Syntax
Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 8, No. 10, Oktober 2023
PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN (PAK) DAN
BUDI PEKERTI MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING
Linawatiningsih1*,
Rahmat Mulyono2
1*Guru Pendidikan Agama
Kristen dan Budi Pekerti SMP N 2 Panggang,
Indonesia
2Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa,
Indonesia
Email: 1*[email protected], 2[email protected]
Penelitian ini dilatarbelakangi
oleh masih rendahnya hasil belajar peserta
didik pada pelajaran
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti terutama setelah adanya wabah covid 19 dan guru yang sering
menggunakan model ceramah,
yang dianggap monoton dan kurang bervariasi Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama Kristen (PAK) dan Budi Pekerti pada peserta didik Kelas VIIIA SMPN 2 Panggang, dengan menggunakan metode Discovery
Learning.� Penelitian
dilaksanakan dalam dua siklus. Masing-masing siklus terdiri dari tahap
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Teknik
pengumpulan data yang digunakan
adalah observasi langsung dalam pembelajaran dengan alat pengumpulan data menggunakan lembar observasi dan Tes Hasil Belajar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar
peserta didik pada pembelajaran dengan menggunakan metode Discovery
Learning dalam pembelajaran
Pendidikan Agama Kristen dan Budi pekerti di siklus I maupun siklus 2 meningkat. Ini dibuktikan pada rata-rata nilai
hasil belajar peserta didik dari
pra siklus ke siklus 1 meningkat
sebesar 10(59.1 menjadi
69.1), siklus 1 ke siklus 2 meningkat sebesar 12.6 (69.1 menjadi 81.7). Disimpulkan bahwa
penggunaan Model Discovery Learning dapat meningkatkan hasil belajar peserta
didik. Dengan
demikian peneliti menyarankan bahwa dalam kegiatan belajar mengajar, guru dapat menjadikan model Discovery
Learning sebagai salah satu
alternatif dalam pelajaran PAK dan Budi Pekerti atau pun pada pelajaran yang lain
sehingga proses pembelajaran
semakin menarik dan membuat peserta didik semakin termotivasi
untuk belajar dan meningkat hasil belajarnya.
Kata Kunci:
Pendidikan Agama Kristen, Discovery Learning, Hasil Belajar
Abstract
This research is motivated by the low learning
outcomes of students in Christian Religious Education and Ethics lessons, especially after the Covid-19 outbreak
and teachers who often use lecture
models, which are considered monotonous
and less varied This research ��aims to improve learning outcomes of Christian
Religious Education (PAK) and Ethics in Class VIIIA students of SMPN 2 Panggang, using the Discovery
Learning method.� The study was
carried out in two cycles. �Each cycle
consists of stages of planning, execution, observation, and reflection. �The data collection technique used is direct
observation in learning with data collection tools using observation sheets and
Learning Outcomes Tests. The results showed that the learning outcomes of
students in learning using the Discovery
Learning method in learning Christian Agama Education and Ethics in
cycle I and cycle 2 increased. This is evidenced in the average value of
learners' learning outcomes from pre-cycle to cycle 1 increased by 10(59.1 to
69.1), cycle 1 to cycle 2 increased by 12.6 (69.1 to 81.7). �It was concluded that the use of Model Discovery Learning can improve
student learning outcomes.� Thus,
researchers suggest that in teaching and learning activities, teachers can make
the Discovery Learning model as
an alternative in PAK and Ethics lessons or in other lessons so that the
learning process is more interesting and makes students more motivated to learn
and improve learning outcomes.
Keywords: Christian Religious
Education, Discovery Learning, Learning Outcomes
Pendahuluan
Peraturan Pemerintah Nomor 57 tahun 2021 yang mengatur tentang Standar Nasional
Pendidikan, menegaskan bahwa
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. (Presiden, PP
No 57 Tahun 2021: 2). Pendidikan adalah
hal yang utama untuk membekali setiap orang menjadi manusia Indonesia yang seutuhnya.
Pendidikan berguna
bagi siapa saja, baik anak-anak,
remaja, pemuda, maupun
orang dewasa. Pendidikan bagi
anak sangat penting, mengingat anak adalah generasi penerus bangsa. Dengan Pendidikan anak akan mempunyai bekal dalam menghadapi
era globalisasi yang semakin
canggih. Era globalisasi atau era abad 21 menuntut agar setiap manusia mempunyai pengetahuan dan ketrampilan yang mendunia. Maksudnya adalah, setiap manusia harus mampu
untuk mengikuti pesatnya era globalisasi dengan pengetahuan dan ketrampilan yang dimilikinya.
Oleh karena itu manusia perlu belajar
agar mempunyai ketrampilan
dan pengetahuan yang bersifat
Global. Pengetahuan dan ketrampilan
itu hanya bisa didapat melalui
Pendidikan yang kita peroleh
melalui Pendidikan formal maupun
Pendidikan non formal.
Era globalisasi
yang semakin mendunia, membuat segala sesuatu bisa kita
lakukan asalkan kita mempunyai pengetahuan dan ketrampilan yang mampu untuk mengikuti
perkembangan zaman. Di Era globalisasi
ini, segala sesuatu sudah canggih.
Adanya media komunikasi dan IPTEK membuat
siapa saja bisa mengakses segala macam yang mereka kehendaki. Tetapi walaupun demikian kita juga harus berhati-hati dalam menggunakan teknologi yang semakin canggih. Perlu bertindak bijak dalam menggunakannya.
Penggunaan IPTEK dan
alat digital yang tidak bertanggung jawab bisa mempengaruhi anak-anak, remaja atau orang dewasa dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai suatu contoh, sekarang
banyak anak-anak usia dini yang sudah bisa atau
mahir dalam menggunakan alat digital atau IPTEK. Anak-anak sudah mampu mencari
film atau apa saja yang mereka inginkan melalui Youtube atau internet. Bahkan anak-anak sekarang sudah tidak asing lagi
dengan HP. Sejak dini mereka sudah
bisa mengoperasionalkan HP.
Anak remaja yang tidak lain
adalah mereka yang merupakan transisi dari anak-anak ke dewasa, pasti
ingin mengetahui segala sesuatu yang dianggap trend atau up to date.
Untuk memenuhi kebutuhan akan alat digital, terkadang mereka memaksa orangtua untuk membelikan HP. Mereka tidak peduli apakah
orang tua memiliki uang atau tidak. Ada yang menjadi senjata mereka supaya mendapatkan
apa yang diinginkannya. Contoh, anak tidak
mau sekolah apabila tidak dibelikan
HP. Hal ini yang menjadikan
keprihatinan kita sebagai orang tua atau guru karena keinginan anak yang selalu memaksakan kehendaknya. Dengan adanya HP membuat mereka lupa, bahwa
mereka juga mempunyai kewajiban untuk belajar, sehingga menyebabkan hasil belajar rendah.
Arikunto dalam bukunya �Prosedur Penelitian dalam Pendekatan Praktik (2009: 133) memaparkan, �Hasil belajar adalah hasil akhir
setelah mengalami proses belajar, perubahan itu tampak dalam
perbuatan yang dapat diamati, dan dapat diukur�. Hampir sependapat dengan Sudjana (2013: 22) yang mengatakan,
�Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki
siswa setelah ia menerima pengalaman
belajarnya�. Jadi dapat
dimengerti bahawa hasil belajar adalah
hasil akhir dari pembelajaran setelah mengalami berbagai macam proses pembelajaran yang dapat diamati dan diukur setelah peserta didik menerima pengalaman belajar di kelas.
Untuk mencapai hasil belajar yang maksimal tentunya membutuhkan berbagai macam model pembelajaran. Salah satunya adalah model pembelajaran Discovery Learning. Discovery Learning adalah memahami
konsep, arti, dan hubungan melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu
kesimpulan. Discovery terjadi bila individu
terlibat terutama dalam penggunaan proses mentalnya untuk menemukan beberapa konsep dan prinsip.
Discovery dilakukan melalui observasi, klasifikasi, pengukuran, prediksi, penentuan, dan inferensi. Ada pun langkah kerja model pembelajaran Discovery
Learning: Pemberian rangsangan
(stimulation), Pernyataan/Identifikasi masalah (problem
statement), Pengumpulan data (data
collection), Pengolahan data (data processing),
Pembuktian (verification), Menarik simpulan/generalisasi (generalization).
Penelitian dengan Discovery Learning sudah
terlebih dahulu dilakukan oleh Made Gautama Jayadiningrat, Kadek Agus Apriawan
Putra, Putu Septian Eka Adistha
Putra, hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa Penerapan model pembelajaran
discovery learning dapat meningkatkan
hasil belajar siswa pada mata pelajaran kimia kelas X MIPA 2 SMA Negeri 3 Singaraja
semester ganjil tahun pelajaran 2018/2019.
Sebagai pendidik, guru harus mampu mencari strategi yang baik agar hasil peserta didik dalam
mengikuti pelajaran lebih meningkat hasil belajarnya.� Guru
sebagai salah satu komponen dalam proses belajar mengajar merupakan pemegang peran yang sangat penting, sebagai ujung tombak
berhasil tidaknya proses pembelajaran di kelas. Guru tidak hanya sekedar
menstranfer materi pelajaran saja, tetapi juga sebagai fasilitator agar peserta didik mampu untuk
belajar secara mandiri di bawah bimbingan guru.
Realita rendahnya hasil belajar juga ada pada peserta didik kelas
VIII A di SMP Negeri 2 Panggang, Ada di antara peserta didik yang tidak berkonsentrasi dalam mengikuti pelajaran, motivasi untuk mengikuti pelajaran kurang optimal. Mereka cenderung pasif dalam mengikuti
pelajaran. Selain itu kesibukan peserta didik dalam membantu
orang tua juga menjadi faktor rendahnya motivasi belajar peserta didik, dengan demikian menyebabkan hasil belajar juga rendah. Faktor dari guru juga turut mempengaruhi rendahnya hasil belajar peserta
didik. Salah satunya guru
yang sering menggunakan model
pembelajaran ceramah, yang dianggap monoton dan kurang bervariasi dalam menggunakan modelpembelajaran.
Dengan demikian peneliti merasa tertarik untuk meneliti rendahnya hasil belajar peserta didik kelas VIIIA di SMP Negeri 2
Panggang. Peneliti mencoba menerapkan salah satu model pembelajaran Discovery
Learning untuk mengetahui
apakah dengan model pembelajaran Discovery Learning ini
bisa meningkatkan hasil belajar peserta
didik dalam mengikuti pembelajaran Pendidikan
Agama Kristen dan Budi Pekerti, sehingga
judul yang akan dirumuskan dalam penelitian ini adalah Peningkatan Hasil Belajar Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti melalui Model Discovery
Learning.
Berdasarkan
latar belakang di atas maka dapat
dibuat rumusan masalah sebagai berikut: Apakah melalui Model Discovery Learning dapat
meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan
Agama Kristen dan Budi Pekerti pada Peserta Didik Kelas VIII A di SMP
Negeri 2 Panggang tahun
2023? Tujuan penelitian
ini adalah untuk meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan
Agama Kristen dan Budi Pekerti pada Peserta Didik Kelas VII A di SMP
Negeri 2 Panggang Tahun
2023.
Manfaat
penelitian ini adalah, Bagi Guru, untuk memberikan informasi tentang model pembelajaran yang sesuai untuk meningkatkan hasil belajar peserta
didik. Bagi Peserta Didik, Meningkatkan motivasi belajar peserta didik dalam mengikuti
pelajaran Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti. Bagi Sekolah, memberikan masukan sebagai pedoman untuk mengambil kebijakan di sekolah tersebut.
Metode Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 2 Panggang
Kapanewon Panggang Kabupaten
Gunungkidul Propinsi D.I
Yogyakarta dalam jangka waktu kurang lebih
4 bulan, yaitu Juli 2022 sampai dengan Oktober 2022. Subjek dalam penelitian
adalah peserta didik kelas VIIIA yang terdiri dari 3orang, yaitu 2 orang perempuan dan 1
orang laki-laki. Fokus dalam penelitian ini adalah penerapan
model pembelajaran Discovery Learning dalam pembelajaran Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti.
Penelitian
Tindakan Kelas dilaksanakan
2 siklus. Setiap siklusnya selalu ada perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pemantauan dan evaluasi, dan refleksi. Teknik pengambilan data yang dikumpulkan
melalui observasi, dan tes hasil belajar.
Sedangkan teknik analisa data dengan cara deskriptif kualitatif dan kuantitatif.
Gambaran penelitian tindakan
itu sebagai berikut.
Belum menggunakan
Discovery Learning Hasil belajar
peserta didik masih rendah Sebelum tindakan Siklus I dan Siklus II Tindakan perbaikan Terjadi peningkatan
Motivasi belajar dalam Pendidikan Agama Kristen
dan Budi Pekerti Setelah tindakan
Guru Menggunakan
pembelajaran dengan metode Discovery Learning
Gambar 1. Kerangka Berpikir
Hasil Penelitan
dan Pembahasan
Hasil Penelitian
Siklus I dilaksanakan selama 2 kali tatap muka yaitu
tanggal 29 Juli 2022 dan tanggal
5 Agustus 2022. Penelitian Tindakan kelas ini dilaksankan
melalui 4 (empat) tahapan kegiatan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.
A. Diskripsi Hasil Penelitian Siklus 1
Peneliti akan menguraikan deskripsi hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dalam tahapan siklus-siklus
pembelajaran yang dilakukan
sebagai berikut: a) Perencanaan, pada perencanaan
yang dilakukan adalah, melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada peserta didik dalam
pembelajaran; membuat rencana pembelajaran dengan mengacu pada tindakan yang diterapkan dalam PTK; membuat lembar pengamatan keaktifan peserta didik; membuat lembar observasi proses pembelajaran oleh guru; membuat lembar kerja peserta
didik; menyusun alat evaluasi pembelajaran.
b) Pelaksanaan Tindakan: Guru menjelaskan rencana kegiatan hari itu
dan menjelaskan pengertian dari metode Discovery Learning;
Guru mengajak peserta didik untuk membaca
Alkitab dari Matius 18:
22-35; Guru memberikan penugasan
kepada peserta didik untuk menuliskan
hasil pengamatan dan menemukan jawaban berdasarkan ayat Akitab; Guru membagikan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD); Secara bergiliran peserta didik mempresentasikan
hasil temuan atau analisis ayat
Alkitab di depan kelas; Peserta didik memberikan tanggapan terhadap peserta didik yang sudah mempresentasikan jawaban; Guru memberikan tanggapan atau penguatan atas kesimpulan yang telah disampaikan oleh masing-masing peserta
didik. c) Pengamatan
(observation). Berdasarkan data pengamatan (observasi) setelah diberikan tindakan pada siklus 1, peneliti dapat mengungkapkan perubahan-perubahan
yang terjadi pada peserta didik sebagai berikut,
walaupun belum mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan peneliti, tetapi sebagian peserta didik sudah
lebih meningkat hasil belajarnya dalam mengikuti pelajaran Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti.
Tabel
1
Rekapitulasi Observasi Pembelajaran Siklus 1
No |
Uraian Kegiatan |
Jumlah PD |
Persentase (%) |
1 |
Tidak berbicara ketika
guru menjelaskan |
3 |
100 |
2 |
Tidak mengantuk ketika
mengikuti pelajaran |
3 |
100 |
3 |
Suka dengan media yang digunakan dalam pelajaran |
2 |
67 |
4 |
Berani bertanya |
1 |
33 |
5 |
Aktif menganalisis Alkitab |
2 |
67 |
6 |
Aktif mengerjakan Tugas |
2 |
67 |
7 |
Berani Presentasi |
2 |
67 |
������� Gambar 2. Grafik
Observasi Pembelajaran siklus 1
Nilai Hasil Belajar Peserta Didik Siklus 1
No |
Nama Peserta Didik |
Nilai |
1 |
Betuel Yona Awang Renata |
62.5 |
2 |
Putri Kineta Natania |
77.5 |
3 |
Rachel Erjanti |
67.5 |
Dari tabel 2 dapat diketahui hasil belajar peserta
didik pada siklus 1 masih di bawah indikator keberhasilan. Karena belum semua peserta
didik mencapai nilai sama dengan
atau di atas 75. Apabila dipersentasi baru 33% peserta didik yang mendapatkan nilai di atas 75. d)Refleksi.
Dari
hasil rekapitulasi dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
peserta didik dalam pembelajaran Pendidikan
Agama Kristen dan Budi Pekerti pada siklus 1 masih belum sesuai dengan
indikator pencapaian yaitu hanya 33% peserta didik yang hasil belajarnya mencapai nilai di atas 75.
Setelah siklus 1 dilaksanakan ada beberapa kendala
yang dihadapi selama proses
pembelajaran yaitu: Sebagian
peserta didik yang belum terbiasa dengan metode Discovery
Learning; Ada peserta didik
yang masih malu-malu untuk bertanya; Ada peserta didik yang masih belum fokus
dalam pembelajaran. Untuk memperbaiki kelemahan dan meningkatkan keberhasilan yang telah dicapai pada siklus pertama, maka pada pelaksanaan siklus kedua dapat
dibuat perencanaan sebagai berikut: Guru memberikan pengarahan yang jelas sebelum pembelajaran
dan selama proses pembelajaran,
Guru mengarahkan kepada peserta didik untuk
lebih cermat dalam membaca dan memahami serta menemukan makna yang terjandung dalam Alkitab, Guru memberikan motivasi kepada peserta didik untuk
lebih aktif dalam pembelajaran dengan cara memberikan
penghargaan atau pujian terhadap peserta didik yang presentasi.
Diskripsi Hasil Penelitian
Siklusi 2
Peneliti akan menguraikan deskripsi hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dalam tahapan siklus-siklus
pembelajaran yang dilakukan
sebagai berikut: Perencanaan, dalam perencanaan guru: Melakukan
analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada peserta didik dalam pembelajaran;
Membuat rencana pembelajaran dengan mengacu pada tindakan yang diterapkan dalam PTK; Membuat lembar pengamatan keaktifan peserta didik; Membuat lembar observasi proses pembelajaran
oleh guru; Membuat lembar kerja peserta didik;
Menyusun alat evaluasi pembelajaran. Pelaksanaan
Tindakan; Guru menjelaskan rencana
kegiatan hari itu dan menjelaskan pengertian dari metode Discovery Learning; Guru mengajak
peserta didik untuk membaca Alkitab
dari Matius 18: 22-35; Guru memberikan
penugasan kepada peserta didik untuk
menuliskan hasil pengamatan dan menemukan jawaban berdasarkan ayat Akitab; Guru membagikan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD); Secara bergiliran peserta didik mempresentasikan hasil temuan atau
analisis ayat Alkitab di depan kelas, Peserta didik memberikan tanggapan terhadap peserta didik yang sudah mempresentasikan jawaban; Guru memberikan tanggapan atau penguatan atas kesimpulan yang telah disampaikan oleh masing-masing peserta
didik. Pengamatan
(observation). Berdasarkan data pengamatan (observasi) setelah diberikan tindakan pada siklus 2, peneliti dapat mengungkapkan perubahan-perubahan
yang terjadi pada peserta didik. Sebagian besar peserta didik sudah
lebih termotivasi dalam mengikuti pelajaran Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti sehingga hasil belajarnya meningkat. Berikut ini akan ditampilkan
hasil pengamatan tentang hasil belajar
peserta didik dalam mengikuti pelajaran Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti.
Tabel
3
Rekapitulasi Observasi Pembelajaran Siklus 2
No |
Uraian Kegiatan |
Jumlah PD |
Persentase (%) |
1 |
Tidak berbicara ketika
guru menjelaskan |
3 |
100 |
2 |
Tidak mengantuk ketika
mengikuti pelajaran |
3 |
100 |
3 |
Suka dengan media yang digunakan dalam pelajaran |
3 |
100 |
4 |
Berani bertanya |
1 |
67 |
5 |
Aktif menganalisis Alkitab |
2 |
100 |
6 |
Aktif mengerjakan Tugas |
2 |
100 |
7 |
Berani Presentasi |
2 |
100 |
Gambar 2. Grafik Observasi Pembelajaran Siklus 2
Tabel
4.
Nilai Hasil Belajar Peserta Didik Siklus 2
No |
Nama Peserta Didik |
Nilai |
1 |
Betuel Yona Awang Renata |
77.5 |
2 |
Putri Kineta Natania |
90 |
3 |
Rachel Erjanti |
77.5 |
Dari tabel tersebut
di atas dapat diketahui hasil belajar peserta didik pada siklus 2 semua peserta didik
mencapai nilai sama dengan atau
di atas 75. Apabila dipersentasi 100% peserta didik yang mendapatkan nilai di atas 75.
Perbandingan Hasil Penelitian
Siklus 1 dan Siklus 2
Hasil
Belajar
Tabel
5
Perbandingan Hasil Belajar
Peserta Didik Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2
No |
Nama
Peserta Didik |
Nilai
Pra Siklus |
Nilai
Siklus 1 |
Nilai Siklus 2 |
1 |
Betuel Yona Awang Renata |
50 |
62.5 |
77.5 |
2 |
Putri Kineta Natania |
75 |
77.5 |
90 |
3 |
Rachel Erjanti |
52.5 |
67.5 |
77.5 |
|
Rata-Rata |
59.1 |
69.1 |
81.7 |
Gambar 3. Grafik Perbandingan Hasil Belajar
Gambar 4. Grafik Rata-Rata
Nilai Hasil Belajar
Berdasarkan grafik 4 dapat dilihat bahwa rata-rata nilai hasil belajar
peserta didik dari pra siklus
ke siklus 1 meningkat sebesar 10, dari siklus 1 ke
siklus 2 meningkat sebesar 12.6 sedangkan dari pra siklus
ke siklus 2 meningkat sebesar 22.6. ini menunjukkan bahwa nilai hasil
belajar peserta didik pada siklus ke 2 sudah semuanya
mendapatkan nilai di atas indikator keberhasilan yang ditentukan.
Kesimpulan
����������� Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang telah dilakukan oleh peneliti, maka dapat disimpulkan
bahwa metode Pembelajaran dengan Discovery
Learning dapat meningkatkan
motivasi peserta didik dalam mengikuti
pelajaran Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti dengan materi Indahnya Mengampuni, di kelas VIIIA yang berjumlah 3 orang yaitu 2 perempuan dan 1 laki-laki, pada
semester Genap tahun 2022 di SMP Negeri 2 Panggang, Gunungkidul Yogyakarta.
Pada siklus 1 rata-rata nilai
hasil belajar peserta didik dari
pra siklus ke siklus 1 meningkat
sebesar 10, dari siklus 1 ke siklus
2 meningkat sebesar 12.6 sedangkan dari pra siklus ke
siklus 2 meningkat sebesar 22.6. Rata-rata nilai hasil belajar peserta
didik pada siklus 2 sebesar 81.7. Ini berarti semua peserta didik
sudah mencapai nilai di atas 75 sesuai dengan indikator
keberhasilan yang diharapkan.
BIBLIOGRAFI
Alkitab, Lembaga Alkitab Indonesia
Dalyono, M., (2005), Psikologi Pendidikan, Rineka
Cipta, Jakarta.
Gulo,
W., (2002) Strategi Belajar Mengajar Grasindo, Jakarta
Purwanto M. Ngalim. 2007. Pskologi
Pendidikan. Bandung. PT Remaja Rosdakarya
Hisyam Zaini, dkk., (2013), Strategi Pembelajaran
Aktif, CTSD UIN Sunan Kalijaga,
Yogyakarta.
Hamalik, Oemar. (2008). Perencanaan
Berdasarkan Sistem.
Jakarta: PT. Bumi Aksara. 155
Arifin, Zaenal. 2010. Evaluasi
Pembelajaran. Bandung, Alfabeta.
Arikunto, Suharsimi.
2009. Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta.
Jihad, Asep dan Haris, Abdul. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada.
Purwanto.
2010. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sudjana, Nana. 2013. Penilaian
Hasil Proses Belajar Mengajar.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Penelitian
Tindakan Kelas. Bumi Aksara. Jakarta
Jurnal Pendidikan Kimia Undiksha p-ISSN: 2614-1086 and e-ISSN: 2599-3380 Volume 3 Nomor 2 Tahun 2019
Copyright holder: Linawatiningsih, Rahmat Mulyono (2022) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal
Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |