Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398

Vol. 8, No. 10, Oktober 2023

 

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN (PAK) DAN BUDI PEKERTI MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING

 

Linawatiningsih1*, Rahmat Mulyono2

1*Guru Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti SMP N 2 Panggang, Indonesia

2Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa, Indonesia

Email: 1*[email protected], 2[email protected]

 

Abstrak

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh masih rendahnya hasil belajar peserta didik pada pelajaran Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti terutama setelah adanya wabah covid 19 dan guru yang sering menggunakan model ceramah, yang dianggap monoton dan kurang bervariasi Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama Kristen (PAK) dan Budi Pekerti pada peserta didik Kelas VIIIA SMPN 2 Panggang, dengan menggunakan metode Discovery Learning.Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus. Masing-masing siklus terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi langsung dalam pembelajaran dengan alat pengumpulan data menggunakan lembar observasi dan Tes Hasil Belajar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar peserta didik pada pembelajaran dengan menggunakan metode Discovery Learning dalam pembelajaran Pendidikan Agama Kristen dan Budi pekerti di siklus I maupun siklus 2 meningkat. Ini dibuktikan pada rata-rata nilai hasil belajar peserta didik dari pra siklus ke siklus 1 meningkat sebesar 10(59.1 menjadi 69.1), siklus 1 ke siklus 2 meningkat sebesar 12.6 (69.1 menjadi 81.7). Disimpulkan bahwa penggunaan Model Discovery Learning dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Dengan demikian peneliti menyarankan bahwa dalam kegiatan belajar mengajar, guru dapat menjadikan model Discovery Learning sebagai salah satu alternatif dalam pelajaran PAK dan Budi Pekerti atau pun pada pelajaran yang lain sehingga proses pembelajaran semakin menarik dan membuat peserta didik semakin termotivasi untuk belajar dan meningkat hasil belajarnya.

 

Kata Kunci: Pendidikan Agama Kristen, Discovery Learning, Hasil Belajar

 

Abstract

This research is motivated by the low learning outcomes of students in Christian Religious Education and Ethics lessons, especially after the Covid-19 outbreak and teachers who often use lecture models, which are considered monotonous and less varied This research aims to improve learning outcomes of Christian Religious Education (PAK) and Ethics in Class VIIIA students of SMPN 2 Panggang, using the Discovery Learning method.The study was carried out in two cycles. Each cycle consists of stages of planning, execution, observation, and reflection. The data collection technique used is direct observation in learning with data collection tools using observation sheets and Learning Outcomes Tests. The results showed that the learning outcomes of students in learning using the Discovery Learning method in learning Christian Agama Education and Ethics in cycle I and cycle 2 increased. This is evidenced in the average value of learners' learning outcomes from pre-cycle to cycle 1 increased by 10(59.1 to 69.1), cycle 1 to cycle 2 increased by 12.6 (69.1 to 81.7). It was concluded that the use of Model Discovery Learning can improve student learning outcomes.Thus, researchers suggest that in teaching and learning activities, teachers can make the Discovery Learning model as an alternative in PAK and Ethics lessons or in other lessons so that the learning process is more interesting and makes students more motivated to learn and improve learning outcomes.

 

Keywords: Christian Religious Education, Discovery Learning, Learning Outcomes

 

Pendahuluan

Peraturan Pemerintah Nomor 57 tahun 2021 yang mengatur tentang Standar Nasional Pendidikan, menegaskan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. (Presiden, PP No 57 Tahun 2021: 2). Pendidikan adalah hal yang utama untuk membekali setiap orang menjadi manusia Indonesia yang seutuhnya.

Pendidikan berguna bagi siapa saja, baik anak-anak, remaja, pemuda, maupun orang dewasa. Pendidikan bagi anak sangat penting, mengingat anak adalah generasi penerus bangsa. Dengan Pendidikan anak akan mempunyai bekal dalam menghadapi era globalisasi yang semakin canggih. Era globalisasi atau era abad 21 menuntut agar setiap manusia mempunyai pengetahuan dan ketrampilan yang mendunia. Maksudnya adalah, setiap manusia harus mampu untuk mengikuti pesatnya era globalisasi dengan pengetahuan dan ketrampilan yang dimilikinya. Oleh karena itu manusia perlu belajar agar mempunyai ketrampilan dan pengetahuan yang bersifat Global. Pengetahuan dan ketrampilan itu hanya bisa didapat melalui Pendidikan yang kita peroleh melalui Pendidikan formal maupun Pendidikan non formal.

Era globalisasi yang semakin mendunia, membuat segala sesuatu bisa kita lakukan asalkan kita mempunyai pengetahuan dan ketrampilan yang mampu untuk mengikuti perkembangan zaman. Di Era globalisasi ini, segala sesuatu sudah canggih. Adanya media komunikasi dan IPTEK membuat siapa saja bisa mengakses segala macam yang mereka kehendaki. Tetapi walaupun demikian kita juga harus berhati-hati dalam menggunakan teknologi yang semakin canggih. Perlu bertindak bijak dalam menggunakannya.

Penggunaan IPTEK dan alat digital yang tidak bertanggung jawab bisa mempengaruhi anak-anak, remaja atau orang dewasa dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai suatu contoh, sekarang banyak anak-anak usia dini yang sudah bisa atau mahir dalam menggunakan alat digital atau IPTEK. Anak-anak sudah mampu mencari film atau apa saja yang mereka inginkan melalui Youtube atau internet. Bahkan anak-anak sekarang sudah tidak asing lagi dengan HP. Sejak dini mereka sudah bisa mengoperasionalkan HP. Anak remaja yang tidak lain adalah mereka yang merupakan transisi dari anak-anak ke dewasa, pasti ingin mengetahui segala sesuatu yang dianggap trend atau up to date.

Untuk memenuhi kebutuhan akan alat digital, terkadang mereka memaksa orangtua untuk membelikan HP. Mereka tidak peduli apakah orang tua memiliki uang atau tidak. Ada yang menjadi senjata mereka supaya mendapatkan apa yang diinginkannya. Contoh, anak tidak mau sekolah apabila tidak dibelikan HP. Hal ini yang menjadikan keprihatinan kita sebagai orang tua atau guru karena keinginan anak yang selalu memaksakan kehendaknya. Dengan adanya HP membuat mereka lupa, bahwa mereka juga mempunyai kewajiban untuk belajar, sehingga menyebabkan hasil belajar rendah.

Arikunto dalam bukunyaProsedur Penelitian dalam Pendekatan Praktik (2009: 133) memaparkan, �Hasil belajar adalah hasil akhir setelah mengalami proses belajar, perubahan itu tampak dalam perbuatan yang dapat diamati, dan dapat diukur�.  Hampir sependapat dengan Sudjana (2013: 22) yang mengatakan, �Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya�. Jadi dapat dimengerti bahawa hasil belajar adalah hasil akhir dari pembelajaran setelah mengalami berbagai macam proses pembelajaran yang dapat diamati dan diukur setelah peserta didik menerima pengalaman belajar di kelas.

Untuk mencapai hasil belajar yang maksimal tentunya membutuhkan berbagai macam model pembelajaran. Salah satunya adalah model pembelajaran Discovery Learning. Discovery Learning adalah memahami konsep, arti, dan hubungan melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulanDiscovery terjadi bila individu terlibat terutama dalam penggunaan proses mentalnya untuk menemukan beberapa konsep dan prinsip

Discovery dilakukan melalui observasi, klasifikasi, pengukuran, prediksi, penentuan, dan inferensi. Ada pun langkah kerja model pembelajaran Discovery Learning: Pemberian rangsangan (stimulation), Pernyataan/Identifikasi masalah (problem statement), Pengumpulan data (data collection), Pengolahan data (data processing), Pembuktian (verification), Menarik simpulan/generalisasi (generalization).

Penelitian dengan Discovery Learning sudah terlebih dahulu dilakukan oleh Made Gautama Jayadiningrat, Kadek Agus Apriawan Putra, Putu Septian Eka Adistha Putra, hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa Penerapan model pembelajaran discovery learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran kimia kelas X MIPA 2 SMA Negeri 3 Singaraja semester ganjil tahun pelajaran 2018/2019.

Sebagai pendidik, guru harus mampu mencari strategi yang baik agar hasil peserta didik dalam mengikuti pelajaran lebih meningkat hasil belajarnya.Guru sebagai salah satu komponen dalam proses belajar mengajar merupakan pemegang peran yang sangat penting, sebagai ujung tombak berhasil tidaknya proses pembelajaran di kelas. Guru tidak hanya sekedar menstranfer materi pelajaran saja, tetapi juga sebagai fasilitator agar peserta didik mampu untuk belajar secara mandiri di bawah bimbingan guru.

Realita rendahnya hasil belajar juga ada pada peserta didik kelas VIII A di SMP Negeri 2 Panggang, Ada di antara peserta didik yang tidak berkonsentrasi dalam mengikuti pelajaran, motivasi untuk mengikuti pelajaran kurang optimal. Mereka cenderung pasif dalam mengikuti pelajaran. Selain itu kesibukan peserta didik dalam membantu orang tua juga menjadi faktor rendahnya motivasi belajar peserta didik, dengan demikian menyebabkan hasil belajar juga rendah. Faktor dari guru juga turut mempengaruhi rendahnya hasil belajar peserta didik. Salah satunya guru yang sering menggunakan model pembelajaran ceramah, yang dianggap monoton dan kurang bervariasi dalam menggunakan modelpembelajaran.

Dengan demikian peneliti merasa tertarik untuk meneliti rendahnya hasil belajar peserta didik kelas VIIIA di SMP Negeri 2 Panggang. Peneliti mencoba menerapkan salah satu model pembelajaran Discovery Learning untuk mengetahui apakah dengan model pembelajaran Discovery Learning ini bisa meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam mengikuti pembelajaran Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti, sehingga judul yang akan dirumuskan dalam penelitian ini adalah Peningkatan Hasil Belajar Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti melalui Model Discovery Learning.

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut: Apakah melalui Model Discovery Learning dapat meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti pada Peserta Didik Kelas VIII A di SMP Negeri 2 Panggang tahun 2023? Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti pada Peserta Didik Kelas VII A di SMP Negeri 2 Panggang Tahun 2023.

Manfaat penelitian ini adalah, Bagi Guru, untuk memberikan informasi tentang model pembelajaran yang sesuai untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik. Bagi Peserta Didik, Meningkatkan motivasi belajar peserta didik dalam mengikuti pelajaran Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti. Bagi Sekolah, memberikan masukan sebagai pedoman untuk mengambil kebijakan di sekolah tersebut.

 

Metode Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 2 Panggang Kapanewon Panggang Kabupaten Gunungkidul Propinsi D.I Yogyakarta dalam jangka waktu kurang lebih 4 bulan, yaitu Juli 2022 sampai dengan Oktober 2022. Subjek dalam penelitian adalah peserta didik kelas VIIIA yang terdiri dari 3orang, yaitu 2 orang perempuan dan 1 orang laki-laki. Fokus dalam penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran Discovery Learning dalam pembelajaran Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti.

Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan 2 siklus. Setiap siklusnya selalu ada perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pemantauan dan evaluasi, dan refleksi. Teknik pengambilan data yang dikumpulkan melalui observasi, dan tes hasil belajar. Sedangkan teknik analisa data dengan cara deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Gambaran penelitian tindakan itu sebagai berikut.

 

 

 

Belum menggunakan Discovery Learning

Hasil belajar peserta didik masih rendah

Sebelum tindakan

Siklus I dan

Siklus II

Tindakan perbaikan

Terjadi peningkatan Motivasi belajar dalam Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti

Setelah tindakan

Gambar Siklus PTK

 

Guru Menggunakan pembelajaran dengan metode Discovery Learning

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Gambar 1. Kerangka Berpikir

 

Hasil Penelitan dan Pembahasan

Hasil Penelitian

Siklus I dilaksanakan selama 2 kali tatap muka yaitu tanggal 29 Juli 2022 dan tanggal 5 Agustus 2022. Penelitian Tindakan kelas ini dilaksankan melalui 4 (empat) tahapan kegiatan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.

A.      Diskripsi Hasil Penelitian Siklus 1

Peneliti akan menguraikan deskripsi hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dalam tahapan siklus-siklus pembelajaran yang dilakukan sebagai berikut: a) Perencanaan, pada perencanaan yang dilakukan adalah, melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada peserta didik dalam pembelajaran; membuat rencana pembelajaran dengan mengacu pada tindakan yang diterapkan dalam PTK; membuat lembar pengamatan keaktifan peserta didik; membuat lembar observasi proses pembelajaran oleh guru; membuat lembar kerja peserta didik; menyusun alat evaluasi pembelajaran. b) Pelaksanaan Tindakan: Guru menjelaskan rencana kegiatan hari itu dan menjelaskan pengertian dari metode Discovery Learning; Guru mengajak peserta didik untuk membaca Alkitab dari Matius 18: 22-35; Guru memberikan penugasan kepada peserta didik untuk menuliskan hasil pengamatan dan menemukan jawaban berdasarkan ayat Akitab; Guru membagikan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD); Secara bergiliran peserta didik mempresentasikan hasil temuan atau analisis ayat Alkitab di depan kelas; Peserta didik memberikan tanggapan terhadap peserta didik yang sudah mempresentasikan jawaban; Guru memberikan tanggapan atau penguatan atas kesimpulan yang telah disampaikan oleh masing-masing peserta didik. c) Pengamatan (observation). Berdasarkan data pengamatan (observasi) setelah diberikan tindakan pada siklus 1, peneliti dapat mengungkapkan perubahan-perubahan yang terjadi pada peserta didik sebagai berikut, walaupun belum mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan peneliti, tetapi sebagian peserta didik sudah lebih meningkat hasil belajarnya dalam mengikuti pelajaran Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti.

 

Tabel 1

Rekapitulasi Observasi Pembelajaran Siklus 1

No

Uraian Kegiatan

Jumlah

PD

Persentase

(%)

1

Tidak berbicara ketika guru menjelaskan

3

100

2

Tidak mengantuk ketika mengikuti pelajaran

3

100

3

Suka dengan media yang digunakan dalam pelajaran

2

67

4

Berani bertanya

1

33

5

Aktif menganalisis Alkitab

2

67

6

Aktif mengerjakan Tugas

2

67

7

Berani Presentasi

2

67

 

 

������� Gambar 2. Grafik Observasi Pembelajaran siklus 1

 

 

 

 

 

 

Tabel 2

Nilai Hasil Belajar Peserta Didik Siklus 1

No

Nama Peserta Didik

Nilai

1

Betuel Yona Awang Renata

62.5

2

Putri Kineta Natania

77.5

3

Rachel Erjanti

67.5

 

Dari tabel 2 dapat diketahui hasil belajar peserta didik pada siklus 1 masih di bawah indikator keberhasilan. Karena belum semua peserta didik mencapai nilai sama dengan atau di atas 75. Apabila dipersentasi baru 33% peserta didik yang mendapatkan nilai di atas 75. d)Refleksi. Dari hasil rekapitulasi dapat disimpulkan bahwa hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti pada siklus 1 masih belum sesuai dengan indikator pencapaian yaitu hanya 33% peserta didik yang hasil belajarnya mencapai nilai di atas 75.

Setelah siklus 1 dilaksanakan ada beberapa kendala yang dihadapi selama proses pembelajaran yaitu: Sebagian peserta didik yang belum terbiasa dengan metode Discovery Learning; Ada peserta didik yang masih malu-malu untuk bertanya; Ada peserta didik yang masih belum fokus dalam pembelajaran. Untuk memperbaiki kelemahan dan meningkatkan keberhasilan yang telah dicapai pada siklus pertama, maka pada pelaksanaan siklus kedua dapat dibuat perencanaan sebagai berikut: Guru memberikan pengarahan yang jelas sebelum pembelajaran dan selama proses pembelajaran, Guru mengarahkan kepada peserta didik untuk lebih cermat dalam membaca dan memahami serta menemukan makna yang terjandung dalam Alkitab, Guru memberikan motivasi kepada peserta didik untuk lebih aktif dalam pembelajaran dengan cara memberikan penghargaan atau pujian terhadap peserta didik yang presentasi.

 

Diskripsi Hasil Penelitian Siklusi 2

Peneliti akan menguraikan deskripsi hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dalam tahapan siklus-siklus pembelajaran yang dilakukan sebagai berikut: Perencanaan, dalam perencanaan guru: Melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada peserta didik dalam pembelajaran; Membuat rencana pembelajaran dengan mengacu pada tindakan yang diterapkan dalam PTK; Membuat lembar pengamatan keaktifan peserta didik; Membuat lembar observasi proses pembelajaran oleh guru; Membuat lembar kerja peserta didik; Menyusun alat evaluasi pembelajaran. Pelaksanaan Tindakan; Guru menjelaskan rencana kegiatan hari itu dan menjelaskan pengertian dari metode Discovery Learning; Guru mengajak peserta didik untuk membaca Alkitab dari Matius 18: 22-35; Guru memberikan penugasan kepada peserta didik untuk menuliskan hasil pengamatan dan menemukan jawaban berdasarkan ayat Akitab; Guru membagikan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD); Secara bergiliran peserta didik mempresentasikan hasil temuan atau analisis ayat Alkitab di depan kelas, Peserta didik memberikan tanggapan terhadap peserta didik yang sudah mempresentasikan jawaban; Guru memberikan tanggapan atau penguatan atas kesimpulan yang telah disampaikan oleh masing-masing peserta didik. Pengamatan (observation). Berdasarkan data pengamatan (observasi) setelah diberikan tindakan pada siklus 2, peneliti dapat mengungkapkan perubahan-perubahan yang terjadi pada peserta didik. Sebagian besar peserta didik sudah lebih termotivasi dalam mengikuti pelajaran Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti sehingga hasil belajarnya meningkat. Berikut ini akan ditampilkan hasil pengamatan tentang hasil belajar peserta didik dalam mengikuti pelajaran Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti.

 

Tabel 3

Rekapitulasi Observasi Pembelajaran Siklus 2

No

Uraian Kegiatan

Jumlah

PD

Persentase

(%)

1

Tidak berbicara ketika guru menjelaskan

3

100

2

Tidak mengantuk ketika mengikuti pelajaran

3

100

3

Suka dengan media yang digunakan dalam pelajaran

3

100

4

Berani bertanya

1

67

5

Aktif menganalisis Alkitab

2

100

6

Aktif mengerjakan Tugas

2

100

7

Berani Presentasi

2

100

 

Gambar 2. Grafik Observasi Pembelajaran Siklus 2

 

Tabel 4.

Nilai Hasil Belajar Peserta Didik Siklus 2

No

Nama Peserta Didik

Nilai

1

Betuel Yona Awang Renata

77.5

2

Putri Kineta Natania

90

3

Rachel Erjanti

77.5

 

Dari tabel tersebut di atas dapat diketahui hasil belajar peserta didik pada siklus 2 semua peserta didik mencapai nilai sama dengan atau di atas 75. Apabila dipersentasi 100% peserta didik yang mendapatkan nilai di atas 75.

 

Perbandingan Hasil Penelitian Siklus 1 dan Siklus 2

Hasil Belajar

 

Tabel 5

Perbandingan Hasil Belajar Peserta Didik Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2

No

Nama Peserta Didik

Nilai Pra Siklus

Nilai Siklus 1

Nilai Siklus 2

1

Betuel Yona Awang Renata

50

62.5

77.5

2

Putri Kineta Natania

75

77.5

90

3

Rachel Erjanti

52.5

67.5

77.5

 

Rata-Rata

59.1

69.1

81.7

 

Gambar 3. Grafik Perbandingan Hasil Belajar

Gambar 4. Grafik Rata-Rata Nilai Hasil Belajar

 

Berdasarkan grafik 4 dapat dilihat bahwa rata-rata nilai hasil belajar peserta didik dari pra siklus ke siklus 1 meningkat sebesar 10, dari siklus 1 ke siklus 2 meningkat sebesar 12.6 sedangkan dari pra siklus ke siklus 2 meningkat sebesar 22.6. ini menunjukkan bahwa nilai hasil belajar peserta didik pada siklus ke 2 sudah semuanya mendapatkan nilai di atas indikator keberhasilan yang ditentukan.

 

Kesimpulan

����������� Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang telah dilakukan oleh peneliti, maka dapat disimpulkan bahwa metode Pembelajaran dengan Discovery Learning dapat meningkatkan motivasi peserta didik dalam mengikuti pelajaran Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti dengan materi Indahnya Mengampuni, di kelas VIIIA yang berjumlah 3 orang yaitu 2 perempuan dan 1 laki-laki, pada semester Genap tahun 2022 di SMP Negeri 2 Panggang, Gunungkidul Yogyakarta. Pada siklus 1 rata-rata nilai hasil belajar peserta didik dari pra siklus ke siklus 1 meningkat sebesar 10, dari siklus 1 ke siklus 2 meningkat sebesar 12.6 sedangkan dari pra siklus ke siklus 2 meningkat sebesar 22.6. Rata-rata nilai hasil belajar peserta didik pada siklus 2 sebesar 81.7. Ini berarti semua peserta didik sudah mencapai nilai di atas 75 sesuai dengan indikator keberhasilan yang diharapkan.

 

BIBLIOGRAFI

 

Alkitab, Lembaga Alkitab Indonesia

 

Dalyono, M., (2005), Psikologi Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta.

 

Gulo, W., (2002) Strategi Belajar Mengajar Grasindo, Jakarta

 

Purwanto M. Ngalim. 2007. Pskologi Pendidikan. Bandung. PT Remaja Rosdakarya

 

Hisyam Zaini, dkk., (2013), Strategi Pembelajaran Aktif, CTSD UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta.

 

Hamalik, Oemar. (2008). Perencanaan Berdasarkan Sistem. Jakarta: PT. Bumi Aksara. 155

 

Arifin, Zaenal. 2010. Evaluasi Pembelajaran. Bandung, Alfabeta.

 

Arikunto, Suharsimi. 2009. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

 

Jihad, Asep dan Haris, Abdul. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

 

Purwanto. 2010. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

 

Sudjana, Nana. 2013. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

 

Arikunto, Suharsimi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara. Jakarta

 

Jurnal Pendidikan Kimia Undiksha p-ISSN: 2614-1086 and e-ISSN: 2599-3380 Volume 3 Nomor 2 Tahun 2019

 

Copyright holder:

Linawatiningsih, Rahmat Mulyono (2022)

 

First publication right:

Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia

 

This article is licensed under: