Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398

Vol. 8, No. 8, Agustus 2023

 

KEMAMPUAN RASIO KEUANGAN SEBAGAI INDIKATOR DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PERUSAHAAN DENGAN STRUKTUR MODAL SEBAGAI PEMODERASI

 

Wahyumi Ekawanti, Yuwono, Indah Rahayu Lestari

Universitas Budi Luhur, Indonesia

Email: [email protected], yuwono@budiluhur.ac.id, [email protected]

 

Abstrak

Kinerja keuangan suatu lembaga baik lembaga kecil maupun lembaga besar, dapat saja mengalami masalah keungan yang dapat mengakibatkan kebangkrutan. Subsektor properti dan real estate merupakan pilihan alternatif investasi yang menarik, yang mana investasi pada sektor ini merupakan investasi jangka panjang. Investasi pada subsektor ini merupakan investasi paling beresiko dalam industri besar dapat berujung pada kondisi kebangkrutan.Financial distress bisa dijadikan sebagai peringatan awal sebelum kebangkrutan, sebelum lembaga mencapai fase kebangkrutan. Penelitian bertujuan untuk mengetahui bagaimana kemampuan rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio profitabilitas dan rasio pertumbuhan memprediksi financial distress dengan faktor struktur modal sebagai variabel moderasi. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan data sekunder dari laporan keuangan perusahaan properti yang terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia) tahun 2018-2022. Metode pengambilan sampel dalam penelitian akan menggunakan metode purposive sampling. Metode analisis data penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda dengan menggunakan SPSS. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variable likuiditas, aktivitas dan profitabilitas berpengaruh positif signifikan dengan financial distress kecuali variable pertumbuhan perusahaan, asset growth tidak berpengaruh terhadap prediksi kebangkrutan atau financial distress. Adapun dalam hal struktur modal memoderasi masing-masing variable penelitian untuk melihat kemampuannya mempengaruhi financial distress, dapat diketahui bahwa struktur modal hanya dapat memperkuat pengaruh likuiditas terhadap prediksi kebangkrutan sedangkan pada variable aktivitas, profitabilitas dan pertumbuhan perusahaan, stuktur modal tidak berpengaruh signifikan memperkuat pengaruh masing-masing variable tersebut terhadap prediksi kebangkrutan.

 

Kata Kunci: Rasio Keuangan; Financial Distress; Struktur Modal.

 

Abstract

The financial performance of an institution, both small and large institutions, may experience financial problems that can lead to bankruptcy. The property and real estate sub-sector is an attractive alternative investment option, where investment in this sector is a long-term investment. Investment in this sub-sector is the most risky investment in large industries that can lead to bankruptcy. Financial distress can be used as an early warning before bankruptcy, before the institution reaches the bankruptcy phase. The research aims to find out how the ability of liquidity ratios, activity ratios, profitability ratios and growth ratios predicts financial distress with the capital structure factor as a moderating variable. This research is a quantitative research with secondary data from the financial reports of property companies listed on the IDX (Indonesian Stock Exchange) for 2018-2022. The sampling method in this study will use a purposive sampling method. The research data analysis method uses multiple linear regression analysis using SPSS. The results of this study indicate that the variables of liquidity, activity and profitability have a significant positive effect on financial distress except for the company growth variable, asset growth has no effect on the prediction of bankruptcy or financial distress. As for the capital structure moderating each research variable to see its ability to influence financial distress, it can be seen that the capital structure can only strengthen the effect of liquidity on bankruptcy prediction while on the variable activity, profitability and company growth, capital structure has no significant effect on strengthening the influence of each each of these variables on bankruptcy prediction.

 

Keywords: Financial Ratio; Financial Distress; Modal Structure.

 

Pendahuluan

Financial Distress merupakan kondisi di mana perusahaan tidak dapat menghasilkan pendapatan yang cukup, sehingga tidak dapat memenuhi kewajiban keuangannya, tahap penurunan kondisi keuangan sebelum terjadinya kebangkrutan ataupun likuiditas. Mengabaikan tanda-tanda kesulitan keuangan sebelum menjadi tidak terkendali bisa sangat menghancurkan. Jika ini terjadi, kebangkrutan mungkin menjadi satu-satunya pilihan. Perhatian dan analisa mendalam angka-angka pada laporan keuangan, seyogyanya akan mampu membuat manajemen mempertimbangkan bagaimana kondisi perusahaan yang sesungguhnya.

Sinyal-sinyalpotensifinancial distressbiasanyatampakjelasmelaluianalisarasiosebelumlembagabenar-benarmenghadapi kegagalan(Hanifa, 2019). Laporan keuangan perusahaan membantu investor dan lainnya menentukan kesehatan keuangan saat ini dan masa depan. Beberapa variabel digunakan untuk memprediksi financial distress, antara lain rasio profitabilitas, likuiditas, leverage dan aktivitas, dikarenakan rasio ini dianggap dapat menunjukkan kinerja keuangan dan efisiensi perusahaan secara umum untuk memprediksi terjadinya financial distress (Hanifah dan Purwanto, 2013).

Struktur modal merupakan proporsi antara hutang jangkapanjangdanekuitasuntukmendanaiinvestasinya(Raharjaputra, 2009). Buruknya struktur modal perusahaan akan menyebabkan tingginya biaya modal, sehingga berpengaruh terhadap keuangan perusahaan. Kesalahan pengambilan keputusan yang berkenaan dengan struktur modal akan menyebabkan perusahaan mengarah pada financial distress atau bahkan menuju kebangkrutan (Alima et al. 2015).

Dalam penelitian yang dilakukan oleh (Khotimah dan Indah, 2020) menemukan bahwa struktur modal yang efektif mampu memoderasi hubungan profitabilitas terhadap prediksi kebangkrutan. Akmalia (2020) dan Andre (2013) mendukung pernyataan tersebut dimana peneliti menyatakan bahwa struktur modal memiliki pengaruh yang signifikan terhadap potensi kebangkrutan.

Di masa mendatang, pertumbuhan perusahaan akan semakin pesat ditandai dengan semakin kompleksnya usaha-usaha yang dilakukan demi berkembangnya perusahaan. Para investor akan semakin kritis dalam melihat perkembangan perusahaan. Subsektorpropertidanrealestateialahpilihanalternatifinvestasiyang menarik, yang mana investasi pada sektor ini merupakan investasi jangka panjang. Namun, subsektoriniyangpaling beresiko dalam industri besar pada fluktuasi suku bunga, inflasi dan nilai tukar yang akhirnya akan berpengaruh pada�� keinginan�� beli�� masyarakat sehingga�� berujung�� pada�� kondisi kebangkrutan(Nirmalasari, 2018).

Sektor properti juga mendapat tekanan dari suku bunga inti Bank Indonesia yang cenderung naik dan mendorong kenaikan suku bunga perbankan. Faktor-faktor ini telah menyebabkan penurunan permintaan untuk properti dalam beberapa tahun terakhir. (https://investasi.kontan.co.id, 2019). Oleh sebab itu, penting untuk mengetahui kemungkinan terjadinya financial distress pada lembaga Property dan Realestate agar para investor dapat membuat keputusan yang tepat sebelum melakukan investasi.

Penelitian ini ingin mengetahui bagaimana pengaruh variabel likuiditas, leverage, aktivitas, profitabilitas dan pertumbuhan pada financial distress. Variabel moderasi juga ditambahkan dalam penelitian untuk mengetahui apakah variable struktur modal mampu memperkuat pengaruh masing-masing variabel likuiditas, leverage, aktivitas, profitabilitas dan pertumbuhan terhadap financial distress.

 

Metode Penelitian

1.   Metode Pengumpulan Data

Penelitian dilakukan dengan memakai metode deskriptif kuantitatif untuk perusahaan property dan real estate yang ada di BEI. Data penelitian yang dipakai ialah data sekunder dari laporan keuangan perusahaan mulai tahun 2018 � 2022. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini ialah purposive sampling. Data penelitian yang terkumpul berdasarkan beberapa kriteria, sehingga didapatkan sample sebanyak 50 perusahaan.

2.   Teknik Analisis Data

Pengujian data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan program Statistical Package for the Social Science (SPSS) versi 26, kemudian data dianalisis dengan menggunakan regresi linier berganda, melalui uji kelayakan model regresi, uji keseluruhan model, koefisien determinasi, dan pengujian simultan. Dengan model regresi Y = α+β1Χ1+β2Χ2+β3Χ3+β4Χ4+ β5Χ1M+β6Χ2M+β7Χ3M+β8Χ4M + e. Keterangan:

α : Konstanta��������������������������������������� X3���� : Profitabilitas

���� : Koefisien Regresi���������������������������� X4�� ��: Pertumbuhan Aset

X1�� : Likuiditas����������������������������������������� M��� ��:Struktur Modal

X2�� : Aktivitas������������������ ����������������������� Y���� ��: Financial Distress������

Hasil dan Pembahasan

1.   Analisis Statistik Deskriptif

Berikut ini hasil data statistik deskriptif setiap variabel dalam model penelitian. Analisis ini meliputi nilai minimum, maksimum, mean dan standar deviasi pada tahun 2018-2022 seperti pada tabel Tabel 1 berikut:

 

Tabel 1

Statistik Deskriptif Tahun 2018-2022

 

Mean

Std. Deviation

N

Financial Distress (ALTMAN)

2.0132

1.90872

215

Likuiditas (CR)

2.7848

2.56223

215

Aktivitas (TATO)

.1234

.07925

215

Profitabilitas (ROA)

.0287

.08428

215

Pertumbuhan (Aset_Growth)

.0513

.19961

215

CR..DAR

.6833

.50243

215

TATO.. DAR

.0414

.04067

215

ROA.. DAR

.0058

.03403

215

Aset_Growth.. DAR

.0137

.04069

215

 

Hasil tabel 1 menunjukkan bahwa sampel dalam penelitian ini sebanyak 215 sampel. Nilai minimum CR sebesar 0.75 nilai maksimum 18.26, dan nilai rata-rata 7.99 Sedangkan nilai minimum dari Altman yaitu 1.36 dan nilai maksimum 20.16, dan rata-rata yakni 7.28. Sedangkan Variabel Moderasi dengan nilai terendah 0.08, nilai tertinggi sebesar 1.65, dan nilai rata-rata sebesar 0.5340.

 

2.   Uji Asumsi Klasik

Berikut ini adalah hasil Uji Asumsi Klasik yang telah dilakukan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1)   Uji Normalitas digunakan untuk menguji apakah nilai residual yang dihasilkan dari regresi terdistribusi secara normal atau tidak. Berdasarkan hasil uji normalitas terlihat bahwa Asymp. Sig (2-tailed) sebesar 0,200 > 0,05. Dari hasil tersebut, dapat dikatakan bahwa data residual pada penelitian ini berdistribusi normal.

2)   Uji Multikolinearitas dapat dilihat dari nilai tolerance > 0,10 dan nilai Variance Inflaction Factor (VIF) < 10 tabel coefficients. Hasil dari uji multikolinearitas masing-masing variabel independen menunjukkan bahwa nilai VIF kurang dari 10 dan nilai tolerance setiap variabel independen lebih dari 0,1 yang berarti dapat dikatakan bahwa penelitian ini terbebas dari masalah multikolinearitas.

3)   Uji Heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat titik yang tersebar pada grafik scatterplot. Berdasarkan grafik Scatterplot, titik-titik menyebar secara acak, tidak membentuk pola tertentu yang jelas dan tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Maka dapat dikatakan bahwa model regresi tidak terjadi heteroskedastisitas, sehingga model regresi layak digunakan dalam penelitian ini.

 

 

 

3.   Pengujian Hipotesis (Moderate Regression Analysis)

 

 

 

Tabel 2

Hasil Uji MRA (Moderate Regression Analysis)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t

Sig.

Collinearity Statistics

B

Std. Error

Beta

Tolerance

VIF

1

(Constant)

-.238

.219

 

-1.084

.279

 

 

CR

.245

.046

.329

5.273

.000

.561

1.782

TATO

8.468

1.610

.352

5.259

.000

.488

2.050

ROA

10.469

2.193

.462

4.775

.000

.233

4.298

Aset_Growth

-.458

.570

-.048

-.804

.422

.615

1.627

CR..DAR

.857

.256

.226

3.347

.001

.480

2.082

TATO.. DAR

-7.164

4.101

-.153

-1.747

.082

.286

3.501

ROA.. DAR

-8.183

5.588

-.146

-1.464

.145

.220

4.552

Aset_Growth.. DAR

.379

2.786

.008

.136

.892

.618

1.618

a. Dependent Variable: FD

 

Hasil Tabel 2 menyatakan bahwa:

1)   Variabel likuiditas yang diproksikan oleh CR berpengaruh positif terhadap nilai financial distress dengan tingkat siginfikansi sebesar 0.000 atau lebih kecil dari 0.05 artinya variabel ini berpengaruh signifikan.

2)   Variabel aktivitas yang diproksikan dengan TATO berpengaruh positif terhadap nilai financial distress dengan tingkat siginfikansi sebesar 0.000 atau lebih kecil dari 0.05 artinya variabel ini berpengaruh signifikan.

3)   Variabel profitabilitas yang diproksikan dengan ROA berpengaruh positif terhadap nilai financial distress dengan tingkat siginfikansi sebesar 0.000 atau lebih kecil dari 0.05 artinya variabel ini berpengaruh signifikan.

4)   Variabel pertumbuhan perusahaan yang diproksikan dengan asset_growth tidak berpengaruh terhadap nilai financial distress dikarenakan tingkat siginfikansi sebesar 0.422 atau lebih besar dari 0.05.

5)   Sedangkan pengaruh CR terhadap financial distress dengan dimoderasi oleh DAR memiliki tingkat signifikansi sebesar 0.001 atau lebih kecil dari 0.05 artinya varibel ini berpengaruh secara signifikan terhadap hubungan likuiditas dengan financial distress. Koefisien determinasi pada varibel CR dengan dimoderasi oleh DAR adalah sebesar 0.857.

6)   Sedangkan pengaruh TATO terhadap financial distress dengan dimoderasi oleh DAR memiliki tingkat signifikansi sebesar 0.082 atau lebih besar dari 0.05 artinya varibel ini tidak berpengaruh secara signifikan terhadap hubungan aktivitas dengan financial distress. Koefisien determinasi pada varibel TATO dengan dimoderasi oleh DAR adalah sebesar -7.164.

7)   Sedangkan pengaruh ROA terhadap financial distress dengan dimoderasi oleh DAR memiliki tingkat signifikansi sebesar 0.145 atau lebih besar dari 0.05 artinya varibel ini tidak berpengaruh secara signifikan terhadap hubungan profitabilitas dengan financial distress. Koefisien determinasi pada varibel ROA dengan dimoderasi oleh DAR adalah sebesar -8.183.

8)   Sedangkan pengaruh asset_growth terhadap financial distress dengan dimoderasi oleh DAR memiliki tingkat signifikansi sebesar 0.892 atau lebih besar dari 0.05 artinya varibel ini tidak berpengaruh secara signifikan terhadap hubungan pertumbuhan perusahaan dengan financial distress. Koefisien determinasi pada varibel asset_growth dengan dimoderasi oleh DAR adalah sebesar 0.379.

 

4.   Koefisien Determinasi

 

Tabel 3

Hasil Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model

R

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Change Statistics

Durbin-Watson

R Square Change

F Change

df1

df2

Sig. F Change

1

.742a

.551

.533

1.30390

.551

31.572

8

206

.000

2.165

a.                    Predictors: (Constant), Likuiditas, Aktivitas, Profitabilitas, Aset_Growth, CR..DAR, TATO..DAR, ROA..DAR, Aset_Growth.. DAR

b.                   Dependent Variable: FD

 

Hasil Tabel 3 menunjukkan bahwa Nilai R Square dengan Variabel CR yaitu sebesar 0.533 hal ini menunjukkan bahwa besarnya pengaruh Rasio Keuangan terhadap financial distress adalah sebesar 53.3%, dan 46.7% disebabkan oleh faktor lain diluar penelitian yang dilakukan.

 

5.   Pengaruh Likuiditas terhadap Financial Distress

Likuiditas berpengaruh positif terhadap financial distress. Semakin tinggi nilai Likuiditas dari suatu perusahaan, maka kemungkinan kondisi keuangan perusahaan mengalami keadaan financial distress. Hal ini disebabkan karena pengelolaan asset yang dimiliki perusahaan lebih banyak digunakan untuk membayar hutang jangka pendek, dibandingkan dikelola untuk mengahasilkan laba perusahaan. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Abdul Hadi (2022), dimana Likuiditas berpengaruh negative terhadap financial distress.

 

6.   Pengaruh Rasio Aktivitas terhadap Financial Distress

Rasio Aktivitas berpengaruh positif terhadap financial distress. Semakin tinggi nilai Rasio Aktivitas, maka kondisi keuangan perusahaan mengalami keadaan financial distress. Hal ini diebabkan oleh tingginya asset yang dimiliki perusahaan tidak dibarengi dengan tingginya tingkat penjualan dari perusahaan, yang mengakibatkan ketidakmampuan perusahaan dalam menghasilkan laba yang optimal. Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Amanda Oktariani (2019).

 

7.   Pengaruh Profitabilitas terhadap Financial Distress

Profitabilitas berpengaruh positif terhadap financial distress. Profitabilitas menunjukkan efisiensi dan efektivitas penggunaan asset (harta) dalam menghasilkan laba/keuntungan perusahaan. Namun keuntungan perusahaan yang tinggi dengan tidak dibarengi dengan tingginya tingkat pembayaran dari pelanggan, dapat menyebabkan perusahaan mengalami financial distress. Hal ini disebabkan karena tingkat piutang perusahaan yang tinggi pada pelanggan, menyebabkan perusahaan mengalami kesulitan untuk membayar kewajiban jangka pendeknya kepada vendor. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakkukan oleh Dewi Silvia dan Yulistina (2022).

 

8.   Pengaruh Pertumbuhan Aset terhadap Financial Distress

Pertumbuhan asset tidak berpengaruh terhadap financial distress. Hal ini memiliki perbedaan implikasi teori sinyal. Dalam teori sinyal menjelaskan bahwa semakin tinggi dan bertambahnya pertumbuhan asset, maka kondisi perusahaan semakin baik, karena memperoleh kepercayaan tinggi dari pihak kreditor yang dapat membuat perusahaan tidak mengalami financial distress. Namun nilai pertumbuhan aset yang semakin tinggi dalam penelitian ini tidak mampu membuat perusahaan terhindar dari financial distress, karena pertumbuhan aset dalam penelitian ini tidak mencerminkan pengolahan asset serta pemanfaatan dan investasi yang meningkat. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Syarah Nur Fadhilah dan Nurdin Nurdin (2020).

 

9.   Pengaruh Likuiditas terhadap Financial Distress yang dimoderasi dengan Struktur Modal

Stuktur modal mampu memoderasi pengaruh Current Ratio terhadap Financial Distress. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi likuiditas, maka tingkat financial distress pun akan semakin tinggi. Struktur modal yang didanai oleh hutang pun semakin meningkatkan financial distress. Keungan perusahaan yang digunakan untuk membayar hutang-hutang jangka pendek serta hutang atas aktiva yang dimiliki, ditambah dengan bunga yang harus dibayarkan, menyebabkan perusahaan dalam kondisi kesulitan keuangan atau financial distress. Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dewi et al (2019).

 

10.  Pengaruh Rasio Aktivtas terhadap Financial Distress yang dimoderasi dengan Struktur Modal

Stuktur modal tidak mampu memoderasi pengaruh Rasio Aktivitas terhadap Financial Distress. Dalam penelitian seberapa jauh perputaran aktiva mampu untuk menciptakan penjualan tidak mempengaruhi financial distress melalui struktur modal. Penyebabnya kreditor akan memberikan pinjaman jangka Panjang kepada perusahaan tidak hanya dilihat dari struktur modal atau perputaran asetnya saja. Banyak hal yang dilihat oleh kreditor seperti, tingkat pertumbuhan perusahaan, return on assets,current assets maupun keadaan intern dari perusahaan tersebut. Peneltian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Noviandini (2017).

 

11.  Pengaruh Profitabilitas terhadap Financial Distress yang dimoderasi dengan Struktur Modal

Stuktur modal tidak mampu memoderasi pengaruh profitabilitas terhadap Financial Distress. Dalam penelitian ini, struktur modal memperlemah hubungan antara profitabilitas dengan financial distress. Apabila struktur modal meningkat maka profitabilitas akan menurun, begitu pula sebaliknya. Semakin tinggi struktur modal dalam perusahaan, maka akan semakin tinggi rasio hutang, yang berarti tingkat beban bunga pun meningkat, sehingga akan mengurangi keuntungan yang diperoleh perusahaan. Penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Siti Agustina dan Muji Mranani (2020).

 

12.  Pengaruh Pertumbuhan Aset terhadap Financial Distress yang dimoderasi dengan Sturktur Modal

Stuktur modal tidak mampu memoderasi pengaruh pertumbuhan aset terhadap Financial Distress. Semakin tinggi pertumbuhan asset, maka struktur modal akan mengalami peningkatan. Perusahaan yang mengalami pertumbuhan asset akan cenderung menggunakan dana internal perusahaan, kaerna perusahaan dinilai mampu membiayai kegiatan operasional dengan menggunakan asset yang dimiliki. Tingginya tingkat pertumbuhan asset, dimana hal tersebut juga meningkatkan tingkat struktur modal, tidak akan menyebabkan perusahaan mengalami kesulitan keuangan atau financial distress.

Tujuan perusahaan untukmeningkatkan total aset adalah untuk bisa mengembangkan bisnis perusahaandanmenunjang kegiatan bisnis perusahaan sehingga membutuhkan bantuan modal eksternal berupa utang untuk bisa meningkatkan total aset yang mengakibatkan peningkatanpadastruktur modal karena adanya peningkatan penggunaan utang.

Akan tetapi, apabila perusahaan tidak dapat meningkatkan pertumbuhan aset atau bahkan mengalami penurunan pada total aset pada periode selanjutnya maka perusahaan dikhawatirkantidak dapat melunasi utangnya sehingga tidak bisa menggunakan modal yang diperolehdari utang terlalu tinggi yang menyebabkan struktur modal menurun. Penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Lukman (2022).

 

 

 

 

Kesimpulan

Kesimpulan dari penelitian ini adalah variable likuiditas, aktivitas dan profitabilitas berpengaruh positif signifikan dengan financial distress kecuali variable pertumbuhan perusahaan, asset growth tidak berpengaruh terhadap prediksi kebangkrutan atau financial distress.

Adapun dalam hal moderasi struktur modal terhadap masing-masing variable penelitian untuk melihat kemampuannya mempengaruhi financial distress, dapat diketahui bahwa struktur modal hanya dapat memperkuat pengaruh likuiditas terhadap prediksi kebangkrutan sedangkan pada variable aktivitas, profitabilitas dan pertumbuhan perusahaan, stuktur modal tidak berpengaruh signifikan memperkuat pengaruh masing-masing variable tersebut terhadap prediksi kebangkrutan.

Penelitian ini menunjukkan pengaruh variabel indpenden sebesar 74,2 % mempengaruhi variabel dependen, hal ini menunjukkan bahwa masih terdapat 25,8 % variabel lain yang dapat mempengaruhi financial distress. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan variabel independen di luar rasio keuangan seperti misalnya mekanisme good corporate governance, atau variabel lain sebagai pemoderasi.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BIBLIOGRAFI

Akmalia, Alien. 2020. �PENGARUH STRUKTUR MODAL, STRUKTUR ASET DAN PROFITABILITAS TERHADAP POTENSI TERJADINYA FINANCIAL DISTRESS PERUSAHAAN (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Aneka Industri Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2014-2017).� Business Management Analysis Journal (BMAJ) 3 (1): 1�21. https://doi.org/10.24176/bmaj.v3i1.4613.

 

Alima, Sutria, Jurusan Administrasi, Bisnis Fakultas, Ilmu Sosial, Ilmu Politik, and Universitas Riau. 2015. �PENGARUH STRUKTUR MODAL TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN INDUSTRI TEKSTIL DAN GARMENT YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Pembimbing : Endang Sutrisna.� Jom FISIP 2 (2): 1�13.

 

Andre, Orina. 2013. �Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas Dan Leverage Dalam Memprediksi Financial Distress (Studi Empiris Pada Perusahaan Aneka Industri Yang Terdaftar Di BEI).� Jurnal Akuntansi Vol 1 (No 1). https://ejournal.unp.ac.id/students/index.php/akt/article/view/88/76.

 

Fahlevi, Endriz Devianti, and Hasan Mukhibad. 2018. �Penggunaan Rasio Keuangan Dan Good Corporate Governance Untuk Memprediksi Financial Distress.� Jurnal Reviu Akuntansi Dan Keuangan 8 (2): 147. https://doi.org/10.22219/jrak.v8i2.34.

 

Fahmi, Irham. 2012. Analisis Kinerja Keuangan. Bandung: CV Alfabeta.

 

Hanifa, Rachmawati Umi. 2019. �PENGARUH LIKUIDITAS, PROFITABILITAS, LEVERAGE, DAN AKTIVITAS TERHADAP FINANCIAL DISTRESS PERUSAHAAN (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2016-2018).� Universitas Islam Indonesia. https://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/17450.

 

Hanifah, Oktita Earning, and Agus Purwanto. 2013. �Pengaruh Struktur Corporate Governance Dan Financial Indicators Terhadap Kondisi Financial Distress ( Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa.� Diponegoro Journal of Accounting 2: 1�15.

 

Hermuningsih, Sri. 2012. �Pengaruh Profitabilitas, Size Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Sruktur Modal Sebagai Variabel Intervening.� Jurnal Siasat Bisnis 16 (2): 232�42. https://doi.org/10.20885/jsb.vol16.iss2.art8.

 

Heru Prasetyo, Aries. 2011. Valuasi Perusahaan. Jakarta Pusat: PPM.

 

Horne, James C. Van, and John M. Wachowicz. 2009. Prinsip�Prinsip Manajemen. Keuangan. Jakarta. Salemba Empat.

 

Iman, Choirul, Fitri Sari, and Nanik Pujianti. 2021. �Tinjauan Teoritis Likuiditas Dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan.� Jurnal Ilmiah Akuntansi Kesatuan 9 (3): 531�34.

 

Kasmir. 2015. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

 

Khotimah, Khusnul, and Yuliana Indah. 2020. �Pengaruh Profitabilitas Terhadap Prediksi Kebangkrutan (Financial Distress) Dengan Struktur Modal Sebagai Variabel Moderating.� Forum Ekonomi 22 (1): 37�43. http://journal.feb.unmul.ac.id/index.php/FORUMEKONOMI.

Nirmalasari, Laksita. 2018. �Analisis Financial Distress Pada Perusahaan Sektor Property, Real Estate Dan Konstruksi Bangunan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.� Jurnal Manajemen Bisnis Indonesia Edisi 1, 46�61.

 

Raharjaputra, Hendra S. 2009. Buku Panduan Praktis Manajemen Keuangan Dan Akuntansi Untuk Eksekutif Perusahaan. Jakarta: Salemba Empat.

 

Ratna, Ikhwani, and Marwati Marwati. 2018. �Analisis Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Kondisi Financial Distress Pada Perusahaan Yang Delisting Dari Jakarta Islamic Index Tahun 2012-2016.� Jurnal Tabarru�: Islamic Banking and Finance 1 (1): 51�62. https://doi.org/10.25299/jtb.2018.vol1(1).2044.

 

Riyanto, Bambang. 2010. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta: BPFE.

 

Triyani, Agus, Suhita Whini Setyahuni, and Fiki Durrotul Makwuna. 2021. �Pengaruh Kinerja Non Keuangan (Environmental, Social, Governance) Terhadap Resiko Investasi Perusahaan.� JURNAL AKUNTANSI DAN BISNIS : Jurnal Program Studi Akuntansi 7 (2): 155�65. https://doi.org/10.31289/jab.v7i2.5602.

 

Utari, Dewi, Ari Purwanti, and Darsono Prawironegoro. 2014. Manajemen. Jakarta: Mitra Wacana Media.

Copyright holder:

Wahyumi Ekawanti, Yuwono, Indah Rahayu Lestari (2023)

 

First publication right:

Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia

 

This article is licensed under: