Syntax
Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 7, No.
09, September 2022
PENINGKATAN
KOMPETENSI DAN KINERJA GURU MELALUI
MANAJEMEN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH
Sarno1*,
Rahmat Mulyono2
1*, 2SDN Pagerjurang Ngawen
Gunungkidul, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa, Indonesia
Email: 1*[email protected], 2[email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui Peningkatan Kompetensi dan Kinerja Guru Melalui Manajemen
Kepemimpinan Kepala Sekolaah di SD Negeri PagerjurangTahun Pelajaran 2022/2023
.Penelitian ini menggunakan desain Penelitian Tindakan Sekolah (PTS). Subyek
penelitian yaitu guru kelas I, II, III, IV, V, VI dan guru mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam, di SD Negeri Pagerjurang kapanewon Ngawen Tahun Pelajaran 2021/ 2023.
Pengumpulan data melalui observasi kompetensi dan kinerja guru melalui
Manajemen Kepemimpinan Kepala Sekolah di SD Negeri Pagerjurang Tahun 2022/2023, dan
penilaian hasil tindakan pembelajaran. Sedangkan analisis data yang digunakan
dengan analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan
meningkatnya kompetensi dan kinerja guru melalui manajemen kepemimpinan kepala
sekolah kapanewon Ngawen Tahun pelajaran 2022/ 2023 yang ditandai adanya
peningkatan nilai yang didapat antara sebelum dikenai tindakan dan setelah
dikenai tindakan. Nilai kompetensi dan kinerja guru melalui manajemen
kepemimpinan kepala sekolah ada peningkatan. Sebelum dikenai tindakan nilai
rerata kompetensi guru adalah 60 % nilai reratannya Setelah dikenai tindakan
nilai kompetensi guru pada akhir siklus I mendapat nilai rerata 74,55 dan nilai
rerata kinerja guru adalah 87,72 dengan kategori baik, dan pada akhir siklus II
nilai kedisiplinan mendapat nilai rerata 74 ,74 dan nilai rerata kinerja guru
adalah 88,60 dengan kategori Baik.
Kata Kunci: peningkatan kompetensi,
kinerja guru, kompetensi kepala sekolah
Abstract
This study aims to determine the
Improvement of Teacher Competence and Performance Through Principal Leadership
Management at Pagerjurang State Elementary School in the 2022/2023 Academic
Year. This study used the School Action Research (PTS) design. The research
subjects were class teachers I, II, III, IV, V, VI and Islamic Religious
Education subject teachers, at SD Negeri Pagerjurang Kapanewon Ngawen Academic
Year 2021/2023. Data collection was through observing teacher competence and performance
through Principal Leadership Management at SD Negeri Pagerjurang Year
2022/2023, and assessment of the results of learning actions. While the data
analysis used is descriptive qualitative analysis. The results of the study
show an increase in teacher competence and performance through leadership
management of the Kapanewon Ngawen school year 2022/2023 school year which is
marked by an increase in the scores obtained between before being subjected to
action and after being subjected to action. There is an increase in the value
of teacher competence and performance through the principal's leadership
management. Before being subjected to action, the average value of teacher
competence was 60%, the average value. After being subjected to action, the
teacher's competency value at the end of cycle I received an average value of
74.55 and the average value of teacher performance was 87.72 in the good
category, and at the end of cycle II, the value of discipline was scored
average 74 .74 and the average value of teacher performance is 88.60 in the
Good category.
Keywords: competency
improvement, teacher performance, principal competence
Kondisi ideal proses
pembelajaran menurut landasan yuridis dan landasan teori adalah disebutkan
dalam Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor: 16 Tahun 2009 Tentang Jabatan Fungsional Guru, dan Angka
Kreditnya disebutkan bahwa dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, guru
mempunyai kewajiban antara Iain: merencanakan pembelajaran/ bimbingan,
melaksanakan pembelajaran/ bimbingan Yang bermutu, menilai dan mengevaluasi
hasil pembelajaran/ bimbingan, serta melaksanakan pembelajaran/ perbaikan dan
pengayaan (2009: 6). Berdasarkan Peraturan Menpan dan Reformasi Birokrasi
tersebut maka guru mempunyai kewajiban: merencanakan pembelajaran, melaksanakan
proses pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil
pembelajaran. Afnil Guza (2009: 52) menyebutkan bahwa kompetensi pedagogik
meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perencanaan dan pelaksanaan kegiatan
pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan pengembangan peserta didik.
Peraturan Bersama Menteri
Pendidikan Nasional dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor: 03/V/PB/2010 dan
Nomor: 14 Tahun 2010 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan
Angka Kreditnya disebutkan bahwa Guru adalah pendidik profesional dengan tugas
utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah (2010: 5).
Melaksanakan pembelajaran
merupakan salah satu tugas keprofesion dan kewajiban guru. Keberhasilan dari suatu
kegiatan pembelajaran sangat ditentukan oleh kegiatan Manaemen kepemimpinan
kepala sekolah di Sekolah. Sementara Masnur Muslih menyebut kegiatan
pembelajaran adalah suatu proses interaksi antara anak dengan anak, anak dengan
sumber, dan anak dengan pendidik. Kegiatan menjadi bermakna bagi anak jika
dilakukan dalam lingkungan yang nyaman dan memberikan rasa aman bagi anak.
Proses belajar bersifat individual dan kontektual, artinya proses belajar
terjadi dalam diri individu sesuai dengan perkembangan dan lingkungannya.
Situasi kondusif pembelajaran berdampak pada keberhasilan Siswa dalam menerima/
menyerap materi pelajaran. Kemampuan menyerap materi pelajaran membawa dampak
pada peningkatan hasil belajar Siswa (2008: 163)
Kondisi riil kompetensi dan
kinerja guru di SD Negeri Pagerjurang masih kurang maksimal, misalnya belum
seluruh guru membuat administrasi dengan benar dan lengkap. Sebagian guru dalam
mengajar masih monoton, sehingga hasil nilai rata-rata anak masih rendah. Di
samping itu kehadiran dan kepulangan guru belum sesuai waktu yang telah
ditetapkan. Ada sebagian guru yang datang ke sekolah lebih dari jam 07.00 WIB,
yang seharusnya guru hadir maksimal ke sekolah paling siang jam 07.00 WIB.
Kepulangan guru masih ada yang pulang sebelum masuk waktu pulang jam 15.00 atau
jam 15.30 untuk hari Jumat.
Guru perlu mendesain situasi
yang beragam dalam pembelajaran sehingga kondisi kelas menjadi dinamis.
Kegiatan pembelajaran juga memerlukan kondisi yang dinamis. Kompetensi dalam
pembelajaran yang dimiliki guru membawa peserta didik untuk siap mengikuti
kegiatan inti pembelajaran. Keberhasilan guru juga mampu membawa peserta didik
termotivasi untuk mengikuti kegiatan inti pembelajaran.
Berdasarkan hasil monitoring
dan supervisi yang dilakukan kepala sekolah di SD Negeri Pagerjurang Kapanewon
Ngawen, baru ada 60% guru yang telah melaksanakan kedisiplinan dan kinerja
dengan baik. Keaktifan siswa dalam pembelajaran di kelas masih rendah yang
ditandai dengan siswa tidak perhatian dalam kegiatan pembelajaran, kurang
semangat dalam belajar, tidak mengerjakan tugas yang diberikannya. Dari
observasi selama guru mengajar, kurangnya perhatian dan minat Siswa dalam
kegiatan pembelajaran tersebut disebabkan salah satunya oleh cara mengajar guru
yang monoton. Guru dalam melakukan kegiatan pembelajaran belum sesuai panduan,
sehingga hasil kinerja guru belum maksimal.
Solusi tindakan untuk
memecahkan permasalahan yang dihadapi guru di SD Negeri Pagerjurang yang
berkaitan dengan kuangnya kompetensi dan kinerja guru, maka peneliti mengadakan
kegiatan berupa Manajemen Kepemimpinan Kepala Sekolah di sekolah, dengan maksud
dan tujuan untuk meningkatkan kompetensi dan kinerja guru.
Berdasarkan rumusan masalah
di atas maka tujuan dari penelitian tindakan sekolah ini adalah untuk
meningkatkan kompetensi dan kinerja guru melalui Manajemen Kepemimpinan Kepala
Sekolah di SD Negeri Pagerjurang tahun pelajaran 2022/ 2023.
Penelitian ini diharapkan sebagai
bahan masukan dalam pengembangan ilmu tentang pembinaan guru, dan secara
praktis bagi guru dapat meningkatkan kompetensi dan kinerja guru-guru di SD
Negeri Pagerjurang dengan melalui manajemen kepemimpinan Kepala
Sekolah. Bagi kepala sekolah dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai
dasar pengembangan penelitian lebih lanjut. Manfaat hasil penelitian bagi
sekolah dapat menjadi acuan bagi sekolah dalam menentukan peningkatan
kompetensi dan kinerja guru melalui manajemen kepemimpinan Kepala Sekolah.
Berdasarkan hasil monitoring
dan supervisi yang dilakukan kepala sekolah diketahui bahwa 60% kedisiplinan
dan kinerja yang dilakukan guru belum mencapai optimal. Dari observasi selama
guru mengajar ,kedapatan masih kurangnya perhatian dan minat siswa dalam
kegiatan pembelajaran tersebut disebabkan salah satunya oleh cara mengajar
guru. Guru dalam melakukan kegiatan kinerja pernbelajaran belum sesuai dengan kaidah
yang ada. Kesulitan guru mengajar disebabkan guru belum banyak berlati dalam
keterampilan mengajar yang benar.
Berbagai cara telah ditempuh
oleh sekolah cara untuk mengatasi rendahnya kompetensi guru dalam mengajar,
antara lain dengan workshop, seminar, diskusi, dan diklat, tapi belum membawa
hasil seperti yang diharapkan kita semuaa. Guru perlu diberikan cara yang tepat
untuk meningkatkan keterampilan mengajar.
Kepala sekolah berniat dan
berusaha maksimal untuk mengadakan kegiatan Manaemen kepemimpinan kepala
sekolah di SD Negeri Pagerjurang yang dapat meningkatkan kedisiplinan dan
kinerja para guru, sehingga mutu pendidikan di SD N Pagerjurang meningka
hasilnyat. Belum semua guru mempunyai kompetensi dan kinerja yang baik, untuk
itulah dalam kegiatan manaemen kepemimpinan kepala sekolah harus tepat sasaran,
supaya hasil yang di dapat memuaskan kita semua.
Gambar
1. Kerangka Pikir Penelitian
Hipotesis Tindakan
Menurut Kerlinger hipotesa
adalah pernyataan mengenai hubungan antara dua variabel atau lebih mengenai
fenomina yang bersifat tentatif. Tentatif yang dimaksud dalam rumusan tersebut
mengandung arti bahwa hipotesis yang diajukan harus diuji kebenarannya melalui
penelitian. Pengertian Iain menunjukkan bahwa hipotesis merupakan jawaban
sementara terhadap masalah penelitian, dan merupakan pernyataan tentang hakikat
suatu fenomina. Adapun hipotesis tindakan adalah alternatif tindakan yang
dipilih untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi atau meningkatkan suatu
kondisi (Mulyasa, 2010: 102).
Dari pendapat di atas dapat
disimpulkan bahwa hipotesis tindakan adalah dugaan sementara mengenai
keberhasilan tindakan untuk mengubah atau mengatasi masalah yang diangkat dalam
penelitian. Berdasarkan kajian teori yang telah dibangun dan kerangka berpikir
di atas, maka hipotesis tindakan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
"Dengan melalui kegiatan manaemen kepemimpinan kepala sekolah dapat
meningkatkan kompetensi dan kinerja guru di SD Negeri Pagerjurang Tahun Pelajaran 2022/2023".
Metode
Penelitian
Tempat penelitian di SD
Negeri Pagerjurang, pedukuhan Ngrunggo, Desa Getas, Kapanewon Ngawen, Kabupaten
Gunungkidul. Waktu penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan mulai bulan
September 2022 s,d Desember 2022. Subjek adalah informan atau narasumber yang
menjadi sumber data. Jadi Guru yang menjadi subjek penelitian tindakan ini
adalah semua guru Kelas dan guru Pendidikan Agama Islam di SD Negeri
Pagerjurang, kapanewon Ngawen. Guru yang terlibat dalam kegiatan penelitian
tindakan sekolah ini adalah guru kelas I s.d VI dan guru Pendidikan Agama
Islam, yang seluruhnya berjumlah 7 orang. Objek penelitian pada hakekatnya
adalah topik permasalahan yang dikaji dalam penelitian. Jadi objek penelitian
tindakan sekolah tersebut adalah kedisiplinan dan kinerja guru melalui
keteladanan di SD Negeri Pagerjurang kapanewon Ngawen tahun pelajaran 2022/
2023
Rencana tindakan dalam
penelitian ini dapat digambar dalam alur siklus di bawah ini.
Gambar
2. Alur siklus
Secara utuh, tindakan yang
ditetapkan dalam Penelitian Tindakan Sekolah seperti digambarkan dalam bagan,
melalui tahapan sebagai berikut:
Tahap 1: Menyusun rancangan
tindakan dan dikenal dengan perancanaan, yaitu yang menjelaskan tentang apa,
mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan.
Pada tahap perencanaan ini penulis melakukan kegiatan perencanaan yang meliputi
menfokuskan masalah yang akan dipecahkan dalam penelitian, membuat jadwal, membuat
scenario, membuat bahan ajarm membuat instrument observasi dan membuat instrument
penilaian produk.
Tahap 2: Pelaksanaan
tindakan yaitu implementasi atau penerapan isi rancangan di dalarn kancah,
yaitu mengenakan tindakan di Sekolah. Pada tahap pelaksanaan penulis
melaksanakan kegiatan keteladanan kepala sekolah di sekolah sesuai skenario dan
jadwal yang telah dibuat pada tahap perencanaan.
Tahap 3: Pengamatan, yaitu
pelaksanaan pengamatan oleh pengamat (kolaborator). Pada tahap observasi ini
penulis bersama kolaborator melaksanakan observasi dalam mengumpukan data
melalui wawancara, pengamatan dan penilaian terhadap produk yang dihasilkan
para guru dalam melaksanakan kegiatan keteladanan kepala sekolah di sekolah.
Tahap
4: Refleksi atau pantulan, yaitu kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang
sudah terjadi (Suharsimi Arikunto, 2006: 92).
Pada tahap refleksi penulis
melakukan evaluasi terhadap proses supervisi apakah sesuai dengan scenario yang
telah dibuat dan menilai apakah pelaksanaan keteladanan di sekolah telah sesuai
yang diharapkan seperti pada indikator keberhasilan tindakan. Hasil refleksi
ini akan dijadikan alasan penulis melanjutkan pada siklus berikutnya atau
tidak.
Pendekatan penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan dalam bentuk penelitian
tindakan sekolah (PTS). Peneliti dalam penelitian ini berperan sebagai kepala
sekolah sekaligus sebagai peneliti.
Tujuan akhir yang ingin
dicapai dari penelitian tindakan sekolah ini adalah meningkatnya kemampuan guru
dalam kedisiplinan dan kinerja yang menjadi tanggung jawabnya.
Penelitian ini menggunakan
desain spiral yang terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi dan
refleksi. Hasil refleksi setiap siklus digunakan untuk menentukan rencana
tindakan siklus berikutnya.
Berdasar desain tersebut di
atas, maka setiap siklus terdiri dari empat langkah, yaitu prencanaan, pelaksanaan,
pengamatan dan refleksi. Penjelasan langkah dalam siklus dapat dijelaskan
sebagai berikut.
Rencana tindakan pada
penelitian tindakan sekolah ini adalah meningkatkan kemampuan kinerja guru di
SD Negeri Pagerjurang. Dalam penelitian ini perhatian khusus ditujukan dalam
rangka membantu guru untuk meningkatkan kedisiplinan dan kinerja yang sesuai
dengan kreteria yang telah ada.
Tindakan dan pengamatan
dalam penelitian ini adalah upaya agar terjadi perubahan dan mendorong guru
untuk mau dan mampu meningkatkan kedisiplinan dan kinerja dalam pembelajaran
melalui keteladanan Kepala Sekolah.
Refleksi, pada penelitian
ini dila kukan peneliti dengan mengkaji dan mempertimbangkan hasil atau dampak
dari tindakan peningkatan kedisiplinan dan kinerja guru melalui kegiatan
keteladanan kepala sekolah dengan memperhatikan kreteria atau indikator
keberhasilan yang telah ditetapkan untuk revisi atau perbaikan pada aspek
perencanaan siklus selanjutnya.
Peneliti mempersiapkan
rencana kerja kegiatan dan peralatan yang dibutuhkan selama kegiatan yaitu,
Instrumen pengamatan rencana pelaksanaan pembelajaran dan pelaksanaan
pembelajaran. Perencanaan tindakan tergambar dalam rencana kegiatan tindakan
yang akan dilakukan. Tindakan direncanakan akan dilaksanakan dalam siklus.
Setiap siklus terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan
refleksi. Refleksi digunakan untuk perbaikan siklus selanjutnya. Siklus
dihentikan jika hasil tindakan telah mencapai atau melebihi indikator keberhasilan
yang telah ditetapkan. Implementasi tindakan akan nampak pada serangkaian
langkah pelaksanaan tindakan yang dilaksanakan. Tindakan terdiri dari beberapa
siklus dan setiap siklus terdiri dari beberapa tindakan.Adapun tindakan
dilaksanakan dalam 2 siklus, setiap siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu
perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.
Hasil
Penelitian dan Pembahasan
Dari hasil supervisi dengan
intrumen pemantauan pelaksanaan kegiatan kedisiplimam yang dilakukan guru
diketahui hanya 60% guru yang mempunyai nilai minimal baik dalam penerapan
kedisiplinan dan kinerja guru-guru SD N Pagerjurang. Hasil itu masih jauh dari
harapan, kekurangan kemampuan guru dalam penerapan kedisiplinan dan kinerja,
Berdasarkan temuan dari
hasil pengamatan diketahui bahwa kurang berhasilnya kedisiplinan dan kinerja
guru di SD Negeri Pagerjurang, sebagian guru atau 40% guru masih mengalami
kesulitan dalam menjalankan kedisiplinan dan kinerja para guru. Kelemahan guru
di SD Negeri Pagerjurang dalarn melaksanakan kedisiplinan dan kinerja
disebabkan banyak faktor, salah satu diantaranya adalah kurangnya niat, kurang
terbiasa dan keterbatasan kemampuan guru yang dimilikinya.
No |
Tingkat
Kedisiplinan |
Frekuensi |
Persentase (0/0) |
1 |
Amat Baik |
0 |
0 |
2. |
Baik |
3 |
37,50 |
3. |
Cukup |
5 |
62,50 |
4 |
Kurang |
0 |
0 |
5 |
Sangat kurang |
0 |
0 |
Jumlah |
8 |
100 |
Dari tabel tersebut terlihat
bahwa pada siklus I ini tingkat kompetensi guru dalam kegiatan keteladanan yang
dicapai guru sebagai berikut, sebanyak 3 atau 37,50% guru mencapai tingkat
kedisiplinan baik, dan 5 atau 62,50 % guru mencapai tingkat kedisiplinan cukup.
Selanjutnya dari tabel
berikut, data dari tingkat kinerja pada pertemuan ke dua tersebut disajikan ke
dalam tabel berikut.
No |
Tingkat Kedisiplinan |
Frekuensi |
Persentase % |
1 |
Amat Baik |
|
|
2. |
Baik |
3 |
37,50 |
3. |
Cukup |
5 |
62,50 |
4 |
Kurang |
|
0 |
5 |
Sangat kurang |
|
0 |
|
Jumlah |
8 |
100 |
Dari tabel tersebut terlihat
bahwa pada siklus I ini tingkat kompetensi guru dalam kegiatan manajemen
kepemimpinan kepala sekolah yang dicapai guru sebagai berikut, sebanyak 3 atau
37,50% guru mencapai tingkat kinerja baik, dan 5 atau 62,50% guru mencapai
tingkat kinerja cukup.
Tabel 3
No |
Nilai |
Frekuensi |
Persentase (%) |
1 |
Amat Baik |
0 |
0 |
2. |
Baik |
3 |
37,50 |
3. |
Cukup |
5 |
62,50 |
4 |
Kurang |
0 |
0 |
5 |
Sangat kurang |
0 |
0 |
|
Jumlah |
8 |
100 |
Selanjutnya dari tabel
tersebut di atas, terlihat bahwa pada siklus I ini nilai kemampuan guru dalam meningkatkan
kinerja sebanyak 3 guru atau 37,50 % guru mencapai nilai dalam ketegori baik, 5
guru atau 62,50 % guru mendapat nilai dalam kategori cukup. 3) Deskripsi
pelaksanaan kegiatan peningkatan kedisiplinan dan kinerja guru melalui
keteladanan kepala sekolah.
Pelaksanaan pembinaan guru
dalam meningkatkan kedisiplinan dan kinerja guru berjalan cukup lancar. Guru mampu
mengikuti proses pembinaan melalui kegiatan keteladanan kepala sekolah.
Berdasar pengamatan yang
dilakukan kolaborator, pelaksanaan peningkatan kedisiplinan dan kinerja guru
melalui kegiatan keteladanan, dapat berjalan dengan baik sesuai dengan yang
direncanakan. Beberapa kendala kecil yang muncul terjadi karena masalah teknis.
Kendala ini masih dapat teratasi dengan baik.
Pertama. Tingkat
kedisiplinan Guru melalui Ketauladanan. Tingkat kedisiplinan melalui
keteladanan pada siklus I berdasar data yang diperoleh melalui hasil observasi
selama kegian rerata tingkat partisispasi guru sebesar 74,84 . Pada kegiatan
siklus II berdasar data yang diperoleh diketahui rerata skor tingkat
kedisiplinan meningkat menjadi 88,46. Kedua. Tingkat Kinerja Guru melalui
manajeman kepemimpinan kepala sekolah. Sebagai gambaran untuk melihat
perkembangan tingkat kemampuan Kinerja guru melalui manajeman kepemimpinan
kepala sekolah pada sebelum dikenai tindakan 60 % nilai rata-rata kinerja guru
setelah dikrnai yindakan atau siklus I nilai rerata adalah 74,55. Dan nilai
kinerja guru pada siklus II mencapai nilai rerata 87,72.
Hasil dari tindakan pada
siklus I berdasar data yang diperoleh melalui hasil penilaian dengan instrumen
penilaian terhadap penilaian kompetensi guru pembelajaran diketahui guru telah
dapat menerapkan pembelajaran sesuai kaidah yang berlaku. Berdasar penilaian
kompetensi dalam pembelajaran yang telah dilakukan guru tersebut pada siklus I
nilai kemampuan kinerja mencapai 74,55 dan guru yang telah mencapai nilai
minimal baik ada sebanyak 3 orang 8 dari jumlah guru, meningkat dibanding nilai
sebelum dikenai tindakan. sebelum . Adapun guru yang mampu mencapai nilai
minimal baik, sebelum siklus hanya 0. siklus II berdasar hasil penilaian
tersebut diketahui bahwa rerata nilai kinerja guru dalam menerapkan mencapai
nilai rerata 88,60 Amat baik 92,85 dan guru yang mencapai nilai minimal baik
sebesar 83,92.
Berdasarkan hasil nilai di
atas terlihat adanya perkembangan tingkat kompetensi dan kinerja guru selama
tindakan dilakukan dari siklus I ke Siklus II. Adanya peningkatan kedisiplinan
dan kinerja guru dalam pembelajaran yang baik dan benar berdasar wawancara
terhadap guru
dikarenakan guru mempunyai
perhatian dan keinginan untuk bisa menerapkan pembelajaran yang sesuai kaidah.
Ketiga, Kelancaran kegiatan Peningkatan kompetensi dan kinerja Guru melalui
manajemen kepemimpinan kepala sekolah Pada awal-awal siklus atau pada pertemuan
1 dan 2 kegiatan pendampingan relatif lancar walaupun masih terjadi hambatan
-hambatan kecil. Ketidaklancaran ini terjadi karena guru sendiri masih canggung
untuk melakukan kegiatan keteladanan. Alasan guru tidak percaya diri adalah
ketakutan guru jika yang dilakukan tersebut salah dan takut kena kritik. Hal
ini wajarkarena guru belum terbiasa. Keempat, hasil Peningkatan kompetensi dan
kinerja guru melalui manajemen kepemimpinan kepala sekolah. Secara umum
penerapan guru dalam kompetensi dan kinerja melalui manajemen kepemimpinan
kepala sekolah berdampak positifterhadap guru dalam kemampuan menerapkan dalam
kehidupan sehari-hari. Kemampuan guru menerapkan berdampak pada kualitas
pembelajaran yang dilakukan guru di kelas yang sebenarnya.
Kesimpulan
Melalui manajemen
kepemimpinan kepala sekolah mempunyai hubungan positif yang sigfinikan terhadap
kompetensi dan kinerja guru SD N Pagerjurang Kapanewon Ngawen, meningkat
semakin baik. Keteladanan kepala sekolah,maka akan meningkatkan kompetensi dan
kinerja guru di SD N Pagerjurang Kapanewon Ngawen. Sebelum kepala sekolah
menerapkan strategi manajemen kepemimpinan kepala sekolah tentang kompetensi
dan kinerja para guru, hasil penilaian kinerja guru masih tergolong rendah.
Dengan melihat hasil penilaian kinerja guru tersebut yang masih rendah, maka
kepala sekolah bertindak menerapkan strategi manajemen kepemimpinan kepala
sekolah dengan maksud supaya kompetensi dan kinerja dari para guru dapat
meningkat dengan baik.
Setelah melalui strategi
manajemen kepemimpinan kepala sekolah tersebut diterapkan di SD N Pagerjurang,
maka hasil penilaian kompetensi dan kinerja guru dapat meningkat dengan baik
yang ditunjukan pada tingkat kompetensi guru melalui manajemen kepemimpinan
kepala sekolah yang pada siklus I mendapatkan skor 74,74 meningkat menjadi
88,60 pada siklus II. Selain itu, tingkat kinerja guru melalui manajemen
kepemimpinan kepala sekolah juga meningkat yang awalnya 60 % dan setelah
dikenakan siklus I menjadi 74,55 dan setelah dikenakan siklus II meningkat
menjadi 87,72.
Penerapan pelaksanaan
manajemen kepemimpinan kepala sekolah yang diterapkan adalah pemberian contoh
tentang kompetensi dan kinerja guru yang lebih baik. Beberapa contoh kompetensi
dan kinerja guru. Setiap hari kepala sekolah tidak bosan-bosannya memberi
contoh tentang kompetensi dan kinerja yang baik dan benar, sehingga dengan
harapan nilai penilaian kompetensi dan kinerja guru meningkat yang sigfinikan.
BIBLIOGRAFI
Afnil Guza, Undang- undang Sisdiknas
dan Undang- undang Guru dan Dosen.
Hamzah B. Uno dan Nina
Lamatenggo, (2016). Tugas Guru dalam Pembelajaran: Jakarta: Bumi Aksara.
Masnur Muslich, (2008). KTSP
Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Mulyasa, (2010). Penelitian
Tindakan Sekolah: Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Muyasa, (2011). Manajemen
Kepemimpinan Kepala Sekolah: Jakarta: Bumi Aksara.
Peraturan Menteri Negara
Menpan No. 16 Tahun 2009 Tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.
Jakarta: Menpan dan Reformasi.
Permendiknas Nomor: 35 Tahun
2010 Tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.
Jakarta: Kemendiknas.
Rohiat, (2009). Manajemen
Sekolah. Teori Dasar dan Praktik dilengkapi contoh Rencana Strategi dan Rencana
Operasional Bandung: Refika Aditama.
Suharsini Arikunto. (2008).
Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Tutik Rachmawati dan
Daryanto. (2013). Penilaian Kinerja Profesi Guru dan Angka Kreditnya,
Yogyakarta: Gava Media.
Wahjosumidjo. (2010).
Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya. Jakarta:
Raja Grafindo Persada.
Wahyudi. (2012).
Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Organisasi Pembelajaran (Learning
Organization). Bandung: Alfabeta
Copyright
holder: Sarno, Rahmat Mulyono (2022) |
First
publication right: Syntax Literate:
Jurnal Ilmiah Indonesia |
This
article is licensed under: |