Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN:
2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 8, No. 9, September
2023
KEANEKARAGAMAN
PLANKTON DI DANAU CERAMIN BEKAS TAMBANG INTAN BANJARBARU
Elda Juwiyatri, Anjar Pribadi, Rizqi Fithratullah
Ilmu Forensik, Sekolah Pascasarjana, Universitas Airlangga
Email: [email protected], [email protected], �
Abstrak
Kalimantan Selatan memiliki potensi dalam pengembangan pariwisata, salah satunya dengan memanfaatkan lahan bekas tambang. Salah satu aspek yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan dan pengembangan pariwisata adalah aspek kebersihan dan keamanan dengan memperhatikan kehidupan di Perairan. Salah satu mikroorganisme yang dapat menentukan kehidupan di perairan adalah plankton. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman plankton di danau Ceramin bekas tambang intan Banjarbaru. Sampel diambil pada kedalaman 0meter, 3meter, dan 6meter sebanyak 4 kali ulangan. Hasil penelitian menunjukkan di danau Ceramin terdiri dari 4 filum Fitoplankton, Euglenophyt (1spesies), Chlorophyta (2 spesies), Cyanobacteria (1 spesies), Bacilarophyta (3 spesies), dan Zooplankton yang ditemukan terdiri 1 filum yaitu Rotifera (2 spesies).
Kata Kunci: Keanekaragaman Plankton; Tambang Intan; Danau Ceramin
Abstrak
South Kalimantan has the potential to develop tourism, one of the place is ex mined diamond in Banjarbaru. The aspects that need to consider in the management and development of tourism are the aspect of cleanliness and safety in freshwater. One of microorganism can determine life in water is plankton. The study determined the community structure of plankton found at ceramin lake ex mined diamond lake Banjarbaru. Sampling was taken from Ceramin lake with different depths of 0 meters, 3 meters, and 6 meters. Sample of each depth was taken 4 times. Result showed in Ceramin lake consist of 4 phyla for Fitoplankton, Euglenophyta (1 spesies), Chlorophyta (2 spesies), Cyanobacteria (1 spesies), Bacilarophyta (3 spesies), dan Zooplankton yang ditemukan terdiri 1 filum yaitu Rotifera (2 spesies).
Keywords:
Plankton Diversity; Diamond Mine; Ceramin
Lake.
Pendahuluan
Pariwisata merupakan
seluruh bagian yang terikat didalamnya seperti wisatawan, destinasi wisata, objek wisata, industri
dan sebagainya yang berikatan
dengan pariwisata (Devy
& Soemanto, 2017). Kalimantan Selatan merupakan salah satu wilayah yang
berpotensi untuk pengembangan parawisata. Berdasarkan letak geografis dan karakteristik wilayahnya yang alami dan sumber daya yang melimpah mampu meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar (Anwar dkk., 2018). Salah satu wilayah
yang dapat dikembangkan sebagai objek wisata
adalah lahan bekas galian tambang
intan yang berada di Banjarbaru.
Lahan bekas galian intan
di Banjarbaru menyebabkan terbenuknya lubang besar akibat kegiatan
penambangan yang disebut kolong. Kolong pasca penambangan telah terjadi sejak
penambangan dimulai. Penambangan dengan sistem terbuka menyebabkan terjadinya lubang-lubang besar yang pada umumnya terisi air (Yusuf, 2011).
Lubang bekas penambangan ini biasanya digunakan untuk menampung air limbah (Bhattacharya, 2006).
Menurut informasi
yang didapat, danau Ceramin merupakan objek wisata yang dikelola oleh masyarakat sekitar sebagai objek wisata yang cukup menjanjikan, hanya saja keputusan
pengelolaan yang tidak melalui prosedur yang tepat dapat merugikan
lingkungan dan masyarakat.
Pengelolaan dan pengembangan
pariwisata perlu memperhatikan aspek seperti daya tarik
wisata, aksesbilitas, sarana dan prasarana serta masyarakat berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 (Siregar dkk., 2018). Selain itu, terdapat aspek penunjang lain dalam pengelolaan dan pengembangan pariwisata yaitu kebersihan dan keamanan. Kebersihan dan keamanan menjadi salah satu faktor yang penting dalam pengelolaan dan pengembangan industri pariwisata. Salah satu bentuk dari aspek
kebersihan dan keamanan dengan memperhatikan kebersihan perairan.
Salah satu mikroorganisme yang dapat menentukan kehidupan di perairan adalah plankton. Penelitian yang dilakukan Novianti dkk (2017) mengenai danau bekas tambang
intan di Banjarbaru hanya berfokus pada analisis faktor fisika dan kimia perairan. Menurut Nugroho (2006)
plankton berperan sebagai indikator kualitas perairan karena memiliki siklus hidup yang pendek dan respon yang cepat terhadap perubahan lingkungan. Lingkungan yang berubah secara tidak langsung dapat mempengaruhi struktur komunitas. Oleh karena itu perlu
dilakukan studi mengenai keanekaragaman plankton
di danau bekas tambang intan Banjarbaru
sebagai upaya pengelolaan dan pemanfaatan secara berkelanjutan.
Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan terhadap air danau bekas tambang intan di Banjarbaru. Lokasi pengambilan sampel yaitu di danau Ceramin. Metode pengambilan sampel dilakukan secara stratified random sampling. Sampling dilakukan pada bulan September. Pengambilan sampel dilakukan pada 3 kedalaman dengan 4 kali ulangan yaitu pada kedalaman 0meter, 3 meter, dan 6 meter.
����������� Pengambilan sampel plankton dilakukan pagi hari. Sampel plankton yang diambil di danau ceramin bekas tambang intan yang terdiri dari 3 titik kedalaman dan setiap titik diambil sebanyak 4 kali ulangan. Pengambilan sampel plankton dilakukan dengan mengambil sampel air menggunakan water sampler berkapasitas 3liter sebanyak 10 kali sampai volume air mencapai 30liter.
Air tersebut kemudian dimasukkan ke dalam plankton net berukuran 25 �m. Sampel plankton yang terjaring akan terkumpul dalam bucket dan selanjutnya dituang ke dalam botol sampel berukuran 125 mL. Kemudian sampel difiksasi dengan larutan lugol 10% sebanyak 2-3 tetes. Sampel yang telah difiksasi dimasukkan ke dalam ice box agar sampel tidak rusak setelah sampai di laboratorium.
����������� Kemudian kegiatan analisis di laboratorium meliputi pengamatan sampel plankton di bawah mikroskop dan diidentifikasi. Sebelum dianalisis, botol samel dikocok terlebih dahulu agar homogen, kemudian dengan menggunakan pipet sampel diambil sebanyak 1 mL dan diletakkan di atas Sedgwick rafter counting cell dan ditutup dengan cover glass lalu diamati dibawah mikroskop dengan pola zig-zag.
Plankton yang terlihat di bawah mikroskop diidentifikasi dengan mengacu pada buku pedoman identifikasi A Guide to Common Gulf of Marine Phytoplankton (2006), Fresh Water Phytoplankton and Phytonekton from Lake Rotoiti (1966), Easy Identification of most Common Freshwater Algae (2006), dan Identification Handbook of Freshwater Zooplankton of the Mekong River and its Tributaries (2006).
Hasil dan Pembahasan
Penelitian dilakukan
di Laboratorium Biosistematika
dan Ekologi Dasar Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lambung
Mangkurat, Banjarbaru. Berdasarkan hasil penelitian struktur komunitas plankton di danau bekas tambang intan
Banjarbaru, plankton yang ditemukan
di danau Ceramin terdiri dari 2 kelompok plankton. Fitoplankton
yang ditemukan terdiri dari 4 filum yaitu Euglenophyta
(1 spesies), Chlorophyta (2 spesies),
Cyanobacteria (1 spesies), Bacilarophyta
(3 spesies), dan Zooplankton yang ditemukan
terdiri 1 filum yaitu Rotifera (2 spesies). Berdasarkan hasil penelitian, kelimpahan fitoplankton dan zooplankton pada Danau Ceramin
yang bervariasi dapat dilihat pada Tabel di bawah ini:
Tabel 1 Kelimpahan fitoplankton di Danau Ceramin (a), dan Kelimpahan
zooplankton di Danau Ceramin (b)
Fitoplakton di Danau Ceramin |
|||
Jenis Plankton |
0 m |
3 m |
6 m |
Chlorophyta |
|||
Spirogyra sp |
183 |
158 |
404 |
Strichoccus bacillaris |
107 |
129 |
220 |
Eauglenophyta |
|||
Strombomonas sp |
1 |
- |
- |
Cyanobacteria |
|||
Gleotrichia sp |
274 |
670 |
492 |
Bacilarophyta |
|||
Craticula cuspidate |
- |
3 |
- |
Neidium sp |
- |
1 |
- |
Navicula sp.3 |
- |
1 |
- |
(a)
Zooplankton di Danau Ceramin |
|||
Jenis Plankton |
0 m |
3 m |
6 m |
Rotifera |
|
|
|
Brachionus urceolaris |
7 |
5 |
2 |
Lacane bulla |
- |
1 |
- |
(b)
Adapun deskripsi singkat tentang fitoplankton yang ditemukan di danau cireman bekas tambang intan Banjarbaru adalah sebagai berikut:
1. Spirogyra
sp.
Phylum:
Chlorophyta
Class:
Chlorophyceae
Ordo:
Zygnematales
Family:
Zygnemataceae
Genus:
Spirogyra
Species:
Spirogyra sp.
Gambar 1
Spirogyra sp. (200x perbesaran)
Sel berupa
uniseluler, koloni,
filament, serta struktur
yang kompleks. Organel yang
menonjol pada sel yaitu kloroplas berwarna hijau terang yang disebabkan karena adanya klorofil
a dan b. Spesies tertentu dapat berwarna kuning-hijau atauu hitam-hijau karena terdapat pigmen karotenoid serta konsentrasi yang tinggi pada kloroplas. Spirogyra
sp. merupakan algae berfilamen
yang hidup mengapung bebas di perairanm dapat hidup pada kondisi perairan yang netral dan asam. Memiliki filament yang panjang
dan tidak bercabang. Inti sel berada di tengah,
setiap sel berisi satu atau
lebih spiral (Vuuren dkk.,
2006).
2. Strichocus
bacillaris
Phylum: Chloeopyta
Class: Trebouxiophyceae
Order: Prasiolales
Family: Stichococcaceae
Genus: Stichococcus
Species: Stichococcus
bacillaris
Gambar 2 Strichocus
bacillaris (200x perbesaran)
Stichococcus bacillaris
adalah organisme yang
sangat umum dan dapat hidup pada berbagai kondisi perairan. Organisme ini memiliki
ciri-ciri kloroplas memanjang berada dibagian pinggir dinding.
3. Strombomonas sp.
Phylum:
Euglonozoa
Class:
Euglenophyceae
Order:
Euglenida
Family:
Euglenidae
Genus:
Strombomonas
Species:
Strombomonas sp. (Guiry, 2006)
Gambar 3 Strombomonas
sp. (200x perbesaran)
Strombomonas sp. memiliki
ciri-ciri tubuh terdapat lorica di bagian luar. Lorica pada bagian anterior
meruncing dan mengecil dengan bagian ujung
berlubang. Tubuh Strombomonas sp. memiliki ukuran tubuh dengan
panjang 13 sampai 60 �m dengan lebar 18 sampai 30 �m. Strombomonas sp. termasuk kedalam filum
Euglenophyta. Euglenophyta terdiri dari organisme seluler yang memiliki kloroplas berwarna hijau terang.
4. Gloeotrichia sp.
Phylum:
Cyanobacteria
Classs:
Cyanophyceae
Order:
Nostocales
Family:
Rivulariaceae
Genus:
Gloeotrichia
Species:
Gloeotrichia sp.
Gambar 4. Gloeotrichia
sp. (200x perbesaran)
Gloeotrichia sp. merupakan
spesies yang ada di filum
Cyanobacteria. Bentuk sel terdiri dari sel
tunggal, koloni atau filament. Filum ini biasanya berwarna biru-hijau, warna biru-hijau berasal dari pigmen hasil fotosintesis seperti klorofil a yang berwarna hijau, fikosianin berwarna biru. Bagian khas dari kebanyakan
alga biru-hijau ini terdapat vakuola gas dalam sel yang membuat organisme mengapung, sel ditutupi oleh dinding sel yang tebal dan dilapisi lendir. Filum ini dapat menyebabkan
terjadinya penipisan oksigen dalam air akibat blooming sehingga dapat membunuh ikan (Vuuren dkk., 2006).
5.
Craticular cuspidate
Phylum:
Bacillariophyta
Class:
Bacillariophyceae
Order:
Naviculales
Family:
Stauroneidaceae
Genus:
Craticula
Species:
Craticula cuspidata (Mann,
1990).
Gambar 5 Craticula
cuspidata (200x perbesaran)
Tubuh berbentuk
belah ketupat, lebar pada bagian tengah dan meruncing pda bagian
bawah. Striae parallel memiliki
jarak yang sama dengan costar transpikal yang
tipis pada seluruh katup.
Striae terdiri dari aerola elip kecil
dengan jumlah 12 sampai 14 dalam ukuran 10 �m pada arah melintang, dan 24 sampai 26 dalam ukuran yang sama arah longitudinal (Fuelling & Laliberte, 2011).
6. Neidium
sp.
Phylum: Bacillariophyta
Class: Bacillariophyceae
Order: Naviculales
Family: Neidiaceae
Genus: Neidium
Species: Neidium
sp. (Guiry 2006).
Gambar 6 Neidium sp. (200x perbesaran)
Neidium sp. memiliki
ukuran tubuh panjang 214 sampai 306 �m, dengan lebar 26 sampai 33 �m, memiliki 14 sampai 15 striae dalam ukuran 10 �m dan 14 sampai 15
areolae dalam ukuran 10 �m.
Terdapat satu bagian longitudinal yang besar disepanjang bagian tepi katup (Hamilton dkk., 2019).
7. Navicula sp.
Phylum:
Bacillariophyta
Class:
Bacillariophyceae
Order:
Naviculales
Family:
Naviculaceae
Genus:
Navicula
Species:
Navicula sp.
Gambar 7 Navicula
sp. (200x perbesaran)
Navicula sp. memiliki
sel dengan berbagai bentuk, terutama bentuk katup, naviculoid (berbentuk perahu) serta panjang. Terdapat raphe pada kedua katup, striae terdiri dari puncta yang memanjang. Memiliki dua kloroplas, dimana terdapat satu pada setiap sel. Navicula dapat ditemukan pada semua tipe perairan seperti
laut dan air tawar pada perairan yang oligotrofik-eutrofik
(Vuuren dkk., 2006).
Sedangkan deskripsi
singkat tentang zooplankton
yang ditemukan di danau cireman bekas tambang
intan Banjarbaru adalah sebagai berikut:
1. Brachionus urceolaris
Phylum:
Rotifera
Class:
Monogononta
Order:
Ploima
Family:
Brachionidae
Genus:
Brachionus
Species:
Bracionus urceolaris
Gambar 8 Bracionus urceolaris (200x perbesaran)
Ciri-ciri
organisme ini memiliki lorica yang berbentuk bulat telur, lebar
di bagian bawah tengah lorica, posterior membulat,
permukaan halus, di bagian anterior dorsal terdapat 6
spine dimana pada spine dibagian
tengah lebih panjang dari spine lain. Spine bagian tengah lebih
panjang dari spine lain.
Spine bagian tengah membentuk huruf V sinsu. Organisme ini dapat dijumpai
pada perairan air tawar terutama kolam, danau dan sungai yang mengalami eutrifukasi (Dang dkk., 2015).
Gambar 9 Lecane bulla (200x perbesaran)
Lecane bulla bulla
memiliki morfologi lonca yang keras, bentuk memanjang bulat telur di bagian anterior tepi. Anterior
dorsal berbentuk huruf U dengan sangat jelas, punggung permukaan cembung, tidak memiliki spine, bentuk kaki
pseudo sederhana permukaan tubuh lebar dengan
ujung kaki yang sangat panjang
yaitu � dari panjang tubuh yang diakhiri dengan penggabung pseudo cakar yang panjang. Organisme ini memiliki ukuran
tubuh dengan panjang lorica 110 �m.
Organisme ini
sangat luas sebenarnya, dapat dijumpai di kolam, danau, danau
dari dataran tinggi. (Dang dkk., 2015). Perbedaan kelimpahan plankton
pada setiap kedalaman air disebabkan karena faktor lingkungan seperti suhu, nutrisi,
salinitas, dan intensitas cahaya yang masuk ke dalam perairan,
dimana pada danau Ceramin secara fisik memiliki air danau yang berwarna hijau cerah, sehingga
cahaya matahari dapat masuk sampai
dasar perairan.
Gambar 10. Danau Ceramin
Hal ini
sesuai dengan penelitian yang dilakukan Rosada
& dkk (2017) bahwa distribusi fitoplankton dipengaruhi faktor lingkungan yang berada pada kisaran optimum untuk pertumbuhan fitoplankton, serta intensitas cahaya yang cukup masuk kedalam perairan
tanpa pengaruh sinar ultraviolet yang berlebihan.
Cahaya adalah faktor pendukung selain nutrisi yang mempengaruhi kehidupan dan pertumbuhan fitoplankton, intensitas cahaya yang sesuai akan menyebabkan kelimpahan fitoplankton yang tinggi, begitu pula sebaliknya.
Intensitas cahaya
yang kurang di perairan dapat menurunkan kelimpahan fitoplankton. Fitoplankton dapat ditemukan pada berbagai kondisi perairan dam permukaan sampai dasar dimana cahaya
matahari masih memungkinkan untuk berfotosintesis (Istadewi & dkk, 2016). Kelimpahan
zooplankton yang didapat lebih
sedikit dibandingkan dengan kelimpahan fitoplankton. Odum (1971) menyatakan
dalam Mardani (2016) bahwa terdapat perbedaan laju pertumbuhan antara fitoplankton dan
zooplankton, zooplankton membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mencapai jumlah yang melimpah karena siklus reproduksi
zooplankton lebih panjang dibandingkan fitoplankton.
Kesimpulan
Keanekaragaman plankton di danau Ceramin bekas tambang
intan Banjarbaru terdiri dari 4 filum Fitoplankton, Euglenophyta (1 spesies),
Chlorophyta (2 spesies), Cyanobacteria (1 spesies), Bacilarophyta (3 spesies), dan Zooplankton yang ditemukan
terdiri 1 filum yaitu Rotifera (2 spesies).
BIBLIOGRAPHY
Anwar, M.A., Syahrani, G., Maulana, A.Z., Putryanda, Y., Wajidi. Strategi Pengembangan Wisata Berbasis Kearifan Lokal di Kalimantan Selatan. Jurnal Kebijakan Pembangunan 13(2): 187-197.
Ashraf, M., Ullah, S., Rashid, T., Ayub, M., Bhatti, E.M., Naqvi, S.A., Javaid, M. 2010. Optimiziation of Indoor Production of Fresh Water Rotifer Brachionus calcyflorus b: Feeding Studies. Pakistan Journal of Nutrition 9(6): 582-588.
Bhattacharya, J., Islam, M., Cheong, Y.W. 2006. Microbial Growth and Action: Implications for Passive Bioremediation of Acid Mine Drainage. Mine Water and The Environtmenti 25: 233-240.
Carey, C.C., Brown, B.L., Cottingham, K.L., 2017. The Cyanobacterium Gleotrichia echinulate Increases the Stability and Network Complexity of Phytoplankton Communities. Ecosphere 8(7): 1-14.
Carr, J.L. 1966. Fresh Water Phytoplankton and Phytonekton from Lake Rotoiti, Tane. 12: 13-36.
Cooper, S., Dolan, C. 2006. A Guide to Common Gulf of Maine Phytoplankton. Handbook of Fresh Water Zooplankton of the Mekong Rivers and its Tributaries. Mekong River Commission. Vientiane.
Devy, H.A., Soemanto., R.B. 2017. Pengembangan Obyek dan Daya Tarik Wisata Alam Sebagai Daerah Tujuan Wisata di Kabupaten Karanganyar. Jurnal Sosiologi DILEMA 32(1): 34-44.
Hidayati, R. 2016. Nilai Penting dan Kemerataan Plankton di Perairan Sungai Bedog. Jurnal Biologi 5(4): 1-10.
Istadewi, I., Jamhari, M., Kundera, I.N. 2016. Kelimpahan Plankton di Danau Rano Kecamatan Balaesanh Tanjung dan Pengembangannya sebagai Media Biologi Tropis 18(2): 159-169.
Madinawati. 2010. Kelimpahan dan Keanekaragaman Plankton di Perairan Laguna Desa Tolongano Kecamatan Banawa Selatan. Media Litbang Salteng III(2): 119- 123.
Novianti, Y.S., Saismana, U., Dwiatmoko, M. U., Putra. M.d., Norfadilah, I., 2017. Kajian Kualita Air Pada Danau Pada Danau Bekas Tambang Di Kota Banjarbaru Provinsi Kalimantan Selatan. Prosiding SNRT.
Nugroho, A. 2006. Bioindikator Kualitas Air. Universitas Trisakti. Jakarta.
Odum, E.P. 1971. Dasar-Dasar Ekologi. Edisi Ketiga. Terjemahan Tjahjono Samingan. Edisi ketiga. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.
Rosada, K.K., Sunardi., Pribadi, T.K.D., Putri, S.A., 2017. Struktur Komunitas Fitoplankton pada Berbagai Kedalaman di Pantai Timur Panunjung Pangandaran. Biodjati 2(1): 30-37.
Siregar, R.A., Wiranegara, H.W., Hermantoro, H. 2018. Pengembangan Kawasan Pariwisata Danau Toba Kabupaten Toba Samosir. Tata Loka 20(2): 100-112.
Vuuren, S.J.V., Taylor, J., Ginket, C.V., Gerber, A. 2006. Easy Identification of The Most Common Freshwater Algae. Departemen of Water Affairs and Forestry, Nort-West University.
Yusuf, M. 2011. Model Perkembangan Kolong Terpadu Pasca Penambangan Timah Di Wilayah Bangka Belitung. Majalah Ilmah Sriwijaya 18(11): 669-681.
Copyright holder: Elda Juwiyatri,
Anjar Pribadi, Rizqi Fithratullah (2023) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |