Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398

Vol. 8, No. 10, Oktober 2023

 

PENGARUH KOMPRES HANGAT AIR SERAI DAN JAHE MERAH TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI ARTHRITIS RHEUMATOID PADA LANSIA

 

Junelty Almar, Eko Winarto, Julvainda Eka

Fakultas Keperawatan dan kesehatan, Universitas Karya Husada Semarang

Email: [email protected]

 

Abstrak

Tujuan: Mengetahui pengaruh kompres hangat air serai dan jahe merah terhadap penurunan intensitas nyeri arthritis rheumatoid pada lansia. Metode penelitian desain kuantitaif dengan rancangan penelitian quasi eksperimen melalui design pre-test post-test with control group dengan melibatkan 111 responden. Hasil Penelitian mayoritas responden berusia 60-69 tahun yaitu sebanyak 69 responden (62%) dan mayoritas Pendidikan SD yaitu 51 responden (46%). uji Wilcoxon Pre-Test dan Post-Test kelompok intervensi memiliki nilai P-Value 0.000<0.05, Uji Wilcoxon Pre-Test dan Post-Test kelompok kontrol dengan nilai P-Value 1.000>0.05, Uji Mann Whitney Post-Test Kelompok Intervensi serai dan jahe merah dengan nilai P-Value 0.007<0.05, uji mann whitney pada kelompok intervensi dan kontrol memiliki nilai P-Value 0.000<0.05. Dari hasil Uji Wilcoxon didapatkan nilai P-Value 0.000 pada Pre-Test dan Post-Test. Intervensi Kompres Serai terkait Bermartabat dan kenyamanan memiliki P-Value 0.014, P-Value untuk makna dan Kedamaian senilai 1.000, Pre-Test dan Post-Test Kompres Hangat Jahe Merah untuk nyeri didapatkan P-Value 0.000, bermartabat dan kenyamanan memiliki nilai P-Value 0.000, Makna dan Kedamaian memiliki nilai P-Value 0.317, Uji Wilcoxon pada Nyeri Pre-Test dan Post-Test kontrol didapatkan P-Value 1,000 dan Uji Mann Whitney pada kelompok Intervensi Pre-Test dan Post-Test Kompres hangat air serai didapatkannilai mean rank 29.11 dan Pre-Test dan Post-Test Kompres jahe merah didapatkan nilai mean rank 45.89. Kesimpulan: Kompres hangat air serai dan jahe merah dapat digunakan sebagai terapi komplementer dalam mengatasi masalah nyeri pada lansia dengan Arthritis Rheumatoid.

 

Kata kunci: Serai, Jahe Merah, Intensitas Nyeri, Arthritis Rheumatoid

 

Abstract

Research Method: This study utilized a quantitative research design with a quasi-experimental research design involving 111 respondents in a pre-test post-test with a control group. Results: The majority of respondents were aged 60-69 years, accounting for 69 respondents (62%), and most had an elementary school education, with 51 respondents (46%). The Wilcoxon test for the pre-test and post-test in the intervention group had a P-Value of 0.000<0.05, while the Wilcoxon test for the pre-test and post-test in the control group had a P-Value of 1.000>0.05. The Mann-Whitney test for the post-test in the Lemongrass and Red Ginger Intervention Group had a P-Value of 0.007<0.05, and the Mann-Whitney test between the intervention and control groups had a P-Value of 0.000<0.05. The Wilcoxon test results showed a P-Value of 0.000 for both the pre-test and post-test. The Lemongrass Warm Compress Intervention related to dignity and comfort had a P-Value of 0.014, while the P-Value for meaning and peace was 1.000. The pre-test and post-test for Red Ginger Warm Compress for pain had a P-Value of 0.000, dignity and comfort had a P-Value of 0.000, and meaning and peace had a P-Value of 0.317. The Wilcoxon test for pain in the pre-test and post-test in the control group had a P-Value of 1.000, and the Mann-Whitney test for the Lemongrass Warm Compress Intervention pre-test and post-test resulted in a mean rank of 29.11, while the Red Ginger Warm Compress pre-test and post-test had a mean rank of 45.89. Conclusion: Warm compresses with lemongrass and red ginger can be used as complementary therapy in addressing pain issues in the elderly with rheumatoid arthritis.

 

Keywords: Lemongrass, Red Ginger, Intensity Pain, Rheumatoid Arthritis.

 

Pendahuluan

World Health Organization (WHO) 2016 mencatat bahwa 335 juta orang di seluruh dunia saat ini mengalami Arthritis Rheumatoid, dan jumlah akan terus meningkat. Arthritis Rheumatoid yang sering terjadi di Indonesia pada tahun 2017 prevalensinya sebesar 91.098%, kemudian 98.679% prevalensinya pada tahun 2018, dan sebanyak 102.995 pada tahun 2019, menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Hal ini merupakan suatu data bahwa jumlah penderita Arthritis Rheumatoid telah meningkat setiap tahunnya.

Lansia dianggap sebagai mereka yang berusia 60 tahun atau lebih. aging process yang sering disebut juga dengan proses penuaan, akan dialami oleh orang tua pada umumnya Karena kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi pada bidang medis juga situasi sosial ekonomi yang memburuk, jumlah lansia lebih banyak dari sebelumnya. Menurut data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) pada Maret 2022 dan Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus 2022, dan asal informasi terkait lainnya, mendapatkan data bahwa 16,09 % penduduk dianggap lanjut usia atau 10,48 % dari total jumlah penduduk. Hal tersebut memaparkan jika setiap orang tua yang sangat membutuhan bantuan sekitar 6 orang antara usia 15 dan 59 yang bekerja.

Rasio ketergantungan lansia menunjukkan berapa banyak orang yang berusia 60 tahun ke atas dibandingkan dengan mereka yang berusia kerja (15�59). Ada lebih banyak orang di masa tua mereka daripada di tahun-tahun kerja utama mereka ketika rasio ketergantungan melebihi 100. Dengan kata lain, satu populasi pekerja usia yang diberikan orang melahirkan lebih dari satu populasi lansia. Asumsi yang digunakan untuk menghitung rasio ketergantungan lansia adalah semua penduduk usia kerja memiliki akses terhadap tenaga kerja pasar dan mencari nafkah, tetapi populasi yang lebih tua tidak termasuk dalam skenario ini.

Rasio ketergantungan senior negara ini telah bergerak naik, yang konsisten dengan peningkatan populasi lanjut usia di Indonesia. Lumrahnya, rasio lanjut usia naik melalui bertambahnya jumlah lansia. Untuk tahun 2022, akan ada sekitar 16,09% tanggungan senior per 100 orang dewasa. Persamaan maknanya, 16 lansia lahir untuk setiap 100 penduduk usia produktif (15�59). Bisa dikatakan juga, satu orang lanjut usia dibantu oleh enam orang penduduk usia kerja.

Seiring dengan bertambahnya populasi lanjut usia, masalah kesehatan di kalangan lansia akan semakin parah. Hal ini disebabkan oleh perubahan fisiologis yang disebabkan oleh penuaan. Penyakit sendi adalah salah satu kondisi medis kronis yang mempengaruhi orang lanjut usia, diantarnya Arthritis Rheumatoid (Nur, 2022).

Lansia lebih rentan terhadap penyakit, meskipun tidak semua orang yang lebih tua memiliki masalah kesehatan. Namun demikian, ketika dihubungi sebagai kelompok, Lansia menunjukkan kecenderungan yang pasti dalam dominasi gangguan kronis. Osteoporosis, sinusitis kronis, gangguan pendengaran, gangguan jantung, hipertensi, dan radang sendi adalah tujuh kategori penyakit yang telah banyak dieksplorasi dalam literatur.

Meskipun kejadiannya akan bervariasi berdasarkan geografi dan faktor demografis lainnya, bisa dibilang jika kategori penyakit yang disebutkan sebelumnya hampir selalu menyerang lansia termasuk artritis maupun rematik. (Farawati, 2017). Penyakit sendi sering menyerang orang lanjut usia dan merupakan penyakit paling umum kedua yang dilaporkan oleh orang berusia di atas 55 tahun, dengan proporsi 14,5%, setelah penyakit kardiovaskular (WHO, 2018).

Di Indonesia, penyakit sendi terjadi 24,7%, yang merupakan frekuensi paling tinggi. 37,2% orang dewasa berusia 45 hingga 54 tahun, 45,0% orang berusia 55 hingga 64 tahun, 51,9% orang berusia 65 hingga 74 tahun, dan 54,8% oleh mereka yang berumur lebih 75 tahun mengalami penyakit sendi. Di Sulawesi Selatan prevalensi peyakit sendi yaitu 6,39%.

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Toraja utara prevalensi penyakit sendi mencapai 4,57% atau 846 jiwa. Dan data dari tempat penelitian penyakit nyeri sendi mencapai 394 jiwa dibagi atas laki-laki 149 jiwa serta perempuan 155 jiwa (Riskesdas, 2018).

Artritis reumatoid dimulai dengan kaku, persendian terbatas dan berpotensi mengakibatkan kelumpuhan permanen. Kondisi ini dapat menyerang laki-laki dan perempuan secara setara. Artritis reumatoid merupakan penyakit tidak menular, tetapi bila didiamkan terus menerus sepanjang dua tahun nanti berdampak gangguan rematik biasa, serta jika tidak diobati selama waktu 10 tahun nanti bisa membuat penyakit yang parah. gangguan dan kemungkinan potensial melumpuhkan tubuh (Handono, 2017)

Orang dengan Arthritis Rheumatoid dapat mengalami gejala sebagai akibat dari sistem kekebalan tubuh dan penurunan metabolisme yang terjadi seiring bertambahnya usia (Harismanto, 2020). Menurut penelitian Ekawati (2012), gangguan Arthritis Rheumatoid yang menyebabkan nyeri sendi disebabkan oleh persendian yang permeabel. Nyeri adalah fenomena yang kompleks. Manusia Memanfaatkan rasa sakit sebagai mekanisme pertahanan untuk mengingatkan mereka ketika ada sesuatu yang salah dengan tubuh mereka. Faktor fisik atau psikologis mungkin berkontribusi terhadap rasa sakit.

Terapi untuk nyeri farmakologis dan nonfarmakologis, Terapi Analgesik, obat antiinflamasi non steroid, kortikosteroid, serta obat anti rematik adalah contoh bentuk pemberian farmakologis (Wijayakusuma, 2007). Suatu teknik yang terbukti efektif supaya menurunkan nyeri tanpa menggunakan obat-obatan adalah menghangatkan sendi yang terkena. Kompres adalah metode yang memanfaatkan suhu hangat yang berdekatan, yang memiliki banyak efek fisiologis. Kompres hangat bisa dipakai untuk mengurangi nyeri serta melepaskan ketegangan pada otot yang tegang (Zakiyah, 2014).

Efektifitas kompres hangat akan efektif jika menggunakan serai dan jahe, dua herba yang belum diolah yang bersifat menghangatkan, antiradang, dan membantu memperlancar aliran darah. Karena kemampuan mereka untuk mengurangi busung, menambah relaksasi otot, menyehatkan jantung, mengendurkan otot, mengurangi stres, menghilangkan ketegangan otot, menghilangkan rasa sakit, menambah permeabilitas kapiler, dan membagikan kehangatan untuk tubuh, kedua tanaman ini paling berguna untuk pengobatan orang lanjut usia yang menderita rematik.

Kompres hangat air serai adalah suatu kompres yang dapat dilakukan dengan menggunakan rebusan air serai yang telah direbus dan didiamkan sampai mencapai suhu 40�kemudian akan dikompreskan ke daerah sendi yang nyeri selama 20 menit.sereh yang diperluhkan sejumlah 100 gram.

Kompre jahe merah merupakan suatu kompres yang dapat dilakukan dengan menggunakan jahe merah. Jahe merah yang digunakan sebanyak 100gram yang terlebih dahulu di cuci bersih kemudian dikupas kulitnya dan dicuci kembali dengan menggunkan air yang mengalir kemudian diparut dan direbus sampai mendidih lalu disaring kemudian didiamkan sampai suhunya menjadi 40�C dan kemudian siap untuk digunakan untuk kompres daerah sendi yang nyeri pada lansia dengan Arthritis Rheumatoid.

Serei merupakan suatu rempah yang sangat mudah ditemui, sebab serah mempunyai manfaat yang dapat digunakan oleh ibu rumah tangga sebagai suatu bahan penyedap rasa dan sebagai pengharuam pada masakan. Tanaman sereh mengandung antara lain daun sebanyak 0.4% minyak atsiri yang mengandung tiga komponen penting yaitu sitronela, geraniol sebanyak 20% dan sitronelol sebanyak 55-85% yang dapat dipergunakan sebagai suatu obat alternative yang dapat menghilangkan rasa nyeri pada lansia penderita Arthritis Rheumatoid.

Jahe merah adalah suatu rempah yang sangat mudah ditemui masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Kandungan dalam jahe merah terdiri dari pati sebanyak 52.9%, minyak atsiri sebanyak 3,9% dan juga ekstrak yang dapat larut dalam alhokol sebanyak 9.93%. Komponen kimia yang terkandungan dalam jahe merah yaitu gingerol, shogaol dan zinggerone yang dapat memberi efek sebagai anti oksidan, anti inflamasi, analgesik, anti karsiogenik, non toksik, non mutagenik juga mengandung anti nyeri. Anti nyeri pada jahe merah bisa digunakan untuk meredahkan nyeri sendi pada lansia dengan Arthritis Rheumatoid.

Beberapa peneliti sebelumnya telah melakukan penelitian tentang terapi rematik non farmakologi, antara lain kompres hangat dan senam rematik. Temuan dari penelitian yurida (2020) mengenai efek kompres Menurut temuan penelitian, kompres serei hangat memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat nyeri pada pasien Arthritis Rheumatoid yang lebih tua baik sebelum serta sesudah dibagikan, Kompres jahe hangat terbukti memberikan efek pereda nyeri selain kompres hangat, menurut penelitian Nurfitriani (2020).

Mengurangi ketidaknyamanan sendi, menambah aliran darah, menurunkan pembengkakan, menambah relaksasi otot, menyehatkan jantung, meniadakan stres, menghilangkan kekakuan otot, menghilangkan rasa sakit, menambah permeabilitas kapiler, dan menghangatkan tubuh adalah tujuan Arthritis Rheumatoid pada orang tua. Lansia yang menderita rematik dapat memperoleh manfaat besar dari jenis terapi ini (Arindari, 2020).

Berdasarkan data dari dines Kesehatan Toraja Utara tahun 2022 jumlah lansia di kabupaten Toraja Utara yaitu 34.635 jiwa, data dari puskesmas Tallunglipu tahun 2022 sampai februari 2023 jumlah lansia yaitu 2.498 jiwa, yang menderita Arthritis Rheumatoid berjumlah 304 jiwa dimana dibagi atas laki-laki dengan total 149 jiwaserta wanita berjumlah 155 jiwa.

Menurut hasil wawancara kepada salah satu petugas puskesmas tallunglipu yang menangani lansia mengatakan bahwa penyakit yang diderita lansia yaitu Hipertensi, Artritis reumatoid dan gout Artritis, Artritis reumatoid adalah penyakit tertinggi kedua yang dialami oleh lansia di kecamatan tallunglipu kabupaten Toraja utara.

Berdasarkan pemaparan sebelumnya, peneliti ingin supaya menyelenggarakan penelitian melalui judul penelitian "Pengaruh Kompres Hangat Air Serai Dan Jahe Merah Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Arthritis Rheumatoid Pada Lansia ".

 

Metode Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif dengan desain quasi eksperimen pre-test post-test with control group dengan variabel independen yaitu kompres hangat air serai, jahe merah dan variabel dependen yaitu intensitas nyeri Arthritis Rheumatoid pada lansia (Saryono, 2011). Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli-Agustus 2023. Populasi Penelitian yaitu 155 lansia Perempuan di wilayah kerja Puskesmas Tallunglipu. Sampel yang digunakan sebanyak 111 responden dengan Teknik simple random sampling.

Adapun kriteria yang akan dijadikan sampel yaitu:kriteria inklusi: Lansia Perempuan yang berusia 45 tahun sampai >70 tahun dengan arthritis rheumatoid, kesadaran baik, bersedia menjadi responden, kooperatif dan dapat berkomunikasi secara verbal, dan memiliki kala nyeri 1-6. Kriteria ekslusi: Lansia yang mengalami masalah mental dan skala nyeri berat (7-10).

Pada penelitian ini menggunakan instrument penelitian yaitu lembar observasi pre-test-post-test dan SOP kompres hangat ait serai dan jahe merah berbasis PEOL (Peacefull End of Life). Analisa data yang digunakan yaitu Analisa univariat menggunakan tendensi sentral dan Analisa bivariat menggunakan uji normalitas, karena data tidak berdistribusi normal dan data berpasangan maka menggunakan uji Wilcoxon dan data yang tidak berpasangan dan tidak berdistribusi normal menggunakan uji Mann Whitney.

 

Hasil dan Pembahasan

Tabel 1

Distribusi Karakteristik Frekuensi Responden Berdasarkan Umur dan Pendidikan Lansia

No

Karakteristik

������� Kelompok���� Serai

��������� Kelompok Jahe Merah

��������� Kelompok Kontrol

�������� N

��� %

�������� N

�� %

�������� N

���� %

1

Umur (Tahun)

Pra Lansia (45 � 59)

Lanjut Usia (60 � 69)

Lanjut Usia dengan Resiko Tinggi (>70)

 

10

18

9

 

27.0

48.6

24.3

 

7

25

5

 

18.9

67.6

13.5

 

6

26

5

 

16.2

70.3

13.5

2

Pendidikan

Tidak Sekolah

SD

SMP

SMA

 

7

16

9

5

 

18.9

43.2

24.3

13.5

 

7

18

8

4

 

18.9

48.6

21.6

10.8

 

6

15

10

6

 

16.2

40.5

27.0

16.2

 

TOTAL

37

100

27

100

37

100

 

Berdasarkan tabel 1 di atas, diketahui mayoritas karakteristik Usia responden yaitu pada usia 60-69 tahun dengan jumlah 69 Responden dan mayoritas Pendidikan responden yaitu SD dengan jumlah 49 Responden.

 

Tabel 2

Distribusi Frekuensi berdasarkan Pre-Test dan Post-Test post Intervensi Kompres hangat air serai

Nyeri

Median

Standar Deviasi

Min-Maks

95%CI

Pre Intervensi Serai

5.00

0.822

4 - 6

4.86 � 5.41

Post Intervensi Serai

2.00

0.776

0 - 3

1.55 � 2.07

 

Berdasarkan Tabel 2 menunjukkan bahwa Nyeri Pre-Test intervensi serai dengan median 5.00 (SD=�0.822) dengan skala nyeri 4-6. Nyeri Post-Test intervensi serai dengan median 2.00 (SD=�0.776) dengan skala nyeri 0-3.

 

Tabel 3

Distribusi Frekuensi berdasarkan Pre-Test dan Post-Test Intervensi Kompres Jahe merah

Nyeri

Median

Standar Deviasi

Min-Maks

95%CI

Pre Intervensi Jahe Merah

5.00

0.777

4 - 6

5.04 � 5.56

Post Intervensi Jahe Merah

1.00

0.716

0 - 2

1.11 � 1.59

 

Berdasarkan Tabel 3 menunjukkan bahwa Nyeri Pre-Test intervensi jahe merah dengan median 5.00 (SD=�0.777) dengan skala nyeri 4-6. Nyeri Post-Test intervensi serai dengan median 1.00(SD=�0.716) dengan skala nyeri 0-2.

 

Tabel 4

Distribusi Frekuensi berdasarkan Pre-Test dan Post-Test kontrol

Nyeri

Median

Standar Deviasi

Min-Maks

95%CI

Pre

Kontrol

6.00

0.591

4 - 6

5.23 � 5.69

Post Kontrol

6.00

0.591

4 - 6

5.46 � 5.69

 

Berdasarkan Tabel 4 menunjukkan bahwa Nyeri Pre-Test kontrol merah adalah 6.00 (SD=�0.591) dengan skala nyeri 4-6. Nyeri Post-Test kontrol adalah 6.00 (SD=�0.591) dengan skala nyeri 4-6.

 

Tabel 5

Distribusi Frekuensi berdasarkan Post-Test intervensi serai dan jahe mera

Nyeri

Median

Standar Deviasi

Min-Maks

95%CI

Post Serai dan

Jahe merah

2.00

0.776

0 -3

1.40 � 1.75

 

Berdasarkan Tabel 4.5 menunjukkan bahwa Nyeri Post-Test intervensi serai dan kontrol dengan median 2.00 (SD=�0.776) dengan skala nyeri 0-3.

 

Tabel 6

Distribusi Frekuensi berdasarkan Post-Test intervensi serai dan kontro

Nyeri

Median

Standar Deviasi

Min-Maks

95%CI

Post Serai dan

Kontrol

3.50

1.976

0 - 6

3.18 � 4.09

 

 

Berdasarkan Tabel 6 menunjukkan bahwa Nyeri Post-Test intervensi serai dan kontrol dengan median 3.50 (SD=�1.976) dengan skala nyeri 0-6.

 

Tabel 7

Distribusi Frekuensi berdasarkan Post-Test intervensi jahe dan kontrol

Nyeri

Median

Standar Deviasi

Min-Maks

95%CI

Post Jahe dan

Kontrol

3.00

2.183

0 - 6

2.90 � 3.91

 

Berdasarkan Tabel 7 menunjukkan bahwa Nyeri Post-Test intervensi jahe dan kontrol dengan median 3.00 (SD=�2.183) dengan skala nyeri 0-6.

 

Tabel 8

Distribusi Frekuensi berdasarkan Pre-Test dan Post-Test, Kenyaman, bermakna, kedamaian, makna intervensi serai

������ PEOL

Median

Standar Deviasi

Min-Maks

95%CI

Nyeri Pre-Test

5.00

0.822

4-6

4.86-5.41

Nyeri Post-Test

������ 2.00

0.776

0-3

1.55-2.07

Kenyamanan

0.00

0.277

0-1

-0,1-0.17

Bermartabat

0.00

0.435

0-1

0.10-0.39

Kedamaian

0.00

0.435

0-1

0.10-0.39

Makna

0.00

0.435

0-1

0.10-0.39

 

Berdasarkan Tabel 8 menunjukkan bahwa Nyeri Pre-Testdengan nilai median 5.00 (SD=+ 0.822) dengang skala nyeri 4-6, dan 95% CI 4.86-5.41, dan Nyeri Post-Test dengan median 2.00 (SD=�0.776) dengan skala nyeri 0-3., dengan 95%CI 1.55-2.07, Kenyaman nilai mediannya 2.00 (SD=+0.776).

Dengan nilai Minimum 0 dan nilai maksimum 1 dengan 96%CI -0,1-0.17, Bermartabat, kedamaian dan Makna memiliki nilai yang sama yaitu nilai median 0.00(SD=+0.435) dengan nilai minumum 0 dan nilai maksimumnya 1 dengan 95%CI 0.10-0.39.

 

Tabel 9

Distribusi Frekuensi berdasarkan Pre-Test dan Post-Test, Kenyaman, bermakna, kedamaian, makna intervensi Jahe Merah

������ PEOL

Median

Standar Deviasi

Min-Maks

95%CI

Nyeri Pre-Test

5.00

0.777

4-6

5.04-5.56

Nyeri Post-Test

������ 1.00

0.716

0-2

1.11-1.59

Kenyamanan

0.00

0.347

0-1

0.20-0.25

Bermartabat

1.00

0.502

0-1

0.40-0.74

Kedamaian

1.00

0.505

0-1

0.37-0.71

Makna

1.00

0.502

0-1

0.40--074

 

Berdasarkan Tabel 9 menunjukkan bahwa Nyeri Pre-Testdengan nilai median 5.00 (SD=+ 0.777) dengang skala nyeri 4-6, dan 95% CI 5.04-5.56, dan Nyeri Post-Test dengan median 1.00 (SD=�0.716) dengan skala nyeri 0-2, dengan 95%CI 1.11-1.59, Kenyaman nilai mediannya 0.00 (SD=+0.347) Dengan nilai Minimum 0 dan nilai maksimum 1 dengan 95%CI 0.2-0.25, Bermartabat nilai mediannya 1.00 (SD=+0.502 ).

Dengan nilai Minimum 0 dan nilai maksimum 1 dengan 95%CI 0.40-0.74, kedamaian nilai mediannya 1.00 (SD=+0.505 ) Dengan nilai Minimum 0 dan nilai maksimum 1 dengan 95%CI 0.30-0.71,�� dan Makna memiliki nilai nilai median 1.00(SD=+0.502) dengan nilai minumum 0 dan nilai maksimumnya 1 dengan 95%CI 0.40-0.74.

 

Tabel 10

Distribusi Frekuensi berdasarkan Pre-Test dan Post-Test, Kenyaman, bermakna, kedamaian, makna kontrol

������ PEOL

Median

Standar Deviasi

Min-Maks

95%CI

Nyeri Pre-Test

6.00

0.691

4-6

5.23-5.69

Nyeri Post-Test

������ 6.00

0.691

0-2

1.11-1.59

Kenyamanan

0.00

0.000

0-1

0.00

Bermartabat

0.00

0.000

0-1

0.00

Kedamaian

0.00

0.000

0-1

0.00

Makna

0.00

0.000

0-1

0.00

 

Berdasarkan Tabel 10 menunjukkan bahwa Nyeri Pre-Testdan Post -Test dengan nilai median 6.00(SD=+ 0.691) dengan skala nyeri 4-6, dan 95% CI 5.23-5.69, Kenyama. Bermartabat, kedamaian dan Makna nilai mediannya 0.00 (SD=+0.000) Dengan nilai Minimum 0 dan nilai maksimum 0 dengan 95%CI 0.00.

 

Tabel 11

Distribusi frekuensi pre-test dan post-test kelompok intervensi kompres hangat air serai dan jahe merah

Kompres Hangat

Mean Rank

Siq. 2 Tailed

Air serai

����������������� 29.11

������������������ 0.000

Jahe Merah

����������������� 45.89

 

 

Berdasarkan Tabel 11 diketahui bahwa kelompok kompres hangat air serai dengan nilai mean rank 29.11 dan pada kelompok kompres jahe merah nilai mean rank 45.89 dengan siq.2 tailed 0.000.

 

 

Pembahasan

Skala nyeriPre-Test dan Post-Test kompres hangat air serai

����������� Dari Analisa yang dilakukan terhadap kelompok intervensi kompres hangat serai menunjukkan nilai mean skala nyeri kelompok kompres hangat serai Pre-Test intervensi yaitu 5.41 dengan skala nyeri 4-6 dan nilai mean skala nyeri Post-Test intervensi yaitu 1.81 dengan skala nyeri 0-3. Nyeri adalah perasaan tidak mengenakkan yang bersifat subyektif, yang berbeda-beda dalam tingkat dan intensitasnya pada setiap orang, dan hanya orang tersebut yang dapat menggambarkan rasa nyeri yang mereka alami.

����������� Perhatian seseorang terhadap nyeri mereka dapat mempengaruhi rasa sakit mereka. Perhatian yang meningkat terkait dengan perasaan nyeri yang meningkat juga. Ini dapat terjadi apabila seseorang terlalu berkonsentrasi pada nyeri yang mereka alami, yang dapat mempengaruhi persepsi mereka tentang nyeri tersebut. Di sisi lain, pengalihan perhatian, juga dikenal sebagai distraksi, dapat membantu menurunkan nyeri yang terjadi (Fatmawati, 2011).

Reaksi terhadap nyeri juga dipengaruhi oleh pengalaman sebelumnya dengan jenis nyeri tertentu. Seseorang yang sering mengalami nyeri yang sama berulang-ulang tanpa pernah sembuh akan mengalami kecemasan, yang menyebabkan lebih banyak nyeri. Sebaliknya, seseorang yang mengalami jenis nyeri yang sama berulang-ulang namun sukses diatasi akan lebih mudah dalam menafsirkan rasa nyeri itu (Rahadhanie, 2015).

Peneliti berpendapat bahwa nyeri yang dialami setiap responden berbeda-beda dan dapat diakibatkan oleh berbagai faktor, seperti distraksi dan pengalaman nyeri sebelumnya. Dengan demikian, pengalaman ini akan membantu responden menghambat dan mengubah nyeri pada mekanisme tahap modulasi dan persepsi nyeri yang berpengaruh pada respon mereka terhadap nyeri.

 

Skala nyeri Pre-Test dan Post-Test kompres jahe merah

Hasil penelitian yang dilakukan pada kelompok intervensi kompres hangat serai menunjukkan nilai mean skala nyeri kelompok kompres jahe merah pre intervensi yaitu 5.30 dengan skala nyeri 4-6 dan nilai mean skala nyeri Post-Test intervensi yaitu 1.35 dengan skala nyeri 0-3. Hasil analisa secara statistik didapatkan ada pengaruh yang signifikan pemberian kompres hangat air jahe merah terhadap penurunan intesitas nyeri pada lansia penderita Arthritis Rheumathoid dengan nilai P-value 0.000 (<0.05).

Terjadinya perubahan intesitas nyeri arthritis rheumathoi Post-Test intervensi kompres hangat air jahe merah karenakandungan jahe merah memiliki sifat antiflamasi dan analgesik alami yang dapat membantu mengurangiperadangan serta meredahkan nyeri dan efek relaksasi pada kompres hangat air jahe merah dapat mengurangi ketegangan otot-otot yang kaku dan tegang di sekitar sendi yang terkena arthritis rheumathoid.

Selain itu jahe merah juga mengandung senyawa gingerol,shogaol dan zingerone yang memiliki sifat vasodilatisi. Vasodilatasi yaitu pelebaran pembuluh darah, terjadinya peleberan pembuluh darah dapat meningkatkan sirkulasi darah membantu meredahkan nyeri arthritis rheumathoid. Terapi alternatif dengan menggunakan kompres hangat jahe merah merupakan salah satu terapi nonfarmakologi yang tidak membutuhkan dana yang cukup banyak karena hanya membutuhkan 100 gram jahe merah dan 500 cc air untuk 1 kali kompres di pagi hari selama 7 hari.

Hasil perbedaan tersebut diperoleh dari hasil lembar observasi yang dilakukan pada responden kemudian dianalisis dengan menggunakan uji statistik, sehingga terdapat hasil yaitu, sebelum dilakukan kompres hangat air jahe merah intensitas nyeri responden berada pada skala nyeri 4-6dan setelah post intervensi kompres hangat jahe merah skala nyeri respoden menjadi 0-3. Berdasarkan asumsi peneliti diketahui bahwa kompres jahe merah merupakan salah satu terapi komplementer yang dapat digunakan untuk menurunkan nyeri Arthritis Rheumathoid.

Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Abd. Rahmat Muthalib pada tahun 2022. Melakukan kompres hangat dengan jahe adalah cara non-farmakologi untuk mengurangi nyeri secara mandiri. Studi ini bertujuan untuk mengetahui apakah kompres hangat jahe dapat membantu penderita rematik mengurangi nyeri. Quasi eksperimen Pre-Test dan Pos-Test digunakan dalam metode penelitian kuantitatif. Metode pengambilan sampel yakni dengan metode purposive sampling. Penelitian ini melibatkan 17 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompres hangat jahe mempengaruhi penurunan nyeri, dengan nilai p = 0,000 dan α = 0,05.

 

Skala nyeri Pre-Test dan Post-Test kontrol

Hasil penelitian yang dilakukan pada kelompok Kontrol menunjukkan mean skala nyeri kelompok kontrol Pre-Test dan Post-Test sama yaitu yaitu 5.46 dengan skala nyeri 4-6, median 6.00 standar deviasi 0.591, nilai minimun 4 dan maksimum 6 dengan 95% CI 5.23 � 5.69. Hasil analisa secara statistik didapatkan Tidak pengaruh yang signifikan Pre-Test dan Post-Test kontrol terhadap penurunan intesitas nyeri pada lansia penderita ArthritisRheumathoid dengan nilai P-value 1.000 (>0.05).

Tidak terjadinya perubahan intesitas nyeri arthritis rheumathoi setelah Pre-Test dan Post-Test kontrol karena responden tidak diberikan intervensi kompres hangat air serai dan jahe merah serta responden tidak menggunakan terapi alternatif lain dan pola makan responden yang tidak terkontrol sehingga nyeri pada responden tidak mengalami perubahan.

 

Skala nyeri Post-Test kompres hangat air serai dan jahe merah

Hasil penelitian yang dilakukan pada kelompok Post-Test intervensi kompres hangat Air serai dan jahe merah menunjukkan nilai mean 1.58 dengan skala nyeri 0-3, median 2.00 standar deviasi 0.776 dan 95%CI 1.40 � 1.75. Hasil analisa secara statistik didapatkan ada pengaruh yang signifikan Post intervensi pemberian kompres hangat air serai dan jahe merah terhadap penurunan intesitas nyeri pada lansia penderita Arthritis Rheumathoid dengan nilai P-value 0.007 (<0.05).

Terjadinya perubahan intesitas nyeri arthritis rheumathoi Post-Test kompres hangat air serai dan jahe merah karena kandungan serai dan jahe merah memiliki sifat antiflamasi dan analgesik alami yang dapat membantu mengurangi peradangan serta meredahkan nyeri dan efek relaksasi pada kompres hangat air serai dan jahe merah dapat mengurangi ketegangan otot-yang kaku di sekitar sendi yang terkena arthritis rheumathoid. Selain itu serai jahe merah juga mengandung senyawa gingerol, shogaol dan zingerone yang memiliki sifat vasodilatisi. Vasodilatasi yaitu pelebaran pembuluh darah, terjadinya peleberan pembuluh darah dapat meningkatkan sirkulasi darah membantu meredahkan nyeri arthritis rheumathoid.

Terapi alternatif dengan menggunakan kompres hangat air serai dan jahe merahmerupakan salah satu terapi nonfarmakologi yang tidak membutuhkan dana yang cukup banyak karena hanya membutuhkan 100 gram serai dan jahe merah, 500 cc air untuk 1 kali kompres di pagi hari selama 7 hari berturut-turut. Hasil perbedaan tersebut diperoleh dari hasil lembar observasi yang dilakukan pada responden kemudian dianalisis dengan menggunakan uji statistik, sehingga terdapat hasil yaitu, Post-Test intervensi kompres hangat air serai dan jahe merah menurunkan skala nyeri responden menjadi skala 0-3 (nyeri ringan).

Berdasarkan asumsi peneliti diketahui bahwa kompres hangat air serai dan jahe merah merupakan salah satu terapi komplementer yang dapat digunakan untuk menurunkan skala nyeri pada lansia dengan Arthritis Rheumathoid. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kristina Puji Purwandari dengan judul Efektivitas kompres hangat jahe merah dan serai terhadap nyeri Arthritis Rheumatoid pada lansia di Desa Balepanjang tahun 2023.

Metode yang digunakan adalah studi kasus deskriptif yang merupakan salah satu jenis strategi dalam penelitian kualitatif, dengan pendekatan case studi research (studi Kasus). Populasi dalam penelitian ini adalah lansia yang menderita Arthritis Rheumatoid. Samapel sebanyak 30 responden. Instrument menggunakan lembar observasi dan standar operasional peosedur (SOP).

Hasil yang didapatkan dari keseluruhan responden menunjukkan bahwa sesudah dilakukan kompres jahe sebanyak 2 kali dalam sehari terdapat penurunan intensitas nyeri. Hal ini dpat dilihat dari lembar observasi responden. Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah terdapat pengaruh kompres hangat jahe merah dan serai terhadap penurunan nyeri seni pada lansia.

 

Skala nyeri Post-Test post kompres serai dan Kontrol

Hasil penelitian yang dilakukan pada kelompok intervensi kompres hangat Air serai dan kontrol menunjukkan nilai mean 3.64 dengan skala nyeri 0-6, median 3.50 standar deviasi 1.976 dan 95% CI 3.18 � 4.09. Hasil analisa secara statistik didapatkan ada pengaruh yang signifikan Post intervensi pemberian kompres hangat air serai dan Post-Test kontrol terhadap penurunan intesitas nyeri pada lansia penderita Arthritis Rheumathoid dengan nilai P-value 0.000 (<0.05).

Serai adalah salah satu atanaman yang memiliki zat sebagai penghangat, anti radang dan dapat memperlancar aliran darah. Serai mengandung minyak atsiri yang memiliki efek panas. Serai merupakan tanaman Semak yang memiliki akar serabut besar dan berimpang pendek. Serai ini dapat menurunkan nyeri sendi, dengan pemberian minyak atsiri yang terkandung dalam serai tersebut.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nurfitriani dan Tina Yuli Fatmawati dengan judul pengaruh kompres serai hangat terhadap intensitas nyeri Artritis Rheumatoid pada lanjut usia di panti social tresna werda Buli Luhur. Penelitian dilakukan pada bulan desember 2018 sampai dengan januari 2019 di panti werda budi luhur jambi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa frekuensi nyeri Arthritis Rheumatoid pada lansia yang sbelumya rata-rata 6.90 menjadi rata-rata 4.13 setelah intervensi. Pemberian kompres serai hangat berpengaruh pada menurunnya intensitas nyeri Arthritis Rheumatoid pada lansia di panti sosial Tresna Werda kota Jambi dengan nilai P-value= 0.000.

 

Skala nyeri Post-Test Intervensi kompres jahe merah dan control

Hasil penelitian yang dilakukan pada kelompok intervensi kompres hangat Air serai dan kontrol menunjukkan nilai mean 3.41 dengan skala nyeri 0-6, median 3.00 standar deviasi 2.183 dan 95% CI 2.90 � 3.91. Hasil analisa secara statistik didapatkan ada pengaruh yang signifikan Post intervensi pemberian kompres jahe merah dan post kontrol terhadap penurunan intesitas nyeri pada lansia penderita Arthritis Rheumathoid dengan nilai P-value 0.000 (<0.05).

Terjadinya perubahan intesitas nyeri arthritis rheumathoi post-test kompres jahe merah dan Post-Test control karena jahe merah mengandung 19 komponen bio-aktif yang berkhasiat bagi kesehatan. Salah satu komponen terbanyak yang terdapat dalam jahe merah adalah substansi rasa pedas gingerol dan panas, berkasiat sebagai anti helmintik, anti rematik dan pencehagan masuk angin. Gingerol bersifat antikoagulan yaitu mencegah penggumpalan darah.

Jahe merah sudah dikenal secara turun-temurun diantaranya sebagai Pereda sakit kepala, batuk, masuk angin. Jahe merah juga sering digunakan untuk mengatasi masalah di saluran pencernaan, Arthritis Rheumatoid, mabuk perjalanan, dan sebagai anti-mual. Efek panas pada jahe merah ini yang dapat meredahkan nyeri, kaku dan spasme otot pada Arhritis Rheumatoid. Jahe bisa mengatasi luka lecet, luka tertusuk duri atau benda tajam, jatuh, dan gigitan binatang.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Gusman Virgo dan Supianto dengan judul Efektivitas kompres jahe merah terhadap penurunan skala nyeri pada lansia dengan Arthritis Rheumatoid di Puskesmas Batang Tumu, penelitian dilakukan pada 2-10 Mei 2018. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penderita RA ditandai rata-rata skal nyeri RA sebelum diberikan kompres jahe merah mean 6.77 dan sesudah diberikan kompres jahe merah mean 2,93 dengan skala nyeri RA (P-Value=0.000< 0.05). kesimpulan penelitian ini adalah terdapat pengaruh kompres jahe merah terhadap penurunan nyeri pada penderita RA di Puskesmas Pembantu Bakau Aceh Wilayah Keraja Puskesmas Batang Tumu (Supianto, 2018).

 

Skala Nyeri Pre-Test dan Post-Test, Kenyamanan, Bermartabat, Kedamaian dan Makna Intervensi Kompres Hangat Air Serai

Dari Analisa yang dilakukan terhadap kelompok intervensi kompres hangat Air serai menunjukkan nilai median skala nyeri kelompok kompres hangat serai Pre-Test intervensi yaitu 5.00 dengan skala nyeri 4-6 dan nilai median skala nyeri Post-Test intervensi yaitu 2.00 dengan skala nyeri 0-3, Kenyamanan dengan nilai median 0.00 dengan nilai Minimun 0 dan Maximum 1, dengan 95% CI -0.01-0.17, dengan Uji Wilcoxon di dapatkan nilai P-Value 0.000 pada Pre-Test dan Post-Test Intervensi Kompres Serai yang artinya ada perbedaan skala nyeri sebelum dan sesudah diberikan intervensi.

Bermartabat dan kenyamanan P-Value 0.014 artinya jika skala nyeri menurun maka seseorang merasa nyaman dan merasa dihargai,dan pada Makna dan Kedamaian Nilai P-Value 1.000 yang artinya diberikan kompres hangat air serai atau tidak seseorang merasa tidak damai dan tidak semangat karena berbagai faktor lainnya seperti karena terdapat penyakit lain yang membuatnya tidak merasa damai dan tidak semangat. Nyeri adalah perasaan tidak mengenakkan yang bersifat subyektif, yang berbeda-beda dalam tingkat dan intensitasnya pada setiap orang, dan hanya orang tersebut yang dapat menggambarkan rasa nyeri yang mereka alami.

Kenyamanan adalah bebas dari ketidaknyaman, keadaan yang mudah, puas dan damai serta apapun yang membuat hidup mudah atau menyenangkan, Bermartabat adalah adalah memiliki kehormatan atau derajat kemanusiaan dan harga diri yang tinggi, Kedamaian adalah segala hal yang membahas mengenai pencapaian kesejahteraan hidup manusia melalui keadilan dan kondisi damai, Makna kehidupan yaitu ketergantungan dengan orang yang peduli dan merasa sangat bermakna untuk melakukan apa yang ingin di kerjakan untuk mencapai suatu tujuan.

Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa bebas dari nyeri, merasa nyaman, merasa dihargai, merasa damai dan dan sangat bermakna jika mendpatkan terapai non farmakologi seperti kompres hangat air serai khususnya pada penderita Arthritis Rheumatoid pada lansia.

Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Faqih Ruhyanudin (2017). Faqih menuturkan bahwa pengelolaan pasien kanker mencerminkan fungsi dan peran perawat, yakni sebagai petugas keperawatan, pengelola, pendidik, inovator, dan pendorong. Dalam pemberian asuhan keperawatan selama kegiatan praktik ini, penulis menggunakan pendekatan teori peaceful end of life (PEOL), yang berfokus pada 5 konsep utama dan pada hasil yang ingin dicapai yaitu pasien terbebas dari rasa nyeri, mencapai rasa nyaman, merasa dihargai, merasakan kedamaian, dan kedekatan serta kepedulian orang-orang dekatnya kepadanya (Joyce, 2014).

Dari hasil evaluasi, teridentifikasi bahwa masalah keperawatan utama yang bisa muncul pada pasien kanker tyroid adalah nyeri akut, malnutrisi, kecemasan, dan intoleransi aktivitas.

 

Skala Nyeri Pre-Test dan Post-Test, Kenyamanan, Bermartabat, Kedamaian dan Makna Intervensi Kompres Jahe Merah

Dari Analisa yang dilakukan terhadap kelompok intervensi kompres Jahe Merah menunjukkan nilai median skala nyeri kelompok kompres hangat serai Pre-Test intervensi yaitu 5.00 dengan skala nyeri 4-6, 95% CI 5.04 � 5.56 dan nilai median skala nyeri Post-Test intervensi yaitu 1.00 dengan skala nyeri 0-2, 95% CI 1.11-1.59 Kenyamanan dengan nilai median 0.00 dengan nilai Minimun 0 dan Maximum 1, dengan 95% CI -0.01-0.17, Bermartabat dengan nilai median 1.00 (SD=+0.502) dengan nilai Minimum 0 dan Maksimum 1 dengan 95%CI 0.40 � 0.74, Kedamaian dengan nilai median 1.00 (SD=+0.505) dengan nilai Minimum 0 dan nilai maksimumnya 1 dengan 95% CI 0.37-0,71.

Makna dengan nilai Median 1.00 (SD=+0.502) dengan nilai minumun 0 dan maksimum 1 dengan 95%CI 0.40-0.74, berdasarkan hasil Uji Wilcoxon pada Nyeri Pre-Test dan Post-Test Kompres Hangat Jahe Merah di dapatkan nilai P-Value 0.000 yang artinya ada perbedaan setelah dilakukan intervensi kompres jahe merah bermartabat dan kenyamanan nilai P-Value 0.000 yang artinya sesorang yang mendapatkan intervensi kompres jahe merah selain menurunkan skala nyeri memberikan kenyamanan dan seseorang merasa sangat dihargai atau dihormati, dan Makna dan Kedamaian nilai P-Value 0.317 artinya Kompres jahe merah tidak dapat memberikan kedamaian dan semangat untuk seseorang yang menderita Arthritis Rheumatoid karena berbagai factor misalnya factor penyakit lain yang membuat seseorang tidak pernah damai dan semangat untuk hidup.

Nyeri adalah perasaan tidak mengenakkan yang bersifat subyektif, yang berbeda-beda dalam tingkat dan intensitasnya pada setiap orang, dan hanya orang tersebut yang dapat menggambarkan rasa nyeri yang mereka alami. Kenyamanan adalah bebas dari ketidaknyaman, keadaan yang mudah, puas dan damai serta apapun yang membuat hidup mudah atau menyenangkan, Bermartabat adalah adalah memiliki kehormatan atau derajat kemanusiaan dan harga diri yang tinggi, Kedamaian adalah segala hal yang membahas mengenai pencapaian kesejahteraan hidup manusia melalui keadilan dan kondisi damai, Makna kehidupan yaitu ketergantungan dengan orang yang peduli dan merasa sangat bermakna untuk melakukan apa yang ingin di kerjakan untuk mencapai suatu tujuan.

Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa bebas dari nyeri, merasa nyaman, merasa dihargai, merasa damai dan dan sangat bermakna jika mendapatkan terapai non farmakologi seperti kompres jahe merah pada lansia yang menderita Arthritis Rheumatoid. Hal ini di dukung oleh penelitian kuantitatif yang dilakukan oleh Sriargianti amir, Adi Fahrudin dan Irma Nursanti terhadap pasien kanker serviks di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan terkait Peaceful End of Life sebelum dan sesudah pasien diberikan promosi kesehatan menggunakan paket edukasi.

 

Skala Nyeri Pre-Test dan Post-Test, Kenyamanan, Bermartabat, Kedamaian dan Makna pada Kelompok Kontrol

Dari Analisa yang dilakukan terhadap kelompok Kontrol menunjukkan nilai median skala nyeri kelompok kompres hangat serai Pre-Testyaitu 6.00 (SD=+0,691) dengan skala nyeri 4-6, 95% CI 5.23-5.69 dan nilai median skala nyeri Post-Test yaitu 6.00 (SD=+0.691) dengan skala nyeri 4-6, 95% CI 5.23-5.69, Kenyamanan, Bermartabat, Kedamaian dan Makna dengan nilai median 0.00 dengan nilai Minimun 0 dan Maximum 0, dengan 95% CI 0.00, dengan nilai P-Value 1,000 yang artinya skala nyeri tdiak mengalami penurunan sehingga membuat seseorang tidak merasa nyaman, merasa tidak dihargai, merasa tidak damai dan tidak semiliki semangat untuk terus mencari alternatif dalam menurunkan skala nyeri.

Nyeri adalah perasaan tidak mengenakkan yang bersifat subyektif, yang berbeda-beda dalam tingkat dan intensitasnya pada setiap orang, dan hanya orang tersebut yang dapat menggambarkan rasa nyeri yang mereka alami. Kenyamanan adalah bebas dari ketidaknyaman, keadaan yang mudah, puas dan damai serta apapun yang membuat hidup mudah atau menyenangkan, Bermartabat adalah adalah memiliki kehormatan atau derajat kemanusiaan dan harga diri yang tinggi, Kedamaian adalah segala hal yang membahas mengenai pencapaian kesejahteraan hidup manusia melalui keadilan dan kondisi damai, Makna kehidupan yaitu ketergantungan dengan orang yang peduli dan merasa sangat bermakna untuk melakukan apa yang ingin di kerjakan untuk mencapai suatu tujuan.

Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa tdak bebas dari nyeri, tidak merasa nyaman, tidak merasa dihargai, tidak merasa damai dan dan Tidak semangat jika tidak mendapatkan edukasi dan terapai non farmakologi seperti kompres hangat air serai dan jahe merah dan tidak melakukan pengobatan medis maka nyeri Arthritis Rheumatoid yang diderita oleh lansia akan berlangsung lama.

Hal ini di dukung oleh penelitian kuantitatif yang dilakukan oleh Sriargianti amir, Adi Fahrudin dan Irma Nursanti terhadap pasien kanker serviks di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan terkait Peaceful End of Life sebelum dan sesudah pasien diberikan promosi kesehatan menggunakan paket edukasi.

 

Efektivitas kompres hangat air serai dan jahe merah terhadap penurunan intensitas nyeri arthritis Rheumatoid pada lansia.

Dari Analisa yang dilakukan pada kelompok Intervensi Pre-Test dan Post-Test Kompres hangat air serai di dapatkannilai mean rank 29.11 dan Pre-Test dan Post-Test Kompres jahe merah didapatkan nilai mean rank 45.89, sehingga dapat disimpulkan nilai mean rank kompres jahe merah lebih tinggi dibandingkan dengan nilai mean rank kompres hangat air serai. Ini berarti bahwa kompres hangat jahe merah lebih baik dalam hal meredakan nyeri rematik dibandingkan dengan yang berbahan air serai. Temuan ini menjadi dasar bahwa performa kompres jahe merah dalam menurunkan skala nyeri lansia penderita arthritis rheumatoid lebih baik daripada air serai. Temuan ini selaras dengan dengan hasil riset yanti (2019) yang menemukan hasil uji T-Test pada jahe merah dimana p=0.000 sementara pada serai dimana p=0.001.

Jika dibandingkan, kandungan minyak atsiri jahe lebih tinggi(1-3%) daripada di serai yakni hanya 0.4%. Minyak atsiri ini berkhasiat meredakan nyeri Arthritis Rheumatoid karena sifatnya yang pedas, pahit dan aromatic yang berasal dari oleoresin seperti Zingeron, gingerol dan shogaol.

Oleoresin memiliki potensi anti-inflamasi dan antioksidan yang kuat. Antioksidan alami pada jahe lumayan tinggi. Selain itu, kandungan air dan minyak yang tidak menguap pada jahe berperan sebagai enhancer yang dapat meningkatkan permeabilitas oleoresin menembus kulit tanpa menimbulkan iritasi atau masalah sampai ke sirkulasi perifer.

Hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa kompres hangat air serai dan jahe merah punya khasiat yang sama untuk mengurangi nyeri sendi penderita RA. Namun, dalam penelitian ini, kompres hangat jahe merah lebih efektif daripada kompres hangat air serai untuk mengurangi intensitas nyeri RA pada lansia.

 

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh kompres hangat air serai dan jahe merah terhadap penurunan intensitas nyeri Arthritis Rheumatoiddapat disimpulkan bahwa kedua intervensi tersebut dapat menurunkan intensitas nyeri arthritis namun yang lebih efektif yaitu kompres jahe merah dapat dibuktikan dengan nilai mean rank pada kompres hangat air serai yaitu 29.11 dan nilai mean rank pada komres jahe merah yaitu 45.89.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BIBLIOGRAFI

Arindari, D. S. (2020). Hubungan Aktivitas Fisik Dengan Nyeri Arthritis Rheumatoid Pada Lansia di Panti Sosial.

 

Ekawati. (2012). Faktor-Faktor Pencetus Rheumatoid Arthritis.

 

Farawati. (2017). Efektifitas Kompres Jahe Merah Hangat Dan Kompres Serah Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Arthritis Rheumatoi.

 

Fatmawati, N. D. (2020). Pengaruh Kompres Serai Hangat Terhadap Intensitas Nyeri Arthritis Rheumatoid Pada Lanjut Usia Di Panti Sosial Tresna Werdha Bidu Luhur.

 

Harismanto. (2020). Tingkat Pengetahuan Terhadap Penanganan Penyakit Rheumatoid Arhritis Pada Lansia

 

Handono. (2017). Penyakit Degeneratif.

 

Joyce, M., & Jane, H. (2014). Keperawatan Medikal Bedah. Singapura: Elsevier.

 

Nur, H. A. (2022). Kompres Hangat Jahe Merah Dan Serah Terhadap Penurun Intesitas Nyeri Pada Lansia Dengan Arthritis Rheumatoid.

 

Nurfitriani, N. &. (2020). Pengaruh Kompres Serai Hangat Terhadap Intensitas Nyeri Arthrtitis Rheumatoid Pada Lanjut Usia Di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur. Jurnal Akademika Baiturrahim Jambi

 

Radharani, R. (2020). Kompres Jahe Hangat Dapat Menurunkan Intensitas Nyeri Pada Pasien Gout Artritis.

 

Saryono. (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif Dalam Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medica.

 

Supianto, G. V. (2018). Efektivitas Kompres Jahe Merah Terhadap Penurunan Skala Nyeri Pada Lansia Dengan Arthritis Rheumatoid Di Puskesmas Batang Tumu.

 

Wijayakusuma, H. (2007). Tanaman Berkasiat Obat Di Indonesia. Jakarta

 

Yurida Olviani. (2020). Pengaruh Kompres Hangat Air Serai Terhadap Penurunan Nyeri Artritis Rheumatoid Pada Lansia Di Panti Sosial Tresna Werdha Sejahtera Banjarbaru Provinsi Kalimantan Selatan. Banjarbaru: Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan Dan Keperawatan Vol 11 No.1 Juli 2020 (Issn:2086-3454 Eissn:2549-4058).

 

Zakiyah, A. (2014). Konsep Dan Penatalaksanaan Dalam Praktik Keperawatan Berbasis Bukti. Jakarta Selatan: Salemba Medika.

 

 

 

 

Copyright holder:

Junelty Almar, Eko Winarto, Julvainda Eka (2023)

 

First publication right:

Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia

 

This article is licensed under: