Syntax
Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 8, No. 9, September 2023
PERCEIVED RISK: IS IT IMPORTANT FOR USE
INTENTION IN TRADITIONAL MARKETS?
Irena Aviani1, Kurniawati2, Yolanda Masnita3
Universitas
Trisakti, Jakarta, Indonesia1,2,3
Email: [email protected]1, [email protected]2,
Abstrak
Perkembangan digitalisasi
sudah berkembang dengan adanya pembayaran non tunai pasca pandemic covid-19 oleh
masyarakat. Akan tetapi, situasi ini berbanding terbalik dengan kondisi
lapangan di pasar tradisional. Dimana kondisi pasar tradisional terkesan kumuh,
becek, dan masih menggunakan uang tunai untuk transaksi pembayaran. Dengan
menggunakan teori persepsi menjelaskan bagaimana konsumen menanggapi kondisi
dan situasi lingkungan yang unik. Bagaimana konsumen memandang dan
menginterpretasikan rangsangan bergantung pada karakteristik dan kepribadian.
Di penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh nilai yang dirasakan
konsumen dari pembayaran non tunai dan risiko persepsi terhadap niat konsumen
dengan keamanan psikologis sebagai variabel intervening di pasar tradisional,
hasil hipotesis membuktikan bahwa use intention tidak mendukung variabel perceived value dari cashless
payment. Risiko yang dirasakan tidak didukung oleh niat penggunaan. Nilai
yang dirasakan dari pembayaran tanpa uang tunai tidak mendukung keamanan
psikologis. Risiko yang dirasakan didukung oleh keamanan psikologis. Preferensi
terhadap nilai yang dirasakan dari pembayaran tanpa uang tunai mendukung
keamanan psikologis. Nilai yang dirasakan dari pembayaran tanpa uang tunai
terhadap niat penggunaan tidak mendukung keamanan psikologis. Keamanan
psikologis menengahi dan didukung oleh risiko yang dirasakan untuk menggunakan
niat. Rekomendasi
yang dapat diajukan pada penelitian selanjutnya adalah penambahan beberapa
variabel atau faktor yang juga dapat mempengaruhi persepsi nilai pembayaran non tunai dan persepsi risiko niat konsumen dalam
konteks pasca Covid-19 di Pasar Tradisional. Dan penelitian ini sebagai karakteristik
individu kecenderungan keyakinan diharapkan dapat memediasi dampak nilai yang
dirasakan pada keamanan psikologis.
Kata Kunci: Perceived Risk, Use Intention, Perceptions Theory,
Traditional Markets, Psychological Safety, Perceived Value of Cashless Payments
Abstract
Digitalization
has developed with the existence of non-cash payments after the Covid-19
pandemic by the public. However, this situation is inversely proportional to
field conditions in traditional markets. Where classic market conditions seem
shabby, muddy and still use cash for payment transactions. Using perception
theory explains how consumers respond to unique environmental conditions and
situations. How consumers perceive and interpret stimuli depends on
characteristics and personality. This study aims to determine the effect of
consumers' perceived value from non-cash payments and risk perception of
consumer intention with psychological security as an intervening variable in
traditional markets; the hypothesis proves that use intention does not support
the perceived value variable of cashless payment. The sense of use does not
help the perceived risk. The perceived value of cashless payments does not
support psychological safety. The perceived risk is supported by psychological
safety. The preference for the perceived value of cashless payments favours
psychological safety. The perceived value of cashless payments against intent
of use does not support psychological safety. Psychological safety mediates and
is supported by the perceived risk of using intention. Recommendations that can
be proposed in future research are the addition of several variables or factors
that can also affect the perception of the value of non-cash payments and the
risk perception of consumer intentions in the post-Covid-19 context in
Traditional Markets. And this research, as an individual characteristic of
belief tendencies, is expected to mediate the impact of perceived value on
psychological safety.
Keywords: Perceived Risk, Use Intention, Perceptions
Theory, Traditional Markets, Psychological Safety, Perceived Value of
Cashless Payments
Munculnya alat pembayaran non tunai pasca pandemi covid-19 telah membuka
wawasan masyarakat dan pedagang dalam berbisnis melalui proses transaksi
elektronik dengan adanya sebuah sistem digitalisasi (Alfian et al., 2022).
Pasar tradisional sudah memasuki marketplace
untuk memasarkan produknya yang dijual secara online agar dagangannya laris
manis (Alfian et al., 2022). Terdapat beberapa pedagang eceran yang sudah mulai
mempromosikan dan menjual dagangannya secara online menggunakan media sosial
melalui grup whatsApp dan lainnya menggunakan transaksi pembayaran non tunai
(Alfian et al., 2022). Pelanggan mendapatkan diskon pembelian untuk menarik
pelanggan agar dapat membeli produk di Pasar Tradisional (Alfian et al., 2022).
Transaksi pembayaran non tunai merupakan salah satu bentuk penerapan teknologi
informasi dengan perkembangan digital (Josef et al., 2020).
Metode
pembayaran non tunai yang populer adalah kartu debit, kartu kredit, dompet
elektronik, kode respons cepat, dan aplikasi pembayaran seluler (Glavee-Geo et
al., 2017; Handarkho., 2021; Jain et al., 2022; Nguyen and Cassidy., 2018;
Raman & Aaashish., 2021; Verma et al., 2019; Zhao et al., 2019; Ninh Nguyen
et al., 2022) para pelaku usaha menggunakan sistem transaksi non tunai dari
usaha kecil ke usaha besar karena menggunakan transaksi non tunai tentunya
menghemat waktu, aman, meningkatkan pendapatan penjual, meningkatkan efisiensi
operasional pada setiap penjualan (Kurnia, 2020; Khairun & Yamin., 2010; Krimawintari.,
2019).
Perceived risk berpengaruh terhadap
keingingan seseorang untuk menggunakan teknologi digital (Yen., 2015; Kaligis,
2016). Biasanya, konsumen lebih memperhatikan masalah pada suatu persepsi
risiko (Yen., 2015; Kaligis, 2016). Persepsi risiko sebagai faktor umum sangat
mempengaruhi pelanggan untuk memilih pelaku bisnis online (Yen., 2015; Kaligis,
2016). Jika pelaku usaha dapat mengurangi persepsi ancaman sebagai strategi
bisnis, maka pelaku usaha dapat meningkatkan loyalitas konsumen (Yen., 2015;
Kaligis, 2016). Covid-19 telah berdampak pada setiap aspek kehidupan manusia di
seluruh dunia dan terus menimbulkan ancaman, tekanan, dan tantangan bagi
manusia, baik kesehatan fisik maupun psikologis (Alanso et al., 2020; Tan &
Liang, 2020; Wang et al., 2022). Pemerintah telah mengusulkan beberapa
peraturan untuk melindungi orang dari penyakit ini di sebagian besar negara,
termasuk jarak fisik (sebelumnya jarak sosial), penggunaan masker, pembatasan
perjalanan, dan vaksinasi (Bonfanti et al, 2021; Wang et al., 2022). Konsumen
merasa lebih aman menggunakan pembayaran non tunai karena dapat mengurangi
penularan Covid-19 (Yaekean, 2020; Wang et al., 2022).
Berdasarkan
penelitian sebelumnya yang dilakukan pada masa pandemi, belum ada penelitian
untuk memperluas kesinambungan efektivitas penggunaan pembayaran non tunai pada
periode pasca pandemi Covid-19 di Negara Berkembang. Kebaruan penelitian ini
yaitu menganalisis pengaruh perceived value of cashless payment, perceived
risk terhadap use intention dengan psychological safety
sebagai variabel intervening di Pasar Tradisional.
Responden
dalam penelitian ini adalah konsumen Pasar Tradisional dengan jumlah sampel
sebanyak 195 responden. Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel yang
digunakan adalah Quota Sampling dengan
menggunakan Rumus Hair. Metode ini merupakan cara untuk menentukan sampel dari populasi yang
mempunyai ciri-ciri tertentu dengan jumlah yang telah ditentukan sebelumnya
menggunakan rumus hair, yaitu jumlah
indikator dalam penelitian dikalikan 10. Pada penelitian ini data dikumpulkan menggunakan kuesioner yang berisi pertanyaan
yang mewakili setiap indikator penelitian dan diolah menggunakan Smart PLS Versi 3.0.
Tujuan penelitian untuk mengetahui dan
menganalisis pengaruh langsung dan tidak langsung pada variabel perceived value of cashless paymen,
perceived risk terhadap use intention
dengan psychological safety sebagai
variabel intervening di Pasar Tradisional.
Secara garis besar, Jenis riset yang
digunakan adalah survei dengan
menggunakan metode kuantitatif. Menggunakan jenis penelitian survey karena dalam mengumpulkan data penulis menghimpun informasi dari para responden
menggunakan kuesioner. Namun desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian konklusif
dengan jenis riset eksplanatori yang juga riset konfirmatori
pada saat yang bersamaan. Hal tersebut disebabkan oleh karena riset ini memiliki
maksud untuk mengukur serta
memberikan eksplanasi atau
penjelasan antar variabel penelitian. Analisis yang dilakukan pada riset ini juga untuk memberikan tanggapan pada rumusan
masalah pada penelitian serta menguji
asumsi/hipotesis menggunakan semua data yang telah dikumpulkan
dan diolah.
Penelitian ini menggunakan PLS sebagai alat untuk menganalisis data. PLS adalah
alat analisis yang kuat karena tidak memerlukan
sejumlah besar asumsi mendasar. PLS juga menggunakan metode bootstrap atau
penggandaan acak. PLS tidak memerlukan jumlah sampel yang minimal karena menggunakan
bootstrap. PLS dapat digunakan dalam
penelitian dengan jumlah sampel yang terbatas.
Penelitian ini menggunakan
program SmartPLS.
Penelitian
ini menggunakan analisis data statistik inferensial dengan program software SmartPLS dengan langkah awal menggunakan pengukuran model (outer model), model struktural (inner model) dan pengujian hipotesis. Pada pengukuran model ini digunakan
untuk mengetahui validitas
dan reliabilitas yang terhubung antara indikator dengan variabel latennya.
Yang berarti outer model menspesifikasikan hubungan antar
variabel laten dengan indikator-indikatornya. Pada Penelitian ini digunakan
software SmartPLS 3.0 Outer Model yang dievaluasi dengan convergent
validity, discriminant
validity, dan composite
reliabilit.
Gambar 1. Conceptual Framework
Pada pengujian ini pengkuran nilai convergent validity dapat dilihat dari korelasi antara skor indikator dengan skor konstruk nya (Loading Factor). Nilai Loading Factor ≥
0,7 dikatakan ideal, artinya
indikator tersebut valid dalam mengukur konstruk yang dibentuknya. Namun nilai Loading Factor
≥ 0,5 masih dapat diterima. Pengukuran validitas juga dapat dilakukan
dengan pengujian validitas
diskriminan yang menggunakan pengukuran dari nilai Loading Factor loading dengan nilai tabel atau konstruk. Sebuah indikator dari penelitian dapat
dikatakan valid jika nilai Loading Factor kontrsuk tersebut lebih besar
dibandingkan nilai Loading Factor pada konstruk lain.
Tabel 1. Convergent Validity
Dan Discriminant Validity
Variable |
Item |
Outer Loading |
AVE |
Composite Reliability |
Perceived Value of Cashless Payment |
PVCP1 |
0,832 |
0,758 |
0,844 |
PVCP2 |
0,892 |
|||
PVCP3 |
0,887 |
|||
Perceived Risk |
PRS1 |
0,759 |
0,611 |
0,862 |
PRS2 |
0,752 |
|||
PRS3 |
0,782 |
|||
Psychological Safety |
PS1 |
0,747 |
0,541 |
0,779 |
PS2 |
0,761 |
|||
PS3 |
0,698 |
|||
Use Intention |
UI 1 |
0,696 |
0,539 |
0,778 |
UI 2 |
0,764 |
|||
UI 3 |
0,74 |
Sumber: Data diolah (SEM
PLS, 2023)
Berdasarkan Loading Factor pada tabel 1 nilai item
yang dihasilkan oleh konstruk perceived
value of cashless payment, perceived risk terhadap use intention dengan psychological
safety sebagai variabel intervening di Pasar Tradisional telah memenuhi
nilai standar Convergent validity
karena nilai semua faktor yang dihasilkan > 0,7. Dengan demikian, bisa
disimpulkan bahwa seluruh konstruk yang ada memenuhi syarat validitas konvergen
dan tidak ada variabel yang dikeluarkan karena tidak memenuhi syarat.
Berdasarkan tabel 1 nilai output Loading
Factor pada setiap konstruk memiliki nilai korelasi tertinggi terhadap
dirinya sendiri dibandingkan dengan nilai korelasi pada variabel lain. Maka
syarat dari diskiriminan pada penelitian ini terpenuhi dan seluruh item
tersebut valid. Untuk selanjutnya adalah mengukur nilai dari AVE (Average Variance Extracted). Sebuah
nilai AVE diharapkan adalah > 0,5 yang artinya 50% ataupun lebih dari varian
indikator yang dapat disajikan.
Berdasarkan hasil
tabel 1 dapat dilihat bahwa nilai AVE untuk Perceived
value of cashless payment yaitu sebesar 0,758, nilai AVE untuk perceived risk yaitu sebesar 0,61. Nilai
AVE untuk psychological safety yaitu sebesar 0,541. Nilai AVE untuk use intention yaitu sebesar 0,539. Nilai
Average Variance Extracted (AVE)
untuk setiap variabel telah memenuhi syarat karena nilainya > 0,50 atau >
50%. Berdasarkan hal tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa convergent validity nya berdasarkan
nilai loading faktor dan juga nilai AVE telah terpenuhi dengan demikian seluruh
indikator dalam penelitian ini dinyatakan valid dan dapat digunakan untuk
penelitian. Untuk mengukur tingkat reliabilitas dapat digunakan nilai composite reliability dan juga Cronchbach Alpha. Namun memang lebih
disarankan untuk menggunakan nilai composite reliability karena nilai yang
dihasilkan cronchbach alpha akan
lebih rendah dari nilai composite reliability. Jika nilai dari composite
reliability > 0,7 maka menunjukkan bahwa korelasi yang dimiliki
reabilitas tinggi atau jika > 0,6 maka dapat dikatakan cukup reliabel.
Berdasarkan hasil
tabel 1 dapat dilihat bahwa nilai composite
reliability dari perceived value of
cashless payment yaitu sebesar 0,844, nilai composite reliability dari perceived
risk yaitu sebesar 0,862, nilai composite reliability dari psychological
safety yaitu sebesar 0,541, nilai composite
reliability dari psychological safety
yaitu sebesar 0,541, nilai composite reliability dari use intention
yaitu sebesar 0,539. Dari hasil yang
didapatkan nilai composite reliability
variabelnya > 0,7 sehingga semua variabelnya valid dan dapat dilanjutkan.
R Square digunakan untuk mengukur kekuatan
prediksi dari model struktural. R Squares menjelaskan pengaruh variabel
independen tertentu terhadap
variabel dependen . R-Square menjelaskan pengaruh
variabel independen tertentu terhadap variabel dependen apakah memiliki
pengaruh yang substantif.
Tabel 2. Coefficient
Determination
Model
Struktural |
R Square |
R Square Adjusted |
Psychological Safety |
0,425 |
0,419 |
Use Intention |
0,371 |
0,361 |
Sumber: Data
diolah (2023)
Berdasarkan hasil
tabel 2 untuk model psychological safety diperoleh nilai adjusted R Square
sebesar 0,419 yang artinya variasi atau perilaku dari variabel independent
yaitu perceived value of cashless payment (PVCP) dan perceived risk
(PR) mampu menjelaskan variasi dari variabel dependen yaitu psychological
safety sebesar 41,9% sedangkan sisanya yaitu sebesar 58,1% adalah variasi
dari variabel independent lain yang mempengaruhi psychological safety
tetapi tidak dimaksukkan ke dalam model. Untuk model use intention diperoleh
nilai adjusted R square sebesar 0,361 yang artinya variasi atau perilaku
dari variabel independent yaitu perceived value of cashless payment
(PVCP), perceived risk (PR) dan psychological safety (PS) sebesar
36,1% sedangkan sisanya yaitu 63,9% adalah variasi dari variabel independent
lain yang mempengaruhi use intention tetapi tidak dimasukkan ke dalam
model. Untuk model perceived value of cashless payment dengan use
intention yang perilakunya unik, nilai adjusted R Square 0,361 dan
0,419 dapat diterima sehingga pengujian hipotesis dalam penelitian ini dapat
dilanjutkan.
Dalam pengujian ini menggunakan program software Partial Least Squares (PLS)
SmartPLS 3.0 dan dalam pengujian hipotesis dilakukan dengan metode resampling boostrap.
Pada tahap pengujian ini bertujuan untuk menguji hipotesis yang terdapat dalam
penelitian apakah suatu hipotesis tersebut diterima
atau ditolak. Dalam metode resampling bootstrap pada penelitian ini, sebuah hipotesis diterima jika nilai
signifikansi t-values lebih besar
dari 1.96. Dan nilai probabilitas yaitu nilai p-values dengan alpha sebesar 5% atau < 0,05.
Hipotesis |
Coefision |
T Static |
P-Value |
Hasil |
||
H1 |
Perceived value of Cashless Payment berpengaruh
positif terhadap use intention |
-0,355 |
-3,373 |
0,0004 |
Unsupported |
|
H2 |
Perceived risk signifikan berpengaruh positif terhadap use intention |
0,172 |
1,31 |
0,095* |
Supported |
|
H3 |
Perceived value of cashless payment berpengaruh
positif terhadap psychological safety |
0,032 |
0,362 |
0,358 |
Unsupported |
|
H4 |
Perceived risk signifikan berpengaruh
positif terhadap psychological safety |
0,629 |
7,443 |
0,000** |
Supported |
|
H5 |
Psychological safety berpengaruh positif dan
signifikan terhadap use intention dengan perceived value of cashless payment |
0,608 |
6,361 |
0,000** |
Supported |
|
H6 |
Psychological safety berpengaruh positif terhadap perceived value of cashless payment dengan use intention |
0,019 |
0,362 |
0,358 |
Unsupported |
|
H7 |
Psychological safety memediasi pengaruh positif
terhadap perceived risk dengan use intention |
0,382 |
4,992 |
0,000** |
Supported |
|
Sumber: Data
diolah (2023)
Berdasarkan hasil analisis
tabel 5, dapat disimpulkan bahwa hasil pengujian hipotesis
dari masing-masing variabel
yang dapat diinterpretasikan sebagai berikut :
H1 : Pengaruh perceived value of cashless payment secara langsung terhadap use
intention.
Perceived value of cashless payment terhadap use intention,
hasil pengolahan ditunjukkan dengan nilai koefisien estimasi sebesar -0,355
yang artinya meningkatnya perceived value of cashless payment akan
menurunkan use intention dan sebaliknya. Menurunya perceived value of
cashless payment akan menurunkan use intention. Hasil temuan ini
menunjukkan hipotesis yang menyatakan bahwa perceived value of cashless
payment berpengaruh positif terhadap use intention tidak terbukti
karena nilai koefisiennya negatif.
H2 : Pengaruh perceived risk secara langsung terhadap use intention.
Perceived risk terhadap use intention, hasil
pengolahan ditunjukkan dengan nilai koefisien estimasi sebesar 0,172 yang
artinya meningkatnya perceived risk akan meningkatnya use intention dan
sebaliknya menurunnya perceived risk akan menurunkan use intention.
Dengan nilai t statistik sebesar 1,310 diperoleh p-value sebesar 0,095
< 0,1 yang artinya Ho ditolak dan Ha diterima sehingga hipotesis ini
menyatakan perceived risk terhadap use intention terbukti.
H3 : Pengaruh perceived value of cashless payment secara
langsung terhadap psychological safety
Perceived value of
cashless payment terhadap psychological
safety, hasil pengolahan ditunjukkan dengan nilai koefisien estimasi
sebesar 0,032 yang artinya meningkatnya perceived value of cashless payment
akan meningkatkan psychological safety dan sebaliknya menurunnnya perceived
value of cashless payment akan menurunkan psychological safety.
Nilai t statistik sebesar 0,362 menghasilkan p-value sebesar 0,358 >
0,05 maka Ho diterima sehingga hipotesis yang menyatakan perceived value of
cashless payment berpengaruh positif terhadap psychological safety tidak
terbukti.
H4 : Pengaruh perceived risk secara langsung terhadap psychological safety
Perceived risk terhadap psychological safety, hasil
pengolahan ditunjukkan dengan nilai koefisien estimasi sebesar 0,629 yang
artinya meningkatnya perceived risk akan meningkatkan psychological
safety dan sebaliknya menurunnya perceived risk akan menurunkan psychological
safety. Nilai t statistik sebesar 7,443 menghasilkan p-value sebesar
0,000 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima sehingga hipotesis yang
menyatakan perceived risk berpengaruh positif terhadap psychological
safety terbukti.
H5 : Pengaruh psychological safety secara langsung terhadap
use intention
Psychological safety terhadap use intention, haasil
pengolahan ditunjukkan dengan nilai koefisien estimasi sebesar 0,08 yang
artinya meningkatnya psychological safety akan meningkatkan use
intention dan sebaliknya menurunnya psychological safety akan
menurunkan use intention. Nilai t statistik 6,361 menghasilkan p-value sebesar
0,000 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima sehingga hipotesis yang
menyatakan psychological safety berpengaruh positif terhadap use
intention terbukti.
H6 : Pengaruh psychological safety memediasi pengaruh perceived value of cashless payment
terhadap use intention
Psychological safety memediasi pengaruh perceived value of
cashless payment terhadap use intention, hasil pengolahan
ditunjukkan dengan nilai koefisien estimasi sebesar 0,019 yang artinya
meningkatnya perceived value of cashless payment akan meningkatkan use
intention dengan dimediasi oleh psychological safety dan sebaliknya
menurunnya perceived value of cashless payment akan menurunkan use
intention dengan dimediasi oleh psychological safety. Nilai t
statistik sebesar 0,362 menghasilkan p-value sebesar 0,358 > 0,05
maka Ho diterima sehingga hipotesis yang menyatakan psychological safety
memediasi berpengaruh positif dari perceived value of cashless payment
terhadap use intention tidak terbukti.
H7 : Pengaruh psychological safety memediasi pengaruh perceived risk terhadap use intention
Psychological safety memediasi pengaruh perceived risk
terhadap use intention, hasil pengolahan ditunjukkan dengan nilai
koefisien estimasi sebesar 0,382 yang artinya meningkatnya perceived risk
akan meningkatkan use intention dengan dimediasi oleh psychological
safety dan sebaliknya menurunnya perceived risk akan menurunkan use
intention dengan dimediasi oleh psychological safety. Nilai t
statistik sebesar 4,992 menghasilkan p-value sebesar 0,000 < 0,05
maka Ho ditolak dan Ha diterima sehingga hipotesis yang menyatakan psychological
safety memediasi berpengaruh positif dari perceived risk terhadap use
intention terbukti.
Perceived value of cahless payment mengacu pada manfaat yang dirasakan dari
membeli dan menggunakan suatu produk (Solomon., 2018, Jianming Wang et al.,
2022). Ini mencerminkan evaluasi konsumen secara keseluruhan terhadap kinerja,
kualitas, dan karakteristik produk, termasuk utilitarian, hedonis, emosional,
dan sosial (El-Aldy., 2019, Huang et al., 2019, Jianming Wang et al., 2022).
Alternatif pembayaran non tunai memberikan beberapa keuntungan dan nilai bagi
pembeli dan penjual (Ramya et al., 2017, Jianming Wang et al., 2022), misalnya
pembayaran non tunai dapat menghindari uang palsu, mengurangi risiko,
aktivitas, dan mengurangi penularan virus, konsumen tidak perlu datang kekasir
dan menunggu pembayaran di kasir (Ojo et al., 2022, Loh et al., 2022, Jianming
Wang et al., 2022). Dengan demikian, konsumen dapat merasakan nilai dari metode
pembayaran non tunai didukung oleh penelitian oleh Calvin Giovanni., 2020,
Jianming Wang et al., 2022, Dewi dan Gracia., 2021 bahwa persepsi nilai
konsumen terhadap pembayaran non tunai dalam jarak dan secara fisik terkait
dengan niat konsumen. Disarankan bahwa nilai yang dirasakan dari pembayaran non
tunai meningkatkan rasa penggunaan langsung konsumen selama pasca pandemi
Covid-19.
Perceived risk adalah komponen penting dalam memproses informasi yang dilakukan
konsumen. Konsumen semakin terdorong untuk mencari informasi tambahan saat
membeli produk dengan risiko tinggi (Assael., 1998:76). Risiko yang dirasakan
menciptakan ketidakpastian, termasuk ketidakpastian lingkungan dan
ketidakpastian dalam perilaku konsumen (Pavlou., 2003) menggunakan aktivitas
transaksi pembayaran non tunai sebagai salah satu elemen dalam maksud transaksi
non tunai (Pavlou., 2003). Misalkan konsumen beranggapan bahwa produk dengan
harga diskon. Dalam hal ini, konsumen kemungkinan akan menggunakan pembayaran
non tunai secara terus menerus untuk bertransaksi (Penagarcia et al., 2020).
Penelitian Kim et al., 2008 dalam Dewi et al., 2019 dalam penelitiannya
menyatakan bahwa perceived risk berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap use intention. Sejalan dengan perceived risk berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap use intenton. Penelitian yang dilakukan
oleh Farzianpour et al., 2014 dalam Dewi et al., 2019 menjelaskan bahwa perceived
risk merugikan dan efektif untuk intensi penggunaan. Penelitian Fernanda.,
2016 dalam Dewi et al., 2019 menyatakan persepsi risiko tidak berpengaruh
signifikan terhadap use intention. Berbeda dengan penelitian Dewi dan
Warmika., 2016, Dewi et al., 2019 menyatakan bahwa perceived risk
berpengaruh positif dan signifikan terhadap use intention menggunakan mobile
commerce di Kota Denpasar. Penelitian Fernanda., 2016 dalam Dewi et al.,
2019 menyatakan perceived risk tidak berpengaruh signifikan terhadap use
intention. Penelitian Nazar dan Syahran., 2018 dalam Ni Made et al., 2016
menunjukkan bahwa perceived risk berpengaruh positif dan signifikan
terhadap use intention. Terlepas dari perceived risk tinggi,
konsumen tidak bersedia memutuskan untuk tidak berpartisipasi dalam transaksi
online (Gunung., 2006, Ni Made et al., 2016).
Psychological safety menunjukkan tingkat
kepercayaan seseorang terhadap perlindungan teknologi. Keamanan yang dirasakan
didefinisikan sebagai kepercayaan konsumen tidak ada yang dapat melihat
informasi pribadi kecuali informasi pribadi konsumen dan informasi yang
diberikan tersimpan dengan baik dan tidak dapat diubah satu sama lain. Keamanan
penggunaan dalam pembayaran non tunai menjamin keamanan data pribadi konsumen
dan dana konsumen yang tersimpan dalam pembayaran non tunai dalam meyakini adanya
ancaman permasalahan dalam melakukan transaksi. Berdasarkan penelitian Primary
Research., 2012 psychological safety berpengaruh positif dan signifikan
terhadap intensi penggunaan. Psychological safety mempengaruhi
kepercayaan konsumen sehingga sistem aman, sehingga konsumen semakin mau
menggunakan pembayaran non tunai. Penelitian oleh Jonson et al., 2018, Musa et
al., 2015, Romos de Luna., 2017, Moorthy et al., 2020, Denaputri dan Usman.,
2019, Soodan dan Rana., 2020, Dewi dan Gracia., 2021 menemukan bahwa terdapat
pengaruh yang menguntungkan secara signifikan dari psychological safety
terhadap use intention. Bertentangan dengan penelitian sebelumnya
peneliti Aydin., 2004 tidak ada hubungan yang bermakna antara psychological
safety dan use intention.
Pengaruh psychological safety memediasi pengaruh perceived value of cashless payment terhadap use intention
Psychological safety mengacu pada
perasaan aman dan percaya diri yang dialami seseorang ketika berhadapan dengan
lingkungan eksternal (Kahn., 1990. Jianming Wang et al., 2022) yang
mencerminkan emosi individu tentang keadaan dan perasaan tentang tingkat
keamanan dan diri. Perlindungan sebagai konsekuensi negatif (Singh et al.,
2013, Jianming Wang et., al 2022). Menurut Teori persepsi, persepsi konsumen
mempengaruhi keadaan emosi dan perasaan konsumen, mempengaruhi hasil perilaku
(Fazio et al., 1997, Solomon., 2018, Jianming Wang et al., 2022). Didukung oleh
penelitian sebelumnya Jianming Wang et al., 2022, Singh et al., 2022, Kang et
al., 2013 menyatakan bahwa pengaruh psychological safety secara positif
memediasi hubungan antara nilai yang dirasakan dari pembayaran non tunai
diharapkan dapat meningkatkan psychological safety konsumen yang akan
meningkatkan niat untuk mengunakan pembayaran non tunai.
Pengaruh psychological safety memediasi pengaruh perceived risk terhadap use intention
Perceived risk didefinisikan
sebagai perkiraan subyektif dari seorang individu untuk mendapatkan konsekuensi
yang merugikan dalam menerima hasil yang diinginkan (Pavlou., 2001). Selain
itu, risiko merupakan faktor dalam mengamankan kepercayaan keamanan dan niat
konsumen (Gefen et al., 2003, Martiyanti., 2016, Ida Ayu et al., 2018)
diketahui hubungan mediasi antara kepercayaan pscychological safety
terhadap risiko dan use intention.
Aji, HM,
Berakon, I. dan Md Husin, M. (2020), “Covid-19 dan niat penggunaan e-wallet:
analisis multigrup antara Indonesia dan Malaysia”, Cogent Business and
Management, Vol. 7 No.1, 1804181.
Albaracin, D.,
& Johnson, BT (Eds.). (2018). Handbook of Attitudes, Volume 2: Aplikasi.
New York: Rute.
Alfian, N.
(2020). Pengaruh Financial Stability, Change In Auditors, Dchange, Ceo's Pict
Pada Fraud Dalam Perspektif Fraud Pentagon. Aktiva: Jurnal Akuntansi dan
Investasi , 5 (1), 69-80.
Alonso, AD,
Kok, SK, Bressan, A., O'Shea, M., Sakellarious, N., Koresis, A., Solis, MAB dan
Santoni LJ (2020), “COVID-19, afermath, dampak, dan perusahaan perhotelan:
perspektif internasional”. Jurnal Internasional Manajemen Perhotelan, Vol. 91,
102654.
Andewi, Ni
Made Ayu Yasmitha., Supartha, Wayan Gede., dan Putra, Made Surya. (2016).
Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Stres Kerja dan Kepuasan Kerja Pada
Karyawan PDAM Tirta Mangutama Kabupaten Badung. E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas
Udayana. Vol. 5, No.7 : 2231-2260.
Apleym, AG dan
Solomon, L. (2018) Sistem Ortopedi dan Trauma Apley dan Solomon. 10 Edisi.
Diedit oleh AG Apley dan L. Solomon. Crc Tekan Grup Taylor & Francis.
Arianto,
Nurmin., Giovanni. (2020), Pengaruh Kualitas Dan Harga Terhadap Keputusan
Pembelian, Jurnal Pemasaran, Vol. 3 No 1, Hal 15-16
Assal, Henry.
1998. Perilaku Konsumen dan Tindakan Pemasaran Edisi ke-6, New York: South
Western College Publishing.
Aydin, S dan Ozer, G., (2005), Analisis Anteseden Loyalitas Pelanggan di
Pasar Telekomunikasi Seluler Turki, European Journal Of Marketing. 39(7):
910-925.
Aziz, Venny
Rizky Amelia. 2015. “Pengaruh Persepsi Risiko dan Gaya Hidup Terhadap Keputusan
Pembelian Pakaian Secara Online Melalui Blackberry Messengger (BBM)”. eJournal
Psikologi, Volume 4, Nomoer 1, ISSN 0000-0000.
Bank Untuk
Penyelesaian Internasional. 1996. Implikasi Bagi Bank Sentral Perkembangan Uang
Elektronik (Basel).
Bank
Indonesia. 2023. Sistem Pembayaran Uang Elektronik. https://www.bi.go.id/id/statistik/sistem-pembayaran/uang-elektronik/contents
[diakses 4 Juni 2023]
Bofanti, A.,
Vigolo, V. dan Yfantidou, G. (2021), “Dampak pandemi Covid-19 pada desain
pengalaman pelanggan: perspektif manajer hotel”, International Journal of
Hospitality Management, Vol. 94, 102871.
Budd, C.,
Calvert, K., Johnson, S. and Tickle, SO (2021), “Menilai risiko di lingkungan
ritel selama pandemi Covid-19”, Royal Society Open Science, Vol. 8 No.5,
210344.
C. Mowen, John
dan Michael Minor. 2002. Perilaku Konsumen. Jakarta : Erlangga.
Chen L, Xie Z,
Zhuang X, Chen X, Jin X. Pelepasan Urea Terkendali yang Dibungkus oleh Pati–g–
poli(1-laktida). Polimer Karbohidrat. 2008: 72(2) 342-348.
Carranza, FA,
Newman, MG, Takei, HH, Klokkevold, PR, 2012, Periodontologi Klinis Carranza,
edisi ke -11 , Saunders Elsevier, China.
Dang, VT,
Nguyen, N., Nguyen, HV, Nguyen, H., Tram, VT and Nguyen, TH (2022a), “Sikap
konsumen terhadap pembayaran pengenalan wajah: pemeriksaan anteseden dan
hasil”, International Journal of Bank Marketing , Jil. 40 No.3, hlm.511-535.
Daragmeh, A., Lentner, C. dan Sagi, J. (2021), “Pembayaran FinTech di era
Covid-19: faktor-faktor yang memengaruhi niat perilaku “Generasi X” di Hongaria
untuk menggunakan pembayaran seluler”, Jurnal Perilaku dan Keuangan
Eksperimental, Vol. 32, 100574.
Denaputri, A.,
& Usman, O. (2019). Pengaruh Persepsi Kepercayaan, Persepsi Keamanan,
Persepsi Kegunaan dan Persepsi Kemudahan Penggunaan Terhadap Niat Pelanggan
Menggunakan Mobile Payment. Jurnal Ekonomi.
Dunn, MG,
Murphy, PE & Skelly, GU (1986). Catatan penelitian : pengaruh persepsi
risiko terhadap preferensi merek produk supermarket. Jurnal Ritel, 62 (2),
204-216.
El-Adly, MI
(2019), “Pemodelan Hubungan Antara Hotel Perceived Value, Kepuasan Pelanggan,
dan Loyalitas Pelanggan”, Journal of Retailing and Consumer Services, Vol. 50,
hlm. 322-332.
Farzianpour,
F., Pishdar, M., Shakib, MD dan Toloun, MRSH, 2014. Risiko Persepsi Konsumen
Dan Pengaruhnya Terhadap Adopsi Layanan Perbankan Online. American Journal Of
Applied Sciences, 11(1), 47-56.
Fazio, RH,
Zanna, MP dan Cooper, J. (1977), "Disonansi dan Persepsi Diri: Pandangan
Integratif Dari Setiap Domain Aplikasi Teori yang Tepat", Jurnal Psikologi Sosial
Eksperimental, Vol. 13 No.5, hlm.464-479.
Featherman,
Chellappa, RK, & Pablou, PA (2002). Memprediksi Adopsi E-Layanan:
Perspektif Aspek Risiko yang Dirasakan. Konferensi Amerika Kedelapan tentang
Sistem Informasi.
Ferdinand, A.
(2014). Metode Penelitian Manajemen : Pedoman Penelitian Untuk Penulisan
Skripsi, Tesis, dan Disertasi Ilmu Manajemen Semarang : Badan Penerbit
Universitas Diponegoro.
Fernanda, IV
(2016). Pengaruh Persepsi Harga, Persepsi Kualitas, Persepsi Risiko Terhadap
Niat Pembelian Produk Merek Toko Indomaret Di Surabaya. Artikel Ilmiah Sekolah
Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas Surabaya.
Glavee-Geo,
R., Shaikh A,A., & Khedmatgozar, HR (2014). Kajian Sistematis Adopsi
Internet Banking. Dalam Telematika dan Informatika (Vol. 31, Edisi 3). https://doi.org/10.1016/j.tele.2013.04.003 .
Handarkho,
Yonathan Dri, dkk., 2021. “Penerapan Strategi E-Busines Untuk Meningkatkan
Keunggulan Kompotetif dari Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Indonesia (Studi
Kasus Trooper Elektronik Yogyakarta.” Jurnal Buana Informatika 8, No.4.
Huang C, Wang
Y, Li X, Ren L, Zhao J, Hu Y, dkk. Gambaran Klinis Pasien yang Terinfeksi Novel
Coronavirus 2019 Di Wuhan, China. Lanset. 2020:395 (10223):497-506.
Hultman, J.
dan Egan-Wyer, C. (2022), “Physical retailing vs physical distancing-an studi
empiris adaptasi ritel Swedia setelah Covid-19, The International Review of
Retail, Distribution and Consumer Research, Vol. 32 No.2, hlm. 201-220.
Jianming Wang,
Ninh Nguyenm Xinru (Angie), Jiangm Hoang Viet Nguyen, “Nilai Persepsi Konsumen
dan Niat Penggunaan Pembayaran Tanpa Tunai Dalam Konteks Jarak Fisik: Bukti
Dari Pasar Berkembang Asia.” 1355-5855. Doi : 10.1108/APJML-05-2022-0408.
Juniwati.
2014. Pengaruh Persepsi Kegunaan, Kemudahan Penggunaan, Risiko terhadap Sikap
dan Niat Berbelanja Online. Jurnal Bisnis dan Manajemen Eropa Vol. 6, No.
27:218-227.
Kahn, WA
(1990). "Kondisi Psikologis Keterlibatan Pribadi Dan Disengagement di
Tempat Kerja", Jurnal Akademi Manajemen. Vol. 33, hal.692-724.
Kaligis,
Windy. 2016. Pengaruh Perceived Risk Terhadap Customer Loyalty Melalui
Switching Cost. Jurnal Manajemen dan Pemasaran Jasa. Universitas Trisakti.
Kenyon, GN dan
Sen, KC (2015), “Proses Persepsi”, dalam Kenyon, GN dan Sen, KC (Eds), Persepsi
Kualitas : Memetakan Kualitas Produk dan Layanan ke Persepsi Konsumen,
Springer, London, hlm. 41-50.
Krismawintari,
Ni Putu Dyah dan Yeyen Komalasari. 2019. Perilaku Pembelian Melalui Cashless
Payment Pada Gerai Retail (Studi Pada Masyarakat Kabupaten Badung Bali).
Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomika dan Humaniora, Bali: Universitas
Dhyana Pura.
Kotler , P. & Keller , KL (2022). Manajemen Pemasaran Jilid I Edisi
ke 12. Jakarta: Indeks.
Kotkowski , R. dan Polasik , M. (2021), “ Pandemi Covid-19 meningkat itu
membagi di antara uang tunai Dan tanpa uang tunai pembayaran pengguna di Eropa
”, Ekonomi Surat , Vol. 209, 110139.
Kurnia, LD
(2020). Analisis Efisiensi Penerapan Transaksi Non Tunai Dalam Pengelolaan
Keuangan Daerah Pada Sekretariat Daerah Kota Metro Provinsi Lampung. Derivatif.
Jurnal Manajemen. 1491). https://doi.org/10.24127/jm.v14i1.439
Lai, PC
(2017), Tinjauan Literatur Model Adopsi Teknologi Dan Teori Untuk Teknologi
Kebaruan, JISTEM – Jurnal Sistem Informasi dan Manajemen Teknologi, Vol. 14,
No.1, hlm. 21-38.
Liebana-Cabanillas,
F., Ramos de Luna, L., & Montoro-Rios, F. (2017). Niat Menggunakan Sistem
Pembayaran Seluler Baru: Analisis Komparatif Pembayaran SMS dan NFC. Riset
Ekonomi-Ekonomoska Istrazivanja, 30(1), 892-910. Doi:
10.1080/1331677x.2017.1305784.
Loh, X,M.,
Lee, VH, Tan, GWH, Hew, JJ and Ooi, KB (2022), “Determinan Mempengaruhi
Penggunaan Kontinyu Dompet Seluler Dalam Pandemi Covid-19: Bukti Dari Vietnam”,
Cogent Business and Management, Vol .9 No 1, 2041792.
Martinayanti,
NMP, & Setiawan, PY (2016). Peran Kepercayaan dalam Memediasi Persepsi
Risiko Pada Niat Beli Produk Fashion Via Intagram di Kota Denpasar. E-Jurnal
Manajamen Universitas Udayana, 5(4).
Kartu Master
(2020). “Pembayaran Tanpa Kontak Akan Menjadi Kebiasaan Baru Bagi Pembeli Di
Dunia Pasca COVID-19”, Tersedia di : https://newsroom.mastercard.com/asia-pasific/2020/05/20/contaclesspayments-will-be-the-
new-normal-for-shoppers-in-the-post-covid-19-world/ .
M. Rafki
Nazar, Syahran. 2018. “Pengaruh Privasi, Keamanan, Kepercayaan, dan Pengalaman
Terhadap Niat Untuk Bertrasaksi Secara Online.
Naya Oktaviani
Pratiwi, Amarul. 2021. Persepsi Risiko Fisik dan Psikologis Terhadap Niat
Menggunakan Commuter Line di Indonesia. Jurnal Inovasi dan Kreativitas.
Universitas Serang Raya.
Newman, A.,
Donohue, R. dan Eva, N. (2017). "Keselamatan Psikologis: Tinjauan
Sistematis Sastra". Tinjauan Manajemen Sumber Daya Manusia, Vol. 27. Hal.
521-535.
Nguyen, LDB,
Ly, TT, Tran, DC, & Tran, A. Van. (2022). Inisiatif Sabuk dan Jalan (BRI):
Peluang dan Risiko dari Perspektif Vietnam. Jurnal Keuangan Asia, Ekonomi dan
Bisnis, 9(4), 229-238. https://doi.org/10.13106/jafeb.2022.vol9.no4.0229
.
Nguyen, Oanh
Dinh Yen, dan John F. Cassidy. (2018). Niat Konsumen Dan Adopsi Kartu Kredit Di
Vietnam. Jurnal Pemasaran dan Logistik Asia Pasifik 1355-5855.
Ni Made Puspa Dewi, Ni Made Asti Aksari. 2019. “Pengaruh Gaya Hidup,
Dirasakan Manfaat , dan Persepsi Risiko Terhadap Niat Menggunakan Kartu Kredit
di Indonesia. Manajemen E-Jurnal, Vol. 8, No.11, 6598-6617.
Niayi, YE,
2004 Dimensi Risiko yang Dirasakan Konsumen Dalam Belanja Online Journal Of
Electronic Science and Technology of China, Vol. 2, No.3
Pavlou, PA,
Liang, H. dan Xue, Y. (2007), “Memahami dan Mengurangi Ketidakpastian Dalam
Hubungan Pertukaran Online: Perspektif Agen Utama”, MIS Quarterly, Vol. 31,
hlm. 105-136.
Pena – Garcia,
N., Gil-Saura, I., Rodriguez-Orejuela, A., & Siqueira-Junior, JR (2020).
Niat Beli dan Perilaku Pembelian Online: Pendekatan Lintas Budaya. Heliyon,
6(6). https://doi.org/10.1016/j.heliyon.2020.e04284
Prabowo, A.,
Lubis, A. N., & Sembiring, B. K. F. (2021). The Effect of Promotion and
Servicescape on Impulsive Buying Behavior with Shopping Emotion as Intervening
Variables for Consumers Store of Fashion H&M in Sun Plaza Medan, North
Sumatera, Indonesia. International
Journal of Research and Review, 8(2), 235-252.
Prabowo, A.,
Wahyuni, E. S., Bakti, S., Sari, P. B., & Rossanty, Y. (2022). Does Raising
Environmental Awareness and Creating Pro-Environmental Attitudes Drive the
Intention to Revisit Among Visitors?. Budapest
International Research and Critics Institute-Journal (BIRCI-Journal), 5(3).
P Raman dan K.
Aashish, "Untuk Melanjutkan Atau Tidak Melanjutkan: Analisis Struktural
Sistem Pembayaran Seluler Di India," Jurnal Internasional Pemasaran Bank,
Vol. 39, tidak. 2, 242-271, 2021.
Ramya, N.,
Sivasakthi, D. dan Nandhini, M. (2017). “Transaksi Tanpa Uang Tunai: Moda,
Keuntungan dan Kerugian”, International Journal of Applied Research, Vol. 3
No.1, hlm. 122-125.
RR Karisma
Putri Mentari. 2016. “Pengaruh Perceived Risk Dan Perceived Quality Terhadap
Minat Beli Kembali Konsumen Zalora Di Kota Malang”. Jurusan Manajemen.
Universitas Brawijaya.
Schiffman,
Leon dan Leslie Lazar Kanuk. 2008. Perilaku Konsumen. Jakarta: PTIndeks.
Setiadi,
Nugroho J. 2020. Perilaku Konsumen. Cetakan, Edisi Revisi. Jakarta: Kencana.
Setiadi,
Rahayu. 2018. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan Alat Pembayaran Non
Tunai (Studi di Kota Purbalingga). Universitas Islam Indonesia.
Seldal, MM dan
Nyhus, EK (2022), “Kerentanan finansial, literasi keuangan, dan penggunaan
teknologi pembayaran digital”, Jurnal Kebijakan Konsumen, Vol. 45 No.2,
hlm.281-306.
Sihaloho, JE,
Ramadani, A., & Rahmayanti, S. (2020). Implementasi Sistem Pembayaran Quick
Response Indonesia Standard Bagi Perkembangan UMKM di Medan. Jurnal
Manajemen Bisnis , 17 (2), 287-297.
Singh, B.,
Winkel, DE dan Selvarajan, TT (2013). "Mengelola Keragaman Di Tempat
Kerja: Apakah Keamanan Psikologis Memegang Kunci Perbedaan Ras dalam Kinerja
Karyawan?". Jurnal Psikologi Kerja dan Organisasi. Vol. 86. Hal. 242-263.
Soderlund, M,
Dan Ohman, N. (2003), “Niat Perilaku dalam Penelitian Kepuasan Ditinjau
Kembali”. Jurnal Kepuasan Konsumen. Ketidakpuasan Dan Perilaku Mengeluh Vol.
12, hal. 53-66.
Soodan, V.,
& Rana, &. A.(2020). Memodelkan Niat Pelanggan untuk Menggunakan
E-Wallet di Negara Berkembang: Memperluas UTAUT2 Dengan Keamanan. Jurnal Of
Electronic Commerce dalam Organisasi.
Suresh AM
2011. Hubungan Antara Periklanan 3D dan Persepsi Risiko di Web: Peran Mediasi
Merek dan Emosi. Makalah Kerja yang tidak diterbitkan, UMIST, UK.
Tan, WK and
Liang, HJ (2022), “Homo economicus? Investigasi faktor-faktor yang mempengaruhi
kenyamanan yang dirasakan dalam memilih voucher stimulus rangkap tiga berbasis
kertas”, Asia Pasific Journal of Marketing and Logistics, Vol. 34 No.3,
hlm.543-558.
Verma et al.,
2019. “Pengaruh Regulasi Pemerintah terhadap Continuance Intention Layanan
Pembayaran Mobile In Store Proximity”. 2019. Doi: 10.1108/IJBM-10-2018-0279.
Yakean, S.
(2020), “Keuntungan dan kerugian dari sistem cashless di Thailand selama
pandemi COVID-19”, The Journal of Asian Finance, Economics, and Business, Vol.
7 No. 12, hlm. 385-388.
Zhao, J.Di
huang. JS, & Su, S. (2019). Pengaruh Kepercayaan Terhadap Niat Pembelian
Kontinu Konsumen Dalam Perdagangan Sosial C2C: Perspektif Transfer Kepercayaan.
Journal Of Retailing and Consumer Services, 50 (Januari), 42-49, https://doi.org/10.1016/j.jrectconser.2019.04.014
.
Copyright holder: Irena Aviani, Kurniawati, Yolanda
Masnita
(2023) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia |
This article is licensed under: |