Syntax
Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 8, No.
9, September 2023
PENENTUAN
PRIORITAS PENANGANAN JARINGAN JALAN PROVINSI METODE ANALYTICAL HIERARCHY
PROCESS (AHP) BERDASARKAN PROVINCIAL/KABUPATEN ROADS MANAGEMENT
SYSTEM (PKRMS)
Ilham Halich, Akhmad Suraji, Benny Hidayat
Universitas Andalas, Jurusan Teknik Sipil,
Padang, Indonesia, Indonesia
Email: [email protected], [email protected], [email protected]
Abstrak
Metode PKRMS ini dikombinasi dengan metode
Analytical Hierarrchy Process (AHP) diharapkan mendapatkan hasil pemeliharaan
jalan yang optimal, mendapatkan Anggaran biaya yang dibutuhkan dan prioritas
penanganan jalan pada ruas jalan strategis provinsi Sumatera Barat.
Pemeliharaan jalan dilakukan untuk memberikan
pelayanan jalan sesuai dengan umur pelayanan jalan yang optimal. Provinsi
Sumatera Barat memiliki 58 ruas jalan Provinsi yang tersebar di seluruh wilayah
Sumatera Barat, kondisi jalan tersebut adalah rusak ringan dan rusak berat.
Dari 58 ruas jalan provinsi tersebut, ada 5 ruas strategis dalam objek
penelitian yaitu : 2
ruas yang merupakan akses transportasi yaitu ruas Teluk Bayur Nipah-Purus
(P.098) dan ruas Simpang Duku-Ketaping (P.075) dan 3 ruas yang merupakan
kawasan pertanian dan perkebunan yaitu ruas Surantih-Kayo Aro Langgai (P.086),
Ruas Panti-Simpang Empat (P.031) dan Ruas Abai Sangir-Sungai Dareh (P.056). Penelitian
dilakukan dengan Survey dan menyebar kuesioner. Survey dilakukan dengan
mencatat data inventaris, data kondisi jalan, data lalu lintas jalan yang
kemudian diolah dengan PKRMS.� Jenis
penanganan yang diperoleh untuk kelima ruas yaitu Pemeliharaan rutin,
pemeliharaan berkala dan Rehabilitas, Anggaran terbesar dengan urutan sebagai
berikut : P.056 (Rp.40.970,5 juta), P.086 (Rp. 36.252,5 juta),� P.031 (Rp.11.480,5 juta), P.075 (Rp. 6.633,8
juta), dan P.098 (Rp. 5.853,1 juta),�
Ruas prioritas penanganan jalan yaitu dengan urutan sebagai berikut:
P.031, P.056, P.086, P.098, dan P.075.
Kata Kunci: Pemeliharaan
Jalan; Anggaran; Prioritas Penanganan.
Abstract
This PKRMS method combined with the Analytical Hierarrchy
Process (AHP) method is expected to get optimal road maintenance results, get
the required cost budget and prioritize road handling on strategic roads in
West Sumatra province. Road maintenance is carried out to provide road services
in accordance with the optimal road service life. West Sumatra Province has 58
provincial roads spread throughout the West Sumatra region, the condition of
the road is lightly damaged and heavily damaged. Of the 58 provincial roads,
there are 5 strategic sections in the object of research, namely: 2 sections
which are transportation access, namely Teluk Bayur Nipah-Purus section (P.098) and Simpang
Duku-Ketaping section (P.075) and 3 sections which
are agricultural and plantation areas, namely Surantih-Kayo
Aro Langgai section (P.086), Panti-Simpang Empat section (P.031) and
Abai Sangir-Sungai Dareh section (P.056). The study
was conducted by Survey and distributed questionnaires. The survey was
conducted by recording inventory data, road condition data, road traffic data
which was then processed with PKRMS.� The
types of handling obtained for the five sections are routine maintenance,
periodic maintenance and rehabilitation, the largest budget in the following
order: P.056 (Rp. 40,970.5 million), P.086 (Rp. 36,252.5 million), P.031 (Rp.
11,480.5 million), P.075 (Rp. 6,633.8 million), and P.098 (Rp. 5,853.1
million), priority road handling sections are in the following order: P.031,
P.056, P.086, P.098, and P.075.
Keywords: Road Maintenance; Budget; Priority Handling
Pendahuluan
Jaringan jalan di Indonesia
sebagian besar terdiri dari jalan daerah, termasuk jalan provinsi dan kabupaten (Wartika & Ghoni, 2011). Provinsi Sumatera Barat
memiliki 58 ruas jalan yang tersebar di seluruh wilayah Sumatera Barat (Hidayat, Hidayat, &
Ophiyandri, 2020). Berdasarkan data kemantapan jalan
pada tahun 2021, jalan provinsi yang berada di 58 ruas yang tersebar di seluruh
Sumatera Barat memiliki tingkat kemantapan jalan sebesar 75,031%. Kondisi
kerusakan yang dominan pada data tersebut adalah rusak ringan dan rusak berat.
Hal ini menunjukkan bahwa kondisi jalan berubah dari waktu ke waktu berdasarkan
tingkat lalu lintas dan kondisi cuaca.
Dari 58 ruas tersebut, terdapat 5
ruas strategis dalam penelitian ini, berdasarkan (Peraturan Daerah Provinsi
Sumatera Barat No. 13 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi
Sumatera Barat Tahun 2012-2032, 2012), terdapat ruas-ruas yang termasuk dalam
kawasan pengembangan dan peningkatan pelayanan fasilitas (Hardin, 2021). Dan prasarana
transportasi laut dan udara, yaitu ruas Teluk Bayur Nipah-Purus (P.092) yang
terletak di Padang dan ruas Simpang Duku-Ketaping (P.075) yang terletak di
Pariaman. Wilayah pengembangan jaringan transportasi sungai dan danau, serta
akses menuju kawasan pertanian/perkebunan, yaitu ruas Sangir-Sungai Dareh
(P.056) yang terletak di Solok
Selatan-Damasraya.
Kawasan pengembangan destinasi
pariwisata, kawasan taman wisata alam, dan perwujudan infrastruktur sumber daya
air Juwono (2018), yaitu ruas Panti-Simpang
Empat (P.031) yang terletak di Kabupaten Pasaman Barat. Terakhir, kawasan
perkebunan dan pertanian, serta pembangunan infrastruktur pengendali banjir,
yaitu ruas Suranti - Kayu Aro - Langgai terletak di kabupaten Pesisir Selatan.
Kelima kawasan tersebut mengalami kerusakan dengan tingkat kerusakan ringan dan
berat berdasarkan data kondisi jalan tahun 2021 dari Dinas Bina Marga, Cipta
Karya, dan Tata Ruang Provinsi Sumatera Barat.
Pada tahun 2022 telah ada metode
survei jalan yang digunakan di Dinas Bina Marga, Cipta Karya dan Tata Ruang
Provinsi Sumatera Barat Rita (2023), yaitu
Provincial/Kabupaten Road Management System (PKRMS), yang merupakan suatu
metode teknis yang meliputi kegiatan pengumpulan, pengolahan, dan pemeliharaan
data untuk menghasilkan informasi dan rekomendasi penanganan pemeliharaan
jalan, menghitung kebutuhan anggaran pemeliharaan jalan yang dapat menentukan
prioritas penanganan jalan (Karyawan, 2021);(Patricia & Yunianti,
2023).
Metode AHP berbasis PKRMS
menentukan prioritas penanganan jalan dengan meninjau data teknis (PKRMS) dan
data non-teknis (survei kepada masyarakat sebagai pengguna fasilitas jalan).
Dengan adanya kombinasi data teknis dan non-teknis, diharapkan hasil yang
diperoleh akan lebih optimal.
Metode Penelitian
Untuk memudahkan alur
penjabaran penelitian, maka dibuatlah diagram alir sebagai berikut:
Gambar 1
Diagram alir
1. Lokasi
Penelitian
Pada lokasi penelitian
terdapat kerusakan pada kondisi permukaan jalan, lokasi tersebut adalah:
Penelitian ini dilakukan pada 5 ruas jalan di Provinsi Sumatera Barat.
a) Ruas Panti-Simpang Empat (P.031) Kabupaten Pasaman Barat (Kawasan
Pengembangan Destinasi Pariwisata)
b) Ruas Abai Sangir-Sungai Dare (P.056) Kabupaten Solok Selatan-Dhamasraya
(Kawasan Transportasi)
c) Simpang Duku-Ketaping (P.075) Kabupaten Pariaman (kawasan pendukung
transportasi udara)
d) Ruas Surantih-Kayu Aro-Langgai (P.086) Kabupaten Pesisir Selatan
(kawasan pendukung perkebunan dan pertanian)
e) Teluk Bayur-Nipah-Purus (P.098) Kota Padang (Kawasan pendukung
transportasi laut, jalan menuju Pelabuhan Teluk Bayur)
Lokasi penelitian seperti
yang ditunjukkan pada Gambar 2 di bawah ini:
Gambar 2
Peta Jaringan Jalan Provinsi Sumatera Barat
2. Waktu Pelaksanaan
Waktu
pelaksanaan dilakukan pada bulan Januari 2022, yang dilakukan oleh penulis dan
Dinas Bina Marga Cipta Karya Tata Ruang Provinsi Sumatera Barat.
3. Pengumpulan Data
Pengumpulan
data dilakukan dengan 2 metode, yaitu pengumpulan data primer dan pengumpulan
data sekunder.
a)
Data primer diambil langsung dari objek penelitian melalui survei jalan.
Dalam penelitian ini, data primer yang diambil adalah: data survei
inventarisasi 5 ruas jalan, data survei kondisi 5 ruas jalan, data survei tata
guna lahan 5 ruas jalan, data kuisioner untuk Instansi Pemerintah BMCKTR
Provinsi Sumatera Barat, dan data kuisioner untuk Instansi
Pemerintah/Masyarakat di lokasi ruas jalan. 2. Pengumpulan data sekunder.
b)
Data sekunder yang diambil dalam penelitian ini adalah data definisi
jaringan jalan dan data lalu lintas yang diperoleh dari hasil survei lalu
lintas yang dilakukan oleh pihak jasa konsultan untuk kegiatan pada tahun 2021.
4. Metode Proses Hirarki
Analitik (AHP)
Langkah-langkah dalam pembobotan kriteria adalah:
1) Menghitung
matriks awal
2) Perhitungan
nilai eigen vektor
3) Perhitungan
nilai Eigen maksimum Expert judgement dari para ahli. Metode AHP
menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner dan angket, sedangkan skoring
merupakan jumlah alternatif yang paling sesuai untuk dilakukan pendekatan,
untuk mendapatkan bobot relatif dilakukan perhitungan sebagai berikut:
4) Kembangkan
bagan hirarki dari struktur hirarki AHP dengan mendefinisikan situasi dengan
memasukkan rincian kriteria yang relevan dan alternatif yang akan dipilih.
5) Membuat matriks
perbandingan berpasangan (pairwise comparison) antar kriteria yang diperoleh
berdasarkan data informan (responden). Dalam hal ini, matriks tersebut
merupakan inti dari AHP yang mempengaruhi prioritas kriteria yang telah
ditetapkan. Menetapkan bobot prioritas kriteria dengan menentukan vektor eigen
yang dimulai dari kuadrat matriks dalam bentuk desimal. Kemudian menjumlahkan
dari setiap baris hasil matriks berpasangan, dan menormalkan untuk mendapatkan
nilai vektor eigen. Vektor eigen adalah bobot dari setiap elemen yang digunakan
untuk menentukan prioritas pada level terendah dari hirarki hingga mencapai
tujuan. Sebagai contoh, misalkan responden dari penelitian adalah dua orang
atau lebih. Dalam hal ini, perhitungan Geometric Mean dilakukan untuk menjaga
sifat "resiprokalitas" dari matriks yang digunakan dalam proses
analisis hirarki. Persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut:
�������������������������������������������������������������������������������������������� (1)
Catatan :
GM�������� =
Rata-rata�� Geometrik
X1, X2, ....Xn� = Bobot penilaian ke 1,2,3..n
�������������� ������ n= Total n (ordo)
6) Mengukur konsistensi logis dengan indeks
konsistensi (Consistency Index/CI) dan rasio konsistensi (Consistency Ratio/CR)
dengan langkah-langkah sebagai berikut: Mencari nilai vektor [A] = Matriks awal
dikalikan dengan Bobot Prioritas
� Menemukan nilai
vektor ������������������� (2)
� Menemukan Nilai
Eigen Maksimum maks dari nilai rata-rata vektor [B]
7) Mengukur Indeks
Konsistensi (CI) dengan persamaan :
������������������������������������������������������������������������������� (3)
catatan :
n = Jumlah elemen
8) Indeks Acak (RI):
�������������������������������������������������������������������������������������������������� (4)
Jawaban/penilaian dari informan/responden mengenai
perbandingan antar elemen dianggap konsisten jika nilai CR tidak melebihi 10%
(CR 0,1). Nilai CR > 0.1 (10%) berarti penilaian yang dilakukan mungkin
dilakukan secara acak dan perlu direvisi [9].
Hasil dan Pembahasan
Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan survei dan pencatatan inventarisasi
jalan per jarak 200 m. Pencatatan data inventarisasi dilakukan terhadap rumija,
lebar perkerasan, tipe perkerasan, lebar bahu kiri dan kanan, tipe bahu kiri
dan kanan, tipe drainase kiri dan kanan, dan medan jalan.
Gambar 3
Survei Inventarisasi
dan Kondisi Jalan
Survei
kondisi permukaan jalan dibagi menjadi 3 kondisi yaitu aspal, non aspal, dan
beton. Rekapitulasi panjang segmen dari masing-masing kondisi permukaan jalan
ditunjukkan pada Tabel 1 sebagai berikut:
Tabel 1
Rekapitulasi
Survei Inventarisasi
Tidak |
Segmen |
Jenis Permukaan Jalan |
Panjang
Sisi |
Sta |
Panti Simpang Empat (P.031) |
Aspal |
74,2 km |
Sta 0- Sta 74200 |
|
Non Aspal |
- |
(Tidak ada) |
||
|
|
Beton |
- |
(Tidak ada) |
|
|
Total Panjang Bagian |
74,2 km |
|
Abai Sangir-Sungai Dareh (P.056) |
Aspal |
15 km 6 km |
Sta 0- Sta 15000 Sta������������ 68000-Sta 74000 |
|
|
|
Non Aspal |
53 km |
Sta 15000 -Sta 68000 |
|
|
Beton |
- |
(Tidak ada) |
|
|
Total Panjang Bagian |
74 km |
|
Simpang������������������������ Duku- Ketaping (P.075) |
Aspal |
20,5 km |
Sta 0-Sta 20500 |
|
Non Aspal |
- |
(tidak ada) |
||
|
|
Beton |
- |
(tidak ada) |
|
|
Total Panjang Bagian |
20,5 km |
|
Surantih-Kayo Aro- Langgai (P.086) |
Aspal |
6 km 7 km |
Sta 0- Sta 6000 Sta��������� 6600-Sta 13600 |
|
|
Non Aspal |
11,6 km |
Sta������� 15400-Sta 27000 |
|
|
Beton |
0,6 km 1,8 km |
Sta��������� 6000-Sta 6600 Sta������� 13600-Sta 15400 |
|
|
Total Panjang Bagian |
27 km |
|
|
Teluk Bayur-Nipah- Purus (P.098) |
Aspal |
0,4 km 9,6 km |
Sta��������� 800-Sta 1200 Sta��������� 2400-Sta 12000 |
|
|
Non Aspal |
1,2 km |
Sta 1200 - Sta 2400 |
|
|
Beton |
0,8 km |
Sta 0-Sta 800 |
|
|
Total Panjang Bagian |
12 km |
|
Seluruh
data inventarisasi jalan, kondisi permukaan jalan aspal dan non-aspal, serta
data lalu lintas diinput dan dijalankan dengan menggunakan perangkat lunak
PKRMS sebagai berikut:
� Melaksanakan
Proses Penganggaran
� Buat paket
dengan memasukkan pilihan jenis Anggaran
� Setelah mengisi
jenis Anggaran, kemudian "running" dilakukan di "Laporan
Analisis"
� Keluaran
dikeluarkan dalam bentuk jenis penanganan dan anggaran, yang ditunjukkan pada
Tabel 2.
Tabel 2
Rekapitulasi Jenis Penanganan dan Total
Estimasi Anggaran Biaya
Jalan |
Nama Bagian |
Perawatan Panjang (km) |
Anggaran
(Rp Juta) |
031 |
Panti-Simpang Empat |
74.00 |
25,880.000 |
056 |
Abai Sangir - Sungai Dareh |
74.20 |
190.943,113 |
075 |
Simp.������� Duku��� (Ketaping)���������������� - Pariaman |
18.9 |
9.018,100 |
086 |
Suranti - Kayu Aro - Langgai |
25 |
38.564,00 |
098 |
Teluk Bayur - Nipah - Purus |
12.01 |
6.628,40 |
Metode
AHP dilakukan dengan menggunakan persamaan 1,2, 3, dan 4, kemudian hasil dari
metode AHP yang digabungkan dengan nilai normalisasi data dari hasil running
program PKRMS didapatkan seperti Tabel 3.
Tabel 3
Urutan
Prioritas Metode AHP
Jalan |
Nama Bagian |
Skor Total |
Urutan Prioritas |
031 |
Panti- Simp. Empat |
0.646 |
1 |
056 |
Abai Sangir -Dareh |
0.363 |
2 |
075 |
Simp Duku - Ketaping |
0.057 |
5 |
086 |
Suranti - Kayu Aro - Langgai |
0.284 |
3 |
098 |
Teluk Bayur - Nipah |
0.107 |
4 |
Tabel 3.
menunjukkan bahwa ruas jalan Panti-Simpang Empat menjadi prioritas utama untuk
ditangani, dengan nilai bobot 0,646. Hal ini dikarenakan ruas jalan
Panti-Simpang Empat memiliki nilai yang tinggi berdasarkan perkalian bobot
kriteria. Metode AHP menggunakan empat kriteria yang ditentukan yaitu faktor
kondisi, lalu lintas, biaya, dan tata guna lahan.
Kesimpulan
Metode
AHP dalam pengambilan keputusan lebih optimal karena menggunakan 2 data yaitu
data teknis yang diambil dari survei yang diolah dengan program PKRMS dan data
non teknis yaitu kuesioner. Faktor teknis berupa faktor kondisi, lalu lintas,
biaya, dan tata guna lahan, sedangkan faktor non teknis berupa kuesioner kepada
masyarakat sebagai pengguna fasilitas jalan.
Program
PKRMS dapat mengestimasi biaya pelaksanaan berdasarkan kondisi ruas jalan. Dari
data yang diperoleh secara visual, anggaran pekerjaan terbesar adalah ruas Abai
Sangir-Dareh (P.056) di kabupaten Solok Selatan-Damasraya, Ruas jalan yang
menjadi prioritas utama berdasarkan perhitungan AHP adalah ruas Panti-Simpang
Empat (P.031) di Kabupaten Pasaman.
Hardin, Riko. (2021). Desain Strategi Untuk
Perencanaan Terminal Di Perkotaan Sarilamak, Kabupaten Lima Puluh Kota,
Provinsi Sumatera Barat. Jurnal Teknik| Majalah Ilmiah Fakultas Teknik UNPAK,
22(2).
Hidayat,
Ilham, Hidayat, Benny, & Ophiyandri, Taufika. (2020). Penentuan Prioritas
Pemeliharaan Jalan Studi Kasus Kota Payakumbuh Provinsi Sumatera Barat. Rang
Teknik Journal, 3(2), 186�194.
Juwono,
Pitojo Tri, & Subagiyo, Aris. (2018). Sumber Daya Air dan Pengembangan
Wilayah: Infrastruktur Keairan Mendukung Pengembangan Wisata, Energi, dan
Ketahanan Pangan. Universitas Brawijaya Press.
Karyawan,
I. (2021). Analisis Kerusakan Ruas Jalan Talabiu-Simpasai Kabupaten Bima
Menggunakan Aplikasi Provincial And Kabupaten Road Management System (Pkrms).
15(7), 4877�4885.
Patricia,
Angelika, & Yunianti, Dwi Nur. (2023). PERBANDINGAN METODE SAW DAN FSAW
PADA URUTAN PRIORITAS PEMELIHARAAN JALAN PROVINSI JAWA TIMUR DI KABUPATEN
SIDOARJO. MATHunesa: Jurnal Ilmiah Matematika, 11(03), 508�516.
Rita,
Eva, Carlo, Nasfryzal, & Anwar, Khairul. (2023). Optimalisasi Pemeliharaan
Jalan Wilayah I Dinas Binamarga, Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Sumatera
Barat. Jurnal Talenta Sipil, 6(2), 432�437.
Wartika,
Wartika, & Ghoni, Mahfud Abdul. (2011). Sistem Informasi Geografis Jaringan
Jalan Kabupaten Siak Propinsi Riau. Jurnal Manajemen Informatika (JAMIKA),
1(1).
Copyright holder: Ilham Halich,
Akhmad Suraji, Benny Hidayat (2022) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |