Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN:
2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 8, No. 10, Oktober
2023
PENGARUH KEPUASAN KERJA MOTIVASI KERJA DAN KOMITMEN
ORGANISASI TERHADAP KINERJA PERAWAT DI RS AWAL BROS BEKASI
Winardi Fadilah
Universitas Islam Bandung, Indonesia
E-mail: [email protected]
Abstrak
Optimalisasi rumah sakit membutuhkan pegawai yang mempunyai motivasi kerja dan kepuasan kerja yang baik agar mewujudkan kinerja pegawai yang baik. Kinerja perawat yang menurun dapat disebabkan
dari berbagai aspek, peneliti mencoba untuk meninjau
dari segi kepuasan kerja, motivasi kerja dan komitmen organisasi. Penelitian ini merupakan studi potong lintang, menggunakan uji regresi linier berganda dengan derajat kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukan bahwa kepuasan kerja, motivasi kerja dan komitmen organisasi mempunyai pengaruh terhadap kinerja secara parsial 2,457 (p=0,015), 4,100(0,00), 4,552(0,00). Sedangkan secara simultan mempunyai nilai F sebesar 48,606(0,00).
Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat
pengaruh antara kepuasan kerja, motivasi kerja, dan komitmen organisasi terhadap kinerja perawat.
Kata Kunci: Kepuasan Kerja, Komitmen Organisasi, Manajemen Sumber Daya Manusia, Motivasi Kerja, Kinerja Perawat.
Abstract
Hospital optimization requires employees who have job
motivation and good job satisfaction in order to realize the performance of
good employees. Decreased nurse performance can be caused by various aspects,
researchers try to review in terms of job satisfaction, work motivation and
organizational commitment. This study is a cross sectional study, using
multiple linear regression test with 95% confidence degree. The results showed
that job satisfaction, work motivation and organizational commitment had an
effect on partial performance 2,457 (p = 0,015), 4,100 (0,00), 4,552 (0,00).
While simultaneously has a value of F of 48.606 (0.00). The conclusion of this
research is there is influence between job satisfaction, work motivation, and
organizational commitment to nurse performance.
Keywords: Human Resource Management, Job Satisfaction, Nurse
Performance, Organizational Commitment, Work Motivation.
Pendahuluan
Pada era sekarang ini salah satu hambatan upaya
rumah sakit dalam memberikan pelayanan medis yang memuaskan saat ini adalah keterbatasan
sumber daya dan fasilitas penunjang terutama teknologi kedokteran yang merupakan poin krusial dalam
tindak penanganan medis. Sementara untuk menghasilkan keduanya dibutuhkan biaya yang cukup besar sehingga beberapa aspek penting dari sumber
daya manusia terabaikan.
Masih banyak manajemen rumah sakit yang kurang memahami pentingnya unsur manajemen kinerja. Ketika sumber daya manusia
dianggap sebagai salah satu aset perusahaan,
maka biaya yang dikeluarkan untuk proses peningkatan mutu kinerja akan menjadi
suatu investasi jangka panjang yang dimiliki.
Begitu pula dengan
tenaga medis dan keperawatan lainnya pun akan menjadi satu
pilar utama bagi rumah sakit yang dapat menunjang keunggulan kompetitif dari rumah sakit
apabila sistem manajemen dan pengembangan sumber daya manusia
di dalamnya dapat dikelola dengan baik, yang meliputi pemenuhan indikator kompetensi yang terstandarisasi, pengembangan keahlian dengan pelatihan-pelatihan dan asuhan keperawatan,� penilaian kinerja yang objektif, pembagian jam kerja yang adil, serta sistem
kompensasi yang dapat memberikan kepuasan kerja dalam rangka
meningkatkan kinerja individu yang berujung pada peningkatan kinerja rumah sakit secara
keseluruhan.
Optimalisasi rumah sakit membutuhkan pegawai yang mempunyai motivasi kerja dan kepuasan kerja yang baik agar mewujudkan kinerja pegawai yang baik. Mangkunegara (2002) menyatakan bahwa kinerja adalah hasil kerja secara
kualitas dan kuantitas yang
dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan
tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
Menurut observasi
peneliti kinerja perawat di Rumah Sakit Awal Bros Bekasi masih
menjadi sorotan, dimana perawat masih melakukan hal-hal yang dianggap menjadi sebuah kesalahan, seperti salah penempelan stiker, tidak menggunakan alat pelindung diri, salah pemberian obat, terlambat datang kerja, ataupun
tidak ikut serta dalam menyukseskan
akreditasi rumah sakit.
Secara parameter kinerja
dapat dinilai dari kualitas kerja
yaitu adanya berbagai keluhan yang masuk terhadap pelayanan medis di RS Awal Bros
yang dipresentasikan dengan
pelayanan yang kurang ramah. Secara aspek
kuantitas pekerjaan peneliti melihat bahwa perawat yang bekerja di RS Awal Bros Bekasi terlihat
mengeluh jika pada suatu waktu jumlah
pasien yang berkunjung
sangat ramai.
Kurangnya tanggung
jawab dalam bekerja juga terlihat oleh peneliti saat bertugas
yaitu kurangnya koordinasi dan tanggung jawab dalam melakukan
handover pasien ketika saat jam kerja berakhir kepada perawat yang bekerja selanjutnya. Kemandirian perawat dalam melakukan
tindakan seperti pemasangan infus yang harus selalu didampingi
oleh supervisi masih tercatat tinggi dalam laporan ruangan
bulanan RS Awal Bros Bekasi.
Kinerja perawat yang menurun dapat disebabkan dari berbagai aspek,
peneliti mencoba untuk meninjau dari segi kepuasan
kerja, motivasi kerja dan komitmen organisasi. Kepuasan kerja mempunyai makna sebagai sikap
yang dipresentasikan seseorang
terhadap pekerjaannya, hal tersebut timbul
melalui penjumlahan yang rumit dari beberapa
unsur pekerjaan yang terpisah satu dengan
yang lain (Robbins 2001). Kepuasan sendiri memiliki faktor yang dapat mempengaruhi, beberapa contoh yang terjadi pada perawat RS Awal Bros diantaranya terdapat ketidakpuasan perawat terhadap gaji yang mereka terima saat ini.
Menurut mereka
gaji yang didapat sangat rendah dibandingkan dengan rumah sakit
lain, hal itu tercermin dari
keluhan perawat yang sering muncul. Mereka mengungkapkan gaji yang didapat tidak sesuai
dengan beban kerja yang diberikan serta waktu kerja
mereka. Hal tersebut apabila dibiarkan maka akan berdampak
pada pekerjaan perawat itu sendiri.
Ketidakpuasan terhadap
pekerjaan berlanjut kepada motivasi perawat dalam bekerja.
Hal tersebut terlihat dari kurangnya keinginan untuk berprestasi untuk mendapatkan pegawai terbaik. Hal ini tentu terefleksikan pada praktek dilapangan yaitu kurangnya kecepat tanggapan terhadap pasien yang baru masuk RS Awal Bros Bekasi. Motivasi kerja adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mereka mau bekerja
sama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya
upayanya untuk mencapai kepuasan (Hasibuan 2003:95).
Kurangnya rasa memiliki
dan kesediaan menerima seluruh peraturan manajemen RS Awal Bros Bekasi, hal
tersebut terlihat dari adanya perawat
yang masih enggan mengikuti pelatihan dalam rangka meningkatkan
kompetensi, datang bekerja yang sering tidak tepat waktu
merupakan suatu bentuk kurangnya komitmen organisasi didalam diri perawat.
Ketepatan waktu bekerja yang kurang baik, terlihat dari angka kehadiran
perawat yang telat datang untuk kerja
mempunyai angka hampir 25%.
Hal ini menjadi sorotan
bagaimana suatu komitmen organisasi ditanamkan pada perawat RS Awal
Bros Bekasi. Menurut Mathis and Jackson (2006) komitmen organisasional adalah tingkat sampai dimana karyawan
yakin dan menerima tujuan organisasional, serta berkeinginan untuk tinggal bersama
organisasi.
Menurut Prawirosentono (1999:27), kinerja dipengaruhi oleh motivasi karyawan yang bekerja dalam suatu
organisasi. Bila karyawan motivasinya rendah, maka hasil kerja
(kinerjanya) juga akan rendah. Keberhasilan suatu kinerja didasarkan
atas efektivitas dan efisiensi, tanggung jawab, disiplin dan inisiatif. Moncrief et al (1997) yang mengungkapkan
bahwa komitmen karyawan terhadap organisasi yang tinggi akan berpengaruh terhadap kinerja karyawan.
Apabila ketiga
aspek terpenuhi dengan baik akan
menghasilkan kinerja yang memuaskan. Berdasarkan pertimbangan dan permasalahan yang
ada di RS Awal Bros Bekasi, peneliti
bertujuan meneliti mengenai kepuasan kerja, motivasi kerja, dan komitmen organisasi terhadap kinerja perawat di RS Awal Bros
Bekasi.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkap
dan menganalisis beberapa aspek kunci terkait
perawat di RS Awal Bros Bekasi. Pertama,
penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat kepuasan kerja perawat di rumah sakit tersebut. Selanjutnya, penelitian ini juga bertujuan untuk memahami faktor-faktor motivasi kerja yang memengaruhi perawat di RS Awal Bros Bekasi, serta
mengeksplorasi tingkat komitmen organisasional mereka.
Selain itu, penelitian ini akan mengukur
kinerja perawat di rumah sakit tersebut,
serta menganalisis sejauh mana kepuasan kerja, motivasi kerja, dan komitmen organisasional berpengaruh terhadap kinerja mereka. Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk
memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang faktor-faktor yang memengaruhi kinerja perawat di RS Awal Bros Bekasi.
Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat yang signifikan bagi berbagai pihak. Pertama-tama, bagi akademisi, penelitian ini diharapkan dapat menjadi kontribusi
berharga dalam peningkatan pengetahuan di bidang Manajemen Sumber Daya Manusia. Selanjutnya, bagi peneliti lainnya, hasil penelitian ini memiliki manfaat
teoritis dengan menyediakan sumbangan berharga dalam pemahaman tentang pengaruh kepuasan kerja dan motivasi terhadap kinerja perawat di RS Awal Bros Bekasi.
Selain itu, secara praktis,
penelitian ini diharapkan dapat menjadi panduan bagi manajemen RS Awal Bros
Bekasi dalam mengembangkan sumber daya manusia
yang berperan kunci dalam kesuksesan rumah sakit, yaitu
perawat. Dengan demikian, penelitian ini memiliki potensi
untuk memberikan dampak positif dalam meningkatkan manajemen sumber daya manusia di lingkungan rumah sakit.
Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksplanatori yang menggunakan metode penelitian deskriptif dan analisis hubungan antara variabel independen dan dependen melalui pengujian hipotesis. Tujuan penelitian ini adalah untuk
menganalisis pengaruh kepuasan kerja, motivasi, dan komitmen organisasi terhadap kinerja perawat di RS Awal Bros
Bekasi.
Lokasi penelitian
ini dilakukan di RS Awal
Bros Bekasi, Kota Bekasi, Provinsi Jawa Barat, dengan periode penelitian mulai dari bulan Juni 2017 hingga Juli 2017. Objek penelitian ini adalah perawat di RS Awal Bros
Bekasi, yang merupakan bagian
dari Rumah Sakit Awal Bros, sebuah
grup rumah sakit besar di Indonesia.
Penelitian ini menggunakan beberapa teknik pengumpulan data, yaitu: 1)�� Kuesioner: Kuesioner dibagikan kepada responden dan terdiri dari empat bagian
yang mencakup kepuasan kerja, motivasi kerja, komitmen organisasi, dan kinerja perawat. 2)����������� Wawancara: Wawancara dilakukan dengan pihak terkait atau
responden untuk mendapatkan pemahaman lebih dalam. 3) Observasi: Pengamatan langsung dilakukan untuk memperoleh gambaran kondisi tempat pelayanan dan proses pelayanan. 4) Dokumentasi: Data sekunder yang berkaitan dengan profil RS Awal Bros, struktur organisasi, deskripsi pekerjaan, dan spesifikasi pekerjaan digunakan untuk melengkapi data penelitian.
Penelitian ini menggunakan teknik sampel simple random sampling dengan
perhitungan besar sampel sebanyak 171 responden.
Dalam uji validitas,
seluruh butir pertanyaan kuesioner telah melewati uji validitas menggunakan rumus korelasi Pearson's Product
Moment, dan hasilnya menunjukkan
bahwa kuesioner tersebut valid. Uji reliabilitas
juga telah dilakukan menggunakan rumus Cronbach Alpha,
dan hasilnya menunjukkan nilai reliabilitas yang tinggi (α = 0,989), menandakan
bahwa kuesioner tersebut reliabel.
Setelah memastikan
validitas dan reliabilitas instrumen, penelitian ini melanjutkan dengan analisis data. Data yang terdistribusi normal telah diuji menggunakan uji normalitas, uji otokorelasi, uji heteroskedastisitas, dan uji multikolinieritas.
Hasil uji menunjukkan bahwa
data memenuhi asumsi-asumsi
dasar dalam analisis regresi.
Analisis hipotesis
dalam penelitian ini menggunakan uji regresi berganda untuk menguji pengaruh
kepuasan kerja, motivasi, dan komitmen organisasi terhadap kinerja perawat. Tingkat signifikansi yang digunakan adalah 5%. Hipotesis yang diuji adalah bahwa
kepuasan kerja memiliki pengaruh terhadap kinerja perawat. Hasil analisis data akan digunakan untuk menguji apakah
hipotesis nol (tidak ada pengaruh)
dapat diterima atau ditolak.
Dengan demikian,
penelitian ini menggunakan metode penelitian eksplanatori dengan pendekatan deskriptif dan analisis regresi berganda untuk menganalisis pengaruh kepuasan kerja, motivasi, dan komitmen organisasi terhadap kinerja perawat di RS Awal Bros Bekasi. Semua
proses penelitian telah memenuhi syarat-syarat dan asumsi-asumsi dasar analisis statistik. Hasil analisis data akan digunakan untuk menguji hipotesis penelitian ini.
Hasil dan Pembahasan
A. Peningkatan
Kepuasan Kerja
Peningkatan kepuasan
kerja perawat bisa menjadi prioritas
utama dalam upaya meningkatkan kinerja dan kualitas pelayanan di RS Awal Bros Bekasi. Beberapa
tindakan yang dapat diambil berdasarkan temuan ini adalah:
1. Pelatihan dan
Pengembangan
Menyediakan pelatihan
dan pengembangan yang lebih
baik untuk perawat, sehingga mereka merasa lebih
kompeten dalam mengeksekusi tugas mereka sesuai dengan
SOP. Ini juga bisa meningkatkan
rasa percaya diri mereka.
2. Evaluasi
Kinerja
Melakukan evaluasi
kinerja secara berkala dan memberikan umpan balik yang konstruktif kepada perawat. Ini dapat membantu mereka merasa diakui dan memiliki peluang untuk pertumbuhan karir.
3. Kesejahteraan
Karyawan
Meninjau tingkat
gaji dan insentif perawat serta memastikan
bahwa kompensasi mereka sejalan dengan beban kerja
yang mereka tanggung.
B. Motivasi Kerja
Untuk meningkatkan
motivasi kerja perawat, RS Awal Bros Bekasi dapat
mempertimbangkan:
1. Mendorong
Karir
Memberikan jalan karir yang jelas dan peluang promosi dapat meningkatkan motivasi perawat. Ini bisa meliputi program pengembangan karir dan pengakuan kinerja yang baik.
2. Tim Kerja
yang Solid
Mendorong pembentukan
tim kerja yang kuat dan meningkatkan kerja sama antar
perawat dapat meningkatkan motivasi kerja dan kolaborasi.
C. Komitmen Organisasi
Meningkatkan komitmen
organisasi perawat dapat menjadi langkah
penting dalam menjaga karyawan tetap terlibat dan loyal. Beberapa saran meliputi:
1. Komunikasi
yang Efektif
Memastikan bahwa komunikasi antara manajemen dan perawat efektif, sehingga mereka merasa didengar
dan termotivasi untuk mendukung visi dan misi organisasi.
2. Program
Pengembangan
Menawarkan program pengembangan
profesional yang dapat membantu perawat merasa bahwa organisasi
peduli terhadap pertumbuhan dan perkembangan mereka.
D. Peningkatan Kinerja Perawat
Dalam hal meningkatkan kinerja perawat, RS Awal Bros
Bekasi dapat mempertimbangkan:
1. Pelatihan
Lanjutan
Menyediakan pelatihan
lanjutan dan pelatihan terus-menerus untuk memastikan bahwa perawat tetap terkini
dengan praktik-praktik terbaru dalam perawatan
kesehatan.
2. Evaluasi dan
Umpan Balik
Terus melakukan evaluasi kinerja dan memberikan umpan balik yang konstruktif kepada perawat. Ini dapat membantu mereka mengidentifikasi area di mana mereka
dapat meningkatkan kinerja mereka.
3. Penghargaan
dan Pengakuan
Memberikan penghargaan
dan pengakuan yang pantas kepada perawat yang telah memberikan kinerja terbaik mereka.
Semua saran ini
harus disesuaikan dengan situasi dan kebutuhan spesifik di RS Awal
Bros Bekasi. Selain itu, penting
untuk melibatkan perawat dalam proses perbaikan dan mendengarkan masukan serta umpan
balik mereka untuk menciptakan perubahan yang positif.
E. Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Perawat
Penelitian membutuhkan
suatu analisis data dan interpretasi yang akan digunakan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian untuk mengungkap fenomena sosial tertentu, sehingga analisis data adalah proses penyerdehanaan data
ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan.
Ho: Tidak terdapat
pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja perawat
Ha: Terdapat
pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja perawat
Penetepan tingkat
signifikansi diperlukan untuk menilai seberapa
besar kesalahan yang dilakukan oleh penelitian. Penelitian ini menggunakan alfa sebesar 5%, yang
berarti peneliti melakukan kemungkinan kesalahan dengan nilai maksimal 0,05 atau penelitian tersebut 95% dapat dipercaya. Penelitian ini akan menggunakan
uji regresi berganda sebagai penguji hipotesis setelah memenuhi syarat � syarat.
Menurut (Gujarati 2006) analisis regresi linier berganda adalah analisis regresi sebagai kajian terhadap hubungan satu variabel yang disebut variabel yang diterangkan dengan satu atau dua variabel
yang menerangkan. Data tersebut
akan menghasilkan rumus persamaan linier yang menjelaskan sebesar besar suatu hubungan
antar variabel.
Pengaruh kepuasan
kerja terhadap kinerja perawat di RS Awal Bros
Bekasi
Y = a + b1x1
Y = 3,181 + 0,220.x1
A= konstanta
B= Koefisien
regresi
X1= Variabel
kepuasan kerja
Tabel
1
Uji
korelasi antara kepuasan kerja dan Kinerja Perawat
Variabel |
Kinerja
Perawat |
r
(p-value) |
|
Kepuasan kerja |
0,532 (0,00) |
Nilai korelasi yang dihasilkan hubungan antara kompensasi dengan kinerja perawat mempunya nilai 0,532, angka tersebut menjelaskan bahwa hubungan yang terjadi adalah kuat menurut
klasifikasi kekuatan hubungan antar variabel. Pada suatu hipotesis akan diterima jika memenuhi
dua syarat yaitu uji signifikansi dan uji T. Pada uji hipotesis
antara variabel kompensasi dan kinerja perawat didapatkan nilai sebagai berikut:
a. Uji signifikansi
p value = 0,034 < 0,05 maka H0 ditolak
b. Uji T
t hitung
= 2,158 > t tabel = 1.65403 maka
H0 ditolak
Tabel
2
Uji
Hipotesis Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Perawat
Variabel Independen |
t-hitung |
t-tabel (df=167) |
p-value |
Kepuasan kerja |
2,457 |
1,65403 |
0,015 |
Berdasarkan hasil
uji t, nilai t-hitung pada variabel kepuasan kerja terhadap Kinerja Perawat adalah 2,457. Apabila merujuk pada nilai t-tabel sebesar
1,65403 maka nilai t hitung terlihat lebih besar, sehingga
Ho ditolak. Hubungan tersebut mempunyai p value
<0,05 maka Ho ditolak. Variabel kepuasan kerja pada uji parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja perawat.
F. Pembahasan Kepuasan kerja Terhadap Kinerja Perawat
Hasil penelitian yang menunjukkan bahwa hipotesis kerja (Ha) diterima. Hal ini membuktikan adanya hubungan antara kepuasan kerja dengan kinerja
perawat. Hal tersebut dapat dipahami karena kepuasan kerja merupakan faktor yang penting bagi perawat untuk
menjalankan tugas � tugas yang menjadi tanggung jawab perawat, tanpa adanya kepuasan kerja, pekerjaan tidak akan dapat
berjalan dengan baik. Terutama dalam hal lingkungan,
relasi dengan teman, insentif, gaji tantangan dan pengembangan diri. Apabila mkepuasan kerja tercapai, maka perawat dapat
bekerja secara maksimal sehingga dapat menghasilkan kinerja yang baik pula.
Dijelaskan oleh Siagian
(2004) mengatakan bahwa faktor yang berperan terhadap kepuasan kerja adalah pekerjaan
yang penuh tantangan, lingkungan kerja yang baik, relasi yang baik. Pekerjaan yang mengandung tantangan yang apabila terselesaikan dengan baik merupakan
salah satu sumber kepuasan kerja
Sebagaimana yang dijelaskan
oleh Siagian (2004) mengatakan
bahwa terdapat paling sedikit empat faktor
yang berperan terhadap kepuasan kerja, dimana salah satu faktor tersebut adalah sistem penghargaan
yang adil mencakup soal pengupahan dan penggajian.
G. Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Perawat
Penelitian membutuhkan
suatu analisis data dan interpretasi yang akan digunakan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian untuk mengungkap fenomena sosial tertentu, sehingga analisis data adalah proses penyerdehanaan data
ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan.
Ho: Tidak terdapat
pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja perawat
Ha: Terdapat
pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja perawat
Penetepan tingkat
signifikansi diperlukan untuk menilai seberapa
besar kesalahan yang dilakukan oleh penelitian. Penelitian ini menggunakan alfa sebesar 5%, yang
berarti peneliti melakukan kemungkinan kesalahan dengan nilai maksimal 0,05 atau penelitian tersebut 95% dapat dipercaya. Penelitian ini akan menggunakan
uji regresi berganda sebagai penguji hipotesis setelah memenuhi syarat � syarat. Menurut (Gujarati 2006) analisis regresi linier berganda adalah analisis regresi sebagai kajian terhadap hubungan satu variabel yang disebut variabel yang diterangkan dengan satu atau dua variabel
yang menerangkan. Data tersebut
akan menghasilkan rumus persamaan linier yang menjelaskan sebesar besar suatu hubungan
antar variabel.
Pengaruh motivasi
kerja terhadap kinerja perawat di RS Awal Bros
Bekasi
Y = a + b2x2
Y = 3,181 + 0,327.x2
A�������� =
konstanta
B�������� =
Koefisien regresi
X2������ = Variabel motivasi
kerja
Tabel
3
Uji
korelasi antara motivasi kerja dan kinerja Perawat
Variabel |
Kinerja
Perawat |
r
(p-value) |
|
Motivasi Kerja |
0,590 (0,00) |
Nilai korelasi yang dihasilkan hubungan antara motivasi kerja dengan kinerja perawat mempunyai nilai 0,590 angka tersebut menjelaskan bahwa hubungan yang terjadi adalah kuat menurut klasifikasi
kekuatan hubungan antar variabel. Pada suatu hipotesis akan diterima jika
memenuhi dua syarat yaitu uji signifikansi dan uji T.
Pada uji hipotesis antara variabel motivasi kerja dan kinerja perawat didapatkan nilai sebagai berikut:
a. Uji signifikansi
p value = 0,000 < 0,05 maka H0 ditolak
b. Uji T
t hitung
= 4,100 > t tabel = 1.65403 maka
H0 ditolak
Tabel
4
Uji
Hipotesis Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Perawat
Variabel Independen |
t-hitung |
t-tabel (df=167) |
p-value |
Motivasi Kerja |
4,100 |
1.65403 |
0,000 |
Berdasarkan hasil
uji t, nilai t-hitung pada variabel motivasi kerja terhadap kinerja perawat adalah 4,100. Apabila merujuk pada nilai t-tabel sebesar 1.65403 maka nilai t hitung
terlihat lebih besar, sehingga Ho ditolak. Hubungan tersebut mempunyai p value
<0,05 maka Ho ditolak.� Variabel motivasi kerja pada uji parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja perawat.
H. Pembahasan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Perawat
Hasil penelitian yang menunjukkan bahwa hipotesis kerja (Ha) diterima. Hal ini membuktikan adanya hubungan antara motivasi kerja dengan kinerja
perawat. Hal tersebut dapat dipahami karena motivasi kerja merupakan faktor yang penting bagi perawat untuk
menjalankan tugas � tugas yang menjadi tanggung jawab perawat, tanpa adanya motivasi kerja, pekerjaan tidak akan dapat
berjalan dengan baik. Apabila motivasi
kerja perawat tinggi, maka perawat
dapat bekerja secara maksimal sehingga dapat menghasilkan kinerja yang baik pula.
Menurut Letham (1981) rendahnya penampilan kerja individu disebabkan rendahnya kemampuan dan keterampilan, kurangnya motivasi, lemahnya instruksi serta kurangnya dukungan pelayanan pelaksanaan organisasi.
I. Pengaruh Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Perawat
Penelitian membutuhkan
suatu analisis data dan interpretasi yang akan digunakan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian untuk mengungkap fenomena sosial tertentu, sehingga analisis data adalah proses penyerdehanaan data
ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan.
Ho: Tidak terdapat
pengaruh komitmen organisasi terhadap kinerja perawat
Ha: Terdapat
pengaruh komitmen organisasi terhadap kinerja perawat
Penetepan tingkat
signifikansi diperlukan untuk menilai seberapa
besar kesalahan yang dilakukan oleh penelitian. Penelitian ini menggunakan alfa sebesar 5%, yang
berarti peneliti melakukan kemungkinan kesalahan dengan nilai maksimal 0,05 atau penelitian tersebut 95% dapat dipercaya. Penelitian ini akan menggunakan
uji regresi berganda sebagai penguji hipotesis setelah memenuhi syarat � syarat.
Menurut (Gujarati 2006) analisis regresi linier berganda adalah analisis regresi sebagai kajian terhadap hubungan satu variabel yang disebut variabel yang diterangkan dengan satu atau dua variabel
yang menerangkan. Data tersebut
akan menghasilkan rumus persamaan linier yang menjelaskan sebesar besar suatu hubungan
antar variabel.
Pengaruh komitmen
organisasi terhadap kinerja perawat di RS Awal Bros
Bekasi
Y = a + b3x3
Y = 3,181 + 0,450.x2
A= konstanta
B= Koefisien
regresi
X3= Variabel
komitmen organisasi
Tabel
5
Uji
korelasi antara komitmen organisasi dan kinerja Perawat
Variabel |
Kinerja
Perawat |
r
(p-value) |
|
Komitmen Organisasi |
0,587 (0,00) |
Nilai korelasi yang dihasilkan hubungan antara komitmen organisasi dengan kinerja perawat mempunyai nilai 0,587 angka tersebut menjelaskan bahwa hubungan yang terjadi adalah sangat kuat menurut klasifikasi
kekuatan hubungan antar variabel. Pada suatu hipotesis akan diterima jika
memenuhi dua syarat yaitu uji signifikansi dan uji T.
Pada uji hipotesis antara variabel motivasi kerja dan kinerja perawat didapatkan nilai sebagai berikut:
a. Uji signifikansi
p value = 0,000 < 0,05 maka H0 ditolak
b. Uji T
t hitung
= 4,552 > t tabel = 1.65403 maka
H0 ditolak
Tabel
6
Uji
Hipotesis Secara Parsial
Variabel Independen |
t-hitung |
t-tabel (df=167) |
p-value |
Komitmen Organisasi |
4,552 |
1.65403 |
0,000 |
Berdasarkan hasil
uji t, nilai t-hitung pada variabel motivasi kerja terhadap kinerja perawat adalah 4,552. Apabila merujuk pada nilai t-tabel sebesar 1.65403 maka nilai t hitung
terlihat lebih besar, sehingga Ho ditolak. Hubungan tersebut mempunyai p value
<0,05 maka Ho ditolak.� Variabel motivasi kerja pada uji parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja perawat.
J. Pembahasan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Perawat
Hasil penelitian menunjukan bahwa hipotesis kerja (Ha) diterima. Hal ini membuktikan adanya hubungan antara kommitmen organiasi denga kinerja perawat. Hal tersebut dapat dipahami karena saat perawat
tersebut berkommitmen untuk organisasinya dalam hal ini
rumah sakit maka yang terjadi adalah dia akan
dengan segenap hati dan tulus akan memberikan segenap kemampuannya untuk rumah sakit
tersebut, hal tersebut akan menciptakan
kinerja perawat yang berkualitas baik.
Sebagaimana dijelaskan
oleh Moncrief et al (1997) yang mengungkapkan bahwa komitmen karyawan terhadap organisasi yang tinggi akan berpengaruh terhadap kinerja karyawan.
K. Pengaruh Kepuasan Kerja, Motivasi Kerja dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Perawat
Penelitian membutuhkan
suatu analisis data dan interpretasi yang akan digunakan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian untuk mengungkap fenomena sosial tertentu, sehingga analisis data adalah proses penyerdehanaan data
ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan.
Ho: Tidak terdapat
pengaruh kepuasan kerja, motivasi kerja dan komitmen organisasi terhadap kinerja perawat
Ha: Terdapat
pengaruh kepuasan kerja, motivasi kerja dan komitmen organisasi terhadap kinerja perawat
Penetepan tingkat
signifikansi diperlukan untuk menilai seberapa
besar kesalahan yang dilakukan oleh penelitian. Penelitian ini menggunakan alfa sebesar 5%, yang
berarti peneliti melakukan kemungkinan kesalahan dengan nilai maksimal 0,05 atau penelitian tersebut 95% dapat dipercaya. Penelitian ini akan menggunakan
uji regresi berganda sebagai penguji hipotesis setelah memenuhi syarat � syarat.
Menurut (Gujarati 2006) analisis regresi linier berganda adalah analisis regresi sebagai kajian terhadap hubungan satu variabel yang disebut variabel yang diterangkan dengan satu atau dua variabel
yang menerangkan. Data tersebut
akan menghasilkan rumus persamaan linier yang menjelaskan sebesar besar suatu hubungan
antar variabel.
Pengaruh kepuasan
kerja, motivasi kerja dan komitmen organisasi terhadap kinerja perawat di RS Awal Bros
Bekasi
Y = a +b1x1 + b2x2 + b3x3
Y = 9,967 + 0,173.x1 + 0,576.x2 +
0,450.x3
A�������� =
Konstanta
B�������� =
Koefisien regresi
X1������ = Variabel Kepuasan
kerja
X2������ = Variabel motivasi
kerja
X3������ = Variabel Komitmen
Organisasi
Tabel
7
Uji
Hipotesis Secara Simultan
Model Regresi |
Nilai R |
Kepuasan Kerja, Motivasi Kerja dan Komitmen Organisasi |
0,466 |
Nilai korelasi yang dihasilkan hubungan antara kepuasan kerja, motivasi kerja dan komitmen organisasi terhadap kinerja perawat mempunyai nilai 0,466 angka tersebut menjelaskan bahwa hubungan yang terjadi adalah moderat menurut klasifikasi kekuatan hubungan antar variabel. Pada suatu hipotesis akan diterima jika memenuhi
dua syarat yaitu uji signifikansi dan uji F. Pada uji hipotesis
antara kompensasi dan variabel disiplin kerja dan kinerja perawat didapatkan nilai sebagai berikut:
a. Uji signifikansi
p value = 0,000 < 0,05 maka H0 ditolak
b. Uji F
F hitung
= 48,606 > F tabel = 2,66 maka
H0 ditolak
Tabel 8
Uji Hipotesis Secara Simultan
Model Regresi |
F-hitung |
F-tabel |
p-value |
Kompensasi dan Disiplin Kerja |
48,606 |
2,66 |
0,000 |
Uji hipotesis secara simultan menunjukan nilai F-hitung > F-tabel maka secara
bersamaan kompensasi dan disiplin kerja mempunyai pengaruh terhadap kinerja perawat. Hubungan tersebut mempunyai p value
<0,05 maka Ho ditolak.� Variabel kepuasan kerja, motivasi kerja dan komitmen organisasi pada uji simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja perawat.
L. Pembahasan Pengaruh Kepuasan Kerja, Motivasi Kerja dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Perawat
Kaitan kepuasan
kerja dengan kinerja karyawan juga dikemukakan oleh Ostroff (1992) ditunjukkan
oleh keadaan perusahaan dimana karyawan yang lebih terpuaskan cenderung lebih efektif daripada perusahaan-perusahaan dengan karyawan yang kurang terpuaskan. Menurut
Prawirosentono (1999), kinerja dipengaruhi
oleh motivasi karyawan yang
bekerja dalam suatu organisasi. Bila karyawan motivasinya rendah, maka hasil
kerja (kinerjanya) juga akan rendah. Keberhasilan
suatu kinerja didasarkan atas efektivitas dan efisiensi, tanggung jawab, disiplin dan inisiatif. Moncrief
et al (1997) yang mengungkapkan bahwa
komitmen karyawan terhadap organisasi yang tinggi akan berpengaruh
terhadap kinerja karyawan. Apabila ketiga aspek terpenuhi
dengan baik akan menghasilkan kinerja yang memuaskan.
Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa secara
umum, kepuasan kerja, motivasi kerja, komitmen organisasi, dan kinerja perawat di RS Awal Bros Bekasi dinilai
berada pada posisi yang baik. Hasil statistik menunjukkan nilai korelasi yang kuat dalam setiap aspek
tersebut. Selain itu, penelitian ini juga menemukan bahwa kepuasan kerja, motivasi kerja, dan komitmen organisasi secara signifikan memengaruhi kinerja perawat di rumah sakit tersebut. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor ini memiliki peran
penting dalam meningkatkan kinerja perawat di RS Awal Bros Bekasi.
BIBLIOGRAPHY
Alex Sobur. 2003. Psikologi Umum. Bandung:Pustaka
Setia
Arikunto, S., 2002. Prosedur Penelitian;
Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta.
As�ad, Moh. 2004. Psikologi Industri.
Penerbit Liberty. Yogyakarta.
Berry
L dan M Houtson. 1993. Psychology at Work. Oxford England : w.m.c. Crow
Comunition Inc
Burton,
James P; Lee, Thomas W; Holtom, Brooks C, 2002, �The Influence of Motivation to
Attend, Ability to Attend, and Organizational Commitment on Different Types of
Absence Behaviors�, Journal of Managerial Issues, Summer, p. 181-197
Dessler,
G. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Prenhalindo.
Ghozali,
2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Yogyakarta: Penerbit
Universitas Dipenogoro.
Grant
K et al. 2001. The Role of Satisfaction With Territory Design on The
Motivation, Attitudes, and Work Outcomes of Salespeople. J Acad Mark Sci. Vol
23
Grifin,
R.W. 2003. Manajemen. Jakarta: Erlangga.
Gujarati,
D., 2006. Dasar - Dasar Ekonometrika, Jakarta: Erlangga.
Fawzi.V.R.A
2005, Performance Appraisal, Rajagrafindo Persada, Jakarta
Hasibuan,
M. 2003. Organisasi dan Motivasi. Dasar Peningkatan Produktivitas. Jakarta:
Bumi Aksara.
Hasibuan.
1996. Organisasi dan Motivasi. Jakarta:Bumi Aksara
Hair,
2010. Multivariate Data analysis: A Global Perspective. 7th Edition, New
Jersey.J.Harrison and RH Klane. 1998. Antecedents to Organizational Commitment
Among Mexican Employee of USA.
Jewell
dan Siegall, (1998). Psikologi Industri Organisasi Modern, Edisi II, Arcan.
Joko
Raharjo. 2002. Pengantar Psikologi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat. 2006.
Luthans
F. 1995. Organizational Behavior. Boston: McGraw-Hill, Inc.
Luthans,
Fred. 2006. Perilaku Organisasi, (Alih Bahasa V .A Yuwono, dkk),Edisi Bahasa
Indonesia, Yogyakarta: ANDI.
Mangkunegara,
A. P. 2002. Evaluasi Kinerja SDM. Refika Aditama. Bandung.
Marini
N.K. 1999. Analisis Kinerja Tenaga Pelaksana Gizi Puskesmas di Propinsi Bali.
Tesis. Yogyakarta UGM
Martinus
Tanja. 2006. Hubungan Motivasi Kerja dengan Kinerja Perawat di Instalasi Rawat
Inap (IRNA) RSUD Ruteng Kabupaten Manggarai. Semarang:FKM UNDIP
Mathis,
Robert L dan John H Jackson, 2006, Human Resource Management, terjemahan, Edisi
Kesepuluh, Jakarta, Salemba Empat.
Mas'ud,
Fuad. 2002. 40 Mitos Manajemen Sumber Daya Manusia : Badan PenerbitUniversitas
Diponegoro, Semarang
McNeese
�Smith, Donna, 1996, �Increasing Employee Productivity, Job Satisfaction, and
Organizational Commitment � Hospital & Health Services Administration, Vol.
41: 2, p. 160-175 Morrison. 1997. How FranchiseJob Satisfaction and Personality
Affects Performance, Organizational Commitment, Franchisor Relation, and Intention
to Remain. J Small Bus Manag.
Morrison,
1997, �How FranchiseJob Satisfaction and Personality Affects Performance,
Organizational Commitment, Franchisor Relation, and Intention to Remain�,
Journal of Small Business Management, July
Nawawi,
Hadari, 2000, Manajemen Sumber Daya Manusia, UGM, Yogyakarta.�
Ostroff,
C. 1992. The Relationship Between Satisfaction Attitudes and Performance on
Organizational Level Analysis. J Appl Psychology. Vol. 77, N:963�74.
Prawirosentono,
Suyadi, 1999, Kebijakan Kinerja Karyawan, BPFE, Yogyakarta.
Robbins,
Stephen P. 2001. Organizational Behavior, Concept, Contriversies, Application.
Eight Edition. New Jersey: Prentice Hall Inc.
Russel
dan Bernadin, 1993. Human Resources Management, Mcgraw Hill. Singapore
Santoso,
2002. SPSS Statistik Parametrik, Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Siagian.
1997. Audit Manajemen. Jakarta:Bumi Aksara
Siti
Partini Suardiman. 1998. Psikologi Pendidikan. Jakarta:Rineka Cipta
Sastrohadiwiryo
Siswanto. 2003. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia. Jakarta:Bumi
Sopiah. (2008). Perilaku Organisasi.
Yogyakarta: Andi.
Sugiyono, 2000. Metode Penelitian Bisnis,
Bandung: CV Alfa Beta
Copyright holder: Winardi Fadilah (2023) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |