Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 8, No. 8, Agustus
2023
ANALISIS
KEPERCAYAAN DIRI ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER BERNYANYI LAGU
DAERAH DI TK DUKUH II SUKOHARJO
Ira Irmawati,
Junita Dwi Wardhani
Universitas Muhammadiyah
Surakarta
Email: [email protected],
[email protected]
Abstrak
Kegiatan ekstrakurikuler
bernyanyi lagu daerah di TK Dukuh II Sukoharjo merupakan suatu bagian internal dari proses belajar yang menekankan pada kebutuhan anak, yang bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan diri anak usia dini
melalui kegiatan ekstrakurikuler bernyanyi lagu daerah di TK Dukuh II Sukoharjo. Subjek penelitian ini adalah anak
kelompok A TK Dukuh II yang
berjumlah 15 orang, terdiri
dari 7 anak perempuan dan 8 orang siswa laki laki. Jenis penelitian ini adalah kualitatif, penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus 2022. Teknik pengumpulan
data dilakukan dengan observasi, wawancara dan dokumentasi dengan harapan data yang dihasilkan
valid, subjektif dan otentik.
Berdasarkan hasil penelitian, menunjukan adanya peningkatan kepercayaan diri anak antara sebelum
dan sesudah pemberian treatmen di TK Dukuh II Sukoharjo. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan kepercayaan diri dapat dilihat pada anak yang yakin pada dirinya sendiri dapat dilihat dari
hasil pretest 17, 0 sedangkan
hasil posttest 22,3 dapat meningkat 5,3 prosentase 1,31%. Indikator bertanggung jawab hasil pretest 12, 1 sedangkan hasil posttest 16,5 dapat meningkat 4,4. Prosentase 1,36%. Indikator objektif hasil pretest 17, 8 sedangkan hasil posttest 21,9 dapat meningkat 4,1. Prosentase 1,23%. Indikator mempunyai perasaan yang senang dengan hasil
pretest 17, 6 sedangkan hasil
posttest 23,8 dapat meningkat
6,2. prosentase1,36%. Hasil penelitian keseluruhan dari skor pretest 64,5 dan hasil skor posttest 84.5, dapat disimpulkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler bernyanyi dapat meningkatkan percaya diri anak di TK Dukuh II Sukoharjo. Kepercayaan diri dapat dikembangkan dengan menggunakan metode bernyanyi melalui kegiatan ekstrakurikuler.
Kata Kunci: Kepercayaan Diri; Ekstrakurikuler;
Anak Usia Dini.
Abstract
The extracurricular
activity of singing folk songs at TK Dukuh II Sukoharjo is an internal part of the learning process that
emphasizes children's needs, which aims to increase the self-confidence of
early childhood through extracurricular activities singing folk songs at TK Dukuh II Sukoharjo. The subjects
of this study were 15 children in group A TK DUKUH II, consisting of 7 girls
and 8 boys. This type of research is qualitative, research will be carried out
in August 2022. Data collection techniques are carried out by observation,
interviews and documentation in the hope that the resulting data is valid,
subjective and authentic. Based on the results of the study, it showed that
there was an increase in children's self-confidence between before and after
giving treatment in TK Dukuh II Sukoharjo.
This is evidenced by an increase in self-confidence which can be seen in
children who are confident in themselves. It can be seen from the pre-test
results of 17.0, while the post-test results of 22.3 can increase by 5.3
percentage to 1.31%. The responsible indicator is the pre-test result of 12.1,
while the post-test result is 16.5 which can increase to 4.4. Percentage 1.36%.
The objective indicator of the pretest results is 17.8 while the post test
results are 21.9 which can increase to 4.1. Percentage 1.23%. The indicator has
a happy feeling with the pre-test results of 17.6 while the post-test results
are 23.8 which can increase to 6.2. percentage 1.36%. The overall results of
the study from the pre-test score of 64.5 and the results of the post-test
score of 84.5, it can be concluded that singing extracurricular activities can
increase children's self-confidence in TK DUKUH II Sukoharjo.
Confidence can be developed by using the singing method through extracurricular
activities.
Keywords: Confidence;
Extracurriculars; Early Childhood.
Pendahuluan
Pendidikan
dan manusia merupakan dua hal yang berkesinambungan, di
Indonesia ada beberapa lembaga pendidikan salah satunya adalah pendidikan anak usia dini. Pendidikan anak usia dini
harus dikembalikan pada kepentingan anak itu sendiri dan berorientasi pada kebutuhannya, memberikan suasana bermain, menyenangkan, nyaman, memungkinkan anak berani dan data mengekspresikan gagasan secara jelas.
Sejak dilahirkan, anak memiliki 100 milyar sel otak. Pada masa tersebut anak mengalami
masa tumbuh kembang secara pesat dan menyeluruh. Proses perkembangan, anak membutuhkan stimulasi atau rangsangan yang tepat agar sel sel otak
saling terhubung sehingga seluruh aspek perkembangan anak usia dini
berkembang dengan maksimal.
Undang undang No. 2 Th. 23 mengatakan bahwa pendidikan anak usia dini
merupakan kegiatan untuk membina anak
sejak lahir sampai enam tahun
guna mengoptimalkan seluruh tumbuh kembang anak melalui
pemberian stimulasi untuk mempersiakan pendidikan lebih lanjut.
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 58 Tahun 2009 tentang standar pendidikan anak usia dini, pendidikan
anak usia prasekolah mencakup pengembangan diri dalam lingkup perkembangan
sosial emosi anak sesuai dengan
tingkat pencapaian usia empat sampai
lima tahun yang setidaknya sudah dapat menunjukkan
rasa percaya diri, namun kenyataannya masih banyak anak
anak yang memasuki usia tersebut belum� mampu memiliki rasa percaya diri. Kurangnya rasa percaya diri akan
menghambat upaya tercapainya kompetensi, karena tanpa adanya
kepercayaan diri maka siswa akan
merasa tidak mampu dalam mengerjakan
tugas yang diberikan kepadanya.
Menurut Blegur (2020) rasa percaya diri
juga disebut sebagai harga diri atau
gambaran diri, konsep diri merupakan
evaluasi terhadap domain diri yang spesifik. Menurut Perdana, (2019) mengemukakan bahwa
rasa percaya diri merupakan kondisi mental yang dimiliki seseorang untuk mengoptimalkan seluruh kemampuan diri sehingga membentuk
kepercayaan untuk melakukan kegiatan yang diinginkan.
Kepercayaan diri dapat berlanjut
pada keyakinan bahwa seseorang memiliki kemampuan untuk berhasil dalam suatu tugas. Menurut
Jerald dan Villegas (2020) kepercayaan diri
merupakan sikap yang kemungkinan mengetahui kelemahannya seseorang. Ketika individu belajar dan membuat keputusan mereka meningkatkan umpan balik spesifik
tentang kapasitas mereka dan membangun keyakinan dalam kapasitas tersebut.
Menurut Rahimi (2019) perlunya mengembangkan
kepercayaan diri di sekolah, saat belajar
di sekolah anak perlu berkomunikasi secara efektif dengan temannya. Penanaman karakter kepercayaan diri pada anak usia dini
dilakukan melalui berbagai macam metode, baik di lingkungan keluarga maupun di lingkungan sekolah. Di lingkungan sekolah penanaman karakter kepercayaan diri anak melalui
kegiatan ekstrakurikuler.
Menurut Wardani (2021) indikator kepercayaan
diri terdiri dari 1.) bertindak mandiri, bertindak tanpa adanya keterlibatan
orang lain, yakin pada dirinya
sendiri, 2.) bertanggung jawab, berpikiran positif kepada diri sendiri, berusaha
menilai perihal pandangan dan perilaku, tidak bergantung pada orang lain,
3.) objektif,�
4.) merasa senang jika melakukan suatu kegiatan, memiliki keberanian mengutarakan pendapat, mampu menyampaikan pendapat tanpa merasa dipaksa serta.�
Menurut Yaswinda (2022) ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilaksanakan diluar jam pelajaran agar memerluas wawasan serta peningkatan
dan penerapan nilai� nilai pengetahuan dan kemamuan berbagai hal. Menurut
Yaswinda (2022) kegiatan ekstrakurikuler
juga merupakan salah satu cara menampung dan mengembangkan potensi siswa yang tidak tersalurkan saat di sekolah di sekolah.
Menurut Hayati (2019) bernyanyi merupakan
salah satu kegiatan pengembangan seni musik dalam pembelajaran
anak usia dini. Bernyanyi merupakan bagian yang penting dalam pengembangan
diri anak. Pendidikan di Paud
harus mengarahkan anak didiknya bukan
sebagai penyanyi, tetapi lebih pada bagaimana membuat anak anak menjadi
antusias dalam memnyanyi. Dengan bernyanyi, anak anak dapat mengekspresikan
apa yang dirasakan, dipikirkan diimpikan secara pribadi dan melalui bernyanyi anak akan bersentuhan
dengan sesuatu yang indah (Kartolo, 2019).
Menurut Antara, (2023) manfaat dari
bernyanyi antara lain: 1) Meningkatkan kemampuan verbal, emosional dan kreatifitas anak, 2) Memperbaiki konsentrasi, 3) Memperbaiki memori, 4) Menginspirasi otak kanan dalam
proses kreatif. 5) Memperkokoh
kemampuan berpikir intuiti.
Manfaat
dari bernyanyi antara lain Kastanja (2022): 1) Bernyanyi bersifat menyenangkan, 2) Bernyanyi merupakan media untuk mengekspresikan perasaan, 3) Bernyanyi dapat membantu daya ingat anak,
4) Bernyanyi dapat membantu mengembangkan daya pikir.
Syarat lagu yang dinyanyikan atau lagu yang dipilih untuk anak
prasekolah adalah lagu yang dapat mendorong anak untuk aktif terlibat
dalam kegiatan sekolah, berhubungan dengan minat anak
anak, memiliki melodi yang berisi frase yang diulang ulang sehingga mudah dipelajari dan diingat (Rantina et al., 2019).
Indonesia
sebagai Negara yang terbentang
dari sabang sampai dengan Merauke, memiliki budaya dengan berbagai macam hasil karya
seni dan etnik yang unik. Karya seninya
barupa seni tari, kain batik, cerita rakyat pakaian tradisional, rumah adat, musik
dan lagu daerah. Pada karya seni lagu,
tiap daerah memiliki lagu yang khas dengan daerahnya
masing�masing.
Menurut Setiowati (2020: 174) lagu daerah di Indonesia yakni lagu dari daerah
tertentu atau wilayah budaya tertentu, lazimnya dinyatakan dalam syair atau
lirik bahawa wilayah atau daerah tersebut
baik lagu rakyat maupun lagu lagu
ciptaan baru. Hampir setiap daerah
memiliki lagunya sendiri sendiri sebagai gambaran kehidupan masyarakat setempat secara umum.
Ciri�ciri lagu daerah; 1.) menceritakan tentang keadaan lingkungan ataupun budaya masyarakat setempat yang sangat dipengaruhi oleh adat istiadat, 2.) bersifat sederhana sehingga untuk mempelajari lagu daerah tidak
membutuhkan pengetahuan musik yang cukup mendalam, 3.) jarang diketahui pengarangnya, 4.) megandung nilai nilai kehidupan, unsur kebersamaan sosial, 5.) mengandung nilai kehidupan yang unik dan khas.
Lagu daerah jawa antara lain 1) lagu lir ilir
mencerminkan lagu religius yang disampaikan secara tersirat, lagu gundul gundul
pacul, menerapkan nilai karakter agar kelak menjadi pemimpin
yang adil, amanah dan jujur. Cublak cublak
suweng yang mempunyai makna untuk mencari
harta janganlah menuruti hawa nafsu
tetapi semuanya kembali ke hati
nurani yang bersih. Lagu
yang akan dinyanyikan anak anak adalah
lagu daerah yang berjudul lir ilir,
gundul gundul pacul, dan cublak cublak suweng.
Metode bernyanyi menurut Maslihah dan Titi Rachmi (2018) kegiatan
menyanyi merupakan salah satu kegiatan yang sangat digemari oleh anak anak, terutama pesan moral dan nilai nilai agama. Melalui kegiatan menyannyi suasana pembelajaran akan lebih menyenangkan,
menggairahkan, membuat anak menjadi bahagia,
menghilangkan rasa sedih, terhibur dan bersemangat.
Menurut Rahman (Rahman,
2013) mengemukakan
suatu keyakinan yang dimiliki seseorang bahwa dirinya mampu
berperilaku seperti yang dibutuhkan untuk memperoleh hasil seperti yang diharapkan. rasa percaya diri ini
sangat berpengaruh terhadap
perkembangan mental dan karakter
anak di kemudian hari. Anak yang memiliki mental
dan karakter yang kuat akan menjadi modal penting bagi masa depannya ketika menginjak usia dewasa, sehingga mampu menghadapi setiap tantangan dengan lebih realistis.
Menurut Sugiyono
(2018) hasil observasi disertakan dokumen yang berkaitan dengan penelitian, hal ini sesuai
yang telah dilakukan oleh peneliti di TK Dukuh II Sukoharjo. Pada bulan Agustus
2022 saat mengajar di TK Dukuh II Sukoharjo bahwa masih terdapat
anak yang kurang percaya diri untuk
menunjukkan kemampuannya. Kegiatan bernyanyi dilakukan setiap hari jumat, saat
bernyanyi ada anak yang menangis, ada yang sakit perut, bermain, tidak mau bernyanyi
saat kegiatan ekstrakurikuler di sekolah.
Berdasarkan fakta dilapangan dan masalah yang ada, maka peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian tentang analisis kepercayaan diri anak usia dini
melalui kegiatan ekstrakurikuler bernyanyi lagu daerah di TK Dukuh II Sukoharjo.
Adapun hasil wawancara dengan kepala sekolah. Ibu T mengatakan: �Tahun ini agak berat
mbak, baru ini semua Tk A banyak yang kepercayaan dirinya kurang. Setiap ada ekstrakurikuler
bernyanyi anak, ada yang menangis, malah ada yang setiap hari jumat
tidak masuk sekolah, ada juga yang tiba tiba sakit� perut, biasanya karena psikologisnya dan juga karena takut disuruh maju
bernyanyi �.
Hasil wawancara dengan guru kelas, Ibu P mengatakan: �Anak TK A untuk kepercayaan diri masih kurang mbak,
karena bisa saja karena dari
orangtua yang kurang memperhatikan anak, bisa juga anak sudah merasa takut
terlebih dahulu, jadi setiap maju
dia akan ketakutan, entah itu takut karena
salah lirik atau gak bisa ngikuti alur
musiknya, nanti kan kalau anak
salah teman yang lain banyak
yang menertawainya�
Hasil wawancara dengan guru kelas, Pak J mengatakan: �TK A banyak sekali yang tidak percaya diri maju
bernyanyi, ada yang nangis, padahal nyanyi itu bisa
buat hati senang. Setiap kali disuruh maju bernyanyi
harus dibujuk dulu, ada yang gampang dibujuk ada juga yang susah, kalau yang susah dibujuk biasanya nangisnya tambah kenceng. Harus pelan pelan ngadepi anak,
Kadang di beri reward, kalau anak diberi
reward jadi semangat, lama kelamaan nanti anak juga berani maju sendiri�.
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah, guru kelas dan guru ekstrakurikuler didapatkan informasi bahwa kepercayaan diri anak kurang,
hal tersebut dapat dilihat setiap
mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bernyanyi anak suka menangis,
bahkan ada anak yang tidak masuk sekolah setiap
ada kegiatan ekstrakurikuler bernyanyi.
Peneliti mengadakan
wawancara dengan orang tua murid, hasil wawancara dengan orang tua murid mengatakan: �Pernah saya tanya
ke anak, kalau disekolah berani maju nyanyi
tidak? Katanya gak berani bu, takut kalau
maju gak hafal lagunya. Takut nanti kalau salah. Malu dilihat banyak orang. Padahal anak kalau
dirumah nyanyi lagu yang diajari guru bisa bu, hafal,
anak juga pinter, tapi gak kenapa kalau disuruh maju
nyanyi malah takut �.
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah, guru kelas dan guru ekstrakurikuler
dan orang tua bahwa anak merasa takut
karena tidak hafal lagu yang dinyanyikannya, takut dicemooh temannya, menangis saat mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler bernyanyi, bahkan ada anak yang memilih
mendekat ibunya daripada mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bernyanyi. Hal tersebut membuat peneliti tertarik untuk menganalisis kepercayaan diri anak usia
dini melalui kegiatan ekstrakurikuler bernyanyi lagu daerah di TK Dukuh II Sukoharjo.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan
deskriptif kualitatif. Penelitian dilaksanakan di TK Dukuh II Sukoharjo. Subjek penelitian ini adalah anak
kelompok A TK Dukuh II yang
berjumlah 15 orang, terdiri
dari 7 anak perempuan dan 8 orang siswa laki laki. Pengumpulan
data dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara, observasi dan dokumen. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling yaitu anak yang belum menunjukkan kepercayaan diri dengan baik.
Teknik analisis data menggunakan
analisis data kualitatif
yang meliputi pengumpulan
data, reduksi data, penyajian
data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi.
Hasil dan Pembahasan
Kepercayaan diri
Anak di TK Dukuh II dapat ditingkatkan melalui kegiatan ekstrakurikuler bernyanyi, dapat dilihat dari hasil
pemberian tindakan pada setiap treatmen mengalami kenaikan.
Tabel
1
Hasil
pretest dan post test
No |
Nama |
Indikator |
pre
test |
post
test |
1 |
Salsabila |
Yakin pada diri
sendiri dan optimis |
Tidak mau tampil di depan kelas |
Berani tampil di depan
kelas |
|
|
Bertanggung jawab |
Sering tidak masuk saat ada
jadwal ekstrakurikuler bernyanyi |
Setelah diberi treatmen anak selalu rajin masuk sekolah |
Objektif |
Anak mudah terpengaruh temannya
|
Anak mulai mengikuti temannya yang berani maju tampil sendiri
di depan kelas dan bernyanyi bersama sama |
||
Perasaan senang |
Anak tidak aktif mengikuti kegiatan |
Anak menjadi aktif mengikuti kegiatan |
||
2 |
Arko |
Yakin pada diri
sendiri dan optimis |
Suka mengeluh saat mengikuti ekstrakurikuler |
Bersemangat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bernyanyi |
|
|
Bertanggung jawab |
Tidak berani tampil didepan kelas |
Adanya reward dan motivasi
anak berani tampil |
Objektif |
Tidak yakin pada dirinya
atas kemampuan dimiliki |
Merasa bahwa dirinya bisa bernyanyi lagu daerah |
||
Perasaan senang |
Tidak antusias saat bernyanyi |
Anak aktif mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bernyanyi |
||
3 |
Asyila |
Yakin pada diri
sendiri dan optimis |
Malu bernyanyi di depan kelas |
Lebih percaya diri tampil di depan teman� temannya |
|
|
Bertanggung jawab |
Suka menyndiri |
Anak mau membaur dengan teman temannya, dan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bernyanyi |
Objektif |
Merasa mudah lupa lirik lagu |
Anak sudah merasa mampu menghafal
lagu dengan baik |
||
Perasaan senang |
Merasa bahwa musik mengganggunya. |
Anak mulai menyukai musik, bernyanyi bersama teman teman dan di iringi music |
||
4 |
Fitria |
Yakin pada diri
sendiri dan optimis |
Tidak semangat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bernyanyi |
Bersemangat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bernyanyi |
|
|
Bertanggung jawab |
Merasa tidak bisa bernyanyi |
Anak merasa bisa bernyanyi, karena lagu daerah
merupakan lagu
yang menyenangkan |
Objektif |
Suka ragu ragu saat bernyanyi |
Anak sering belajar dirumah maupun disekolah sehingga tidak ragu saat bernyanyi |
||
Perasaan senang |
Tidak ada ketertarikan saat mengikuti kegiatan |
Dengan bernyanyi lagu daerah, lir ilir, cublak
cublak suweng membuat anak tertarik |
||
5 |
Alvaro |
Yakin pada diri
sendiri dan optimis |
Tidak bersungguh sungguh mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bernyanyi |
Setelah diberi treatmen, alvaro mau belajar bernyanyi
dirumah
, saat disekolah sudah bisa. |
|
|
Bertanggung jawab |
Malas mengikuti kegiatan ekstrakuriler bernyanyi |
Adanya motivasi, membuat anak tertarik megikuti kegiatan ekstrakurikuler bernyanyi |
Objektif |
Maju harus didampingi teman sebangkunya |
Anak dapat bernyanyi
sendiri tanpa didampingi temannya |
||
Perasaan senang |
Merasa bosan |
Adanya musik anak menjadi tidak bosan |
||
6 |
Raihan |
Yakin pada diri
sendiri dan optimis |
Tidak nyaman dengan situasi kelas |
Dengan situasi kelas yang terkontrol dengan baik anak
menjadi nyaman |
Bertanggung jawab |
Sering bolos saat adakegiatan ekstrakurikuler |
Setelah diberi treatmen menjadi rajin belajar |
||
|
|
|
||
Objektif |
Mengganggap bahwa bernyanyi
itu membosankan |
Anak beranggapan bahwa bernyanyi sangat menyenangkan |
||
Perasaan senang |
Malas mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bernyanyi |
Anak menjadi rajin, selalu mengangkat tangan ingin maju terlebih
dahulu |
||
7 |
Andhanu |
Yakin pada diri
sendiri dan optimis |
Takut maju di depan kelas |
Berani tampil di depan
kelas |
|
|
Bertanggung jawab |
Keluar kelas dan mendekap ke ibunya |
Sudah berani tampil didepan kelas |
Objektif |
Anak ditunjuk maju bernyanyi, tidak memyanggupi |
Tanpa ditunjuk,
anak menawarkan dirinya untuk maju terlebih dahulu |
||
Perasaan senang |
Merasa capek saat bernyanyi |
Anak sudah merasa capek dan merasa
senang |
||
8 |
Shima N |
Yakin pada diri
sendiri dan optimis |
Merasa tidak bisa bernyanyi |
Dengan belajar dan diberi motivasi anak menjadi bisa bernyanyi |
|
|
Bertanggung jawab |
Menolak ajakan guru saat
disuruh maju |
Bersemangat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bernyanyi |
Objektif |
Merasa takut |
Anak sudah mulai berani |
||
Perasaan senang |
Lebih senang mewarnai daripada bernyanyi |
Anak menjadi senang bernyanyi dan senang mewarnai |
||
9 |
Arfadhia |
Yakin pada diri
sendiri dan optimis |
Takut diejek temannya |
Sebelum kegiatan ekstrakurikuler bernyanyi, anak sudah menyiapkan dan menghafal
lagu dirumah |
|
|
Bertanggung jawab |
Memilih bermain daripada mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler bernyanyi |
Anak sudah tertarik mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bernyanyi |
Objektif |
Mudah dipengaruhi temannnya
|
Yakin pada dirinya sendiri
bahwa dapat mengikuti kegiatan bernyanyi dengan� baik |
||
Perasaan senang |
Merasa kesulitan saat bernyanyi |
Anak termotivasi mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bernyanyi lagu daerah |
||
10 |
Zielfany |
Yakin pada diri sendiri dan optimis |
Suka ragu ragu |
Lebih percaya diri dan
yakin pada dirinya sendiri |
|
|
Bertanggung jawab |
Mengajak temannya untuk becanda |
Memperhatikan teman maju kedepan, sambil mengahafal lagu yang ingin dinyanyikan |
Objektif |
Suka marah marah saat disuruh
maju |
Setelah diberi treatmen, dan diberi motivasi,anak sudah tidak marah
marah lagi |
||
Perasaan senang |
Tidak suka bernyanyi |
Anak lebih tertarik bernyanyi |
||
11 |
Revan A |
Yakin pada diri sendiri dan optimis |
Saat gilirannya maju, anak menjadi
sakit perut |
Dengan diberi reward anak merasa bersemangat |
|
|
Bertanggung jawab |
�Anak suka berlari lari |
Anak mulai tertarik dengan kegiatan ekstrakurikuler bernyanyi |
Objektif |
Jika maju kedepan suka bersembunyi
dibelakang bu guru |
Anak mulai tertarik mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bernyanyi |
||
Perasaan senang |
Merasa tidak mampu menyesuaikan
musiknya |
Anak terus mencoba bernyanyi, dan menyesuaikan musiknya |
||
12 |
Feby N |
Yakin pada diri sendiri dan optimis |
Takut diejek temannya |
Anak mulai menghiraukan teman temannya yang mengejeknya |
|
|
Bertanggung jawab |
Sering bolos saat kegiatan ekstrakurikuler bernyanyi |
Dengan adanya treatmen, dengan memberi motivasi dan reward anak mulai masuk
sekolah secara rutin |
Objektif |
Merasa takut |
Anak menjadi berani |
||
Perasaan senang |
Capek saat disuruh
bernyanyi |
Anak tidak capek, dan merasa senang |
||
13 |
Axa A |
Yakin pada diri sendiri dan optimis |
Menangis saat disuruh maju bernyanyi |
Dengan didampingi guru anak
mulai berani maju |
|
|
Bertanggung jawab |
Tidak berani tampil didepan kelas |
Berani tampil di depan
kelas |
Objektif |
Suka menangis dan teriak |
Anak menjadi berani |
||
Perasaan senang |
Suka diam saat ada ekstrakurikuler |
Anak mulai aktif bernyanyi |
||
14 |
Abdiel N |
Yakin pada diri sendiri dan optimis |
Anak suka panik saat disuruh maju |
Senang maju saat bernyanyi |
|
|
Bertanggung jawab |
�Suka menyendiri diruang bermain |
Anak sudah membaur dengan temannya, dan mengikuti ekstrakurikuler bernyanyi dengan baik |
Objektif |
Memarahi bu guru saat anak disuruh
maju |
Dengan adanya treatmen yang telah
dilakukan anak menjadi nurut, dan tidak marah lagi |
||
Perasaan senang |
Malas mengikuti ekstrakurikuler bernyanyi |
Anak menjadi semangat |
||
15 |
Bridgia |
Yakin pada diri sendiri dan optimis |
Selalu banyak alasan jika disuruh maju kedepan kelas |
Berani maju kedepan kelas, tanpa banyak alasan |
|
|
Bertanggung jawab |
Lari kleuar kelas, saat minta gendong
ibunya |
Anak berani tampil sendiri, tidak keluar kelas lagi |
Objektif |
Mudah dipengaruhi temannya |
Percaya dengan dirinya sendiri, sehingga menjadi senang dan tertarik mengikuti ekstrakurikuler bernyanyi |
||
Perasaan senang |
Merasa kesulitan saat bernyanyi |
Anak termotivasi mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bernyanyi lagu daerah |
Tabel
2
Temuan pelaksanaan
ekstrakurikuler bernyanyi
Peserta Didik |
Temuan Pelaksanaan Ekstrakurikuler Bernyanyi |
Kepercayaan Diri Anak |
Kelompok A TK Dukuh II Sukoharjo |
Anak mudah
terpengaruh oleh temannya, jika ada teman takut juga ikut takut. Anak yang suka
menangis saat kegiatan esktrakurikuler bernyanyi, anak merasa bernyanyi
membuat tidak nyaman, anak takut jika bernyanyi membuat dia diejek oleh
temannya, ada anak yang memiliki sifat pelupa sehingga ia merasa jika saat
bernyanyi tetapi lupa lirik takut di ejek oleh teman temannya. Faktor
lingkungan yang membuat anak merasa dirinya tidak nyaman dengan lingkungan
yang kurang kondusif, anak merasa kurang mampu bernyanyi dengan baik,
sehingga membuat anak merasa takut jika dikomentari temannya yang tidak baik.
Anak merasa dengan bernyanyi tidak membuatnya menjadi senang tetapi membuat
dirinya tidak percaya diri |
Karena kecemasan
dan ketakutan yang dialami oleh anak�
maka peneliti memberikan treatmen dengan cara memberi reward, jika anak berani maju ke depan
akan diberi reward berupa bintang.
Sehingga membuat semangat dan berani untuk tampil maju di depan kelas. Pada treatmen
ini anak diberi motivasi oleh guru ekstra maupun guru kelas agar menjadi anak
yang percaya diri, karena kepercayaan diri harus dibentuk mulai sejak dini
agar kelak menjadi pribadi yang lebih baik. Agar saat
bernyanyi menjadi lebih menyenangkan anak anak yang berani maju ke depan
kelas, berani tampil sendiri akan diberi talking stick. Stick itu berupa
stick yang dihias di beri gambar yang menarik, agar membuat anak anak menjadi
senang saat bernyanyi |
Grafik
1
Indikator
kepercayaan dari anak
Tabel 3
Perbandingan
indikator skala kepercayaan diri anak melalui kegiatan
ekstrakurikuler bernyanyi
pretest dan post test
No |
Indikator |
Hasil pre test |
Hasil post test |
Hasil |
ket |
prosentase |
1 |
Yakin kepada diri sendiri dan optimis |
17,0 |
22,3 |
Meningkat |
5,3 |
1,31% |
2 |
Bertanggung jawab |
12,1 |
16,5 |
Meningkat |
4,4 |
1,36% |
3 |
Objektif |
17,8 |
21,9 |
Meningkat |
4,1 |
1,23% |
4 |
Perasaan senang |
17,6 |
23,8 |
Meningkat |
6,2 |
1,35% |
Tabel 4
Hasil indikator skala
kepercayaan
diri anak melalui kegiatan ekstrakurikuler bernyanyi pretest dan post test
No |
Indikator |
pre test |
post test |
||
Skor |
Katergori |
Skor |
Katergori |
||
1 |
Yakin kepada diri sendiri dan optimis |
17,0 |
Rendah |
22,3 |
Tinggi |
3 |
Bertanggung jawab |
12,1 |
Rendah |
16,5 |
Tinngi |
2 |
Objektif |
17,8 |
Rendah |
21,9 |
Tinggi |
4 |
Perasaan senang |
17,6 |
Rendah |
23,8 |
Tinggi |
|
Total |
64.5 |
Rendah |
84.5 |
Tinggi |
|
Rata rata |
64.5 |
Rendah |
84.5 |
Tinggi |
Berdasarkan hasil tabel perbandingan
dari deskripsi temuan dilapangan, dalam meningkatkan kepercayaan diri anak dikelompok A TK Dukuh II Sukoharjo, proses tersebut akan menentukan
perkembangan kepercayaan diri anak. kepercayaan
diri dapat dilihat pada anak yang yakin pada dirinya sendiri dapat dilihat
dari hasil pretest 17, 0 sedangkan hasil posttest 22,3 dapat meningkat 5,3 prosentase 1,31%. Indikator bertanggung jawab hasil pretest 12, 1 sedangkan hasil posttest 16,5 dapat meningkat 4,4. Prosentase 1,36%.
Indikator objektif hasil pretest 17, 8 sedangkan hasil posttest 21,9 dapat meningkat 4,1. Prosentase 1,23%. Indikator mempunyai perasaan yang senang dengan hasil
pretest 17, 6 sedangkan hasil
posttest 23,8 dapat meningkat
6,2. prosentase1,36%. Hasil penelitian keseluruhan dari skor pretest 64,5 dan hasil skor posttest 84.5, Perkembangan kepercayaan diri anak kelompok A TK Dukuh II Sukoharjo dapat berkembang dengan baik melalui
ekstrakurikuler didukung adanya peran guru yang peduli terhadap perkembangan kepercayaan diri anak menjadi
pendorong, menghargai karya anak, membantu
dan memahami anak sehingga perkembangan kepercayaan diri anak kelompok A TK Dukuh II Sukoharjo dapat berkembang dengan optimal.
Bernyanyi membuat perasaan senang hal ini
sejalan dengan pendapat Kurniati dan sri watini (2022) bernyanyi merupakan
kegiatan yang digemari anak khususnya anak TK, bernyanyi dapat digunakan untuk menyampaikan pesan moral. Pada saat bernyanyi pesan pesan yang disampaikan akan lebih lama tersimpan dimemori anak atau ingatan
jangka panjangnya.
Kegiatan bernyanyi akan lebih menyenangkan bila diiringi musik.
Selain metode bernyanyi, dalam meningkatkan semangat belajar anak, selain dengan
metode bernyanyi, dalam meningkatkan semangat belajar, anak perlu diberi
reward, supaya anak menjadi lebih semangat,
dan aktif dalam melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler bernyanyi (Magrisa et al., 2018).
Guru
menghadapi kendala dan memberi solusi dalam ekstrakurikuler bernyanyi dengan membimbing anak serta memberikan motivasi, terbentuknya kepercayaan diri dengan adanya dorongan,
penerimaan lingkungan dapat membentuk rasa percaya diri yang baik. Untuk membentuk
rasa kepercayaan diri diantaranya dengan memberikan motivasi dan memberikan penghargaan pada usaha anak salah satunya dapat diwujudkan
dengan memberikan pujian terhadap usaha dan capaian yang telah didapatkan anak. Suasana yang seperti itu akan
memicu anak untuk terus belajar
dan dapat menambah rasa percaya diri.
Lagu
yang digunakan dalam ekstrakurikuler adalah lagu daerah yang sederhana dan mudah dipahami oleh anak, hal ini sejalan
dengan pendapat Kusumawati, (2013) mendidik anak
melalui lagu akan lebih efektif
karena melalui lagu akan lebih
mudah diinterpretasikan
oleh otak anak dan cenderung bertahan lebih lama dalam ingatannya, mendidik anak menggunakan media lagu juga dapat melatih kosa kata dan ingatan memori otak anak.
Manfaat
lainnya adalah menemukan bakat anak. Dalam pelaksanaanya dikemas dalam bentuk
ekstrakurikuler bernyanyi, anak akan merasa
senang sehingga tujuan yang ingin dicapai akan mudah.
Anak dapat menyanyikan lagu daerah khususnya
lagu bahasa jawa, pada hal tersebut penggunaan lagu daerah jawa
supaya anak dapat melestarikan lagu lagu daerah.
Ekstrakurikuler bernyanyi untuk membangun kepercayaan diri hal ini
sejalan dengan Munawaroh, (2019) anak yang memiliki
kepercayaan diri akan cenderung lebih positif di masa depannya. Demikian juga lingkungan keluarga, sosial, anak yang memiliki rasa percaya diri akan mudah
menyesuaikan diri dan anak akan mudah
untuk diterima oleh teman temannya. Memiliki keberanian untuk bertindak marupakan suatu sikap seseorang melakukan apapun selama percaya mampu melaksanakannya.
Pengaruh ekstrakurikuler bernyanyi meningkatkan kepercayaan diri anak. Meningkatnya
kepercayaan diri anak melalui kegiatan
ekstrakurikuler bernyanyi diungkapkan oleh Yanti (2016) tujuan ekstrakurikuler
diselenggarakan untuk mengembangkan potensi, bakat, minat, kemampuan,
kepribadian, kerjasama, dan
kemandirian peserta didik secara optimal.
Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat disimpulkan
bahwa kepercayaan diri anak di kelompok
A TK Dukuh II Sukoharjo.
Dalam pengembangannya guru berperan
aktif dalam meningkatkan meningkatkan diri anak melalui
ekstrakurikuler. Kegiatan bernyanyi secara bersama sama, berkelompok
maupun individu dapat meningkatkan kepercayaan diri anak dan menumbuhkan keberanian pada anak.
Hal
ini di dukung oleh data observasi mengenai kepercayaan diri anak menurut Wardani (2021) indikator kepercayaan
diri yang terdiri terdiri dari bertindak
mandiri, bertindak tanpa adanya keterlibatan
orang lain, yakin pada dirinya
sendiri. Berpikiran positif kepada diri sendiri, berusaha
menilai perihal pandangan dan perilaku, tidak bergantung pada orang lain,
memiliki keberanian.
Kesimpulan
Hasil
penelitian dapat disimpulkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler bernyanyi dapat meningkatkan kepercayaan diri anak di TK Dukuh II Sukoharjo. anak yang memiliki kepercayaan diri mempunyai karakteristik seperti, yakin kepada diri sendiri,
tidak mengandalkan orang
lain, merasa berharga, dan memiliki keberanian untuk bertindak. Kepercayaan diri dapat dikembangkan dengan menggunakan metode bernyanyi lagu daerah melalui
kegiatan ekstrakurikuler.
BIBLIOGRAPHY
Antara, P. A., Dewi, N. P. S., & Putri, N. N. C.
A. (2023). STIMULASI TARI KREATIF DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN SOSIAL ANAK
TAMAN KANAK-KANAK: STIMULASI TARI KREATIF DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN SOSIAL
ANAK TAMAN KANAK-KANAK. Pratama Widya: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini,
8(1), 76�84.
Blegur,
J. (2020). Soft skills untuk prestasi belajar: Disiplin percaya diri konsep
diri akademik penetapan tujuan tanggung jawab komitmen kontrol diri.
Scopindo Media Pustaka.
Hayati,
N., Fatimaningrum, A. S., & Wulandari, R. (2019). Kegiatan menyanyi dalam
pembelajaran anak usia dini. Jurnal Pendidikan Anak, 8(2),
116�125.
Jerald,
M., & Me, V. H. (2020). Number of Friends in School and the Level of
Self-Confidence of the Students. International Journal of
Research-Granthaalayah, 8(1), 277�286.
Kartolo,
R. (2019). PEMBENTUKAN KARAKTER MELALUI SOSIALISASI LAGU-LAGU DAERAH NUSANTARA
PADA SISWA. PROSIDING SEMINAR NASIONAL HASIL PENGABDIAN, 2(1),
658�663.
Kastanja,
J., & Watini, S. (2022). Implementasi Metode Bernyanyi Asyik dalam
Meningkatkan Rasa Percaya Diri Anak Kelompok A1 TK Negeri Pembina Nasional. JIIP-Jurnal
Ilmiah Ilmu Pendidikan, 5(7), 2636�2639.
Kurniati,
K. N., & Watini, S. (2022). Implementasi Metode Bernyanyi Asyik Dalam
Meningkatkan Semangat Belajar Anak Di Raudhatul Athfal Al Islam Petalabumi. Aksara:
Jurnal Ilmu Pendidikan Nonformal, 8(3), 1873�1892.
Kusumawati,
H. (2013). Pendidikan karakter melalui lagu anak-anak. Imaji, 11(2).
Magrisa,
T., Wardhani, K. D. K., & Saf, M. R. A. (2018). Implementasi Metode SMART
pada Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Kegiatan Ekstrakurikuler untuk Siswa
SMA. Informatika Mulawarman: Jurnal Ilmiah Ilmu Komputer, 13(1),
49�55.
Maslihah,
M., & Rachmi, T. (2018). Upaya Meningkatkan Percaya Diri Melalui Kegiatan
Menyanyi Pada Anak Usia 5-7 Tahun Di RA Tarbiatul Umi Kota Tangerang. Ceria:
Jurnal Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini, 6(2), 26�36.
Munawaroh,
H., Imroatun, I., & Ibrohim, B. (2019). Upaya peningkatan rasa percaya diri
aud melalui kegiatan bernyanyi di depan kelas. As-Sibyan: Jurnal Pendidikan
Anak Usia Dini, 4(2), 133�142.
Perdana,
F. J. (2019). Pentingnya kepercayaan diri dan motivasi sosial dalam keaktifan
mengikuti proses kegiatan belajar. Edueksos Jurnal Pendidikan Sosial &
Ekonomi, 8(2).
Rahimi,
A. (2019). Investigating the Contributing Factors Affecting High School
Students� Self-confidence and the Solutions for Enhancement: A Case Study of
Arabu Qala High School, Kandahar, Afghanistan. American International
Journal of Social Science Research, 4(1), 35�45.
Rahman,
M. M. (2013). Peran Orang Tua Dalam Membangun Kepercayaan Diri Pada Anak Usia
Dini. Edukasia: Jurnal Penelitian Pendidikan Islam, 8(2).
Rantina,
M., Hasmalena, H., & Yosef, Y. (2019). Pengembangan Lagu Berbasis Aplikasi
Musescore dalam Pengembangan Aspek Perkembangan Anak Usia Dini. Jurnal
Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 4(1), 426�433.
Sugiyono,
P. D. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung:
CV. ALFABETA.
Wardani,
I. K., Hafidah, R., & Dewi, N. K. (2021). Hubungan Antara Peran Guru Dengan
Rasa Percaya Diri Anak Usia Dini. Kumara Cendekia, 9(4), 225�233.
Yanti,
N., Adawiah, R., & Matnuh, H. (2016). Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler
dalam rangka pengembangan nilai-nilai karakter siswa untuk menjadi warga negara
yang baik di SMA KORPRI Banjarmasin. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, 6(11).
Yaswinda,
Y., & Erlina, B. (2022). Model Evaluasi CIPP Dalam Mengevaluasi Program
Peran Orang Tua Berpartisipasi Dalam Kegiatan Ekstrakurikuler Untuk
Pengembangan Diri Anak Di TK An-Nadzir Kecamatan Payakumbuh Timur Kota
Payakumbuh. Jurnal Inovasi Penelitian, 2(8), 2523�2534.
Copyright holder: Ira Irmawati,
Junita Dwi Wardhani (2023) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |