Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia
p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 7, No. 09, September 2022
PERANCANGAN ARSITEKTUR SISTEM
PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK PADA URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG
TRANSPORTASI DI PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT BERBASIS PADA KONSEP ENTERPRISE
ARCHITECTURE MENGGUNAKAN KERANGKA KERJA TOGAF ADM
Anggita Khaerunisa, Soni Fajar Surya Gumilang
Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Rekayasa Industri, Universitas Telkom, Indonesia
Email: [email protected], [email protected], [email protected]
Memasuki era perubahan teknologi yang serba cepat, memberikan peluang bagi pemerintah di seluruh dunia, tak terkecuali Indonesia untuk mewujudkan pelayanan publik yang cepat dan transparan melalui transformasi digital. Pemerintah Indonesia mewujudkan pemberian layanan digital melalui penerapan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE). Berbagai penerapan SPBE telah dilaksanakan pada Instansi Pusat dan Pemerintah Daerah dengan merujuk pada Peraturan Presiden No.95 Tahun 2018. Namun, hasil pengembangan SPBE pada tiap-tiap daerah di Indonesia menunjukkan tingkat maturitas yang berbeda-beda.� Meski Provinsi Jawa Barat telah memiliki predikat �Baik� untuk penerapan SPBE eksisting, predikat maturitas tersebut masih perlu ditingkatkan guna tercapainya visi dari Provinsi Jawa Barat secara menyeluruh. Untuk itu, optimalisasi SPBE dengan menerapkan konsep enterprise architecture (EA) yang memanfaatkan framework TOGAF ADM merupakan solusi yang tepat untuk diimplmentasikan guna Perancangan SPBE untuk digital memastikan bahwa layanan bisnis dan teknologi informasi eksisting dengan target terintegrasi. Nantinya, perancangan ini menghasilkan keluaran berupa rancangan cetak biru EA yang memuat solusi perbaikan proses bisnis, integrasi data, usulan dan/atau pengembangan aplikasi, juga pemenuhan kebutuhan teknologi pendukung berjalannya fungsi pada Dinas Perhubungan Provinsi.
Kata Kunci: SPBE, Enterprise Architecture, TOGAF ADM.
Abstract
Entering the
era of fast-paced technological change provides opportunities for governments
worldwide, including Indonesia, to realize fast and transparent public services
through digital transformation. The Indonesian government provides digital
service delivery by implementing the Electronic Government. Various SPBE
applications have been implemented in Central Agencies and Regional Governments
concerning Presidential Regulation No. 95 of 2018. However, the SPBE
development results in each Indonesia region show different maturity levels.
Although West Java Province already has a "Good" predicate for
implementing the existing SPBE, the maturity predicate still needs to be
improved to achieve the vision of the West Java Province as a whole. For this
reason, SPBE optimization by applying the enterprise architecture (EA)
concept that utilizes the TOGAF ADM framework is the right solution for SPBE
Design to ensure that business services and information technology exist with
integrated targets. Later, this design will produce an output in the form of a
blue EA design that contains solutions for improving business processes, data
integration, proposals, and application development, as well as meeting the
needs of technology to support the functioning of the West Java Provincial
Transportation Service.
Keyword: E-Government, Enterprise Architecture, TOGAF ADM.
Pendahuluan
Perkembangan era digital saat ini ditandai dengan
masifnya teknologi informasi di hampir seluruh aspek kehidupan.
Dampak dari era digital ini tidak hanya dirasakan di sektor-sektor
tertentu, melainkan juga di sektor
pemerintahan. Teknologi digital adalah pendukung penting
reformasi administrasi publik. Tingkat kebutuhan teknologi informasi haruslah
efektif, efisien, dan akuntabel demi menunjang produktivitas lembaga
pemerintahan. Saat ini, pemerintah Indonesia semakin gencar dalam menerapkan
teknologi informasi untuk memberikan
pelayanan yang terbaik kepada masyarakat. Berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) Republik Indonesia Nomor 95 Tahun
2018,
menimbang bahwa untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang bersih,
efektif, transparan, dan akuntabel serta pelayanan publik yang berkualitas dan
terpercaya maka diperlukan sistem pemerintahan
berbasis elektronik atau disebut SPBE (Presiden Republik Indonesia, 2018).
SPBE
merupakan suatu sistem tata kelola pemerintahan yang memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi (TIK) untuk memberikan layanan kepada masyarakat (Sistem Pemerintahan Berbasis
Elektronik, 2022). Dalam penerapannya,
SPBE bertujuan untuk mendorong sistem pemerintahan di Indonesia agar
lebih memperhatikan kondisi eksisting yang saat
ini berjalan agar terintegrasi antara proses bisnis
dan teknologi yang digunakan. Hal ini dapat meningkatkan kinerja
dan keterpaduan sistem pemerintahan agar dapat terciptanya
pelayanan publik yang optimal. Diharapkan pula dapat mewujudkan visi SPBE, yaitu
�Terwujudnya sistem pemerintahan berbasis elektronik yang terpadu dan
menyeluruh untuk mencapai birokrasi dan pelayanan publik yang berkinerja tinggi� (Presiden Republik
Indonesia, 2018).
Berdasarkan
data hasil survei terkait e-government yang dilakukan United Nations
(UN) pada tahun 2020, Indonesia berhasil menempati peringkat 88 dari 193 negara
dengan skor sebesar 0.6612, serta tergolong dalam predikat High e-government
Development Index atau High EGDI. Ini menunjukkan hasil yang baik, karena Indonesia berhasil mengalami
kenaikan 19 peringkat dibandingkan tahun 2018 yang menempati peringkat 107 (United
Nations, 2020). Untuk dapat melihat serta menjamin kualitas dari penerapan
SPBE pada instansi pemerintahan Indonesia, dilakukan evaluasi secara berkala dan
konsisten dengan tetap berpacu pada visi/tujuan yang telah ditetapkan.
Dilaksanakannya evaluasi SPBE bertujuan untuk menilai pelaksanaan SPBE pada
Instansi Pemerintah untuk menghasilkan suatu nilai Indeks SPBE.
Pelaksanaan evaluasi SPBE dilakukan pada
seluruh Instansi Pusat dan Pemerintah Daerah (IPPD)
di Indonesia, termasuk Jawa Barat yang menjadi fokus pada penelitian ini. Upaya pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam
terus meningkatkan indeks
pengembangan SPBE sangatlah penting untuk memiliki kemampuan sistem informasi
pelayanan, tepatnya dengan adanya integrasi antar pihak terkait.
Dalam
struktur Pemerintah Provinsi Jawa Barat terdapat beberapa kedinasan yang
memiliki tugas pokoknya masing-masing. Salah satunya adalah Dinas Perhubungan
yang memiliki tugas pokok untuk membantu Gubernur dalam melaksanakan urusan
pemerintahan di bidang perhubungan. Dalam menyelenggarakan tugas pokok
sebagaimana dimaksud diatas, Dinas Perhubungan mempunyai fungsi yaitu
penyelenggaraan perumusan kebijakan teknis pada bidang perhubungan yang
dijadikan kewenangan Provinsi, penyelenggaraan administrasi Dinas,
penyelenggaraan evaluasi serta pelaporan Dinas, dan penyelenggaraan fungsi lain
sesuai dengan tupoksi (Dishub Provinsi Jawa Barat, 2018).
Untuk mendukung tercapainya visi Provinsi Jawa Barat, yaitu
�Terwujudnya Jawa Barat Juara Lahir Batin Dengan Inovasi Dan Kolaborasi�,
dirumuskan tujuan dan sasaran pembangunan jangka menengah Provinsi Jawa Barat
Tahun 2018-2023 yang dilengkapi dengan Indikator Kinerja Utama (IKU) yang
merupakan tolok ukur keberhasilan Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Jawa
Barat (Pemerintah Provinsi Jawa Barat, 2018). Tujuan dan sasaran ini terdiri
dari tujuh tujuan dan dua
puluh dua sasaran, dimana Dinas Perhubungan termasuk ke dalam misi
Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang ketiga,
Sesuai
dengan amanah Perpres RI Nomor 95 Tahun 2018, di setiap penyelenggaraan kegiatan pemerintahan
harus menerapkan pelayanan berbasis elektronik (Peraturan Presiden Republik
Indonesia, 2018). Sementara melihat kondisi saat ini, permasalahan terbesarnya
adalah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Provinsi Jawa Barat termasuk Dinas
Perhubungan, belum menjalankankan amanah
Perpres RI
No.95 yaitu merancang dokumen arsitektur. Proses pelaksanaan amanah Perpres RI
No.95 di Pemerintah Provinsi
Jawa Barat masih sebatas pada level provinsi, belum sampai ke level OPD.
Sejalan
dengan hal tersebut, Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat dikatakan belum
sepenuhnya memenuhi prinsip-prinsip SPBE yang tertera dalam amanah Perpres RI
No.95. Ditemukan beberapa permasalahan bidang perhubungan Jawa Barat yang
berkaitan dengan penerapan prinsip SPBE sehingga mempengaruhi tingkat
keoptimalan delivery kinerja pelayanan publik bidang transportasi ke
masyarakat. Permasalahan yang pertama adalah saat ini Dinas Perhubungan belum
memaksimalkan pemanfaatan sumber daya yang dimiliki sesuai kebutuhan
operasional. Hal ini membuktikan bahwa belum diterapkannya prinsip efektivitas
dan efisiensi yang bersinggungan dengan seberapa baik pemanfaatan sumber daya
tepat guna. Didukung dengan fakta di lapangan, Dinas Perhubungan masih belum optimal memanfaatkan IPTEK pada penyelenggaraan
transportasi dari sisi internal maupun terhadap layanan publik.
Ketidakmampuan dari sistem aplikasi transportasi dalam berbagi pakai
data/informasi, minimnya SDM yang memiliki kemampuan terkait IT, serta
rendahnya integrasi dan ketersediaan aksesikebilitas terhadap sistem aplikasi
transportasi menunjukkan bahwa prinsip keterpaduan dan interoperabilitas pun
belum tercapai.
Selanjutnya mengutip dari Rencana Kerja Tahun 2021
Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat didapatkan pula beberapa permasalahan
lain, seperti: (Dishub Provinsi Jawa Barat, 2021): 1) Masih rendahnya tingkat ketersediaan sarana
prasarana perhubungan darat dan fasilitas perlengkapan jalan. 2) Masih rendahnya
tingkat keselamatan lalu lintas jalan. 3) Belum optimalnya pengembangan sarana dan prasarana terminal serta tata
kelola terminal. 4) Belum terwujudnya
pengembangan dan pembangunan prasarana dan fasilitas pelabuhan laut pengumpan
regional dan ASDP. 5) Belum berkembangnya penyediaan sistem
angkutan umum massal perkotaan berbasis jalan dan rel yang terintegrasi antar
moda angkutan. 6) Dokumen perencanaan pengembangan
perhubungan yang dihasilkan belum mampu mencakup seluruh kegiatan
transportasi.
Untuk menemukan solusi yang tepat agar dapat
mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut, maka dapat dijembatani
dengan dirancangnya Arsitektur SPBE.
Arsitektur SPBE
merupakan kerangka dasar untuk
mendeskripsikan proses bisnis, data dan informasi, layanan, aplikasi,
infrastruktur, dan keamanan SPBE untuk menghasilkan layanan pemerintah yang
terintegrasi (Peraturan Presiden
Republik Indonesia, 2018). Nantinya, perancangan ini akan mengadopsi metode enterprise architecture (EA) untuk meningkatkan
efisiensi dan keterpaduan penerapan
SPBE di lingkungan Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat. Perancangan EA
didukung dengan penggunaan best practice
berupa framework yang diharapkan tiap-tiap tujuan fungsi dalam Dinas
Perhubungan akan tercapai melalui beberapa objektif
yang rasional. Penggunaan enterprise architecture framework akan mempermudah dan
menyederhanakan pengembangan arsitektur, dan memastikan arsitektur yang
terpilih akan memungkinkan pengembangan di masa depan sebagai respon dari
kebutuhan bisnis (Herucakra, Fajar, & Hanafi, 2014). Pemilihan
framework untuk menunjang perancangan EA ini adalah The
Open Group Architecture Framework (TOGAF). Alasan dipilihnya framework ini
karena TOGAF berfokus pada siklus implementasi, yaitu Architecture Development Method
(ADM). Nantinya,
target akhir dari penelitian ini diharapkan dapat mendukung program Dinas
Perhubungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam merancang
rencana induk SPBE yang menyangkut proses bisnis,
data dan informasi, aplikasi, dan infrastruktur
teknologi.
Adapun tujuan dari penelitian ini berdasarkan rumusan masalah yang telah ditemukan adalah menghasilkan rancangan blueprint enterprise architecture sebagai upaya dalam mewujudkan solusi integrasi proses bisnis, data dan informasi, aplikasi, infrastruktur,dan keamanan TI yang sesuai dengan standarisasi Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) pada urusan bidang transportasi Pemerintah Provinsi Jawa Barat menurut Peraturan Presiden Republik Indonesia No 95 Tahun 2018 sehingga dapat mencapai tujuannya untuk mewujudkan suatu layanan publik transportasi yang baik.
Adapun manfaat penelitian ini bagi Pemerintah Provinsi Jawa Barat, dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam membantu mewujudkan tata kelola pemerintahan yang lebih baik serta meningkatkan kualitas pelayanan publik tepatnya pada urusan pengelolaan transportasi kepada masyarakat Jawa Barat.
Metodologi Penelitian
Gambar 1.
Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir merupakan model
konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang
telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting (Sugiyono, 2018). Dengan
model konseptual yang merujuk pada Gambar III-1 diharapkan
dapat memperlihatkan arahan yang jelas dan terperinci terkait bagian-bagian
yang akan menjadi bagian penelitian.
Adapun model konseptual dalam perancangan enterprise architecture
SPBE di Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat
dibagi menjadi tiga elemen yaitu lingkungan, penelitian sistem informasi, dan
dasar ilmu. �
Elemen lingkungan terbagi
atas tiga bagian yaitu people, organisasi
dan teknologi. People menguraikan stakeholder
yang berperan sebagai narasumber data dan informasi penelitian,
termasuk roles dan capabilities. Bagian
organisasi memuat mengenai objek penelitian yaitu strategi,
struktur organisasi, dan proses bisnis yang dijalankan. Sedangkan
teknologi menjelaskan mengenai infrastruktur, aplikasi dan arsitektur
komunikasi yang digunakan.
Elemen selanjutnya yaitu penelitian sistem informasi. Elemen ini terdiri atas dua bagian yaitu artefak TI dan juga evaluasi. Artefak TI menguraikan artefak-artefak berdasarkan framework yang digunakan. Penguraian didasari oleh kerangka kerja arsitektur SPBE nasional yaitu diagram, matriks, dan katalog yang ada pada arsitektur bisnis, arsitektur data, arsitektur layanan, arsitektur aplikasi, arsitektur teknologi, dan arsitektur keamanan. Dan pada proses evaluasi yang berfungsi untuk memastikan kesesuaian penelitian dengan kebutuhan Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat. Untuk dapat mengevaluasi rancangan EA dalam penelitian ini dibutuhkan dua metode yaitu validasi stakeholder sesuai fungsi, dan justifikasi artefak.
Elemen terakhir yaitu dasar ilmu. Dasar ilmu memuat dasar teori dan metode penelitian. Dasar teori yang digunakan dan diidentifikasi dalam penelitian yaitu Enterprise Architecture, SPBE, domain arsitektur SPBE, sentiment analisis TOGAF serta kebijakan pemerintah terkait seperti Perpres RI No. 95 tahun 2018 tentang SPBE, dan RPJMD Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Karena penelitian ini berfokus pada Dinas Perhubungan, maka akan lebih mengacu kepada observasi melalui portal website resmi http://dishub.jabarprov.go.id/ mengenai tupoksi, renstra dan renja Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat. Sedangkan metodologi yang digunakan berupa studi literatur, wawancara dan pengukuran indeks SPBE.
Pada penelitian ini, peneliti merincikan kerangka berpikir menggunakan struktur metodologi penelitian dengan merujuk pada Tabel 1.
Tabel 1
Struktur Metodologi Penelitian
Aspek
dalam metodologi penelitian |
Penelitian Ini |
Deskripsi |
Kerangka konseptual |
Design science research untuk pengembangan artifak sistem informasi |
Berorientasi pengembangan keilmuan melalui pengembangan artifak-artifak yang relevan dan solutif terhadap suatu konteks lingkungan |
Framework / alur / model teoretis / engineering methodology |
TOGAF ADM |
Dalam proses pengembangan artifak, tahapan yang dilakukan mengacu pada framework TOGAF ADM. |
Metode pengumpulan data |
Studi kasus perusahaan melalui wawancara, observasi, �Focus Group Discussion (FGD), dan studi literatur |
Pengumpulan data untuk menganalisis proses bisnis dan mengidentifikasi
kebutuhan data, aplikasi dan
infrastruktur penunjang penyusunan sistem pemerintahan berbasis elektronik. |
Metode analisis data dan perancangan sistem |
Analisis data kualitatif terhadap wawancara,
FGD, hasil observasi dan pemodelan proses bisnis |
Data wawancara dan FGD ditranskripsi dan
diolah secara kualitatif untuk mengidentifikasi kebutuhan organisasi. Notes/foto/video (hasil observasi) digunakan untuk
membantu akurasi pemodelan proses bisnis. |
Tools dalam pemodelan dan pembangunan perangkat lunak |
Pemodelan Proses Bisnis menggunakan Bizagi
Modeler dan Pemodelan artefak lainnya menggunakan Visual Paradigm. |
Pemodelan Proses Bisnis menggunakan Bizagi
Modeler dan Pemodelan artefak lainnya (diagram) menggunakan Visual Paradigm. |
Metode verifikasi hasil |
Verifikasi kebutuhan melalui expert judgment |
Expert judgment untuk memperoleh hasil evaluasi secara
keseluruhan. |
Sistematika penyelesaian masalah ini
menggambarkan tahap-tahap serta alur yang diperlukan dalam perancangan Enterprise
Architecture sebagai solusi untuk permasalahan yang
ada pada Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik di Dinas Perhubungan
Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Dalam sistematika penyelesaian masalah ini dibagi menjadi beberapa tahapan, seperti inisiasi,
identifikasi, analisis dan perancangan, serta kesimpulan dan saran sebagai
tahap terakhir sesuai yang tertera pada Gambar 2, Gambar 3, dan Gambar 4.
Gambar 2. Sistematika Penyelesaian Masalah Bagian 1
Gambar 3. Sistematika Penyelesaian Masalah Bagian 2
Gambar 4. Sistematika Penyelesaian Masalah Bagian 3
1.
Tahap Inisiasi
Tahap inisiasi merupakan tahapan untuk melakukan persiapan
penelitian. Langkah awal dalam tahap inisiasi dimulai dari pengenalan secara
mendasar mengenai SPBE, dilanjutkan
dengan pembagian OPD yang ada pada
Pemerintah Provinsi Jawa Barat, kemudian melakukan studi literatur terkait OPD yang telah dibagikan.
2.
Tahap
Identifikasi
Tahap
identifikasi merupakan tahapan
untuk memberikan gambaran metode pengumpulan data penelitian terhadap perancangan
EA di dalam objek penelitian. Mulai
dari identifikasi terhadap Perpres No.95 Tahun 2018, RPJMD Pemprov Jabar,
Renstra Dinas Perhu bungan Provinsi Jabar Tahun 2018-2023, dan Renja Dinas Perhubungan Provinsi
Jabar Tahun 2021.
3.
Tahap
Analisis dan Perancangan
Tahap
analisis dan perancangan merupakan
tahapan untuk melakukan identifikasi dan perancangan artefak dalam bentuk katalog, matriks, dan diagram sesuai dengan
kebutuhan Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat. Tahapan ini akan menghasilkan beberapa
artefak yang diambil dari kombinasi antara TOGAF ADM dan Permenpan 19.
4.
Tahap
Kesimpulan dan Saran
Tahap
kesimpulan dan saran merupakan tahap
untuk menyimpulkan dan memberikan saran dari hasil
analisis yang sebelumnya telah dievaluasi dengan meminta validasi kepada stakeholder
terkait untuk memberikan kepastian dan kesesuaian terhadap perancangan yang
telah dibangun terhadap kebutuhan pada Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat.
Pengumpulan data dilakukan guna mendukung penelitian untuk menemukan permasalahan yang terjadi di Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat. Pengumpulan data dilakukan dengan cara studi literatur melalui jurnal terkait maupun wawancara yang dilakukan dengan berkomunikasi secara langsung dengan stakeholder yang terlibat dengan objek penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kualitatif yang bertujuan agar memungkinkan peneliti dalam mengikuti alur penelitian yang telah ada sebelumnya dan mendapatkan informasi melalui sumber yang valid. Fokusnya adalah memperdalam bahasan konseptual atas permasalahan yang diangkat.
Pengolahan data dilakukan setelah melakukan pengumpulan data yang berfungsi untuk mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi oleh Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat. Tahap pengolahan data terbagi menjadi beberapa tahapan yaitu tahap inisiasi berupa tahapan untuk mempersiapkan penelitian, tahap identifikasi berupa pelaksanaan pengidentifikasian terhadap objek penelitian, tahap analisis dan perancangan berupa tahapan yang menghasilkan output berupa artefak, lalu tahap kesimpulan dan saran berupa tahapan untuk menyimpulkan permasalahan yang diangkat beserta penyelesaian, serta saran terhadap hasil penelitian. Pengolahan data yang dilakukan ini berpedoman pada Perpres RI No.95 Tahun 2018. Setelah dilakukan pengolahan data, lalu dilanjutkan dengan melakukan pengembangan artefak yang berupa blueprint enterprise architecture.
Setelah dilakukan analisis dan perancangan model artefak, dilakukan evaluasi. Evaluasi dilakukan dengan dua cara yaitu memvalidasi hasil pengerjaan kepada kepada stakeholder yang terlibat dalam objek penelitian dan dilakukan justifikasi artefak. Tujuannya adalah untuk memastikan perancangan yang dilakukan sudah sejalan dengan goal yang telah ditetapkan dan kebutuhan Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat. Dalam evaluasi ini berfokus pada metode kualitatif dimana terbagi menjadi 4 tahapan untuk diuji yaitu uji credibility berupa membandingkan antara eksisting dengan targeting yang telah dibuat, transferability berupa menguji kevalidan data dengan acuan pengukuran ketepatan, dependability berupa pengujian dengan dilakukan pengauditan secara terus menerus dan confirmability berupa pengujian yang dimana penelitian dapat dianggap objektif apabila hasil uji penelitian sudah disetujui (Sugiyono, 2018).
Pada penelitian kali ini pendekatan yang digunakan dalam
penyusunan tugas akhir yaitu metode
konseptual Design Science
Research (Hevner). Penggunaan metode design science research dijadikan sebagai paradigma/kerangka pemecahan karena metode
ini dapat membantu dalam menghasilkan artefak yang efektif untuk implementasi
praktis organisasi dalam menyelesaikan permasalahannya. Selain itu, metode ini
juga dianggap dapat membantu dalam menguji apakah artefak yang telah dirancang
sesuai dengan tujuan dari penulisan tugas akhir. Dari penggambaran diagram pada
Gambar III. 1 Model Konseptual, didapatkan hasil berupa arah fokus dari
penelitian ini yang lebih condong ke sebelah kiri, yaitu elemen Lingkungan.
Sehingga, hal tersebut dapat membantu penulis untuk memahami tujuan penelitian
ini untuk diimplementasikan ke Dinas Perhubungan dalam upaya menyelesaikan
permasalahan yang terjadi saat ini, bukan untuk menambah keilmuan terbaru.
Tabel dibawah ini merupakan rencana kegiatan pelaksanaan penelitian yang akan dilakukan dalam kurun waktu dua semester. Rencana kegiatan disajikan ke dalam bentuk tabel yang berfungsi untuk mempermudah penulis selama melakukan penelitian agar penelitian dapat diselesaikan dengan tepat waktu sesuai dengan Tabel 2.
Tabel 2
Rencana Jadwal Kegiatan Penelitian
No |
Jenis
Kegiatan |
2021 |
2022 |
||||||||||
Bulan Ke- |
|||||||||||||
9 |
10 |
11 |
12 |
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
6 |
7 |
8 |
||
1. |
Mapping Role, Pembagian OPD
dan Penentuan Scope Pengerjaan |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2. |
Explore Asset Digital yang
Dimiliki OPD dan Studi Literatur |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3. |
Analisa Permasalahan pada
OPD |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4. |
Wawancara Objek� Penelitian |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
5. |
Melakukan Riset dan
Identifikasi Resource Penunjang Penyusunan Arsitektur |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
6. |
Analisis Awal Data |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
7. |
Penyusunan Bab. I |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
8. |
Penyusunan Bab. II |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
9. |
Penyusunan Bab. III |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
10. |
Persiapan dan Identifikasi
Pengumpulan Data |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
11. |
Analisa Kondisi Eksisting |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
12. |
Penyusunan Bab.IV |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
13. |
Menyusun List Artefak yang
akan Dirancang |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
14. |
Menyusun Artefak |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
15. |
Penyusunan Bab.V |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
16. |
Memvalidasi Artefak ke Stakeholder
terkait |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
17. |
Penyusunan Bab. VI |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
18. |
Finishing Dokumen Tugas
Akhir |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Proses analisis merupakan langkah awal
yang dijadikan acuan sebelum melakukan perancangan EA. Langkah ini diperlukan
untuk mengetahui bagaimana kondisi eksisting di dalam lingkup organisasi,
serta� permasalahan-permasalahan yang
sedang terjadi didalamnya. Pembahasan tersebut ditujukan untuk menguraikan apa
saja kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan sehingga dapat menunjang kelancaran
organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Nantinya, hasil
analisis tersebut akan dijadikan acuan untuk menyusun perancangan EA berupa
rekomendasi perbaikan, sehingga kegiatan operasional dari organisasi dapat
lebih efektif dan efisien. �
Fase preliminary atau dapat disebut tahap persiapan, merupakan tahap awal organisasi untuk mempersiapkan realisasi penerapan arsitektur yang menitikberatkan tentang �dimana, apa, siapa, mengapa dan bagaimana� untuk memenuhi kebutuhan organisasi. Fase ini bertujuan agar organisasi mampu menguasai manajemen dan transformasi arsitekturnya melalui prinsip-prinsip arsitektur untuk dijadikan landasan dalam perancangan EA. Pada tahap ini menghasilkan satu output yaitu Principle Catalog.�
Fase A: Architecture Vision
merupakan fase pertama dari siklus pengembangan TOGAF ADM yang menjelaskan business
value dari suatu organisasi secara high-level berupa pendefinisian
ruang lingkup, pengidentifikasian stakeholder, pembuatan visi arsitektur, serta
meminta dan memperoleh persetujuan terkait perancangan arsitektur yang
diusulkan. Fase A menghasilkan output berupa requirement catalog,
stakeholder map matrix, value chain diagram, dan solution concept
diagram.
Business architecture merupakan fase kedua dalam TOGAF ADM yang menjelaskan tentang bagaimana kebutuhan suatu organisasi dalam menjalankan fungsi bisnisnya untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Perancangan business arhchitecture dijadikan sebagai landasan perancangan arsitektur berikutnya. �Perancangan business architecture dilakukan dengan mengidentifikasi kondisi bisnis eksisting yang akan disesuaikan dengan architecture vision yang telah dibuat sebelumnya. Pada fase ini akan dikembangkan baseline (as is) dan target (to be) dari rancangan arsitektur beserta interaksinya satu sama lain, juga melakukan analisis menggunakan metode GAP analysis. Artefak yang digambarkan pada business arhchitecture dalam penelitian ini adalah requirement catalog, business footprint diagram, goal/objective/requirement catalog, business interaction matrix, functional decomposition diagram, business service/functional catalog, organization/actor catalog, role catalog, actor/role matrix, dan process flow diagram.
Process
flow diagram merupakan suatu diagram yang memiliki tujuan untuk
menggambarkan aktivitas dari proses bisnis yang sedang berjalan pada urusan
transportasi di Pemerintahan Provinsi Jawa Barat. Proses bisnis digambarkan
dengan Business Process Modelling and Notation (BPMN) untuk memudahkan
penyampaian alur aktivitas bisnis beserta pertukaran informasi/data yang
terjadi. Process flow diagram akan dipetakan secara high
level menggunakan Business Process Overview hingga ke dalam level
paling detail menggunakan Organizational Process.
Fase D technology architecture merupakan fase keempat dalam TOGAF ADM yang berfungsi untuk mengidentifkasi infrastruktur teknologi yang digunakan dalam menunjang aplikasi pendukung proses bisnis Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat. Beberapa artefak yang dihasilkan dalam fase technology architecture, yaitu technology standards catalaog, technology portfolio catalog, application/ technology matrix, environments and locations diagram, dan platform decomposition diagram. �
Analisis kontribusi dilakukan untuk mengetahui bagaimana peran Dinas Perhubungan memberi pengaruh terhadap Laporan Hasil Evaluasi SPBE Provinsi Jawa Barat tepatnya pada bidang urusan transportasi. Analisis ini dilakukan dengan mempertimbangkan ke-47 Indikator yang tertuang dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 59 Tahun 2020 (Permenpan RB No.59 Tahun 2020), berbasis pada teknis penilaian Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No.962.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian Tugas
Akhir yang dilakukan yaitu perancangan
arsitektur Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik pada
urusan pemerintahan bidang
transportasi di Pemerintah Provinsi
Jawa Barat berbasis pada
konsep Enterprise Architecture menggunakan
kerangka kerja TOGAF ADM, didapati bahwa penelitian ini menghasilkan blueprint
EA dengan berpedoman pada Perpres Nomor 95 Tahun 2018 sebagai
referensi utama. Penelitian ini
meliputi fase preliminary, fase A: architecture vision, fase B: business architecture, fase C: information architecture,
fase D: technology architecture. Setiap fase yang dilakukan menghasilkan artefak terhadap perancangan
EA, dimana artefak-artefak tersebut menjadi output yang saling
berhubungan dan dapat dijadikan input untuk perancanganan artefak
lainnya. Artefak yang terdiri dari katalog, matriks, dan diagram ini digambarkan
dalam kondisi eksisting (as-is) yang kemudian dilakukan analisis usulan
target (to-be), ditujukan sebagai solusi permasalahan yang dihadapi Dinas
Perhubungan Provinsi Jawa Barat. Adapun
beberapa usulan yang diberikan pada masing-masing fase arsitektur yaitu dengan pendetailan
aktivitas bisnis, penambahan dan penguatan resource, penambahan entitas
data untuk mendukung kebutuhan bisnis, penyesuaian teknologi, serta mengotomasi
aktivitas bisnis melalui pengintegrasian aplikasi eksisting menjadi suatu aplikasi
satu pintu yang terpusat dengan tujuan untuk memudahkan aksesibilitas layanan
publik bagi masyarakat dan sisi internal pemerintah.
Bernus, P., & Nemes, L. (1996). A
framework to define a generic Enterprise reference architecture and
methodology. Computer integrated manufacturing systems, 9(3), 179-191.
Dishub Provinsi Jawa Barat. (2018). Rencana Strategis Dinas Perhubungan.
Provinsi Jawa Barat 2018-2023: Dishub Jawa Barat.
Dishub Provinsi Jawa Barat. (2021). Rencana Kerja Dinas Perhubungan.
Provinsi Jawa Barat 2021: Dishub Jawa Barat.
Faudzan, Wildan. (2018). Analisis Dan
Perancangan Enterprise Architecture Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik
Menggunakan Framework TOGAF Adm 9.2 Pada Fungsi Keuangan Dan Promosi (Studi
Kasus: Dinas Pariwisata Dan Kebudayaan Pemerintah Kabupaten Bandung Barat).
Gartner. (2020). Gartner Enterprise
Architecture Framework. https://www.gartner.com/en
Herucakra, A. G., Fajar, A., &
Hanafi, R. (2014). Analisis dan Perancangan Enterprise Architecture untuk
Mendukung Fungsi Terkait System Online Payment Point Menggunakan Framework
TOGAF ADM pada PT Pos Indonesia.
Imania, A. N., & Haryani, T. N. (2021) E�Government di Kota Surakarta dilihat dari Peraturan Presiden No. 95 Tahun 2018 Tentang Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik. Jurnal Mahasiswa Wacana Publik, 1(1), 176-189.
Isniah, S., Purba, H. H., & Debora, F. (2020). Plan do check action (PDCA) method: literature review and research issues. Jurnal Sistem dan Manajemen Industri, 4(1), 72-81.
Malela, I. (2017) Perancangan Enterprise Architecture Menggunakan TOGAF Adm Pada Fungsi Pengendalian Dan Ketertiban Transportasi Dinas Perhubungan Pemerintah Kota Bandung.
Peraturan Presiden Republik Indonesia. (2020). Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 95 Tahun 2018 tentang Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik. Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, 110.
Presiden Republik Indonesia. (2018). Peraturan
Presiden Republik Indonesia Nomor 95 Tahun 2018 Tentang Sistem Pemerintahan
Berbasis Elektronik (Issue 1)
Safitri, N., & Pramudita, R. (2017). Pengembangan
Kerangka Kerja Arsitektur Enterprise. Bina Insani ICT Journal, 4(1), 73�82.
Septiano, V. R., (2017) Perancangan Enterprise
Architecture Menggunakan TOGAF Adm Pada Fungsi Manajemen Transportasi Dan
Parkir Dinas Perhubungan Pemerintahan Kota Bandung.
Silmi, A. S., (2017) Perancangan Enterprise
Architecture Menggunakan TOGAF Adm Pada Fungsi Sarana Dan Prasarana
Transportasi Dinas Perhubungan Kota Bandung
Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik. (2019). Hasil
Evaluasi SPBE Tahun 2019 Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Portal SPBE Nasional.
https://monev.spbe.go.id/.
Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik. (2022).
Tentang SPBE. Portal SPBE Nasional. https://spbe.go.id/
Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Kuantitatif
Kualitatif Dan R&D. Bandung: ALFABETA
Suhendri, S. (2015). Pemodelan Arsitektur Enterprise
Menggunakan Framework Gartner (Studi Kasus : IAIN Syekh Nurjati Cirebon).
Infotech Journal, 1(1), 236595
Tupper, C. D. (2011). Enterprise Architecture
Frameworks and Methodologies. Data Architecture, 23�55.
https://doi.org/10.1016/b978-0-12-385126- 0.00002-4
The Open Group. (2018). The TOGAF� Standard, Version
9.2. The Open Group. Retrieved from The TOGAF� Standard:
https://publications.opengroup.org/
United Nations. (2020). UN E-government Knowledgebase
. Retrieved from The United Nations E-government Development Database:
https://publicadministration.un.org/egovkb/en-us/about/unegovdd-framework.
Visual Paradigm. (2020). Enterprise Architecture.
Visual Paradigm.
https://www.visual-paradigm.com/guide/Enterprise-architecture/Enterprise-architecture-framework-in-a-nutshell/
Visual Paradigm. (2020). Enterprise Architecture.
Visual Paradigm.
https://www.visual-paradigm.com/guide/Enterprise-architecture/what-is-zachman-framework/
Wartika, & Supriana, I. (2013). Analisis
Perbandingan Komponen Dan Karakteristik Enterprise Architecture Konferensi Nasional
Sistem dan Informatika.
Copyright
holder: Anggita
Khaerunisa, Soni Fajar Surya Gumilang (2022) |
First
publication right: Syntax Literate:
Jurnal Ilmiah Indonesia |
This
article is licensed under: |