Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 8, No. 10, Oktober 2023
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI� KINERJA AUDITOR (STUDI
KASUS PADA AUDITOR BPK PERWAKILAN PROVINSI PAPUA)
Novi Dwi Krisnawati, Yuniarwati
Universitas Tarumanegara Jakarta
Email : [email protected], [email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Teknik Audit Berbantuan Komputer, pelatihan profesional, pengalaman kerja, dan etika profesi terhadap kinerja auditor (Studi Kasus pada Auditor BPK Perwakilan Provinsi Papua). Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada auditor di BPK Perwakilan Provinsi Papua sebagai responden dengan menggunakan teknik penentuan sampel purposive sampling. Teknik analisis
yang digunakan adalah regresi linier berganda. Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan menunjukkan bahwa TABK, pelatihan profesional, pengalaman kerja, dan etika profesi berpengaruh
positif pada kinerja
auditor. Hal ini menunjukan
bahwa semakin meningkatnya pemakaian TABK dan
auditor yang sering mengikuti
pelatihan profesional dan memiliki pengalaman kerja yang tinggi serta auditor yang patuh pada etika profesi, maka kinerja auditor semakin meningkat.
Kata Kunci: Kinerja Auditor, Teknik Audit Berbantuan Komputer, Pelatihan Profesional, Pengalaman Kerja, Etika Profesi.
Abstract
This study aims to determine the effect of
Computer-Aided Audit Techniques, professional training, work experience, and
professional ethics on auditor performance (Case Study on BPK Perwakilan
Provinsi Papua Auditors). Data collection was carried out by distributing
questionnaires to auditors at the BPK Representative of Papua Province as
respondents using purposive sampling technique. The analysis technique used is
multiple linear regression. Based on the research results obtained, it shows
that TABK, professional training, work experience, and professional ethics have
a positive effect on auditor performance. This shows that the increasing use of
TABK and auditors who often attend professional training and have high work
experience and auditors who adhere to professional ethics, the performance of
auditors will increase.
Keywords:
Auditor Performance, Computer Aided Audit Techniques, Professional Training,
Work Experience, Professional Ethics..
Pendahuluan
Setiap entitas
pemerintahan wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban berupa laporan keuangan selama satu periode.
Sebagaimana diamanatkan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 bahwa keuangan negara merupakan salah satu unsur pokok
dalam penyelenggaraan pemerintahan negara dan mempunyai
manfaat yang sangat penting
guna mewujudkan tujuan negara untuk mencapai masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera (Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan RI UU No. 15 Tahun 2006).
Badan Pemeriksa
Keuangan, yang selanjutnya disingkat BPK, adalah lembaga negara yang bertugas untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
BPK merupakan satu Lembaga
negara yang bebas dan mandiri
dalam memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara. Akuntabilitas sektor publik berhubungan dengan praktik transparansi dan pemberian informasi kepada publik dalam rangka
pemenuhan hak publik.
Dalam PSP 200 Peraturan BPK RI Nomor 1 Tahun 2017 mengenai Standar Pemeriksaan Keuangan Negara disebutkan bahwa tujuan pemeriksaan
keuangan adalah untuk memperoleh keyakinan memadai sehingga Pemeriksa mampu memberikan opini bahwa laporan
keuangan menyajikan secara wajar, dalam
semua hal yang material, atas kesesuaian dengan standar akuntansi, kecukupan pengungkapan, kepatuhan terhadap peraturan perundang undangan, dan efektivitas sistem pengendalian intern.
Dalam hal
menciptakan opini atas laporan keuangan,
pemeriksaan harus dilakukan secara independen, objektif, dan profesional berdasarkan standar pemeriksaan, untuk menilai kebenaran,
kecermatan, kredibilitas,
dan keandalan informasi mengenai pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara (Raba,
2017). Dengan
demikian, pemeriksaan keuangan negara memberikan keyakinan yang memadai.
Kinerja auditor dalam memberikan jasa akuntan publik
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Dalam perkembangan teknologi yang pesat, seorang auditor juga perlu meningkatkan kemampuan dalam penggunaan teknik audit berbantuan komputer (TABK) untuk melaksanakan pekerjaannya sehingga dapat berjalan lancar, baik dan mendatangkan hasil yang diharapkan (Akbar,
2018). Untuk
menghasilkan laporan audit
yang baik dan berkualitas sehingga terciptanya kepercayaan pada pengguna informasi laporan keuangan, maka auditor perlu menjaga etika
profesi dari auditor agar laporan audit tersebut dapat dipercaya dan diandalkan (Nugraha
& Ramantha, 2015).
Pelatihan mengenai
audit dengan intensitas
yang lebih sering sehingga meningkatkan pengalaman kerja auditor, sehingga akan meningkatkan
kemampuan auditor dalam mendeteksi (Ayuningtyas
& Pamudji, 2012). Dari keempat
hal tersebut, penggunaan TABK, pelatihan
auditor, pengalaman kerja
dan etika profesi dapat ditinjau lebih lanjut bagaimana
pengaruhnya terhadap kinerja auditor.
Salah satu
keahlian auditor yang harus
dimiliki yaitu beradaptasi dan menguasai kemajuan dalam informasi dan teknologi secara terus menerus,
membuat prosedur pengendalian dan nilai audit yang
masih tradisional menjadi serius dipertanyakan. Perkembangan teknologi disini merupakan teknik audit berbantuan komputer yang merupakan program�program audit yang dihasilkan
komputer sampai kemampuan software audit dalam melakukan pengujian seluruh populasi terhadap data klien, sehingga keberadaan teknologi informasi merupakan hal yang mendasar bagi akuntan
untuk dapat memahami proses bisnis klien atau entitas
dan mengahadapi lingkungan
audit yang tanpa kertas
(paperless audit) (Surya
& Widhiyani, 2016).
Persyaratan sebagai
seorang profesional auditor
selain beradaptasi dan mengikuti perkembangan teknologi juga harus menjalani pelatihan yang cukup agar dalam melakukan proses audit, kinerja
auditor tersebut dapat maksimal. Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP)
SA Seksi 210 (PSA No. 04) menegaskan
perlunya pendidikan dan pengalaman memadai dalam bidang auditing sebagai syarat utama untuk melakukan
audit.
Pada Badan Pemeriksa
Keuangan Republik
Indonesia, Pendidikan dan pelatihan auditor dikelola oleh Badan Diklat BPK
RI, dimana pengembangan kapasitas pemeriksa atau auditor mencakup pertukaran ide dan pengalaman pemeriksaan dengan komunitas pemeriksa internasional. Hal tersebut diwujudkan dalam kongres, pelatihan, seminar, dan kelompok kerja di tingkat internasional (SPKN
2017).
Disamping pelatihan
auditor, pengalaman kerja merupakan faktor yang dapat mempengaruhi kinerja profesionalitas seorang auditor (Subiyanto,
Digdowiseiso, & Mandasari, 2022). Pengalaman
kerja adalah seluruh kegiatan dan aktivitas seseorang yang diperoleh melalui pendidikan, pekerjaan, ataupun tugas dalam
kurun waktu tertentu. (Imam, 2019:15). Pengalaman
seorang auditor merupakan faktor penting yang dibutuhkan dalam menyelesaikan pekerjaannya (Sofiani,
2014).
Pengalaman adalah
salah satu penentu utama yang mempengaruhi efisiensi kinerja dalam praktik profesional.
Jadi semakin tinggi pengalaman auditor, maka semakin tinggi kualitas pengambilan auditor keputusan audit. Dengan pengalaman auditor dapat menentukan profesionalisme, kinerja komitmen terhadap organisasi, serta kualitas auditor melalui pengetahuan yang diperolehnya dari pengalaman melakukan audit (Atmaja,
2016).
Dalam menjalankan
profesinya akuntan publik dituntut untuk memiliki prinsip dan moral, serta perilaku etis yang sesuai dengan etika.
Kompetensi auditor tidak hanya dilihat dari
segi teknis tapi juga dari segi etika (Atmaja,
2016). Menurut
Wardana (2022) etika
profesi meliputi suatu standar dari
sikap para anggota profesi yang dirancang agar sedapat mungkin terlihat praktis dan realitis, namun tetap idealistis. Kode etik pada Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia diatur dalam Peraturan
BPK Nomor 4 Tahun 2018 mengenai Kode Etik BPK, dimana kode etik
bertujuan untuk mewujudkan Anggota BPK dan Pemeriksa yang independen, berintegritas, dan profesional dalam tugas Pemeriksaan
demi menjaga martabat, kehormatan, citra, dan kredibilitas BPK.
Hasil penelitian
ini melanjutkan hasil penelitian penelitian sebelumnya yang dilakukan penulis Michelle
Kristian (n.d.) yaitu
Pengaruh persepsi auditor atas etika profesi,
motivasi dan teknik audit berbantuan komputer pada persepsi atas kinerja
audit. Disamping itu juga melanjutkan penelitian oleh I
Gusti Agung Made Wira Praktiyasa dan Ni Luh Sari Widhiyani (2016) mengenai pengaruh teknik audit berbantuan komputer, pelatihan professional, dan etika
profesi terhadap kinerja auditor dimana hasil penelitian yang didapatkan menunjukkan bahwa TABK, pelatihan profesional, dan etika profesi berpengaruh positif pada kinerja auditor.
Namun berdasarkan
hasil penelitian Kusumaningrum (2022) mengenai
pengaruh pengalaman dan etika auditor terhadap kinerja auditor dengan pelatihan auditor sebagai variabel moderasi, didapatkan hasil bahwa pengalaman auditor dan etika auditor tidak berpengaruh terhadap kinerja auditor, pelatihan
auditor mampu memperkuat pengalaman auditor terhadap kinerja auditor sedangkan pelatihan auditor tidak mampu memperkuat etika auditor terhadap kinerja auditor. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh Teknik
Audit Berbantuan Komputer, pelatihan profesional, pengalaman kerja, dan etika profesi terhadap
kinerja auditor (Studi Kasus pada Auditor BPK Perwakilan Provinsi Papua).
Pengertian kinerja auditor menurut Menurut Arum Ardianingsih (2021) adalah auditor yang melaksanakan penugasan pemeriksaan (examination) secara objektif atas laporan
keuangan suatu perusahaan atau organisasi lain dengan tujuan untuk menentukan
apakah laporan keuangan tersebut menyajikan secara wajar sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum, dalam
semua hal yang material, posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan.
Teknik Audit Berbantuan Komputer yang dimaksud disini adalah dari
program�program audit yang dihasilkan komputer sampai kemampuan software audit dalam melakukan pengujian seluruh populasi terhadap data klien, sehingga keberadaan teknologi informasi merupakan hal yang mendasar bagi akuntan
untuk dapat memahami proses bisnis klien dan mengahadapi lingkungan audit yang tanpa kertas (paperless audit) (Pratiyaksa & Widhiyani,
2016). Tingkat pengetahuan yang harus
dimiliki oleh auditor tergantung
atas kompleksitas dan sifat TABK dan sistem akuntansi entitas. Auditor harus menyadari bahwa penggunaan TABK dalam keadaan tertentu
dapat mengharuskan dimilikinya jauh lebih banyak pengetahuan
komputer dibandingkan dengan yang dimilikinya dalam keadaan lain (Nugroho,
2009).
TABK tidak hanya
memudahkan dalam hal analisa tetapi
juga dapat meningkatkan efektivitas danefisiensi waktu, biaya dan juga sumber daya manusia
(Januraga dan Budhiarta,
2015). Disamping itu, TABK memudahkan untuk mengakses berbagai jenis file yang bentuknya elektronik dan melakukan operasi secara komprehensif sehingga fraud atau kecurangan dapat dicegah lebih
awal. Tentunya hal ini berpengaruh
pada kualitas audit yang dihasilkan
oleh auditor dalam memberikan
opininya atas laporan keuangan.
Pelatihan kerja adalah
serangkaian aktivitas individu dalam meningkatkan keahlian dan pengetahuan secara sistematis sehingga mampu memiliki kinerja yang profesional di bidangnya (Fitriliana, Mauliza, Hanum,
& Juwita, 2022). Pelatihan adalah
proses pembelajaran yang memungkinkan
pegawai melaksanakan pekerjaan yang sekarang sesuai dengan standar.
Pengalaman Auditor adalah pengalaman dalam melakukan audit laporan keuangan baik dari
segi lamanya waktu, banyaknya penugasan maupun jenis-jenis perusahaan yang pernah ditangani (Chairani, 2019). Alasan yang paling umum dalam mendiagnosis suatu masalah adalah
ketidakmampuan menghasilkan
dugaan yang tepat. Devi (2019) menemukan bahwa
makin banyak Pengalaman Auditor makin dapat menghasilkan berbagai macam dugaan dalam menjelaskan
temuan audit.
Etika secara umum
didefiniskan sebagai nilai-nilai tingkah laku atau aturan-aturan
tingkah laku yang diterima dan digunakan oleh suatu golongan tertentu atau individu
Definisi etika secara umum menurut
Arens & Loebecke (2003) dalam
Suraida (2003: 118) adalah
"a set of moral principles or values. Prinsip prinsip etika tersebut
(yang dikutip dari The Yosephine Institute for the Advancement of Ethics) adalah honesty, integrity, promise keeping, loyalty,
fairness, caring for others, responsible citizenship, pursuit of excellent and
accountability (Suraida, 2005:118).
Kerangka konseptual ini
bisa menunjukkan pengaruh antara variabel dalam pelaksanaan penelitian. Kerangka konseptual yang terdapat dalam penelitian ini telah tersaji pada Gambar berikut
Gambar 1 Model Penelitian
Metode Penelitian
Penelitian
ini membahas mengenai pengaruh teknik audit berbantuan komputer, pelatihan
profesional, pengalaman kerja, dan etika profesi terhadap kinerja auditor.
Objek penelitian ini adalah auditor yang bekerja di BPK Perwakilan Provinsi
Papua yang berlokasi di Jayapura. Teknik pengumpulan data adalah data primer,
data yang langsung diambil dari narasumbernya dengan mengirimkan kuesioner kepada
para auditor.
Penelitian
ini menggunakan alat bantu yang dapat membantu dalam analisis data yaitu dengan
program IBM SPSS versi 21 dengan pengujian statistik deskriptif, uji kualitas,
uji asumsi klasik dan uji hipotesis. Menurut Ghozali (2016), statistik
deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari
nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, dan minimum,
sehingga secara kontekstual dapat lebih jelas dan mudah dimengerti oleh
pembaca. Data Kuesioner yang telah disusun hendaknya dilanjutkan dengan
melakukan uji kuesioner. Uji kuesioner secara kuantitatif dapat dilakukan
melalui uji validitas dan reliabilitas. Selain itu, terdapat uji normalitas
juga pada uji kualitas data.
Uji
validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu kuesioner. Suatu
kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk
mengungkapkan sesuatu yang akan diatur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2016).
Sedangkan uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan
indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau
handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil
dari waktu ke waktu. Menurut Ghozali (2016) uji normalitas bertujuan untuk
menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki
distribusi normal.
Uji
Asumsi klasik dilakukan oleh peneliti sebelum melakukan uji hipotesis. Uji
asumsi klasik ini terdiri dari uji multikolonieritas, dan uji
heteroskedastisitas. Uji multikolonearitas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel independen
(Ghozali, 2016).
Sedangkan
uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika
varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka
disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastsitas. Model
regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas, bukan heteroskedastisitas
(Ghozali, 2016).
Uji
hipotesis melalui analisis regresi linear berganda (multiple), adalah untuk
mencari pengaruh Teknik Audit Berbantuan Komputer (X1), Pelatihan Profesional
(X2), Pengalaman Kerja (X3), Etika Profesi (X4)�
terhadap Profesionalisme Auditor (Y). Model regresi linear ganda yang
digunakan adalah dengan menggunakan rumus (Sugiyono, 2014: 277):
Y
= α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + e��������(1)
Keterangan:
Y
= kinerja auditor
α
= konstan
X1
= teknik audit berbantuan komputer
X2
= pelatihan profesional
X3
= pengalaman kerja
X4
= etika profesi
β1
= koefisien regresi teknik audit berbantuan komputer
β2
= koefisien regresi pelatihan profesional
β3
= koefisien regresi pengalaman kerja
β4
= koefisien regresi etika profesi
e
= komponen pengganggu
Uji
statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau
bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama
terhadap variabel dependen/terikat. Sedangkan uji Signifikansi Parameter
Individual (Uji statistik t) Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa
jauh pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual dalam
menerangkan variasi variabel dependen. Uji statistik mempunyai tingkat
signifikansi 0,05.
Hasil dan Pembahasan
Penelitian ini menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner dengan obyek penelitian yang digunakan adalah auditor yang bekerja di BPK Perwakilan Provinsi Papua. Dari jumlah populasi sebanyak 170 orang auditor yang kemudian setelah diseleksi akhirnya didapatkan sampel sebanyak 55 sampel penelitian. Penyebaran kuesioner ini dimulai pada tanggal 01 sampai dengan 15 Juni 2023.
Uji Statistik Deskriptif
Tabel 1 Hasil Uji Statistik Deskriptif
Descriptive
Statistics |
|||||
|
N |
Minimum |
Maximum |
Mean |
Std.
Deviation |
TABK |
55 |
15.00 |
20.00 |
18.4727 |
1.64266 |
Pelatihan_profesi |
55 |
11.00 |
16.00 |
14.3273 |
1.55223 |
Pengalaman |
55 |
15.00 |
20.00 |
18.3273 |
1.98190 |
Etika_profesi |
55 |
12.00 |
16.00 |
15.2182 |
1.06616 |
Kinerja_audit |
55 |
14.00 |
20.00 |
17.5091 |
1.94244 |
Valid N (listwise) |
55 |
|
|
|
|
Sumber: Data yang diolah, 2023
Berdasarkan tabel di atas
diketahui bahwa variabel TABK memiliki nilai mean 18,4724, nilai minimum
15,00, nilai maximum 20,00 dan nilai
standar deviasi 1,64266.
Hal ini berarti auditor
yang bekerja BPK Perwakilan
Papua sudah menggunakan
TABK dalam proses pemeriksaannya.
Variabel pelatihan profesi memiliki nilai mean sebesar 14,3273, nilai maximum 16,00, nilai minimum
11,00 dan nilai standar deviasi 1,55223. Hal ini berarti auditor yang bekerja di
BPK Papua memiliki pelatihan
profesi auditor yang yang cukup.
Variabel pengalaman auditor memiliki nilai mean sebesar 18,3273, nilai maximum
20,00, nilai minimum 15,00 dan nilai
standar deviasi 1,98190.
Hal ini berarti auditor
yang bekerja di BPK Papua memiliki
pengalaman yang cukup. Variabel etika profesi memiliki mean 15,2182,
minimum 12,00 dan maximum 16,00, standard deviasi
1,06616. Variabe kinerja
audit memiliki nilai mean sebesar 17,5091, nilai maximum sebesar 20,00, nilai minimum sebesar 14,00 dan nilai standar deviasi sebesar 1,94244. Berarti auditor
yang bekerja di BPK Papua memiliki
etika dan kualitas kerja yang cukup baik.
Uji Kualitas
Uji validitas
digunakan untuk mengukur sah atau
valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pernyataan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh keusioner tersebut. Suatu instrumen dikatakan valid apabila koefesien signifikansi < 0,05.
Tabel 1 Hasil Uji Validitas
Variabel |
Nilai Signifikan |
Batas Sig Validitas |
Keterangan |
Pertanyaan 1 X1 |
0,001 |
0,05 |
Valid |
Pertanyaan 2 X1 |
0,001 |
0,05 |
Valid |
Pertanyaan 3 X1 |
0,001 |
0,05 |
Valid |
Pertanyaan 4 X1 |
0,001 |
0,05 |
Valid |
Pertanyaan 5 X1 |
0,001 |
0,05 |
Valid |
Total X1 |
0,001 |
0,05 |
Valid |
Pertanyaan 1 X1 |
0,001 |
0,05 |
Valid |
Pertanyaan 2 X2 |
0,001 |
0,05 |
Valid |
Pertanyaan 3 X3 |
0,001 |
0,05 |
Valid |
Pertanyaan 4 X4 |
0,001 |
0,05 |
Valid |
Total X2 |
0,001 |
0,05 |
Valid |
Pertanyaan 1 X3 |
0,001 |
0,05 |
Valid |
Pertanyaan 2 X3 |
0,001 |
0,05 |
Valid |
Pertanyaan 3 X3 |
0,001 |
0,05 |
Valid |
Pertanyaan 4 X3 |
0,001 |
0,05 |
Valid |
Pertanyaan 5 X3 |
0,001 |
0,05 |
Valid |
Total X3 |
0,001 |
0,05 |
Valid |
Pertanyaan 1 X4 |
0,001 |
0,05 |
Valid |
Pertanyaan 2 X4 |
0,001 |
0,05 |
Valid |
Pertanyaan 3 X4 |
0,001 |
0,05 |
Valid |
Pertanyaan 4 X4 |
0,001 |
0,05 |
Valid |
Total X4 |
0,001 |
0,05 |
Valid |
Pertanyaan 1 Y |
0,001 |
0,05 |
Valid |
Pertanyaan 2 Y |
0,001 |
0,05 |
Valid |
Pertanyaan 3 Y |
0,001 |
0,05 |
Valid |
Pertanyaan 4 Y |
0,001 |
0,05 |
Valid |
Pertanyaan 5 Y |
0,001 |
0,05 |
Valid |
Total Y |
0,001 |
0,05 |
Valid |
Sumber: Data yang diolah, 2023
Nilai patokan untuk uji validitas adalah koefesien tingkat signifikansi < 0,05. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa seluruh pertanyaan dari setiap variabel telah valid dan dapat dilakukan pengujian data lebih lanjut.
Tabel 3 Hasil Uji Reabilitas
Variabel |
Alpha Cronbach |
Batas Reliabilitas |
Keterangan |
TABK (X1) |
0,772 |
0,6 |
Reliabel |
Pelatihan Profesional (X2) |
0,785 |
0,6 |
Reliabel |
Pengalaman Kerja (X3) |
0,893 |
0,6 |
Reliabel |
Etika Profesi (X4) |
0,605 |
0,6 |
Reliabel |
Kinerja Audit (Y) |
0,816 |
0,6 |
Reliabel |
Sumber: Data yang diolah, 2023
Hasil pengujian data menunjukkan bahwa nilai cronbach�s alpha semua variabel lebih besar 0,6. Hal ini menunjukkan bahwa data penelitian dinyatakan reliabel.
Uji Asumsi Klasik
Uji normalitas data digunakan untuk menguji apakah variabel bebas memiliki distribusi normal atau tidak. Suatu
penelitian memenuhi syarat apabila memiliki normal. Pada penelitian
uji normalitas menggunakan
uji Normal Probability Plot.
Gambar 1 Hasil Uji Normalitas
Dari hasil uji normalitas pada gambar 2 dapat diketahui bahwa plot data (sebesaran data) mengikuti garis linear. Maka dari itu pengujian dapat dikatakan normal.
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah suatu model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen) (Ghozali, 2013). Model uji regresi yang baik selayaknya tidak terjadi multikolinearitas. Ada atau tidaknya multikolinearitas dapat dilihat dari nilai Tolerance dari 0,1 dan nilai Variance Inflation Factor (VIF) kurang dari 10.
Tabel 4 Hasil Uji Multikolinieritas
Coefficientsa |
|
|||
Model |
Collinearity
Statistics |
|||
Tolerance |
VIF |
|||
1 |
(Constant) |
|
|
|
X1 |
.725 |
1.380 |
||
X2 |
.778 |
1.285 |
||
X3 |
.618 |
1.619 |
||
X4 |
.871 |
1.148 |
||
a. Dependent Variable: Y |
|
|||
Sumber: Data yang diolah
Dari tabel di atas diketahui hasil uji multikolinearitas dari masing-masing variabel independen menunjukkan nilai Variance Inflation Factor (VIF) memiliki nilai tidak lebih dari 10, begitu juga apabila ditinjau dari nilai Tolerance memiliki nilai tidak kurang dari 0,1. Jadi dapat dikatakan bahwa masing-masing dari variabel independen terbebas dari multikolinearitas dalam model regresi. Uji heterokedatitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain (Ghozali, 2013). Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokedastitas. Untuk melakukan pengujian terhadap asumsi ini dilakukan dengan menggunakan analisis grafis plots.
Dari gambar di atas menunjukkan bahwa terlihat titik-titik menyebar secara acak diatas dan dibawah angka Nol (0) pada sumbu Y. Maka, dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastitas dalam regresi.
Uji Hipotesis
Uji hipotesis dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh teknik audit berbantuan komputer (TABK), pelatihan auditor, pengalaman kerja, dan etika profesi terhadap kinerja auditor secara simultan maupun parsial. Koefisien determinasi digunakan untuk menguji goodness-fit dari suatu model regresi. Hasil uji koefisien determinasi ditunjukkan pada tabel berikut;
Tabel 5 Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model
Summaryb |
||||
Model |
R |
R
Square |
Adjusted
R Square |
Std.
Error of the Estimate |
1 |
.725a |
.526 |
.488 |
1.39013 |
a. Predictors: (Constant), X4, X2, X1, X3 |
||||
b. Dependent Variable: Y |
Sumber: Data yang diolah
Berdasarkan hasil pengujian koefisien determinasi pada tabel di atas, diperoleh nilai R (koefisien korelasi) sebesar 0,725 yang berada diantara nilai +0,5 sampai +1. Hal ini berarti hubungan antar variabel independen yaitu teknik audit berbantuan komputer (TABK), pelatihan auditor, pengalaman kerja, dan etika profesi dengan variabel dependen kinerja auditor adalah kuat. Kemudian, nilai Adjusted R Square sebesar 0,526. Hal ini berarti sebesar 52,6% variabel kinerja auditor dijelaskan oleh kelima variabel independen yaitu teknik audit berbantuan komputer (TABK), pelatihan auditor, pengalaman kerja, dan etika profesi. Sisanya sebesar 47,4% dijelaskan oleh variabel di luar model.
Tabel 6 Hasil Uji Signifikan Simultan
ANOVAa |
||||||
Model |
Sum of
Squares |
df |
Mean
Square |
F |
Sig. |
|
1 |
Regression |
107.123 |
4 |
26.781 |
13.858 |
<,001b |
Residual |
96.623 |
50 |
1.932 |
|
|
|
Total |
203.745 |
54 |
|
|
|
|
a. Dependent Variable: Y |
||||||
b. Predictors: (Constant), X4, X2, X1, X3 |
Sumber: Data yang diolah
Berdasarkan tabel di atas, hasil uji ANOVA atau uji statistik F menunjukkan nilai F hitung sebesar 13,858 dengan signifikansi sebesar 0,001. Nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 menunjukkan bahwa kelima variabel independen yaitu teknik audit berbantuan komputer (TABK), pelatihan auditor, pengalaman kerja, dan etika profesi secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor. Uji statistik t dilakukan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas (independen) secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen, dimana apabila nilai dari signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima. Begitupun sebaliknya, jika nilai signifikansi > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak. Hasil pengujian signifikansi parameter individual (uji t) dapat dilihat:
Tabel 7 Hasil Uji Signifikan Parsial
Coefficientsa |
||||||||
Model |
Unstandardized
Coefficients |
Standardized
Coefficients |
t |
Sig. |
Collinearity
Statistics |
|||
B |
Std. Error |
Beta |
Tolerance |
VIF |
||||
1 |
(Constant) |
-4.883 |
3.580 |
|
-1.364 |
.179 |
|
|
X1 |
.332 |
.135 |
.280 |
2.451 |
.018 |
.725 |
1.380 |
|
X2 |
.363 |
.138 |
.290 |
2.629 |
.011 |
.778 |
1.285 |
|
X3 |
.269 |
.121 |
.274 |
2.211 |
.032 |
.618 |
1.619 |
|
X4 |
.404 |
.190 |
.221 |
2.122 |
.039 |
.871 |
1.148 |
|
a. Dependent Variable: Y |
Sumber: Data yang diolah
Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan, dapat dibentuk persamaan regresi sebagai berikut.
Y = -4.883 + 0,332 X1 + 0,363 X2 + 0,269 X3 + 0,404 X4
Keterangan:
Y�������� = Kinerja Auditor
X1������ = Teknik Audit Berbantuan Komputer (TABK)
X2������ = Pelatihan Profesional
X3������ = Pengalaman Kerja
X4������ = Etika Profesi
Berdasarkan persamaan regresi yang dihasilkan, dapat dilihat terdapat 4 variabel independen yang memiliki hubungan positif terhadap variabel dependennya yaitu teknik audit berbantuan komputer (TABK), pelatihan auditor, pengalaman kerja, dan etika profesi. Hubungan positif ini dapat dilihat dari nilai X1, X2, X3, dan X4 yang bernilai positif.
Hipotesis pertama (H1) yaitu menyatakan bahwa teknik audit berbantuan komputer (TABK) berpengaruh positif terhadap kinerja auditor. Setelah dilakukan pengujian, hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat signifikan sebesar 0,018. Hal ini menunjukan bahwa variabel teknik audit berbantuan komputer (TABK) berpengaruh positif terhadap kinerja auditor, maka hipotesis (H1) diterima, karena auditor dituntut untuk dapat meningkatkan kinerjanya dalam mengerjakan laporan keuangan dengan cepat dan baik. Peningkatan kinerja tersebut harus didorong dengan pemanfaatan teknik audit berbantuan komputer (TABK), baik dengan menggunakan program seperti Excel maupun program � program yang khusus dibuat untuk membantu dalam melakukan pekerjaan auditnya, sehingga semakin tinggi keahlian auditor dalam menggunakan teknik audit berbantuan komputer (TABK), maka semakin memudahkan auditor dalam hal analis data, meningkatkan efektifitas dan efisiensi waktu, biaya dan juga sumber daya manusia. Hasil ini mendukung penelitian Praktiyasa (2016), Dhamarta (2017) dan Akbar (2018).� yang menunjukan bahwa TABK berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja auditor.
Hipotesis kedua (H2) yaitu menyatakan bahwa pelatihan profesional berpengaruh positif terhadap kinerja auditor. Setelah dilakukan pengujian, hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat signifikan sebesar 0,011. Hal ini menunjukan bahwa variabel pelatihan profesional berpengaruh positif terhadap kinerja auditor, maka hipotesis (H2) diterima. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa program pelatihan profesional mempunyai pengaruh yang lebih besar dalam peningkatan keahlian dan kinerja auditor.
Pelatihan yang diperoleh akan meningkatkan ketelitian serta mendapatkan pengetahuan baru dalam melakukan pemeriksaan. Semakin banyak pelatihan yang dilakukan oleh auditor maka kinerja auditor tersebut akan meningkat. Hasil ini mendukung hasil penelitian Praktiyasa (2016) dan Devi (2019) yang menunjukan bahwa pelatihan profesional berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja auditor.
Hipotesis kedua (H3) yaitu menyatakan bahwa pengalaman kerja berpengaruh positif terhadap kinerja auditor. Setelah dilakukan pengujian, hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat signifikan sebesar 0,032. Hal ini menunjukan bahwa variabel pengalaman kerja berpengaruh positif terhadap kinerja auditor, maka hipotesis (H3) diterima artinya setiap kenaikan Pengalaman Auditor turut meningkatkan kualitas audit. Pengalaman merupakan cara pembelajaran yang baik bagi auditor internal yang akan menjadikan auditor kya akan teknik audit.
Semakin tinggi pengalaman auditor, maka semakin mampu dan mahir auditor menguasai tugasnya sendiri maupun aktivitas yang diauditnya. Hasil ini mendukung hasil penelitian Dhamarta (2018) dan Chairani (2019) yang menunjukan bahwa pengalaman kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja auditor.
Hipotesis keempat (H4) yaitu menyatakan bahwa etika profesi berpengaruh positif terhadap kinerja auditor. Setelah dilakukan pengujian, hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat signifikan sebesar 0,039. Hal ini menunjukan bahwa variabel etika profesi berpengaruh positif terhadap kinerja auditor, maka hipotesis (H4) diterima. Hal ini terjadi adanya pengaruh antara etika profesi dengan kinerja auditor. kinerja auditor akan lebih dipercaya apabila saat melakukan audit selalu berpedoman pada etika profesi yang ada. Hasil ini mendukung penelitian Praktiyasa (2016) dan Akbar (2018) yang menunjukan bahwa etika profesi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja auditor.
Kesimpulan
Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh teknik audit berbantuan komputer (TABK), pelatihan auditor, pengalaman kerja, dan etika profesi terhadap kinerja auditor. Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan
bahwa pengaruh teknik audit berbantuan komputer (TABK), pelatihan
auditor, pengalaman kerja,
dan etika profesi secara simultan berpengaruh positif terhadap Kinerja Auditor. Hasil analisis
juga menunjukkan bahwa penggunaan teknik audit berbantuan komputer (TABK) secara parsial berpengaruh terhadap kinerja auditor.
Hal ini menunjukan bahwa semakin sering auditor melakukan pemeriksaan dan melaksanakan proses audit mengunakan
TABK maka kinerja auditor akan semakin meningkat
karena penggunaan TABK menghasilkan ketelitian dan kecermatan serta menghemat waktu seorang auditor. Pelatihan profesional berpengaruh positif terhadap kinerja auditor dan Pengalaman kerja berpengaruh positif terhadap kinerja auditor. Hal ini menunjukan bahwa bertambahnnya pengalaman auditor
yang di peroleh melalui pelatihan akan menambah pengetahuan baru seorang auditor dalam melakukan pemeriksaan dan tentu kinerja auditor akan meningkat.
Etika profesi berpengaruh positif terhadap kinerja auditor. Hal ini menunjukan bahwa auditor yang memenuhi prinsip etika profesi
mampu memberikan rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap pekerjaannya. Hal ini berarti etika profesi
akan menghasilkan kinerja yang baik dan kerjasama yang terjalin diantara anggota tim audit menjadi aktivitas yang sangat fundamental untuk
mencapai hasil akhir. Berdasarkan simpulan yang telah diuraikan, maka dapat disampaikan beberapa saran yaitu auditor BPK Perwakilan Papua terus mengembangkan kemampuan maupun sistem audit berbasis software agar output yang dihasilkan
lebih baik dan mempermudah kinerja auditor sehingga pembuatan keputusan audit dan dalam hal pelaksanaan proses audit lebih akurat.
Penelitian ini masih terbatas
pada Teknik Audit Berbantuan Komputer,
pelatihan profesional, pengalaman kerja dan etika profesi. Untuk peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti dengan variabel independen lainnnya seperti kecerdasaan spiritual, komitmen organisasi, dan
lain-lain sehingga diketahui
faktor lain yang membantu dalam meningkatkan kinerja auditor.
Akbar, Aidil. (2018). Pengaruh Etika Profesi,
Independensi, dan Teknik Audit Berbantuan Komputer Terhadap Kinerja Auditor
Internal Pemerintah Berdasarkan Persepsi Auditor Internal pada Perwakilan Bpkp
Provinsi Sumatera Barat.
Arum Ardianingsih, S. E. (2021). Audit laporan
keuangan. Bumi Aksara.
Atmaja, Didi. (2016). Pengaruh kompetensi,
profesionalisme, dan pengalaman audit terhadap kemampuan auditor Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK) dalam mendeteksi fraud dengan teknik audit berbantuan
komputer (TABK) sebagai variabel moderasi. Media Riset Akuntansi, Auditing
& Informasi, 16(1), 53�68.
Ayuningtyas, Harvita Yulian, & Pamudji, Sugeng.
(2012). Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, Obyektifitas, Integritas
Dan Kompetensi Terhadap Kualitas Hasil Audit (Studi Kasus Pada Auditor
Inspektorat Kota/Kabupaten di Jawa Tengah). Fakultas Ekonomika dan Bisnis.
Chairani, Rizki Fitria. (2019). Pengaruh Etika
Auditor, Pengalaman Auditor FEE Audit Dan Motivasi Auditor Terhadap Kualitas
Audit Pada KAP Di Medan. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
Devi, NPHC, & Pande Dwiana Putra, I. M. (2019).
Pengaruh Profesionalisme, Independensi dan Pelatihan Auditor Terhadap Kinerja
Auditor Pada Kantor Akuntan Publik Provinsi Bali. E-Jurnal Akuntansi, 27(2),
1472�1497.
Fitriliana, Fitriliana, Mauliza, Putri, Hanum, Filia,
& Juwita, Juwita. (2022). Pengaruh Pendidikan Dan Pelatihan Kerja Terhadap
Kinerja Pegawai Pada Dinas Pemuda Dan Olahraga Aceh. Eqien-Jurnal Ekonomi
Dan Bisnis, 11(03), 477�483.
Kristian, Michelle. (n.d.). PENGARUH PERSEPSI
AUDITOR ATAS ETIKA PROFESI, MOTIVASI, DAN TEKNIK AUDIT BERBANTUAN KOMPUTER PADA
PERSEPSI ATAS KINERJA AUDIT.
Kusumaningrum, Prahesti. (2022). Pengaruh
Pengalaman dan Etika Auditor terhadap Kinerja Auditor dengan Pelatihan Auditor
sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris pada Kantor Akuntan DIY). STIE
YKPN.
Nugraha, IBSA, & Ramantha, I. Wayan. (2015).
Pengaruh profesionalisme, etika profesi dan pelatihan auditor terhadap kinerja
auditor pada kantor akuntan publik di bali. E-Jurnal Akuntansi Universitas
Udayana, 13(3), 916�943.
Pratiyaksa, IGAM, & Widhiyani, Ni Luh Sari.
(2016). Pengaruh teknik audit berbantuan komputer, pelatihan profesional, dan
etika profesi terhadap kinerja auditor. E-Jurnal Akuntansi, 16(2),
1238�1263.
Raba, Mieke Rayu. (2017). Peran Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK) Dalam Melakukan Pemeriksaan Terhadap Pengelolaan Keuangan Negara
Untuk Mewujudkan Pemerintahan Yang Baik Menurut UU No. 15 Tahun 2006. Lex
Crimen, 6(3).
Sofiani, Maria Magdalena Oerip Liana. (2014). Pengaruh
tekanan ketaatan, pengalaman audit, dan audit tenure terhadap audit judgement. Tax
& Accounting Review, 4(1), 270.
Subiyanto, Bambang, Digdowiseiso, Kumba, &
Mandasari, Noviyanti. (2022). Pengaruh , Skeptisme Profesional, Dan Tipe
Kepribadian Terhadap Kemampuan Auditor Dalam Pengungkapan Kecurangan (Fraud). Fair
Value: Jurnal Ilmiah Akuntansi Dan Keuangan, 4(6), 2609�2620.
Surya, I. Gede Girinatha, & Widhiyani, Ni Luh
Sari. (2016). Penerapan Teknik Audit Berbantuan Komputer Dan Computer Self
Efficacy Pada Kinerja Auditor. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 14(2),
1423�1451.
Wardana, Desak Made Kemarayanthi, & Ramantha, I.
Wayan. (2022). Independensi, Etika Profesi, dan Integritas Terhadap Kinerja
Auditor KAP di Bali. E-Jurnal Akuntansi, 33(2), 440�454.
Copyright holder: Novi Dwi Krisnawati,
Yuniarwati (2022) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |