaruh
nyata terhadap persentase polong bernas tanaman kacang tanah. Dimana perlakuan
hayati 90 ml/1 air dengan persentase polong bernas tanaman kacang tanah 89.99%,
Sedangkan persentase polong bernas terendah didapat dari perlakuan pupuk hayati
0 ml/l air dengan persentase polong benas tanaman kacang tanah 74.77%.
Persentase polong bernas mencerminkan indikasi keberhasilan pembentukan biji
pada tanaman kacang tanah. Penambahan bahan organik berupa pupuk hayati didalam
tanah telah meningkatkan aktivitas mikroorganisme dalam tanah, terutama
aktivitas mikro organisme yang berperan sebagai dekomposisi dan mineralisasi
menyebabkan ketersediaan unsur hara dalam tanah meningkat. Dengan terpenuhinya
hara sesuai dengan yang dibutuhkan oleh tanaman maka dapat mendukung proses
metabolisme dalam tubuh tanaman berlangsung dengan baik sehingga proses
tranlokasi bahan asimilasi ke polong akan semakin tinggi yang pada akhirnya
polong bernas yang dihasilkan akan lebih banyak.
Gambar
5. Rerata persentase
polong bernas tanaman kacang tanah akibat
perlakuan
pupuk hayati
Elfarisna, Rita Tri Puspitasari, Sukrianto (2018) hasil
penelitiannya bahwa pupuk hayati berpengaruh nyata pada persentase polong bernas tanaman kedelai.
Selanjutnya hasil penelitian Nasrun, Jalaludin, Herawati (2016) bahwa dengan
pemberian pupuk hayati dapat meningkatkan persentase polong bernas pada tanaman
kedelai pada konsentrasi 7 ml/l air.
F.
Bobot
polong/tanaman kacang tanah
Hasil analisis sidik ragam terhadap bobot polong tanaman kacang tanah
dengan perlakuan pupuk hayati memperlihatkan bahwa pengaruh utama perlakuan
pupuk hayati nyata terhadap bobot polong tanaman kacang tanah. Rerata bobot
polong tanaman kacang tanah dapat di lihat pada Gambar 6.
Gambar
6. Rerata bobot
polong tanaman kacang tanah akibat
perlakuan
pupuk hayat
Gambar 6 menunjukan bahwa perlakuan pupuk hayati berpengaruh nyata
terhadap bobot polong tananaman kacang tanah. Dimana perlakuan pupuk hayati 90
ml/l air dengan rerata bobot polong pertanaman kacang tanah 43,96 g sedangkan
bobot polong terendah didapat pada perlakuan pupuk hayati 0 ml/l air dengan
rata-rata bobot polong tanaman kacang tanah 25,95 g.
Tinggi nya bobot
polong tanaman kacang tanah pada perlakuan pupuk hayati 90 ml/l air tidak
terlepas dari perlakuan pupuk hayati yang diaplikasikan, pupuk hayati dapat
memberi respon yang baik terhadap pertumbuhan tanaman kacang tanah.
G.
�Bobot Biji / Tanaman kacang tanah
Hasil analisis sidik
ragam menunjukan bobot biji tanaman kacang tanah dengan perlakuan pupuk hayati
memperlihatkan bahwa pupuk hayati berpengaruh nyata terhadap bobot biji tanaman
kacang tanah. Rerata bobot biji tanaman kacang tanah dapat di lihat pada Gambar
7.
Gambar
7.
Rerata bobot biji tanaman kacang tanah akibat perlakuan pupuk hayati.
Menurut Sutedjo
(2012) bahwa pemberian bahan organik berpengaruh nyata meningkatkan bobot biji,
hal ini karena dikomposisi bahan organik akan melepas hara P, K, Ca dan Mg
dalam tanah, hara tersebut penting dalam pembentukan dan pengisian polong.
Dengan pemberian unsur P maka proses fotosintesis pada tanaman berjalan dengan
sempurna sehingga pembentukan biji dalam polong berjalan dengan baik.
H.
Bobot
100 Biji/Tanaman kacang tanah
Hasil analisis sidik ragam terhadap bobot 100 biji
tanaman kacang tanah dengan perlakuan pupuk hayati memperlihatkan bahwa pengaruh utama perlakuan
pupuk hayati nyata terhadap bobot 100 biji tanaman kacang tanah. Rerata bobot
100 biji tanaman kacang tanah dapat dilihat pada Gambar 8.
Gambar
8 Rerata bobot seratus biji tanaman
kacang tanah akibat perlakuan
pupuk hayati
Gambar 8 menunjukan
bahwa perlakuan pupuk hayati berpengaruh nyata terhadap bobot 100 biji tanaman
kacang tanah. Dimana perlakuan pupuk hayati 90 ml/l air dengan rerata bobot 100
biji tanaman kacang tanah 41,55 g, sedangkan bobot 100 biji tanaman terendah didapat
dari perlakuan pupuk hayati 0 ml/l air dengan rerata bobot biji tanaman kacang
tanah 33,87 g. Bobot 100 biji mencerminkan kualitas biji yang
dihasilkan oleh tanaman, semakin tinggi bobot 100 biji maka yang dihasilkan suatu tanaman maka
akan mencerminkan semakin baik kualitas hasil tanaman tersebut, selanjutnya hasil penelitian Kristiono et
al., (2020) bahwa dengan pemberian pupuk hayati dapat meningkatkan produksi
tanaman kedelai.
Unsur hara mikro
seperti Zn, Cu, Mg, dan Fe, juga dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhan akan
tetapi, kebutuhan yang diperlukan dalam sejumlah sedikit. Pertumbuhan dan
perkembangan akan lebih baik jika jumlah unsur hara yang diberikan sesuai
kebutuhan. Pemberian dosis pupuk yang tidak sesuai akan berpengaruh terhadap
pertumbuhan tanaman (Sutedjo, 2012).
Kesimpulan
����������� Berdasarkan hasil penelitian
dapat disimpulkan bahwa pupuk hayati memberikan pengaruh nyata terhadap tinggi
tanaman, umur berbunga, jumlah polong, persentase polong bernas, bobot polong, bobot biji dan bobot 100 biji. Perlakuan pupuk hayati yang baik digunakan dalam penelitian
ini yaitu 90 ml/l air sudah menunjukan perbedaan
yang nyata terhadap setiap parameter kacang tanah.
BIBLIOGRAFI
Astawan, 2018. Kacang tanah dapat menurunkan kolestrol
dan mencegah penyakit jantung.
Swastika, 2019. Meningkatnya
penggunaan kacang tanah merupakan peluang besar bagi pengembangan produksi
kacang tanah.
Marzuki, 2020. Bertanam Kacang Tanah. Edisi Revisi.
Penebar Swadaya. Jakarta.
Suprapto. 2018.Bertanam Kacang Tanah (Arachis
hypogaea L.). Penebar Swadaya. Jakarta. 33 hal.
Lingga, 2008. Petunjuk
penggunaan pupuk. penebar swadaya. Jakarta
Nasahi,
Ceppy. 2010. Peran Mikroba Dalam Pertanian Organik. Bandung: Universitas
Padjajaran. Fakultas Pertanian
Ma�aruf,
Amar. 2016. Pertumbuhan dan produksi Tanaman Sawi Dengan Pemberian Bokasi,
Jurnal Agrisistem 4(2) : 75-80.
Wiyanto,
N., 2009, Cara Berbudidaya: Budidaya Yang Ramah Lingkungan dan Berkelajutan.
Balai Penelitian Tanah. Bogor.
Kartikawati,
A., Trisilawati, O., & Darwati, I. (2017). Pemanfaatan Pupuk Hayati
(Biofetilizer) Pada Tanaman Rempah dan Obat. Jurnal Prespektif, 16(1), 33�43
Naik
PK, Swain BK, and Singh NP. 2015. Hydroponics: its feasibility as an
alternative to cultivated forages. In Eco-Responsive Feeding and Nutrition:
Linking Livestock and Livelihood.
Hidayati,
N. 2019. Efektivitas pupuk hayati pada berbagai lama simpan terhadap
pertumbuhan tanaman padi (Oryza sativa) dan jagung (Zea mays). Skripsi. Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor. Bogor
Sutedjo,
M.M. 2012. Pupuk dan Cara Pemupukan. Rineka Cipta. Jakarta. 177 hal
Kristiono et al.,
2020. Kesesuaian
Varietas, Jenis Pupuk Organik dan Pupuk Hayati untuk Peningkatan Produktivitas
Kedelai di Lahan Pasang Surut. Buletin Palawija
Vol. 18 No. 2, Oktober 2020
Nasrun, Jalaludin, Herawati
(2016) Pemanfaatan Limbah Kulit Pisang Barangan
Sebagai Bahan Pembuatan Pupuk Cair Vol 5 No 2 Jurnal Teknologi Kimia
Unimal
Copyright holder: Edward
Bahar, Al Muzafri, Faizal (2022) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |
�