rSyntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN:
2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 8, No.
8, Agustus 2023
ANALISA PEMANFAATAN ENERGI TERBUANG (WASTED ENERGY) PADA PERENCANAAN HEATER DI PT SAMUDERA WINDU COLD
STORAGE
Erlangga Atidhira Hadijaya, Fuazen, Joni Rahmadi
Universitas Muhammadiyah Pontianak, Indonesia
Email: [email protected], [email protected], [email protected]
Abstrak
Salah satu
tipe dari alat penukar kalor
yang banyak dipakai adalah alat penukar
kalor dengan tipe shell dan tube. Kelayakan pembuatan alat penukar kalor ini
dilihat dari pemanfaatan fluida pemanas dan fluida yang dipanaskan, seberapa besaran nilai ekonomis
yang didapat. Dari
data yang didapat, bahwa dalam proses pembuatan es batu menggunakan cold storage yang dalam
proses pendinginan pada kondensor
menggunakan air sungai dan memiliki temperature yang cukup tinggi, sehingga dapat dimanfaatkan untuk sumber pemanas.Melalui konsep Program Manajemen Energi (PME)
dibuat alat penukar kalor dengan memanfaatkan panas sisa sebagai pemanas awal untuk penggunaan air konsumsi kebutuhan mandi, cuci, dan lain sebagainya.
Kata Kunci: Penukar Kalor; Shell Dan Tube; Program Energi Manajemen (PME).
Abstract
One type of heat exchanger that is widely used is the shell and tube type
heat exchanger. The feasibility of making this heat exchanger is seen from the
use of heating fluid and heated fluid, how much economic value is obtained.
From the data obtained, that in the process of making ice cubes using cold
storage which is in the cooling process in the condenser using river water and
has a high enough temperature, so that it can be used as a heating source.
Through the concept of the Energy Management Program (PME) a heat exchanger
with utilizing residual heat as a preheater for the use of water consumption
for bathing, washing, and so on.
Keywords: Heat Exchanger; Shells and Tubes; Energy
Management Program (PME).
Pendahuluan
Di
Negara-negara maju Program Energi
Managemen (PEM), merupakan
salah satu solusi dalam rangka penghematan
dan pemanfaatan energi yang
ada. Terdapat dua target umum dari Program Energi Managemen (PEM); Pertama, menghemat penggunaan segala jenis energi dengan cara
mengurangi atau menghilangkan energi terbuang (wasted energi) dan menggunakan energi secara effisien. Kedua, di beberapa industri mungkin
perlu mengganti bahan bakar yang biasa digunakan untuk pabrik mereka
dengan yang lebih murah, misalnya mengganti BBM (yang mahal) dengan gas (yang
murah).
Sehingga dengan demikian akan banyak
keuntungan yang bisa didapat, antara lain : (1) Memangkas
biaya energi, (2) Meningkatkan keuntungan perusahaan, (3) Mengurangi
resiko kekurangan suplai energi, (4) Keuntungan lingkungan, yaitu mengurangi
emisi gas karbon, (5) Meningkatkan kemampuan perusahaan dalam berkompetisi,
karena dengan penghematan biaya yang dicapai perusahaan dapat meningkatkan
kualitas produk dan service, (6) dan lain-lain.
PT.
Samudera Windu Cold Storage yang terletak
di Kecamatan Sei. Raya Kabupaten
Kubu Raya merupakan perusahaan
yang bergerak dalam
industry pengepakan makanan
(pengolahan atau penanganan pasca panen udang sebelum
dijual ke pasaran) dan pembuatan es balok yang diperuntukkan untuk kapal-kapal nelayan dan industry pengawetan makanan.
Seperti pada umumnya sistem pendingin (Cold
Storage) yang digunakan bekerja
berdasarkan siklus kompresi uap (Vapor Compresion
Cycle). Dimana pada sistem pendingin
ini terdiri atas empat komponen
utama, yaitu: Kompresor, kondensor, katup expansi dan evaporator, dimana bekerja p
ada siklus tertutup dan berlangsung secara terus menerus berdasarkan
fungsi masing-masing komponen
tersebut.
Secara sederhana kompresor melakukan langkah kompresi terhadap refrigerant
yang digunakan dan ini bertujuan untuk menaikkan tekanan dan temperature
kerja dari refrigerant dengan sistem diberi
kerja dari luar, refrigerant yang sudah memiliki tekanan dan temperature
yang tinggi masuk ke kondensor, disini
refrigerant akan diturunkan
temperaturnya namun tekanan dijaga tetap (konstan), biasanya berlangsung dengan cara perpindahan
panas konveksi paksa (dengan media udara atau lainnya).
Refrigerant
yang telah mengalami penurunan temperature namun tekanan tetap dijaga
konstan masuk ke katup expansi,
disini refrigerant akan diekspansikan sehingga tekanannya akan turun dan temperature juga akan ikut turun sesuai
dengan kaidah sistem ideal, dan dari sini refrigerant akan masuk ke evaporator, di evaporatorlah refrigeran sebagai media pendingin akan menyerap beban
panas dari produk untuk seterusnya
akan dibuang ke udara luar.
Dari
pengamatan yang telah dilakukan, untuk sistem pendingin (Cold Storage)
di PT. Samudera Windu Cold Storage. Pada proses penurunan temperature atau pelepasan panas di kondensor yang berlangsung pada tekanan tetap (konstan) digunakan media pendingin air sebagai media perpindahan panas konveksi paksa, dan mengingat jumlah atau kapasitas sistem pendingin yang begitu besar maka
banyaknya air sebagai media
penndingin juga dalam jumlah yang begitu besar.
Metode Penelitian
1. Bagan
Alir Penelitian
Penelitian yang dilakukan mengikuti bagan alir sebagai
berikut :
Gambar 1 Bagan alir penelitian
2. Variabel Penelitian
Variabel penelitian
meliputi data air yang dikondisikan
untuk menjadi air panas, yang terdiri atas; kapasitas pemakaian, temperatur dan tekanan kerja. Sementara media yang digunakan untuk pemanas, terdiri atas temperatur
dan tekanan. Dari hasil pengukuran di lapangan didapat sebagai berikut:
1)
Data:
Kapasitas pemakaian = 200 liter/menit
Temperatur��������������� = 20 oC
Tekanan�������������������� = 1 atm
2)
Data air pemanas:
Temperatur��������������� = 80 oC
Tekanan�������������������� = 1 atm
3. Analisis Data
1. Analisis kelayakan teknik yang dilakukan meliputi:
a. Perhitungan luas daerah perpindahan panas
Dalam menentukan luas daerah perpindahan panas ada beberapa
hal yang dihitung terlebih dahulu, yaitu: panas yang diserap oleh air baku, pemilihan aliran untuk menentukan jenis aliran turbulen
atau laminer, koefisien perpindahan panas menyeluruh, log mean temperatur defference (LMTD), temperatur effesiensi penukar kalor, dan perhitungan panjangtube.
b. Pemilihan type shell dan perhitungan
shell yang meliputi diamater
dalam dan luar shell, dengan pertimbangan ketebalan bahan shell diasumsikan dengan menyesuaikan dengan bahan yang terdapat di pasaran.
c. Perhitungan pemeriksaan kekuatan tube.
d. Perhitungan pemuaian yang terjadi pada tube dan shell.
e. Pemilihan dan perhitungan baffle dan tube sheet.
f. Perhitungan saluran masuk dan keluar.
g. Perhitungan media pemanas.
h. Perhitungan
saluran masuk dan keluar media pemanas.
i. Perhitungan pressure drop.
4. Gambaran
Umum Perusahaan
PT. Samudera Windu Cold
Storage yang terdapat di Provinsi
Kalimantan Barat Kabupaten Kubu Raya Kecamatan Sungai Raya Jalan merupakan
salah satu perusahaan yang bergerak dalam industri pengawetan makanan (udang) dan pembuatan es untuk konsumsi kapal-kapal nelayan.
Kedua proses ini
menggunakan mesin pendingin atau yang kita kenal dengan
istilah cold storage. Seperti
kita ketahui bahwa dalam sistem
cold storage dengan cara menggunakan siklus kompresi uap, maka
terdapat 4 (empat) komponen utama dalam cold storage ini, yaitu; kompresor, kondensor, katup ekspansi dan evaporator, dan bekerja
pada siklus tertutup dan berlangsung secara terus menerus berdasarkan
fungsi masing-masing komponen
tersebut.
Secara sederhana
kompresor melakukan langkah kompresi terhadap refrigerant yang digunakan
dan ini bertujuan untuk menaikkan tekanan dan temperature kerja dari refrigerant dengan sistem diberi kerja
dari luar, refrigerant yang
sudah memiliki tekanan dan temperature yang tinggi
masuk ke kondensor, disini refrigerant akan diturunkan temperaturnya namun tekanan dijaga tetap (konstan), biasanya berlangsung dengan cara perpindahan
panas konveksi paksa (dengan media udara atau lainnya).
Refrigerant yang telah mengalami penurunan temperature namun tekanan tetap
dijaga konstan masuk ke katup
expansi, disini refrigerant
akan diekspansikan sehingga tekanannya akan turun dan temperature juga akan ikut turun
sesuai dengan kaidah sistem ideal, dan dari sini refrigerant akan masuk ke
evaporator, di evaporatorlah refrigeran
sebagai media pendingin akan menyerap beban
panas dari produk untuk seterusnya
akan dibuang ke udara luar.
Dari pengamatan yang telah dilakukan, untuk sistem pendingin (Cold Storage)
di PT. Samudera Windu Cold Storage. Pada proses penurunan temperature atau pelepasan panas di kondensor yang berlangsung pada tekanan tetap (konstan) digunakan media pendingin air sebagai media perpindahan panas konveksi paksa, dan mengingat jumlah atau kapasitas sistem pendingin yang begitu besar maka
banyaknya air sebagai media
penndingin juga dalam jumlah yang begitu besar.
Hasil dan Pembahasan
1. Data-Data
Perencanaan
Untuk menganalisa dan merencanakan
Heater di PT. Samudera Windu Cold Storage, data-data
yang dibutuhkan adalah:
a)
Data air baku yang akan digunakan:
Kapasitas pemakaian
= 200 liter/menit
Suhu����� =
20 oC
Tekanan� = 1 atm
b)
Data air pemanas:
Suhu������ =
80 oC
Tekanan� = 1 atm
c)
Kondisi yang diinginkan :
Suhu������ =
40 oC
Tekanan� = 1 atm
Air baku yang akan dipanaskan rencananya dimanfaatkan untuk pemakaian keperluan mandi, cuci dan lain sebagainya dengan temperature seperti di atas. Pertimbangan temperature 40 oC
diambil karna untuk keperluan mandi temperature
tersebut dianggap memenuhi syarat kenyamanan dan keamananan. Berangkat dari ha tersebut maka diperlukan
sebuah alat dan direcanakan menggunakan media pemanas yaitu air panas (bekas) yang mempunyai keadaan sebagaimana di atas, dan alat yang dipilih adalah Heat Exchanger jenis Tube
dan Shell.
2. Pemilihan Bahan Tube
Dalam perencanaan dan pemilihan bahan tube, pertimbangan utama yang digunakan adalah kemudahan tube tersebut diperoleh di pasaran dan jenis bahannya tahan korosi. Atas pertimbangan tersebut maka dalam
perencanaan ini bahan tube yang dipergunakan atau dipilih adalah
Copper-nickel (Manganin) dengan komposisi:
(a) 84 % Cu. (b) 4,5 % Ni. (c) 12,5 % Mn.
3. Pemilihan Jenis Heat Exchanger
Dalam pernilihan jenis Heat Exchanger dan dengan pertimbangan dari data-data yang didapat, maka penulis
mengambil type Heat Exchanger berdasarkan
standar TEMA sebagai berikut: (a) Front End type A. (b) Shell type E. (c) Real
End type S.
Aliran larutan
dalam tube dibuat 2 tingkat, sedangkan aliran air panas dalam shell 1 tingkat (1-2 pass).
4.
Menentukan Dimensi Tube
Untuk menentukan dimensi tube tedebih dahulu ditentukan jumlah tube seluruhnya. Dalam hal ini jumlah tube ditentukan dengan metode trial and error, diambil:
(a) jumlah tube = 100 buah.
(b) jumlah tie rod = 6 buah.
Jumlah tube
yang dilalui larutan adalah 100 - 6 = 94 buah
Jumlah tube
yang dilalui larutan dalam 1 tingkat adalah
Keterangan:
1. Saluran ujung yang tetap Stationary
Head-Channel.
2. Topi ujung yang tetap; stationary head-Bonnet.
3. Saluran atau topi ujung
yang tetap: stationary head flange-Channel or Bonnet.
4. Tutup saluran-channel cover.
5. Nossel ujung yang stasioneri�Stationary
Nozzle Head.
6. Pelat tube stasioneri - Stationary tube sheet
7. Tube
8. Shell atau bejana
9. Tutup shell-shell
cover
10. Flens shell pada
ujung yang stasioner, sell
flange stasionery head end
11. Flens shell ujung yang di belakang, shell flenge-Read Head End
12. Nossel shell
13. Flens penutup shell-shell cover flenge
14. Sambungan ekspansi�Expantion joint
15. Pelat tube yang mengambang-Floating Head Cover
16. Tutup kepala yang mengambang-Floating
Head Cover
17. Flens kepala yang mengambang-Floating
Head Flange
18. Penahan kepala yang mengambang, -Floating
Head Backing Device
19. Cincin pernisah�Spilit Shear ring
20. Flens penahan dengan slip-on-Slip-on
Backing Service
21. Tutup kepala yang mengambang yang menyusur, Floating head Cover
22. Pelat tube yang mengambang yang menyusur, Floating
tube sheet Skirt
23. Flans packing-Packing
Follower Ring
24. Packing
25. Cincin penekan packing-Packing, Follower Ring
26. Cincin latern-Latern Ring
27. Batang pengikat dan spasi-Tie rodsa and spacer
28. Pelat penahan atau sekat
transverse�Transverse Baffles or Support Plate
29. Sekat yang disentuh langsung-Impingement
Baffles
30. Sekat yang
longitudinal (paralel dengan
tubes)-Longitudinal Baffles
31. Pemisah aliran pass-Pass Partition
32. Sambungan untuk venting
33. Sambungan untuk buangan (drain)
34. Sambungan untuk instrument
35. Penahan bejana ke pondasi
atau sadel�Support Saddle
36. Tahanan untuk mengangkat-Lifting Lug
37. Penahan Gantungan (bracket)
38. Weir
39. Saluran untuk cairan-Liquid level
Connection
Banyaknya aliran
dalam satu tube:
Dimana:
q����� = 200 liter/menit
= 200 x 0,03532
ft3/menit
= 7,064 ft3/menit
= 0,11773 ft3/sec
= 423,84 ft3/hr
Kondisi fhisis untuk air baku yang akan dipanaskan:
a. �Temperatur
�
Temperatur masuk, t1 = 20 oC
(68 oF)
�
�Temperatur keluar, t2
= 40 oC (104 oF)
�
�Temperatur tengah, tz = 35 oC
(95 oF)
b. Tekanan
�
Tekanan masuk,
P1���� = 1 atm
�
Tekanan keluar,
P2��� = 1 atm
Sehingga pada temperature 35 oC
(95 oF) air baku
dari referensi Principles
of Heat Transfer hal. 636 didapat
harga-harga:
𝜌��� =
62,545 lb/ ft3
Cp = 0,9980 BTU/Ib oF
K�� = 0,363 BTU/hr ft oF
Pr� �= 4,34
�� = 1,60 Ib/hr ft
= 0,00044 lb/sce.ft
Jadi:
w���� = (q x p) / n
=
(7,064 x 62,545) / 47 = 9,4 lb/menit
=
0,16 lb/sec
Berdasarkan ref 12 hal.
29 Tabel "STEAM LESS BOILER TUBES" di dapat
ukuran-ukuran tube:
Size
= 3/4"
do�� = 26,9 mm = 1,059 Inc = 0,08825 ft
di��� = 22,3 mm = 0,87795 Inc = 0,0732 ft
BWG
= 13
Wall
Thickness; xw = 2,3 mm = 0,09 Inc
��� = 7,5. 10-3 ft
��� Inside Cross Sectional; Ai = π/4. di2
= 0,61 Inc2 = 0,0042 ft2
5.
Menghitung Luas Daerah Perpindahan
Panas
Luas daerah perpindahan panas dapat ditentukan
dengan:
Q = U.
A. LMTD��������������� (4.1)
Dimana:
Q� = Panas yang diserap
oleh air baku
U� = Koefisien perpindahan panas menyeluruh
A� = luas daerah perpindahan panas
LMTD = beda suhu rata-rata
Kesimpulan
Dari hasil penelitian mengenai perencanaan heater di PT. Samudera
Windu Cold Storage
yang telah dilakukan, dapat
disimpulkan bahwa:
Heater yang dipilih untuk memanaskan air baku (Type berdasarkan TEMA) adalah: (a) Front End type A. (b) Shell type E. (c) Real
End type S.
Aliran larutan
dalam tube dibuat 2 tingkat, sedangkan aliran air panas dalam shell 1 tingkat (1-2 pass).
Dimensi heater didapat:
(a) Diameter luar shell sebesar
16 Inc. (b) Diameter dalam shell sebesar
15,22 Inc. (c) Panjang tube sebesar 180 Inc. (d) Jumlah tube 94 buah.
Dengan bahan
tube yang dipilih adalah Copper-nickel (Manganin) dengan komposisi:
84 % Cu; 4,5 % Ni dan 12,5 % Mn.
Size tube 3/4 Inc dengan ukuran:
do = 26 mm = 1,059 Inc = 0,08825 ft
di =
22,3 mm = 0,87795 Inc = 0,0732 ft
BWG = 13
a.
Jumlah tie rod 6 buah. (1) Pemuaian pada tube yang terjadi sebesar 0,16 Inc. (2) Pemuaian pada shell yang terjadi sebesar
0,12. (3) Perbedaan panjang antara tube dengan
shell setelah pemuaian adalah 0,05 Inc. (4) Baffle yang digunakan dengan jenis 25 % dari diameter
shell. (5) Jarak antara baffle adalah 6 Inc. (6) Jumlah baffle diambil sebanyak 29 buah. (7) Tebal baffle diambil sebesar 1/4 Inc. (8) Diameter saluran masuk dan keluar air
baku adalah 6 Inc. (9) Diameter saluran masuk dan keluar media pemanas adalah 6 Inc. (10) Banyaknya media pemanas yang dibutuhkan
untuk memanaskan air baku sebanyak 200 liter/menit dari temperature 68 oF
menjadi 104 oF adalah 138,15 liter/menit dengan temperatur 176 �F.
[1] |
C.o. Bennet and J.E. Myer, " Momentum, Heat And Mass Transfer", McGraw Hill Inc, 1982. |
[2] |
Clark l and R.L. Davidson "Manual For Process Engineering Calculation" Second Edition Me. Graw Hill Book Company, New York 1962. |
[3] |
Frank Kreith And ArkoPrijono, M.Sc, "Prinsip-PrinsipPerpindahanPanas" EdisiKetiga. |
[4] |
Frank Kreith And Bohn, Harper And Row, "Principles Of Transfer" PubliserInc ,1986. |
[5] |
Ir. TunggulM. Sitompul, SE, M.Sc, "Alat PenukarKalor" PT. Raja GrafindoPersada, 1991. |
[6] |
JP. Holman, �PerpindahanKalor" Erlangga, 1991. |
[7] |
Ir. DjatmikoIchsani, M.Eng "Diktat PerpindahanPanas I" |
[8] |
Ir. DjatmikoIchsani,� M.Eng "Diktat PerpindahanPanasII" |
[9] |
J.M. Coulson and J.F. Richardson with J.R. Bachurst and J.H. Harker, "Chemical Engineering" Volume I Fourth Edition, Pergamon Press. |
[10] |
Mahon,
Harold, Miklos and Hans Linear. Efficient Energy Management, Prentice-Hall
Inc. New Jersey, 1983 |
[11] |
Moss,
K.J Energy Management and Operating Cost in Building, E&FN Spon, London,
1997 |
[12] |
O�Callagham Paul.
Energy Manajement. McGraw-Hill Book Company Europe,
1993 |
[13] |
Peters Max S, Timmerhaus, KlausD, "Plant
Design Nad Economics For
Chemical Engineers" Second Edition McGraw Hill Kogakusha,
Ltd Tokyo, 1968. |
[14] |
Robert H. Perry danCecilH. Chilton "ChemicalEngineersHandbook" FifthEditionMC. Graw Hill Kogakusha, Ltd. |
[15] |
Robert M. Drake, JRdanE.R.G. Eckert, "MechanicalEngineering (Heat and Mass Transfer)" MC. GrawHill BookCompanyInc 1959. |
[16] |
Robert H. Perry, Don W. Green danJamesO. Malony "Chemical Engineers" Hand Book, SixthEdition" MC. GrawHill BookCompany. |
[17] |
Tucula, Adrian. Energy Efficient Design for Commersial Buildings, McGraw-Hill Book Company, 1995 |
[18] |
Schiler, Marc. Simplified design of building lighting. John Wiley and Sons Inc, 1992 |
[19] |
Stoecker,W.F and Jones J.W. Refrinerasi dan Pengkondisian Udara, Jakarta Erlangga, 1994 |
[20] |
William H. Mc. Adams, "Heat Transmision" MC.Graw Hill IncBookCompany. |
Copyright holder: Erlangga Atidhira Hadijaya,
Fuazen, Joni Rahmadi (2023) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |