Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN:
2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 8, No. 8, Agustus
2023
ANALISIS
EKSPOR KOPI INDONESIA
Heppi Syofya
Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi Sakti Alam Kerinci
E-mail: [email protected]
Abstrak
Dalam perekonomian suatu negara, salah satu aspek yang harus dipenuhi adalah perdagangan internasional. Perdagangan internasional menjadi daya dorong dalam
mencapai taraf perekonomian secara menyeluruh untuk meningkatkan potensi yang dimiliki suatu negara. Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis
ekspor kopi Indonesia tahun
2012-2021 dengan metode kuantitatif dengan model regresi linier berganda. Data dalam penelitian ini bersumber dari
Badan Pusat Statistik dan Bank Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa luas lahan
perkebunan, jumlah produksi kopi, harga kopi
Indonesia, PDB per kapita, inflasi
dan nilai tukar tidak berpengaruh signifikan terhadap ekspor kopi Indonesia. Dengan mengacu pada hasil ini, maka ekspor
kopi Indonesia masih belum mampu didorong oleh vaiabel penelitian yang sebenarnya menjadi harapan dalam mencapai
tingkat ekspor yang tinggi. Untuk itu,
diperlukan kebijakan agar ekspor kopi Indonesia bisa bersaing secara kualitas, harga serta bermitra dengan negara yang menjadi sumber utama dalam
melakukan perdagangan internasional.
Kata kunci: Ekspor; Luas Lahan Perkebunan; Jumlah
Produksi; Inflasi; Nilai Tukar; Regresi Linier Berganda.
Abstract
In a country's economy, one aspect that must be fulfilled
is international trade. International trade is a driving force in achieving an
overall economic level to increase the potential of a country. The purpose of
this study is to analyze Indonesia's coffee exports in 2012-2021 using quantitative
methods with multiple linear regression models. The data in this study comes
from the Central Bureau of Statistics and Bank Indonesia. The results showed
that the area of plantation land, total coffee production, Indonesian coffee
price, GDP per capita, inflation and exchange rate had no significant effect on
Indonesian coffee exports. With reference to these results, Indonesian coffee
exports are still unable to be driven by research variables which are actually
the hope in achieving high export levels. For this reason, policies are needed
so that Indonesian coffee exports can compete in quality, price and partner
with countries that are the main source of international trade.
Keywords: Export; Plantation Land Area; Production Quantity; Inflation;
Exchange Rate; Multiple Linear Regression.
Pendahuluan
Perdagangan internasional
merupakan faktor penting dalam laju
perekonomian suatu negara. Keunggulan absolut menjadi dasar dalam
perdagangan antar negara.
Ketika satu negara lebih efisien daripada yang lain dalam produksi satu komoditas tetapi kurang efesien
daripada negara lain dalam memproduksi komoditas kedua negara sehingga manfaat yang diterima oleh
masing-masing negara mengkhususkan diri dalam produksi
komoditas yang memiliki keunggulan absolut dan bertukar hasil dengan negara yang minim keunggulan
absolut. Dengan adanya konsep saling
mengisi kekeurangan dalam perdagangan internasional, maka komoditas yang didapatkan memiliki kualitas yang sesuai dengan kebutuhan
suatu negara (Salvatore,
2014).
Selain itu, tujuan dari
setiap negara dalam melakukan perdagangan internasional dilakukan untuk mendapatkan komoditas yang tidak dimiliki oleh suatu negara sehingga proses ini akan menghasilkan keunggulan komparatif di suatu negara. Manfaat utama dari perdagangan internasional adalah untuk meningkatkan kemakmuran dengan cara setiap negara berkesempatan untuk mengefisiensikan spesialisasi produksi barang dan jasa (Latumaerissa,
2015).
Menurut Dritsaki
(2013) ekspor
merupakan mesin pengerak yang mendorong pertumbuhan ekonomi dan membuka peluang investasi dalam perekonomian semua negara. Suatu negara dianggap mampu untuk melakukan
kegiatan ekspor ketika komoditas melebihi kebutuhan domestik serta adanya permintaan dari negara yang membutuhkan komoditas. Peningkatan perdagangan antar negara ditentukan oleh hambatan perdagangan. Ekspor juga dapat membantu semua negara dalam menjalankan usaha-usaha pembangunan melalui promosi serta penguatan
sektor ekonomi yang mengandung keunggulan absolut dan komparatif, seperti ketersediaan sumber daya alam,
teknologi dan tenaga kerja.
Dalam hal ini, keuntungan
yang diperoleh dari kegiatan ekspor menambah pendapatan suatu negara untuk skala yang lebih luas. Upaya perdagangan banyak dilakukan oleh negara, tidak hanya kepentingan
ekonomi tetapi juga kepentingan lainnya. Salah satu negara yang melakukan perdagangan internasional adalah Indonesia. Indonesia merupakan
negara di kawasan Asia yang dikenal
memiliki kekayaan sumber daya alam
melebihi negara lain.
Potensi ini tentunya harus dimanfaatkan demi sebagai faktor penentu dalam memperluas cakupan perdagangan agar perekonomian Indonesia dapat tumbuh (Sani
et al., 2021). Negara berkembangan
seperti Indonesia harus mampu meningkatkan taraf perekonomian sehingga kesejahteraan dapat dirasakan oleh lapisan masyarakat, terlebih dengan kekayaan alam yang dimiliki, Indonesia lebih menitiberatkan kegiatan ekonomi dari sisi
pertanian. Ada banyak produk komoditas pertanian yang dihasilkan oleh
Indonesia, seperti kopi, teh,
kelapa sawit, tebu, karet, kakao,
beras, bawang, cabai dan tumbuhan sayuran lainnya (Purwanto
et al., 2021).
Kopi merupakan salah satu komoditas perdagangan penting yang banyak dibudidayakan, terutama di negara
berbasis pertanian, salah satunya di Indonesia. Tanaman
kopi sangat penting dari
dua aspek, pertama dari sisi produksi.� Komoditas ini menjadi tulang
punggung perekonomian dengan mengandalkan bahwa mentah serta
penyerapan tenaga kerja. Kedua, dari
sisi perdagangan. Selain minyak bumi, kopi menjadi komoditas penting yang mempunyai tingkat permintaan yang tinggi di pasar global (Lubis
& Rahmani, 2023);(Sitanini
et al., 2020).
Menurut Kusuma & Firdaus (2015) kopi menjadi
salah satu komoditas perkebunan Indonesia dengan
volume produksi terbesar keenam setelah kelapa sawit, karet,
tebu, kelapa dan kakao. Tingginya produksi kopi tersebut menempatkan Indonesia sebagai produsen kopi terbesar ketiga di dunia dan masuk ke dalam empat
pemasok kopi terbesar di
dunia bersama Brazil, Kolombia,
dan Vietnam.
Iklim tropis di Indonesia menempatkan
wilayah yang luas seperti pegunungan, ketersediaan air, kesuburan tanah curah hujan menjadi
faktor penentu produksi kopi di Indonesia. Komoditi
kopi Indonesia mempunyai potensi
yang sangat besar untuk bersaing dalam upaya menghasilkan devisa negara, maka perlu dilakukan optimalisasi pengembangan dan keberlanjutan agar komoditas kopi
ini dapat bersaing di pasar global.
Berdasarkan publikasi
dari Badan Pusat Statistik
(2021) produksi kopi tahun
2019 sampai dengan 2021 cenderung meningkat. Tahun 2019 produksi kopi sebesar 752,51 ribu ton naik menjadi 762,38 ribu ton pada tahun 2020 atau naik sebesar 1,31 persen. Tahun 2021 produksi kopi naik menjadi 786,19 ribu ton atau meningkat sebesar 3,12 persen. Produksi kopi tahun 2021 terbanyak di Provinsi Jawa Timur mencapai 4,23ton atau 79,52 persen dari total produksi kopi di Indonesia. Sedangkan
produksi kopi terbanyak di
Sumatera Selatan yaitu sebesar
211,68ton atau sebesar
27,11 persen dari produksi nasional.
Volume ekspor kopi sepuluh tahun terakhir cenderung berfluktuasi, dengan perkembangan berkisar antara (-) 40,15 persen sampai dengan
28,25 persen. Pada tahun
2012 total volume ekspor mencapai
449 ribu ton turun menjadi 387 ribu pada tahun 2021. Berbeda dengan volume ekspor, total nilai ekspor cenderung
mengalami penurunan, pada tahun 2012 total nilai sebesar US$ 1 250 juta menurun menjadi US$ 859 juta. Produksi kopi Indonesia sebagian besar diekspor ke mancanegara
dan sisanya dipasarkan di dalam negeri.
Ekspor kopi Indonesia menjangkau lima benua yaitu Asia, Afrika, Australia, Amerika, dan Eropa dengan pangsa
utama di Eropa. Pada tahun 2021, lima besar negara pengimpor kopi Indonesia adalah
United States, Egypt, Spain, Malaysia, dan Japan. Volume ekspor
ke United States mencapai
57,70 ribu ton atau 14,90 persen dari total volume ekspor kopi Indonesia dengan nilai US$ 194,82 juta. Volume ekspor kopi terbanyak kedua ke Egypt sebesar 48,52 ribu ton atau 12,53 persen dengan nilai US$ 89,08 juta.
Ketiga adalah
Spain dengan volume ekspor sebesar 33,04 ribu ton atau 8,53 persen dengan nilai US$ 57,54 juta. Keempat adalah
Malaysia dengan volume ekspor
30,74 ribu ton atau sekitar 7,94 persen dengan nilai US$ 53,96 juta. Kelima adalah
Japan dengan volume ekspor
27,30 ribu ton atau 7,05 persen dari total volume ekspor kopi alam dengan nilai US$ 65,51 juta. Untuk melihat
perkembangan ekspor
Indonesia secara keseluruhan
dari sisi migas dan non-migas dapat melihat tabel
1 di bawah ini.
Tabel 1
Perkembangan
Ekspor Migas dan non-Migas Indonesia 2012-2021
Tahun |
Ekspor
Migas-NonMigas (Juta USD) |
Pertumbuhan (%) |
Ekspor
Migas -Non-Migas (Ton) |
Pertumbuhan (%) |
2012 |
190.020 |
(-6.62) |
600.136 |
1.24 |
2013 |
182.551 |
(-3.93) |
700.005 |
16.64 |
2014 |
175.980 |
(-3.59) |
549.465 |
(-21.50) |
2015 |
150.366 |
(-14.55) |
508.827 |
(-7.39) |
2016 |
145.134 |
(-3.47) |
511.728 |
0.57 |
2017 |
168.828 |
16.32 |
545.846 |
6.66 |
2018 |
180.012 |
6.62 |
608.907 |
11.55 |
2019 |
167.683 |
(-6.84) |
654.475 |
7.48 |
2020 |
163.191 |
(-2.67) |
579.678 |
(-11.42) |
2021 |
231.609 |
41.92 |
621.667 |
7.24 |
Sumber:
Badan
Pusat Statistik 2022
Dari tabel 1 di atas, dapat dijelaskan bahwa ekspor Indonesia berdasarkan satuan mata uang mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun,
seperti tahun 2012 sebesar 190.020 USD, turun menjadi 182.551 USD atau persentase penurunan sebesar -3.93%. Ekspor ini terus mengalami
penurunan sampai tahun 2016 sebesar 145.134 USD dengan persentase penurunan sebesar -3.47%. Di samping itu, ekspor
mengalami kenaikan tahun 2017 sebesar 168.828 USD dengan persentase peningkatan sebesar 16.32%.
Kemudian, tahun
2018 juga mengalami peningkatan
sebesar 180.012 USD dengan persentase kenaikan sebesar 6.62%. Walaupun ekspor tahun 2019 dan 2020 mengalami penurunan, tetapi ekspor tahun
2021 menunjukkan kinerja
yang baik sebesar 231.609% dengan persentase peningkatan sebesar 41.92%.
Ekspor Indonesia berdasarkan
jumlah komoditas satuan ton menunjukkan kondisi yang berfluktuasi. Tahun 2012 ekspor sebesar 600.136 ton, kemudian mengalami kenaikan tahun 2013 sebesar 700.005ton dengan persentase kenaikan sebesar 16.64%. Ekspor mengalami penurunan sampai tahun 2015 sebesar 508.827ton dengan persentase penurunan sebesar -7.39%.
Peningkatan ekspor
terjadi ditahun berikutnya sebesar 511.728ton dengan persentase kenaikan sebesar 0.57% pada tahun 2016. Di samping itu, tahun 2019 mempunyai peningkatan ekspor tertinggi sebesar 654.475ton dengan persentase kenaikan sebesar 7.48%. Untuk melihat data perkembangan ekspor kopi Indonesia dapat melihat tabel 2 dibawah ini:
Tabel 2
Perkembangan
Ekspor Kopi Indonesia 2012-2021
Tahun |
Ekspor
(Nilai FOB) Juta USD |
Pertumbuhan
(%) |
2012 |
1.243.825 |
20.20 |
2013 |
1.166.179 |
(-6.24) |
2014 |
1.030.716 |
(-11.61) |
2015 |
1.189.551 |
15.41 |
2016 |
1.000.620 |
(-15.88) |
2017 |
1.175.393 |
17.46 |
2018 |
806.878 |
(-31.35) |
2019 |
872.355 |
8.11 |
2020 |
809.158 |
(-7.24) |
2021 |
849.373 |
4.96 |
Sumber: Badan Pusat Statistik 2022
Berdasarkan tabel
2 diatas, dapat dilihat bahwa ekspor
kopi Indonesia cenderung mengalami
penurunan selama rentan penelitian. Pada tahun 2012 ekspor kopi Indonesia sebesar 1.243.825 US$. Kemudian, terus mengalami penurunan sampai tahun 2014 sebesar 1.030.716 US$ dengan persentase penurunan sebesar -11.61%. Kenaikan ekspor terjadi pada tahun 2015 sebesar 1.189.551 US$ dengan persentase peninkatan sebesar 15.41%.
Meskipun begitu,
tahun 2016 kembali mengalami penurunan sebesar 1.100.620 US$ dengan persentase penurunan sebesar -15.88%. Perkembangan ekspor yang lebih mengejutkan terjadi tahun 2018 dengan penurunan yang signifikan sebesar 806.878 US$ dengan persentase penurunan sebesar -31.35% serta tahun 2020 sebesar 809.158 US$ dengan persentase penurunan sebesar -7.24%.
Beberapa penelitian
telah dilakukan untuk mengkaji bagaimana perkembangan ekspor kopi dalam berbagai metode penelitian, seperti dari Hussien (2015) dalam upaya menyelidiki ekspor kopi di Ethiopia. Hasil penelitian
mengemukakan bahwa dalam jangka pendek,
nilai tukar rill, investasi asing serta pendapatan rill mampu menentukan tingkat ekspor kopi. Sedangkan, dalam jangka panjang elastisitas harga menentukan ekspor kopi di
Ethiopia. Ademe & Yismaw (2013) menganalisa
ekspor kopi di Ethiopia. Penelitian
ini menyimpulkan bahwa variabel nilai tukar, jumlah
penduduk, investasi asing mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap ekspor kopi di Ethiopia.
Penelitian dilakukan
oleh Manalu (2020) dengan
menganalisa perkembangan ekspor kopi di Indonesia. Hasil penelitian
menemukan bahwa variabel harga impor kopi di Amerika Serikat, Malaysai, Singapura serta harga ekspor kopi Vietnam, Brazil
dan Kolombia berpengaruh dalam jangka pendek
maupun jangka panjang dalam mendorong
eskpor kopi di Indonesia.
Negara ASEAN seperti Malaysia, Filipina, Singapura dan Thailand menemukan ekspor kopi di
Indonesia secara signifikan
dipengaruhi oleh pendapatan
per kapita, harga kopi, produksi kopi, nilai tukar rill dan konsumsi domestik. Meiri et al (2013) menganalisa
tentang perdagangan kopi
Indonesia ke negara Afrika. Potensi
perdagangan ke negara
Aljazair dan Mesir sangat penting bagi
komditas kopi di Indonesia. Di samping
itu, variabel PDB per kapita, nilai tukar
dan produksi kopi berpengaruh
signifikan terhadap elspor kopi di Indonesia.
Sahat (2018) menganalisa
perkembangan ekspor kopi di
Indonesia. Dengan bukti bahwa PDB per kapita negara
importer berpengaruh negatif,
sedangkan nilai tukar, PDB Indonesai dan kerja sama internasional
berpenagruh positif terhadap perkembangan ekspor kopi di Indonesia. Irmawati
& Indrawati (2022) menunjukkan
bahwa ekspor kopi Indonesia
masih kalah saing dengan ekspor
kopi Vietnam yang mempunyai kualitas
serta perluasan pasar yang memadai.
Penelitian yang sama
dilakukan oleh Alexander & Nadapdap
(2019) mengemukakan
bahwa Jepang merupakan pasar potensial bagi eskpor kopi di Indonesia. Namun, kualitas kopi di Indonesia
masih kalah dengan Brazil, Kolombia dan
Vietnam yang mempunyai ekspor
lebih tinggi jika dibandingkan dengan Indonesia. Maka dari itu, peningkatan ekspor kopi perlu menjadi perhatian lebih agar mengalami pertumbuhan yang signifikan.
Haryadi & Nopriyandi (2017) mengemukakan
bahwa perkembangan ekspor kopi di Indonesia mempunyai
potensi untuk terus meningkatkan produksi dalam beberapa tahun ke depan sehingga
kebutuhan akan komoditas kopi baik domestik maupun global dapat terpenuhi dengan kualitas yang baik. Jhon (2020) meneliti
tentang pengembangan ekspor kopi di Indonesia.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekspor kopi Indonesia dipengaruhi oleh diversifikasi produk unggulan kopi, harga kopi internasional dan jumlah produksi kopi sehingga komoditas ini menjadi unggulan
untuk menigkatkan taraf perekonomian. Penelitian Maulani &
Wahyuningsih (2021) menemukan
bahwa variabel makroekonomi Amerika Serikat seperti inflasi, harga kopi dan jumlah penduduk dapat mempengaruhi secara positif ekspor kopi Indonesia di
negara tersebut.
Metode Penelitian
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang berupa data berskala nasional dan internasional. Data sekunder yang
digunakan berupa data time
series yaitu data yang berbentuk
runtun waktu selama tahun penelitian
dari 2012-2021. Data bersumber
dari Badan Pusat Statistik
dan Bank Indonesia. Metode analisis yang digunakan adalah Analisis Regresi Linier Berganda.
Model analisis yang dipakai dalam penelitian
ini adalah regresi linier berganda yang digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen terhadap variaebel dependen. Persamaan dasar regresi linier berganda dapat ditujukan sebagai berikut:
Dimana:
�Y ������ : variabel dependen
�β ������� : koefisien variabel,
X ������� : variabel independen,
i
��������� : objek
penelitian (i = 1, 2, �, N)
t ��������� : periode waktu (t = 1,2, �, N)
ε
�������� : standar
error.
Maka,
persamaan regresi linier berganda dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
���.���....
(2)
Keterangan:
Y ������� : Ekspor Kopi
Indonesia (FOB) USD
LLA1� : Luas Lahan Perkebunan (Ribu
Ha)
JUP2�� : Jumlah Produksi Kopi (Ton)
HKI3�� : Harga Kopi Indonesia
PDB4� : PDB Per Kapita
INF5�� : Inflasi
NT6 ��� : Nilai Tukar
t ��������� : Satuan tahun (2012-2021)
i ��������� : Indonesia
�β_0���� :
Konstanta
�β_1��
β_6���� : Koefisien
Variabel LLA1, JUP2, HKI3, PDB4, INF5, NT6
ε_it��� � : Eror Term
Uji
t��
Setelah melakukan uji koefisien regresi linier berganda maka selanjutnya
akan mengetahui hasil koefisien regresi secara parsial dari variabel
yang digunakan. Pengambilan
keputusan dalam pengujian ini dilihat
dari perbandingan nilai t-hitung dengan t-tabel atau dengan melihat
nilai probabilitas dari t-hitung. Jika nilai t-hitung > t-tabel atau jika
nilai probabilitas t <
α = 0,05 maka keputusan
menolak H0 adalah signifikan, sedangkan menerima H0 tidak signifikan. Dengan hipotesis sebagai berikut:
Secara parsial (Uji-t):� ���� H0: βi = 0
������� ��������������������������������������� Ha: βi ≠ 0
Uji F
Uji-F dilakukan untuk menguji pengaruh masing-masing variabel independen secara simultan. Dengan kriteria pengujiannya seperti nilai Fhitung > Ftabel atau nilai probabilitas Fstatistik < taraf signifikasi, maka keputusan menolak H0 signifikan, sedangkan menerima H0 adalah tidak signifikan. Dengan hipotesis sebagai berikut:
Secara simultan (Uji- F):������� H0: β1 = β2 = β3 = β4 = β5 = β6 = 0
��� ������������������������������������������� �Ha: β1 ≠ β2 ≠ β3 ≠ β4 ≠ β5 ≠ β6� ≠ 0
Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (
Hasil dan Pembahasan
Dari estimasi di atas, variabel luas lahan perkebunan
tidak berpengaruh signifikan terhadap ekspor kopi Indonesia. Luas lahan
perkebunan di Indonesia yang dikenal
sebagai negara agraris harusnya mampu meningkatkan ekspor komoditas. Tetapi, tidak terjadi demikian
karena luas lahan yang tersedia belum mampu menghasilkan
komoditas yang berdaya saing untuk ekspor
dalam skala besar sehingga tingkat ekspor kopi di Indonesia masih belum maksimal.
Hasil ini sejalan dengan penelitian dari Khoirudin & Bintoro (2021) yang menyatakan
bahwa luas lahan tidak berpengaruh
signifikan terhadap ekspor kopi Indonesia. Kemudian, penelitian dari Rozaini (2023) menemukan
bahwa luas lahan tidak berpengaruh
signifikan terhadap ekspor kopi Indonesia yang disebabkan
oleh minimnya tingkat produksi. Variabel jumlah produksi kopi tidak berpengaruh signifikan terhadap ekspor kopi Indonesia.
Hal ini dikarenakan tingkat produksi kopi tidak serta mert untuk
kebutuhan ekspor, tetapi untuk kebutuhn
dalam negeri sebagai penyedia komoditas unggulan yang memiliki permintaan yang tinggi di setiap tahunnya. Hasil ini sejalan dengan
Desnky (2018) menyatakan
bahwa jumlah produksi kopi tidak berpengaruh signifikan terhadap ekspor kopi Indonesia.
Putri (2018) mengeungkapkan
bahwa pengaruh cuaca, kualitas komoditas membuat hasil produksi tidak maksimal untuk menembus pasar ekspor global.
Variabel harga
kopi Indonesia tidak berpengaruh
signifikan terhadap ekspor kopi Indonesia. Perbedaan harga dari rentan
waktu tertentu membuat penjualan kopi menjadi terhambat sehingga permintaan dari pasar domstik dan mancanegara tidak sesuai yang diharapkan. Sesuai dengan penelitian
dari Jamil (2019) menjelaskan
bahwa harga kopi Indonesia tidak berpengaruh signifikan terhadap ekspor kopi Indonesia.
Berbeda dengan
penelitian dari Konita & Neli (2020) menemukan
bahwa harga kopi Indonesia berpengaruh signifikan terhadap ekspor kopi Indonesia.
Ini disebebkan karena kualitas kopi setara dengan kualitas dari komoditas yang di ekspor sehingga negara competitor
mampu mengimpor kopi sesuai dengan kebutuhan
negara tersebut. Variabel
PDB per kapita tidak berpengaruh signifikan terhadap ekspor kopi Indonesia.
Menanggapi masalah
ini, konsumsi kopi di
Indonesia masih minim dan hanya
beberapa kopi olahan yang banyak dibutuhkan di pasar domestik. Hasil ini sejalan dengan Setiawan & Sugiarti (2016) menemukan
bukti bahwa PDB per kapita belum mampu
mendorong ekspor kopi
Indonesia ke pasar internasional.
Variabel inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap ekspor kopi Indonesia.
Sejatinya, inflasi
memang menjadi faktor penting dalam menentukan harga barang maupun
komoditas perkebunan yang menjarah pada tingkat permintaan suatu barang maupun komoditas
yang dibutuhkan dalam kegiatan ekonomi. Sesuai dengan penelitian
dari Zuhdi (2015) menjelaskan
bahwa inflasi berpengaruh negatif terhadap ekspor kopi Indonesia akibat adanya kenaikan
harga komoditas yang membuat permintaan kopi untuk ekspor menjadi
turun.� Variabel nilai tukar tidak berpengaruh
signifikan terhadap ekspor kopi Indonesia.
Dalam perdagangan internasional, nilai tukar menjadi penghubung
untuk konversi mata uang suatu negara. Nilai tukar memiliki peran dalam lalu
lintas kegiatan ekspor dan impor untuk agar menjamin pasokan permintaan dan penawaran secara global dapat terpenuhi. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Dandel (2022) menunjukkan
hasil bahwa nilai tukar berpengaruh
negatif terhadap ekspor kopi Indonesia. Fatha (2017) juga menemukan
nilai tukar masih menjadi pengambat
dalam kegiatan ekspor, karena adanya ketidakstabilan kalkulasi mata uang yang menghambat kegiatan ekspor kopi Indonesia.
Kesimpulan
Dari hasil penelitian di atas, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
Luas Lahan Pertanian
(X1) tidak berpengaruh signifikan pada α = 0,05 terhadap
ekspor kopi Indonesia. Artinya,
naik atau turunnya luas lahan perkebunan,
maka tidak akan berdampak terhadap ekspor kopi Indonesia. Jumlah Produksi Kopi (X2) tidak berpengaruh signifikan pada α = 0,05 terhadap
ekspor kopi Indonesia. Artinya,
naik atau turunnya jumlah produksi kopi, maka tidak akan
berdampak terhadap ekspor kopi Indonesia.
Harga Kopi Indonesia (X3) tidak
berpengaruh signifikan pada
α = 0,05 terhadap ekspor
kopi Indonesia. Artinya, naik atau
turunnya harga kopi
Indonesia, maka tidak akan berdampak terhadap ekspor kopi Indonesia. PDB
Per Kapita (X4) tidak berpengaruh
signifikan pada α = 0,05 terhadap
ekspor kopi Indonesia. Artinya,
naik atau turunnya PDB per kapita, maka tidak
akan berdampak terhadap ekspor kopi Indonesia.
Inflasi (X5) tidak berpengaruh
signifikan pada α = 0,05 terhadap
ekspor kopi Indonesia. Artinya,
naik atau turunnya inflasi, maka tidak
akan berdampak terhadap ekspor kopi Indonesia. Nilai
Tukar (X6) tidak berpengaruh signifikan pada
α = 0,05 terhadap ekspor
kopi Indonesia. Artinya, naik atau
turunnya nilai tukar, maka tidak
akan berdampak terhadap ekspor kopi Indonesia.
BIBLIOGRAPHY
Ademe, A. S., & Yismaw, M. A. (2013). Ethiopian
coffee trade pattern: An augmented gravity modeling approach. Journal of
Economic and Sustainable Development, 4(17), 110�120.
Alexander,
I., & Nadapdap, H. J. (2019). Analisis daya saing ekspor biji kopi
Indonesia di pasar global tahun 2002-2017. JSEP (Journal of Social and
Agricultural Economics), 12(2), 1�16.
https://doi.org/10.19184/jsep.v12i2.11271
Dandel,
E., Kumaat, R. J., & Mandeij, D. (2022). Analisis Pengaruh Tingkat Kurs Dan
Pdb Amerika Serikat Terhadap Ekspor Komoditi Unggulan Kopi Indonesia Ke Negara
Tujuan Ekspor Amerika Serikat Periode 2000-2019. Jurnal Berkala Ilmiah
Efisiensi, 22(4).
Desnky,
R., Syaparuddin, S., & Aminah, S. (2018). Ekspor kopi Indonesia dan
faktor-faktor yang mempengaruhinya. E-Journal Perdagangan Industri Dan
Moneter, 6(1), 23�34. https://doi.org/10.22437/pim.v6i1.4656
Dritsaki,
C. (2013). Causal nexus between economic growth, exports and government debt:
the case of Greece. Procedia Economics and Finance, 5, 251�259.
https://doi.org/10.1016/s2212-5671
Fatha,
R. K. (2017). Analisis Permintaan Ekspor Kopi Indonesia ke Amerika Serikat. Economics
Development Analysis Journal, 6(1), 75�85.
Fau,
J. F. (2020). Analisis Ekspor Karet Dan Kopi Indonesia Ke Negara Jepang Dan
Negara Singapura (Pendekatan Model Gravity). JURNAL EDUCATION AND
DEVELOPMENT, 8(3), 932.
Hussien,
H. B. (2015). Determinants of Coffee Export Supply in Ethiopia: Error
Correction Modeling Approach. Journal of Economics and Sustainable
Development, 6(5), 21�38.
Iladini,
K., & Agustina, N. (2020). Analisis Time Series Pendekatan Error Correction
Mechanism: Pengaruh Penerapan ACFTA Terhadap Ekspor Kopi Indonesia ke China
Periode 2006-2018. Jurnal Statistika Dan Aplikasinya, 4(2),
82�94. https://doi.org/10.21009/jsa.04203
Irmawati,
N. S., & Indrawati, L. R. (2022). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Ekspor Kopi Indonesia. GROWTH Jurnal Ilmiah Ekonomi Pembangunan, 1(2),
43�56.
Jamil,
A. S. (2019). Daya saing ekspor kopi di pasar global. Jurnal Sosial Ekonomi
Dan Kebijakan Pertanian, 8(1), 26�35.
Karo,
L. E. K., & Rozaini, N. (2023). Analisis Pengaruh Produksi Kopi, Luas Lahan
dan Kurs Rupiah Terhadap Volume Ekspor Kopi Indonesia Periode Tahun 2010�2020. Transformasi:
Journal of Economics and Business Management, 2(2), 23�33.
Khoirudin,
R., & Bintoro, D. (2021). Analisis Perdagangan Komoditas Kopi Antara
Indonesia Dan 14 Negara Mitra Dengan Pendekatan Model Gravitasi. Perwira
Journal of Economics & Business, 1(2), 18�27.
https://doi.org/10.54199/pjeb.v1i2.31
Kusuma,
R. L., & Firdaus, M. (2015). Daya saing dan faktor yang memengaruhi volume
ekspor sayuran Indonesia terhadap negara tujuan utama. Jurnal Manajemen
& Agribisnis, 12(3), 226. https://doi.org/10.17358/jma.12.3.226
Latumaerissa, J. R. (2015). Perekonomian
Indonesia dan Dinamika Global.
Lubis,
R. A., & Rahmani, N. A. B. (2023). Pengaruh Nilai Tukar Rupiah, Harga Kopi
Internasional Terhadap Nilai Ekspor Kopi Indonesia Dengan Inflasi Sebagai
Variabel Intervening Periode. Jurnal Ekonomi Pendidikan Dan Kewirausahaan,
11(2), 135�152.
https://doi.org/https://doi.org/10.55606/jekombis.v1i4.943
Manalu, D. S. T., Harianto, H., Suharno, S., &
Hartoyo, S. (2020). Permintaan Kopi Biji Indonesia di Pasar Internasional. Agriekonomika,
9(1), 114�126. https://doi.org/10.21107/agriekonomika.v9i1.7346
Maulani,
R. D., & Wahyuningsih, D. (2021). Analisis ekspor kopi Indonesia pada pasar
internasional. Jurnal Pamator: Jurnal Ilmiah Universitas Trunojoyo, 14(1),
27�33. https://doi.org/10.21107/pamator.v14i1.8692
Nopriyandi,
R., & Haryadi, H. (2017). Analisis ekspor kopi Indonesia. Jurnal
Paradigma Ekonomika, 12(1), 1�10.
Purwanto,
E., Erfit, E., & Mustika, C. (2021). Analisis faktor-faktor yang
mempengaruhi ekspor kopi Indonesia ke Jepang Periode 2000-2017. E-Journal
Perdagangan Industri Dan Moneter, 9(1), 23�34.
https://doi.org/10.22437/pim.v9i1.7842
Putri,
N. H., Sarfiah, S. N., & Septiani, Y. (2018). Analisis determinan nilai
ekspor kopi Indonesia ke Amerika Serikat dengan pendekatan ECM. Dinamic,
2(4), 971�984.
Sahat, S. F., Nuryartono, N., & Hutagaol, M. P.
(2018). Analysis of coffee export development in Indonesia. J Econ Dev
Policy, 5(1), 63�89.
Salvatore,
D. (2014). Ekonomi Internasional Edisi Kesembilan (terjemahan). Jakarta:
Salemba Empat.
Sani,
P. D., Ustriyana, I. N. G., & Wijayanti, P. U. (2021). Pengaruh Tingkat
Produksi, Konsumsi, dan Harga Kopi terhadap Impor Kopi di Indonesia. Jurnal
Agribisnis Dan Agrowisata ISSN, 2685, 3809.
Setiawan,
A. E., & Sugiarti, T. (2016). Daya saing dan faktor penentu ekspor kopi
Indonesia ke Malaysia dalam skema CEPT-AFTA. Agriekonomika, 5(2),
212�220. https://doi.org/10.21107/agriekonomika.v5i2.1758
Sitanini,
A., Sutanto, A., & Wijayanti, I. K. E. (2020). Faktor�Faktor Yang
Mempengaruhi Volume Ekspor Kopi Indonesia Ke Jepang. JSEP (Journal of Social
and Agricultural Economics), 13(3), 253�263.
https://doi.org/10.19184/jsep.v13i3.18724
Zuhdi,
F., & Suharno, S. (2015). Analisis Daya Saing Ekspor Kopi Indonesia dan
Vietnam di Pasar ASEAN 5. Habitat, 26(3), 152�162.
Copyright holder: Heppi Syofya (2023) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |