Syntax
Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 8, No. 10, Oktober 2023
PENGARUH KOMPRES HANGAT AIR SERAI DAN JAHE MERAH TERHADAP PENURUNAN
INTENSITAS NYERI ARTHRITIS RHEUMATOID PADA LANSIA
Junelty Almar, Eko Winarto,
Julvainda Eka
Fakultas Keperawatan dan kesehatan, Universitas Karya Husada Semarang
Email: [email protected]
Abstrak
Tujuan: Mengetahui
pengaruh kompres hangat air serai dan jahe merah terhadap penurunan intensitas nyeri arthritis rheumatoid pada lansia.
Metode penelitian desain kuantitaif dengan rancangan penelitian quasi eksperimen melalui design
pre-test post-test with control group dengan melibatkan 111 responden. Hasil Penelitian mayoritas responden berusia 60-69 tahun yaitu sebanyak
69 responden (62%) dan mayoritas
Pendidikan SD yaitu 51 responden
(46%). uji Wilcoxon Pre-Test dan Post-Test kelompok intervensi memiliki nilai P-Value 0.000<0.05, Uji Wilcoxon Pre-Test dan
Post-Test kelompok kontrol dengan nilai P-Value
1.000>0.05, Uji Mann Whitney Post-Test Kelompok Intervensi serai dan jahe merah dengan nilai
P-Value 0.007<0.05, uji mann whitney
pada kelompok intervensi
dan kontrol memiliki nilai P-Value 0.000<0.05. Dari hasil
Uji Wilcoxon didapatkan nilai
P-Value 0.000 pada Pre-Test dan Post-Test. Intervensi
Kompres Serai terkait Bermartabat dan kenyamanan memiliki P-Value 0.014, P-Value untuk
makna dan Kedamaian senilai 1.000, Pre-Test dan Post-Test Kompres
Hangat Jahe Merah untuk nyeri didapatkan P-Value 0.000, bermartabat dan kenyamanan memiliki nilai P-Value 0.000, Makna dan Kedamaian memiliki nilai P-Value 0.317, Uji
Wilcoxon pada Nyeri Pre-Test dan Post-Test kontrol didapatkan P-Value 1,000 dan Uji Mann Whitney pada kelompok Intervensi Pre-Test dan Post-Test
Kompres hangat air serai didapatkan� nilai mean rank 29.11 dan Pre-Test dan Post-Test Kompres jahe merah
didapatkan nilai mean rank
45.89. Kesimpulan: Kompres hangat
air serai dan jahe merah dapat digunakan sebagai terapi komplementer dalam mengatasi masalah nyeri pada lansia dengan Arthritis Rheumatoid.
Kata kunci:
Serai, Jahe Merah, Intensitas Nyeri, Arthritis
Rheumatoid
Abstract
Research
Method: This study utilized a quantitative research design with a
quasi-experimental research design involving 111 respondents in a pre-test
post-test with a control group. Results: The majority of respondents were aged
60-69 years, accounting for 69 respondents (62%), and most had an elementary
school education, with 51 respondents (46%). The Wilcoxon test for the pre-test
and post-test in the intervention group had a P-Value of 0.000<0.05, while
the Wilcoxon test for the pre-test and post-test in the control group had a
P-Value of 1.000>0.05. The Mann-Whitney test for the post-test in the Lemongrass
and Red Ginger Intervention Group had a P-Value of 0.007<0.05, and the
Mann-Whitney test between the intervention and control groups had a P-Value of
0.000<0.05. The Wilcoxon test results showed a P-Value of 0.000 for both the
pre-test and post-test. The Lemongrass Warm Compress Intervention related to
dignity and comfort had a P-Value of 0.014, while the P-Value for meaning and
peace was 1.000. The pre-test and post-test for Red Ginger Warm Compress for
pain had a P-Value of 0.000, dignity and comfort had a P-Value of 0.000, and
meaning and peace had a P-Value of 0.317. The Wilcoxon test for pain in the
pre-test and post-test in the control group had a P-Value of 1.000, and the
Mann-Whitney test for the Lemongrass Warm Compress Intervention pre-test and post-test
resulted in a mean rank of 29.11, while the Red Ginger Warm Compress pre-test
and post-test had a mean rank of 45.89. Conclusion: Warm compresses with
lemongrass and red ginger can be used as complementary therapy in addressing
pain issues in the elderly with rheumatoid arthritis.
Keywords: Lemongrass,
Red Ginger, Intensity Pain, Rheumatoid Arthritis.
Pendahuluan
World Health
Organization (WHO) 2016 mencatat bahwa 335 juta orang di seluruh dunia saat ini
mengalami Arthritis Rheumatoid, dan jumlah akan terus meningkat. Arthritis
Rheumatoid yang sering terjadi di Indonesia pada tahun 2017 prevalensinya
sebesar 91.098%, kemudian 98.679% prevalensinya pada tahun 2018, dan sebanyak
102.995 pada tahun 2019, menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Hal
ini merupakan suatu data bahwa jumlah penderita Arthritis Rheumatoid telah
meningkat setiap tahunnya.
Lansia dianggap
sebagai mereka yang berusia 60 tahun atau lebih. aging process yang sering
disebut juga dengan proses penuaan, akan dialami oleh orang tua pada umumnya
Karena kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi pada bidang medis juga situasi
sosial ekonomi yang memburuk, jumlah lansia lebih banyak dari sebelumnya.
Menurut data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) pada Maret 2022 dan
Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus 2022, dan asal informasi
terkait lainnya, mendapatkan data bahwa 16,09 % penduduk dianggap lanjut usia
atau 10,48 % dari total jumlah penduduk. Hal tersebut memaparkan jika setiap
orang tua yang sangat membutuhan bantuan sekitar 6 orang antara usia 15 dan 59
yang bekerja.
Rasio
ketergantungan lansia menunjukkan berapa banyak orang yang berusia 60 tahun ke
atas dibandingkan dengan mereka yang berusia kerja (15�59). Ada lebih banyak
orang di masa tua mereka daripada di tahun-tahun kerja utama mereka ketika
rasio ketergantungan melebihi 100. Dengan kata lain, satu populasi pekerja usia
yang diberikan orang melahirkan lebih dari satu populasi lansia. Asumsi yang
digunakan untuk menghitung rasio ketergantungan lansia adalah semua penduduk
usia kerja memiliki akses terhadap tenaga kerja pasar dan mencari nafkah,
tetapi populasi yang lebih tua tidak termasuk dalam skenario ini.
Rasio
ketergantungan senior negara ini telah bergerak naik, yang konsisten dengan peningkatan
populasi lanjut usia di Indonesia. Lumrahnya, rasio lanjut usia naik melalui
bertambahnya jumlah lansia. Untuk tahun 2022, akan ada sekitar 16,09%
tanggungan senior per 100 orang dewasa. Persamaan maknanya, 16 lansia lahir
untuk setiap 100 penduduk usia produktif (15�59). Bisa dikatakan juga, satu
orang lanjut usia dibantu oleh enam orang penduduk usia kerja.
Seiring dengan
bertambahnya populasi lanjut usia, masalah kesehatan di kalangan lansia akan
semakin parah. Hal ini disebabkan oleh perubahan fisiologis yang disebabkan
oleh penuaan. Penyakit sendi adalah salah satu kondisi medis kronis yang
mempengaruhi orang lanjut usia, diantarnya Arthritis Rheumatoid (Nur, 2022).
Lansia lebih
rentan terhadap penyakit, meskipun tidak semua orang yang lebih tua memiliki
masalah kesehatan. Namun demikian, ketika dihubungi sebagai kelompok, Lansia
menunjukkan kecenderungan yang pasti dalam dominasi gangguan kronis.
Osteoporosis, sinusitis kronis, gangguan pendengaran, gangguan jantung,
hipertensi, dan radang sendi adalah tujuh kategori penyakit yang telah banyak
dieksplorasi dalam literatur.
Meskipun
kejadiannya akan bervariasi berdasarkan geografi dan faktor demografis lainnya,
bisa dibilang jika kategori penyakit yang disebutkan sebelumnya hampir selalu
menyerang lansia termasuk artritis maupun rematik. (Farawati, 2017). Penyakit
sendi sering menyerang orang lanjut usia dan merupakan penyakit paling umum
kedua yang dilaporkan oleh orang berusia di atas 55 tahun, dengan proporsi
14,5%, setelah penyakit kardiovaskular (WHO, 2018).
Di Indonesia,
penyakit sendi terjadi 24,7%, yang merupakan frekuensi paling tinggi. 37,2%
orang dewasa berusia 45 hingga 54 tahun, 45,0% orang berusia 55 hingga 64
tahun, 51,9% orang berusia 65 hingga 74 tahun, dan 54,8% oleh mereka yang
berumur lebih 75 tahun mengalami penyakit sendi. Di Sulawesi Selatan prevalensi
peyakit sendi yaitu 6,39%.
Berdasarkan data
dari Dinas Kesehatan Toraja utara prevalensi penyakit sendi mencapai 4,57% atau
846 jiwa. Dan data dari tempat penelitian penyakit nyeri sendi mencapai 394
jiwa dibagi atas laki-laki 149 jiwa serta perempuan 155 jiwa (Riskesdas, 2018).
Artritis
reumatoid dimulai dengan kaku, persendian terbatas dan berpotensi mengakibatkan
kelumpuhan permanen. Kondisi ini dapat menyerang laki-laki dan perempuan secara
setara. Artritis reumatoid merupakan penyakit tidak menular, tetapi bila
didiamkan terus menerus sepanjang dua tahun nanti berdampak gangguan rematik
biasa, serta jika tidak diobati selama waktu 10 tahun nanti bisa membuat
penyakit yang parah. gangguan dan kemungkinan potensial melumpuhkan tubuh
(Handono, 2017)
Orang dengan
Arthritis Rheumatoid dapat mengalami gejala sebagai akibat dari sistem
kekebalan tubuh dan penurunan metabolisme yang terjadi seiring bertambahnya
usia (Harismanto, 2020). Menurut penelitian Ekawati (2012), gangguan
Arthritis Rheumatoid yang menyebabkan nyeri sendi disebabkan oleh persendian yang permeabel.
Nyeri adalah fenomena yang kompleks. Manusia Memanfaatkan rasa sakit sebagai mekanisme pertahanan untuk mengingatkan mereka ketika ada sesuatu
yang salah dengan tubuh mereka. Faktor fisik atau psikologis mungkin berkontribusi terhadap rasa sakit.
Terapi untuk nyeri farmakologis dan nonfarmakologis, Terapi Analgesik, obat antiinflamasi non steroid, kortikosteroid,
serta obat anti rematik adalah contoh bentuk pemberian
farmakologis (Wijayakusuma,
2007). Suatu teknik yang terbukti efektif supaya menurunkan nyeri tanpa menggunakan
obat-obatan adalah menghangatkan sendi yang terkena. Kompres adalah metode yang memanfaatkan suhu hangat yang berdekatan, yang memiliki banyak efek fisiologis. Kompres hangat bisa dipakai untuk
mengurangi nyeri serta melepaskan ketegangan pada otot yang tegang (Zakiyah, 2014).
Efektifitas kompres hangat akan efektif
jika menggunakan serai dan jahe, dua herba yang belum diolah yang bersifat menghangatkan, antiradang, dan membantu memperlancar aliran darah. Karena kemampuan mereka untuk mengurangi
busung, menambah relaksasi otot, menyehatkan jantung, mengendurkan otot, mengurangi stres, menghilangkan ketegangan otot, menghilangkan rasa sakit, menambah permeabilitas kapiler, dan membagikan kehangatan untuk tubuh, kedua
tanaman ini paling berguna untuk pengobatan
orang lanjut usia yang menderita rematik.
Kompres hangat air
serai adalah suatu kompres yang dapat dilakukan dengan menggunakan rebusan air serai
yang telah direbus dan didiamkan sampai mencapai suhu 40�kemudian akan dikompreskan ke daerah sendi
yang nyeri selama 20 menit.sereh yang diperluhkan sejumlah 100 gram.
Kompre jahe merah merupakan suatu kompres yang dapat dilakukan dengan menggunakan jahe merah. Jahe merah yang digunakan sebanyak 100gram yang terlebih dahulu di cuci bersih kemudian dikupas kulitnya dan dicuci kembali dengan menggunkan air yang mengalir kemudian diparut dan direbus sampai mendidih lalu disaring kemudian
didiamkan sampai suhunya menjadi 40�C dan kemudian siap untuk
digunakan untuk kompres daerah sendi yang nyeri pada lansia dengan Arthritis
Rheumatoid.
Serei merupakan suatu rempah yang sangat mudah ditemui, sebab serah mempunyai
manfaat yang dapat digunakan oleh ibu rumah tangga sebagai
suatu bahan penyedap rasa dan sebagai pengharuam pada masakan. Tanaman sereh mengandung antara lain daun sebanyak 0.4% minyak atsiri yang mengandung tiga komponen penting
yaitu sitronela, geraniol sebanyak 20% dan sitronelol sebanyak 55-85% yang dapat dipergunakan sebagai suatu obat alternative yang dapat menghilangkan rasa nyeri pada lansia penderita Arthritis Rheumatoid.
Jahe merah adalah suatu rempah
yang sangat mudah ditemui masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Kandungan dalam jahe merah terdiri
dari pati sebanyak 52.9%, minyak atsiri sebanyak 3,9% dan juga ekstrak yang dapat larut dalam alhokol
sebanyak 9.93%. Komponen kimia yang terkandungan dalam jahe merah
yaitu gingerol, shogaol dan zinggerone
yang dapat memberi efek sebagai anti oksidan, anti inflamasi, analgesik, anti karsiogenik, non toksik, non mutagenik juga mengandung anti nyeri. Anti nyeri pada jahe merah bisa digunakan
untuk meredahkan nyeri sendi pada lansia dengan Arthritis
Rheumatoid.
Beberapa peneliti sebelumnya telah melakukan penelitian tentang terapi rematik non farmakologi, antara lain kompres hangat dan senam rematik. Temuan dari penelitian
yurida (2020) mengenai efek kompres Menurut
temuan penelitian, kompres serei hangat
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat nyeri pada pasien Arthritis Rheumatoid yang lebih
tua baik sebelum serta sesudah
dibagikan, Kompres jahe hangat terbukti
memberikan efek pereda nyeri selain
kompres hangat, menurut penelitian Nurfitriani (2020).
Mengurangi ketidaknyamanan
sendi, menambah aliran darah, menurunkan
pembengkakan, menambah relaksasi otot, menyehatkan jantung, meniadakan stres, menghilangkan kekakuan otot, menghilangkan rasa sakit, menambah permeabilitas kapiler, dan menghangatkan tubuh adalah tujuan Arthritis
Rheumatoid pada orang tua. Lansia
yang menderita rematik dapat memperoleh manfaat besar dari
jenis terapi ini (Arindari, 2020).
Berdasarkan data dari
dines Kesehatan Toraja Utara tahun 2022 jumlah lansia di kabupaten Toraja Utara yaitu
34.635 jiwa, data dari puskesmas Tallunglipu tahun 2022 sampai februari 2023 jumlah lansia yaitu 2.498 jiwa, yang menderita Arthritis
Rheumatoid berjumlah 304 jiwa
dimana dibagi atas laki-laki dengan total 149 jiwa� serta
wanita berjumlah 155 jiwa.
Menurut hasil wawancara kepada salah satu petugas puskesmas
tallunglipu yang menangani lansia mengatakan bahwa penyakit yang diderita lansia yaitu Hipertensi, Artritis reumatoid dan gout Artritis, Artritis reumatoid adalah penyakit tertinggi kedua yang dialami oleh lansia di kecamatan tallunglipu kabupaten Toraja utara.�
Berdasarkan pemaparan sebelumnya, peneliti ingin supaya menyelenggarakan
penelitian melalui judul penelitian "Pengaruh Kompres Hangat Air Serai Dan Jahe Merah Terhadap
Penurunan Intensitas Nyeri
Arthritis Rheumatoid Pada Lansia ".
Metode Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif dengan desain quasi eksperimen pre-test post-test with control group dengan variabel independen yaitu kompres hangat air serai, jahe merah dan variabel dependen yaitu intensitas nyeri Arthritis Rheumatoid pada lansia
(Saryono, 2011). Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli-Agustus
2023. Populasi Penelitian yaitu 155 lansia Perempuan di
wilayah kerja Puskesmas Tallunglipu. Sampel yang digunakan
sebanyak 111 responden dengan Teknik simple random sampling.
Adapun kriteria yang akan dijadikan sampel yaitu:kriteria
inklusi: Lansia Perempuan
yang berusia 45 tahun sampai >70 tahun dengan arthritis rheumatoid, kesadaran
baik, bersedia menjadi responden, kooperatif dan dapat berkomunikasi secara verbal, dan memiliki kala nyeri 1-6. Kriteria ekslusi: Lansia yang mengalami masalah mental dan skala nyeri berat (7-10).
Pada penelitian ini menggunakan instrument penelitian yaitu lembar observasi
pre-test-post-test dan SOP kompres hangat ait serai dan jahe merah berbasis
PEOL (Peacefull End of Life). Analisa data yang digunakan
yaitu Analisa univariat menggunakan tendensi sentral dan Analisa bivariat menggunakan uji normalitas, karena data tidak berdistribusi normal dan data berpasangan
maka menggunakan uji
Wilcoxon dan data yang tidak berpasangan
dan tidak berdistribusi
normal menggunakan uji Mann Whitney.
Hasil dan Pembahasan
Tabel 1
Distribusi Karakteristik
Frekuensi Responden Berdasarkan Umur dan Pendidikan Lansia
No |
Karakteristik |
������� Kelompok���� Serai |
��������� Kelompok Jahe Merah |
��������� Kelompok Kontrol |
|||
�������� N |
���
% |
�������� N |
��
% |
�������� N |
����
% |
||
Umur (Tahun) Pra Lansia
(45 � 59) Lanjut Usia
(60 � 69) Lanjut Usia
dengan Resiko Tinggi
(>70) |
10 18 9 |
27.0 48.6 24.3 |
7 25 5 |
18.9 67.6 13.5 |
6 26 5 |
16.2 70.3 13.5 |
|
2 |
Pendidikan Tidak Sekolah SD SMP SMA |
7 16 9 5 |
18.9 43.2 24.3 13.5 |
7 18 8 4 |
18.9 48.6 21.6 10.8 |
6 15 10 6 |
16.2 40.5 27.0 16.2 |
|
TOTAL |
37 |
100 |
27 |
100 |
37 |
100 |
Berdasarkan tabel 1 di atas, diketahui mayoritas karakteristik Usia responden yaitu pada usia 60-69 tahun dengan jumlah 69 Responden dan mayoritas
Pendidikan responden yaitu
SD dengan jumlah 49 Responden.
Tabel 2
Distribusi Frekuensi berdasarkan Pre-Test dan Post-Test post Intervensi
Kompres hangat air serai
Nyeri |
Median |
Standar Deviasi |
Min-Maks |
95%CI |
Pre Intervensi Serai |
5.00 |
0.822 |
4 - 6 |
4.86 � 5.41 |
Post Intervensi Serai |
2.00 |
0.776 |
0 - 3 |
1.55 � 2.07 |
Berdasarkan Tabel 2 menunjukkan bahwa Nyeri Pre-Test
intervensi serai dengan median 5.00 (SD=�0.822) dengan skala nyeri 4-6. Nyeri Post-Test
intervensi serai dengan median 2.00 (SD=�0.776) dengan skala nyeri 0-3.
Tabel 3
Distribusi Frekuensi berdasarkan Pre-Test dan Post-Test Intervensi
Kompres Jahe merah
Nyeri |
Median |
Standar Deviasi |
Min-Maks |
95%CI |
Pre
Intervensi Jahe Merah |
5.00 |
0.777 |
4 - 6 |
5.04 �
5.56 |
Post
Intervensi Jahe Merah |
1.00 |
0.716 |
0 - 2 |
1.11 �
1.59 |
Berdasarkan
Tabel 3 menunjukkan bahwa Nyeri Pre-Test intervensi jahe merah dengan
median 5.00 (SD=�0.777) dengan skala nyeri 4-6. Nyeri Post-Test
intervensi serai dengan median 1.00�
(SD=�0.716) dengan skala nyeri 0-2.
Tabel 4
Distribusi Frekuensi berdasarkan Pre-Test dan Post-Test �kontrol
Nyeri |
Median |
Standar Deviasi |
Min-Maks |
95%CI |
Pre Kontrol |
6.00 |
0.591 |
4 - 6 |
5.23 �
5.69 |
Post
Kontrol |
6.00 |
0.591 |
4 - 6 |
5.46 �
5.69 |
Berdasarkan
Tabel 4 menunjukkan bahwa Nyeri Pre-Test kontrol merah adalah 6.00
(SD=�0.591) dengan skala nyeri 4-6. Nyeri Post-Test kontrol adalah 6.00
(SD=�0.591) dengan skala nyeri 4-6.
Tabel 5
Distribusi Frekuensi berdasarkan Post-Test intervensi serai dan jahe mera
Nyeri |
Median |
Standar Deviasi |
Min-Maks |
95%CI |
Post
Serai dan� Jahe
merah |
2.00 |
0.776 |
0 -3 |
1.40 �
1.75 |
Berdasarkan Tabel 4.5 menunjukkan bahwa Nyeri Post-Test
intervensi serai dan kontrol dengan median 2.00 (SD=�0.776) dengan skala nyeri
0-3.
Tabel 6
Distribusi Frekuensi berdasarkan Post-Test intervensi serai dan kontro
Nyeri |
Median |
Standar Deviasi |
Min-Maks |
95%CI |
Post Serai dan� Kontrol |
3.50 |
1.976 |
0 - 6 |
3.18 � 4.09 |
Berdasarkan Tabel 6 menunjukkan bahwa Nyeri Post-Test
intervensi serai dan kontrol dengan median 3.50 (SD=�1.976) dengan skala nyeri
0-6.
Tabel 7
Distribusi Frekuensi berdasarkan Post-Test intervensi jahe dan kontrol
Nyeri |
Median |
Standar Deviasi |
Min-Maks |
95%CI |
Post
Jahe dan� Kontrol |
3.00 |
2.183 |
0 - 6 |
2.90 �
3.91 |
Berdasarkan
Tabel 7 menunjukkan bahwa Nyeri Post-Test intervensi jahe dan kontrol
dengan median 3.00 (SD=�2.183) dengan skala nyeri 0-6.
Tabel 8
Distribusi Frekuensi berdasarkan Pre-Test dan Post-Test, Kenyaman, bermakna,
kedamaian, makna intervensi serai
������ PEOL |
Median |
Standar Deviasi |
Min-Maks |
95%CI |
Nyeri
Pre-Test |
5.00 |
0.822 |
4-6 |
4.86-5.41 |
Nyeri
Post-Test |
������ 2.00 |
0.776 |
0-3 |
1.55-2.07 |
Kenyamanan |
0.00 |
0.277 |
0-1 |
-0,1-0.17 |
Bermartabat |
0.00 |
0.435 |
0-1 |
0.10-0.39 |
Kedamaian |
0.00 |
0.435 |
0-1 |
0.10-0.39 |
Makna |
0.00 |
0.435 |
0-1 |
0.10-0.39 |
Berdasarkan Tabel 8
menunjukkan bahwa Nyeri Pre-Test� dengan
nilai median 5.00 (SD=+ 0.822) dengang skala nyeri 4-6, dan 95% CI 4.86-5.41,
dan Nyeri Post-Test dengan median 2.00 (SD=�0.776) dengan skala nyeri 0-3., dengan
95%CI 1.55-2.07, Kenyaman nilai mediannya 2.00 (SD=+0.776).
Dengan nilai Minimum 0 dan
nilai maksimum 1 dengan 96%CI -0,1-0.17, Bermartabat, kedamaian dan Makna
memiliki nilai yang sama yaitu nilai median 0.00(SD=+0.435) dengan nilai
minumum 0 dan nilai maksimumnya 1 dengan 95%CI 0.10-0.39.
Tabel 9
Distribusi Frekuensi berdasarkan Pre-Test dan Post-Test, Kenyaman,
bermakna, kedamaian, makna intervensi Jahe Merah
������ PEOL |
Median |
Standar Deviasi |
Min-Maks |
95%CI |
Nyeri
Pre-Test |
5.00 |
0.777 |
4-6 |
5.04-5.56 |
Nyeri
Post-Test |
������ 1.00 |
0.716 |
0-2 |
1.11-1.59 |
Kenyamanan |
0.00 |
0.347 |
0-1 |
0.20-0.25 |
Bermartabat |
1.00 |
0.502 |
0-1 |
0.40-0.74 |
Kedamaian |
1.00 |
0.505 |
0-1 |
0.37-0.71 |
Makna |
1.00 |
0.502 |
0-1 |
0.40--074 |
Berdasarkan Tabel 9 menunjukkan bahwa Nyeri Pre-Test� dengan nilai median 5.00 (SD=+ 0.777) dengang
skala nyeri 4-6, dan 95% CI 5.04-5.56, dan Nyeri Post-Test dengan median
1.00 (SD=�0.716) dengan skala nyeri 0-2, dengan 95%CI 1.11-1.59, Kenyaman nilai mediannya 0.00 (SD=+0.347) Dengan nilai Minimum 0
dan nilai maksimum 1 dengan 95%CI 0.2-0.25, Bermartabat nilai mediannya 1.00 (SD=+0.502 ).
Dengan nilai
Minimum 0 dan nilai maksimum 1 dengan 95%CI 0.40-0.74, kedamaian nilai mediannya 1.00 (SD=+0.505 ) Dengan
nilai Minimum 0 dan nilai maksimum 1 dengan 95%CI 0.30-0.71,�� dan Makna memiliki nilai nilai median
1.00(SD=+0.502) dengan nilai minumum 0 dan nilai maksimumnya 1 dengan 95%CI
0.40-0.74.
Tabel 10
Distribusi Frekuensi berdasarkan Pre-Test dan Post-Test, Kenyaman, bermakna,
kedamaian, makna kontrol
������ PEOL |
Median |
Standar Deviasi |
Min-Maks |
95%CI |
Nyeri
Pre-Test |
6.00 |
0.691 |
4-6 |
5.23-5.69 |
Nyeri
Post-Test |
������ 6.00 |
0.691 |
0-2 |
1.11-1.59 |
Kenyamanan |
0.00 |
0.000 |
0-1 |
0.00 |
Bermartabat |
0.00 |
0.000 |
0-1 |
0.00 |
Kedamaian |
0.00 |
0.000 |
0-1 |
0.00 |
Makna |
0.00 |
0.000 |
0-1 |
0.00 |
Berdasarkan Tabel 10 menunjukkan bahwa Nyeri Pre-Test� dan Post -Test dengan nilai median
6.00(SD=+ 0.691) dengan skala nyeri 4-6, dan 95% CI 5.23-5.69, Kenyama.
Bermartabat, kedamaian dan Makna nilai mediannya 0.00 (SD=+0.000) Dengan nilai
Minimum 0 dan nilai maksimum 0 dengan 95%CI 0.00.
Tabel 11
Distribusi frekuensi pre-test dan
post-test kelompok intervensi kompres hangat air serai dan jahe merah
Kompres Hangat |
Mean Rank |
Siq. 2 Tailed |
Air serai |
�����������������
29.11 |
������������������
0.000 |
Jahe Merah |
�����������������
45.89 |
|
Berdasarkan Tabel 11 diketahui bahwa kelompok kompres
hangat air serai dengan nilai mean rank 29.11 dan pada kelompok kompres
jahe merah nilai mean rank 45.89 dengan siq.2 tailed 0.000.
Pembahasan
Skala
nyeri� Pre-Test dan Post-Test kompres
hangat air serai
����������� Dari Analisa yang dilakukan terhadap kelompok intervensi
kompres hangat serai menunjukkan nilai mean skala nyeri kelompok kompres hangat
serai Pre-Test intervensi yaitu 5.41 dengan skala nyeri 4-6 dan nilai mean
skala nyeri Post-Test intervensi yaitu 1.81 dengan skala nyeri 0-3. Nyeri
adalah perasaan tidak mengenakkan yang bersifat subyektif, yang berbeda-beda
dalam tingkat dan intensitasnya pada setiap orang, dan hanya orang tersebut
yang dapat menggambarkan rasa nyeri yang mereka alami.
����������� Perhatian seseorang terhadap nyeri mereka dapat
mempengaruhi rasa sakit mereka. Perhatian yang meningkat terkait dengan
perasaan nyeri yang meningkat juga. Ini dapat terjadi apabila seseorang terlalu
berkonsentrasi pada nyeri yang mereka alami, yang dapat mempengaruhi persepsi
mereka tentang nyeri tersebut. Di sisi lain, pengalihan perhatian, juga dikenal
sebagai distraksi, dapat membantu menurunkan nyeri yang terjadi (Fatmawati,
2011).
Reaksi terhadap nyeri juga
dipengaruhi oleh pengalaman sebelumnya dengan jenis nyeri tertentu. Seseorang
yang sering mengalami nyeri yang sama berulang-ulang tanpa pernah sembuh akan
mengalami kecemasan, yang menyebabkan lebih banyak nyeri. Sebaliknya, seseorang
yang mengalami jenis nyeri yang sama berulang-ulang namun sukses diatasi akan
lebih mudah dalam menafsirkan rasa nyeri itu (Rahadhanie, 2015).
Peneliti berpendapat bahwa
nyeri yang dialami setiap responden berbeda-beda dan dapat diakibatkan oleh
berbagai faktor, seperti distraksi dan pengalaman nyeri sebelumnya. Dengan
demikian, pengalaman ini akan membantu responden menghambat dan mengubah nyeri
pada mekanisme tahap modulasi dan persepsi nyeri yang berpengaruh pada respon
mereka terhadap nyeri.
Skala nyeri
Pre-Test dan Post-Test kompres jahe merah
Hasil penelitian yang dilakukan pada kelompok intervensi kompres hangat
serai menunjukkan nilai mean skala nyeri kelompok kompres jahe merah pre
intervensi yaitu 5.30 dengan skala nyeri 4-6 dan nilai mean skala nyeri Post-Test
intervensi yaitu 1.35 dengan skala nyeri 0-3. Hasil analisa secara statistik
didapatkan ada pengaruh yang signifikan pemberian kompres hangat air jahe merah
terhadap penurunan intesitas nyeri pada lansia penderita Arthritis Rheumathoid
dengan nilai P-value 0.000 (<0.05).
Terjadinya perubahan intesitas nyeri arthritis rheumathoi Post-Test
intervensi kompres hangat air jahe merah karena�
kandungan jahe merah memiliki sifat antiflamasi dan analgesik alami yang
dapat membantu mengurangi� peradangan serta
meredahkan nyeri dan efek relaksasi pada kompres hangat air jahe merah dapat
mengurangi ketegangan otot-otot yang kaku dan tegang di sekitar sendi yang
terkena arthritis rheumathoid.
Selain itu jahe merah juga mengandung senyawa gingerol,shogaol dan zingerone
yang memiliki sifat vasodilatisi. Vasodilatasi yaitu pelebaran pembuluh darah,
terjadinya peleberan pembuluh darah dapat meningkatkan sirkulasi darah membantu
meredahkan nyeri arthritis rheumathoid. Terapi alternatif dengan menggunakan
kompres hangat jahe merah merupakan salah satu terapi nonfarmakologi yang tidak
membutuhkan dana yang cukup banyak karena hanya membutuhkan 100 gram jahe merah
dan 500 cc air untuk 1 kali kompres di pagi hari selama 7 hari.
Hasil perbedaan tersebut diperoleh dari hasil lembar observasi yang
dilakukan pada responden kemudian dianalisis dengan menggunakan uji statistik,
sehingga terdapat hasil yaitu, sebelum dilakukan kompres hangat air jahe merah
intensitas nyeri responden berada pada skala nyeri 4-6� dan setelah post intervensi kompres hangat
jahe merah skala nyeri respoden menjadi 0-3. Berdasarkan asumsi peneliti
diketahui bahwa kompres jahe merah merupakan salah satu terapi komplementer
yang dapat digunakan untuk menurunkan nyeri Arthritis Rheumathoid.
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Abd. Rahmat Muthalib pada tahun 2022. Melakukan kompres hangat dengan jahe
adalah cara non-farmakologi untuk mengurangi nyeri secara mandiri. Studi ini
bertujuan untuk mengetahui apakah kompres hangat jahe dapat membantu penderita
rematik mengurangi nyeri. Quasi eksperimen Pre-Test dan Pos-Test digunakan
dalam metode penelitian kuantitatif. Metode pengambilan sampel yakni dengan
metode purposive sampling. Penelitian ini melibatkan 17 responden. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa kompres hangat jahe mempengaruhi penurunan nyeri,
dengan nilai p = 0,000 dan α = 0,05.
Skala nyeri
Pre-Test dan Post-Test kontrol
Hasil penelitian yang dilakukan pada kelompok Kontrol menunjukkan mean
skala nyeri kelompok kontrol Pre-Test dan Post-Test sama yaitu yaitu 5.46
dengan skala nyeri 4-6, median 6.00 standar deviasi 0.591, nilai minimun 4 dan
maksimum 6 dengan 95% CI 5.23 � 5.69. Hasil analisa secara statistik didapatkan
Tidak pengaruh yang signifikan Pre-Test dan Post-Test kontrol terhadap
penurunan intesitas nyeri pada lansia penderita Arthritis� Rheumathoid dengan nilai P-value 1.000
(>0.05).
Tidak terjadinya perubahan intesitas nyeri arthritis rheumathoi setelah
Pre-Test dan Post-Test kontrol karena responden tidak diberikan intervensi
kompres hangat air serai dan jahe merah serta responden tidak menggunakan
terapi alternatif lain dan pola makan responden yang tidak terkontrol sehingga
nyeri pada responden tidak mengalami perubahan.
Skala nyeri
Post-Test kompres hangat air serai dan jahe merah
Hasil penelitian yang dilakukan pada kelompok Post-Test intervensi kompres
hangat Air serai dan jahe merah menunjukkan nilai mean 1.58 dengan skala nyeri
0-3, median 2.00 standar deviasi 0.776 dan 95%CI 1.40 � 1.75. Hasil analisa
secara statistik didapatkan ada pengaruh yang signifikan Post intervensi
pemberian kompres hangat air serai dan jahe merah terhadap penurunan intesitas
nyeri pada lansia penderita Arthritis Rheumathoid dengan nilai P-value 0.007
(<0.05).
Terjadinya perubahan intesitas nyeri arthritis rheumathoi Post-Test
kompres hangat air serai dan jahe merah karena kandungan serai dan jahe merah
memiliki sifat antiflamasi dan analgesik alami yang dapat membantu mengurangi
peradangan serta meredahkan nyeri dan efek relaksasi pada kompres hangat air
serai dan jahe merah dapat mengurangi ketegangan otot-yang kaku di sekitar
sendi yang terkena arthritis rheumathoid. Selain itu serai jahe merah juga
mengandung senyawa gingerol, shogaol dan zingerone yang memiliki sifat
vasodilatisi. Vasodilatasi yaitu pelebaran pembuluh darah, terjadinya peleberan
pembuluh darah dapat meningkatkan sirkulasi darah membantu meredahkan nyeri
arthritis rheumathoid.
Terapi alternatif dengan menggunakan kompres hangat air serai dan jahe
merah� merupakan salah satu terapi
nonfarmakologi yang tidak membutuhkan dana yang cukup banyak karena hanya
membutuhkan 100 gram serai dan jahe merah, 500 cc air untuk 1 kali kompres di
pagi hari selama 7 hari berturut-turut. Hasil perbedaan tersebut diperoleh dari
hasil lembar observasi yang dilakukan pada responden kemudian dianalisis dengan
menggunakan uji statistik, sehingga terdapat hasil yaitu, Post-Test intervensi
kompres hangat air serai dan jahe merah menurunkan skala nyeri responden
menjadi skala 0-3 (nyeri ringan).
Berdasarkan asumsi peneliti diketahui bahwa kompres hangat air serai dan
jahe merah merupakan salah satu terapi komplementer yang dapat digunakan untuk
menurunkan skala nyeri pada lansia dengan Arthritis Rheumathoid. Hasil penelitian
ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kristina Puji Purwandari
dengan judul Efektivitas kompres hangat jahe merah dan serai terhadap nyeri
Arthritis Rheumatoid pada lansia di Desa Balepanjang tahun 2023.
Metode yang digunakan adalah studi kasus deskriptif yang merupakan salah
satu jenis strategi dalam penelitian kualitatif, dengan pendekatan case studi
research (studi Kasus). Populasi dalam penelitian ini adalah lansia yang
menderita Arthritis Rheumatoid. Samapel sebanyak 30 responden. Instrument
menggunakan lembar observasi dan standar operasional peosedur (SOP).
Hasil yang didapatkan dari keseluruhan responden menunjukkan bahwa sesudah
dilakukan kompres jahe sebanyak 2 kali dalam sehari terdapat penurunan
intensitas nyeri. Hal ini dpat dilihat dari lembar observasi responden.
Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah terdapat pengaruh kompres hangat
jahe merah dan serai terhadap penurunan nyeri seni pada lansia.
Skala nyeri
Post-Test post kompres serai dan Kontrol
Hasil penelitian yang dilakukan pada kelompok intervensi kompres hangat
Air serai dan kontrol menunjukkan nilai mean 3.64 dengan skala nyeri 0-6,
median 3.50 standar deviasi 1.976 dan 95% CI 3.18 � 4.09. Hasil analisa secara
statistik didapatkan ada pengaruh yang signifikan Post intervensi pemberian
kompres hangat air serai dan Post-Test kontrol terhadap penurunan intesitas
nyeri pada lansia penderita Arthritis Rheumathoid dengan nilai P-value 0.000
(<0.05).
Serai adalah salah satu atanaman yang memiliki zat sebagai penghangat,
anti radang dan dapat memperlancar aliran darah. Serai mengandung minyak atsiri
yang memiliki efek panas. Serai merupakan tanaman Semak yang memiliki akar
serabut besar dan berimpang pendek. Serai ini dapat menurunkan nyeri sendi,
dengan pemberian minyak atsiri yang terkandung dalam serai tersebut.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nurfitriani
dan Tina Yuli Fatmawati dengan judul pengaruh kompres serai hangat terhadap
intensitas nyeri Artritis Rheumatoid pada lanjut usia di panti social tresna
werda Buli Luhur. Penelitian dilakukan pada bulan desember 2018 sampai dengan
januari 2019 di panti werda budi luhur jambi. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa frekuensi nyeri Arthritis Rheumatoid pada lansia yang sbelumya rata-rata
6.90 menjadi rata-rata 4.13 setelah intervensi. Pemberian kompres serai hangat
berpengaruh pada menurunnya intensitas nyeri Arthritis Rheumatoid pada lansia
di panti sosial Tresna Werda kota Jambi dengan nilai P-value= 0.000.
Skala nyeri
Post-Test Intervensi kompres jahe merah dan control
Hasil penelitian yang dilakukan pada kelompok intervensi kompres hangat
Air serai dan kontrol menunjukkan nilai mean 3.41 dengan skala nyeri 0-6,
median 3.00 standar deviasi 2.183 dan 95% CI 2.90 � 3.91. Hasil analisa secara
statistik didapatkan ada pengaruh yang signifikan Post intervensi pemberian
kompres jahe merah dan post kontrol terhadap penurunan intesitas nyeri pada
lansia penderita Arthritis Rheumathoid dengan nilai P-value 0.000 (<0.05).
Terjadinya perubahan intesitas nyeri arthritis rheumathoi post-test
kompres jahe merah dan Post-Test control karena jahe merah mengandung 19
komponen bio-aktif yang berkhasiat bagi kesehatan. Salah satu komponen
terbanyak yang terdapat dalam jahe merah adalah substansi rasa pedas gingerol
dan panas, berkasiat sebagai anti helmintik, anti rematik dan pencehagan masuk
angin. Gingerol bersifat antikoagulan yaitu mencegah penggumpalan darah.
Jahe merah sudah dikenal secara turun-temurun diantaranya sebagai Pereda
sakit kepala, batuk, masuk angin. Jahe merah juga sering digunakan untuk
mengatasi masalah di saluran pencernaan, Arthritis Rheumatoid, mabuk
perjalanan, dan sebagai anti-mual. Efek panas pada jahe merah ini yang dapat
meredahkan nyeri, kaku dan spasme otot pada Arhritis Rheumatoid. Jahe bisa
mengatasi luka lecet, luka tertusuk duri atau benda tajam, jatuh, dan gigitan
binatang.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Gusman
Virgo dan Supianto dengan judul Efektivitas kompres jahe merah terhadap penurunan
skala nyeri pada lansia dengan Arthritis Rheumatoid di Puskesmas Batang Tumu,
penelitian dilakukan pada 2-10 Mei 2018. Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh penderita RA ditandai rata-rata skal nyeri RA sebelum diberikan kompres
jahe merah mean 6.77 dan sesudah diberikan kompres jahe merah mean 2,93 dengan
skala nyeri RA (P-Value=0.000< 0.05). kesimpulan penelitian ini adalah
terdapat pengaruh kompres jahe merah terhadap penurunan nyeri pada penderita RA
di Puskesmas Pembantu Bakau Aceh Wilayah Keraja Puskesmas Batang Tumu (Supianto,
2018).
Skala Nyeri
Pre-Test dan Post-Test, Kenyamanan, Bermartabat, Kedamaian dan Makna Intervensi
Kompres Hangat Air Serai
Dari Analisa yang dilakukan terhadap kelompok intervensi kompres hangat
Air serai menunjukkan nilai median skala nyeri kelompok kompres hangat serai
Pre-Test intervensi yaitu 5.00 dengan skala nyeri 4-6 dan nilai median skala
nyeri Post-Test intervensi yaitu 2.00 dengan skala nyeri 0-3, Kenyamanan dengan
nilai median 0.00 dengan nilai Minimun 0 dan Maximum 1, dengan 95% CI
-0.01-0.17, dengan Uji Wilcoxon di dapatkan nilai P-Value 0.000 pada Pre-Test
dan Post-Test Intervensi Kompres Serai yang artinya ada perbedaan skala nyeri
sebelum dan sesudah diberikan intervensi.
Bermartabat dan kenyamanan P-Value 0.014 artinya jika skala nyeri menurun
maka seseorang merasa nyaman dan merasa dihargai,� dan pada Makna dan Kedamaian Nilai P-Value
1.000 yang artinya diberikan kompres hangat air serai atau tidak seseorang
merasa tidak damai dan tidak semangat karena berbagai faktor lainnya seperti
karena terdapat penyakit lain yang membuatnya tidak merasa damai dan tidak
semangat. Nyeri
adalah perasaan tidak mengenakkan yang bersifat subyektif, yang berbeda-beda
dalam tingkat dan intensitasnya pada setiap orang, dan hanya orang tersebut
yang dapat menggambarkan rasa nyeri yang mereka alami.
Kenyamanan adalah bebas dari ketidaknyaman, keadaan yang mudah, puas dan
damai serta apapun yang membuat hidup mudah atau menyenangkan, Bermartabat
adalah adalah memiliki kehormatan atau derajat kemanusiaan dan harga diri yang
tinggi, Kedamaian adalah segala hal yang membahas mengenai pencapaian
kesejahteraan hidup manusia melalui keadilan dan kondisi damai, Makna kehidupan
yaitu ketergantungan dengan orang yang peduli dan merasa sangat bermakna untuk
melakukan apa yang ingin di kerjakan untuk mencapai suatu tujuan.
Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa bebas dari nyeri,
merasa nyaman, merasa dihargai, merasa damai dan dan sangat bermakna jika
mendpatkan terapai non farmakologi seperti kompres hangat air serai khususnya
pada penderita Arthritis Rheumatoid pada lansia.
Hal ini didukung oleh
penelitian yang dilakukan oleh Faqih Ruhyanudin (2017). Faqih menuturkan bahwa
pengelolaan pasien kanker mencerminkan fungsi dan peran perawat, yakni sebagai
petugas keperawatan, pengelola, pendidik, inovator, dan pendorong. Dalam
pemberian asuhan keperawatan selama kegiatan praktik ini, penulis menggunakan
pendekatan teori peaceful end of life (PEOL), yang berfokus pada 5 konsep utama
dan pada hasil yang ingin dicapai yaitu pasien terbebas dari rasa nyeri,
mencapai rasa nyaman, merasa dihargai, merasakan kedamaian, dan kedekatan serta
kepedulian orang-orang dekatnya kepadanya (Joyce, 2014).
Dari hasil evaluasi,
teridentifikasi bahwa masalah keperawatan utama yang bisa muncul pada pasien
kanker tyroid adalah nyeri akut, malnutrisi, kecemasan, dan intoleransi
aktivitas.
Skala Nyeri
Pre-Test dan Post-Test, Kenyamanan, Bermartabat, Kedamaian dan Makna Intervensi
Kompres Jahe Merah
Dari Analisa yang dilakukan terhadap kelompok intervensi kompres Jahe
Merah menunjukkan nilai median skala nyeri kelompok kompres hangat serai
Pre-Test intervensi yaitu 5.00 dengan skala nyeri 4-6, 95% CI 5.04 � 5.56 dan
nilai median skala nyeri Post-Test intervensi yaitu 1.00 dengan skala nyeri
0-2, 95% CI 1.11-1.59 Kenyamanan dengan nilai median 0.00 dengan nilai Minimun
0 dan Maximum 1, dengan 95% CI -0.01-0.17, Bermartabat dengan nilai median 1.00
(SD=+0.502) dengan nilai Minimum 0 dan Maksimum 1 dengan 95%CI 0.40 � 0.74,
Kedamaian dengan nilai median 1.00 (SD=+0.505) dengan nilai Minimum 0 dan nilai
maksimumnya 1 dengan 95% CI 0.37-0,71.
Makna dengan nilai Median 1.00 (SD=+0.502) dengan nilai minumun 0 dan
maksimum 1 dengan 95%CI 0.40-0.74, berdasarkan hasil Uji Wilcoxon pada Nyeri
Pre-Test dan Post-Test Kompres Hangat Jahe Merah di dapatkan nilai P-Value
0.000 yang artinya ada perbedaan setelah dilakukan intervensi kompres jahe
merah bermartabat dan kenyamanan nilai P-Value 0.000 yang artinya sesorang yang
mendapatkan intervensi kompres jahe merah selain menurunkan skala nyeri
memberikan kenyamanan dan seseorang merasa sangat dihargai atau dihormati, dan
Makna dan Kedamaian nilai P-Value 0.317 artinya Kompres jahe merah tidak dapat
memberikan kedamaian dan semangat untuk seseorang yang menderita Arthritis
Rheumatoid karena berbagai factor misalnya factor penyakit lain yang membuat
seseorang tidak pernah damai dan semangat untuk hidup.
Nyeri adalah perasaan tidak mengenakkan yang bersifat subyektif, yang
berbeda-beda dalam tingkat dan intensitasnya pada setiap orang, dan hanya orang
tersebut yang dapat menggambarkan rasa nyeri yang mereka alami. Kenyamanan
adalah bebas dari ketidaknyaman, keadaan yang mudah, puas dan damai serta
apapun yang membuat hidup mudah atau menyenangkan, Bermartabat adalah adalah
memiliki kehormatan atau derajat kemanusiaan dan harga diri yang tinggi,
Kedamaian adalah segala hal yang membahas mengenai pencapaian kesejahteraan
hidup manusia melalui keadilan dan kondisi damai, Makna kehidupan yaitu
ketergantungan dengan orang yang peduli dan merasa sangat bermakna untuk
melakukan apa yang ingin di kerjakan untuk mencapai suatu tujuan.
Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa bebas dari nyeri,
merasa nyaman, merasa dihargai, merasa damai dan dan sangat bermakna jika
mendapatkan terapai non farmakologi seperti kompres jahe merah pada lansia yang
menderita Arthritis Rheumatoid. Hal ini di dukung oleh penelitian kuantitatif
yang dilakukan oleh Sriargianti amir, Adi Fahrudin dan Irma Nursanti terhadap
pasien kanker serviks di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan terkait Peaceful End of Life
sebelum dan sesudah pasien diberikan promosi kesehatan menggunakan paket
edukasi.
Skala Nyeri
Pre-Test dan Post-Test, Kenyamanan, Bermartabat, Kedamaian dan Makna pada
Kelompok Kontrol
Dari Analisa yang dilakukan terhadap kelompok Kontrol menunjukkan nilai
median skala nyeri kelompok kompres hangat serai Pre-Test� yaitu 6.00 (SD=+0,691) dengan skala nyeri
4-6, 95% CI 5.23-5.69 dan nilai median skala nyeri Post-Test yaitu 6.00
(SD=+0.691) dengan skala nyeri 4-6, 95% CI 5.23-5.69, Kenyamanan, Bermartabat,
Kedamaian dan Makna dengan nilai median 0.00 dengan nilai Minimun 0 dan Maximum
0, dengan 95% CI 0.00, dengan nilai P-Value 1,000 yang artinya skala nyeri
tdiak mengalami penurunan sehingga membuat seseorang tidak merasa nyaman,
merasa tidak dihargai, merasa tidak damai dan tidak semiliki semangat untuk
terus mencari alternatif dalam menurunkan skala nyeri.
Nyeri adalah perasaan tidak mengenakkan yang bersifat subyektif, yang
berbeda-beda dalam tingkat dan intensitasnya pada setiap orang, dan hanya orang
tersebut yang dapat menggambarkan rasa nyeri yang mereka alami. Kenyamanan
adalah bebas dari ketidaknyaman, keadaan yang mudah, puas dan damai serta
apapun yang membuat hidup mudah atau menyenangkan, Bermartabat adalah adalah
memiliki kehormatan atau derajat kemanusiaan dan harga diri yang tinggi,
Kedamaian adalah segala hal yang membahas mengenai pencapaian kesejahteraan
hidup manusia melalui keadilan dan kondisi damai, Makna kehidupan yaitu
ketergantungan dengan orang yang peduli dan merasa sangat bermakna untuk
melakukan apa yang ingin di kerjakan untuk mencapai suatu tujuan.
Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa tdak bebas dari nyeri,
tidak merasa nyaman, tidak merasa dihargai, tidak merasa damai dan dan Tidak
semangat jika tidak mendapatkan edukasi dan terapai non farmakologi seperti
kompres hangat air serai dan jahe merah dan tidak melakukan pengobatan medis
maka nyeri Arthritis Rheumatoid yang diderita oleh lansia akan berlangsung
lama.
Hal ini di dukung oleh penelitian kuantitatif yang dilakukan oleh
Sriargianti amir, Adi Fahrudin dan Irma Nursanti terhadap pasien kanker serviks
di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
terdapat perbedaan signifikan terkait Peaceful End of Life sebelum dan sesudah
pasien diberikan promosi kesehatan menggunakan paket edukasi.
Efektivitas
kompres hangat air serai dan jahe merah terhadap penurunan intensitas nyeri
arthritis Rheumatoid pada lansia.
Dari
Analisa yang dilakukan pada kelompok Intervensi Pre-Test dan Post-Test Kompres
hangat air serai di dapatkan� nilai mean
rank 29.11 dan Pre-Test dan Post-Test Kompres jahe merah didapatkan nilai mean
rank 45.89, sehingga dapat disimpulkan nilai mean rank kompres jahe merah lebih
tinggi dibandingkan dengan nilai mean rank kompres hangat air serai. Ini
berarti bahwa kompres hangat jahe merah lebih baik dalam hal meredakan nyeri
rematik dibandingkan dengan yang berbahan air serai. Temuan ini menjadi dasar
bahwa performa kompres jahe merah dalam menurunkan skala nyeri lansia penderita
arthritis rheumatoid lebih baik daripada air serai. Temuan ini selaras dengan
dengan hasil riset yanti (2019) yang menemukan hasil uji T-Test pada jahe merah
dimana p=0.000 sementara pada serai dimana p=0.001.
Jika
dibandingkan, kandungan minyak atsiri jahe lebih tinggi(1-3%) daripada di serai
yakni hanya 0.4%. Minyak atsiri ini berkhasiat meredakan nyeri Arthritis
Rheumatoid karena sifatnya yang pedas, pahit dan aromatic yang berasal dari oleoresin
seperti Zingeron, gingerol dan shogaol.
Oleoresin
memiliki potensi anti-inflamasi dan antioksidan yang kuat. Antioksidan alami
pada jahe lumayan tinggi. Selain itu, kandungan air dan minyak yang tidak
menguap pada jahe berperan sebagai enhancer yang dapat meningkatkan
permeabilitas oleoresin menembus kulit tanpa menimbulkan iritasi atau masalah
sampai ke sirkulasi perifer.
Hasil
penelitian di atas menunjukkan bahwa kompres hangat air serai dan jahe merah
punya khasiat yang sama untuk mengurangi nyeri sendi penderita RA. Namun, dalam
penelitian ini, kompres hangat jahe merah lebih efektif daripada kompres hangat
air serai untuk mengurangi intensitas nyeri RA pada lansia.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai
pengaruh kompres hangat air serai dan jahe merah terhadap penurunan intensitas
nyeri Arthritis Rheumatoid� dapat
disimpulkan bahwa kedua intervensi tersebut dapat menurunkan intensitas nyeri
arthritis namun yang lebih efektif yaitu kompres jahe merah dapat dibuktikan
dengan nilai mean rank pada kompres hangat air serai yaitu 29.11 dan nilai mean
rank pada komres jahe merah yaitu 45.89.
BIBLIOGRAFI
Arindari, D. S. (2020). Hubungan Aktivitas Fisik Dengan Nyeri Arthritis
Rheumatoid Pada Lansia di Panti Sosial.
Ekawati. (2012).
Faktor-Faktor Pencetus Rheumatoid Arthritis.
Farawati.
(2017). Efektifitas Kompres
Jahe Merah Hangat Dan Kompres
Serah Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Arthritis Rheumatoi.
Fatmawati,
N. D. (2020). Pengaruh Kompres
Serai Hangat Terhadap Intensitas Nyeri Arthritis Rheumatoid Pada Lanjut Usia Di Panti Sosial Tresna Werdha
Bidu Luhur.
Harismanto.
(2020). Tingkat Pengetahuan Terhadap
Penanganan Penyakit
Rheumatoid Arhritis Pada Lansia
Handono. (2017). Penyakit Degeneratif.
Joyce, M., & Jane, H. (2014). Keperawatan
Medikal Bedah. Singapura:
Elsevier.
Nur, H. A. (2022). Kompres Hangat
Jahe Merah Dan Serah Terhadap Penurun Intesitas Nyeri Pada Lansia Dengan
Arthritis Rheumatoid.
Nurfitriani,
N. &. (2020). Pengaruh Kompres
Serai Hangat Terhadap Intensitas Nyeri Arthrtitis
Rheumatoid Pada Lanjut Usia
Di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur. Jurnal Akademika Baiturrahim Jambi
Radharani, R. (2020). Kompres
Jahe Hangat Dapat Menurunkan
Intensitas Nyeri Pada Pasien
Gout Artritis.
Saryono. (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif Dalam
Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medica.
Supianto,
G. V. (2018). Efektivitas Kompres
Jahe Merah Terhadap Penurunan
Skala Nyeri Pada Lansia Dengan
Arthritis Rheumatoid Di Puskesmas Batang
Tumu.
Wijayakusuma,
H. (2007). Tanaman Berkasiat
Obat Di Indonesia. Jakarta
Yurida Olviani. (2020). Pengaruh Kompres Hangat Air Serai Terhadap Penurunan Nyeri Artritis Rheumatoid Pada Lansia Di Panti Sosial Tresna Werdha Sejahtera Banjarbaru Provinsi Kalimantan
Selatan. Banjarbaru: Dinamika
Kesehatan Jurnal Kebidanan
Dan Keperawatan Vol 11 No.1 Juli 2020 (Issn:2086-3454
Eissn:2549-4058).
Zakiyah, A. (2014). Konsep
Dan Penatalaksanaan Dalam Praktik
Keperawatan Berbasis Bukti.
Jakarta Selatan: Salemba Medika.
Copyright holder: Junelty Almar, Eko Winarto,
Julvainda Eka (2023) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia |
This article is licensed under: |