Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 8, No. 9, September 2023
PENGARUH
SOCIAL INFLUENCE, PERCEIVED OF SECURITY DAN PERCEIVED EASE OF USE TERHADAP
MINAT MENJADI NASABAH BANK DIGITAL
Nora Andira
Brabo, Heni Iswati, Soeyatwoko
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis,
Universitas Budi Luhur, Indonesia
Email: [email protected], [email protected], [email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui dan menganalisa pengaruh dari Social Influence,
Perceived of Security dan Perceived Ease of Use terhadap
Minat menjadi nasabah bank
digital. Digitalisasi transaksi
keuangan telah memainkan peran penting dalam mengubah
metode pembayaran tradisional menjadi metode pembayaran secara digital dan telah menyebabkan perubahan perilaku konsumen di seluruh dunia. Penurunan transaksi bank melalui cabang dan penurunan transaksi melalui Atm, berbanding terbalik dengan kenaikan penggunaan mobile banking yang tumbuh
pesat. Disisi lain, bank digital juga mulai hadir menawarkan kemudahan layanan perbankan yang lebih efektif dan efisien. Namun untuk diterima
dan berkembang, bank digital perlu
memahami faktor (variabel) apa yang benar-benar berpengaruh terhadap keberhasilannya diterima di pasar. Metode pengumpulan
data dilakukan dengan metode kuesioner sebanyak 61 butir pertanyaan terhadap 113 responden yang telah memiliki rekening bank di Jabodetabek. Teknik analisa data menggunakan SPSS versi 22 dengan menggunakan tingkat signifikasi 5%. Hasil penelitian didapatkan bahwa Social Influence, Perceived of Security dan Perceived
Ease of Use berpengaruh secara
simultan dan signifikan terhadap Minat menjadi nasabah bank digital.
Kata
Kunci: Bank
Digital; Social Influence; Perceived of Security; Perceived Ease of Use; Minat.
Abstract
This study aims to determine and analyze the influence of Social
Influence, Perceived Security and Perceived Ease of Use on interest (Purchase
Intention) in becoming a digital bank customer. The digitization of financial
transactions has played an important role in transforming traditional payment
methods into digital payment methods and has led to changes in consumer behavior
around the world. Decreasing transactions through branches and transactions
decrease through ATMs was inversely proportional to the rapid increase in the
use of mobile banking. On the other hand, digital banks are also starting to
appear to offer more effective and efficient banking services. However, to be
accepted and developed, digital banks need to understand what factors
(variables) really affect their success in being accepted in the market. The
method of data collection was carried out using a questionnaire method with 61
questions to 113 respondents who already had bank accounts in Jabodetabek. The data analysis technique used SPSS (version
22) using a significance level of 5%. The results showed that Social Influence,
Perceived Security and Perceived Ease of Use had a simultaneous and significant
effect on interest (purchase intention) in becoming a digital bank customer.
Keywords:
Digital Bank; Social Influence; Perceived Of Security; Perceived Ease Of Use; Purchase Intention
Pendahuluan
Bank
merupakan lembaga keuangan yang menawarkan jasa keuangan seperti
kredit atau pembiayaan, tabungan, jasa pembayaran dan melakukan fungsi keuangan lainnya secara profesional. Keberhasilan bank ditentukan oleh
kemampuan mengidentifikasi permintaan masyarakat akan jasa-jasa keuangan,kemudian memberikan pelayanan secara efisien dan menjualnya dengan harga yang bersaing (Rose,1994). Beberapa pengertian dari Bank dikemukan oleh Dendawijaya (2003) bank sebagai suatu jenis lembaga
keuangan yang melaksanakan berbagai macam jasa, seperti memberikan
pinjaman,mengedarkan mata uang, pengawasan terhadap mata uang, bertindak sebagai tempat penyimpanan benda-benda berharga, membiayai perusahaanperusahaan
dan lain sebagainya.
Dalam
konteks modernisasi perbankan dan sektor keuangan tentu melibatkan pengenalan dan penerapan digital modern berupa teknologi elektronik/digital berdasarkan penggunaan berbagai jenis sistem antara lain, jaringan sistem komputer, digital komunikasi, Internet,telepon seluler dan sejenisnya. Semua itu berguna
dalam meningkatkan kecepatan, keamanan, dan efisiensi perbankan serta meningkatkan layanan dan operasional bank. Hal
Ini juga membawa banyak manfaat dan keuntungan bagi bank dan bagi pengguna/nasabah layanan bank. Semua proses ini mengarah pada transformasi bank dari bank dengan layanan ritel keuangan klasik menjadi layanan data bank digital yang modern (C. Skinner, 2014).
Sebagai referensi tambahan, berdasarkan data App Annie dalam laporan State of Mobile 2022, penggunaan
aplikasi keuangan di
Indonesia telah meningkat
sangat pesat pada 2021. Tercatat,
ada sebanyak 382,12 juta unduhan aplikasi
keuangan pada tahun lalu. Jumlah ini
meningkat 82 persen dari 210,07 juta pada 2020. Berikut data peringkat 5 besar bank digital berdasarkan
pada pengguna aktif, sebagaimana gambar dibawah ini:
Gambar 1 Jumlah pengguna
aktif bulanan bank digital
(Sumber:
App Annie dalam laporan
State of Mobile, Januari 2022)
Kenyataan ini membawa pada hipotesa awal bahwa
jika bank tidak meningkatkan layanan digital,
bank akan kalah bersaing dengan perusahaan sejenis maupun fintech yang telah masif mengadopsi teknologi. Walaupun, sejauh ini fintech masih sulit untuk
menyaingi kinerja bank, namun fintech akan tumbuh sangat cepat dan kemudian dapat menjadi pesaing atau bahkan ancaman
bagi perbankan dimasa depan. Start-up fintech dapat masuk ke
ceruk pasar yang selama ini digarap oleh bank, terutama pembiayaan dan pembayaran. Dengan melihat fenomena dan data yang terjadi tersebut, saat ini telah
banyak bank besar yang memilih untuk mengembangkan
sebuah bank digital, salah satunya
adalah BCA dan BRI yang mulai
mengembangkan bank digital lewat
Bank Digital BCA dan BRI Agro.
Berdasarkan data
pada tahun 2021, rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) dari 4 (empat) bank dari para market
leader di Indonesia, tercatat memperlihatkan
penurunan yang artinya bank
tersebut semakin efisien. BOPO adalah indikator yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasional. Semakin kecil rasio tersebut,
maka berarti bank semakin efisien dalam mengelola beban operasionalnya. Menurut ketentuan Bank Indonesia,
efisiensi operasi diukur melalui BOPO dengan batas maksimum, sebesar 90 persen. Berikut data BOPO dari 4 Bank
Nasional besar dengan modal
inti diatas Rp70 Triliun, sebagai berikut:
Gambar 2 Data BOPO 4 bank besar Nasional
(Source: Bisnis.com, Februari 2022)
Untuk sebuah layanan Keuangan seperti bank, nasabah tentu memiliki
kewaspadaan dan kehati-hatian
yang lebih tinggi dalam memberikan akses penuh pada data privacy-nya. Selain dari pada itu tingkat kepercayaan
calon pengguna kepada keamanan bank digital patut untuk di uji dampaknya bagi penerimaan pengguna. Transaksi pembayaran melalui seluler berbeda dengan pembayaran elektronik karena perbedaan teknologi menciptakan berbagai risiko baru pada keamanan, seperti risiko perangkat seluler dicuri, hilang, dan rusak (Demanega et al., 2021).
Menurut Mallat et
al. (2008) menyebutkan bahwa
Perceived Security sangat mempengaruhi niat konsumen untuk
menggunakan pembayaran
mobile. Konsumen tidak melakukan pembelian produk secara online bila mereka tidak
memiliki kepercayaan terhadap bisnis online tersebut. Menurut Gefen & D.W
Straub, (2003) menyebutkan bahwa
keyakinan tentang keamanan melakukan bisnis di internet mempengaruhi konsumen untuk tidak membeli secara
online. Sebuah penelitian menyebutkan bahwa Perceived
Security sangat mempengaruhi niat
konsumen untuk menggunakan pembayaran mobile
(Mallat:2008). Pada sebuah penelitian
di Hong Kong, terungkap bahwa
masalah keamanan pembayaran melalui mobile (seluler) merupakan faktor/masalah utama yang mempengaruhi niat dari konsumen
(R.Yeun, 2017).
Sementara itu, pada penelitian sebelumnya telah memvalidasi konstruksi Davis et
al. (1989), yang mendefinisikan percieved
ease of use adalah tingkat dimana seseorang percaya bahwa penggunaan
sistem tertentu dapat mengurangi usaha seseorang dalam mengerjakan sesuatu. Percieved ease ofuse mengacu pada sejauh mana pengguna merasakan teknologi tertentu,mengakses situs web, fungsi internet, dan antarmuka
web dengan kemudahan penggunaan. Ini tentang elemen teknologi yang dirasa perlu (Burton-Jones,2005).
Lebih khusus lagi, suatu
teknologi lebih disukai untuk digunakan
daripada yang lain jika kemungkinan besar akan disetujui oleh pembeli online. Dengan kata lain,
semakin rumit suatu aplikasi teknologi, semakin besar kemungkinan situs web tidak akan digunakan.
Percieved ease of use adalah
bagian dari TAM (Technology Acceptance Model). Konstruksi percieved ease of use telah digunakan dalam berbagai konteks seperti e-commerce (M.S.
Featherman, 2003), m-commerce (G.C. Bruner, 2005) dan niat
untuk menggunakan aplikasi internet (W.R. King, 2006). Adapun dalam studi lainnya
menegaskan bahwa Percieved ease of use memiliki dampak positif terkuat pada niat membeli seseorang melalui aplikasi
digital/e-purchase (Van Kien Pham et al., 2018).
Metode Penelitian
Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
dan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2016:11) penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu
variabel atau lebih tanpa membuat
perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel lain yang diteliti dan dianalisis sehingga menghasilkan suatu kesimpulan. Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Suharsimi, 2002:108). Populasi adalah keseluruhan bagian bilangan individu, objek gejala, atau peristiwa
untuk generalisasi satu kesimpulan yang akan dikenakan.
Populasi pada penelitian ini adalah masyarakat
di Jabodetabek yang telah memiliki rekening bank tradisional (nasabah). Sampel dalam penelitian ini adalah masyarakat
umum warga Jabodetabek yang sudah memiliki rekening bank tradisional. Karena jumlah populasi dalam penelitian yang akan diteliti ini tidak
teridentifikasi (unidentified) maka
dalam melakukan penelitian ini peneliti mengambil sampel. Pengertian sampel adalah bagian
dari jumlah dan karakteristik yang miliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2010:118).
Karena jumlah populasi
tidak diketahui, sampel diambil dengan metode insidental sampling, yaitu teknik
penentuan sampel berdasarkan kebetulan yaitu siapa saja
yang secara kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai
sumber data, data responden
yang dianalisa dalam penelitian ini adalah berjumlah 113 orang sebagaimana metode penentuan jumlah responden dengan menggunakan metode Iterasi. Analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah menggunakan regresi linear berganda.
Hasil dan Pembahasan
A. Hasil
1. Profil Responden
Berdasarkan hasil identifikasi lebih jauh mengenai
hasil penelitian diperoleh beberapa data profil responden sebagai berikut:
Berdasarkan usia responden maka responden berusia berkisar 31-40 tahun sebanyak 64 responden atau 57%, diikuti oleh yang responden yang berusia berkisar diusia 41 � 50 tahun sebanyak 31 responden atau 27%, selanjutnya yang berusia berkisar 21-30 tahun sebanyak 13 responden atau 12% dan yang berusia berkisar > 51 tahun sebanyak 5 responden atau 4%. Berdasarkan jenis kelamin maka responden
didominasi oleh laki-laki sebanyak 62 orang atau 55% sedang untuk perempuan
51 orang atau 45%.
Tingkat pendidikannya, diperoleh bahwa sebanyak 79 responden atau 70% dari total keseluruhan responden adalah memiliki latar belakang pendidikan Sarjana. Adapun lainnya
sebanyak 22 responden atau 19% berpendidikan Pasca
Sarjana. Selanjutnya disusul
Diploma sebanyak 10 responden
atau 9%. Adapun SLTA dan Lainnya
sebanyak 1 responden atau masing-masing sebesar 1%. Responden berdasarkan kepemilikian Mobile Banking, kehandalan
data responden yang diperoleh
dalam penelitian ini juga didukung oleh fakta bahwa mayoritas
sebanyak 98,23% responden adalah telah menjadi
pengguna layanan mobile
banking, hanya 2 responden
(1,77%) % yang belum memiliki
layanan tersebut.
Kepemilikian mobile banking menjadi sangat penting karena layanan ini adalah cerminan
transformasi digital yang telah
dialami oleh para responden.
Terlebih fakta bahwa bank digital adalah nama lain dari mobile banking
yang dikembangkan dan menjadi
mandiri dalam eksistensinya.
2. Uji Validitas
dan Realibilitas
Untuk menganalisa valid atau tidaknya item kuesioner,perlu
untuk mengetahui R hitung (nilai Perason
Correlation Item dengan Skor_Total)
dari data output korelasi.
Adapun dari Tabel Distribusi
nilai R tabel Signifikansi 5% dan 1%, dapat diketahui besarnya koefisien korelasi dari seluruh butir
pertanyaan memiliki nilai R tabel yaitu
sebesar 0.176.
Selanjutnya, dari angka R tabel
ini kemudian dibandingkan dengan nilai R hitung yang telah diketahui berdasarkan nilai output SPSS
yang telah dilakukan. Hasil
output uji validitas dapat disimpulkan bahwa seluruh item diatas dinyatakan valid. Artinya seluruh butir pertanyaan
yang ada pada instrumen penelitian dapat dinyatakan layak sebagai instrumen untuk mengukur data penelitian.
Uji reliabilitas diperuntukan dalam mengukur konsistensi kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau
konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal
jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu
ke waktu (Ghozali,
2005). Adapun dasar pengambilan keputusan dalam uji reliabilitas yaitu jika suatu
konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan
nilai Cronbach�s Alpha > 0,70, sebagai
berikut:
1) Jika nilai
Cronbach�s Alpha > 0,70 maka kuesioner
atau angket dinyatakan reliabel atau konsisten.
2) Sementara, jika nilai Cronbach�s Alpha < 0,70 maka
kuesioner atau angket dinyatakan tidak reliabel atau dapat dikatakan
tidak konsisten.
Berdasarkan hasil uji reabilitas alpha cronbach�s dengan SPSS, didapatkan hasil outputnilai Cronbach�s Alpha > 0,70, maka
sebagaimana dasar pengambilan keputusan dalam uji reliabilitas diatas, dapat disimpulkan
bahwa ke-113 angket untuk variabel adalah reliabel atau konsisten.
B. Pembahasan
1. Pengaruh Social Influence
Terhadap Minat Menjadi Nasabah Bank Digital
Berdasarkan hasil pengujian pengaruh Social Influence terhadap
Minat menjadi nasabah bank
digital menunjukkan arah positif dengan nilai R2 sebesar 52,3% dengan nilai T Hitung sebesar 6,686 lebih besar dari
t Tabel yaitu 1,98197 dan nilai
signifikansi sebesar 0,000.
Nilai signifikansi pengujian
tersebut lebih kecil dari nilai
0,05.
Dengan demikian
pengaruh Social Influence berpengaruh
positif dan signifikan secara parsial terhadap Minat menjadi nasabah bank digital. Dengan demikian, hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Patel
(2018);(Park, Ahn, Thavisay, & Ren, 2019);(Singh, Sinha, & Li�bana-Cabanillas, 2020);(Alalwan, Dwivedi, Rana, & Williams, 2016);(Lafraxo, Hadri, Amhal, & Rossafi, 2018).
2. Pengaruh Perceived
of Security Terhadap Minat Menjadi
Nasabah Bank Digital
Berdasarkan hasil pengujian pengaruh Perceived of Security terhadap
Minat menjadi nasabah bank
digital menunjukkan arah positif dengan nilai R2 sebesar 25,7% dengan nilai T Hitung sebesar 2,919 lebih besar dari
t Tabel yaitu 1,98197 dan nilai
signifikansi sebesar 0,04.
Nilai signifikansi pengujian
tersebut lebih kecil atau sama
dengan dari nilai 0,05.
Dengan demikian Perceived of Security berpengaruh
positif dan signifikan secara parsial terhadap Minat menjadi nasabah bank digital. Dengan demikian, hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Patel
(2018);(Wong &
Mo, 2019);(Lafraxo et
al., 2018);(Sareen,
2015);(Ventre
& Kolbe, 2020);(Singh et
al., 2020);(Nguyen
& Nguyen, 2017).
3. Pengaruh Perceived
Ease of Use Terhadap Minat Menjadi
Nasabah Bank Digital
Berdasarkan hasil pengujian pengaruh kinerja Perceived Ease
of Use terhadap Minat menjadi
nasabah bank digital menunjukkan
arah positif dengan nilai R2 sebesar 32,6% dengan nilai T Hitung sebesar 3,156 lebih besar dari T Tabel yaitu 1,98197 dan nilai signifikansi sebesar 0,003. Nilai
signifikansi pengujian tersebut lebih kecil dari nilai
0,05.
Dengan demikian
Perceived Ease of Use berpengaruh positif
dan signifikan secara parsial terhadap Minat menjadi nasabah bank digital. Dengan demikian, hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan
oleh (Moslehpour, Pham, Wong, & Bilgi�li, 2018);(Alalwan et al., 2016);(Vuković, Pivac, & Kundid, 2019).
4. Pengaruh Social
Influence, Perceived of Security Dan Perceived Ease of Use Terhadap Minat Menjadi Nasabah Bank Digital
Berdasarkan hasil pengujian pengaruh Social Influence, Perceived of Security dan
Perceived Ease of Use terhadap Minat menjadi nasabah bank digital menunjukkan arah positif dengan nilai R2 sebesar 59,9% dengan nilai F Hitung sebesar 58,559 lebih besar dari
F Tabel yaitu 2,74 dan nilai
signifikansi sebesar 0,000.
Nilai signifikansi pengujian
tersebut lebih kecil dari nilai
0,05.
Artinya Social Influence, Perceived of Security
dan Perceived Ease of Use berpengaruh positif dan signifikan secara simultan terhadap Minat menjadi nasabah bank digital Strategi pemasaran
yang memperhatikan pengaruh
Social Influence, Perceived of Security dan Perceived Ease of Use menjadi suatu indikator
yang akan menunjang keberadaan sebuah layanan keuangan seperti bank digital di saat ini. Hal ini mengindikasikan
bahwa secara kompleks dan komprehensif, bisnis bank digital dipengaruhi
oleh banyak faktor dalam penerimaannya di Market.
Kesimpulan
Hasil pengujian
data, ditemukan bahwa Social Influence, Perceived of Security dan Perceived Ease of Use terhadap Minat menjadi nasabah bank digital menunjukan hubungan korelasi yang kuat antar semua
variabel dan memberikan dampak pengaruh yang signifikan secara determinasi. Begitupun pada analisis data, keseluruhan variabel memiliki dampak positif, baik secara parsial
ataupun secara simultan bersama-sama.
Hasil pengujian
data, ditemukan bahwa pengaruh Social
Influence terhadap Minat menjadi
nasabah bank digital menunjukan
hubungan korelasi yang kuat antar kedua
variabel dan memberikan dampak pengaruh yang signifikan secara determinasi. Begitupun pada analisis data, kedua variabel memiliki dampak positif, baik secara parsial
ataupun secara simultan bersama-sama.
Hasil pengujian
data, ditemukan bahwa pengaruh Perceived of
Security terhadap Minat menjadi
nasabah bank digital menunjukan
hubungan korelasi yang kuat antar kedua
variabel dan memberikan dampak pengaruh yang signifikan secara determinasi. Begitupun pada analisis data, kedua variabel memiliki dampak positif, baik secara parsial
ataupun secara simultan bersama-sama.
Hasil pengujian data, ditemukan bahwa pengaruh Perceived
Ease of Use terhadap Minat menjadi
nasabah bank digital menunjukan
hubungan korelasi yang kuat antar kedua
variabel dan memberikan dampak pengaruh yang signifikan secara determinasi. Begitupun pada analisis data, kedua variabel memiliki dampak positif, baik secara parsial
ataupun secara simultan bersama-sama.
Alalwan, Ali Abdallah, Dwivedi, Yogesh K., Rana,
Nripendra P. P., & Williams, Michael D. (2016). Consumer adoption of mobile
banking in Jordan: Examining the role of usefulness, ease of use, perceived
risk and self-efficacy. Journal of Enterprise Information Management, 29(1),
118�139.
Demanega,
Ingrid, Mujan, Igor, Singer, Brett C., Anđelković, Aleksandar S.,
Babich, Francesco, & Licina, Dusan. (2021). Performance assessment of
low-cost environmental monitors and single sensors under variable indoor air
quality and thermal conditions. Building and Environment, 187,
107415.
Gefen,
David, Karahanna, Elena, & Straub, Detmar W. (2003). Trust and TAM in
online shopping: An integrated model. MIS Quarterly, 51�90.
Ghozali,
Imam. (2005). Aplikasi analisis multivariate dengan SPSS. Semarang: Badan
Penerbit UNDIP, 40.
Lafraxo,
Younes, Hadri, Fadoua, Amhal, Hamza, & Rossafi, Amine. (2018). The Effect
of Trust, Perceived Risk and Security on the Adoption of Mobile Banking in
Morocco. ICEIS (2), 497�502. https://doi.org/10.5220/0006675604970502
Moslehpour,
Massoud, Pham, Van Kien, Wong, Wing Keung, & Bilgi�li, İsmail. (2018).
E-purchase intention of Taiwanese consumers: Sustainable mediation of perceived
usefulness and perceived ease of use. Sustainability, 10(1), 234.
https://doi.org/10.3390/su10010234
Nguyen,
Thanh D., & Nguyen, Tu C. H. (2017). The role of perceived risk on
intention to use online banking in Vietnam. 2017 International Conference on
Advances in Computing, Communications and Informatics (ICACCI), 1903�1908.
https://doi.org/10.13189/ujaf.2022.100107
Park,
JungKun, Ahn, Jiseon, Thavisay, Toulany, & Ren, Tianbao. (2019). Examining
the role of anxiety and social influence in multi-benefits of mobile payment
service. Journal of Retailing and Consumer Services, 47, 140�149.
https://doi.org/10.1016/j.jretconser. 2018.11.015
Patel,
Kiran J., & Patel, Hiren J. (2018). Adoption of internet banking services
in Gujarat: An extension of TAM with perceived security and social influence. International
Journal of Bank Marketing, 36(1), 147�169.
https://doi.org/10.1108/IJBM-08- 2016-0104
Sareen,
Mamta. (2015). Perceived security as trust indicator in adoption of internet
banking in a developing country: an empirical study. International Journal
of Strategic Information Technology and Applications (IJSITA), 6(3),
35�49. https://doi.org/10.4018/ijsita.2015070103
Singh,
Nidhi, Sinha, Neena, & Li�bana-Cabanillas, Francisco J. (2020). Determining
factors in the adoption and recommendation of mobile wallet services in India:
Analysis of the effect of innovativeness, stress to use and social influence. International
Journal of Information Management, 50, 191�205.
Ventre,
Ivan, & Kolbe, Diana. (2020). The impact of perceived usefulness of online
reviews, trust and perceived risk on online purchase intention in emerging
markets: A Mexican perspective. Journal of International Consumer Marketing,
32(4), 287�299. https://doi.org/10.1080/08961530.2020.1712293
Vuković,
Marija, Pivac, Snje�ana, & Kundid, Duje. (2019). Technology acceptance
model for the internet banking acceptance in split. Business Systems
Research: International Journal of the Society for Advancing Innovation and
Research in Economy, 10(2), 124�140.
https://doi.org/10.2478/bsrj-2019-022
Wong,
Wai Han, & Mo, Wing Ying. (2019). A study of consumer intention of mobile
payment in Hong Kong, based on perceived risk, perceived trust, perceived
security and Technological Acceptance Model. Journal of Advanced Management
Science Vol, 7(2), 33�38. https://doi.org/10.18178/joams.7.2.33-38
Copyright holder: Nora Andira
Brabo, Heni Iswati, Soeyatwoko
(2023) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |