Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN:
2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 7, No. 09, September 2022
ANALISIS
SENSITIVITAS DAN STATUS KEBERLANJUTAN UNTUK DIMENSI EKONOMI DALAM PENGELOLAAN
KAWASAN EKOWISATA MANGROVE PAGATAN BESAR
Eddy Elminsyah Jaya
Dosen Fakultas Teknik Sipil dan
Perencanaan, Universitas Balikpapan, Indonesia
E-mail: [email protected]
Abstrak
Kawasan
Ekowisata Mangrove Pagatan Besar merupakan salah satu kawasan hutan mangrove
yang ada di Provinsi Kalimantan Selatan yang berlokasi di Desa Pagatan Besar Kecamatan
Takisung Kabupaten Tanah Laut. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis sensitivitas
dan status keberlanjutan pengelolaan hutan mangrove di Kawasan
Ekowisata Pagatan Besar untuk dimensi ekonomi. Penelitian ini menggunakan
pendekatan kuantitatif dan kualitatif dengan desain longitudinal karena sifatnya berkelanjutan untuk jangka waktu yang relatif panjang dan
mengikuti proses interaktif ragam variabel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hutan mangrove di Kawasan Ekowisata
Pagatan Besar status keberlanjutan pada dimensi ekonomi menunjukan 56,97 dengan
kategori status Cukup Berkelanjutan. Untuk mengukur sensitifitas dilakukan uji
leverage dengan menggunakan 9 (sembilan) atribut. Hasilnya atribut yang paling
sensitif adalah Atribut Penyerapan Tenaga Kerja Kesimpulan dari penelitian yang
dilakukan menunjukan Keberlanjutan dalam pengelolaan mangrove di Kawasan
Ekowisata Pagatan Besar secara dimensi ekonomi menunjukkan status Cukup
Berkelanjutan. Kerbelanjutan ini harus didasarkan pada atribut yang paling
sensitive yaitu Atribut Penyerapan Tenaga Kerja khususnya tenaga kerja yang
berasal dari warga sekitar yang secara langsung akan meingkatkan kesejahteraan
masyarakat sekaligus menjaga kawasan mangrove ini tetap lestari.
Kata Kunci: Hutan
Mangrove; keberlanjutan; sensitivitas; kawasan ekowisata mangrove pagatan besar
Abstract
Pagatan Besar
Mangrove Ecotourism Area is one of the mangrove forest areas in South
Kalimantan Province, located in Pagatan Besar Village, Takisung District, and
Tanah Laut Regency. The purpose of this study is to analyze the sensitivity and
sustainability status of mangrove forest management in the Pagatan Besar
Ecotourism Area for the economic dimension. This study uses quantitative and
qualitative approaches with a longitudinal design because it is sustainable for
a relatively long period of time and follows an interactive process of various
variables. The results showed that mangrove forests in the Pagatan Besar
Ecotourism Area had a sustainability status in the economic dimension showing
56.97 with the category of Moderately Sustainable status. To measure
sensitivity, a leverage test is carried out using 9 (nine) attributes. As a
result, the most sensitive attribute is the Labor Absorption Attribute The
conclusion of the research conducted shows that sustainability in mangrove
management in the Pagatan Besar Ecotourism Area in the economic dimension shows
a fairly sustainable status. This continuation must be based on the most
sensitive attribute, namely the Labor Absorption Attribute, especially workers
from surrounding residents who will directly improve the welfare of the
community while keeping this mangrove area sustainable.�
Keywords:
mangrove forest; sustainability; Sensitivity; Pagatan Besar Mangrove Ecotourism
Area
Pendahuluan
Kalimantan
Selatan memiliki potensi Sumber Daya Alam yang melimpah. Salah satunya memiliki
garis pantai yang ditumbuhi oleh vegetasi mangrove. Vegetasi mangrove ini
memiliki karakter yang khas namun juga rentan untuk dialihfungsikan menjadi perumahan,
lahan pertanian dan perikanan, diambil kayunya menjadi bahan bangunan atau kayu
bakar dan lain-lain yang bersifat jangka pendek dan tidak berkelanjutan (suistanable).
Tentu
saja potensi hutan mangrove ini jika tidak ada upaya untuk melestarikannya lama
kelamaan akan habis atau rusak sedangkan upaya pemulihannya sangat lambat.
Pemamfaatan hutan mangrove yang berkelanjutan salah satunya dengan memamfaatkan
hutan mangrove sebagai kawasan wisata berbasis ekologis atau biasa disebut
dengan Ekowisata. Adapun Ekowisata ini memiliki tujuan utama sebagai trmpat rekreasi,
edukasi dan riset masyarakat dengan tetap menjaga fungsi-fungsi lingkungan
hidup. Pada Konsep Ekowitasa, hutan mangrove tidak hanya terjaga namun juga
memiliki potensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pemamfaatan
seperti inilah yang ideal untuk dicapai sesuai dengan prinsip Rio De Jeinero yatu
Prinsip Keadilan antar Generasi dimana generasi yang akan datang juga dapat
menikmati potensi sumber daya alam sama dengan apa yang kita nikmati sekarang
bahkan lebih baik secara kualitas lingkungan hidupnya.
Salah
satu kawasan di Provinsi Kalimantan Selatan yang sudah memamfaatkan Hutan
Mangrove sebagai tempat wisata di Provinsi Kalimantan Selatan adalah Kawasan
Ekowisata Mangrove Pagatan Besar. Sebagai kawasan ekowisata, kawasan ini juga
mengalami berbagai permasalaahan dalam rangka menjaga keberlanjutannya.
Atas dasar pemahaman
terhadap permasalahan hutan mangrove ditas maka perlu dilakukan Analisis Sensisitivitas
dan Status Keberlanjutan pengelolaan Kawasan Ekowisata Mangrove Pagatan Besar dalam
aspek dimensi ekonomi.
Penelitian
ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai kondisi eksisting sekaligus melihat
sejauhmana status keberlanjutan dan atribut apa yang paling sensitive dalam
menjaga berkelanjutan Kawasan Ekowisata Mangrove Pagatan Besar
sekaligus dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar.
Metode
Penelitian
Penelitian ini
dilaksanakan Kawasan Ekowisata Mangrove Pagatan Besar yang beralamatkan di Desa
Pagatan Besar Kabupaten Tanah Laut Provinsi
Kalimantan Selatan.
Sementara itu, penelitian dilaksanakan antara bulan Januari
sampai dengan April 2023.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif dengan desain
longitudinal karena sifatnya
berkelanjutan untuk jangka waktu yang relatif panjang dan mengikuti proses
interaktif ragam variabel. Teknik penarikan sampel dilakukan secara
purposive sampling sesuai kepentingan analisis.. Metode analysis Multidimensional Scaling (MDS) pendekatan Rap-MangroveMCGI (Modifikasi RAPFISH) untuk
menilai status keberlanjutan pada
aspek Ekonomi dalam pengelolaan hutan mangrove dengan sampel pakar 25 orang.
Hasil
Dan Pembahasan
Mangrove tidak hanya
memiliki fungsi ekologi tetapi juga ekonomi. Atribut-atributdimensi ekonomi
yang dipertimbangkan akan mampu memberikan pengaruh terhadap status
keberlanjutan dalam pengelolaan hutan mangrove ini, terdiri dari 9 (sembilan) atribut, yakni : (1) peranan terhadap pembangunan wilayah;
(2) peningkatan pendapatan;
(3) penyerapan tenaga kerja;
(4) bantuan permodalan dari
pemerintah/swasta; (5) kontribusi sektor jasa; (6) kontribusi sektor wisata; (7) kontribusi sektor pertanian;
(8) kontribusi sektor kehutanan; dan
(9) investasi.
Sementara itu titik ordinansi sebagaimana hasil pengolahan data menggunakan Rap-MangroveMCGI untuk pengukuran indeks
dan status keberlanjutan dilhat dari atribut dimensi ekonomi dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar
1. Ordinansi
indeks keberlanjutandimensi ekonomi dalam pengelolaan hutan mangrove di Kawasan
Ekowisata Mangrove Pagatan Besar
Sumber: Analisis Data Primer (2023)
Gambar
1 menunjukkan
ordinansi hasil olahan Rap-MangroveMCGI
yang menggambarkan posisi indeks keberlanjutan dimensi ekonomi sebesar 56,97. Ordinansi indeks keberlanjutan dimensi
ekonomi ini berada pada rentang 51-75 atau mempunyai status cukup
berkelanjutan. Selanjutnya, hasil
perhitungan Rap-MangroveMCGIjuga menyatakan jumlah iterasi
sebanyak 2 (dua) kali dengan nilai koefisien determinasi (R2) =
95,0%, serta nilai stress (S) = 14,2% yang berarti bahwa analisis
keberlanjutan dimensi ekonomi menunjukkan kondisi yang baik (92,7% mendekati 1) dan goodnes of fit (14,2%<25%). Dengan demikian pada
dimensi ekonomi ini tidak perlu adanya penambahan atribut lagi sedangkan nilai stress
mencerminkan goodness of fit yang menunjukkan ukuran ketepatan
konfigurasi suatu titik dalam mencerminkan data asli.
Tingkat kestabilan hasil
analisis ordinansidengan menggunakan analisis Monte Carlo pada tingkat
kepercayaan 95% yang diarahkan untuk melihat kestabilan hasil analisis
Rap-MangroveMCGIdapat dilihat dalam bentuk scatter-plot sebagaimana Gambar 2.
Sumber: Analisis Data Primer (2023)
Hasil scatter-plot uji
kestabilan nilai ordinansi dimensi ekonomi hasil Rap-MangroveMCGImelalui
analisis Monte Carlo menunjukkan sebaran titik-titik scatter-plot yang
menggerombol pada satu tempat dan tidak saling terpisah. Hal ini menyatakan
bahwa pengukuran indeks dan status keberlanjutan tidak mengalami banyak
gangguan (perturbation). Dengan demikian, metode Rap-MangroveMCGIsecara
kuantitatif dan cepat (rapid appraisal) cukup baik untuk dipergunakan sebagai
alat evaluasi dalam menentukan keberlanjutan dimensi ekonomi dalam pengelolaan kawasan
Ekowisata Pagatan Besar.
Untuk menganalisis
tingkat sensitivitas atribut dimensi ekonomi yang diduga berpengaruh sensitif
terhadap status keberlanjutan pengelolaan hutan mangrove di kawasan Ekowisata
Pagatan Besar. dapat dilihat dari hasil analisis leverage. Hasil analisis leverage
dimensi ekonomi sebagaimana hasil olahan Rap-MangroveMCGI dapat
dilihat pada Gambar 3.
Gambar
3.
Analisis leverage dimensi ekonomi dalam
pengelolaan hutan mangrove di kawasan Ekowisata Mangrove Pagatan Besar
Sumber: Analisis Data Primer (2023)
Gambar 3 menunjukkan
hasil leverage of attributes dimensi ekonomi yang merupakan atribut sensitif
dan berpengaruh terhadap keberlanjutan pengelolaan hutan mangrove di Kawasan
Ekowisata Mangrove Pagatan Besar. Adapun atribut-atribut sensitif tersebut
secara berurutan adalah penyerapan tenaga kerja (3,87), kontribusi sektor
pertanian (2,76), kontribusi terhadap pembangunan wilayah (1,13), peningkatan
pendapatan masyarakat (1,08), dan kontribusi sektor kehutanan (0,96).
Penyerapan tenaga kerja,
menjadi salah satu atribut yang paling sensitif. Adapun hal ini sejalan dengan
kondisi yang sebenarnya yang bisa diukur secara nyata kembalinya mangrove
membuat mata pencaharian penduduk membuat mata pencaharian yang dulunya sempat
hilang menjadi hadir kembali (pencari kepiting dan biawak, nelayan tangkap
udang dan ikan dll). Selain itu Penyerapan tenaga kerja menjadi yang paling
besar nilai sensitivitasnya dikarenakan adanya kawasan ekowisata ini ternyata
sudah bisa menyerap tenaga kerja dan menambah profesi pekerjaan seperti penyewaan
perahu, pemandu wisata, penjaga pos karcis walaupun masih dalam skala terbatas.
Kesimpulan
Atas dasar hasil dan pembahasan
maka dapat ditarik kesimpulan bahwa keberlanjutan dalam pengelolaan mangrove di
Kawasan Ekowisata mangrove Pagatan Besar menunjukkan status Cukup Berkelanjutan.
Untuk atribut yang paling sensitif alam rangka menjaga kelestarian mangrove
adalah Atribut Penyerapan Tenaga Kerja. Hal ini dalam rangka membangun
kesadaran bersama akan pentingnya keberadaan mangrove yang nantinya akan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar.
Donato, D. C., Kauffman, J. B., Murdiyarso, D., Kurnianto, S., Stidham, M., & Kanninen, M. (2012). Mangrove adalah salah satu hutan terkaya karbon di kawasan tropis. Brief Cifor, 12, 1�10. Google Scholar
Gedan, K. B., Kirwan, M. L., Wolanski, E., Barbier, E. B., & Silliman, B. R. (2011). The present and future role of coastal wetland vegetation in protecting shorelines: answering recent challenges to the paradigm. Climatic Change, 106(1), 7�29. Google Scholar
Gunawijaya, R. (2017). Kebutuhan manusia dalam pandangan ekonomi kapitalis dan ekonomi Islam. Jurnal Al-Maslahah, 13(1), 131�150. Google Scholar
H Hermanto Suaib, M. M. (2017). Suku Moi: nilai-nilai kearifan lokal dan modal sosial dalam pemberdayaan masyarakat. An1mage. Google Scholar
Harahap, I. (2019). Ekonomi
pembangunan: pendekatan transdisipliner. Google Scholar
Jaya, Eddy E. "Kajian Keberlanjutan Pengelolaan Hutan Mangrove Di Mangrove Center Graha Indah (Mcgi) Kota Balikpapan Provinsi Kalimantan Timur." IDENTIFIKASI: Jurnal Ilmiah Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lindungan Lingkungan 5.1 (2019): 1-18. Google Scholar
Jaya, E. E., SH, S. E., & Pi, S. (2020). Skenario berkelanjutan pengelolaan hutan mangrove: Studi kajian di Mangrove Center Graha Indah Balikpapan. Nas Media Pustaka. Google Scholar
Kristiyanti, M. (2016). Pemberdayaan Masyarakat Pesisir Pantai Melalui Pendekatan ICZM (Integrated Coastal Zone Management). Google Scholar
Lestari, M. M. (2013). Potensi Dan Tantangan Pengelolaan Sumber Daya Kelautan Dalam Penciptaan Masyarakat Pesisir Yang Siap Menjawab Perkembangan Zaman. Jurnal Selat, 1(1), 8�12. Google Scholar
Murdiyarso, D., Purbopuspito, J., Kauffman, J. B., Warren, M. W., Sasmito, S. D., Donato, D. C., Manuri, S., Krisnawati, H., Taberima, S., & Kurnianto, S. (2015). The potential of Indonesian mangrove forests for global climate change mitigation. Nature Climate Change, 5(12), 1089�1092. Google Scholar
Purnobasuki, H. (2012). Pemanfaatan hutan mangrove sebagai penyimpan karbon. Buletin PSL Universitas Surabaya, 28(3�5), 1�6. Google Scholar
Purwowibowo, S. A. N. (2016). Hutan Mangrove Pasar Banggi Rembang: Rehabilitasi, Community Development dan Pemimpin Informal. Pandiva Buku. Google Scholar
Puryono, S. (2018). Pelestarian hutan mangrove dan peran serta masyarakat pesisir. Undip Press. Google Scholar
Saefulrahman, I. (2015). Kepemimpinan, Modal Sosial, dan Pembangunan Desa (Kasus Keberhasilan Pembangunan di Desa Pangauban Kecamatan Cisurupan Kabupaten Garut). CosmoGov: Jurnal Ilmu Pemerintahan, 1(1), 149�166. Google Scholar
Saridan, A., & Soegiharto, S. (2012). Struktur tegakan tinggal pada uji coba pemanenan di hutan penelitian labanan, kalimantan timur. Jurnal Penelitian Hutan Dan Konservasi Alam, 9(3), 239�249. Google Scholar
Supriadi, S., Romadhon, A., & Farid, A. (2015). Struktur Komunitas Mangrove di Desa Martajasah Kabupaten Bangkalan. Jurnal Kelautan: Indonesian Journal of Marine Science and Technology, 8(1), 44�51. Google Scholar
Suryanti, S., Supriharyono, S., & Anggoro,
S. (2019). Pengelolaan Wilayah Pesisir Terpadu. Google Scholar
Copyright holder: Eddy
Elminsyah Jaya (2022) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |