�Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 7, No. 09, September 2022
IDENTIFIKASI
BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA PROYEK RUNWAY DAN TAXIWAY BANDARA LOLAK BOLAANG MONGONDOW MENGGUNAKAN METODE HIRARC
Djoni
Hermanus Lalenoh1*, Ariestides K. Torry Dundu2, Lucia. I. R. Lefrandt3
1*,2,3Fakultas Teknik Sipil Universitas
Sam Ratulangi Manado, Indonesia
Email:
1*[email protected],
2[email protected], 3[email protected]
Abstrak
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang merupakan
bagian dari beragam upaya pencegahan kecelakaan kerja yang dapat meningkatkan
produktifitas tenaga kerja dan efisiensi, diterapkan dengan baik di proyek
tersebut apabila menggunakan salah satu pendekatan metode yaitu Hazard
Identification and Risk Assessment Risk Control (HIRARC). Tujuan penelitian
ini mengidentifikasi bahaya, menganalisis risiko keselamatan kerja, dan
mengendalikan risiko pada proyek Runway dan Taxiway bandara Lolak Bolaang
Mongondow, sehingga dapat mengurangi atau menghilangkan kecelakaan di tempat
kerja. Data yang didapat melalui observasi dan wawancara kepada penyedia jasa
dan kontraktor pelaksana konstruksi sebanyak 63 responden. Untuk menentukan
klasifikasi tingkat risiko rendah sedang dan tinggi, maka dilakukanlah analisis
risiko keselamatan kerja dengan mengidentifikasi bahaya dan risiko dari seluruh
item pekerjaan yang didapat melalui hasil observasi dan wawancara, sedangkan
nilai risiko didapat dengan mengalikan kemungkinan terjadinya bahaya dan
tingkat keparahan bilah mana bahaya tersebut hadir. Nilai peluang kemungkinan
terjadinya bahaya dan tingkat keparahan akan dianalisa berpedoman pada
standar Australia/Standars New Zealand (AS/NZS 4360): 2004). Hasil
analisis dengan 69 sub item pekerjaan dengan tingkat risiko tertinggi terletak
pada konstruksi pekerjaan runway sebesar 53% atau 9 risiko dari 17 resiko yang
teridentifikasi, tertinggi ke dua terletak pada pekerjaan PKP-PK sebesar
40% atau 4 risiko dari 40 risiko yang teridentifikasi, tertinggi ketiga
adalah konstruksi perkerasan jalan operasi sebesar 31%. Pengendalian risiko
dilakukan setelah identifikasi dan penilaian risiko selesai, ini merupakan
tahapan terakhir dalam pengelohan data dengan pendekatan metode HIRARC.
Kata
Kunci: Identifikasi bahaya, Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3), Penilaian, Pengendalian, Risiko.
�����������
Abstract
Occupational
Safety and Health (OSH), which is part of various efforts to prevent workplace
accidents that can improve labor productivity and efficiency, is effectively
implemented on the project when using one of the methods known as Hazard
Identification and Risk Assessment Risk Control (HIRARC). The purpose of this
research is to identify hazards, analyze job safety risks, and control risks on
the Lolak Bolaang Mongondow Airport Runway and Taxiway project, in order to
reduce or eliminate accidents in the workplace. Data was collected through
observations and interviews with 63 respondents, including service providers
and construction contractors. To determine the classification of low, medium,
and high-risk levels, a job safety risk analysis was conducted by identifying
hazards and risks from all work items obtained through observations and
interviews, while the risk value was obtained by multiplying the likelihood of
hazards occurring and the severity level of when the hazards are present. The
likelihood and severity level will be analyzed based on the Australian/New
Zealand Standard (AS/NZS 4360:2004). The analysis results showed that out of 69
sub-items of work, the highest risk level was found in runway construction,
accounting for 53% or 9 out of 17 identified risks. The second-highest risk
level was found in PKP-PK work, accounting for 40% or 4 out of 40 identified
risks, and the third-highest was in operational road pavement construction at
31%. Risk control is carried out after the identification and risk assessment
phase is completed, which is the final step in data management using the HIRARC
method.
Keywords:
Hazard Identification, Occupational Safety and Health (K3), Assessment,
Control, Risk.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah bagian dari beragam
upaya pencegahan kecelakaan kerja dengan menciptakan keadaan atau lingkungan
kerja yang bebas polusi, sehat, dan aman, sehingga juga meningkatkan produktivitas
tenaga kerja dan efisiensi (Nasrula, 2018). Kesehatan dan kecelakaan kerja selain menyebabkan adanya korban
jiwa tetapi juga kerugian baik materi bagi banyak pihak dan dapat mengganggu
jalannya produksi, serta menyembabkan kerusakan lingkungan yang juga akan
berdampak pada masyarakat luas. OHSAS 18001 (2007) mendefinisikan K3 (K3) sebagai
�semua situasi dan elemen yang berpotensi mempengaruhi lingkungan kerja pekerja
maupun individu lain (kontraktor, pemasok, tamu, dan pengunjung) di lokasi
kerja� (Hashbuan et al., 2020). Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa upaya dalam menciptakan
keselamatan kerja adalah cara mendasar untuk memperkecil kemungkinan terjadinya
kecelakaan kerja yang menimbulkan kerugian seperti kerusakan, ketidak mampuan,
kematian, cedera, kerugian materi, kerusakan suasana atau lingkungan kerja
secara umum, dan kerusakan mesin atau peralatan.
Identifikasi risiko merupakan komponen dari manajemen risiko (Zhang et al, 2015). Proses memprioritaskan pengendalian atas tingkat risiko
kecelakaan atau kesehatan kerja dikenal sebagai penilaian risiko (Ilbahar et al, 2018). Kelompok seperti aktivitas, tempat, peraturan, fungsi, atau
proses manufaktur mungkin memulai proses identifikasi bahaya. Terdapat beberapa
metode yang dapat berguna untuk mengemukakan risiko bahaya di tempat kerja,
contohnya adalah melalui inspeksi, penyakit dan absensi, P2K3, keluhan pekerja,
informasi tentang data kecelakaan kerja, laporan dari Tim K3, supervisor,
lembar data keselamatan bahan, pengetahuan tentang industry.
Berdasarkan data teknis target SBSN (2022-2023) akan dilakukan
proses pembangunan bandar udara baru Bolaang Mongondow dengan total anggaran
Rp. 324.832.415.000.- Pembangunan Runway: 1.600 m x 30 m dan Taxyway: 149,5 m x
18 m yang dapat didarati ATR-72 (MTOW) dengan nilai kontrak Rp.
92.314.990.000.- adalah salah satu bagian pekerjaan pembangunan bandar udara
baru Bolaang Mongondow (Surat Perjanjian No. PI.107/02/VII/BOI/2022).
Penelitian sebelumnya yang relevan dilakukan oleh Aven (2016) yang menjelaskan bahwa penilaian risiko dan manajemen risiko
ditetapkan sebagai bidang ilmiah dan memberikan kontribusi penting dalam mendukung
pengambilan keputusan dalam praktik. Prinsip dasar, teori dan metode ada dan
sedang berkembang. Makalah ulasan ini telah menempatkan fokusnya pada pekerjaan
dan kemajuan terbaru yang mencakup ide-ide mendasar dan berpikir di mana bidang
risiko didasarkan.
Selanjutnya adalah studi yang sebelumnya dilakukan oleh Rifani et al (2018), berdasarkan analisis, alternatif pengendalian risiko dibuat
untuk meminimalkan kemungkinan kesehatan dan risiko keselamatan dalam membangun
aksesibilitas dan infrastruktur antara lain: mempersiapkan petugas keamanan
untuk melaksanakan tugas pengawalan selama mobilisasi peralatan, menjadwalkan
mobilisasi tersebut serta bahan, kerucut lalu lintas, penghalang jalan, rambu
pemasangan, penghalang keselamatan, serta memberikan APD (Alat Pelindung Diri)
bagi pekerja. Selain itu, mengadakan kegiatan penyuluhan kepada pekerja agar
senantiasa fokus dan berhati-hati selama melakukan pekerjaan atau berkegiatan
di pinggir jalan, di sekitar lubang galian, ataupun perbatasan. Selain itu
juga, mempersiapkan penerangan yang cukup, mempersiapkan fasilitas khusus
tempat parkir untuk kendaraan berat, serta mmepersiapkan petugas keamanan
selama alat berat beroperasi dan juga selama kegiatan bongkar-muat material
dengan menggunakan dump-truck, serta
senantiasa membersihkan material yang mengotori area jalan secara rutin.
Selanjutnya
adalah studi yang telah dilakukan oleh Reiswandana & Armaeni (2020)
menekankan bahwa persentase peringkat risiko tinggi untuk setiap item pekerjaan
adalah sebagai berikut: pekerjaan tanah (20%), pekerjaan struktural (30%),
pekerjaan pondasi (25%), pekerjaan atap (31%), pekerjaan listrik dan pipa
(12%), dan finishing (25%). Sementara itu, terungkap bahwa 25% risiko yang
ditemukan memiliki angka peringkat risiko signifikan, 43% mendapatkan peringkat
risiko yang sedang, dan sisanya 32% dengan peringkat risiko rendah dari total
65 bahaya yang ditemukan pada bagian sub-elemen tugas saat ini.
Pelaksanaan proyek konstruksi merupakan kegiatan yang sering menemui
hambatan karena berbagai pertimbangan risiko. Proyek jalan adalah salah satu
proyek yang sering mengalami tantangan selama fase konstruksi karena biasanya
menampilkan lokasi yang tetap aktif oleh pengemudi lain di jalan. Proyek runway
dan taxiway merupakan proyek yang sering menemui tantangan dalam tahap
pengembangannya dan dapat menimbulkan berbagai konsekuensi. Ini menandakan
bahaya yang signifikan dari keselamatan kerja. Akibatnya, evaluasi risiko
keselamatan kerja diperlukan untuk menetapkan jumlah risiko keselamatan kerja
pada Proyek runway dan taxiway Bandara Lolak Bolaang Mongondow dengan
sistematika metode atau teknik HIRARC (Hazard Identification, Risk Assessment
and Risk Control) di Bandara Lolak Bolaang Mongondow.
����������� Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi bahaya, menganalisis
risiko keselamatan kerja, dan mengendalikan risiko pada proyek runway dan
taxiway bandara Lolak Bolaang Mongondow, sebagai langkah-langkah penting dalam
memastikan pelaksanaan proyek tersebut berjalan dengan aman dan efisien.
Berikut
adalah penelitian � penelitian terdahulu menyangkut Identifikasi bahaya dan
penilaian risiki keselamatan dan Kesehatan kerja (K3) menggunakan metode HIRARC
(Hazard Identification and Risk Assessment Risk Control). Penelitian
mengenai Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) telah dilakukan oleh berbagai
peneliti dengan berbagai metode dan tujuan. Beberapa penelitian, seperti
penelitian oleh Triswadana dan Armani (2022) serta
Sari, Chairi, dan Helin (2020),
menggunakan metode Hazard Identification, Risk Assessment, and Risk Control
(HIRARC) untuk mengevaluasi risiko K3 tetapi kurang dalam mengidentifikasi
bahaya dan mengendalikan risiko yang ada. Sebaliknya, penelitian oleh Hendri
Ponda dan Fadila Fatma (2019) hanya
fokus pada alat pelindung diri (APD) tanpa metode HIRARC.
Terdapat
juga penelitian yang menggunakan metode berbeda seperti Failure Mode and Effect
Analysis (FMEA) oleh Muhamad Rizal dkk. (2022) dan Job Safety Analysis (JSA) oleh Cut Rizky
Artsitelia (2021). Namun, penelitian ini memiliki kekurangan dalam
menganalisis risiko yang lebih kompleks dan sulit diidentifikasi. Selain itu,
beberapa penelitian seperti yang dilakukan oleh Fazri Ramadhan (2015) dan Nyoman Martha Jaya dkk. (2021) berfokus pada manajemen risiko K3 dengan berbagai
metode yang berbeda. Namun, ada potensi untuk meningkatkan analisis risiko
secara kuantitatif.
Sebagian
besar penelitian cenderung berfokus pada identifikasi bahaya, penilaian risiko,
dan pengendalian risiko. Namun, ada kekurangan dalam mengintegrasikan hasil
penelitian dengan implementasi nyata di lapangan. Oleh karena itu, perlu adanya
pengembangan penelitian K3 yang lebih holistik dengan perhatian pada
implementasi pengendalian risiko secara efektif di tempat kerja.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Risiko
keselamatan yang dihadapi oleh karyawan yang terlibat dalam proyek konstruksi
runway dan taxiway di Bandara Lolak Bolaang Mongondow. Pendekatan HIRARC (Hazard Identification Risk Assessment and
Risk Control) diawali oleh identifikasi, penilaian, dan pengendalian
bahaya. Pendekatan ini digunakan untuk memperkirakan tingkat risiko keselamatan
kerja.
Studi ini dilakukan pada November 2022 hingga bulan Agustus 2023 di Bandara
Lolak Bolaang Mongondow.
Koresponden penelitian mewakili individu lain sebagai pihak yang
memahami area topik dan memiliki pengetahuan tentang hal itu. Peran koresponden
dalam adalah sebagai narasumber untuk mempelajari lebih lanjut tentang aspek
yang mempengaruhi perilaku karyawan dan meningkatkan kemungkinan terjadinya
kecelakaan kerja selama proyek runway dan taxiway di Bandara Lolak Bolaang
Mongondow. Teknik pengambilan sampel purposive
sampling digunakan untuk memilih responden untuk penelitian ini, serta
didasarkan pada keputusan yang dibuat peneliti berdasarkan kualitas atau fitur
responden yang diketahui sebelumnya.
Dalam
penelitian ini, sumber data terbagi menjadi dua, yaitu data primer yang
diperoleh melalui survei kepada pekerja, pekerja SHE, dan pekerja maintenance
proyek runway dan taxiway Bandara Lolak Bolaang Mongondow, serta data sekunder
yang berasal dari analisis dokumen HSE, data kecelakaan, SOP proyek, dan tabel
HIRARC Bandara Lolak Bolaang Mongondow. Metode pengumpulan data melibatkan
observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Data yang diperoleh kemudian
diverifikasi dengan uji kredibilitas dan uji dependabilitas melalui triangulasi. Proses pengolahan data
melibatkan perbandingan dengan HIRARC standar perusahaan dan karya tulis
terkait serta analisis risiko dengan menghitung nilai risiko berdasarkan total
efek, eksposur, dan probabilitas. Hasilnya digunakan untuk mengevaluasi risiko
keselamatan kerja dan menentukan apakah perlu tindakan penanganan lebih lanjut.
Bagan Alur Penelitian
Gambar 1.
Alur Penelitian
Sumber: (Data
Primer Diolah, 2023)
A. Pengalaman
Masa Kerja Responden
Pengalaman
masa kerja responden dalam penelitian ini dibagi dalam 3 kelompok yaitu kurang
dari 1 tahun, 1 tahun sampai dengan 5 tahun, dan lebih dari 5 tahun, dan dapat
dilihat pada table berikut ini:
Tabel 1
Pengalaman masa kerja responden
No |
Masa Kerja |
Jumlah Responden |
Presentase (%) |
1 |
< 1
Tahun |
0 |
0 |
2 |
1 � 5
Tahun |
19 |
30,20 |
3 |
>5
Tahun |
44 |
69,80 |
|
Jumlah |
63 |
100 |
Sumber:
(Data Primer Diolah, 2023)
������ Pada table di atas menunjukan bahwa
mayoritas pekerja proyek Bandara Lolak Bolaang Mongondow berpengalaman kerja di
atas 1 tahun seperti pekerja dengan pengalaman 1 � 5 tahun 19 orang dengan
presentase 30,20% dan lebih dari 5 tahun 44 orang dengan presentase 69,80%
dengan penjelasan diagram batang sebagai berikut:
Masa
Kerja Responden
Gambar 2.
Masa Kerja Responden
Sumber:
(Data Primer Diolah, 2023)
Berdasarkan
hasil observasi dan wawancara serta pengamatan dari lapangan dengan mengamati
seluruh pelaksanaan kegiatan kerja yang mungkin menimbulkan bahaya dan risiko
terhadap keselamatan dan Kesehatan kerja, dimulai dari kegiatan rutin maupun
non rutin yang dilakukan di proyek Runway dan Taxiway Bandara Lolak Bolaang
Mongondow.
Pada data pembahasan pekerjaan
konstruksi dengan identifikasi bahaya, risiko, dan sumber bahaya yang terkait.
Setiap pekerjaan memiliki sejumlah bahaya yang mungkin terjadi, risiko yang
terkait, dan sumber bahaya yang mungkin menyebabkan bahaya tersebut. Ini adalah
informasi yang sangat penting dalam manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
di lokasi konstruksi.
Data tersebut digunakan
sebagai dasar untuk mengembangkan prosedur keselamatan, pelatihan, dan
langkah-langkah mitigasi untuk mengurangi risiko potensial yang terkait dengan
setiap pekerjaan konstruksi. Misalnya, tindakan pencegahan seperti penggunaan
alat pelindung diri, pelatihan khusus untuk pekerja, dan perencanaan yang
cermat dapat membantu mengurangi risiko bahaya yang teridentifikasi dalam tabel
tersebut.
Penting untuk terus
memantau dan mengelola bahaya serta risiko di lokasi konstruksi dan memastikan bahwa
semua pekerja tahu cara menghindari bahaya tersebut. Keselamatan di tempat
kerja adalah prioritas utama dalam setiap proyek konstruksi.
B.
Menganalisis Risiko Keselamatan Kerja
������
Setelah semua bahaya dan risiko keselamatan dan Kesehatan kerja (K3)
pada pelaksanaan pekerjaan Runway dan Taxiway sudah teridentifikasi kemudian
akan dilakukan penilaian risiko yang merupakan kegiatan mengevaluasi antara
likelihood dan severity dari masing- masing bahaya kegiatan kerja.
Risk = Kemungkinan (Likelihood) x
Keparahan (Severity)
Likelihood/Peluang adalah kemungkinan dari
suatu bahaya terjadi sedangkan Severity / Akibat adalah Kemungkinan dari bahaya
yang terjadi (Keparahan).
����������� Untuk
mengetahui nilai risiko, maka semua item pekerjaan dalam proyek ini akan
dianalisis berdasarkan peluang kemungkinan terjadinya bahaya dan tingkat
keparahan bilamana bahaya tersebut hadir, dapat dilihat dalam table berikut.
Tabel
2
Peluang
Kemungkinan Terjadinya Bahaya
|
Kemungkinan
/ Peluang |
|
|||
Tingkat Peluang |
Deskripsi |
Peluang Kejadian |
|||
5 |
Hampir pasti (sering terjadi ) |
Setiap Hari |
|||
4 |
Kemungkinan besar (dapat trjadi) |
Satu bulan sekali |
|||
3 |
Kemungkinan (kadand-kadang terjadi) |
Tiga bulan sekali |
|||
2 |
Kemungkinan tidak terjadi (telah terjadi
di suatu tempat) |
Satu tahun sekali |
|||
1 |
Jarang terjadi (bisa terjadi namun
kemungkinannya kecil) |
Sekali dalam waktu 10 tahun ke depan |
|||
Sumber:
(Standards Australia/Standards New Zealand)
|
|||||
Akibat |
|||||
Tingkat Akibat |
Dampak |
Kesehatan dan keselamatan |
Kerugian |
Lingkungan |
|
5 |
Bencana |
Beberapa kematian atau dampak Kesehatan
yang dapat pempengaruhi beberapa orang |
Kerugian material sangat besar
(terjadi bangrut/kolebs) |
Tumpahan sat lebih besar dari 2500 liter
untuk dikontrol karena memerlukan peralatan kusus untuk mengontrol daerah
tersebut |
|
4 |
Parah |
Kecelakaan fatal tunggal / cacat
permanen, misalnya cidera punggung kronis atau kebisingan yang disebabkan
oleh gangguan pendengaran |
Kerugian material lebih besar 5
juta |
Tumpahan zat kurang dari 500 liter
hingga 2499 liter yang berada di daerah yang tidak dapat dikendalikan |
|
3 |
Besar |
Cidera yang dapat dilaporkan keruusakan
Kesehatan permanen mis. Cedera punggung kronis oleh gangguan pendengaran |
Kerugian materil cukup sebesar
lebih kescil Rp. 500.000 s/d 5 juta |
Tumpaan zat kurang dari 500 liter yang
berada di daerah yang tidak dapat dikendalikan |
|
2 |
Kecil |
Cidra yang mengakibatkan hilangnya waktu
kerja / adanya dampak akibat gangguan Kesehatan yang dapat pulih Kembali |
Kerugian material sedang Rp.
100,000 s/d Rp.500.000.- |
Tumpahan zat kurang dari 100 liter yang
berada di daerah yang tidak dapat dikendalikan |
|
1 |
Kecil |
Membutuhkan penanganan medis / dampak
ringan tanpa ada gangguan Kesehatan |
Kerugian material sangat kecil
lebih kecil dari 100. 000 |
Niar mis Hampir tumpah atau tumpahan
kurang dari 50 liter |
|
Tabel
3
Tingkat
Risiko
|
|
|
PELUANG |
|
|
|
A |
|
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
K |
1 |
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
I |
2 |
2 |
4 |
6 |
8 |
10 |
B |
3 |
3 |
6 |
9 |
12 |
15 |
A |
4 |
4 |
8 |
12 |
16 |
20 |
T |
5 |
5 |
10 |
15 |
20 |
25 |
|
|
|
|
|
|
|
Keterangan:
|
Rendah (Low Risk) |
|
Sedang (Moderate Risk) |
|
Tinggi (High risk) |
Sumber: (Standards Australia/Standards
New Zealand (AS/NZS 4360:2004))
Analisis
risiko keselamatan kerja yang berfokus pada penilaian risiko pekerjaan di
berbagai tahap proyek konstruksi. Penilaian risiko ini memiliki beberapa kolom
yang mencakup identifikasi bahaya, risiko, akibat, peluang, dan tingkat risiko
(A x B). Analisis ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi bahaya dan
tingkat risiko keselamatan yang terkait dengan berbagai pekerjaan konstruksi.
Pada
bagian (A) yang mencakup pekerjaan persiapan, beberapa bahaya telah
diidentifikasi, termasuk tertimpa benda dari atas, terjatuh, terjepit, patah
tulang, tergores alat bantu geraji, terpapar panas matahari, dan sakit kepala.
Peluang terjadinya bahaya ini dinilai dari 1 hingga 5, dan tingkat risiko
dihitung sebagai hasil perkalian peluang dengan tingkat risiko, yang kemudian
dikategorikan sebagai Moderate Risk atau High Risk.
Bagian
(B) mencakup pekerjaan tanah, dan risiko yang terkait antara lain pekerja jatuh
ke lubang galian, tertusuk material batu pecah, tersenggol alat berat, dan
sebagainya. Tingkat risiko untuk setiap bahaya ini juga dihitung berdasarkan
peluang dan tingkat risiko, dan beberapa di antaranya dianggap High Risk.
Bagian
(C) berkaitan dengan pekerjaan konstruksi runway, taxiway, dan apron. Risiko
keselamatan seperti terhirup debu material, tersenggol alat pemadat, tertusuk
material batu pecah, dan ditabrak dump truck dinilai dan kategorinya ditentukan
sebagai Moderate Risk atau High Risk.
Pada
bagian (D) dan (E), risiko terkait dengan konstruksi jalan dievaluasi, termasuk
risiko terhadap pekerjaan subbase, base course, lapisan prime coat, lapisan
asphalt beton, dan lain-lain. Terhirup uap asphalt, terpapar panas asphalt,
serta tertabrak dan tersenggol alat berat menjadi bahaya yang diidentifikasi.
Bagian
(F) membahas pekerjaan pagar pengaman sisi udara. Bahaya seperti pekerja jatuh
ke lubang galian, tertusuk material batu pecah, tertimpa benda, terhirup debu,
tergores oleh alat bantu, dan lainnya dievaluasi dalam penilaian risiko
keselamatan kerja.
Dalam
analisis ini, kategori risiko keselamatan kerja dibagi menjadi beberapa
tingkat, seperti Moderate Risk, High Risk, dan Low Risk, berdasarkan hasil
perkalian peluang dan tingkat risiko. Hal ini memungkinkan identifikasi potensi
risiko tertinggi di berbagai tahap pekerjaan konstruksi dan memungkinkan
pengambilan tindakan yang sesuai untuk mengurangi risiko tersebut. Keselamatan
kerja yang baik adalah faktor kunci dalam setiap proyek konstruksi untuk
menjaga kesejahteraan pekerja dan mencegah kecelakaan yang dapat berakibat
fatal.
Dari pembahasan
sebelumnya dapat diketahui terdapat 13 jenis sub bidang pekerjaan, konstruksi
perkerasan runway 1600 x30 m, pekerjaan konstruksi perkerjaan jalan PKP-PK dan
pekerjaan konstruksi perkerasan
jalan operasi memiliki variable risiko dengan peringkat terbanyak seperti yang
dapat di lihat pada gambar di bawah ini:
Gambar 3. Persentasi
Risk Ranting pada Pekerjaan Konstruksi Perkerasan Runway 1600 m x 30 m
Sumber : (Hasil analisis, 2023)
Gambar 4. Presentasi
Risk Ranting pada pekerjaan Konstruksi Perkerasan jalan
PKP-PK
Sumber: (Hasil
analisis, 2023)
Gambar 5. Pekerjaan
Konsrtuksi Perkersan jalan operasi
Sumber: (Hasil
analisis, 2023)
Gambar 6. Persentasi
Risk Ranting seluruh Item Pekerjaan
Sumber : (Hasil
analisis, 2023)
C. Pengendalian
risiko pada proyek runway dan taxiway
����������� Untuk meminimalkan tingkat risiko
pada potensi bahaya yang ada maka dilakukanlah pengendalian risiko dan ini
merupakan tahapan terakhir dalam pengelolaan data dengan metode HIRARC.
Terdapat pengendalian risiko antara lain: (Ramadhan,
2017)
Eliminasi (Menghilangkan pekerjaan yang berbahaya, mesin, alat dan proses),
Subtitusi (Mengganti bahan proses dan operasi alat dari yang berbahaya ketidak
berbahaya), Enginering Control (Memisahkan bahaya dengan pekerja), Warning
System (Memberikan peringatan, tanda, instruksi, lebel akan adanya bahaya),
Administrative Control (Melakukan modifikasi di lingkungan kerja seperti rotasi
kerja, pelatihan, SOP), dan APD yaitu alat Pelindung diri yang dirancang untuk
melindungi diri.
Adapun pengendalian risiko pada proses
pekerjaan runway dan taxiway Bandara Lolak Bolaang Mongondow Penilaian
risiko adalah langkah penting dalam menjalankan pekerjaan konstruksi. Dalam
penilaian risiko ini, berbagai pekerjaan telah diidentifikasi untuk menentukan
bahaya, tingkat risiko, dan langkah-langkah pengendalian yang diperlukan.
Pekerjaan Persiapan
termasuk beberapa bahaya potensial seperti terjatuh, terjepit, atau tertimpa
benda dari atas yang dapat menyebabkan terlukanya anggota badan atau patah
tulang. Untuk mengendalikan risiko, briefing sebelum bekerja, penggunaan APD
seperti sabuk pengaman tubuh, sarung tangan, rompi, helm proyek, dan sepatu
safety sangat penting.
Pekerjaan Papan Nama
Proyek memiliki risiko terluka anggota badan jika tergores alat bantu gerjaji.
Pengendalian risiko mencakup briefing sebelum bekerja dan penggunaan APD
seperti sarung tangan anti gores, rompi, helm proyek, dan sepatu safety.
Pekerjaan Mobilisasi dan
Demobilisasi memiliki risiko tinggi seperti alat terguling saat mobilisasi atau
kecelakaan lalulintas yang dapat menyebabkan kematian dan kerusakan alat.
Pengendalian risiko mencakup briefing sebelum bekerja, pemeriksaan kelayakan
kendaraan, dan pengawalan Polisi lalulintas.
Pekerjaan Pengukuran awal
dan akhir memiliki risiko terjatuh dalam lumpur atau terpapar panas matahari
yang dapat menyebabkan terluka anggota badan atau sakit kepala. Pengendalian
risiko termasuk briefing sebelum bekerja dan penggunaan APD seperti helm
proyek, rompi, dan sepatu safety.
Pekerjaan Tanah seperti
galian tanah dan penimbunan/pemadatan tanah memiliki risiko seperti patah
tulang, tertabrak, atau tertabarak alat berat yang dapat mengganggu pernapasan
atau menyebabkan kematian. Pengendalian risiko mencakup briefing sebelum
bekerja, penggunaan APD, dan pemasangan police line.
Pekerjaan Konstruksi
Runway, Taxiway, dan Apron memiliki risiko terhirup debu, terjepit material,
atau tertabrak alat berat yang dapat menyebabkan gangguan pernapasan, kematian,
atau cacat permanen. Pengendalian risiko mencakup briefing sebelum bekerja,
penggunaan APD, dan menjaga jarak.
Pekerjaan Konsrtuksi
Perkerasan Jalan memiliki risiko terhirup debu atau terjepit oleh alat berat
yang dapat menyebabkan gangguan pernapasan atau kematian. Pengendalian risiko
mencakup briefing sebelum bekerja, penggunaan APD, dan menjaga jarak.
Pekerjaan Marka memiliki
risiko terpapar sinar matahari atau cat yang dapat menyebabkan gangguan sakit
kepala atau gangguan penglihatan. Pengendalian risiko mencakup briefing sebelum
bekerja dan penggunaan APD seperti masker, rompi, kaca mata, helm proyek, dan
sepatu safety.
Pekerjaan Konstruksi
Jalan memiliki berbagai risiko seperti tertusuk material atau tertabrak alat
berat yang dapat menyebabkan terluka anggota badan atau kematian. Pengendalian
risiko mencakup briefing sebelum bekerja, penggunaan APD, dan pemasangan police
line.
Dalam semua pekerjaan,
briefing sebelum bekerja dan penggunaan APD adalah tindakan pengendalian risiko
yang penting untuk memastikan keselamatan pekerjaan konstruksi. Dengan
demikian, langkah-langkah ini harus diterapkan dengan ketat untuk mengurangi
risiko yang terkait dengan setiap pekerjaan.
Identifikasi bahaya pada
proyek runway dan taxiway bandara Lolak Bolaang Mongondow� �berjumlah
149 bahaya� dari 69 item pekerjaan; yang
terdiri dari 8 bahaya pada pekerjaan persiapan, 6 bahaya pada pekerjaan tanah,
17 bahaya pada pekerjaan konstruksi perkerasan runway, 17 bahaya pada pekerjaan
perkerasan taxiway, 17 bahaya pada pekerjaan konstruksi perkerasan apron, 7 bahaya
pada pekerjaan konstruksi resa, 1 bahaya pada pekerjaan marka, 9 bahaya pada
pekerjaan konstruksi perkerasan jalan PKP-KP, 10 bahaya pada pekerjaan
konstruksi perkerasan jalan GSE, 13 bahaya �pada pekerjaan konstruksi perkerasan jalan
operasi, 13 bahaya pada pekerjaan jalan akses, 13 bahaya pada pekerjaan
konstruksi perkerasan utama dan 18 baha pada pekerjaan pagar pengaman sisi
udara.
Dari hasil analisis risiko
keselamatan kerja pada proyek runway dan taxiway bandara Lolak Bolaang
Mongondow disimpulkan bahwa besarnya persentase peringkat dengan risiko tinggi
dari masing � masing item pekerjaan diantaranya adalah pekerjaan persiapan 29%,
pekerjaan tanah� 0%, pekerjaan konstruksi
pekerasan runway 53%, pekerjaan konstruksi perkerasan taxiway 24%, pekerjaan
konstruksi perkerasan apron 24%, pekerjaan konstruksi resa 14%, pekerjaan marka
0%, pekerjaan konstruksi perkerasan jalan PKP-PK 40%, pekerjaan konstruksi
perkerasan jalan GSE 30%, pekerjaan konstruksi perkerasan jalan operasi 31%,
pekerjaan konstruksi perkerasan jalan akses 16%, pekerjaan konstruksi
perkerasan utama 31% dan pekerjaan pagar pengaman sisi udara� 6%. Sedangkan untuk total jumlah risiko yang
teridentifikasi dalam proyek ini sebesar 149 risiko dengan presentasi tingkat
risiko rendah sebesar 18%, tingkat risiko sedang sebesar 57% dan tingkat risiko
tinggi sebesar 25%.
Pengendalian risiko pada
proyek runway dan taxiway bandara Lolak Bolaang Mongondow didapat Setelah
identifikasi bahaya dan penilaian risiko selesai, ini merupakan tahapan� terakhir dalam pengolahan data dengan metode Hazard
Identification and Risk Assesment Risk Control (HIRARC) yang dilakukan
untuk menghilangkan atau meminimalisir kecelakaan pada proyek Rundway dan
Taxiway Bandara Lolak Bolaang Mongondow yaitu; sebelum dimulainya seluruh
kegiatan pekerjaan dilakukan briefing tenaga kerja, menyiapkan petugas keamanan
untuk pengawalan mobilisasi peralatan, memeriksa kelayakan peralatan sebelum
melaksanakan pekerjaan, pemasangan rambu-rambu K3, menyiapkan Alat Pelindung
Diri (APD), memberi police line pada lokasi kegiatan yang berbahaya dan menyiapkan
kusus petugas Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
������������������������������������������������
BIBLIOGRAFI
Aven, T. (2016). Risk assessment and risk management:
Review of recent advances on their foundation. European Journal of Operational Research, 253(1), 1-13.
Avrimilano, R., Simanjuntak, R., & Wardhani, R. P.
(2019). Analisa Kajian Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Dalam Rangka
Meningkatkan Kinerja Pegawai Perusahaan. Mecha Jurnal Teknik Mesin, 2(1),
28-39.
Boruthnaban, A. J., & Handoko, F. (2021). Perbaikan
Kinerja Identifikasi Potensi Bahaya Untuk Mengurangi Risiko Kecelakaan Kerja
Dengan Pendekatan Hazard Identification, Risk Assesment, and Risk Control
(Hirarc) Di PT XYZ. Jurnal Valtech, 4(2), 49-56.
Celik, E., & Gul, M. (2021). Hazard identification,
risk assessment and control for dam construction safety using an integrated BWM
and MARCOS approach under interval type-2 fuzzy sets environment. Automation in Construction, 127, 103699.
De Melo, R. R. S., Costa, D. B., �lvares, J. S., &
Irizarry, J. (2017). Applicability of unmanned aerial system (UAS) for safety
inspection on construction sites. Safety
science, 98, 174-185.
Hasibuan, A., Purba, B., Marzuki, I., Mahyuddin, M.,
Sianturi, E., Armus, R., & Jamaludin, J. (2020). Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Yayasan Kita Menulis.
Ilbahar, E., Karaşan, A., Cebi, S., & Kahraman,
C. (2018). A novel approach to risk assessment for occupational health and
safety using Pythagorean fuzzy AHP & fuzzy inference system. Safety science, 103, 124-136.
Janius, R., Abdan, K., & Zulkaflli, Z. A.
(2017). Development of a disaster
action plan for hospitals in Malaysia pertaining to critical engineering
infrastructure risk analysis. International Journal of Disaster Risk Reduction,
21, 168�175. doi: 10.1016/j.ijdrr.2016.12.002.
Nasrullah, H. (2018). Pembuatan dan Pengujian Media
Pembelajaran K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) Berbasis Android. Automotive Experiences, 1(02), 53-57.
Nur, M. (2020). Analisis Sistem Kesehatan Dan Keselamatan
Kerja Dengan Metode Ecfa Di. PT XYZ. Industrial
Engineering Journal, 9(2).
Nurcahyo, N. (2021). Perlindungan hukum tenaga kerja
berdasarkan peraturan perundang-undangan di Indonesia. Jurnal Cakrawala Hukum, 12(1), 69-78.
Rifani, Y., Mulyani, E., & Pratiwi, R. (2018).
Penerapan K3 Konstruksi Dengan Menggunakan Metode Hirarc Pada Pekerjaan Akses
Jalan Masuk (Studi Kasus: Jl. Prof. Dr. H. Hadari Nawawi). JeLAST: Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang, 5(2).
Sari, K. P., Chairi, M., & Helin, R. P. (2022). Analisis
Risiko K3 Pada Proyek Gedung RSUD Pasaman Barat Dengan Metode Hirarc. JURNAL RIVET, 2(01), 25-31.
Sucipto Cecep Dani. (2014).
Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Yogyakarta: Gosyen Publishing.
Suwardi, & Daryanto. (2018).
Pedoman Praktis K3LH Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup.
Yogyakarta: Penerbit Gava Media.
Tarwaka, PGDip.Sc. M.Erg. (2017).
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Manajemen dan Implementasi K3 di Tempat Kerja,
Harapan Press, Surakarta.
Triswandana, I. W. G. E., & Armaeni, N. K. (2020).
Penilaian Risiko K3 Konstruksi Dengan Metode Hirarc. vol, 4, 2581-2157.
Zhang, S., Sulankivi, K., Kiviniemi, M., Romo, I.,
Eastman, C. M., & Teizer, J. (2015). BIM-based fall hazard identification
and prevention in construction safety planning. Safety science, 72,
31-45.
Copyright holder: Djoni
Hermanus Lalenoh, Ariestides K. Torry Dundu2, Lucia. I. R. Lefrandt (2022) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |