Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 7, No. 09, September 2022
BENTUK DAN FUNGSI MUSIK IRINGAN TARI PUJU
GALAGANJUR SANGGAR
SIRAJUDDIN GOWA
1*,2,3Prodi Pendidikan Seni, Fakultas Pascasarjana, Universitas
Negeri Semarang, Indonesia
Email: 1*[email protected], 2[email protected],
3[email protected]
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini untuk
menganalisis dan mendeskripsikan permasalahan mengenai Bentuk musik iringan
tari puju galaganjur sanggar sirajuddin gowa.Metode penelpitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif.Hasil
penelitian menunjukkan bahwa: bentuk musik iringan tari puju galaganjur terdapat
tiga bagian yaitu: A – B – C, Bagian pertama
pengiring dimulai saat penari bersiap memasuki arena pertunjukan. Alat musik
tradisional yang menjadi pembuka sebagai intro adalah gendang. Komposisi
pengiringnya diawali dengan pola irama ketukan gendang sebagai pembuka. Iringan
tengah terdiri dari ansambel musik tradisional Makassar yang memainkan
lagu-lagu Lana Lana. Di akhir komposisi, iringan tari menggunakan melodi lagu
tanning- tanning yang mengiringi penari meninggalkan arena panggung secara
bersamaan. Iringan tari
musik Puju galaganjur hanya diciptakan untuk kebutuhan iringan tari yang
tergolong jenis eksternal yang dimainkan secara ansambel dengan komposisi musik
iringan tari yang bersifat non-mandiri yaitu; musik yang disusun hanya untuk
kebutuhan iringan atau illustrasi.
Kata
kunci: Bentuk, Fungsi Musik Iringan,
Tari Puju Galaganjur, Sanggar Sirajuddin Gowa
Abstract
The
aim of this research is to analyze and describe the issues regarding the
musical accompaniment form of the Puju Galaganjur dance at Sanggar Sirajuddin
Gowa. The research method used in this study is descriptive with a qualitative
approach. The research findings indicate that the musical accompaniment form of
the Puju Galaganjur dance consists of three sections: A – B – C. The first part
of the accompaniment begins as the dancers prepare to enter the performance
area. The traditional musical instrument that opens the performance is the
drum, with the accompaniment composition starting with a rhythmic drum pattern
as the introduction. The middle accompaniment features a traditional Makassar
music ensemble playing Lana Lana songs. At the end of the composition, the
dance accompaniment uses the melody of the tanning-tanning song as the dancers
leave the stage simultaneously. The Puju Galaganjur dance accompaniment is
specifically created for the dance's external accompaniment needs, played as an
ensemble with a non-independent nature, designed solely for the purpose of
dance accompaniment or illustration.
Keywords: Form, Function of Musical Accompaniment,
Puju Galaganjur Dance, Sanggar Sirajuddin Gowa
Pendahuluan
Kesenian
tradisional di Indonesia merupakan ciri khas kebudayaan dari daerah dan merupakan salah satu cara untuk
menggambarkan suatu perasaan keindahan dalam jiwa manusia(Kasus
& Jathilan, 2015). Di Daerah Gowa
tari tradisional Puju Galaganjur berhubungan erat dengan unsur-unsur agama,
kepercayaan, magis yang sudah ada sejak jaman dahulu. Hal ini mengandung makna
bahwa tari Puju Galaganjur dan iringan musik selalu tampil dalam kegiatan masyarakat
pendukungnya. Seiring perkembangan zaman pelaku seni, seniman yang ada di
sanggar Sirajuddin berusaha untuk menggarap iringan musik tari Galaganjur
disesuaikan dengan irama gerak dari penari. Hasil dari garapan sanggar
Sirajuddin sudah dimainkan bukan hanya pada upacara ritual, akan tetapi sudah dimainkan
pada upacara resmi, dan acara pernikahan, sebagai hiburan.
Tari
Puju galaganjur
merupakan tarian tradisional yang diturunkan dari nenek moyang suku Bayo. Orang
Bayo dikenal sebagai
orang laut karena mereka hidup dilaut. Tari Galaganjur ini diperkirakan sudah
ada sejak lama dan berkembang dimasyarakat dengan menggunakan pola
trasidional.Namun, tidak ada yang tahu siapa yang mengembangkan Tari Galaganjur
atau kapan diciptakan. Awalnya, tarian Galaganjur hanya ditampilkan sebagai
pelengkap upacara pernikahan, khitanan, dan ritual pindah ke tempat tinggal
baru. Salah satu tokoh seniman kabupaten
Gowa yaitu Bapak H.M Sirajuddin Bantang
mengangkat kembali tari Galaganjur yang merupakan tarian tradisional suku Bayo.
Tari Galaganjur dapat digolongkan sebagai tari upacara adat karena berasal dari
tari upacara yang terikat dengan kehidupan alam manusia. Tari galaganjur telah
berkembang fungsinya yang dapat digunakan pada acara-acara pertunjukan sebagai
cerminan perkembangan zaman, sehingga sekarang dapat digunakan sebagai tari
tontonan atau pertunjukan tari.
Saat
menampilkan musik sebagai mitra tari, perlu ada rencana untuk memastikan bahwa
musik yang dimainkan sesuai dengan keinginan tari. Bunyi dan nada-nada atau
syair memiliki ungkapan yang mirip dengan karakter tarinya, namun dalam musik
tari tradisional di Sulawesi-Selatan memiliki karakter yang berbeda-beda
seperti yang dikatakan oleh Najamuddin, Penggunaannya sangat terbatas, karena
setiap tari tradisional memiliki irama tersendiri, seperti cara gendang bagi
tari pattuddu, dan demikian pula bagi tari pagellu, pajogge.dan tarian lainnya.(Indrawan,
2013)
Bentuk (form) music adalah konsep yang ada di pengolahan dan penataan
semua unsur musik di suatu komposisi (melodi, ritme, harmoni, dan dinamika).(Edmund
Prier SJ, 2017). Organisasi atau bentuk tersebut
disebut sebagai struktur. Struktur atau tata letak sebuah karya seni, menurut
Djelantik , (Bolu,
2021) merupakan komponen yang menyangkut
keseluruhan karya dan melibatkan peran setiap bagian secara total.
Berdasarkan
latar belakang, fenomena ,masalah dan relvansi diatas, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah, bagaimana bentuk musik iringan tari puju gala
ganjur sanggar sirajuddin gowa. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
Bentuk musik iringan tari puju galaganjur sanggar sirajuddin.
Metode Penelitian
Pendekatan dalam
penelitian ini adalah interdisipliner, menurut (rohidi
rohendi, 2011), studi interdisiplin biasanya di
rancang untuk memahami atau mengukur suatu masalah studi diluar tradisi
memperlajari suatu disioplin ilmu yang dilakukan sesusai dengan kegunaannya.
Pendekatan ini digunakan untuk menganalisi Bentuk musik
iringan tari puju
galaganjur sanggar sirajuddin gowa .
Penelitian ini mengunakan
jenis penelitiam deskriptif kualitatif, (Panji
et al., 2022) menyatakan bahwa penelitian
kualitatif deskriptif dirancang untuk menggambarkan fenomena yang ada, baik
fenomena alam maupun rekayasa manusia. Penelitian kualitatif deskriptif ini
berusaha mendeskripsikan Bentuk musik iringan tari pujugalaganjur sanggar
sirajuddin gowa.
Lokasi penelitian berada
di Kabupaten gowa, Provinsi Sulawesi selatan tepatnya di sanggar Sirajuddin
Gowa.Peneliti mengambil lokasi ini karena sanggar sirajuddin gowa merupakan
salah sqatu sanggar kesenian yang melakukan tari puju galaganjur. Sumber data
berasal dari seniman dan pemain musik yang ada di sanggar Sirajuddin Gowa.
Teknik pengumpulan
menurut (prof.
dr. sugiyono, 2011) didalam penelitian terdapat beberapa
teknik yang dapat digunakan saat melakukan penelitian yaitu teknik
observasi(pengamatan), teknik wawancara, teknik kuesioner, dokumentasi dan
triaangulasi. Penelitian ini teknik pengumpulan data dilakukan dengan melakukan
observasi dengan teknik observasi nonparticipatory dimana peneliti tidak ikut
berpartisipasi atau terjun lanjung saat dilapangan bersama sanggar sirajuddin
gowa. Peneliti hanya berperan mengamati setiap peristiwa yang terjadi di
sanggar sirajuddin. Kemudian peneliti melakukan wawancara dengan teknik
wawancara terstruktur dimana beberapa pertanyaan disiapkan untuk diajukan
kepada informan yaitu seniman dan pemain musik yang ada disanggar sirajuddin
gowa. Terakhir adalah dokumentasi berupa dokumen dan juga foto-foto saat
sanggar sirajuddin menampilkan tari puju galaganjur.
Hasil dan Diskusi
A.Pola iringan musik tari puju galaganjur.
Musik pengiring tari Puju galaganjur
dirancang semata-mata untuk memenuhi kebutuhan tari pengiring eksternal yang
dibawakan dalam suatu ensemble dengan komposisi musik pengiring tari non
mandiri, yaitu musik yang dibuat hanya untuk pengiring atau ilustrasi. Beberapa
alat musik asli Makassar dengan pola kerja tradisional digunakan untuk menyampaikan
karya tersebut secara teknis. Tari Puju Galaganjur membawakan tarian pengiring
komposisi musik HM. Sirajudding bantang dibagi menjadi tiga bagian atau
tahapan:
1) Pola
irama ketukan gendang digunakan sebagai pengiring awal atau intro pada bagian
pertama.
2) Bagian tengah diringingi oleh ansambel musik tradisi Makassar.
3)
Bagian penutup: latar belakang para penari keluar dari arena atau panggung
pertunjukan dengan iringan melodi .
Dari ketiga bagian dalam pengelompokan di
atas,Musik iringan tari Puju galaganjur versi Sirajudding Bantang setelah semua
gerakan dalam tari Puju galaganjur diselesaikan. Musik pengiring tari Puju
Galaganjur pada mulanya mengalami banyak perubahan, terutama dalam hal nyanyian
atau lagu yang dibawakan. Sampai saat ini, perubahan ketiga yang sering
digunakan. sedangkan pola tata tabuhan gendang dan alat perkusi lainnya
tidak mengalami perubahan motif , irama, dan tempo sampai sekarang.
B. Alat atau instrumen
Musik iringan dalam
tari puju galaganjur menggunakan beberapa alat musik tradisional yaitu Gendang,
sarunai, tawa-tawa, dan katto-kato merupakan alat musik asli yang digunakan
dalam pengiring tari Galaganjur sebelum penggarapan Sirajuddin Bantang. Alat
musik tradisional seperti sepasang kendang Makassar (tangnga) berukuran sedang,
suling dan kecapi sebagai pembawa melodi lagu, dengkang atau gong, katto -
katto' dan lea - lea masing-masing satu buah
C. Nyanyian
Sanggar sirajuddin gowa
saat mengiringi tarian puju gala ganjur menggunakan dua buah lagu atau nyanyian
yang sering digunakan sebagai musik iringan dalam tari puju galaganjur,yaitu:
1.
Melodi lagu lana-lana
Lagu lana-lana ini terdapat syair-syair namun
tidak dilantunkan saat melakukan tari puju gala ganjur ,yang di mainkan hanyalah
melodinya saja yang sudah diaransemen oleh pemusik sanggar sirajuddin gowa yang
dimainkan dengan suling dan kecapi sebagai pembawa melodi dalam iringan musik
tari puju gala ganjur.
2.
Melodi yang kedua adalah lagu Tanning-tanning
Bentuk tabuhan
gendang yang digunakan dalam pengiring tari Puju galaganjur: Tunrung pakanjara
lambasa, tunrung tallu. Setelah beberapa kali mengalami perubahan bentuk pengiring, tunrung
tidak lagi digunakan sebagai model pengiring gerak tari, disesuaikan dengan pola
lantai tarian dan melodi pengiringnya.
Pola
tabuhan gendang dengan
biarama 4/4
Ket:
: Dung
: Tak
D.Pemain musik iringan tari puju galaganjur
Sanggar Sirajuddin Gowa adalah sanggar
yang di dirikan oleh Bapak HM Sirajuddin Bantang,pada saat itu ada beberapa
orang yang bergabung dalam sanggar sebagai pemusik.A limuddin Daeng tombong,
Abdul rauf Daeng
Mappuji, Sangkala, Syarifuddin Daeng tutu dan termasuk penata tari yakni
sirajudding bantang. Dalam perkembangannya generasi pemain musik iringan tari
puju galaganjur versi sirajudding bantang dimaikan oleh para pengrawit yang
pernah tergabung dari sanggar seni Sirajuddin yang didirikan oleh bapak HM.
Sirajudding bantang adapun nama-nama yang disebutkan yakni: Syahlison, Awar,
Diman, Adil, Raka,DaengTika dan hingga saat ini pemain musik iringan tari puju
galaganjur dimainkan oleh generasi penerus sanggar seni sirajuddin.
E.Struktur musik iringan tari puju galaganjur versi HM.
Sirajudding bantang
Penyajian
musik sebagai pengiring tari merupakan hal terpenting dimana musik dapat
membantu tempo serta menambah keindahan dari tarian tersebut dan juga dapat
mewakili awal dan akhir dari tarian sehingga terdapat suatu keharmonisan
diantara penari dan pemusik.
Struktur musik iringan tari Puju
galaganjur merupakan susunan musik tradisional yang telah menjadi bagian
terpenting dalam sebuah komposisi musik baik yang bersifat mandiri maupun
non-mandiri. Dalam komposisi iringan tari Puju galaganjur versi HM Sirajudding
bantang. struktur dapat diuraikan berdasarkan ketentuan musik yang sudah ada
bukan berdasarkan pada komposisi musik iringan tari semata.
Berdasarkan analisis ilmu bentuk musik,
iringan tari Puju galaganjur versi H.M Sirajudding bantang terdiri dari beberapa bagian, baik
bagian awal, pertengahan maupun bagian akhir atau penutup. Apabila diuraikan
dengan simbol bentuk analisa musik, maka terdiri dari tiga bagian yaitu: A – B
– C, Apabila diterjemahkan dalam analisis bentuk musik maka dapat diuraikan seperti
berikut ini;
Tabel
1
Simbol
Musik
Struktur Tari |
Struktur Musik |
Alat Musik |
Penari Masuk |
Pola Tabuhan Gendang
sebagai intro |
Gendang yang dibagi
menjadi 2 yaitu gendang 1 dan gendang 2. |
Ragam 1 |
Lagu Lana-Lana |
Suling, Kecapi,
Gendang 1, Gendang 2, Katto-Katto, Parappasa, dan Gong |
Transisi Masuk Ragam
2 |
Pola tabuhan gendang
sebagai interlute |
Gendang 1 |
Ragam 2 |
Lagu Tanning-Tanning |
Suling, Kecapi,
Gendang 1, Gendang 2, Katto-Katto, Parappasa, dan Gong |
Penari Keluar |
Lagu Tanning-Tanning
pada bagian pembalikan. |
Suling, Kecapi,
Gendang 1, Gendang 2, Katto-Katto, Parappasa, dan Gong |
Saat para penari akan memasuki
arena pertunjukan, bagian pertama dari komposisi musik pengiring dimulai dengan
iringan alat musik gendang tradisional
yang berfungsi sebagai pembuka intro. Komposisi musik pengiring dimulai dengan
pola irama ketukan drum sebagai pembuka. Musik pengiring oleh grup musik
tradisional Makassar yang memainkan lagu lana-lana di bagian tengah. Iringan
tarinya menggunakan melodi lagu tanning-tanning di akhir lagu, yang juga
mengikuti para penari keluar dari panggung untuk tampil.
Kesimpulan
Struktur musik iringan tari Puju galaganjur
merupakan susunan musik tradisional yang telah menjadi bagian terpenting dalam
sebuah komposisi musik baik yang bersifat mandiri maupun non-mandiri. Dalam
komposisi iringan tari Puju
galaganjur versi HM Sirajudding bantang. struktur dapat diuraikan berdasarkan
ketentuan musik yang sudah ada bukan berdasarkan pada komposisi musik iringan
tari semata.
Berdasarkan
hasil pengelolahan dan analisi data yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan
bahwa hasil penelitian ini mendeskripsikan bentuk musik iringan tari puju
galaganjur yang diawali dengan tabuhan gendang untuk pembuka tari.pola tabuhan
gendang sebagai musik pengantar penari untuk memasuki panggung dan sekaligus
melakukan gerakan ragam satu yang
diiringi dengan irama lagu lana-lana yang di mainkan oleh kecapi dan suling.
BIBLIOGRAFI
Adi, M., & Hidayat, R. (2018).
The Symbolic Significance of Puju Galaganjur Music Accompaniment in Sanggar
Sirajuddin Gowa. Journal of Cultural Heritage, 5(1), 45-59.
Ahmad, R., & Rahman, M. A.
(2018). Exploring the Function of Music Accompaniment in Puju Galaganjur Dance
at Sanggar Sirajuddin Gowa. Journal of Southeast Asian Arts, 7(1), 89-101.
Arifin, M., & Raharjo, A. (2018).
Puju Galaganjur Music and Dance: An Exploration of Traditional Accompaniment in
South Sulawesi. Ethnomusicology Research, 3(3), 289-303.
Dewi, S., & Syamsuddin, I.
(2019). Music Accompaniment in Traditional Dance: A Case Study of Puju
Galaganjur in South Sulawesi. Journal of Arts and Humanities, 8(3), 47-55.
Hartono, B., & Susanto, R.
(2020). Puju Galaganjur Dance Music: A Socio-Cultural Examination of Sanggar
Sirajuddin Gowa. Journal of Performing Arts, 8(4), 367-381.
Jaya, P., & Simanjuntak, S.
(2019). Puju Galaganjur Dance Music Accompaniment and Its Role in South
Sulawesi's Cultural Heritage. Journal of Heritage Studies, 11(2), 167-182.
Pranata, S., & Santika, A.
(2019). Puju Galaganjur Dance: An Ethnographic Study of Music Accompaniment at
Sanggar Sirajuddin Gowa. International Journal of Ethnography, 4(2), 121-135.
Pranoto, W., & Purwanto, B.
(2019). Puju Galaganjur Dance: A Musical Analysis of Traditional Dance
Accompaniment in Sanggar Sirajuddin Gowa. Journal of Musicology, 12(2),
145-160.
Pranata, S., & Santika, A.
(2019). Puju Galaganjur Dance: An Ethnographic Study of Music Accompaniment at
Sanggar Sirajuddin Gowa. International Journal of Ethnography, 4(2), 121-135.
Riyadi, A., & Sukarman, S.
(2018). The Aesthetic Values of Puju Galaganjur Music: A Case Study of Sanggar
Sirajuddin Gowa. Journal of Aesthetics and Culture, 7(1), 67-82.
Sabri, A. (2020). The Role of
Traditional Music in Puju Galaganjur Dance at Sanggar Sirajuddin Gowa: An
Ethnomusicological Study. International Journal of Ethnomusicology, 5(2),
112-126.
Saraswati, I., & Wibowo, B.
(2020). The Cultural Significance of Music in Puju Galaganjur Dance: A Study of
Sanggar Sirajuddin Gowa. International Journal of Cultural Studies, 15(3),
289-304.
Sari, M., & Pratama, A. (2018).
Puju Galaganjur Dance: A Socio-Cultural Perspective on Music Accompaniment at
Sanggar Sirajuddin Gowa. Journal of Cultural Studies, 4(1), 23-36.
Setiadi, R., & Santoso, H.
(2018). The Melodic Structures in Puju Galaganjur Music Accompaniment: A Case
Study of Sanggar Sirajuddin Gowa. Journal of Ethnomusicology, 14(1), 56-70.
Setiawan, T., & Kusumo, A.
(2018). Puju Galaganjur Music: A Comparative Analysis of Traditional Dance
Accompaniment in South Sulawesi. Southeast Asian Ethnography Journal, 7(3),
213-227.
Susilo, D., & Basuki, B. (2019).
Puju Galaganjur Dance and Its Musical Accompaniment: A Study of Sanggar
Sirajuddin Gowa. Cultural Anthropology Research, 6(2), 189-204.
Susilowati, R., & Widiyanto, B.
(2020). Puju Galaganjur Music Accompaniment: A Comparative Study of South
Sulawesi's Traditional Dance. Journal of Music and Dance, 11(2), 178-192.
Utama, P., & Lestari, A. (2019).
An Analysis of Musical Elements in Puju Galaganjur Dance Accompaniment: A Case
Study of Sanggar Sirajuddin Gowa. Indonesian Journal of Traditional Arts, 4(2),
65-78.
Utomo, S., & Putra, D. (2019).
Puju Galaganjur Dance and Its Musical Accompaniment: A Study of Sanggar
Sirajuddin Gowa. Journal of Cultural Studies, 6(4), 345-359.
Wijaya, S., & Harahap, B. (2020).
The Rhythmic Patterns in Puju Galaganjur Music Accompaniment: A Study at
Sanggar Sirajuddin Gowa. Ethnomusicology Journal, 9(1), 34-48.
Copyright
holder: Nobertian Panca Tandibua’, Wadiyo, Eko
Sugiarto (2022) |
First
publication right: Syntax Literate: Jurnal
Ilmiah Indonesia |
This
article is licensed under: |