Syntax
Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 8, No.
9, September 2023
FENOMENA REPRESENTASI SIMBOLIK KOMUNITAS MOBIL TOYOTA
FORTUNER INTERNASIONAL INDONESIA
Rina Sulastry
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Bengkulu
Email: [email protected]
Abstrak
Penelitian bertujuan untuk mengkaji lebih dalam mengenai
representasi simbolik komunitas pecinta mobil Toyota Fortuner Internasional
Indonesia Chapter Bengkulu. Penelitian ini berangkat dari
ketertarikan penulis untuk meneliti komunitas FOIIN ini secara mendalam, dengan berfokus untuk mengetahui representasi simbolik pada komunitas mobil Toyota Fortuner Internasional Indonesia dan motivasi
serta tujuan para anggota� untuk tertarik bergabung dalam anggota FOIIN, disaat banyak komunitas lainnya yang bisa diikuti, apakah hanya sebatas karena
memiliki Fortuner atau karena tujuan lain dengan subjek yang diteliti merupakan anggota dari komunitas
FOIIN chapter Bengkulu. Selain itu penulis juga ingin mengetahui pandangan dan persepsi masyarakat mengenai adanya komunitas mobil FOIIN chapter
Bengkulu dengan subjeknya yaitu masyarakat yang mengetahui adanya komunitas mobil FOIIN chapter
Bengkulu. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi serta dianalisis menggunakan Teori Interaksionisme
Simbolik yang dikemukakan
oleh George Harbert Mead dengan menggunakan
tiga asumsi dasar yaitu pikiran
(mind), diri (self) dan masyarakat
(Society). Penentuan informan
pada penelitian ini menggunakan teknik purposive
sampling. Teknik pengumpulan data dilakukan
dengan cara observasi, wawancara, studi pustaka dan dokumentasi. Hasil yang di dapatkan
dari penelitian ini menunjukkan bahwa trdapat identifikasi
pada komunitas FOIIN Chapter Bengkulu dimana beberapa perilaku tersebut tidak melibatkan proses berfikir dikarenakan hanya sebatas tanggapan
terhadap ransgangan eksternal. Kemudian lahirlah tindakan lahiriah dimana masyarakat menganggap bahwa komunitas FOIIN Chapter
Bengkulu ialah komunitas dengan gaya hidup
anggota yang mewah.
Kata Kunci: Komunitas; Representasi; Interaksionisme Simbolik; Kualitatif.
Abstract
The study aims to examine more deeply the symbolic representation of the
community of Toyota Fortuner International Indonesia car lovers Bengkulu
Chapter. This research departs from the author's interest in researching this
FOIIN community in depth, focusing on knowing the symbolic representation of
the Toyota Fortuner International Indonesia car community and the motivations
and goals of members to be interested in joining FOIIN members, while many
other communities can be followed, whether only limited to having a Fortuner or
because of other goals with the subject studied being a member of the FOIIN
chapter community Bengkulu. In addition, the author also wants to know the
views and perceptions of the public regarding the existence of the FOIIN car
community in the Bengkulu chapter with the subject, namely people who know the
existence of the FOIIN car community in the Bengkulu chapter. This research
uses qualitative methods with a phenomenological approach and is analyzed using
the Theory of Symbolic Interactionism proposed by George Harbert Mead using
three basic assumptions, namely mind, self and society. Determination of
informants in this study using purposive sampling techniques. Data collection
techniques are carried out by observation, interviews, literature studies and
documentation. The results obtained from this study show that it can be
identified in the FOIIN Chapter Bengkulu community where some of these
behaviors do not involve a thought process because they are only limited to
responses to external challenges. Then an outward action was born where the
community considered that the FOIIN Chapter Bengkulu community was a community
with a luxurious member lifestyle.
Keywords: �Community; Representation; Symbolic Interactionism; Qualitative.
Pendahuluan
Manusia pada dasarnya
memiliki kebutuhan yang beragam dan bervariasi. Kebutuhan tersebut digunakan untuk melengkapi hidupnya demi mencapai kemakmuran dalam hidup. Kebutuhan
tersebut antara lain berupa sandang, pangan dan papan, dimana setiap manusia
membutuhkannya baik untuk bertahan hidup dan menjalankan kehidupan. Tingkat kepentingan akan kebutuhan dapat berbeda-beda pada setiap orang, salah satunya adalah pada aspek usia seperti kebutuhan
pada bayi, balita, anak-anak, remaja, dewasa, hingga lansia tentu tidak
akan sama (Kartikasari,
2022).
Selain usia pendapatan seseorang juga dapat mempengaruhi tingkat kepuasan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari (Christoper,
Chodijah, & Yunisvita, 2017). Semakin
tinggi tingkat pendapatan seseorang maka tingkat keinginan
untuk memenuhi kebutuhan juga akan semakin tinggi (Ratna
& Nasrah, 2015). Kebutuhan
manusia yang harus dipenuhi tebagi atas tiga yaitu
kebutuhan primer, sekunder,
dan tersier (Imansari,
2020).
Selain itu, di berbagai daerah di Indonesia kita bisa mendapati
beberapa komunitas mobil yang tersebar tidak hanya yang besar ada beberapa
perkumpulan kecil juga yang
berhasil membangun hubungan solidaritas diantara anggotanya (Dengo,
2015). Meski
memiliki jumlah yang tak terlalu banyak
seperti halnya komunitas motor, komunitas mobil di Indonesia tidak dapat dianggap biasa saja Hakim (2022), beberapa
perkumpulan menjelma menjadi klub besar
dengan anggota yang banyak, tentu saja
untuk tergabung di dalamnya harus memiliki mobil dengan tipe sama,
seperti salah satu klub mobil di Bengkulu yang cukup terkenal yaitu Komunitas Mobil Toyota
Fortuner International Indonesia (FOIIN) chapter Bengkulu.
Komunitas mobil
Toyota Fortuner Internasional Indonesia (FOIIN) adalah sebuah komunitas
pecinta mobil Fortuner yang
berada hampir di seluruh wilaya Indonesia. Jika ingin
bergabung dengan komunitas ini tentunya
harus memiliki unit
Fortuner yang dibuktikan dengan
menyerahkan fotocopy kartu tanda penduduk
(KTP) dan surat tanda nomor kendaraan (STNK) mobil (Hermawan,
2008).
Komunitas FOIIN memiliki
ciri khas tersendiri yaitu melalui panggilan dan sapaan kepada sesama
anggotanya, untuk anggota laki-laki dipanggil �om� dan �tan� untuk anggota perempuan tanpa adanya batasan
usia, status, ataupun jabatan tertentu. Hal ini bertujuan untuk
meningkatkan keakraban tanpa adanya rasa canggung atau sungkan
antar sesama anggota.
Penelitian ini berangkat dari ketertarikan penulis untuk meneliti komunitas FOIIN ini secara mendalam, dengan berfokus untuk mengetahui representasi simbolik pada komunitas mobil Toyota Fortuner Internasional Indonesia dan motivasi
serta tujuan para anggota� untuk tertarik bergabung dalam anggota FOIIN, disaat banyak komunitas lainnya yang bisa diikuti, apakah hanya sebatas karena
memiliki Fortuner atau karena tujuan lain dengan subjek yang diteliti merupakan anggota dari komunitas
FOIIN chapter Bengkulu. Selain itu penulis juga ingin mengetahui pandangan dan persepsi masyarakat mengenai adanya komunitas mobil FOIIN chapter
Bengkulu dengan subjeknya yaitu masyarakat yang mengetahui adanya komunitas mobil FOIIN chapter
Bengkulu.
Berdasarkan latar belakang merumuskan rumusan masalah pada penelitian ini ialah; 1) Bagaimana
anggota komunitas FOIIN
Chapter Bengkulu merepresentasikan simbol-simbol pada komunitas
FOIIN Chapter Bengkulu? 2) Bagaimana pandangan masyarakat melihat adanya komunitas mobil FOIIN chapter
Bengkulu?
Sesuai dengan
rumusan masalah yang telah dirumuskan, maka penelitian ini bertujuan untuk:
1) Mengetahui representasi simbolik yang terdapat pada komunitas mobil FOIIN chapter
Bengkulu. 2) Mengetahui pandangan
masyarakat mengenai adanya komunitas mobil chapter Bengkulu.
Metode Penelitian
Pada
dasarnya pendekatan penelitian merupakan suatu cara yang dapat digunakan peneliti dalam melaksanakan penelitian (Rukajat, 2018). Pendekatan
yang digunakan pada penelitian
ini adalah jenis pendekatan kualitatif. Menurut Sugiyono, (2013) pendekatan
kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam. Penelitian ini bertujuan untuk
menggali lebih dalam bagaimana anggotan komunits FOIIN Chapter
Bengkulu memaknai symbol-simbol
yang ada dalam komunikasi baik dengan sesama anggota
maupun antar masyarakat.
Selain
itu dalam penelitian ini peneliti melihat bagaimana fenomena dan gaya hidup anggota
komunitas FOIIN itu tercipta dan dimaknai oleh masyarakat. Objek penelitian pada penelitian ini ialah komunikasi
dan representasi simbolik anggota Komunitas FOIIN Chapter
Bengkulu melalui gaya hidup, simbol-simbol dan interaksi yang terjadi baik antar sesame anggota maupun antar masyarakat Kota Bengkulu. Teknik
pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian,karena tujuan utama dari
penelitian adalah mendapatkan data (Sugiyono, 2010).
a. Observasi
Nasution
dalam Hasana, (2017) menyatakan
bahwa observasi adalah dasar semua
ilmu pengetahuan. Pada penelitian ini peneliti melakukan pengamatan langsung pada objek penelitian yakni anggota Komunitas
FOIIN Chapter Bengkulu dan beberapa informan masyarakat yang mengetahui komunitas tersebut.
b. Wawancara
Esterberg
dalam Sugiyono (2016) mengemukakan bahwa wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab,
sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik
tertentu. Wawancara ini juga akan menitikberatkan
fokus permasalahan tentang representasi simbolik mengenai komunitas FOIIN Chapter Bengkulu.
c. Dokumentasi
Metode
dokumentasi yang dimaksud adalah semua jenis
rekaman atau alat catatan data yang berkaitan dengan permasalahan penelitian yang peneliti lakukan. Pada penelitian ini peneliti akan mengambil
data sekunder melalui studi dokumentasi, buku-buku, surat kabar, makalah, arsip, dan dokumen-dokumen lainnya yang berhubungan dengan penelitian.
Pada
aktivitas analisis data, terdapat tiga hal
utama yang akan peneliti gunakan dalam melakukan penelitian. Tiga hal utama itu
ialah reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Data yang peneliti peroleh dari lapangan
akan peneliti catat secara teliti
dan rinci. Peneliti kemudian akan mengkategorisasikan
mana data yang akan dijadikan
data pokok dan dianggap penting serta sebaliknya
mana data yang dianggap tidak
perlu dan dibuang.
Data
yang sudah direduksi selanjutnya akan dilakukan langkah berikut yaitu mendisplaykan
data atau biasa disebut penyajian data. Dalam hal ini nanti
data akan disajikan akan disusun sehingga
dapat dengan mudah dipahami. Langkah ketiga dalam analisis
data kualitatif menurut
Miles and Huberman adalah penarikan
kesimpulan dan verifikasi.
Hasil dan Pembahasan
Maraknya pola hidup modern di masyarakat
Indonesia dewasa ini, sebagai dampak atas tingginya intensitas dari globalisasi yang bergulir dalam sosok-sosok penyebar budaya popular itu, menyebabkan lahirnya �gaya hidup� di dalam masyarakat hingga istilah �life style� menjadi reorientasi dalam hidup. Maraknya gaya hidup yang melekat dalam masyarakat
dewasa ini, membuat peradaban yang berkembang semakin beragam dalam mengukir
relung-relung dinamisasi kehidupan masyarakat modern, hal ini sebagai
konsekuensi dari membudayanya pola hidup modern dalam masyarakat, seiring dengan derap langkah
modernisasi di Indonesia.
Kenyataan ini telah berimbas juga pada komunitas - komunitas yang ada dari berbagaima
bidang kegiatan, salah satunya adalah komunitas pecinta mobil fortuner. Maka dari itu tak
segan-segan dalam suatu komunitas tertentu memoles komunitasnya, layaknya sebuah organisasi resmi atau sebuah
institusi dan juga bisa dikatakan sepertinya sebuah perusahaan yang mengedepankan brand-nya di hati masarakat hingga perusahaan tersebut dapat dikenalnya oleh masyarakat luas. Salah satunya ialah komunitas pecinta fortuner yang kemudian disebut dengan FOIIN.
Interaksi sosial
pada komunitas FOIIN Chapter Bengkulu terjalin dengan baik, mereka sering
melakukan kegiatan sosial dan touring antar kota untuk mempererat
kebersamaan dan tali persaudaraan. Jika tidak ada kegiatan tertentu,
mereka menyempatkan dan meluangkan waktu untuk sekedar berkumpul.
Komunitas FOIIN Chapter Bengkulu biasanya berkumpul dan melakukan kegiatan bakti sosial. Mereka dapat saling berbagi
pengalaman, ilmu maupun informasi seputar mobil fortuner
dan lain-lain. Interaksi yang terjadi
pada Komunitas FOIIN Chapter Bengkulu tersebut dikatakan sebagai interaksi simbolik. Karena interaksi simbolik didalamnya didasarkan pada ide-ide tentang individu dan interaksinya dengan masyarakat. Esensi interaksi simbolik adalah suatu aktivitas yang merupakan ciri manusia, yakni komunikasi atau pertukaran isyarat atau simbol yang diberi makna (Rohayati,
2017).
Perspektif interaksi
simbolik berusaha memahami perilaku manusia dari sudut
pandang subjek (Derung,
2017). Setiap
interaksi akan diawali dengan kontak, di sini pelaku memberikan tindakan atau tanggapan
dari proses yang sedang terjadi. Setelah terjadi kontak, komunikasi menjadi unsur atau syarat
berikutnya yang berjalan.
Dimana komunikasi ini merupakan tahap pemberian makna atau penafsiran terhadap kontak sosial yang berlangsung (Stephen
& Foss, 2011). Interaksi
yang dilakukan oleh komunitas
FOIIN Chapter Bengkulu berlangsung tidak hanya ketika
mereka bertemu saja.
Ketika mereka
berkendara juga melakukan interaksi sosial. Sehingga dapat dianalisis menggunakan teori Herbert Mead mengenai interaksi yang dilakukan anggota komunitas FOIIN Chapter
Bengkulu seperti yang dikatakan
oleh beberapa informan sebelumnya. Menurut Mead adalah suatu proses dimana individu berinteraksi dengan dirinya sendiri dengan menggunakan simbol-simbol yang bermakna. Melalui proses interaksi itu, individu memilih
yang mana diantara stimulus yang tertuju
kepadanya yang akan ditanggapinya, individu yang demikian tidak secara langsung menanggapi stimulus, tetapi terlebih dahulu memilih dan kemudian memutuskan stimulus mana yang akan
ditanggapi (Ritzer,
2014).
Sebagai penguji
keabsahan data, peneliti
juga mencari dan mendapatkan
beberapa data baik itu data berdasarkan hasil wawancara dengan informan, observasi lapangan maupun dokumentasi atau gambar yang didapatkan langsung oleh peneliti saat di lapangan. Peneliti juga sudah membandingkan temuan dari beberapa
data yang didapat dari sumber berbeda namun tak jarang
memiliki sedikit kesamaan. Sebagai contohnya pada sepengamatan peneliti saat beberapa
kali melihat langsung dan mewawancarai informan pada penelitian bahwasannya hampir semua anggota
komunitas FOIIN mengemukakan
jawabanya yang sama.
Di mana mereka ingin membuat brand image yang bagus, selain itu
juga mereka sebenarnya tidak ingin dicap
sebagai komunitas hedon yang suka ugal-ugalan dijalan. Namun peneliti mengambil kesimpulan bahwasannya dari keseluruan dan secara garis besar maksud dan tujuan yang mereka sampaikan itu memiliki
arti dan tujuan yang sama.
Hanya saja cara penyampaian dan mengungkapkannya
masing-masing memang berbeda-beda.
Pengakuan informan selaras dengan yang peneliti lihat di lapangan, sepengamatan peneliti menunjukan bahwa memang tujuan
mereka itu memiliki kesamaan. Hanya saja beberapa masyarakat
ada yang tidak berani mengungkapkan secara detail dari permasalahan tersebut.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dari penelitian
yang sudah dilakukan, maka peneliti dapat
memberikan kesimpulan bahwa terdapat identifikasi pada komunitas FOIIN
Chapter Bengkulu. Beberapa perilaku
tersebut tidak melibatkan proses berpikir, karena hanya sebagai
tanggapan terhadap rangsangan eksternal. Rangsangan eksternal disini adalah mereka
mendapatkan rangsangan dari beberapa anggota
komunitas lainnya juga rangsangan dari masyarakat sekitar yang nantinya akan membentuk
perilaku yang sebenarnya karena adanya respons
dan interaksi.
Perilaku dalam komunitas FOIIN Chapter Bengkulu terdiri
dari perilaku tentang gaya hidup
mereka, bagaimana kehidupan sehari-harinya berdasarkan keadaan ekonomi dan pergaulan sehari-hari. Selain itu juga dibahas tentang adanya resistensi atau penolakan dari kelompok atas
perkembangan teknologi seperti adanya brand atau merk mobil baru yang diproduksi oleh perusahaan-perusahaan asing yang menimbulkan mobil fortunner menjadi kalah saing dipasaran
masyarakat awam (Sherif,
2009).
Kemudian dalam perilaku lahiriah juga dibahas tentang interaksi komunitas FOIIN Chapter
Bengkulu terhadap komunitas
mobil lain atau masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Selain perilaku assosiatif seperti interaksi sosial dengan masyarakat dengan membantu korban bencana, menyantuni anak yatim dan pemeliharaan lingkungan, disini muncul perilaku-perilaku
yang melanggar dan menentang
norma.
Disana terdapat bebrapa perilaku menyimpang antara lain beberapa komunitas FOIIN Chapter
Bengkulu melakukan suatu tindakan diluar pemikiran mereka yang pada akhirnya menghasilkan kepuasan dan naluri untuk terus melakukan
hal tersebut. Seperti tanpa sadar
kebut-kebutan dijalanan, sehingga membuat persepsi masyarakat menjadi buruk terhadap
komunitas FOIIN Chapter Bengkulu itu
sendiri.
Christoper,
Rio, Chodijah, Rosmiyati, & Yunisvita, Yunisvita. (2017). Faktor-faktor
yang mempengaruhi pendapatan pekerja wanita sebagai Ibu rumah tangga. Jurnal
Ekonomi Pembangunan, 15(1), 35�52.
Dengo, Sitti Dewinta. (2015).
KOMUNITAS MOBIL (Studi Tentang Gaya Hidup Komunitas Mobil Jumper di Kota
Gorontalo). Skripsi, 1(281410083).
Derung, Teresia Noiman. (2017).
Interaksionisme Simbolik Dalam Kehidupan Bermasyarakat. SAPA-Jurnal
Kateketik Dan Pastoral, 2(1), 118�131.
Hakim, A. T. H. Thaariq N. U. R.
(2022). Ekspresi Identitas Sosial Komunitas Motor Vespa (Studi Kasus
Komunitas Motor Vespa Di Kota Bekasi Hi Scoots Ladies).
Hasanah, Hasyim. (2017).
Teknik-teknik observasi (sebuah alternatif metode pengumpulan data kualitatif
ilmu-ilmu sosial). At-Taqaddum, 8(1), 21�46.
Hermawan, Kertajaya. (2008). Arti
komunitas. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Imansari, Nur Indah. (2020).
Praktikum Mengenai Kebutuhan Atau Utilitas Dalam Kehidupan Sehari-Hari. Jurnal
Masharif Al-Syariah: Jurnal Ekonomi Dan Perbankan Syariah, 5(2).
Kartikasari, M. Nur Dewi. (2022).
BAB 5 KEBUTUHAN GIZI. Pangan Dan Gizi, 71.
Ratna, Ikhwani, & Nasrah,
Hidayati. (2015). Pengaruh tingkat pendapatan dan tingkat pendidikan terhadap
perilaku konsumtif wanita karir di lingkungan pemerintah Provinsi Riau. Marwah:
Jurnal Perempuan, Agama Dan Jender, 14(2), 199�224.
Ritzer, Smart. (2014). Handbook
TEORI SOSIAL, cetakan ke IV. Jakarta: Nusamedia.
Rohayati, Rohayati. (2017). Budaya
Komunikasi Masyarakat Maya (Cyber): Suatu Proses Interaksi Simbolik. Sosial
Budaya, 14(2), 179�189.
Rukajat, Ajat. (2018). Pendekatan
penelitian kualitatif (Qualitative research approach). Deepublish.
Sherif, Muzafer. (2009). Dinamika
Kelompok. Jakarta: Bumi Aksara.
Stephen, W. Littlejohn, & Foss,
K. A. (2011). Teori Komunikasi Jakarta: Salemba Humanika.
Sugiyono, Dr. (2010). Metode
penelitian kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta, 26�33.
Sugiyono, Dr. (2013). Metode
penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif dan R&D.
Copyright holder: Rina Sulastry
(2023) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |