Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398

Vol. 8, No. 8, Agustus 2023

 

ANALISIS KEPERCAYAAN DIRI ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER BERNYANYI LAGU DAERAH DI TK DUKUH II SUKOHARJO

 

Ira Irmawati, Junita Dwi Wardhani

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Email: [email protected], [email protected]

 

Abstrak

Kegiatan ekstrakurikuler bernyanyi lagu daerah di TK Dukuh II Sukoharjo merupakan suatu bagian internal dari proses belajar yang menekankan pada kebutuhan anak, yang bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan diri anak usia dini melalui kegiatan ekstrakurikuler bernyanyi lagu daerah di TK Dukuh II Sukoharjo. Subjek penelitian ini adalah anak kelompok A TK Dukuh II yang berjumlah 15 orang, terdiri dari 7 anak perempuan dan 8 orang siswa laki laki. Jenis penelitian ini adalah kualitatif, penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus 2022. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara dan dokumentasi dengan harapan data yang dihasilkan valid, subjektif dan otentik. Berdasarkan hasil penelitian, menunjukan adanya peningkatan kepercayaan diri anak antara sebelum dan sesudah pemberian treatmen di TK Dukuh II Sukoharjo. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan kepercayaan diri dapat dilihat pada anak yang yakin pada dirinya sendiri dapat dilihat dari hasil pretest 17, 0 sedangkan hasil posttest 22,3 dapat meningkat 5,3 prosentase 1,31%. Indikator bertanggung jawab hasil pretest 12, 1 sedangkan hasil posttest 16,5 dapat meningkat 4,4. Prosentase 1,36%. Indikator objektif hasil pretest 17, 8 sedangkan hasil posttest 21,9 dapat meningkat 4,1. Prosentase 1,23%. Indikator mempunyai perasaan yang senang dengan hasil pretest 17, 6 sedangkan hasil posttest 23,8 dapat meningkat 6,2. prosentase1,36%. Hasil penelitian keseluruhan dari skor pretest 64,5 dan hasil skor posttest 84.5, dapat disimpulkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler bernyanyi dapat meningkatkan percaya diri anak di TK Dukuh II Sukoharjo. Kepercayaan diri dapat dikembangkan dengan menggunakan metode bernyanyi melalui kegiatan ekstrakurikuler.

 

Kata Kunci: Kepercayaan Diri; Ekstrakurikuler; Anak Usia Dini.

 

Abstract

The extracurricular activity of singing folk songs at TK Dukuh II Sukoharjo is an internal part of the learning process that emphasizes children's needs, which aims to increase the self-confidence of early childhood through extracurricular activities singing folk songs at TK Dukuh II Sukoharjo. The subjects of this study were 15 children in group A TK DUKUH II, consisting of 7 girls and 8 boys. This type of research is qualitative, research will be carried out in August 2022. Data collection techniques are carried out by observation, interviews and documentation in the hope that the resulting data is valid, subjective and authentic. Based on the results of the study, it showed that there was an increase in children's self-confidence between before and after giving treatment in TK Dukuh II Sukoharjo. This is evidenced by an increase in self-confidence which can be seen in children who are confident in themselves. It can be seen from the pre-test results of 17.0, while the post-test results of 22.3 can increase by 5.3 percentage to 1.31%. The responsible indicator is the pre-test result of 12.1, while the post-test result is 16.5 which can increase to 4.4. Percentage 1.36%. The objective indicator of the pretest results is 17.8 while the post test results are 21.9 which can increase to 4.1. Percentage 1.23%. The indicator has a happy feeling with the pre-test results of 17.6 while the post-test results are 23.8 which can increase to 6.2. percentage 1.36%. The overall results of the study from the pre-test score of 64.5 and the results of the post-test score of 84.5, it can be concluded that singing extracurricular activities can increase children's self-confidence in TK DUKUH II Sukoharjo. Confidence can be developed by using the singing method through extracurricular activities.

 

Keywords: Confidence; Extracurriculars; Early Childhood.

 

Pendahuluan

Pendidikan dan manusia merupakan dua hal yang berkesinambungan, di Indonesia ada beberapa lembaga pendidikan salah satunya adalah pendidikan anak usia dini. Pendidikan anak usia dini harus dikembalikan pada kepentingan anak itu sendiri dan berorientasi pada kebutuhannya, memberikan suasana bermain, menyenangkan, nyaman, memungkinkan anak berani dan data mengekspresikan gagasan secara jelas.

Sejak dilahirkan, anak memiliki 100 milyar sel otak. Pada masa tersebut anak mengalami masa tumbuh kembang secara pesat dan menyeluruh. Proses perkembangan, anak membutuhkan stimulasi atau rangsangan yang tepat agar sel sel otak saling terhubung sehingga seluruh aspek perkembangan anak usia dini berkembang dengan maksimal.

Undang undang No. 2 Th. 23 mengatakan bahwa pendidikan anak usia dini merupakan kegiatan untuk membina anak sejak lahir sampai enam tahun guna mengoptimalkan seluruh tumbuh kembang anak melalui pemberian stimulasi untuk mempersiakan pendidikan lebih lanjut.

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 58 Tahun 2009 tentang standar pendidikan anak usia dini, pendidikan anak usia prasekolah mencakup pengembangan diri dalam lingkup perkembangan sosial emosi anak sesuai dengan tingkat pencapaian usia empat sampai lima tahun yang setidaknya sudah dapat menunjukkan rasa percaya diri, namun kenyataannya masih banyak anak anak yang memasuki usia tersebut belum� mampu memiliki rasa percaya diri. Kurangnya rasa percaya diri akan menghambat upaya tercapainya kompetensi, karena tanpa adanya kepercayaan diri maka siswa akan merasa tidak mampu dalam mengerjakan tugas yang diberikan kepadanya.

Menurut Blegur (2020) rasa percaya diri juga disebut sebagai harga diri atau gambaran diri, konsep diri merupakan evaluasi terhadap domain diri yang spesifik. Menurut Perdana, (2019) mengemukakan bahwa rasa percaya diri merupakan kondisi mental yang dimiliki seseorang untuk mengoptimalkan seluruh kemampuan diri sehingga membentuk kepercayaan untuk melakukan kegiatan yang diinginkan.

Kepercayaan diri dapat berlanjut pada keyakinan bahwa seseorang memiliki kemampuan untuk berhasil dalam suatu tugas. Menurut Jerald dan Villegas (2020) kepercayaan diri merupakan sikap yang kemungkinan mengetahui kelemahannya seseorang. Ketika individu belajar dan membuat keputusan mereka meningkatkan umpan balik spesifik tentang kapasitas mereka dan membangun keyakinan dalam kapasitas tersebut.

Menurut Rahimi (2019) perlunya mengembangkan kepercayaan diri di sekolah, saat belajar di sekolah anak perlu berkomunikasi secara efektif dengan temannya. Penanaman karakter kepercayaan diri pada anak usia dini dilakukan melalui berbagai macam metode, baik di lingkungan keluarga maupun di lingkungan sekolah. Di lingkungan sekolah penanaman karakter kepercayaan diri anak melalui kegiatan ekstrakurikuler.

Menurut Wardani (2021) indikator kepercayaan diri terdiri dari 1.) bertindak mandiri, bertindak tanpa adanya keterlibatan orang lain, yakin pada dirinya sendiri, 2.) bertanggung jawab, berpikiran positif kepada diri sendiri, berusaha menilai perihal pandangan dan perilaku, tidak bergantung pada orang lain, 3.) objektif,� 4.) merasa senang jika melakukan suatu kegiatan, memiliki keberanian mengutarakan pendapat, mampu menyampaikan pendapat tanpa merasa dipaksa serta.�

Menurut Yaswinda (2022) ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilaksanakan diluar jam pelajaran agar memerluas wawasan serta peningkatan dan penerapan nilai� nilai pengetahuan dan kemamuan berbagai hal. Menurut Yaswinda (2022) kegiatan ekstrakurikuler juga merupakan salah satu cara menampung dan mengembangkan potensi siswa yang tidak tersalurkan saat di sekolah di sekolah.

Menurut Hayati (2019) bernyanyi merupakan salah satu kegiatan pengembangan seni musik dalam pembelajaran anak usia dini. Bernyanyi merupakan bagian yang penting dalam pengembangan diri anak. Pendidikan di Paud harus mengarahkan anak didiknya bukan sebagai penyanyi, tetapi lebih pada bagaimana membuat anak anak menjadi antusias dalam memnyanyi. Dengan bernyanyi, anak anak dapat mengekspresikan apa yang dirasakan, dipikirkan diimpikan secara pribadi dan melalui bernyanyi anak akan bersentuhan dengan sesuatu yang indah (Kartolo, 2019).

Menurut Antara, (2023) manfaat dari bernyanyi antara lain: 1) Meningkatkan kemampuan verbal, emosional dan kreatifitas anak, 2) Memperbaiki konsentrasi, 3) Memperbaiki memori, 4) Menginspirasi otak kanan dalam proses kreatif. 5) Memperkokoh kemampuan berpikir intuiti.

Manfaat dari bernyanyi antara lain Kastanja (2022): 1) Bernyanyi bersifat menyenangkan, 2) Bernyanyi merupakan media untuk mengekspresikan perasaan, 3) Bernyanyi dapat membantu daya ingat anak, 4) Bernyanyi dapat membantu mengembangkan daya pikir.

Syarat lagu yang dinyanyikan atau lagu yang dipilih untuk anak prasekolah adalah lagu yang dapat mendorong anak untuk aktif terlibat dalam kegiatan sekolah, berhubungan dengan minat anak anak, memiliki melodi yang berisi frase yang diulang ulang sehingga mudah dipelajari dan diingat (Rantina et al., 2019).

Indonesia sebagai Negara yang terbentang dari sabang sampai dengan Merauke, memiliki budaya dengan berbagai macam hasil karya seni dan etnik yang unik. Karya seninya barupa seni tari, kain batik, cerita rakyat pakaian tradisional, rumah adat, musik dan lagu daerah. Pada karya seni lagu, tiap daerah memiliki lagu yang khas dengan daerahnya masing�masing.

Menurut Setiowati (2020: 174) lagu daerah di Indonesia yakni lagu dari daerah tertentu atau wilayah budaya tertentu, lazimnya dinyatakan dalam syair atau lirik bahawa wilayah atau daerah tersebut baik lagu rakyat maupun lagu lagu ciptaan baru. Hampir setiap daerah memiliki lagunya sendiri sendiri sebagai gambaran kehidupan masyarakat setempat secara umum.

Ciri�ciri lagu daerah; 1.) menceritakan tentang keadaan lingkungan ataupun budaya masyarakat setempat yang sangat dipengaruhi oleh adat istiadat, 2.) bersifat sederhana sehingga untuk mempelajari lagu daerah tidak membutuhkan pengetahuan musik yang cukup mendalam, 3.) jarang diketahui pengarangnya, 4.) megandung nilai nilai kehidupan, unsur kebersamaan sosial, 5.) mengandung nilai kehidupan yang unik dan khas.

Lagu daerah jawa antara lain 1) lagu lir ilir mencerminkan lagu religius yang disampaikan secara tersirat, lagu gundul gundul pacul, menerapkan nilai karakter agar kelak menjadi pemimpin yang adil, amanah dan jujur. Cublak cublak suweng yang mempunyai makna untuk mencari harta janganlah menuruti hawa nafsu tetapi semuanya kembali ke hati nurani yang bersih. Lagu yang akan dinyanyikan anak anak adalah lagu daerah yang berjudul lir ilir, gundul gundul pacul, dan cublak cublak suweng.

Metode bernyanyi menurut Maslihah dan Titi Rachmi (2018) kegiatan menyanyi merupakan salah satu kegiatan yang sangat digemari oleh anak anak, terutama pesan moral dan nilai nilai agama. Melalui kegiatan menyannyi suasana pembelajaran akan lebih menyenangkan, menggairahkan, membuat anak menjadi bahagia, menghilangkan rasa sedih, terhibur dan bersemangat.

Menurut Rahman (Rahman, 2013) mengemukakan suatu keyakinan yang dimiliki seseorang bahwa dirinya mampu berperilaku seperti yang dibutuhkan untuk memperoleh hasil seperti yang diharapkan. rasa percaya diri ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan mental dan karakter anak di kemudian hari. Anak yang memiliki mental dan karakter yang kuat akan menjadi modal penting bagi masa depannya ketika menginjak usia dewasa, sehingga mampu menghadapi setiap tantangan dengan lebih realistis.

Menurut Sugiyono (2018) hasil observasi disertakan dokumen yang berkaitan dengan penelitian, hal ini sesuai yang telah dilakukan oleh peneliti di TK Dukuh II Sukoharjo. Pada bulan Agustus 2022 saat mengajar di TK Dukuh II Sukoharjo bahwa masih terdapat anak yang kurang percaya diri untuk menunjukkan kemampuannya. Kegiatan bernyanyi dilakukan setiap hari jumat, saat bernyanyi ada anak yang menangis, ada yang sakit perut, bermain, tidak mau bernyanyi saat kegiatan ekstrakurikuler di sekolah.

Berdasarkan fakta dilapangan dan masalah yang ada, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang analisis kepercayaan diri anak usia dini melalui kegiatan ekstrakurikuler bernyanyi lagu daerah di TK Dukuh II Sukoharjo.

Adapun hasil wawancara dengan kepala sekolah. Ibu T mengatakan: �Tahun ini agak berat mbak, baru ini semua Tk A banyak yang kepercayaan dirinya kurang. Setiap ada ekstrakurikuler bernyanyi anak, ada yang menangis, malah ada yang setiap hari jumat tidak masuk sekolah, ada juga yang tiba tiba sakit� perut, biasanya karena psikologisnya dan juga karena takut disuruh maju bernyanyi �.

Hasil wawancara dengan guru kelas, Ibu P mengatakan: �Anak TK A untuk kepercayaan diri masih kurang mbak, karena bisa saja karena dari orangtua yang kurang memperhatikan anak, bisa juga anak sudah merasa takut terlebih dahulu, jadi setiap maju dia akan ketakutan, entah itu takut karena salah lirik atau gak bisa ngikuti alur musiknya, nanti kan kalau anak salah teman yang lain banyak yang menertawainya�

Hasil wawancara dengan guru kelas, Pak J mengatakan: �TK A banyak sekali yang tidak percaya diri maju bernyanyi, ada yang nangis, padahal nyanyi itu bisa buat hati senang. Setiap kali disuruh maju bernyanyi harus dibujuk dulu, ada yang gampang dibujuk ada juga yang susah, kalau yang susah dibujuk biasanya nangisnya tambah kenceng. Harus pelan pelan ngadepi anak, Kadang di beri reward, kalau anak diberi reward jadi semangat, lama kelamaan nanti anak juga berani maju sendiri�.

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah, guru kelas dan guru ekstrakurikuler didapatkan informasi bahwa kepercayaan diri anak kurang, hal tersebut dapat dilihat setiap mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bernyanyi anak suka menangis, bahkan ada anak yang tidak masuk sekolah setiap ada kegiatan ekstrakurikuler bernyanyi.

Peneliti mengadakan wawancara dengan orang tua murid, hasil wawancara dengan orang tua murid mengatakan: �Pernah saya tanya ke anak, kalau disekolah berani maju nyanyi tidak? Katanya gak berani bu, takut kalau maju gak hafal lagunya. Takut nanti kalau salah. Malu dilihat banyak orang. Padahal anak kalau dirumah nyanyi lagu yang diajari guru bisa bu, hafal, anak juga pinter, tapi gak kenapa kalau disuruh maju nyanyi malah takut �.

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah, guru kelas dan guru ekstrakurikuler dan orang tua bahwa anak merasa takut karena tidak hafal lagu yang dinyanyikannya, takut dicemooh temannya, menangis saat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bernyanyi, bahkan ada anak yang memilih mendekat ibunya daripada mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bernyanyi. Hal tersebut membuat peneliti tertarik untuk menganalisis kepercayaan diri anak usia dini melalui kegiatan ekstrakurikuler bernyanyi lagu daerah di TK Dukuh II Sukoharjo.

 

 

 

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif. Penelitian dilaksanakan di TK Dukuh II Sukoharjo. Subjek penelitian ini adalah anak kelompok A TK Dukuh II yang berjumlah 15 orang, terdiri dari 7 anak perempuan dan 8 orang siswa laki laki. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara, observasi dan dokumen. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling yaitu anak yang belum menunjukkan kepercayaan diri dengan baik. Teknik analisis data menggunakan analisis data kualitatif yang meliputi pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi.

 

Hasil dan Pembahasan

Kepercayaan diri Anak di TK Dukuh II dapat ditingkatkan melalui kegiatan ekstrakurikuler bernyanyi, dapat dilihat dari hasil pemberian tindakan pada setiap treatmen mengalami kenaikan.

Tabel 1

Hasil pretest dan post test

No

Nama

Indikator

pre test

post test

1

Salsabila

Yakin pada diri sendiri dan optimis

Tidak mau tampil di depan kelas

Berani tampil di depan kelas

 

 

Bertanggung jawab

Sering tidak masuk saat ada jadwal ekstrakurikuler bernyanyi

Setelah diberi treatmen anak selalu rajin masuk sekolah

Objektif

Anak mudah terpengaruh temannya

Anak mulai mengikuti temannya yang berani maju tampil sendiri di depan kelas dan bernyanyi bersama sama

Perasaan senang

Anak tidak aktif mengikuti kegiatan

Anak menjadi aktif mengikuti kegiatan

2

Arko

Yakin pada diri sendiri dan optimis

Suka mengeluh saat mengikuti ekstrakurikuler

Bersemangat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bernyanyi

 

 

Bertanggung jawab

Tidak berani tampil didepan kelas

Adanya reward dan motivasi anak berani tampil

Objektif

Tidak yakin pada dirinya atas kemampuan dimiliki

Merasa bahwa dirinya bisa bernyanyi lagu daerah

Perasaan senang

Tidak antusias saat bernyanyi

Anak aktif mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bernyanyi

3

Asyila

Yakin pada diri sendiri dan optimis

Malu bernyanyi di depan kelas

Lebih percaya diri tampil di depan teman� temannya

 

 

Bertanggung jawab

Suka menyndiri

Anak mau membaur dengan teman temannya, dan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bernyanyi

Objektif

Merasa mudah lupa lirik lagu

Anak sudah merasa mampu menghafal lagu dengan baik

Perasaan senang

Merasa bahwa musik mengganggunya.

Anak mulai menyukai musik, bernyanyi bersama teman teman dan di iringi music

4

Fitria

Yakin pada diri sendiri dan optimis

Tidak semangat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bernyanyi

Bersemangat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bernyanyi

 

 

Bertanggung jawab

Merasa tidak bisa bernyanyi

Anak merasa bisa bernyanyi, karena lagu daerah merupakan lagu yang menyenangkan

Objektif

Suka ragu ragu saat bernyanyi

Anak sering belajar dirumah maupun disekolah sehingga tidak ragu saat bernyanyi

Perasaan senang

Tidak ada ketertarikan saat mengikuti kegiatan

Dengan bernyanyi lagu daerah, lir ilir, cublak cublak suweng membuat anak tertarik

5

Alvaro

Yakin pada diri sendiri dan optimis

Tidak bersungguh sungguh mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bernyanyi

Setelah diberi treatmen, alvaro mau belajar bernyanyi dirumah , saat disekolah sudah bisa.

 

 

Bertanggung jawab

Malas mengikuti kegiatan ekstrakuriler bernyanyi

Adanya motivasi, membuat anak tertarik megikuti kegiatan ekstrakurikuler bernyanyi

Objektif

Maju harus didampingi teman sebangkunya

Anak dapat bernyanyi sendiri tanpa didampingi temannya

Perasaan senang

Merasa bosan

Adanya musik anak menjadi tidak bosan

6

Raihan

Yakin pada diri sendiri dan optimis

Tidak nyaman dengan situasi kelas

Dengan situasi kelas yang terkontrol dengan baik anak menjadi nyaman

Bertanggung jawab

Sering bolos saat adakegiatan ekstrakurikuler

Setelah diberi treatmen menjadi rajin belajar

 

 

 

Objektif

Mengganggap bahwa bernyanyi itu membosankan

Anak beranggapan bahwa bernyanyi sangat menyenangkan

Perasaan senang

Malas mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bernyanyi

Anak menjadi rajin, selalu mengangkat tangan ingin maju terlebih dahulu

7

Andhanu

Yakin pada diri sendiri dan optimis

Takut maju di depan kelas

Berani tampil di depan kelas

 

 

Bertanggung jawab

Keluar kelas dan mendekap ke ibunya

Sudah berani tampil didepan kelas

Objektif

Anak ditunjuk maju bernyanyi, tidak memyanggupi

Tanpa ditunjuk, anak menawarkan dirinya untuk maju terlebih dahulu

Perasaan senang

Merasa capek saat bernyanyi

Anak sudah merasa capek dan merasa senang

8

Shima N

Yakin pada diri sendiri dan optimis

Merasa tidak bisa bernyanyi

Dengan belajar dan diberi motivasi anak menjadi bisa bernyanyi

 

 

Bertanggung jawab

Menolak ajakan guru saat disuruh maju

Bersemangat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bernyanyi

Objektif

Merasa takut

Anak sudah mulai berani

Perasaan senang

Lebih senang mewarnai daripada bernyanyi

Anak menjadi senang bernyanyi dan senang mewarnai

9

Arfadhia

Yakin pada diri sendiri dan optimis

Takut diejek temannya

Sebelum kegiatan ekstrakurikuler bernyanyi, anak sudah menyiapkan dan menghafal lagu dirumah

 

 

Bertanggung jawab

Memilih bermain daripada mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bernyanyi

Anak sudah tertarik mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bernyanyi

Objektif

Mudah dipengaruhi temannnya

Yakin pada dirinya sendiri bahwa dapat mengikuti kegiatan bernyanyi dengan� baik

Perasaan senang

Merasa kesulitan saat bernyanyi

Anak termotivasi mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bernyanyi lagu daerah

10

Zielfany

Yakin pada diri sendiri dan optimis

Suka ragu ragu

Lebih percaya diri dan yakin pada dirinya sendiri

 

 

Bertanggung jawab

Mengajak temannya untuk becanda

Memperhatikan teman maju kedepan, sambil mengahafal lagu yang ingin dinyanyikan

Objektif

Suka marah marah saat disuruh maju

Setelah diberi treatmen, dan diberi motivasi,anak sudah tidak marah marah lagi

Perasaan senang

Tidak suka bernyanyi

Anak lebih tertarik bernyanyi

11

Revan A

Yakin pada diri sendiri dan optimis

Saat gilirannya maju, anak menjadi sakit perut

Dengan diberi reward anak merasa bersemangat

 

 

Bertanggung jawab

�Anak suka berlari lari

Anak mulai tertarik dengan kegiatan ekstrakurikuler bernyanyi

Objektif

Jika maju kedepan suka bersembunyi dibelakang bu guru

Anak mulai tertarik mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bernyanyi

Perasaan senang

Merasa tidak mampu menyesuaikan musiknya

Anak terus mencoba bernyanyi, dan menyesuaikan musiknya

12

Feby N

Yakin pada diri sendiri dan optimis

Takut diejek temannya

Anak mulai menghiraukan teman temannya yang mengejeknya

 

 

Bertanggung jawab

Sering bolos saat kegiatan ekstrakurikuler bernyanyi

Dengan adanya treatmen, dengan memberi motivasi dan reward anak mulai masuk sekolah secara rutin

Objektif

Merasa takut

Anak menjadi berani

Perasaan senang

Capek saat disuruh bernyanyi

Anak tidak capek, dan merasa senang

13

Axa A

Yakin pada diri sendiri dan optimis

Menangis saat disuruh maju bernyanyi

Dengan didampingi guru anak mulai berani maju

 

 

Bertanggung jawab

Tidak berani tampil didepan kelas

Berani tampil di depan kelas

Objektif

Suka menangis dan teriak

Anak menjadi berani

Perasaan senang

Suka diam saat ada ekstrakurikuler

Anak mulai aktif bernyanyi

 

14

Abdiel N

Yakin pada diri sendiri dan optimis

Anak suka panik saat disuruh maju

Senang maju saat bernyanyi

 

 

Bertanggung jawab

�Suka menyendiri diruang bermain

Anak sudah membaur dengan temannya, dan mengikuti ekstrakurikuler bernyanyi dengan baik

Objektif

Memarahi bu guru saat anak disuruh maju

Dengan adanya treatmen yang telah dilakukan anak menjadi nurut, dan tidak marah lagi

Perasaan senang

Malas mengikuti ekstrakurikuler bernyanyi

Anak menjadi semangat

15

Bridgia

Yakin pada diri sendiri dan optimis

Selalu banyak alasan jika disuruh maju kedepan kelas

Berani maju kedepan kelas, tanpa banyak alasan

 

 

Bertanggung jawab

Lari kleuar kelas, saat minta gendong ibunya

Anak berani tampil sendiri, tidak keluar kelas lagi

Objektif

Mudah dipengaruhi temannya

Percaya dengan dirinya sendiri, sehingga menjadi senang dan tertarik mengikuti ekstrakurikuler bernyanyi

Perasaan senang

Merasa kesulitan saat bernyanyi

Anak termotivasi mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bernyanyi lagu daerah

 

Tabel 2

Temuan pelaksanaan ekstrakurikuler bernyanyi

Peserta

Didik

Temuan Pelaksanaan

Ekstrakurikuler Bernyanyi

Kepercayaan Diri Anak

Kelompok A TK Dukuh II Sukoharjo

 

Anak mudah terpengaruh oleh temannya, jika ada teman takut juga ikut takut.

Anak yang suka menangis saat kegiatan esktrakurikuler bernyanyi, anak merasa bernyanyi membuat tidak nyaman, anak takut jika bernyanyi membuat dia diejek oleh temannya, ada anak yang memiliki sifat pelupa sehingga ia merasa jika saat bernyanyi tetapi lupa lirik takut di ejek oleh teman temannya.

Faktor lingkungan yang membuat anak merasa dirinya tidak nyaman dengan lingkungan yang kurang kondusif, anak merasa kurang mampu bernyanyi dengan baik, sehingga membuat anak merasa takut jika dikomentari temannya yang tidak baik. Anak merasa dengan bernyanyi tidak membuatnya menjadi senang tetapi membuat dirinya tidak percaya diri

Karena kecemasan dan ketakutan yang dialami oleh anak� maka peneliti memberikan treatmen dengan cara memberi reward, jika anak berani maju ke depan akan diberi reward berupa bintang. Sehingga membuat semangat dan berani untuk tampil maju di depan kelas.

Pada treatmen ini anak diberi motivasi oleh guru ekstra maupun guru kelas agar menjadi anak yang percaya diri, karena kepercayaan diri harus dibentuk mulai sejak dini agar kelak menjadi pribadi yang lebih baik.

Agar saat bernyanyi menjadi lebih menyenangkan anak anak yang berani maju ke depan kelas, berani tampil sendiri akan diberi talking stick. Stick itu berupa stick yang dihias di beri gambar yang menarik, agar membuat anak anak menjadi senang saat bernyanyi

 

Grafik 1

Indikator kepercayaan dari anak

 

Tabel 3

Perbandingan indikator skala kepercayaan diri anak melalui kegiatan ekstrakurikuler bernyanyi pretest dan post test

No

Indikator

Hasil

pre test

Hasil

post test

Hasil

ket

prosentase

1

Yakin kepada diri sendiri dan optimis

17,0

22,3

 

Meningkat

5,3

 

1,31%

2

Bertanggung jawab

12,1

16,5

Meningkat

4,4

1,36%

3

Objektif

17,8

21,9

Meningkat

4,1

1,23%

4

Perasaan senang

17,6

23,8

Meningkat

6,2

1,35%

 

Tabel 4

Hasil indikator skala kepercayaan diri anak melalui kegiatan ekstrakurikuler bernyanyi pretest dan post test

No

Indikator

pre test

post test

Skor

Katergori

Skor

Katergori

1

Yakin kepada diri sendiri dan optimis

17,0

Rendah

22,3

Tinggi

3

Bertanggung jawab

12,1

Rendah

16,5

Tinngi

2

Objektif

17,8

Rendah

21,9

Tinggi

4

Perasaan senang

17,6

Rendah

23,8

Tinggi

 

Total

64.5

Rendah

84.5

Tinggi

 

Rata rata

64.5

Rendah

84.5

Tinggi

 

Berdasarkan hasil tabel perbandingan dari deskripsi temuan dilapangan, dalam meningkatkan kepercayaan diri anak dikelompok A TK Dukuh II Sukoharjo, proses tersebut akan menentukan perkembangan kepercayaan diri anak. kepercayaan diri dapat dilihat pada anak yang yakin pada dirinya sendiri dapat dilihat dari hasil pretest 17, 0 sedangkan hasil posttest 22,3 dapat meningkat 5,3 prosentase 1,31%. Indikator bertanggung jawab hasil pretest 12, 1 sedangkan hasil posttest 16,5 dapat meningkat 4,4. Prosentase 1,36%.

Indikator objektif hasil pretest 17, 8 sedangkan hasil posttest 21,9 dapat meningkat 4,1. Prosentase 1,23%. Indikator mempunyai perasaan yang senang dengan hasil pretest 17, 6 sedangkan hasil posttest 23,8 dapat meningkat 6,2. prosentase1,36%. Hasil penelitian keseluruhan dari skor pretest 64,5 dan hasil skor posttest 84.5, Perkembangan kepercayaan diri anak kelompok A TK Dukuh II Sukoharjo dapat berkembang dengan baik melalui ekstrakurikuler didukung adanya peran guru yang peduli terhadap perkembangan kepercayaan diri anak menjadi pendorong, menghargai karya anak, membantu dan memahami anak sehingga perkembangan kepercayaan diri anak kelompok A TK Dukuh II Sukoharjo dapat berkembang dengan optimal.

Bernyanyi membuat perasaan senang hal ini sejalan dengan pendapat Kurniati dan sri watini (2022) bernyanyi merupakan kegiatan yang digemari anak khususnya anak TK, bernyanyi dapat digunakan untuk menyampaikan pesan moral. Pada saat bernyanyi pesan pesan yang disampaikan akan lebih lama tersimpan dimemori anak atau ingatan jangka panjangnya.

Kegiatan bernyanyi akan lebih menyenangkan bila diiringi musik. Selain metode bernyanyi, dalam meningkatkan semangat belajar anak, selain dengan metode bernyanyi, dalam meningkatkan semangat belajar, anak perlu diberi reward, supaya anak menjadi lebih semangat, dan aktif dalam melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler bernyanyi (Magrisa et al., 2018).

Guru menghadapi kendala dan memberi solusi dalam ekstrakurikuler bernyanyi dengan membimbing anak serta memberikan motivasi, terbentuknya kepercayaan diri dengan adanya dorongan, penerimaan lingkungan dapat membentuk rasa percaya diri yang baik. Untuk membentuk rasa kepercayaan diri diantaranya dengan memberikan motivasi dan memberikan penghargaan pada usaha anak salah satunya dapat diwujudkan dengan memberikan pujian terhadap usaha dan capaian yang telah didapatkan anak. Suasana yang seperti itu akan memicu anak untuk terus belajar dan dapat menambah rasa percaya diri.

Lagu yang digunakan dalam ekstrakurikuler adalah lagu daerah yang sederhana dan mudah dipahami oleh anak, hal ini sejalan dengan pendapat Kusumawati, (2013) mendidik anak melalui lagu akan lebih efektif karena melalui lagu akan lebih mudah diinterpretasikan oleh otak anak dan cenderung bertahan lebih lama dalam ingatannya, mendidik anak menggunakan media lagu juga dapat melatih kosa kata dan ingatan memori otak anak.

Manfaat lainnya adalah menemukan bakat anak. Dalam pelaksanaanya dikemas dalam bentuk ekstrakurikuler bernyanyi, anak akan merasa senang sehingga tujuan yang ingin dicapai akan mudah. Anak dapat menyanyikan lagu daerah khususnya lagu bahasa jawa, pada hal tersebut penggunaan lagu daerah jawa supaya anak dapat melestarikan lagu lagu daerah.

Ekstrakurikuler bernyanyi untuk membangun kepercayaan diri hal ini sejalan dengan Munawaroh, (2019) anak yang memiliki kepercayaan diri akan cenderung lebih positif di masa depannya. Demikian juga lingkungan keluarga, sosial, anak yang memiliki rasa percaya diri akan mudah menyesuaikan diri dan anak akan mudah untuk diterima oleh teman temannya. Memiliki keberanian untuk bertindak marupakan suatu sikap seseorang melakukan apapun selama percaya mampu melaksanakannya.

Pengaruh ekstrakurikuler bernyanyi meningkatkan kepercayaan diri anak. Meningkatnya kepercayaan diri anak melalui kegiatan ekstrakurikuler bernyanyi diungkapkan oleh Yanti (2016) tujuan ekstrakurikuler diselenggarakan untuk mengembangkan potensi, bakat, minat, kemampuan, kepribadian, kerjasama, dan kemandirian peserta didik secara optimal.

Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa kepercayaan diri anak di kelompok A TK Dukuh II Sukoharjo. Dalam pengembangannya guru berperan aktif dalam meningkatkan meningkatkan diri anak melalui ekstrakurikuler. Kegiatan bernyanyi secara bersama sama, berkelompok maupun individu dapat meningkatkan kepercayaan diri anak dan menumbuhkan keberanian pada anak.

Hal ini di dukung oleh data observasi mengenai kepercayaan diri anak menurut Wardani (2021) indikator kepercayaan diri yang terdiri terdiri dari bertindak mandiri, bertindak tanpa adanya keterlibatan orang lain, yakin pada dirinya sendiri. Berpikiran positif kepada diri sendiri, berusaha menilai perihal pandangan dan perilaku, tidak bergantung pada orang lain, memiliki keberanian.

 

Kesimpulan

Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler bernyanyi dapat meningkatkan kepercayaan diri anak di TK Dukuh II Sukoharjo. anak yang memiliki kepercayaan diri mempunyai karakteristik seperti, yakin kepada diri sendiri, tidak mengandalkan orang lain, merasa berharga, dan memiliki keberanian untuk bertindak. Kepercayaan diri dapat dikembangkan dengan menggunakan metode bernyanyi lagu daerah melalui kegiatan ekstrakurikuler.

 

BIBLIOGRAPHY

Antara, P. A., Dewi, N. P. S., & Putri, N. N. C. A. (2023). STIMULASI TARI KREATIF DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN SOSIAL ANAK TAMAN KANAK-KANAK: STIMULASI TARI KREATIF DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN SOSIAL ANAK TAMAN KANAK-KANAK. Pratama Widya: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 8(1), 76�84.

 

Blegur, J. (2020). Soft skills untuk prestasi belajar: Disiplin percaya diri konsep diri akademik penetapan tujuan tanggung jawab komitmen kontrol diri. Scopindo Media Pustaka.

 

Hayati, N., Fatimaningrum, A. S., & Wulandari, R. (2019). Kegiatan menyanyi dalam pembelajaran anak usia dini. Jurnal Pendidikan Anak, 8(2), 116�125.

 

Jerald, M., & Me, V. H. (2020). Number of Friends in School and the Level of Self-Confidence of the Students. International Journal of Research-Granthaalayah, 8(1), 277�286.

 

Kartolo, R. (2019). PEMBENTUKAN KARAKTER MELALUI SOSIALISASI LAGU-LAGU DAERAH NUSANTARA PADA SISWA. PROSIDING SEMINAR NASIONAL HASIL PENGABDIAN, 2(1), 658�663.

 

Kastanja, J., & Watini, S. (2022). Implementasi Metode Bernyanyi Asyik dalam Meningkatkan Rasa Percaya Diri Anak Kelompok A1 TK Negeri Pembina Nasional. JIIP-Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, 5(7), 2636�2639.

 

Kurniati, K. N., & Watini, S. (2022). Implementasi Metode Bernyanyi Asyik Dalam Meningkatkan Semangat Belajar Anak Di Raudhatul Athfal Al Islam Petalabumi. Aksara: Jurnal Ilmu Pendidikan Nonformal, 8(3), 1873�1892.

 

Kusumawati, H. (2013). Pendidikan karakter melalui lagu anak-anak. Imaji, 11(2).

 

Magrisa, T., Wardhani, K. D. K., & Saf, M. R. A. (2018). Implementasi Metode SMART pada Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Kegiatan Ekstrakurikuler untuk Siswa SMA. Informatika Mulawarman: Jurnal Ilmiah Ilmu Komputer, 13(1), 49�55.

 

Maslihah, M., & Rachmi, T. (2018). Upaya Meningkatkan Percaya Diri Melalui Kegiatan Menyanyi Pada Anak Usia 5-7 Tahun Di RA Tarbiatul Umi Kota Tangerang. Ceria: Jurnal Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini, 6(2), 26�36.

 

Munawaroh, H., Imroatun, I., & Ibrohim, B. (2019). Upaya peningkatan rasa percaya diri aud melalui kegiatan bernyanyi di depan kelas. As-Sibyan: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 4(2), 133�142.

 

Perdana, F. J. (2019). Pentingnya kepercayaan diri dan motivasi sosial dalam keaktifan mengikuti proses kegiatan belajar. Edueksos Jurnal Pendidikan Sosial & Ekonomi, 8(2).

 

Rahimi, A. (2019). Investigating the Contributing Factors Affecting High School Students� Self-confidence and the Solutions for Enhancement: A Case Study of Arabu Qala High School, Kandahar, Afghanistan. American International Journal of Social Science Research, 4(1), 35�45.

 

Rahman, M. M. (2013). Peran Orang Tua Dalam Membangun Kepercayaan Diri Pada Anak Usia Dini. Edukasia: Jurnal Penelitian Pendidikan Islam, 8(2).

 

Rantina, M., Hasmalena, H., & Yosef, Y. (2019). Pengembangan Lagu Berbasis Aplikasi Musescore dalam Pengembangan Aspek Perkembangan Anak Usia Dini. Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 4(1), 426�433.

 

Sugiyono, P. D. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung: CV. ALFABETA.

 

Wardani, I. K., Hafidah, R., & Dewi, N. K. (2021). Hubungan Antara Peran Guru Dengan Rasa Percaya Diri Anak Usia Dini. Kumara Cendekia, 9(4), 225�233.

 

Yanti, N., Adawiah, R., & Matnuh, H. (2016). Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler dalam rangka pengembangan nilai-nilai karakter siswa untuk menjadi warga negara yang baik di SMA KORPRI Banjarmasin. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, 6(11).

 

Yaswinda, Y., & Erlina, B. (2022). Model Evaluasi CIPP Dalam Mengevaluasi Program Peran Orang Tua Berpartisipasi Dalam Kegiatan Ekstrakurikuler Untuk Pengembangan Diri Anak Di TK An-Nadzir Kecamatan Payakumbuh Timur Kota Payakumbuh. Jurnal Inovasi Penelitian, 2(8), 2523�2534.

 

Copyright holder:

Ira Irmawati, Junita Dwi Wardhani (2023)

 

First publication right:

Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia

 

This article is licensed under: