Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN:
2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 8, No. 9, September
2023
PEMANFAATAN
LIMBAH STYROFOAM SEBAGAI BAHAN TAMBAH PAVING BLOCK
Lydia R. Parera, David D.M Huwae,
Marchel Nikijuluw
Universitas Pattimura
Politeknik Negeri Ambon
E-mail: [email protected] [email protected], [email protected]
�
Abstrak
Tujuan
penelitian ini adalah untuk menganalisis
pengaruh styrofoam terhadap nilai kuat tekan paving block dan menganalisis pengaruh styrofoam terhadap nilai serapan air paving block.
Manfaat Penelitian adalah dapat mengurangi polusi serta memberi
solusi pendaur ulang limbah styrofoam,
memberikan pengetahuan serta inovasi pemanfaatan
limbah styrofoam sebagai bahan dasar
pembuatan paving block dan dianalisis
menggunakan trial & error methods. Paving block ini dibuat dengan
campuran bahan pasir, styrofoam dan semen yang
mana dibuat dalam 3 (tiga) variasi komposisi
campuran yang berbeda. Variasi 1 dengan komposisi pasir 50% dan styrofoam 50% tanpa tambahan semen, variasi 2 dengan komposisi pasir 50%, styrofoam 30% dan
semen 20%, serta variasi 3 dengan komposisi pasir 50%, styrofoam 15% dan
semen 35%. Paving block ini dibuat
dengan ukuran panjang 200mm, lebar 100mm dan tebal 80mm. Pengujian dilakukan mengacu pada standart SNI 03-0691-1996. Dari hasil
uji untuk variasi 1 didapat nilai rata-rata kuat tekan sebesar
15,23 MPa, nilai rata-rata serapan
air 0,1134% (kategori mutu
C). Untuk variasi 2 didapat nialaikuat tekan rata-rata 28,32 MPa, nilai
rata-rata serapan air 0,0821% (kategori
mutu B). Variasi 3 didapat nilai kuat
tekan rata-rata 36,72 MPa, nilai
rata-rata serapan air 0,0635% (kategori
mutu B).
Kata Kunci:
Paving Block, Styrofoam, Kuat Tekan, Serapan Air.
Abstract
This research aims to analyze the effect of styrofoam on the compressive strength value of paving
blocks and to analyze the effect of styrofoam on the
water absorption value of paving blocks. The benefits of research are that it
can reduce pollution and provide solutions for recycling styrofoam
waste, providing knowledge and innovation in the use of styrofoam
waste as a basic material for making paving blocks and analyzed using trial
& error methods. This paving block is made from a mixture of sand, styrofoam, and cement which is made in 3 (three) different
mixture composition variations. Variation 1 with a composition of 50% sand and
50% styrofoam without added cement, variation 2 with
a composition of 50% sand, 30% styrofoam, and 20%
cement, and variation 3 with a composition of 50% sand, 15% styrofoam
and 35% cement. This paving block is made with a length of 200mm, width of
100mm, and thickness of 80mm. Testing was carried out referring to the SNI
03-0691-1996 standard. From the test results for variation 1, the average
compressive strength value was 15.23 MPa, and the average water absorption
value was 0.1134% (quality category C). For variation 2, an average compressive
strength value was obtained of 28.32 MPa, and an average water absorption value
of 0.0821% (quality category B). Variation 3 obtained an average compressive
strength value of 36.72 MPa, and an average water absorption value of 0.0635%
(quality category B).
Keywords: Paving Block, Styrofoam, Compressive Strength, Water
Absorption.
Pendahuluan
Styrofoam merupakan
sampah anorganik (limbah lunak anorganik)
yang sifatnya lebih sulit diurai, bisa
dibilang ini adalah jenis �sampah
abadi� (Arifandi et al., 2021). Untuk
1 buah styrofoam setidaknya perlu waktu sekitar 1 juta tahun agar benar-benar terurai (Harahap, 2021). Itupun
tetap tak bisa terurai sempurna,
dia akan berubah menjadi mikroplastik dan tetap mencemari lingkungan. The Antheia
Project dan Energel.id melalui kampanye
dan webinar #SayNoToStryrofoam dengan tema Reduce the Use of Styrofoam adalah
salah satu langkah kecil untuk meminilisir
sampah khususnya sampah styrofoam.
Bahan yang digunakan
dalam styrofoam yaitu polistiren yang mengandung zat karsinogen yang dapat menyebabkan kanker. Sampah Styrofoam yang dibuang dan
dibakar juga akan membahayakan dikarenakan dalam proses pembakarannya (styrofoam) dapat menghasilkan campuran racun (melepaskan karbon monoksida beracun ke udara)
yang dapat merusak fungsi sistem syaraf
(Fitidarini & Damanhuri, 2021). Selain berbahaya
bagi kesehatan juga bisa mencemari lingkungan.
Paving block adalah
suatu komposisi bahan bangunan yang terbuat dari campuran
semen portland atau bahan perekat hidraulis
lainnya, air dan agregat dengan atau tanpa
bahan tambahan lainnya yang tidak mengurangi mutu beton tersebut (SNI 03-0691-1996);(Rahmi & Suliono, 2019). Paving block adalah bahan bangunan
yang dibuat dari campuran semen, pasir dan air, sehingga karakteristiknya hampir mendekati dengan karakteristik mortar (Jeverson et al., 2022). Mortar adalah
bahan bangunan yang dibuat dari pencampuran
antara pasir dan agregat halus lainnya
dengan bahan pengikat dan air yang didalam keadaan keras mempunyai
sifat-sifat seperti batuan (Aji et al., 2018).
Paving block memiliki
nilai estetika yang bagus, karena selain
memiliki bentuk segiempat ataupun segibanyak dapat pula berwarna seperti aslinya ataupun diberikan zat pewarna
dalam komposisi pembuatan (Rahmi & Suliono, 2019). Paving block ini sendiri berfungsi
untuk lantai yang banyak digunakan di luar bangunan serta
tidak boleh retak-retak dan cacat (Aprianto & Triastianti, 2018). Paving Block adalah solusi terbaik
untuk lahan resapan saat hujan
dan banjir. Pemasangannya tidak susah dan perawatannya pun mudah.
Fakta di lapangan
pada Instalasi Pengolahan Sampah Terpadu (IPST) kota Ambon, ditemukan bahwa belum ada
pengolahan lebih lanjut terhadap sampah styrofoam yang ditimbun bersama sampah lainnya yang tidak didaur ulang.
Terdapat banyak potongan sampah styrofoam dari setiap bongkar-muat truk pengangkut sampah yang masuk ke lokasi tempat
pembuangan akhir (TPA), dan
tidak pernah dihitung berapa volumenya. Daur ulang sampah styrofoam merupakan proses menjadikan bahan bekas atau
sampah Styrofoam menjadi bahan baru yang lebih berguna sehingga
dapat dimanfaatkan Kembali (Putra & Yuriandala, 2010). �
Dengan�kelebihan yang ada pada styrofoam, seperti: dapat tahan panas dan tidak tembus air (digunakan pada pembungkus makanan dan minuman), juga tahan perubahan bentuk dan benturan atau barang yang mudah penyok (digunakan
pada pembungkus barang elektronik). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa styrofoam apabila digunakan sebagai bahan tambah dapat
menghasilkan bata beton
yang lebih kedap air, serta solid terhadap perubahan cuaca hujan/panas dan lebih awet bahkan
kokoh setelah dilintasi oleh kendaraan.
Tujuan penelitian
ini adalah: menganalisis pengaruh styrofoam terhadap nilai kuat tekan
paving block, menganalisis pengaruh
styrofoam terhadap nilai serapan air paving block.
Manfaat Penelitian adalah: dapat mengurangi polusi serta memberi
solusi pendaur ulang limbah styrofoam,
memberikan pengetahuan serta inovasi pemanfaatan
limbah styrofoam sebagai bahan dasar
pembuatan paving block
Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan trial & error methods pada Laboratorium Uji Bahan Politeknik Negeri Ambon. Pengambilan data dilakukan dengan beberapa langkah sebagai berikut:
1.
Merencanakan
komposisi campuran.
a.
Variasi 1 :�
komposisi 50% pasir : 50% styrofoam (tanpa semen).
b.
Variasi 2 :�
komposisi 50% pasir : 30% styrofoam : 20% semen.
c.
Variasi 3 :�
komposisi 50% pasir : 15% styrofoam : 35% semen.
2.��
Langkah-langkah pembuatan
paving block:
���� a. Menyiapkan material yang akan
digunakan, menimbang bahan sesuai ukuran, mencacah menjadi bagian kecil,
menyalakan kompor pemanas, masukan limbah styrofoam ke dalam wadah pemanas,
campurkan pasir yang sudah ditimbang sesuai ukuran, material tercampur merata
angkat dan tuangkan campuran ke dalam cetakan, setelah mengeras dan cukup
dingin lepaskan spesimen dari cetakan dan biarkan hingga benar-benar kering.
���� b.�
Ulangi langkah-langkah di atas
����������� c.� Selesai.
Metode Analisis
Data
Untuk metode analisa data dilakukan dengan rumus sebagai berikut:
Kuat tekan dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Pemeriksaan penyerapan air:
Diagram Alur Penelitian
Hasil dan Pembahasan
Dalam pengujian yang dilakukan pada laboratorium uji beton jurusan teknik sipil, dibuat spesimen uji dalam tiga variasi komposisi campuran yang berbeda yaitu:
1. Spesimen variasi 1 (V1)
= Paving block dengan komposisi 50% pasir : 50% styrofoam.
2. Spesimen variasi 2 (V2)
= Paving block dengan komposisi 50% pasir : 30% styrofoam�� : 20% semen.
3. Spesimen variasi 3 (V3)
= Paving block dengan komposisi 50% pasir : 15% styrofoam : 35% semen.
B.� Hasil uji kuat tekan pada paving block dengan campuran styrofoam
Hasil
pengujian pada laboratorium
dapat diamati pada gambar berikut ini.
Sumber: Laboratorium Uji Bahan Politeknik Negeri Ambon
Gambar 1
Kuat Tekan Paving Block
Hasil penelitian menunjukan hasil uji kuat tekan dari paving block dengan campuran bahan styrofoam dengan campuran yang berbeda. Untuk dimensi atau ukuran paving block yang digunakan dalam pengujian ini dengan ukuran 80 mm x 80 mm untuk mendapatkan luasan bidang tekan yang sama rata pada permukaan paving block.
Sumber: Laboratorium Uji Bahan Politeknik
Negeri Ambon
Gambar 2 Hasil
Uji Kuat Tekan Paving Block
Gambar 1 dan Gambar 2 memperlihatkan bahwa komposisi campuran bahan styrofoam yang menghasilkan nilai kuat tekan
tinggi sebesar 36.72 MPa berada pada komposisi campuran variasi 3 (V3), karena volume semen yang tinggi dibandingkan volume styrofoam dalam campuran menghasilkan nilai kuat tekan yang tinggi pula.
Sumber: Laboratorium Uji Bahan Politeknik
Negeri Ambon
Gambar 3 Berat
Paving Block Campuran Styrofoam
Gambar 1 dan Gambar 2 memperlihatkan
bahwa komposisi campuran bahan styrofoam yang menghasilkan nilai kuat tekan
tinggi sebesar 36.72 MPa berada pada komposisi campuran variasi 3 (V3) Dengan asumsi, volume semen yang tinggi dibandingkan volume styrofoam dalam campuran menghasilkan nilai kuat tekan
yang tinggi pula. Hasil uji serapan air pada paving block dengan
campuran Styrofoam.
Hasil pengujian serapan air
pada paving block dapat dilihat
pada tabel serta gambar di bawah ini:
Sumber: Laboratorium Uji Bahan Politeknik
Negeri Ambon
Gambar 4
Hasil Uji Serapan Air Paving Block
Pengujian serapan
air dilakukan dengan ukuran benda uji utuh yaitu 20 cm x 10 cm x 8 cm.
Hasil penelitian menunjukan
hasil uji serapan air yang dilakukan pada paving block dengan
bahan tambah styrofoam dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Sumber: Laboratorium Uji Bahan Teknik Politeknik
Negeri Ambon.
Gambar 5 Penyerapan Air Rata-Rata Paving Block
Dari hasil yang tertera pada gambar di atas menunjukan nilai serapan air bahkan tidak mencapai 1%. Membuktikan bahwa paving block dengan campuran styrofoam sangat kedap air. Hasil penelitian ini menunjukan nilai rata-rata serapan air paling sedikit terjadi pada V3 yang hanya 0,0635%.� Nilai ini menunjukan bahwa bahan styrofoam yang dikombinasikan dengan komposisi semen yang tepat mampu menghasilkan paving block yang lebih kedap air dimana styrofoam dapat menutupi pori paving block dengan baik dan menghasilkan paving block yang tahan terhadap pengaruh cuaca dan lingkungan yang basah.
Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian ini yaitu; 1) Makin banyak styrofoam dalam campuran paving block, makin kecil nilai kuat
tekan. 2) Paving block variasi
1 dengan nilai kuat tekan rata-rata sebesar 15,23 MPa, masuk dalam klasifikasi mutu C dan digunakan untuk pejalan kaki; Paving block variasi 2 dengan nilai kuat tekan
rata-rata sebesar 28,32 MPa masuk
dalam klasifikasi mutu B dan digunakan untuk pelataran tempat parkir ; Paving block variasi 3 dengan nilai kuat
tekan rata-rata sebesar
36,72 MPa masuk dalam klasifikasi mutu B juga dan digunakan untuk pelataran tempat parkir.
Bahan tambah styrofoam dalam penelitian ini menghasilkan paving block yang sangat kedap
air yang memenuhi standar
SNI-03-0691-1996, dimana untuk
mutu A nilai serapan air max. 3%, mutu B nilai serapan air max. 6%, mutu C nilai serapan
air max. 8%, mutu D nilai serapan air max. 10%. Hasilnya dapat dilihat sebagai
berikut: a) Paving block variasi
satu memiliki rata-rata nilai serapan air 0,1134%. b) Paving
block variasi dua memiliki
rata-rata nilai serapan air
0,0821%. c) Paving block variasi tiga
memiliki rata-rata nilai serapan air 0,0635%
BIBLIOGRAPHY
Aji, B. B., Setiani, V. A., Amin, M., & User, S.
(2018). Pengaruh Perlit Lampung sebagai Material Agregat Mortar Terhadap Kuat
Tekan. Inovasi Pembangunan: Jurnal Kelitbangan, 6(01), 75�90.
Aprianto,
Y., & Triastianti, R. D. (2018). Pemanfaatan Limbah Padat Slag Nikel, Abu
Sekam Padi, dan Fly Ash Menjadi Paving Block. Jurnal Rekayasa Lingkungan,
18(1).
Arifandi,
M. M., Dermawan, Y., Rahardja, I. B., & Mahfud, A. (2021). Paving Block
Investigation Using Waste Plastic, Used Oil, And Styrofoam with Different
Variables. Journal of Applied Sciences and Advanced Technology, 4(1),
1�6.
Fitidarini,
N. L., & Damanhuri, E. (2021). TIMBULAN SAMPAH STYROFOAM DI KOTA BANDUNG
STYROFOAM WASTE GENERATION IN THE CITY OF BANDUNG.
Harahap,
R. E. (2021). Pemanfaatan Limbah Plastik Jenis Styrofoam (Polystyrene) Menjadi
Daya Manfaat Paving Block. JIMAWA: Jurnal Ilmiah, 1(2).
Jeverson,
O., Sulistyorini, D., Shulhan, M. A., & Agung, I. B. (2022). Karakterisik
Paving Block dengan Limbah Besi Tempa sebagai Agregat Tambahan dalam Agregat
Halus. RENOVASI: Rekayasa Dan Inovasi Teknik Sipil, 7(1), 83�88.
Putra,
H. P., & Yuriandala, Y. (2010). Studi pemanfaatan sampah plastik menjadi
produk dan jasa kreatif. Jurnal Sains & Teknologi Lingkungan, 2(1),
21�31.
Rahmi,
M., & Suliono, S. (2019). Perancangan Mesin Press Paving Block Berbasis
Hidrolik Berbiaya Murah Untuk Kelompok Tani Desa Rajaiyang Indramayu. Prosiding
SENTRA (Seminar Teknologi Dan Rekayasa), 5, 119�125.
Copyright holder: Lydia R. Parera, David D.M
Huwae, Marchel Nikijuluw (2023) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |