Syntax
Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol.
7, No. 07, Juli 2022
HUBUNGAN POLIMORFISME
GEN RUNX3 RS2236852 DENGAN KEJADIAN
PREEKLAMSIA
Wahyuni Arpalina, Legiran, Irsan Saleh
Universitas Sriwijaya, Palembang, Sumatra selatan, Indonesia
Email: [email protected]
Abstrak
Preeklamsia
adalah gangguan kehamilan yang berpotensi mempengaruhi jutaan wanita diseluruh
dunia. Sebanyak 5-8% preeklamsia merupakan sindrom yang mengancam jiwa pada
saat kehamilan. Tujuan penelitian ini
untuk mengetahui hubungn polimorfisme gen RUNX3
rs2236852 dengan kejadian preeklamsia. Penelitian
ini dengan melibatkan 64 responden, yang terdiri dari 32 responden kelompok
kasus dan 32 responden kelompok kontrol yang memenuhi kriteria inklusi dan
eklusi. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan desain case control. Pemeriksaan genotip gen RUNX3 rs2236852 dilakukan dengan
menggunakan polymerase Chain
Reaction-Rectriction Fragment Lenth Polymorfism (PCR-RFLP). Hasil penelitian
ini yaitu tidak
ada hubungan yang bermakna pada karaktersitik usia ibu
hamil dengan kejadian preeklamsia (p = 0,185,
OR 3,222, CL 95%). Ada hubungan yang bermakna pada paritas (p = 0,024, OR 0,273 CL 95%) dan riwayat
penyakit PE sebelumya (p=0,006 OR
6,176 CL 95%) dengan kejadian PE. Polimorfisme RUNX3 genotip pada kelompok kasus adalah AA=0(0,0%), AG=2(100%),
GG=2(100%) dan kelompok kontrol AA=1(100%),AG= 0(0,0%), GG=0(0,0%). Frekuensi
genotip alel pada kelompok kasus A=2(50,0%) G=6(100,0%) pada kelompok kontrol
A=2(50,0%) G=0(0,0%). Polimorfisme genotip gen RUNX3 rs2236852 tidak terdapat hubungan yang bermakna dengan
kejadian preeklamsia. Tidak ada hubungan bermakna antara alel A/G pada gen RUNX3 rs2236852 dengan kejadian
preekalmsia. Dari hasil penelitian ini tidak terdapat hubungan yang bermakna
antara polimorfisme genotip dan alel gen RUNX3
rs2236852 dengan kejadian preeklamsia.
�
Kata kunci:Preeklamsia,
Polimorfisme, RUNX3
Abstrak
Preeclampsia is a
pregnancy disorder that has the potential to affect millions of women
worldwide. As many as 5-8% preeclampsia is a life-threatening syndrome during
pregnancy. The purpose of this study was to determine the Association between �RUNX3 rs2236852
gene polymorphism with the incidence of preeclampsia. This study involved 64
respondents, consisting of 32 respondents from the case group and 32
respondents from the control group who met the inclusion and exclusion
criteria. This research is an analytical study with a case control design. The
genotyping of the RUNX3 rs2236852 gene was carried out using polymerase Chain
Reaction-Recstriction Fragment Lenth Polymorphism (PCR-RFLP). There was no
significant relationship between the age characteristics of pregnant women and
the incidence of preeclampsia (p = 0.185, OR 3,222, CL 95%). There was a
significant relationship between parity (p = 0.024, OR 0.273 CL 95%) and
previous history of PE (p=0.006 OR 6.176 CL 95%) with the incidence of PE. The
RUNX3 genotype polymorphisms in the case group were AA=0(0.0%), AG=2(100%),
GG=2(100%) and the control group AA=1(100%), AG= 0(0,0 %), GG=0(0.0%). The
allele genotype frequency in the case group A=2(50.0%) G=6(100.0%) in the
control group A=2(50.0%) G=0(0.0%). The RUNX3 rs2236852 genotypic polymorphism
did not have a significant relationship with the incidence of preeclampsia.
There was no significant relationship between the A/G allele in the RUNX3
rs2236852 gene and the incidence of preeclampsia. From the results of this
study, there was no significant Association of genotypic polymorphisms
and alleles of the RUNX3 rs2236852 gene with the incidence of preeclampsia.
�Keywords: Preeclampsia, Polymorphism,
RUNX3
Pendahuluan
Preeklamsia adalah gangguan kehamilan yang berpotensi mempengaruhi jutaan wanita diseluruh dunia
Di
Indonesia preeklamsia merupakan masalah yang berdampak pada kesakitan dan
kematian pada ibu dan bayi. PE merupakan salah satu penyebab kematian meternal
selain dari infeksi dan perdarahan, dengan angka kematian terbesal mencapai
30-50%
Beberapa penelitian mengatakan adanya polimorfisme gen dari faktor genetik
yang mempengaruhi terjadinya Preeklamsia. Dalam penelitian yang dilakukan oleh
Yangping Zhang menyatakan bahwa polimorfisme gen Runt-Related Transcription faktor 3 (RUNX3) pada single nucleotide Polymorphisms (SNPs)
rs2236852� genotip AG/GG telah ditemukan
pada pasien dengan preeklamsia berat pada populasi China Barat Daya sebanyak
417 (206 kontrol dan 211 kasus)
Gen RUNX
dinamai setelah penelitian yang dilakukan oleh Gergen & Butler pada tahun 1988 yang menemukan adanya
regulasi perkembangan gen tersebut dan sangat penting pada segmentasi embrionik
awal, setelah diidentifikasi dalam mutagenesis untuk pengembangan Drosophila
melanogaster. Gen RUNX telah
dideskripsikan disebagian besar genom metazoan berurutan, dengan salinan
tunggal gen RUNX hadir di sebagian
besar bilaterians, dan setidaknya ada tiga gen diserangga dan vertebrata.
Gen RUNX3
pada mamalia, mereka sangat penting dalam embriogenesis hingga homeostasis
dewasa di berbagai jaringan. RUNX3
pada manusa ( nomor akses GenBank.: NT_004610�
.18), yang dipetakan di kromosom 1p36.1 berisi 6 ekson dan 5 intron
dengan ukuran seluruhnya �67kb.
Pada orang dewasa, RUNX3 terutama diekspresikan dalam
sistem hematopoietik dengan kadar mRNA dan protein yang tinggi dalam limpa,
timus, dan darah.
Gen RUNX3 juga berperan penting dalam jalut TGF-β dan memperkaya jalur TGF- β bersamaan dengan lima gen
lainnya yaitu Runt-Related Transcription
factor 3 (RUNX3), Mother against
decaptaplegic homolog 3 (SMAD3), proto-oncogen Ski (SKI), dan TGFB-incduced
factor homeobox 1 (TGF1). Gen
yang terlibat ini dihipometilasi secara bersamaan seiring dengan peningkatan
ekpresi gen. Semua gen yang terkaitan dengan jalur TGF-β memiliki perbedaan metilasi pada preeclamptic dan
normotensin lebih dari 5%. Jalur TGF-β
ini menunjukan hipometilasi dengan peningkatan ekspresi di plasenta preeklamsia
dan terlibat dalam pengendalian invasi trofoblas dan migrasi
Berbagai polimorfisme nukleotida tunggal (SNP) terjadi pada gen RUNX3.
Polimorfisme
pada gen RUNX3 rs2236852 dalam
penelitian yang dilakukan oleh Yanping Zhang,MS dkk mengatakan rs2236852 locus:
Genotype AA / AG meningkatkan resiko preeklamsia berat pada ibu hamil di Rumah
Sakit Universitas Kedua Cina Barat
Metode penelitian
Penelitian
ini merupakan penelitian analitik dengan desain case control, penelitian ini dilakukan di Laboratorium Biologi
Molekuler Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Palembang.
Populasi
penelitian ini merupakan ibu hamil yang datang untuk memeriksakan diri ke Unit
Instalasi kebidanan RSUD kota Prabumulih dan poli klinik puskesmas pembina
Palembang yang memenuhi kriteria inklusi dan eklusi bersedia unutk menjadi
subjek penelitian. Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah kelompok kasus
yang di diangnosa preeklamsia oleh dokter Sp,OG�
dan kelompok kontrol yaitu pasien tanpa preeklamsia atau ibu hamil
normal.
Pemeriksaan polimorfisme terdiri dari
beberapa tahapan:
1. Isolasi
DNA, Dilakukan dengan menggunakan
metode ektraksi DNA, menggunakan darah lengkap 300�l dengan EDTA. gen
RUNX3 rs2236852 menggunakan� primer forward, 5ʹ- TGGAGTGGCTCCCCTCTTT CTG-3ʹ dan
reverse, 5ʹ -TATGGCAGGGCTGCCACCTC-3ʹ.
2. Polymerase chain reaction (PCR), kit PCR yang digunakan
adalah go teq green master mix promega.Volume total dari PCR mix DNA adalah 25 �l yang terdiri
dari ddH2O 9�l, go tag green 10�l, primer F dan R 0,5�l� masukan semua bahan kedalam tube eppendrof 1,5 �l�
kemudian tambah dengan DNA 5 �l. Proses sintesis DNA berlangsung dalam
tiga tahap reaksi yang berulang sebanyak 34 siklus, denaturasi awal pada suhu
94�C� selama 4 menit, annealing 63.6�C
selama 30 detik,denaturasi 94�C� selama
30 detik, 72�C selama 10 menit.
3. RFLP (Restriction
Fragment Lenght polimorphism) Produk PCR yang dihasilka berukuran: Genotif
AA terjadinya pemotongan oleh enzim NdeI pada satu alel satu pita pada 100 bp,
Genotif AG terjadinya pemotongan menunjukan gambar 2 pita pada 100 bp dan 120
bp, Genotif GG ditunjukkan dengan satu pita pada 120 bp, dideteksi dengan
elektroforesisi dalam gen agarose 3%..
Variabel terikat adalah preeklamsia,
sedangkan variabel bebas adalah polimorfisme gen RUNX3 rs2236852. Karaktestik dalam penelitian ini adalah Usia,
paritas dan riwayat sebelumnya.
Setelah dilakukan visualisasi dan
analisis komputer dengan menggunakan program SPSS 20.00 dengan semua data dianalisis� untuk melihat distribusi frekuensi genotip
dan alel ge RUNX3rs2236852 pada
kelompok kasus dan kontrol.
Hasil dan Pembahasan
����������� Pengambilan
sampel dan penelitian dilakukan pada bulan maret s/d desember 2020. Dengan
sampel sebanyak 64 subjek� yang terdiri
dari 32 sampel preeklamsia dan 32 sampel normal, yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eklusi.
Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Biologi teknologi Fakultas
Kedokteran Universitas Sriwijaya Palembang, dilakukan sesuai dengan prosedur
laboratorim biotek mengacu pada jurnal Zeng Y 2019.
����������� Penelitian
ini mengindetifikasi polimorfisme gen RUNX3
rs2238652 pada ibu hamil dengan preeklamisa dan hamil normal. Karakteristik
responden yang diteliti dalam penelitian ini yaitu usia, paritas, dan Riwayat
preeklamsia. Hasil dari distribusi Frekuensi dapat dilihat pada tabel 4.1 di
bawah ini.
Tabel
1
Karakter
Responden
Variabel |
PE |
Normal |
OR |
CI (95%) |
Nilai p |
Usia |
|||||
Resiko Tinggi |
8 (12,5%) |
3(17,2%) |
3,222 |
0,769-13,504 |
0,185 |
Resiko Rendah |
24 (37,5%) |
29(82,8%) |
|||
Paritas |
|||||
Resiko Tinggi |
10 (15,6%) |
20(31,2%) |
0,273 |
0,097-0,768 |
0,024 |
Resiko Rendah |
22(34,4%) |
12(18,8%) |
|||
Riwayat Preeklamsia |
|||||
Ada |
15(23,4%) |
4(6,2%) |
6,176 |
1,758-21,706 |
0,006 |
Tidak ada |
17(26,6%) |
28(43,8%) |
Berdasarkan� hasil uji statistik tabel di atas pada
kelompok usia, diketahui bahwa usia ibu hamil preeklamsia dan normal dalam
kelompok resiko tinggi sebanyak 8 (12,5%) subjek� pada hamil dengan preeklamsia dan 3 (17,2%)
subjek pada ibu hamil normal, sedangkan usia ibu pada kelompok resiko rendah
ibu hamil dengan preeklamsia sebanyak 24(37,5%) subjek dan 29(82,8%) subjek
pada ibu hamil normal. Nilai yang didapatkan dari analisis usia responden
antara dua kelompok ibu hamil dengan preeklamsia dan ibu hamil normal adalah
sebanding dengan nilai p value= 0,185,
yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara usia ibu hamil dangan
kejadian preeklamsia.
Berdasarkan tabel 4.1 di atas
diketahui bahwa pada kelompok paritas responden paling banyak terdapat pada ibu
hamil dengan resiko rendah, yaitu sebanyak 34 subjek� yang terdiri dari 22 (34,4%) subjek ibu hamil
dengan preeklamsia dan 12 (18,8%) subjek pada ibu hamil normal. Paritas pada
ibu hamil resiko rendah terdapat sebanyak 30 subjek yang terdiri dari 10
(15,6%) subjek pada ibu hamil dengan preeklamsia dan 20 (31,2%) subjek ada ibu
hamil normal. Hasil yang didapatkan dari analisis paritas pada ibu hamil dengan
preeklamsia dan ibu hamil normal yaitu p
value = 0,024, Yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara paritas
dangan kejadian preeklamsia
Berdasarkan tabel 4.1 diketahui bahwa
ibu hamil dengan riwayat preeklamsia sebanyak 19 responden yang terdiri dari 15
(78,9%) subjek� preeklamsia berulang pada
kelompok preeklamsia dan 4 (21,1%) subjek pada ibu normal. Sedangkan ibu yang
tidak memiliki riwayat preeklamsia sebanyak 45(70,3%) responden yang terdiri
dari 17 (26,6%) subjek mengalami dan 28 (43,8%)�
pada ibu hamil normal. Hasil yang didapatkan dari analisis riwayat
preeklamsia yang didapat pada kelompok ibu hamil preeklamsia dan ibu hamil
normal� adalah dengan nilai p value=0,006.
Polimorfisme Gen RUNX3 rs2236852 Dengan Kejadian PE
����������� Analisis
Polymerase chain reaction Restriction
Fragment Lenght polimorphism (PCR-RFLP) sebagai metode yang digunakan untuk
mengetahui polimorfisme pada gen RUNX3 rs2236852
detentukan dengan memotong DNA produk PCR menggunakan enzim NdeI.
1.
Genotif
AA dimana terjadinya pemotongan oleh enzim NdeI pada satu alel ditunjukkan
dengan satu pita pada 100 bp (Homozigot
2. Genotif AG dimana terjadinya pemotongan oleh enzim NdeI,
sehingga menunjukan gambar 2 pita pada 100 bp dan 120 bp (Heterozigot)
3. Genotif GG ditunjukkan dengan satu pita pada 120 bp
���������������������������
�GG�� ���GG �
M�� �CU ��K1�
�K2� �K3
��K4 ��K5��
K6�� K7�� K8��
kontrol kasus 50 bp 120bp
Gambar 1. Hasil visualisasi PCR-RFLP gen RUNX3
rs2236852dengan Enzim NdeI. Terlihat genotip GG(120 bp) pada sampel kasus 4 dan
6.
Distribusi Genotip
Polimorfisme Genotipe Gen RUNX3 rs2236852
dengan Kejadian PE
Setelah melakukan penelitian dengan
semua sampel hanya beberapa sampel yang terlihat yaitu pada kelompok kasus
gentip AA tiak terlihat, genotip AG 2 responden, genotip GG 2 responden dan
pada kelompok kontrol genotip AA 1 responden, genotip AG dan GG tidak terlihat, untuk menentukan hubungan polimorfisme
gen RUNX3 rs2236852 dengan kejadian preeklamsia
maka dilakukan analisis.
Tabel
2
Distribusi
Genotip Polimorfisme Genotipe Gen RUNX3
rs2236852 dengan Kejadian PE
Polimorfisme
Genotipe RUNX3 rs2236852 |
Kelempok
subjek penelitian |
P value |
|
PE |
Normal |
||
AA |
0(0,0%) |
1 (100,0%) |
|
AG |
2(100,0%) |
0 (0,0%) |
0,082 |
GG |
2 (100,0%) |
0(0,0%)� |
|
AA=AG |
2 (66,7%) |
1 (33,3%) |
1 |
GG |
2 (100,0%) |
0(0,0%)� |
|
Aleh A |
2 (50,0%) |
2 (50,0%) |
0,259 |
Alel G |
6 (100,0%) |
0 (0,0%) |
|
Berdasarkan tabel 2, tidak dijumpai
hubungan yang bermakna secara statistik antara polimorfisme gen RUNX3 rs2236852 dengan kejadian
Preklamsia.
Berdasarkan tabel 4.2 diatas
didapat� bahwa pada alel A pada kelompok
kasus sebanyak 2 responden (50,0%), pada kelompok kontrol sebanyak 2 resonden
(50,0%). Sedangkan Pada alel G pada kelompok kasus terdapat sebanyak 6
responden (100,0%), pada kelompok kontrol terdapat 0 responden.
Dari hasil tabel 4.2 diatas yang
berarti tiak terdapat hubungan yang bermakna antara alel gen RUNX3 rs2236852
dengan kejadian PE.
Pembahasan
Berdasarkan hasil yang dipadat pada
karakter responden Usia yang terindikasi dalam penelitian ini dari 64 subjek
pada ibu hamil dengan preeklamsia kategori resiko tinggi (<20 dan >35th)
terdapat 12,5% , kategori resiko rendah(20-35th) 37,5%, pada ibu hamil normal,
kategori seriko tinggi 17,2% dan resiko rendah sebanyak� 82,8 %. (OR=3,222, p value =0,185) yang berarti tidak terdapat hubungan yang
signifikan antara usia ibu hamil dengan kejadian preeklamsia. Meskipun Umur
merupakan salah satu bagian terpenting dari status reroduksi, tetapi faktor
pencetus terjadinya preeklamsia bukan dari faktor umur saja, akan tetapi juga
terdapat faktor yang lain yang saling berkaitan
Penelitian ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Novita Lusiana tahun 2015 yang menyatakan bahwa
usia ibu dengan resiko (<20 tahun dan >35 tahun) dan ibu tidak beresiko
(20 tahun -35 tahun ) tidak memiliki hubungan signifikan dengan kejadian
preeklamsia dengan� nilai p value =0,114.
Berdasarkan hasil penelitian
menunjukkan bahwa pada karakteristik paritas pada ibu hamil dengan preeklamsia
dalam kelompok resiko tinggi terdapat sebanyak 10 (15,6%) subjek, dan pada ibu
hamil normal sebanyak 20 (31,2%) subjek, sedangkan resiko rendah pada hamil
dengan preeklamsia terdapat 22(34,4%) subjek dan pada ibu hamil normal terdapat
sebanyak 12(18,8%)dan didapat dari hasil uji chi-square (OR=0,273, p=0,024, CI
95%)� Yang berarti terdapat hubungan yang
signifikan antara paritas dengan kejadian preeklamsia.
Hal ini sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa pada
primipara sering terjadi stress dalam menghadapi persalinan. Stress yang
terjadi pada multi/primi/grandemultipara menyebabkan peningkatan pelepasan corticotropic-releasing hormon (CRH)
oleh hipotalamus, yang kemungkinan menyebabkan peningkatan kortisol.
Kortisol memiliki efek mempersiapkan tubuh untuk merespon meningkatkan curah
jantung dan mepertahankan tekanan darah. Pada multipara sangat memungkinkan
terjadinya blocking antibodies oleh
antigen plasenta pada tubuh ibu, menyebabkan terjadinya hipertensi sampai
dengan preeklamsia / eklamsia. Pada multipara disebabkan oleh implantasi yang
kurang sempurna di sekitar endometrium sehingga menyebabkaan kurang sempurnanya
penyerapan nutrisi dan oksigenesasi kepada hasil konsipsi dan mengakibatkan
pertumbuhan hasil konsepsi akan terganggu sehingga dapat menyebabkan resiko
terjadinya� preeklamsia.
Pada penelitian kategori riwayat
preeklamsia pada kasus yang mempunyai riwayat sebelumnya terdapat 15 responden
(23,4%) dan tidak mepunyai riwayat sebelumnya terdapat 4 responden (6,2%),
sedangkan pada kelumpok kontrol yang mempunyai riwayat sebanyak terdapat 17
respnden (26,6%) dan tidak ada riwayat sebelumya terdapat 28 responden (43,8%),
dari data tersebut didapatkan (OR 6,176, CL95%,�
p-value=0,006) yang berarti
adanya hubungan� yang bermakna antara
riwayat sebelumnya dengan kejadian preeklamsia.
Penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh eka juniarty yang menyatakan bahwa ada hubungan
antara riwayat keluarga dengan kejadian preekalamsia dengan uji statistik chi-square (p=0,02 OR 4,89 CL 95%)
Polimorfisme Gen RUNX3 rs2236852 dengan Kejadian
Preeklamsia
Preeklamsia adalah penyakit
hipertensi pada kehamilan, sebanyak 5 sampai 8% preeklamsia merupakan sindrom
yang mengancam jiwa dalam kehmilan. Ini merupakan penyebab utama morbiditas dan
perinatal diseluruh dunia.
Berdasakan hasil dari pemeriksaan PCR-RFLP
menunjukan bahwa pada kelompok kasus genotip AA tidak terlihat sama sekali,
genotip AG terdapat 2 responden dan pada genotip GG terdapat 2 responden.
Sedangkan pada kelompok kontrol pada genotip AA terdapat 1 responden, genotip
AG dan GG tidak terlihat, yang artinya tidak ada hubungan yang bermakna antara
genotip gen RUNX3 rs2236852 terhadap kejadian Preeklamsia. Dari hasil tersebut
dapat diinterprestasikan habwa kasus genotip�
gen RUNX3 rs2236852 tidak mempunyai peluang mengalami kejadian
preeklamsia.
Gen RUNX3 rs2236852 berlokasi di
kromosom 1p36.1 yang berisikan 6 ekson dan 5 intron dengan ukuran 67kb
Kesimpulan
Dalam kesimpulan penelitian ini,
analisis usia tidak menemukan hubungan yang signifikan antara usia ibu hamil
dan kejadian preeklamsia, menunjukkan bahwa usia tidak menjadi faktor dominan
dalam pemicuan preeklamsia. Namun, analisis paritas mengindikasikan adanya
hubungan yang signifikan antara jumlah kehamilan sebelumnya (paritas) dan risiko
preeklamsia, menguatkan gagasan bahwa pengalaman sebelumnya dapat mempengaruhi
predisposisi terhadap preeklamsia. Selanjutnya, penelitian mengenai
polimorfisme gen RUNX3 rs2236852 menunjukkan bahwa tidak ada korelasi yang
signifikan antara variasi genetik ini dan kejadian preeklamsia. Selain itu,
hasil penelitian menegaskan bahwa riwayat preeklamsia pada kehamilan sebelumnya
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap risiko preeklamsia pada kehamilan
saat ini. Secara keseluruhan, penelitian ini memberikan wawasan lebih lanjut
mengenai faktor-faktor yang terlibat dalam preeklamsia, baik dari segi faktor
reproduksi, genetik, maupun riwayat medis.
BIBLIOGRAFI
Bangsow, C, Nir Rubins, G Glusman, dan all et. �The
RUNX3 Gene--Sequence, Structure and Regulated Expression.� Gene 279 (2)
(2001): 221-232.
Berg, CJ, MW Callaghan, C Syverson,
dan Z Henderson. �Pregnancy-related mortality in the United States,
1998-2005.� Obstet Gynecol, 2010: 116:1302-1309.
Cunningham , FG, N Gant, dan al et.
�Williams Obstetrics.� Dalam Ilmu kebidanan Sarwono Prowirohardjo, oleh
Abdul Bari Saifuddin, Trijatmo Rachimhadhi dan Gulardi H Wiknjosastro,
542-543. Jakrta: PT Bina Pustaka Sarwono Prowirohardjo, 2016.
Dinkes Provinsi Sumatra Selatan.
�Jumlah Kematian Ibu Sampai dengan Bulan Desember 2017.� 2017.
Ganthrima, P, dan J Moodley.
�Pre-eclampsia: its pathogenesis and pathophysiolgy.� Cardiovascular J Afr
27(2) (2016): 71-78.
Juniarty, Eka. Hubungan
Polimorfisme Gen GAS6= 1332 C/T dengan Preeklamsia. 2020.
Manuaba.I.A. Ilmu Kebidanan,
Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana. Jakarta: EGC, 2010.
Martin, Elizabeth, Paul D Ray, Lisa
Smeester, Mattew R Grace, Kim Boggess, dan Rebecca C Fry. �Epigenetics and
Preeclampsia: Defining Function Epimutation in the Preeclamptic Placenta
Related to the TGF-B Patway.� PLOS ONE, october 2015.
Rahmadhayanti, Eka, Lusia Hayati,
dan Mgs Irsan Saleh. �Hubungan Polimorfisme Gen Reseptor Angiotensin II Tipe 1
1166 A/C Dengan kejadian Preeklampsia.� MKS, 2014: 46.
Rennert, J, J Coffman, A.R
Mushegian, dan al et. �The evolustion of Runx genes I. A comparative study of
sequences from phylogenetically divese model organisms.� BMC Evol. Biol,
2003: 11.
Samsi S, Saleem S, dan Nishter N.
�Epididemiologi and Risk factors of preeklampsia ,An Overview of Oservation
Studies.� Al Ameen J Med sci, 2013: 292-300.
Souza, JP, AM Gulmezoglu, J Vogel,
dan et al. �Moving Beyond Essential Interventions for Reduction of Maternal
Mortality (The WHO Multicountry Survey on Maternal and Newborn Health): A
Cross-Sectional Study.� Lancet, 2013: 381:1747�55.
Suarez-Vallanueva, S, ML
Ayala-Madrigal, J Pereggrina-Sandoval, dan et al. �RUNX3 gene polymorphisms
and haplotypes in Mexican patients with colorectal cancer.� Genetics and
Molecular Research 14, no. (4) (2015): 15505-15510.
Tsunematsu, T, Y Kudo, S Iizuka, dan
al et. �RUNX3 has an oncogenic role in head and neck cancer.� PLoS One,
2009: e5892.
Wiknjosastro. Ilmu Kebidanan.
Jakarta: PT Bina Pustaka, 2008.
Zhang, Yanping, et al. �Association
between RUNX3 gene polymorphisms in severe preeclampsia and its clinical
features.� Medicine�, 2019: 12.
Copyright
holder: Wahyuni
Arpalina, Legiran, Irsan Saleh (2022) |
First
publication right: Syntax Literate:
Jurnal Ilmiah Indonesia |
This
article is licensed under: |