Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 7, No. 9, September
2022
Affective Commitment Sebagai Faktor Moderasi Pengaruh Workplace Incivility Dan Burnout Terhadap Organizational Citizenship Behaviour (Ocb) Pada Perawat Fresh Graduate Di Rs X Jakarta
Metaudina Chandra
Pratiwi
Program Studi Magister Administrasi Rumah Sakit Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, Universitas Pelita Harapan, Jakarta
Email: [email protected]
Abstrak
Penelitian
ini bertujuan untuk menginvestigasi peran affective commitment sebagai faktor
moderasi dalam pengaruh burnout dan workplace incivility terhadap
Organizational Citizenship Behaviour (OCB) pada perawat fresh graduate di RS X
Jakarta. Penelitian kuantitatif ini melibatkan partisipasi dari 87 perawat RS X
yang memenuhi kriteria inklusi melalui pengisian kuesioner melalui Google Form.
Data yang diperoleh dianalisis menggunakan perangkat lunak PLS SEM, menghasilkan
beberapa kesimpulan signifikan. Pertama, incivility dari atasan tidak
berpengaruh terhadap burnout, sementara incivility dari dokter juga tidak
memiliki pengaruh terhadap burnout. Namun, incivility yang berasal dari sesama
perawat secara positif mempengaruhi tingkat burnout. Selanjutnya, affective
commitment memainkan peran penting dalam menghubungkan burnout dengan OCB,
dengan arah hubungan yang negatif. Semakin tinggi tingkat affective commitment,
semakin lemah hubungan antara burnout dan OCB. Model penelitian ini dapat
menjelaskan sekitar 59.8% variabilitas dalam pengaruh incivility dari berbagai
sumber terhadap OCB dengan tingkat prediksi yang moderat. Selain itu, variabel
burnout dan affective commitment dapat menjelaskan sekitar 61.1% variabilitas dalam
OCB, juga dengan tingkat prediksi yang moderat. Hasil ini mengindikasikan bahwa
model ini memiliki kemampuan sedang dalam memprediksi akurasi hubungan yang
diteliti.
Kata Kunci: Affective Commitment, Burnout, Workplace Incivility
Abstrac
This research aims to investigate the role of affective commitment as a
moderating factor in the influence of burnout and workplace incivility on
Organizational Citizenship Behavior (OCB) among fresh graduate nurses at
Hospital X in Jakarta. This quantitative study involved the participation of 87
nurses from Hospital X who met the inclusion criteria and completed a
questionnaire through Google Form. The data obtained were analyzed using PLS
SEM software, resulting in several significant conclusions. Firstly, incivility
from superiors does not affect burnout, while incivility from doctors also has
no influence on burnout. However,
incivility from fellow nurses positively affects the level of burnout.
Furthermore, affective commitment plays a crucial role in connecting burnout
with OCB, with a negative direction of the relationship. The higher the level
of affective commitment, the weaker the relationship between burnout and OCB.
This research model can explain approximately 59.8% of the variability in the
influence of incivility from various sources on OCB with a moderate level of
prediction. Additionally, the variables of burnout and affective commitment can
explain about 61.1% of the variability in OCB, also with a moderate level of
prediction. These results indicate that this model has a moderate ability to
predict the accuracy of the relationships under study.
���������������������������� ������
Keywords: Affective Commitment, Burnout, Workplace Incivility
Pendahuluan
Sebagian dari pekerja professional di dunia merupakan pekerja dalam bidang medis yang bertujuan untuk melaksanakan layanan kesehatan optimal di fasilitas kesehatan, tentunya sesuai fungsinya(Marbun, 2020). Bedasarkan UU No. 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan ialah seluruh manusia yamg mendedikasikan dirinya terhadap dunia kesehatannyang membutuhkan kewenangani untuk melaksanakan usaha kesehatan. Sebagai estimasi, 12% dari total populasi dunia bekerja dalam bidang pelayanan kesehatan. Menurut Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan (BPPSDMK), saat 2020 terdapat 1.463.452. manusia terdaftar sebagai SDMK, 1.072.679. (73.30%) merupakan tenaga kesehatan serta 390.773. (26.70%) merupakan sumber daya penunjang kesehatan. Di antara itu, 438.234 (40.85%) orang merupakan tenaga keperawatan dan merupakan proporsi terbanyak dari total tenaga kesehatan (Kementrian Kesehatan Indonesia, 2021). Tenaga Kesehatan bekerja dengan cara multidisipliner sehingga dapat membantu dalam pelayanan kesehatan masyarakat, sehingga memposisikan mereka dalam pekerjaan dengan tuntutan yang besar. Hal ini akan menjadi lebih rentan terhadap burnout.
Burnout ialah keadaan dimana manusia merasakan psikis dan fisiknya terkuras habis serta kehabisan energi (Poerwandari et. al. 2015) yang berhubungan dengan pekerjaan dan tidak dengan masalah klinis dasar dari orang tersebut (Maslach et al. 1997) (Ramadan & Sunarti, 2021). Menurut Parola et al,. (2022), profesi yang meme stress dan burnout. Menurut Maslach et al. (1997), burnout adalah syndrome yang ditandai oleh 3 dimensi yaitu: emosi yang lelah, depersonalisasi serta kekurangan perolehan individu yang terbentuk saat ada kegagalan coping. Menurut Wei H et al. (2022), fenomena burnout sudah menjadi epidemi sebelum pandemi COVID-19 dan memburuk pada saat pandemi. Menurut Woo et al. (2020), 1 dari 10 perawat di seluruh dunia mengalami burnout. Pada penelitian yang dilakukan Shanafelt et al. (2015), 37% dari perawat yang baru tersertifikasi (new licensed registered nurse) memikirkan untuk meninggalkan profesi mereka sehingga terdapat peningkatan turnover rate. Pada tahun 1974, Kramer et al. (1974) mempublikasikan penelitian bahwa pada tahun pertama perawat baru bekerja akan mengalami fenomena �reality shock� yang didefinisikan sebagai perbedaan ekpektasi dengan realita yang seseorang mengalami. Hal ini akan mengakibatkan kewalahan secara finansial bagi sistem kesehatan yang saat ini sudah mengalami kekurangan tenaga keperawatan.
Workplace incivility (WPI) merupakan suatu penyimpangan perilaku ringan dengan niat untuk melukai bawahannya dengan melawan norma bekerja yang berlandasan prinsip saling menghargai (Liu et al. 2019). Menurut McGuire et al. (2016), workplace incivility merupakan isu yang sangat menglkhawatirkan terutama dalam bidang kesehatan, terutama pada bidang keperawatan dimana kurang diperhatikan. Menurut kajian yang dilaksanakan Smith et. al. (2018) survey pada 117 perawat, ditemukan 90.4% pernah mengalami kekerasan dalam bekerja pada saat masih fresh graduate. WPI dapat menyebabkan penurunan pada keselamatan pada pasien sehingga mempengaruhi kualitas pelayanan pasien (Laschinger et al. 2015). Pada tahun 2008, Joint commission international (JCI) mengeluarkan Sentinel-Event alert mengenai perilaku yang dapat merusak budaya kemanan. Menurut kajian yang dilaksanakan Shi Yu et. al. (2016) antara workplace incivility dan burnout memiliki korelasi baik.
Organizational citizenship behaviour (OCB) ialah pekerjaan yang dilaksanakan ikhlas tanpa unsur paksaan serta tanpa pamrih (Smith et, al, 2018)(Khoirunnisa, 2021). Kajian yang dilaksanakan Nawaz et, al. (2021) mengenai peran workplace incivility sebagai faktor moderasi dalam mempengaruhi OCB menunjukan peningkatan pengaruh. Affective commitment ialah sebuah ikatan emosional yang dipunyai karyawan terhadap suatu hal yang dikerjakan. Pada kajian yang dilaksanakan Liu et, al. (2019) menunjukan workplace incivilty memiliki efek signifikan pada OCB melalui burnout dan efek positif dari workplace incivility terhadap burnout tinggi dengan individu yang memiliki komitmen afektif yang tinggi.
Rumah sakit X berlokasi di Jakarta Barat yang memiliki visi menjadikan rumah sakit swasta paling favorit di Jakarta dengan memberi kualitas pelayanan medis paling baik di kelasnya serta memiliki misi menyajikan pelayanan medis kualitas paling baik serta menyajikan pelayanan prima yang manusiawi dengan cara komunikasi intensif dan ekstensif.
Pada tahun 2021, pada saat pandemi COVID-19 varian delta, dimana pasien sangat tinggi terdapat turnover rate yang sangat tinggi(Landari & Wahyuni, 2022). Menurut wawancara yang dilakukan dengan kepala pengembangan sumber daya manusia (PSDM) pada tanggal 7 Maret 2023, 50% disebabkan oleh burnout yang disebabkan oleh kurangnya sumber daya manusia dalam menangani jumlah pasien COVID 19 yang semakin meningkat. Pada tahun 2022, terdapat penurunan turnover rate dan kepuasan perawat karena sudah diterapkan kebijakan kebijakan baru untuk manajemen sumber daya dalam departemen keperawatan. Namun, dari data yang tersebut tidak pernah dilakukan penelitian mengenai kepuasan kerja terhadap perawat fresh graduate.
Workplace incivility adalah suatu penyimpangan perilaku ringan dengan niat untuk melukai seseorang dalam pekerjaan, melawan norma bekerja yang berlandasan prinsip saling menghargai adalah Burnout ialah keadaan dimana manusia merasakan psikis dan fisiknya terkuras habis serta kehabisan energi akibat dari sebuah pekerjaan. Pada perawat freshgraduate yang baru saja menapak kakinya di lapangan, kurangnya pengalaman perawat baru di lapangan membuat mereka sangat rentan terhadap kekerasan dalam pekerjaan. Hal itu disertai dengan besarnya tuntutan pekerjaan medis, membuat perawat fresh graduate tersebut lebih rentan terhadap burnout. Burnout pada perawat ini akan mempengaruhi Organizational behaviour citizenship (OBC).
Penelitian yang dilaksanakan peneliti
mempunyai tujuan mengetahui apakah affective commitment sebagai faktor
moderasi dapat mempengaruhi burnout dan workplace incivility terhadap Organizational
citizenship behaviour (OCB) pada perawat fresh graduate di RS X
Jakarta.
Pendidikan merupakan aspek penting dalam
kehidupan manusia(Khafidah
& Maryani, 2020). Dengan pendidikan, seseorang dapat
mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai yang diperlukan untuk
sukses dalam kehidupan. Pendidikan juga membuka pintu peluang dan membantu
individu untuk mencapai potensi terbaik mereka. Oleh karena itu, penting bagi
kita semua untuk menghargai pendidikan, baik dalam bentuk formal di sekolah
maupun melalui pembelajaran sepanjang hayat, agar kita dapat tumbuh dan
berkembang sebagai individu yang lebih baik dan berkontribusi positif kepada
masyarakat.
Metode Penelitian
Pada penelitian ini menggunakan metode kuantitatif karena dicari hipotesa untuk dicari dan menjelaskan masalah tertentu dengan menguji hubungan antar variable (Sekaran & Bougie, 2020)(Terrasista & Sidharta, 2022). Peneliti laksanakan ialah penelitian kuantitatif mengunakan pendekatan deskriptif. Pendapat Aliaga et al (2002), penelitian kuantitatif menjelasakan suatu fenomena masalah dengan mengumpulkan data dalam bentuk angka dan menganalisa data tersebut dengan statistika. Penelitian ini memiliki pendekatan kepada penelitian dekriptif (Galletta et al. 2007).
Penelitian ini ingin mengetahui korelasi antara workplace incivility dan organizational behavioural citizenship (OBC) dengan faktor afektif komitmen sebagai faktor mediasi di rumah sakit X. Penelitian ini termasuk dalam studi cross sectional dikarenakan data yang digabungkan dari subyek penelitian adalah dalam bentuk kuesioner dilakukan dalam periode yang singkat (hari, minggu, bulan). Pengambilan sampel ini diambil pada periode bulan September-November 2022 dan data yang diambil akan dianalisa guna memberikan jawaban rumusan masalah. Penelitian yang peneliti laksanakan mengunakan purposive sampling.
Pada
penelitian ini, Obyek penelitiannya ialah Organizational Citizenship
Behaviour (OCB), yang merupakan variable terikat yang akan diukur(Mahayasa, Sintaasih, & Putra, 2018). OCB dinilai dari 4 dimensi
yaitu: Helping, Compliance, Innovation dan Sportsmanship. Dalam
penelitian ini hendak meneliti menilai variabel variabel dalam workplace
incivility baik maupun dari atasan, dokter, sesama perawat serta keluarga
pasien, burnout dan komitment afektif sebagai faktor mediasi di RS X. Variabel
independent (bebas) merupan variable yang bisa memberikan pengaruh variable
dependen (terikat), secara positif ataupun nagatif. Faktor mediasi tersebut
dapat mempengaruhi hubungan antar variable bebas dengan variable terikat bahkan
bisa menyangkal hubungan tersebut.
Pada penelitian ini subyek sasaran ialah perawat fresh graduate yang mencari nafkah di rumah sakit X kurang dari setahun(Mendrofa, 2022). Alasan dalam pemilihan subyek tersebut karena di rumah sakit tersebut, penerimaan pegawai berprofesi perawat cukup banyak dan penerimaan terhadap perawat fresh graduate cukup banyak. Alasan lain mengapa dipilihnya perawat fresh graduate karena berdasar kajian yang dilaksanakan Sekaran dan Bougie (2020), turn over rate paling banyak terjadi pada perawat fresh graduate.
Pada penelitian ini hendak mencari pengaruh faktor komitment afektif sebagai faktor mediasi dalam menghubungkan workplace incivility dan burnout terhadap organizational citizenship behaviour (OBC), sehingga unit analysis yang dipakai adalah individu. Dalam penelitian ini, data primer bersumber dari responden yang sudah setuju mengikuti penelitian ini dari kuesioner yang disebarkan. Item pada kuesioner bersumber dari kajian sebelum penelitian ini dilaksanakan, tentunya sudah dilaksanakan pengujian validitas serta reliabilitasnya. Dalam pembuatan data, data sekunder juga bisa dipakai untuk menjadi definisi konseptual variabel yang menjadi topik penelitian.
Hasil dan Pembahasan
Dari perhitungan yang dilakukan di atas didapatkan interval untuk pengukuran skala likert ini adalah 0.8. Sehingga, dapat menjadi tolok ukur interval untuk mengkelompokan menjadi 5 kategori yang disajikan pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.2 Kategori jawaban responden
Rentan Nilai |
Jawaban |
1.00 � 1.80 |
Sangat tidak setuju |
>1.80 � 2.60 |
Tidak setuju |
>2.60 � 3.40 |
Netral |
>3.40 � 4.20 |
Setuju |
>4.20 � 5.00 |
Sangat Setuju |
Sumber: Hasil perhitungan (2023)
Bedasarkan
hasil yang terdapat pada tabel di atas, untuk hipopenelitian pertama yang
melihat hubungan antara Incivility dari atasan dengan burnout, didapatkan nilai koefisien dari incivility dari
atasan sebesar 0.109 yang berarti bahwa arah pengaruhnya positif. P value
sebesar 0.288 yang lebih dari 0.05 atau T stat < 1.645 yaitu sebesar 1.063
maka tidak ada pengaruh dari incivility dari atasan terhadap burnout. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa hipopenelitian ditolak atau tidak didukung, dimana
incivility dari atasan tidak berpengaruh terhadap burnout.
Hipopenelitian kedua adalah mencari
hubungan antara incivility dari dokter dan burnout . Bedasarkan tabel di atas,
dapat diketahui bahwa nilai koefisien dari incivility dari dokter sebesar 0.194
yang berarti bahwa arah pengaruhnya positif. P value sebesar 0.176 yang lebih
dari 0.05 atau T stat < 1.645 yaitu sebesar 1.356 maka tidak ada pengaruh
dari incivility dari dokter terhadap burnout. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
hipopenelitian ditolak atau tidak didukung, dimana incivility dari dokter tidak
berpengaruh terhadap burnout.
Hipopenelitian ketiga adalah mencari
hubungan antara incivility dari pasien terhadap burnout. Bedasarkan hasil path
coefficient yang terdapat pada tabel di atas, diketahui bahwa nilai koefisien
dari incivility dari pasien sebesar 0.179 yang berarti bahwa arah pengaruhnya
positif. P value sebesar 0.140 yang lebih dari 0.05 atau T stat yang kurang
dari 1.645 yaitu sebesar 1.477 maka tidak ada pengaruh dari incivility dari
pasien terhadap burnout. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipopenelitian
ditolak atau tidak didukung, dimana incivility dari pasien tidak berpengaruh
terhadap burnout.
Hipopenelitian keempat adalah
mencari hubungan antara incivility dari sesama perawat terhadap burnout.
Bedasarkan hasil path coefficient yang terdapat pada tabel di atas, diketahui
bahwa nilai koefisien dari incivility dari sesama perawat sebesar 0.377 yang
berarti bahwa arah pengaruhnya positif. P value sebesar 0.003 yang kurang dari
0.05 atau T stat yang lebih dari 1.645 yaitu sebesar 2.979 maka ada pengaruh
dari incivility dari sesama perawat terhadap burnout. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa hipopenelitian diterima atau didukung, dimana incivility dari
sesama perawat berpengaruh positif terhadap burnout. Ketika incivility dari
sesama perawat ditingkatkan 100% maka dapat meningkatkan burnout sebesar 37.7%.
Hipopenelitian kelima adalah mencari
hubungan antara burnout terhadap organizational citizenship behaviour (OCB).
Bedasarkan hasil path coefficient yang terdapat pada tabel di atas, diketahui bahwa
nilai koefisien dari burnout sebesar 0.002 yang berarti bahwa arah pengaruhnya
positif. P value sebesar 0.988 yang lebih dari 0.05 atau T stat yang kurang
dari 1.645 yaitu sebesar 0.016 maka tidak ada pengaruh dari burnout terhadap
organizational citizenship behaviour (OCB). Sehingga dapat disimpulkan bahwa
hipopenelitian ditolak atau tidak didukung, dimana burnout tidak berpengaruh
terhadap organizational citizenship behaviour (OCB).
Hipopenelitian keenam adalah mencari
pengaruh mnoderasi antara affective commitment terhadap organizational
citizenship behaviour (OCB). Bedasarkan hasil path coefficient yang terdapat
pada tabel di atas, diketahui bahwa nilai koefisien dari B*OCB sebesar -0.177
yang berarti bahwa arah pengaruhnya negatif. P value sebesar 0.025 yang kurang
dari 0.05 atau T stat yang lebih dari 1.645 yaitu sebesar 2.246 maka ada
pengaruh moderasi dari affective commitment terhadap organizational citizenship
behaviour (OCB). Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipopenelitian ditolak atau
tidak didukung, dimana affective commitment memperlemah dari organizational
citizenship behaviour (OCB) karena nilai arahnya negatif. Semakin tinggi
affective commitment maka akan memperlemah hubungan burnout terhadap
organizational citizenship behaviour (OCB).
Hipopenelitian kedua adalah mencari
hubungan antara incivility dari dokter dan burnout . Bedasarkan tabel di atas,
dapat diketahui bahwa nilai koefisien dari incivility dari dokter sebesar 0.194
yang berarti bahwa arah pengaruhnya positif. P value sebesar 0.176 yang lebih
dari 0.05 atau T stat < 1.645 yaitu sebesar 1.356 maka tidak ada pengaruh
dari incivility dari dokter terhadap burnout. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
hipopenelitian ditolak atau tidak didukung, dimana incivility dari dokter tidak
berpengaruh terhadap burnout.
Hipopenelitian ketiga adalah mencari
hubungan antara incivility dari pasien terhadap burnout. Bedasarkan hasil path
coefficient yang terdapat pada tabel di atas, diketahui bahwa nilai koefisien
dari incivility dari pasien sebesar 0.179 yang berarti bahwa arah pengaruhnya
positif. P value sebesar 0.140 yang lebih dari 0.05 atau T stat yang kurang
dari 1.645 yaitu sebesar 1.477 maka tidak ada pengaruh dari incivility dari
pasien terhadap burnout. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipopenelitian
ditolak atau tidak didukung, dimana incivility dari pasien tidak berpengaruh
terhadap burnout.
Kesimpulan
Penelitian
ini dilakukan untuk melihat mengetahui
apakah affective commitment sebagai faktor moderasi dapat mempengaruhi
burnout dan workplace incivility (dari pasien, dokter, sesama perawat serta
dari atasan) terhadap Organizational citizenship behaviour (OCB) pada
perawat fresh graduate di RS X Jakarta. Penelelitian ini dilakukan
dengan menyebar kuesioner dari google form kepada perawat fresh graduate yang
memasuki kriteria inklusi akan mengisi. Penelitian kuantitatif ini melibatkan
87 perawat RS X. Data yang didapatkan diolah oleh perangkat lunak PLS SEM dan
didapatkan kesimpulan sebagai berikut: (1) Incivility dari atasan tidak
menyebabkan burnout, (2) Incivility
dari dokter tidak berpengaruh terhadap burnout. (3) Incivility dari pasien
tidak berpengaruh terhadap burnout. (4) Incivility dari sesama perawat
ditingkatkan berpengaruh positif terhadap burnout. (5) Terdapat pengaruh
incivility dari sesama perawat terhadap burnout secara positif. (6) Affective
commitment memperlemah dari organizational citizenship behaviour (OCB) karena
nilai arahnya negatif. Semakin tinggi affective commitment maka akan
memperlemah hubungan burnout terhadap organizational citizenship behaviour
(OCB).
Model yang digunakan dalam
penelitian ini dapat menjelaskan incivility dari atasan, sesame perawat, dokter
dan pasien sebesar 59.8%. (Moderate predictive accuracy). Dalam model ini
variable burnout dan affective commitment dapat menjelaskan OCB sebesar 61.1%
(Moderate predictive accuracy). Nilai Q-squared dari B sebesar 0.347 dan nilai
dari OCB sebesar 0.296 berarti bahwa kemampuan model dalam memprediksi keakuratan
model tergolong sedang.
Bambang Sudaryana, D. E. A., Ak, M., Agusiady, H. R.
Ricky, & SE, M. M. (2022). Metodologi Penelitian Kuantitatif. Deepublish.
Khafidah, Wahyu, & Maryani, Maryani. (2020). Aspek
Sosial Dalam Pendidikan. Serambi Tarbawi, 8(1), 67�86.
Khoirunnisa, Syahdatul Febi. (2021). Pengaruh
kepribadian, komitmen organisasi dan Perceived Organizational Support (POS)
terhadap Organizational CitizenshiKhoirunnisa, Syahdatul Febi. (2021). Pengaruh
kepribadian, komitmen organisasi dan Perceived Organizational Support (POS)
terhadap Organ. Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
Landari, Fety, & Wahyuni, Salamah. (2022). Dampak
ketakutan akan Covid-19 terhadap stres kerja, niat keluar, kepuasan kerja dan
trauma sekunder: peran moderasi dukungan supervisor.
Mahayasa, I. Gede Aryana, Sintaasih, Desak Ketut,
& Putra, Made Surya. (2018). Pengaruh kepuasan kerja dan budaya organisasi
terhadap komitmen organisasional dan organizational citizenship behavior
perawat. Matrik: Jurnal Manajemen, Strategi Bisnis Dan Kewirausahaan, 12(1),
71�86.
Marbun, Natalia Cristianti P. (2020). Strategi
Pencegahan dan Pengendalian Dalam Upaya Pemutusan Rantai Infeksi di Rumah Sakit.
Mendrofa, Hendry Kiswanto. (2022). Aplikasi Model
Penugasan Primary nursing dan Konsep Budaya Kerja Keperawatan dalam Peningkatan
Kualitas Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit. CV Jejak (Jejak Publisher).
Ramadan, Tio, & Sunarti, Vevi. (2021). Description
of Support to Non Formal Education Public Leaders in Kenagarian Duku Kecamatan
Koto XI Tarusan. SPEKTRUM: Jurnal Pendidikan Luar Sekolah (PLS), 9(1), 145�153.
Saputra, Gede Yogi, & Aguss, Rachmi Marsheilla.
(2021). Minat siswa kelas vii dan viii dalam mengikuti pembelajaran pendidikan
jasmani olahraga dan kesehatan SMP Negeri 15 Mesuji. Journal Of Physical
Education, 2(1), 17�25.
Solihin, Dede. (2020). Pengaruh Kepercayaan Pelanggan
Dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Online Shop Mikaylaku
Dengan Minat Beli Sebagai Variabel Intervening. Jurnal Mandiri: Ilmu
Pengetahuan, Seni, Dan Teknologi, 4(1), 38�51.
Terrasista, Novanda Crysma, & Sidharta, Helena.
(2022). PENGARUH MEDIA SOSIAL MARKETING DAN CITRA MEREK TERHADAP MINTA BELI
KONSUMEN PROYEK BISNIS KAKU. Jurnal Performa: Jurnal Manajemen Dan Start-up
Bisnis, 7(4), 385�399.
BIBLIOGRAFI
Semua rujukan-rujukan yang
diacu di dalam teks artikel harus didaftarkan di bagian bibliografi.
Bibliografi harus berisi pustaka-pustaka acuan yang berasal dari sumber primer
(jurnal ilmiah dan berjumlah minimum 80% dari keseluruhan bibliografi)
diterbitkan 5 (lima) tahun terakhir. Setiap artikel paling tidak berisi 15
(Lima belas) bibliografi acuan dan 10 tahun terakhir. Penulisan sistem rujukan
di dalam teks artikel dan penulisan bibliografi sebaiknya menggunakan program
aplikasi manajemen referensi misalnya: Mendeley, EndNote, Reference Manager
atau Zotero. Penulisan referensi menggunakan model sistem dari APA (American Psychological Association),
edisi ke-6.).
Pustaka yang berupa judul buku
Arikunto, Suharsimi. (2016). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Rukiyah, A. Y., & Yulianti, Lia. (2014). Asuhan Kebidanan Kehamilan Berdasarkan Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta Timur: CV. Trans Info Media.
Pustaka yang berupa jurnal ilmiah
Rohmawati, L. (2019). Pengaruh Pengawas dan Direksi Wanita Terhadap Risiko Bank Dengan Kekuasaan CEO Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Bank Umum Indonesia). Syntax Literate; Jurnal Ilmiah Indonesia, 4(9), 26�42.
Ayoib, C. A., & Nosakhare, P. O. (2015). Directors culture and environmental disclosure practice of companies in Malaysia. International Journal of Business Technopreneurship, 5(1), 99�114.
Wang, Ning Tao, Huang, Yi Shin, Lin, Meng Hsien, Huang, Bryan, Perng, Chin Lin, & Lin, Han Chieh. (2016). Chronic hepatitis B infection and risk of antituberculosis drug-induced liver injury: Systematic review and meta-analysis. Journal of the Chinese Medical Association, 79(7), 368�374
Pustaka yang berupa Prosiding Seminar:
Roeva, O. (2012). Real-World
Applications of Genetic Algorithm. In International Conference on Chemical and
Material Engineering. Semarang, Indonesia: Department of Chemical
Engineering, Diponegoro University
Pustaka yang berupa disertasi/thesis/skripsi:
Hermanto, B. (2012). Pengaruh
Prestasi Trainin, Motivasi Dan Masa Kerja Teknisi Terhadap Produktivitas
Teknisi Di Bengkel Nissan Yogyakarta, Solo, dan Semarang. Skripsi.
Universitas Negeri Yogyakarta.
������������������������������������������������
Copyright holder: Metaudina
Chandra Pratiwi 2022 |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |