Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849
e-ISSN: 2548-1398
Vol. 7, No. 09, September 2022
DAMPAK TATA KELOLA BUMDES DAN PERAN
KOLABORASI PENTAHELIX DALAM MEWUJUDKAN SDGS DESA
Tutik Rosiani1*, Nur Siyami2
1*Manajemen, STIE
Rajawali Purworejo, Indonesia
2Akuntansi, STIE Rajawali
Purworejo, Indonesia
Email: 1*[email protected], 2[email protected]
Abstrak
Sustainable
Development Goals desa memiliki tujuan sebagai upaya untuk mewujudkan desa
ekonomi tumbuh merata. Tujuan SDGs Desa selaras dengan tujuan dibentuknya
BUMdes yaitu untuk pertumbuhan dan memperkuat ekonomi desa. Percepatan
pencapaian SDGs Desa melalui BUMdes dapat diwujudkan dalam berbagai upaya yang
merujuk pada pencapaian kinerja keuangan dan keberlanjutan usaha BUMdes.
Tercapainya tujuan BUMdes tidak hanya berasal dari internal BUMDes sendiri akan
tetapi dipengaruhi juga oleh berbagai dukungan, peranan dan kolaborasi dari
Perguruan Tinggi, Unit Bisnis, Pemerintah, Komunitas, serta Media. Penelitian
ini menggunakan metode kuantitatif. Penelitian ini dilakukan pada Forum BUMDes
Kabupaten Purworejo yang berjumlah 469 Badan Usaha. Teknik dalam pengambilan
sampel yaitu teknik purposive sampling dengan kriteria tertentu sehingga
diperoleh sampel sebanyak 107 badan usaha. Penelitian ini menggunakan teknik
analisis data berupa uji korelasi berganda, regresi berganda, uji determinasi,
uji hipotesis (Uji T), dan uji ketepatan model (Uji F). Hasil dari penelitian
ini yaitu tata kelola BUMDes berpengaruh positif dan signifikan terhadap SDGS
desa. Peran Kolaborasi Pentahelix berpangaruh positif dan signifikan terhadap
SDGs desa.
Kata
Kunci: Tata Kelola, BUMdes, Pentahelix, SDGS
Abstract
The
village's Sustainable Development Goals aim as an effort to realize an
equitable growing economic village. The goals of the Village SDGs are in line
with the objectives of establishing BUMdes, namely to grow and strengthen the
village economy. Accelerating the achievement of Village SDGs through BUMdes
can be realized in various efforts that refer to the achievement of financial
performance and BUMdes business sustainability. The achievement of BUMDes goals
does not only come from internal BUMDes itself but is also influenced by
various supports, roles, and collaborations from Universities, Business Units,
Government, Community, and Media. This research uses quantitative methods. This
research was conducted at the Purworejo Regency BUMDes Forum, which totaled 469
Business Entities. The sampling technique is a purposive sampling technique
with certain criteria to obtain a sample of 107 business entities. This study
uses data analysis techniques in the form of multiple correlation tests,
multiple regressions, determination tests, hypothesis testing (T-test), and
model accuracy tests (F-test). The results of this study are that BUMDes
governance has a positive and significant effect on village SDGS. The role of
the Pentahelix Collaboration has a positive and significant impact on village
SDGs.
Keywords:
Governance, BUMdes, Pentahelix, SDGS
Pendahuluan
Kerja
sama internasional yang dilakukan pada tahun 2020 diperkirakan akan menjadi
tonggak utama dimulainya berbagai konferensi internasional. Akan tetapi, tahun
2020 yang awalnya akan dipenuhi oleh cita-cita besar dan tindakan nyata segera
berubah karena adanya pandemi Covid-19. Covid-19 diakibatkan oleh virus corona
yang ditularkan dari manusia ke manusia melalui media air liur. Virus corona
menyerang saluran pernafasan dengan gejala ringan batuk, pilek, demam hingga
gejala yang lebih berat seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Serve
Acute Respiratory (SARS) (Subandi,
2022).
Akibatnya tujuan-tujuan Pembangunan Global (SDGs) menjadi lebih penting.
Setelah Covid-19, SDGs diharapkan bisa menjadi dasar untuk membangun dunia yang
lebih baik lagi. Sustainable Development Goals (SDGs) diresmikan di kantor
pusat PBB di New York pada 25 September 2015, (Yuliana,
2022).
Pada tahun 2030, SDGs diharapkan mampu mencapai tiga dimensi, yaitu lingkungan,
sosial, dan ekonomi, Tysara� (Yuliana,
2022).
SDGs hadir dengan 17 tujuan pembangunan berkelanjutan dengan 169 target yang
terukur waktu yaitu 15 tahun hingga 2030. SDGs merupakan agenda pembangunan
dunia yang bertujuan untuk kesejahteraan manusia (Napitupulu
et al., 2022).
SDGS
desa hadir untuk mewujudkan desa tanpa kemiskinan dan kelaparan yang terdiri
atas 18 tujuan yang dikelompokkan menjadi 4 pilar yang saling bergantung dan
tak terpisahkan (Napitupulu
et al., 2022). Alisjahbana dan Murniningtyas (Napitupulu
et al., 2022) menyebutkan empat pilar yang
menunjukkan pentingnya keseimbangan antara 3 pilar utama, yaitu pilar sosial,
pilar ekonomi dan pilar lingkungan hidup yang didukung dengan pilar tata
kelola. Pilar-pilar tersebut harus bergerak dan berkembang secara seimbang agar
pembangunan berkelanjutan tidak terjebak pada pembangunan konvensional yang
hanya menekankan pada ekonomi dan menghiraukan perkembangan sosial dan
lingkungan (Suparmoko,
2020).
Tujuan SDGs desa yaitu upaya terpadu untuk mewujudkan desa ekonomi tumbuh
merata. Hal ini selaras dengan tujuan didirikannya BUMDes yaitu untuk pertumbuhan
dan memperkuat ekonomi desa (Edy
Yusuf Agunggunanto, Fitrie Arianti & Darwanto, 2016). BUMDes dibentuk
masyarakat dengan harapan bisa mengakomodir kebutuhan serta potensi desa yang
pada akhirnya bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa (Tui
& Ilato, 2021). Agar BUMDes bisa mewujudkan
pertumbuhan dan pemerataan ekonomi maka pengelolaan dalam BUMDes harus sesuai
dengan prinsip-prinsip tata kelola BUMDes yaitu kooperatif, emansipatif,
transparan, bertanggung jawab dan berkelanjutan, Purnomo (Yuliana,
2022).
Percepatan
pencapaian SDGS Desa melalui Badan Usaha Milik Desa dapat diwujudkan melalui
berbagai upaya yang merujuk pada pencapaian kinerja keuangan dan keberlanjutan
usaha untuk BUMdes itu sendiri. Selain itu BUMDes ada untuk membantu memperkuat
perekonomian masyarakat desa dengan menumbuhkan serta mengembangkan ekonomi
lokal. Oleh karena itu,� BUMDes berperan
sebagai elemen atau instrumen ekonomi masyarakat desa yang harus dipahami dan
dilaksanakan secara maksimal (Sofian,
2021).
Berdasarkan kajian yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti terdahulu salah
satu faktor yang perlu dikuatkan salah satunya adalah faktor tata kelola
BUMdes. Semakin baik tata kelola yang diterapkan akan menjamin keberlangsungan
usaha dan perbaikan manajemen internal dan kinerja keuangan yang dihasilkan.
Kedua selain tata Kelola BUMdes juga terdapat beberapa faktor lain yang
berpengaruh diantaranya adalah dukungan dan keterlibatan positif dari berbagai
pihak yang mendukung keberlanjutan usaha.
Pada
penelitian yang dilakukan oleh Widiastuti et al (Yuliana,
2022)
menunjukkan bahwa implementasi tata kelola BUMDes rintisan masih relatif
rendah. Desa yang belum memahami tata kelola BUMDes mengalami kesulitan dalam
mencari sumber daya manusia (SDM) untuk mengelola BUMDes serta rendahnya minat
masyarakat untuk mengelola BUMDes menyebabkan pengelolaan BUMDes kurang
maksimal, Nugroho (Yuliana,
2022).
Hasil penelitian yang dilaksanakan oleh Sofyani et al (Yuliana,
2022)
menunjukkan bahwa semakin tinggi penerapan prinsip tata kelola BUMDes, maka
kinerja BUMDes juga akan semakin baik, begitu pula sebaliknya apabila tata
kelola BUMDes rendah maka kinerja pada BUMDes juga akan terhambat. Selain itu,
BUMDes memiliki masalah yang sering muncul yaitu munculnya fenomena elite
capture yang merupakan bentuk korupsi dimana sumber daya yang seharusnya
digunakan bersama namun dihabiskan untuk kepentingan segelintir orang.
Tercapainya tujuan BUMDes tidak hanya berasal dari internal BUMDes itu sendiri
tetapi dipengaruhi juga oleh berbagai dukungan dan peranan berbagai pihak
diantaranya dukungan dari Perguruan Tinggi setempat, Unit Bisnis, Pemerintah,
Komunitas serta Media.
Kolaborasi
pentahelix sendiri diartikan sebagai kegiatan kerja sama antar lini di bidang
akademisi, swasta/bisnis, komunitas, pemerintahan, dan media. Akademisi
berperan dalam hal sumber pengetahuan dengan konsep, teori-teori terbaru yang
relevan dengan kondisi terbaru. Swasta/bisnis berperan sebagai enabler yang
menghadirkan infrastruktur teknologi dan modal. Komunitas berperan sebagai
akselerator yang menjadi perantara antar pemangku kepentingan. Pemerintah
berperan sebagai kontroler yang memiliki peraturan dan tanggung jawab dalam
mengembangkan BUMDes. Media berperan dalam mendukung publikasi dan promosi
dalam membuat branding BUMDes (Dani
Rahu & Suprayitno, 2021).
Berdasarkan
uraian latar belakang di atas dan beberapa kajian literatur terdahulu
penelitian ini menjadi penting untuk dilakukan. Selain itu mengkaji dari hasil
Focus Group Discussion (FGD) yang telah dilakukan bersama seluruh Camat dan
Direktur BUMdes se-Kabupaten Purworejo dalam acara Pendampingan 3 Pengabdian
Kepada Masyarakat oleh Dosen dan Mahasiswa sebagai wujud tindak lanjut MOA
Perguruan Tinggi dan Pihak Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
serta Pemberdayaan Masyarakat dan Desa diperoleh hasil bahwa 83% BUMdes di
Kabupaten Purworejo belum memiliki tata kelola yang baik serta belum memahami
konsep kolaborasi Pentahelix, sehingga penelitian ini didukung penuh oleh
stakeholder terkait untuk dilakukan sebagai bentuk kajian lebih dalam tentang
BUMdes. Selain berdasarkan urgensi penelitian tersebut di atas penelitian ini
mendukung misi ke-4 Kabupaten Purworejo yaitu meningkatkan daya saing
pertumbuhan ekonomi daerah berbasis UMKM, Badan Usaha Milik Desa, industri
serta potensi pariwisata dan seni budaya serta mendukung fokus RIRN tahun
2017-2045 nomor 3 yaitu kajian penguatan modal sosial melalui Global Village.
Dengan penelitian ini harapannya mampu memetakan apa kendala yang dihadapi oleh
BUMdes dalam hal penerapan Tata Kelola BUMdes serta mengkaji seberapa besar
dampak Tata Kelola BUMdes dan Peran Kolaborasi Pentahelix dalam mewujudkan
Sustainable Development Goals desa.
Kajian Pustaka
Tata Kelola BUMDes
Secara
umum, tata kelola diartikan sebagai cara untuk mengarahkan dan mengendalikan
organisasi agar tujuan organisasi tercapai, Sari et al (Yuliana,
2022).
Tujuan dan definisi tata kelola beragam tergantung dari konteks sistem budaya,
situasi dan sektor usaha, Widiastuti et al. (Yuliana,
2022).
Tata kelola dianggap mampu memberikan keamanan, transparansi dan kepercayaan
serta melindungi kepentingan masyarakat dan pemegang saham, Pintea et al. (Yuliana,
2022).
Tata kelola sendiri sering dikaitkan dengan perusahaan, sehingga muncul istilah
tata kelola perusahaan yang baik. Dilihat dari arti kata, tata kelola bisa
diartikan sebagai istilah pengaturan yang dalam konteks tata kelola perusahaan
yang baik disebut juga sebagai tata pamong (Da
Santo & Pedo, 2020).
Pengelolaan
BUMDes secara efektif dan sesuai dengan tujuannya didirikan di desa, maka
prinsip-prinsip tata kelola BUMDes diperlukan. Prinsip-prinsip tata kelola
BUMDes adalah sebagai berikut: cooperative dimana orang-orang yang terlibat
dalam BUMDes dapat bekerja sama dengan baik untuk menjaga, mengembangkan dan
mempertahankan usaha; participatory dimana orang-orang yang terlibat dalam
BUMDes bersedia sukarela untuk mendukung dan berkontribusi pada kemajuan
BUMDes; emancipatory berarti bahwa semua orang yang terlibat dalam BUMDes
dianggap sama tanpa memandang suku, agama atau golongan mereka; transparant
berarti bahwa semua kegiatan yang ada di BUMDes dapat dengan mudah dan terbuka
diketahui oleh masyarakat umum; accountable berarti bahwa semua kegiatan yang
ada di BUMDes dapat dipertanggungjawabkan secara teknis dan administratif;
sustainable yang berarti bahwa melalui BUMDes masyarakat dapat mengembangkan
dan melestarikan semua kegiatan usaha (Palupi,
2021; Yuliana, 2022). Dengan tata kelola yang baik,
diharapkan BUMDes bisa dikelola secara profesional, mandiri serta memiliki
jejaring kerja yang baik dengan berbagai pihak sehingga bisa membentuk suatu
kekuatan ekonomi desa untuk menuju desa mandiri (Syam
et al., 2021).
Kolaborasi Pentahelix
Kolaborasi
pentahelix merupakan suatu kerja sama antara lini akademisi, industri swasta, komunitas,
pemerintah dan media (Yunas,
2019; Khusniyah, 2020). Akademisi adalah
lembaga penelitian yang membantu implementasi kebijakan pemerintah dan
merupakan aktor yang sering terlibat dalam kebijakan dan memiliki pengetahuan.
Inovasi adalah kata kunci dalam keterlibatan akademisi (Dani
Rahu & Suprayitno, 2021). Hal ini
mencangkup penyebaran informasi serta penerapan teknologi dan kewirausahaan
melalui kolaborasi dan kemitraan yang menguntungkan antara akademisi,
pemerintah, industri swasta, komunitas dan media. Dalam kolaborasi pentahelix,
sektor industri swasta berperan sebagai enabler. Industri swasta adalah entitas
yang mengimplementasikan proses bisnis untuk menciptakan nilai dan
mempertahankan pertumbuhan yang berkelanjutan. Peran industri swasta yaitu
dengan memperkenalkan modal dan infrastruktur teknologi. Komunitas berperan
sebagai akselerator. Komunitas dalam hal ini adalah orang-orang yang mempunyai
kepentingan yang sama bagi perkembangan dan kemajuan desa. Komunitas bertindak
sebagai fasilitator atau mitra antara pemangku kepentingan untuk mendukung
masyarakat untuk memperlancar proses ekonomi. Pemerintah bertindak sebagai
pengatur dan pengawas dalam pengembangan usaha. Dalam hal ini, pemerintah
mencangkup semua kegiatan berupa perencanaan, pelaksanaan, pemantauan,
pengendalian, promosi, alokasi keuangan, perizinan, program, Undang-undang,
pengembangan dan pengetahuan, kebijakan inovasi publik, dukungan untuk jaringan
inovasi dan kemitraan publik-swasta. Media berperan sarana sosialisasi dan
komunikasi serta menjadi penghubung antara pemerintah dan masyarakat. Selain
itu, media juga berperan dalam membantu promosi dan brand image (Dani
Rahu & Suprayitno, 2021; Khusniyah, 2020).
SDGs Desa
Setelah
era MDGs (Millenium Development Goals) berakhir pada tahun 2015, SDGs muncul
dirancang untuk melanjutkan tujuan MDGs yang belum tercapai hingga berakhirnya
tahun 2015 (Nawir
et al., 2022). Sustainable Development Goals desa
merupakan sebuah upaya yang dilaksanakan untuk mewujudkan delapan tipologi
desa, yaitu desa bebas kemiskinan dan kelaparan, ekonomi desa tumbuh merata,
desa peduli kesehatan, desa peduli lingkungan, desa peduli pendidikan, desa
ramah perempuan, desa berjejaring dan desa tanggap budaya untuk mencapai tujuan
pembangunan berkelanjutan. Pembangunan berkelanjutan dapat didefinisikan
sebagai pembangunan desa untuk memenuhi kebutuhannya saat ini tanpa
mengorbankan kebutuhan dari generasi desa selanjutnya Affandi
et al., 2020; Permatasari et al.; Sjaf et al.; Surya (Nawir
et al., 2022).
HIPOTESIS PENELITIAN
A. Pengaruh
Tata Kelola BUMDes Terhadap SDGs Desa
Tujuan
SDGs desa merupakan bentuk usaha untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat desa
yang dapat diukur melalui pemerataan ekonomi.�
Selain itu dengan mempertimbangkan prioritas penggunaan dana desa sesuai
kewenangan desa yang termuat dalam Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, Dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2020 Tentang
Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2021 dimana dana tersebut dapat digunakan
untuk membentuk Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) (Yuliana,
2022).
Salah satu tujuan BUMDes didirikan yaitu untuk pertumbuhan dan pemerataan
ekonomi desa (Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, Dan
Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2015 Tentang Pendirian,
Pengurusan dan Pengelolaan, dan Pembubaran Badan Usaha Milik Desa, Palupi (Yuliana,
2022).
Menurut penelitian (Da
Santo & Pedo, 2020), penerapan
prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik dalam pengelolaan BUMDes dapat
menciptakan kelancaran pengelolaan bisnis termasuk meningkatkan daya saing dan
membawa kemajuan bagi BUMDes. Sehingga apabila semakin baik penerapan tata
kelola sebuah BUMdes maka akan semakin cepat pencapaian SDGs.
H1:
Tata kelola BUMdes berpengaruh terhadap SDGS Desa.
B. Peran
Kolaborasi Pentahelix Terhadap SDGs Desa
Tujuan
SDGs desa merupakan bentuk usaha untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat desa
yang dapat diukur melalui pemerataan ekonomi.�
Selain itu dengan mempertimbangkan prioritas penggunaan dana desa sesuai
kewenangan desa (Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, Dan
Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2020 Tentang Prioritas
Penggunaan Dana Desa Tahun 2021) (Yuliana,
2022).
Dana tersebut dapat digunakan untuk membentuk Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).
Pembangunan Desa melalui Badan Usaha tidak akan berjalan dengan baik apabila
fokus pengembangan usaha hanya pada satu sisi internal saja. Perbaikan tata
kelola BUMdes akan mengalami perbaikan signifikan apabila BUMdes bisa
mengoptimalkan kerjasama dari berbagai pihak atau melakukan kolaborasi.
Pentahelix
adalah model kolaborasi atau pengembangan sosial ekonomi yang mendorong ekonomi
berbasis pengetahuan. Inovasi dan kewirausahaan melalui kolaborasi dan
kemitraan yang menguntungkan antara akademisi, pemerintah, industri, dan bisnis
Tonkovic, Veckie, & Veckie (Maturbongs,
2020).
Semakin baik upaya kolaborasi yang mampu mengoptimalkan hubungan saling
menguntungkan antar berbagai pihak secara tidak langsung akan mempercepat
pencapaian SDGS.
H2:
Peran kolaborasi Pentahelix berpengaruh terhadap SDGs Desa
C. Pengaruh
Tata Kelola BUMDes dan Peran Kolaborasi Pentahelix Terhadap SDGs Desa
Menurut
penelitian (Da
Santo & Pedo, 2020), penerapan
prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik dalam pengelolaan BUMDes dapat
menciptakan kelancaran pengelolaan bisnis termasuk meningkatkan daya saing dan
membawa kemajuan bagi BUMDes. Pembangunan Desa melalui Badan Usaha tidak akan
berjalan dengan baik apabila fokus pengembangan usaha hanya pada satu sisi
internal saja. Perbaikan tata kelola BUMdes akan mengalami perbaikan signifikan
apabila BUMdes bisa mengoptimalkan kerjasama dari berbagai pihak atau melakukan
kolaborasi. Sehingga apabila semakin baik penerapan tata kelola sebuah BUMdes
dan semakin efektifnya kolaborasi yang dilakukan maka akan semakin cepat
pencapaian SDGs Desa.
H3:
Tata kelola BUMDes dan peran kolaborasi Pentahelix berpengaruh terhadap SDGs Desa
Gambar 1. Kerangka
Berpikir
Sumber: Peneliti,
2023
Metode Penelitian
Penelitian
ini menggunakan metode penelitian kuantitatif, yaitu penelitian dengan
menggunakan metode untuk mengkaji teori-teori tertentu dengan cara meneliti
hubungan antar variabel Creswell, (Adhi
Kusumastuti, 2020). Variabel-variabel yang diteliti
biasanya diukur dengan instrumen penelitian yang berupa angka-angka sehingga
dapat dianalisis secara statistik. Penelitian ini mempunyai tujuan untuk
mengkaji serta menganalisis mengenai dampak penerapan tata kelola BUMDes dan
peran kolaborasi pentahelix dalam mewujudkan Sustainable Development Goals
Desa. Populasi dalam penelitian ini adalah BUMDes Kabupaten Purworejo yang
tergabung dalam Forum BUMDes Kabupaten Purworejo sejumlah 469 Badan Usaha.
Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel yaitu Teknik Purposive Sampling
dengan menggunakan kriteria-kriteria tertentu. Adapun sampel pada penelitian
ini sebanyak 107 Badan Usaha. Teknik analisis data pada penelitian ini berupa
uji instrumen yang terdiri dari uji validitas dan reliabilitas data,
selanjutnya uji statistik yang berupa uji korelasi berganda, regresi berganda
dan uji determinasi. Selanjutnya uji hipotesis (Uji T) dan uji Ketepatan Model
(Uji F).
Hasil dan Pembahasan
1.� Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengukur
nilai validitas dari kuesioner dalam setiap variabel. Hasil uji validitas dari
penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel
1
Hasil
Uji Validitas
Variabel |
Item
Pertanyaan |
Personal Correlation |
Nilai
Validitas minimum |
Keterangan |
Variabel Tata Kelola BUMDes (X1) |
X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 X1.6 |
0,682 0,815 0,797 0,614 0,752 0,839 |
≥0,3 |
Valid Valid Valid Valid Valid Valid |
Variabel Kolaborasi Pentahelix (X2) |
X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5 |
0,620 0,797 0,877 0,859 0,713 |
≥0,3 |
Valid Valid Valid Valid Valid |
SDGs Desa(Y) |
Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Y6 Y7 Y8 |
0,652 0,735 0,849 0,687 0,766 0,791 0,774 0,771 |
≥0,3 |
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid |
Sumber: Data
diolah, 2023
Berdasarkan
tabel Uji Validitas pada tabel 1 dapat diketahui bahwa dari 19 item pertanyaan
tersebut, semua item pertanyaan dinyatakan valid dan dapat diteruskan ke
pengujian selanjutnya. Semua item pertanyaan dinyatakan valid karena memiliki
nilai validitas ≥0,3. Jadi, dapat disimpulkan bahwa seluruh butir
pertanyaan tata kelola BUMDes, kolaborasi Pentahelix dan SDGs desa valid dalam
mengukur variabel penelitian.
Uji Reliabilitas
Uji
reliabilitas digunakan untuk mengukur konsistensi kuesioner penelitian yang
digunakan untuk mengukur variabel X dan variabel Y. Variabel yang dinyatakan
reliabel jika mempunyai nilai ≥0,60. Jika nilai reliabelnya lebih kecil,
yaitu ≤0,60, maka tidak reliabel. Berikut adalah hasil uji reliabilitas
untuk variabel-variabel dalam penelitian ini:
Tabel
2
Hasil
Uji Reliabilitas
Variabel |
Cronbach�s Alpha |
N of Item |
Nilai Validitas Minimum |
Keterangan |
Variabel Tata Kelola
BUMDes (X1) |
0,845 |
7 |
≥0,6 |
Reliabel |
Variabel Kolaborasi Pentahelix
(X2) |
0,914 |
6 |
≥0,6 |
Reliabel |
SDGs Desa(Y) |
0,951 |
9 |
≥0,6 |
Reliabel |
Sumber: Data diolah, 2023
Berdasarkan
uji reliabilitas pada tabel 2 menunjukkan bahwa semua item dinyatakan reliabel
dan dapat diteruskan ke pengujian selanjutnya. Semua item dinyatakan reliabel
karena nilai cronbach�s alpha pada variabel tata kelola BUMdes, kolaborasi
Pentahelix dan SDGDs mempunyai nilai sebesar�
≥0,6. Artinya, instrumen dinyatakan reliabel sehingga dapat untuk
mengukur variabel penelitian dengan konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.
B. Uji Korelasi dan Regresi Berganda
Uji Korelasi
Tujuan
dari uji korelasi adalah untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara
variabel (X1.X2) dengan variabel (Y) atau untuk mengetahui kuat tidaknya hubungan
antar dua variabel ini. Hubungan tersebut diukur dengan nilai koefisien. Jika
nilai yang diperoleh menyentuh -1 maka hubungan tersebut dianggap rendah, namun
sebaliknya jika nilai yang diperoleh menyentuh angka 1 maka dianggap tinggi
atau kuat hubungannya.
Tabel
3
Hasil
Uji Korelasi Antara Variabel X1,X2 dan Variabel Y
Tata Kelola BUMDes (X1) |
Pearson Correlation |
1 |
,320** |
,198* |
Sig. (2-tailed) |
|
,001 |
,041 |
|
N |
107 |
107 |
107 |
|
Kolaborasi Pentahelix (X2) |
Pearson Correlation |
,320** |
1 |
-,128 |
Sig. (2-tailed) |
,001 |
|
,190 |
|
N |
107 |
107 |
107 |
|
SDGs Desa (Y) |
Pearson Correlation |
,198* |
-,128 |
1 |
Sig. (2-tailed) |
,041 |
,190 |
|
|
N |
107 |
107 |
107 |
Sumber: Data
diolah, 2023
Berdasarkan
dari hasil korelasi antara variabel tata kelola BUMDes (X1), variabel peran
kolaborasi pentahelix (X2) dengan variabel SDGs Desa (Y1) pada Tabel 3 dapat
disimpulkan bahwa nilai r hitung dalam variabel ini sebesar 1 sehingga dapat
disimpulkan bahwa hubungan pada variabel ini kuat atau saling mempengaruhi
antar variabel.
Uji Regresi Berganda
Digunakan
untuk menguji pengaruh dari variabel tata kelola BUMDes (X1), variabel peran
kolaborasi pentahelix (X2) dengan variabel SDGs Desa (Y1). Hasil pengujian
regresi berganda pada variabel penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel
4
Hasil
Uji Regresi Berganda
Coefficientsa |
|||||||||||||||||||||||||||||||||
a. Dependent Variable: SDGs_Desa Sumber: Data diolah,
2023 |
Berdasarkan
hasil uji regresi berganda pada Tabel 4 di atas diperoleh persamaan regresi
Y=3,643 + 0,444 X1 + 0,377 X2. Persamaan tersebut berarti:
a. Hasil konstanta adalah sebesar 3,643
berarti apabila nilai variabel tata kelola BUMDes (X1) dan kolaborasi
pentahelix (X2) di objek penelitian adalah sama dengan nol maka tingkat atau
besarnya variabel SDGs Desa (Y1) sebesar 3,643.
b. Koefisien regresi pada variabel tata
kelola BUMDes yang dihasilkan sebesar 0,444 (koefisien bertanda positif) yang
berarti bahwa jika variabel tata kelola BUMDes (X1) naik sebesar satu point,
maka SDGs Desa (Y1) akan naik sebesar 0,444.
c. Koefisien regresi pada variabel
kolaborasi pentahelix yang dihasilkan sebesar 0,377 (koefisien bertanda
positif) yang menunjukkan bahwa jika variabel kolaborasi pentahelix (X2)
mengalami kenaikan sebesar satu point maka perkembangan kinerja keuangan SDGs
Desa (Y1) akan naik sebesar 0,377.
C. Uji Koefisien Determinasi
Hasil uji koefisien determinasi pada
penelitian ini adalah sebagai berikut.
Tabel
5
Hasil
Uji Koefisien Determinasi
Model Summary |
||||
Model |
R |
R Square |
Adjusted R Square |
Std. Error of the
Estimate |
1 |
,890a |
,791 |
,787 |
,912 |
a.
Predictors: (Constant), Kolaborasi Pentahelix(X2), �Tata Kelola BUMDes (X1) |
Sumber: Data diolah, 2023
Berdasarkan
pada tabel 5 diperoleh nilai Adjusted R Square sebesar 0,787. Nilai tersebut
berarti bahwa variabel tata kelola BUMDes dan kolaborasi pentahelix
berkontribusi sebesar 78,7% terhadap SDGs Desa dan sisanya 21,3% (100%-78,7%)
dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya yang tidak diteliti dalam penelitian ini
seperti kebijakan internal pemerintah desa, peran elite capture, kompetensi
pengurus BUMDes.
D. Uji T dan Uji F
Uji T
Hasil uji T pada penelitian ini dapat dilihat
pada tabel berikut ini.
Tabel
6
Hasil
Uji T
Coefficientsa
|
|
Unstandardized
Coefficients |
Standardized Coefficients |
|
||
Model |
B |
Std. Error |
Beta |
t |
Sig. |
|
1 |
(Constant) |
3,643 |
1,030 |
|
3,536 |
,001 |
TATA_KELOLA_BUMDES |
,444 |
,100 |
,472 |
4,456 |
,000 |
|
KOLABORASI_PENTAHELIX |
,377 |
,100 |
,400 |
3,776 |
,000 |
a. Pengaruh Tata Kelola BUMDes
terhadap SDGs Desa
Sumber: Data diolah, 2023
a. Pengaruh Tata Kelola BUMDes terhadap
SDGs Desa
Berdasarkan
analisis variabel tata kelola BUMDes didapatkan nilai t hitung (4,456) > t
tabel (1,659) dan nilai signifikansi (0,000) < 0,05. Maka dapat diartikan
bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara tata kelola BUMDes
terhadap SDGs Desa. Hal ini berarti bahwa hipotesis H1 yang menyatakan bahwa
tata kelola BUMdes berpengaruh terhadap SDGS Desa diterima.
b. Pengaruh
Kolaborasi Pentahelix terhadap SDGs Desa
Berdasarkan
analisis variabel tata kelola BUMDes, didapatkan nilai t hitung (3,776) > t
tabel (1,659) dan nilai signifikansi (0,000) < 0,05. Maka dapat diartikan
bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara kolaborasi pentahelix
terhadap SDGs Desa. Hal ini berarti bahwa hipotesis H2 yang menyatakan bahwa
peran kolaborasi pentahelix berpengaruh terhadap SDGs Desa diterima.
Uji F
Hasil uji F pada penelitian ini dapat
dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel
8
Hasil
Uji F
ANOVAa |
||||||
Model |
Sum of Squares |
df |
Mean Square |
F |
Sig. |
|
1 |
Regression |
246,132 |
2 |
123,066 |
76,244 |
,000b |
Residual |
167,868 |
104 |
1,614 |
|
|
|
Total |
414,000 |
106 |
|
|
|
|
a. Dependent
Variable: SDGs Desa (Y) |
||||||
|
Sumber: Data
diolah, 2023
Berdasarkan
tabel 8 diperoleh F hitung (76,244) > F tabel (3,93) dan signifikansi
(0,000) < 0,05. Maka, hasilnya adalah terdapat pengaruh positif dan
signifikan antara tata kelola BUMDes dan kolaborasi pentahelix terhadap SDGs
desa. Hal ini berarti H3 yang menyatakan tata kelola BUMDes dan peran
kolaborasi pentahelix berpengaruh terhadap SDGs Desa diterima.
Pembahasan
1. Pengaruh
Tata Kelola BUMDes terhadap SDGs Desa
Berdasarkan
hasil uji hipotesis dapat diketahui bahwa ada pengaruh yang positif dan
signifikan antara tata kelola BUMDes terhadap SDGs Desa. Hal ini dapat
disebabkan oleh adanya kerja sama antara pengurus BUMDes dengan masyarakat
desa, masyarakat ikut berperan dalam proses program peningkatan asli desa,
adanya keterbukaan informasi mengenai dokumen hasil pelaksanaan BUMDes. Selain
itu, responden juga setuju dengan BUMDes bisa digunakan untuk pemberdayaan
ekonomi masyarakat desa. Sehingga semakin baik penerapan dari tata kelola
BUMDes maka SDGs Desa juga akan cepat tercapai.
Hal
ini sesuai dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh penelitian Elfrida
Yuliana dan Natasia Alinsari (Yuliana,
2022)
yang hasil penelitiannya mengungkapkan bahwa prinsip-prinsip tata kelola BUMdes
Estu Mukti diterapkan sangat baik dan konsisten sehingga membantu meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dan perekonomian desa. Sehingga Desa Bajalen melalui
BUMDes Estu Mukti telah merealisasikan salah satu program SDGS desa yaitu
pertumbuhan ekonomi desa yang merata.
2. Pengaruh
Peran Kolaborasi Pentahelix terhadap SDGs Desa
Berdasarkan
hasil uji hipotesis dapat diketahui bahwa ada pengaruh positif dan signifikan
antara kolaborasi pentahelix terhadap SDGs Desa. Hal ini dapat disebabkan oleh
BUMDes mendapatkan fasilitator dari pemerintah desa yaitu Dinas Pemberdayaan
Masyarakat dan Pembangunan Desa (DPMPD).�
Selain itu, koordinasi dan kolaborasi antara BUMDes dengan komunitas,
akademisi dan bisnis juga berpengaruh untuk keberlangsungan BUMDes. Koordinasi
sekaligus kolaborasi dari berbagai pihak akan membantu BUMDes untuk menciptakan
kualitas dan pelayanan BUMDes sehingga bisa mengoptimalkan hubungan antar pihak
yang secara tidak langsung akan mempercepat pencapaian SDGS Desa.
Hal
ini sejalan dengan penelitian yang dilaksanakan oleh Khusniyah (Khusniyah,
2020)
yang dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa diperlukannya koordinasi dan
kolaborasi antar pelaku pentahelix untuk bisa mengimplementasikan peran
pentahelix di pariwisata Kabupaten Kediri. Dalam penelitian yang dilakukan oleh
Hasan Sidik (Sidik,
2020)
menyatakan bahwa BUMDes Desa Langensari secara efektif bisa dikembangkan dengan
menggunakan model collaborative governance atau tata kelola kolaboratif dengan
melibatkan banyak pohak, seperti pelaku usaha, pemerintah desa dan BUMDes itu
sendiri.
3. Pengaruh
Tata Kelola BUMDes dan Peran Kolaborasi Pentahelix terhadap SDGs Desa
Berdasarkan
hasil uji hipotesis dapat diketahui bahwa ada pengaruh positif dan signifikan
antara tata kelola BUMDes dan peran kolaborasi pentahelix terhadap SDGs Desa.
Hal ini dapat disebabkan oleh adanya penerapan tata kelola BUMDes yang baik
bisa membantu kelancaran BUMDes dalam pengelolaan usahanya sehingga membawa
kemajuan bagi BUMDes. Selain itu dukungan serta fasilitas-fasilitas yang
diberikan dari pelaku pentahelix juga berpengaruh untuk BUMDes. Dengan
kolaborasi dan koordinasi yang baik antar semua pihak maka ketercapaian SDGs
Desa akan lebih cepat tercapai.
Hal
ini sejalan dengan penelitian yang dilaksanakan oleh Elfrida Yuliana dan
Natasia Alinsari (Yuliana,
2022)
yang dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa penerapan enam prinsip tata kelola
BUMDes Estu Mukti Najalen sangat baik dan dijalankan dengan konsisten. Sehingga
BUMDes Estu Mukti sangat membantu dalam meningkatkan perekonomian desa karena
unit-unit usaha yang dikelola oleh BUMDes Estu Mukti membantu perekonomian
masyarakat Desa Bajalen. Hal ini berarti bahwa melalui BUMDes Setu Mukti, Desa
Bajalen bisa merealisasikan salah satu program SDGs Desa yaitu desa ekonomi
tumbuh merata. Penelitian yang dilakukan oleh Mahfudhoh dan Yeni Selfia (Selfia,
2023)
menyatakan bahwa BUMDes dalam upaya mendukung SDGs desa di Kabupaten Lamongan
terbukti berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, tingkat
kesejahteraan, menciptakan kemitraan dan tingkat inovasi daerah/desa.
Kolaborasi antar pemangku kepentingan juga bisa mendorong BUMDes untuk
mewujudkan SDGs Desa.
Kesimpulan
Berdasarkan
penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa berdasarkan dari hasil penelitian�
yang telah dilakukan menunjukkan hasil bahwa Tata Kelola BUMdesa dan
Penerapan Kolaborasi Pentahelix berpengaruh signifikan terhadap percepatan
pencapaian SDGS Desa yang artinya orang-orang yang terlibat dalam BUMDes dapat
bekerja sama dengan baik untuk mengembangkan dan mempertahankan usaha; bersedia
sukarela untuk mendukung dan berkontribusi pada kemajuan BUMDes; adanya asas
keadilan tanpa memandang suku, agama atau golongan, bahkan kegiatan yang ada di
BUMDes dapat dengan mudah diketahui oleh masyarakat umum, dipertanggungjawabkan
secara teknis dan administratif; melalui BUMDes masyarakat dapat mengembangkan
dan melestarikan semua kegiatan usaha. Selain itu para pengurus BUMdes juga
sudah sadar tentang pentingnya kolaborasi dan dukungan dari berbagai pihak.
BUMdes sudah melakukan Kerjasama baik dengan akademisi, unit bisnis, komunitas,
Pemerintah maupun media dalam mengembangkan usahanya.
�
BIBLIOGRAFI
Adhi Kusumastuti,
A. M. K. & T. A. achmadi. (2020). Metode Penelitian Kuantitatif.
Deepublish.
Da Santo, M. F.
O., & Pedo, Y. (2020). Aspek Hukum Prinsip Tata Kelola Perusahaan Yang Baik
Dan Penerapannya Pada Badan Usaha Milik Desa. Sasi, 26(3), 310. https://doi.org/10.47268/sasi.v26i3.274
Dani Rahu, P.,
& Suprayitno. (2021). Kolaborasi Model Pentahelix Dalam Pengembangan Desa
Wisata Sei Gohong Kecamatan Bukit Batu Kota Palangka Raya. Journal Ilmu Sosial,
Politik Dan Pemerintahan, 10(1), 13�24. https://doi.org/10.37304/jispar.v10i1.2286
Edy Yusuf
Agunggunanto, Fitrie Arianti, E. W. K., & Darwanto. (2016). Pengembangan
Desa Mandiri Melalui Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa ( BUMDes ). JDEB.
Khusniyah. (2020).
Implementasi Model Pentahelix Sebagai Landasan Pengembangan Potensi Pariwisata
Di Kabupaten Kediri (Studi Literatur). Prosiding Seminar Nasional Kahuripan,
1�5. https://conference.kahuripan.ac.id/index.php/SNapan/article/view/42
Maturbongs, E. E.
(2020). Kolaborasi Model Pentahelix Dalam Pengembangan Pariwisata Berbasis
Kearifan Lokal Di Kabupaten Merauke. Transparansi : Jurnal Ilmiah Ilmu
Administrasi, 3(1), 55�63. https://doi.org/10.31334/transparansi.v3i1.866
Napitupulu, M. D.,
Pasaribu, V. A. R., & Sihombing, N. (2022). Analisis Implementasi
Sustainable Development Goals (SDGs) Desa Bakal Gajah Melalui Pengembangan
Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Citra Sosial Humaniora (CISHUM), 1(1), 1�11.
Nawir, A.,
Syamsuddin, S., & Jusniaty, J. (2022). Penerapan Program Sustainable
Development Goals (SDGs) Desa Polewali Dalam Mengurangi Kemiskinan. Demokrasi,
1(3), 1�18. https://doi.org/10.36269/dmkr.v1i3.784
Palupi, A. I.
(2021). Analisis Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) dalam Menunjang
Pembangunan Ekonomi Desa (Studi Kasus Bumdes di Kecamatan Ngancar Kabupaten
Kediri). Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB UB, 1�28.
Selfia, M. dan Y.
(2023). Peran Badan Usaha Milik Desa Dalam Mendukung SDGs Desa Di Kabupaten
Lamongan. 6, 16�21.
Sidik, H. (2020).
Meningkatkan peran adan usaha milik desa (BUMDes) sebagai penggerak ekonomi
pedesaan di desa Langensari. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 4(1), 21�30.
Sofian, A. (2021).
Strategi Tata Kelola BUMDes dalam Upaya Menunjang Ekonomi Masyarakat di Desa
Pamulihan Kecamatan Cisurupan Kabupaten Garut. JDKP Jurnal Desentralisasi Dan
Kebijakan Publik, 2(2), 302�314. https://doi.org/10.30656/jdkp.v2i2.3864
Subandi, R. E. W.
D. S. sumirahwati; (2022). Strategi Pemasaran Cafe You & Me Selama Masa
Pandemi Corona Tahun 2022 Pada awal tahun 2020 dunia dikagetkan dengan adanya
jenis virus baru yaitu virus corona . Virus corona merupakan virus yang dapat
ditularkan dari manusia ke manusia melalui media air l. 11(2), 90�108.
Suparmoko, M.
(2020). Pembangunan Nasional Dan Regional. Jurnal Ekonomika Dan Manajemen,
9(1), 39�50.
Syam, M. A.,
Suratno, S., & Djaddang, S. (2021). Literasi Tatakelola BUMDES (Badan Usaha
Milik Desa). CAPACITAREA : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 1(02),
67�79. https://doi.org/10.35814/capacitarea.v1i02.1993
Tui, F. P., &
Ilato, R. (2021). Penguatan Potensi Kelembagaan Desa Menuju Percepatan
Pencapaian Pembangunan Desa Berkelanjutan. Jurnal Sibermas (Sinergi
Pemberdayaan Masyarakat), 1(2), 331�347.
Yuliana, E.
(2022). Penerapan Tata Kelola Badan Usaha Milik Desa dalam Mewujudkan Sustainable
Development Goals Desa. Owner, 6. https://doi.org/https://doi.org/
10.33395/owner.v6i3.945
Yunas, N. S.
(2019). Implementasi Konsep Penta Helix dalam Pengembangan Potensi Desa melalui
Model Lumbung Ekonomi Desa di Provinsi Jawa Timur. Matra Pembaruan, 3(1),
37�46. https://doi.org/10.21787/mp.3.1.2019.37-46
Copyright
holder: Tutik
Rosiani, Nur Siyami (2022) |
First
publication right: Syntax Literate:
Jurnal Ilmiah Indonesia |
This
article is licensed under: |