Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN:
2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 7, No. 09, September 2022�����������������������
PENGARUH
MODEL PEMBELAARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAM
GAME TOURNAMENT) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN MOTIVASI SISWA SD
Edy
Nurhaedi1*, Cecep Anwar Hdi Firdos Santosa2, Yumiati3
Program Pascasarjana Universitas Terbuka,
Serang, Indonesia
Email:
*[email protected], [email protected],
[email protected]
Abstrak
Penelitian
ini dilatarbelakang dari hasil observasi yang diketahui rendahnya tingkat
kemampuan berpikir kritis dan motivasi siswa di SDN Jatigintung I dan SDN Tegal
Kunir Kidul I. Hal ini menyebabkan para siswa mengalami ksesulitan untuk
mengerjakan tugas, para siswa tidak memiliki kemauan untuk mengajukan pertanyaan
bagaimana dan mengapa atas masalah yang ditemukan. Selain itu terdapat
kebanyakan siswa yang tidak terlibat di dalam proses pembelajaran. Tujuan
penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh model pembelajaran Team Game Tournament (TGT) terhadap
kemampuan berpikir kritis dan motivasi siswa SD di Gugus 047 Kecamatan Mauk.
Metode penelitian menggunakan quasi
experiment dengan pendekatan kuantitatif korelasional dari dua kelompok
yang diberikan perlakuan berbeda. Jumlah populasi adalah semua siswa SD kelas 3
di Gugus 047 Kecamatan Mauk Kabupaten Tangerang. Sampel penelitian terdiri dari
kelas 3A terdiri dari 22 orang sebagai kelas eksperimen dan kelas 3B terdiri
dari 22 orang sebagai kelas kontrol pada SDN Jatigintung I dan kelas 3A terdiri
dari 22 orang sebagai kelas eksperimen dan kelas 3B terdiri dari 22 orang
sebagai kelas kontrol pada SDN Tegal Kunir Kidul I. Instrumen menggunakan
lembar soal dan angket dan dianalisis menggunakan uji Manova. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa pada kelas eksperimen setelah diberikan perlakuan model
pembelajaran Team Games Tournament
(TGT) mengalami peningkatan kemampuan berpikir kritis. Selain itu, pada kelas
eksperimen setelah diberikan perlakuan model pembelajaran Team Games Tournament (TGT) mengalami peningkatan motivasi siswa, dan
secara bersamaan pada kelas eksperimen setelah diberikan perlakuan model
pembelajaran Team Games Tournament
(TGT) mengalami peningkatan kemampuan berpikir kritis dan motivasi siswa.
Kata
kunci: Berpikir Kritis, Motivasi, Team Games Tournament (TGT).
Abstract
This research is based on the results
of observations which reveal the low level of critical thinking skills and
motivation of students at SDN Jatigintung I and SDN Tegal Kunir Kidul I. This
causes students to experience difficulties in carrying out assignments,
students do not have the will to ask questions about how and why. Problems
found. Apart from that, there are most students who are not involved in the
learning process. The aim of this research is to analyze the influence of the
Team Game Tournament (TGT) learning model on critical thinking skills and
motivation of elementary school students in Gugus 047 Mauk District. The
research method uses a quasi experiment with a correlational quantitative
approach from two groups given different treatments. The total population is
all 3rd grade elementary school students in Cluster 047, Mauk District, and
Tangerang Regency. The research sample consisted of class 3A consisting of 22
people as the experimental class and class 3B consisting of 22 people as the
control class at SDN Jatigintung I and class 3A consisting of 22 people as the
experimental class and class 3B consisting of 22 people as the control class at
SDN Tegal Kunir Kidul I. The instrument uses question sheets and questionnaires
and is analyzed using the Manova test. The results of this research show that
in the experimental class after being treated with the Team Games Tournament
(TGT) learning model, critical thinking skills increased. Apart from that, in
the experimental class after being treated with the Team Games Tournament (TGT)
learning model there was an increase in student motivation, and simultaneously
in the experimental class after being given the Team Games Tournament (TGT)
learning model treatment there was an increase in students' critical thinking
abilities and motivation.
Keywords: Critical Thinking, Motivation, Team
Games Tournament (TGT).
Pendahuluan
Kemampuan berpikir siswa
kelas 3 SD di Gugus 047 Kecamatan Mauk dari hasil observasi diketahui cenderung
lemah dilihat ketika siswa diberikan soal latihan yang berbeda dari contoh
awal, siswa mengalami kesulitan untuk mengerjakan tugas namun tidak terdapat
kemampuan dari siswa untuk mengajukan pertanyaan tentang bagaimana dan mengapa
atas masalah yang ditemukan. Kondisi ini menunjukkan adanya tantangan untuk
memecahkan suatu masalah di masa mendatang yang terkait dengan konsep
pembelajaran bagi peserta didik dituntut untuk mampu mengembangkan kemampuan
berpikir kritis agar dapat mengembangkan kemamuan menalar, memahami,
menyatakan, menganalisis dan mengevaluasi informasi sehingga menghasilkan
keputusan yang reliabel dan valid. Berpikir kritis bagi siswa bertujuan untuk
menguasai argumentasi, menilai argumentasi secara kritis, membangun serta
mempertahankan argumen yang menyakinkan atas argumentasi yang disampaikan oleh
guru maupun teman di dalam proses pembelajaran (Ekayani, 2017; Nabila, 2020;
Fitriyah, 2016; Christina & Kristina, 2016).
Motivasi belajar berperan
penting dalam proses pembelajaran yang memiliki empat aspek yaitu: (1) pilihan
atau ketertarikan terhadap tugas/kegiatan; (2) usaha atau upaya yang dilakukan
untuk sukses; (3) ketekunan dan kegigihan, waktu yang digunakan untuk sebuah
tugas; dan (4) rasa percaya diri selama terlibat dalam kegiatan. Motivasi
belajar mempengaruhi pretasi belajar siswa (Ricardo & Meilani, 2017; Sudibyo,
2017; Azis, 2017). Hasil observasi menunjukkan siswa SD di Gugus 047 Kecamatan
Mauk sebanyak 75% siswa tidak termotivasi dalam pembelajaran yang menandakan
kebanyakan siswa tidak terlibat dalam proses pembelajaran, hanya sebanyak 25%
siswa cenderung mengikuti proses pembelajaran.
Ditemukannya permasalahan
tersebut membutuhkan penerapan metode pembelajaran koperatif tipe Team Games Tournament (TGT) bagi para
siswa sebagai salah satu model pembelajaran aktif yang berisikan pertandingan
atau permainan dengan memainkan suatu permainan bersama anggota tim lain guna
memperoleh nilai untuk skor tim mereka. Team
Games Tournament (TGT) dibuat oleh guru dalam bentuk kuis untuk mendorong
kemampuan siswa memberikan penjelasan secara sederhana, pengkajian terhadap
bukti, data dan asumsi, serta menerapkan kesimpulan, keputusan atau solusi
sebagai indikator dari berpikir kritis (Trinova, 2012; Pramesti, 2019).
Beberapa hasil studi
empiris membuktikan terdapat pengaruh positif model TGT terhadap kemampuan
berpikir kriits siswa dari kelas ekperimen yang diajarkan dinilai lebih baik
dibandingkan dengan model pembelajaran diskusi (Muttaqiem, dkk, 2021).
Penerapan model TGT dan teaching game for
understanding (TGfU) dapat meningkatkan motivasi belajar dan keterampilan
passing bola voli bagi para siswa (Artha, dkk, 2020). Model TGT berhasil
meningkatkan motivasi siswa dalam belajar Bahasa Inggris (Pransiska, 2021).
Penerapan model TGT dan problem based
learning mempengaruhi kemampuan siswa dalam pemecahan masalah, meningkatkan
kemampuan berpikir siswa dalam memberikan respon positif (Oktari, 2020). Model
TGT dapat meningkatkan kemampuan motivasi siswa SMA Muhammadiyah 1 Purwokerto
(Pramesti, 2019). Model TGT mampu meningkatkan kemampuan berpikir krits siswa
dalam kegiatan pembelajaran di SMAN 1 Batang Toru (Pardede, 2019). Penerapan
model TGT terbukti lebih efektif dibadningkan metode ceramah dalam meningkatkan
motivasi belajar siswa di kelas IV SD Negeri Keudelinteung (Kistian &
Anita, 2021). Model TGT yang diterapkan dengan bantuan media android dapat
meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa (Kanbunggul, dkk, 2020).
Penerapan model TGT lebih efektif dibandingkan group investigation dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis
Matematika (Palupi & Rahayu, 2021). Aplikasi model TGT mampu meningkatkan
motivasi belajar siswa dalam mencapai nilai tuntas dari hasil belajar materi
Animalia siswa kelas X IPA SMA Bina Insan Mandiri Nganjuk (Rahmwati, 2020).
Kebaruan penelitian ini
terdapat pada tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menganalisis dan
menjelaskan tentang pengaruh kemampuan berpikir kritis dan motivasi siswa
secara parsial dan simultan pada kelas model pembelajaran kooperatatif tipe Team Game Tournament (TGT) dengan kelas
konvensional siswa Sekolah Dasar di Gugus 047 Kecamatan Mauk.
Metode
Penelitian
Desain penelitian
menggunakan penelitian ekperimental dengan pendekatan kuantitatif sebagai suatu
cara untuk mencari hubungan kausal diantara beberapa faktor yang sengaja
dimunculkan oleh peneliti dengan cara mengeliminasi faktor lain yang mengganggu
(Arikunto, 2013). Faktor yang sengaja ditimbulkan dalam penelitian ini adalah
model pembelajaran TGT dan model pembelajaran konvensional dengan memberikan
soal latihan sebanyak 4 (empat) kali setiap kegiatan akhir pembelajaran setelah
pembelajaran menggunakan model TGT terhadap kemampuan berpikir kritis dan
motivasi siswa Sekolah Dasar di Gugus 047 Kecamatan Mauk.
Penentuan sampel
menggunakan teknik purposive sampling
(Arikunto, 2013). Sampel dalam penelitian ini terdiri dari dua kelas yaitu
kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen adalah kelas yang
diberikan model pembelajaran TGT sedangkan kelas kontrol adalah kelas yang
melakukan model pembelajaran konvensional. Sampel penelitian ini adalah sekolah
dasar di wilayah gugus 047 kecamatan Mauk kabupaten Tangerang yang dipilih
secara random. Hasil pemilihan tersebut kemudian terpilihlah kelas 3 SDN
Jatigintung I dengan nilai akreditasi A dan kelas 3 SDN Tegal Kunir Kidul I
dengan nilai akreditasi B yang akan menjadi sampel penelitian. Dari kedua
sekolah tersebut, kelas 3a akan dijadikan kelas eksperimen dan kelas 3b akan
dijadikan kelas kontrol. Instrumen yang digunakan adalah lembar soal berjumlah
10 soal yang terdiri dari pretest dan
posttest, angket berupa kuesioner
sebanyak 20 pertanyaan dengan skor maksimum 100 untuk setiap variabel.
Pengujian validitas dan
reliabilitas dilakukan pada angket tertutup. Uji validitas dikatakan vlaid
apabila rhitung > rtabel yang diinterpretasikan pada
tingkat besaran koefisien korelasi yang ditentukan (Anjarwati, 2017).
Reliabilitas sebagai alat pengukur yang dapat dipercaya atau dapat diandalkan
yang dikatakan reliabel apabila alat pengukur dipakai dua kali untuk mengukur
gejala yang sama dan hasil pengukurannya relatif konsisten (Singarimbun &
Effendi, 1995). Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan rumus Alpha Croncbach
(Arikunto, 2012). Teknik pengumpulan data dan analisis data pre-post test dan N-Gain menggunakan kan
metode statistic Multivariate Analysis of
Variance (MANOVA) dengan menggunakan progam SPSS versi 22. Uji hipotesis
didasarkan pada kriteria ui MANOVA, yaitu jika nilai Sig. < 0,05 terdapat
pengaruh secara signifikan, demikian juga sebaliknya.
Hasil
dan Pembahasan
Analisis data dalam
penelitian ini adalah menganalisis kemampuan berpikir krits dan motvasi siswa
menggunakan uji N-Gain, uji normalitas, uji homogenitas, dan uji hipotesis.
Uji N-Gain merupakan
selisihh antara nilai post-pre test untuk menunjukkan variabel kemampuan
berpikir kritis dan motivasi siswa setelah pembelajaran langsung dapat
diperoleh hasil pada tabel 1.
Tabel
1
Hasil
N-Gain Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
Sampel |
Kelas |
Rata-rata Pretest |
Rata-rata Posttest |
N Gain Score |
Interpretasi |
SDN
Jatigintung I |
Kontrol |
58,1 |
68,1 |
0,2 |
Rendah |
Eksperimen |
59,7 |
89,7 |
0,8 |
Tinggi |
|
SDN
Tegal Kunir Kidul I |
Kontrol |
64,1 |
66,1 |
0,1 |
Rendah |
Eksperimen |
61,7 |
86,7 |
0,7 |
Tinggi |
Sumber:
Data Primer Penelitian diolah Peneliti, 2023.
Tabel 1 menunjukkan nilai
rata-rata pretest siswa SDN Jatigintung I untuk variabel kemampuan berpikir
kritis sebelum dilaksanakan pembelajaran pada kelas Kontrol adalah 58,1.
Kemudian setelah diberikan pembelajaran konvensional terjadi peningkatan namun
tidak signifikan yaitu dengan nilai rata-rata postes sebesar 68,1. Berdasarkan
perhitungan statistik N Gain pada kelas Kontrol adalah sebesar 0,2 sehingga
dikategorikan Rendah. Pada nilai rata-rata pretest SDN Jatigintung I untuk
variabel kemampuan berpikir kritis sebelum dilaksanakan pembelajaran pada kelas
Eksperimen adalah 59,7. Kemudian setelah diberikan model pembelajaran TGT
terjadi peningkatan namun yang signifikan yaitu dengan nilai rata-rata postes
sebesar 89,7. Berdasarkan perhitungan statistik N Gain pada kelas Eksperimen
tersebut adalah sebesar 0,8 sehingga dikategorikan Tinggi. Sementara itu nilai
rata-rata pretest siswa SDN Tegal Kunir Kidul I untuk variabel kemampuan
berpikir kritis sebelum dilaksanakan pembelajaran pada kelas Kontrol adalah
64,1. Kemudian setelah diberikan pembelajaran konvensional terjadi peningkatan
namun tidak signifikan yaitu dengan nilai rata-rata postes sebesar 66,1.
Berdasarkan perhitungan statistik N Gain pada kelas Kontrol adalah sebesar 0,1
sehingga dikategorikan Rendah.
Untuk nilai rata-rata
pretest siswa SDN Tegal Kunir Kidul I untuk variabel kemampuan berpikir kritis
sebelum dilaksanakan pembelajaran pada kelas Eksperimen adalah 61,7. Kemudian
setelah diberikan model pembelajaran TGT terjadi peningkatan namun yang signifikan
yaitu dengan nilai rata-rata postes sebesar 86,7. Berdasarkan perhitungan
statistik N-Gain pada kelas Eksperimen tersebut adalah sebesar 0,7 sehingga
dikategorikan Tinggi. Selain itu juga dilakukan uji N-Gain untuk mengukur
variabel motivasi siswa diperoleh hasil pada tabel 2.
Tabel
2
Hasil
N-Gain Motivasi Siswa
Sampel |
Kelas |
Rata-rata Pretest |
Rata-rata Posttest |
N Gain Score |
Interpretasi |
SDN
Jatigintung I |
Kontrol |
58,9 |
68,9 |
0,2 |
Rendah |
Eksperimen |
59,5 |
89,5 |
0,7 |
Tinggi |
|
SDN Tegal
Kunir Kidul I |
Kontrol |
60,5 |
65,2 |
0,1 |
Rendah |
Eksperimen |
61,6 |
86,1 |
0,6 |
Tinggi |
Sumber:
Data Primer Penelitian diolah Peneliti, 2023.
Tabel 2 menunjukkan nilai
rata-rata pretest siswa SDN
Jatigintung I untuk variabel motivasi siswa sebelum dilaksanakan pembelajaran
pada kelas Kontrol adalah 58,9. Kemudian setelah diberikan pembelajaran
konvensional terjadi peningkatan namun tidak signifikan yaitu dengan nilai
rata-rata postes sebesar 68,9. Berdasarkan perhitungan statistik nilai gain
pada kelas Kontrol adalah sebesar 0,2 sehingga dikategorikan Rendah. Untuk
nilai rata-rata pretest siswa SDN Jatigintung I untuk variabel motivasi siswa
sebelum dilaksanakan pembelajaran pada kelas Eksperimen adalah 59,5. Kemudian
setelah diberikan model pembelajaran TGT terjadi peningkatan namun yang
signifikan yaitu dengan nilai rata-rata postes sebesar 89,5. Berdasarkan
perhitungan statistik nilai gain pada kelas Eksperimen tersebut adalah sebesar
0,7 sehingga dikategorikan Tinggi. Sementara itu nilai rata-rata pretest siswa
SDN Tegal Kunir Kidul I untuk variabel motivasi siswa sebelum dilaksanakan
pembelajaran pada kelas Kontrol adalah 60,5. Kemudian setelah diberikan
pembelajaran konvensional terjadi peningkatan namun tidak signifikan yaitu
dengan nilai rata-rata postes sebesar 65,2. Berdasarkan perhitungan statistik
nilai gain pada kelas Kontrol adalah sebesar 0,1 sehingga dikategorikan Rendah.
Untuk nilai rata-rata pretest siswa SDN Tegal Kunir Kidul I untuk variabel
motivasi siswa sebelum dilaksanakan pembelajaran pada kelas Eksperimen adalah
61,6. Kemudian setelah diberikan model pembelajaran TGT terjadi peningkatan
namun yang signifikan yaitu dengan nilai rata-rata postes sebesar 86,1.
Berdasarkan perhitungan statistik nilai gain pada kelas Eksperimen tersebut
adalah sebesar 0,6 sehingga dikategorikan Tinggi.
Uji normalitas sebaran
data skor tunggal dilakukan dengan Chi-Quadrat
test dengan taraf signifikan 0,05 dengan kriteria pengujiannya dikatakan H0
diterima apabila Xhitung > Xtabel demikian sebaliknya
dengan perolehan hasilnya ditunjukkan pada tabel 3.
Tabel
3
Hasil
Uji Normaitas Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
Sampel |
Kelas |
Aspek |
X. Hitung |
X. Tabel |
Keputusan |
SDN
Jatigintung I |
Kontrol |
Pretest |
0,084 |
0,242 |
Berdistribusi
Normal |
Posttest |
0,093 |
0,242 |
Berdistribusi
Normal |
||
Eksperimen |
Pretest |
0,156 |
0,242 |
Berdistribusi
Normal |
|
Posttest |
0,160 |
0,242 |
Berdistribusi
Normal |
||
SDN
Tegal Kunir Kidul I |
Kontrol |
Pretest |
0,084 |
0,242 |
Berdistribusi
Normal |
Posttest |
0,093 |
0,242 |
Berdistribusi
Normal |
||
Eksperimen |
Pretest |
0,156 |
0,242 |
Berdistribusi
Normal |
|
Posttest |
0,118 |
0,242 |
Berdistribusi
Normal |
Sumber:
Data Primer Penelitian diolah Peneliti, 2023.
Tabel 3 menunjukkan hasil
pretest dan posttest kemampuan berpikir kritis siswa dari keempat kelas adalah Chi
Kuadrat hitung lebih kecil dari harga Chi Kuadrat tabel, maka dapat disimpulkan
bahwa data pretest dan Posttest kemampuan berpikir kritis siswa siswa secara
keseluruhan indikator berdistribusi normal. Sedangkan uji normalitas pada
variabel motivasi siswa diperoleh hasil pada tabel 4.
Tabel
4
Hasil
Uji Normalitas Motivasi Siswa
Sampel |
Kelas |
Aspek |
X. Hitung |
X. Tabel |
Keputusan |
SDN
Jatigintung I |
Kontrol |
Pretest |
0,186 |
0,242 |
Berdistribusi
Normal |
Posttest |
0,093 |
0,242 |
Berdistribusi
Normal |
||
Eksperimen |
Pretest |
0,200 |
0,242 |
Berdistribusi
Normal |
|
Posttest |
0,197 |
0,242 |
Berdistribusi
Normal |
||
SDN
Tegal Kunir Kidul I |
Kontrol |
Pretest |
0,208 |
0,242 |
Berdistribusi
Normal |
Posttest |
0,210 |
0,242 |
Berdistribusi
Normal |
||
Eksperimen |
Pretest |
0,118 |
0,242 |
Berdistribusi
Normal |
|
Posttest |
0,118 |
0,242 |
Berdistribusi
Normal |
Sumber:
Data Primer Penelitian diolah Peneliti, 2023.
Tabel 4 menunjukkan uji
normalitas tes motivasi awal dan motivasi akhir siswa dari keempat kelas
diperoleh hasil Chi Kuadrat hitung lebih kecil dari harga Chi Kuadrat tabel ,
maka dapat disimpulkan bahwa data tes motivasi awal dan motivasi akhir siswa
secara keseluruhan indikator berdistribusi normal.
Uji homogenitas
menggunakan uji Levene�s dengan kriteria pengujian H0 diterima jika sign ≥
α atau kedua data homogen demikian juga sebaliknya yang dapat diperoleh
hasil pada tabel 5.
Tabel
5
Hasil
Uji Homogenitas Kemampuan Berpikir Kritis
dan
Motivasi Siswa SDN Jatigintung I
Indikator |
Levene Statistic |
df1 |
df2 |
Sig. |
Berpikir Kritis |
0,000 |
1 |
42 |
0,992 |
Motivasi Siswa |
2,556 |
1 |
42 |
0,117 |
Sumber:
Data Primer Penelitian diolah Peneliti, 2023.
Tabel 5 menunjukkan
indikator kemampuan berpikir kritis dan motivasi siswa memiliki taraf
signifikansi 0,992 dan untuk indikator motivasi siswa sebesar 0,117 , nilai ini
lebih besar dari taraf signifikansi (α) = 0,05. Sehingga disimpulkan bahwa
data pada indikator kemampuan berpikir kritis dan motivasi siswa bersifat
homogen pada siswa SDN Jatigintung I. Sedangkan hasil uji homogenitas pada
siswa SDN Tegal Kunir Kidul I ditunjukkan pada tabel 6.
Tabel
6
Hasil
Uji Homogenitas Kemampuan Berpikir Kritis
dan
Motivasi Siswa SDN Tegal Kunir Kidul I
Indikator |
Levene Statistic |
df1 |
df2 |
Sig. |
Berpikir Kritis |
0,000 |
1 |
42 |
0,992 |
Motivasi Siswa |
1,035 |
1 |
42 |
0,315 |
Sumber:
Data Primer Penelitian diolah Peneliti, 2023.
Tabel 6 menunjukkan indikator
kemampuan berpikir kritis dan motivasi siswa memiliki taraf signifikanasi 0,992
dan untuk indikator motivasi siswa sebesar 0,315 , nilai ini lebih besar dari
taraf signifikansi (α) = 0,05. Sehingga disimpulkan bahwa data pada
indikator kemampuan berpikir kritis dan motivasi siswa bersifat homogen pada
siswa SDN Tegal Kunir Kidul I.
Uji hipotesis menggunakan
uji MANOVA melalui pengujian Test of
Between-Subjects Effects atau uji pengaruh antar subjek/ variabel dan uji Multivariate guna mengetahui pengaruh
dari model pembelajaran Team Game
Tournament (TGT) terhadap kemampuan berpikir kritis dan motivasi siswa
secara bersamaan (simultan).
Pada pengujian Test of Between-Subjects Effects atau
uji pengaruh antar subjek/ variabel diperoleh hasil yang ditunjukkan pada tabel
7.
Tabel
7
Hasil
Uji Pengaruh Antar Variabel di SDN Jatigintung I
dan
SDN Tegal Kunir Kidul I
Sample |
Source |
Type III Sum of Squares |
df |
Mean Square |
F |
Sig. |
|
SDN Jatigintung I |
Model Pembelajaran |
Kemampuan Berpikir Kritis |
5149,455 |
1 |
5149,455 |
189,686 |
,000 |
Motivasi Siswa |
4705,114 |
1 |
4705,114 |
165,778 |
,000 |
||
SDN Tegal
Kunir Kidul I |
Model
Pembelajaran |
Kemampuan Berpikir Kritis |
4684,455 |
1 |
4684,455 |
172,558 |
,000 |
Motivasi Siswa |
4809,091 |
1 |
4809,091 |
188,688 |
,000 |
Sumber:
Data Primer Penelitian diolah Peneliti, 2023.
Tabel 7 menunjukkan Kemampuan
Berpikir Kritis didapat signifikansi 0,000 dengan derajat angka signifikansi
yang dipakai 0,05 atau 5%. Sehingga dapat disimpulkan terdapat pengaruh model
pembelajaran Team Game Tournament
(TGT) terhadap kemampuan Berpikir Kritis. Selain itu terlihat juga bahwa
Motivasi Siswa didapati signifikansi 0,000 dengan derajat angka signifikansi
yang dipakai 0,05 atau 5%. Sehingga dapat disimpulkan terdapat pengaruh model
pembelajaran Team Game Tournament
(TGT) terhadap Motivasi Siswa di SDN Jatigintung I. Sedangkan, Kemampuan
Berpikir Kritis didapat signifikansi 0,000 dengan derajat angka signifikansi
yang dipakai 0,05 atau 5%. Sehingga dapat disimpulkan terdapat pengaruh model
pembelajaran Team Game Tournament
(TGT) terhadap kemampuan Berpikir Kritis. Selain itu terlihat juga bahwa
Motivasi Siswa didapati signifikansi 0,000 dengan derajat angka signifikansi
yang dipakai 0,05 atau 5%. Sehingga dapat disimpulkan terdapat pengaruh model
pembelajaran Team Game Tournament (TGT)
terhadap Motivasi Siswa di SDN Tegal Kunir Kidul I.
Pada pengujian uji
Multivariate untuk mengetahui pengaruh dari model pembelajaran Team Game Tournament (TGT) terhadap
kemampuan berpikir kritis dan motivasi siswa secara bersamaan (simultan)
diperoleh hasil ditunjukkan pada tabel 8.
Tabel
8
Hasil
Uji Multivariate di SDN Jatigintung I dan SDN Tegal Kunir Kidul I
Sampel |
Effect |
Value |
F |
Hypothesis df |
Error df |
Sig. |
|
SDN Jatigintung I |
Model Pembelajaran TGT |
Pillai's Trace |
,853 |
119,185b |
2,000 |
41,000 |
,000 |
Wilks' Lambda |
,147 |
119,185b |
2,000 |
41,000 |
,000 |
||
Hotelling's Trace |
5,814 |
119,185b |
2,000 |
41,000 |
,000 |
||
Roy's Largest Root |
5,814 |
119,185b |
2,000 |
41,000 |
,000 |
||
SDN Tegal
Kunir Kidul I |
Model
Pembelajaran TGT |
Pillai's Trace |
,885 |
157,606b |
2,000 |
41,000 |
,000 |
|
|
Wilks' Lambda |
,115 |
157,606b |
2,000 |
41,000 |
,000 |
|
|
Hotelling's Trace |
7,688 |
157,606b |
2,000 |
41,000 |
,000 |
|
|
Roy's Largest Root |
7,688 |
157,606b |
2,000 |
41,000 |
,000 |
Sumber:
Data Primer Penelitian diolah Peneliti, 2023.
Tabel 8 menunjukkan uji
perbandingan model pembelajaran Team Game
Tournament (TGT) terhadap kemampuan berpikir kritis dan motivasi siswa diperoleh
nilai Sig. sebesar 0,000 (< 0,05) yang kurang dari 0,05 maka disimpulkan
terdapat pengaruh model pembelajaran Team
Game Tournament (TGT) terhadap kemampuan berpikir kritis dan motivasi siswa
secara simultan atau bersamaan pada siswa di SDN Jatigintung I. Sedangkan, uji
perbandingan model pembelajaran Team Game
Tournament (TGT) terhadap kemampuan berpikir kritis dan motivasi siswa diperoleh
nilai Sig. sebesar 0,000 (< 0,05) yang kurang dari 0,05 maka disimpulkan terdapat
pengaruh model pembelajaran Team Game
Tournament (TGT) terhadap kemampuan berpikir kritis dan motivasi siswa
secara simultan atau bersamaan pada siswa di SDN Tegal Kunir Kidul I.
Untuk mengetahui
perbedaan dari ketiga model pengujian tersebut kemudian dilakukan uji lanjut
dengan menggunakan uji Tukey yang diperoleh hasilnya pada tabel 9.
Tabel
9
Hasil
Uji Tukey SDN Jatigintung I dan SDN Tegal Kunir Kidul I
Sample |
Dependent Variable |
Mean Difference (I-J) |
Std. Error |
Sig.b |
95% Confidence Interval for Difference |
|||
Lower Bound |
Upper Bound |
|||||||
SDN
Jatigintung I |
Kemampuan Berpikir Kritis |
TGT |
Konvensional |
21,636* |
1,571 |
,000 |
18,466 |
24,807 |
Konvensional |
TGT |
-21,636* |
1,571 |
,000 |
-24,807 |
-18,466 |
||
Motivasi Siswa |
TGT |
Konvensional |
20,682* |
1,606 |
,000 |
17,440 |
23,923 |
|
Konvensional |
TGT |
-20,682* |
1,606 |
,000 |
-23,923 |
-17,440 |
||
SDN
Tegal Kunir Kidul I |
Kemampuan Berpikir Kritis |
TGT |
Konvensional |
20,636* |
1,571 |
,000 |
17,466 |
23,807 |
Konvensional |
TGT |
-20,636* |
1,571 |
,000 |
-23,807 |
-17,466 |
||
Motivasi Siswa |
TGT |
Konvensional |
20,909* |
1,522 |
,000 |
17,837 |
23,981 |
|
Konvensional |
TGT |
-20,909* |
1,522 |
,000 |
-23,981 |
-17,837 |
Sumber:
Data Primer Penelitian diolah Peneliti, 2023.
Tabel 9 menunjukkan variabel
Kemampuan Berpikir Kritis didapat signifikansi 0,000 dapat disimpulkan terdapat
perbedaan Kemampuan Berpikir Kritis antara kelas yang menggunakan model
pembelajaran Teams Games Tournament
(TGT) dibandingkan dengan kelas menggunakan model pembelajaran konvensional
secara signifikan pada siswa di SDN Jatigintung I. Variabel Motivasi Siswa
didapati signifikansi 0,000 dapat disimpulkan terdapat perbedaan Motivasi Siswa
antara kelas yang menggunakan model
pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) dibandingkan dengan kelas
menggunakan model pembelajaran konvensional secara signifikan pada siswa di SDN
Jatigintung I. Sedangkan, variabel Kemampuan Berpikir Kritis didapat
signifikansi 0,000 dapat disimpulkan terdapat perbedaan Kemampuan Berpikir
Kritis antara kelas yang menggunakan model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) dibandingkan dengan kelas menggunakan
model pembelajaran konvensional secara signifikan pada siswa di SDN Tegal Kunir
Kidul I. Variable Motivasi Siswa didapati signifikansi 0,000 dapat disimpulkan
terdapat perbedaan Motivasi Siswa antara kelas yang menggunakan model
pembelajaran Teams Games Tournament
(TGT) dibandingkan dengan kelas menggunakan model pembelajaran konvensional
secara signifikan pada siswa di SDN Tegal Kunir Kidul I.
Penelitian ini memperoleh
hasil bahwa pembelajaran kooperatif tipe TGT berpengaruh yang signifikan
terhadap kemampuan berpikir kritis dan motivasi siswa Sekolah Dasar Negeri di
gugus 047 kecamatan Mauk dengan pembahasannya sebagai berikut.
1.
Kemampuan
Berpikir Kritis
Hasil analisis kemampuan berpikir kritis dengan
perhitungan tes kemampuan berpikir kritis diperoleh peningkatan pada kelas
eksperimen SDN Jatigintung I setelah diberikan perlakuan model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) dari
rata-rata nilai 59,7 (pretest) menjadi 89,7(posttest), pada kelas kontrol juga
terjadi peningkatan dari rata-rata nilai 58,1 (pretest) menjadi 68,1(posttest) disebabkan
karena pembelajaran yang dilakukan hanya menggunakan model pembelajaran
konvensional. Selain itu juga diperoleh peningkatan pada kelas eksperimen SDN
Tegal Kunir Kidul I setelah diberikan perlakuan model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) dari
rata-rata nilai 61,7 (pretest) menjadi 86,7 (posttest), pada kelas kontrol juga
terjadi peningkatan dari rata-rata nilai 64,1 (pretest) menjadi 66,1 (posttest)
disebabkan karena pembelajaran yang dilakukan hanya menggunakan model
pembelajaran konvensional. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
Muttaqiem (2021), Pardede (2019) dan Palupi & Rahayu (2021) ditunjukkan
pada pengaruh positif terhadap kemampuan berpikir kritis siswa dalam
menggunakan model TGT.
2.
Motivasi
Siswa
Hasil analisis motivasi siswa dengan perhitungan
angket diperoleh peningkatan pada kelas eksperimen SDN Jatigintung I setelah
diberikan perlakuan model pembelajaran Teams
Games Tournament (TGT) dari rata-rata nilai 59,5 (pretest) menjadi 89,5 (posttest),
sementara itu pada kelas kontrol juga terjadi peningkatan namun hanya beberapa
point saja dari rata-rata nilai 58,9 (pretest) menjadi 68,9 (posttest) disebabkan
karena pembelajaran yang dilakukan hanya menggunakan model pembelajaran
konvensional. Pada kelas eksperimen SDN Tegal Kunir Kidul I setelah diberikan
perlakuan model pembelajaran Teams Games
Tournament (TGT) terjadi peningkatan dari rata-rata nilai 61,4 (pretest)
menjadi 86,4 (posttest), pada kelas kontrol diperoleh peningkatan dari
rata-rata nilai 60,2 (pretest) menjadi 65,2 (posttest) disebabkan karena
pembelajaran yang dilakukan hanya menggunakan model pembelajaran konvensional.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Pramesti (2019), Artha (2020)
dan Kabunggul, dkk (2020) pada pengaruh positif penerapan model pembelajaran
TGT terhadap kemampuan motivasi siswa.
Kesimpulan
Penelitian ini dapat
menyimpulkan terdapat peningkatan�
kemampuan berpikir kritis pada kelas model pembelajaran kooperatif tipe Team Game Tournament (TGT) dengan kelas
konvensional siswa Sekolah Dasar di Gugus 047 Kecamatan Mauk, selain itu
terdapat peningkatan motivasi pada kelas model pembelajaran kooperatif� tipe Team
Game Tournament (TGT)� dengan kelas
konvensional siswa Sekolah Dasar di Gugus 047 Kecamatan Mauk, kemudian secara
bersama terdapat pengaruh signifikan model pembelajaran kooperatif tipe Team Game Tournament (TGT) terhadap
kemampuan berpikir kritis dan motivasi siswa Sekolah Dasar di Gugus 047
Kecamatan Mauk.
Untuk menerapkan model
pembelajaran Team Game Tournament
(TGT) khususnya di SDN Jatigintung I dan SDN Tegal Kunir Kidul I diharuskan
dapat menyediakan waktu dan tempat khusus yang tidak dapat menimbulkan
kegaduhan bagi kelas yang lainnya. Model pembelajaran Team Game Tournament (TGT) dapat diterapkan oleh pendidik sebagai
alternatif model pembelajaran yang tepat dengan mempersiapkan
langkah-langkahnya sehingga siswa tidak mengalami kebingungan dalam
pembelajaran. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengobservasi terkait
konsep prasyarat peserta didik serta model pembelajaran yang pernah diterima
oleh peserta didik agar penerapannya dapat berjalan dengan baik.
BIBLIOGRAFI
Anis Susanti,
& Siti Nuriyanti. (2015). Pengaruh Motivasi Belajar Siswa Terhadap Prestasi
Belajar Matematika Siswa. Jurnal
Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sidoarjo, 3(2), 151�158.
Anjarwati, E.
(2017). Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Game Tournament
(TGT) Berbantu Media Roda Putar Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta
Didik SMP. In (Doctoral dissertation, UIN
Raden Intan Lampung). Vol. XVII (Issue 2).
Annurwanda, P.
(2018). The Effect of Teams Games Tournament on Mathematics Self-Efficacy in
Junior High Schools. SHS Web of Conferences,
42, 00079. https://doi.org/10.1051/shsconf/20184200079
Arikunto, S.
(2013). Prosedur penelitian suatu
pendekatan praktik.
Azis, A. L.
(2017). Pengaruh motivasi Intrinsik Dan Motivasi Ekstrinsik Terhadap Prestasi
Belajar Ekonomi Bisnis Kelas X Peserta Didik Kelas X Di Smkn 4 Makassar The. Doctoral Disertation, 87(1, 2), 149�200. http://eprints.unm.ac.id/id/eprint/4440%0A
Azizah, M., Sulianto,
J., & Cintang, N. (2018). Analisis Keterampilan Berpikir Kritis Siswa
Sekolah Dasar pada Pembelajaran Matematika Kurikulum 2013. Jurnal Penelitian Pendidikan, 35(1),
61�70. https://doi.org/10.15294/jpp.v35i1.13529
Christina, L.
V., & Kristin, F. (2016). Efektivitas Model Pembelajaran Tipe Group
Investigation (Gi) Dan Cooperative Integrated Reading and Composition (Circ)
Dalam Meningkatkan Kreativitas Berpikir Kritis Dan Hasil Belajar Ips Siswa
Kelas 4. Scholaria : Jurnal
Pendidikan Dan Kebudayaan, 6(3),
217. https://doi.org/10.24246/j.scholaria.2016.v6.i3
p217-230
Dewi, A. C.,
Hapidin, H., & Akbar, Z. (2019). Pengaruh Model Pembelajaran dan Kemampuan
Berpikir Kritis terhadap Pemahaman Sains Fisik. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 3(1), 18. https://doi.org/10.31004/obsesi.v3i1.136
Ekayani, P.
(2017). Pentingnya Penggunaan Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Prestasi
Belajar Siswa. Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia, March.
Ennis, R. H.
(1993). Critical thinking assessment. Journal
Homepage, 32, 179�186. https://doi.org/https://doi.org/10.1080/00405849309543594
Fasha, A.,
Johar, R., & Ikhsan, M. (2018). Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah dan
Berpikir Kritis Matematis Siswa melalui Pendekatan Metakognitif. Jurnal Didaktik Matematika, 5(2), 53�64. https://doi.org/10.24815/jdm.v5i2.11995
Fithriyah, I.,
Sa�dijah, C., & Sisworo. (2016). Analisis Kemampuan Berpikir Kritis. Prosiding Konferensi Nasional Penelitian
Matematika Dan Pembelajarannya, Knpmp
I, 580�590.
Gayatri, Y.
(2009). Cooperative Learning Tipe Team Game Tournaments ( Tgt ) Sebagai
Alternatif Model Pembelajaran Biologi. Didaktis,
8, 59�67.
Gonz�lez,
Arturo; Jennings, David; Manriquez, L. (2014). Multi-faceted Impact of a Team
Game Tournament on the Ability of the Learners to Engage and Develop their Own
Critical Skill Set. International Journal
of Engineering Education, 1213�1224. http://hdl.handle.net/10197/6197
Hamdu, G.,
& Agustina, L. (2017). Motivasi 1.Pdf. Pengaruh
Motivasi Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Ipa Di Sekolah Dasar, 12(1), 90�96.
Haryani, D.
(2011). Pembelajaran Matematika Dengan Pemecahan Masalah Untuk
Menumbuhkembangkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa. Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan Dan Penerapan MIPA,
Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 1980, 121�126.
Hero, H., &
Maria, E. (2018). Peran Orang Tua Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa
Kelas V Di Sekolah Dasar Inpres Iligetang. JRPD
(Jurnal Riset Pendidikan Dasar), 1(2),
129�139. https://doi.org/10.26618/jrpd.v1i2.1568
Hidayati, N.,
Mardiyana, & Riyadi. (2014). Eksperimentasi Pembelajaran Matematika dengan
Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw dan Teams Games Tournament (TGT) Ditinjau
dari Kecerdasan Intrapersonal Siswa. Elektronik
Pembelajaran Matematika, 2(2),
152�162. http://www.jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/s2math/article/view/3913
Idzhar, A.
(2019). Peranan Guru Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa. DIDAKTIKA : Jurnal Kependidikan, 12(2), 117�134. https://doi.org/10.30863/didaktika.v12i2.181
Ismayawati, B.,
Purwoko, A. A., & -, M. (2016). Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis
Masalah (Pbm) Dalam Setting Pembelajaran Kooperatif Tipe Tgt Dan Gi Terhadap
Keterampilan Berpikir Kritis Dan Hasil Belajar Kimia Peserta Didik Sman 1
Aikmel. Jurnal Penelitian Pendidikan IPA,
2(1). https://doi.org/10.29303/jppipa.v2i1.33
Kiswoyowati, A.
(2011). Pengaruh Motivasi Belajar Dan Kegiatan Belajar Siswa Terhadap Kecakapan
Hidup Siswa. Jurnal Pendidikan Ekonomi UM
Metro.
Kusumaningsih,
K. D., & Leonard, L. (2008). Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe
teams-games-tournaments (TGT) terhadap peningkatan hasil belajar Biologi pada
konsep sistem pencernaan manusia. Faktor
Exacta, 2(1), 83�98.
Lestari, K. E.
(1988). Implementasi Brain-Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Koneksi
Dan Kemampuan Berpikir Kritis Serta Motivasi Belajar Siswa Smp. Jurnal Pendidikan UNSIKA, 43(8), 627�630. https://doi.org/10.1136/thx.43.8.627
Mahardika, I.
A. (2014). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Terhadap Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematis Siswa. Jurnal
Pendidikan Matematika Universitas Lampung, 1.
Maisaroh, S.
(2016). Upaya Meningkatkan Motivasi Dan Prestasi Belajar Ips Melalui Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament. Dinamika Pendidikan Unnes, 6(2),
150�169. https://doi.org/10.15294/dp.v6i2.5109
Nabilah, L. N.
(2020). Pengembangan Keterampilan Abad 21
Dalam Pembelajaran Fisika Di Sekolah Menengah Atas Menggunakan Model Creative Problem
Solving. https://doi.org/10.31219/osf.io/6vwhd
Oktari, A.
(2020). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games Tournament Dan
Problem Based Learning Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Berpikir
Kreatif Siswa Kelas XI IPA Mas Pab 2helvetia. Doctoral Dissertation, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara. http://repository.uinsu.ac.id/id/eprint/9907
Pardede, U. T.
(2019). Peningkatan Kemampuan Berpikir
Kritis Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif tipe TGT di SMA N 1 Batang
Toru. 2(1), 67�74.
Pramesti, E.
M., Kurino, Y. D., & Majalengka, U. (2019). Analisis Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematis Siswa Menggunakan Model Pembelajaran Team Games Tournament
SMA Muhammadiyah 1 Purwokerto. In
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan, 1,
802�809.
Ricardo, R.,
& Meilani, R. I. (2017). Impak Minat dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil
Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan
Manajemen Perkantoran, 2(2), 79. https://doi.org/10.17509/jpm.v2i2.8108
Rosyidah, U.
(2016). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw terhadap Hasil
Belajar Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 6 Metro. SAP (Susunan Artikel Pendidikan), 1(2), 115�124. https://doi.org/10.30998/sap.v1i2.1018
Rusman. (2012).
Model-model pembelajaran: Mengembangkan
profesionalisme guru (pp. 213�227). PT Raja Grafindo Persada.
Sani, Z. M.,
Sudarmin, & Nurhayati, S. (2016). Pembelajaran team game tournament
berbantuan media numbered card untuk meningkatkan keaktifan siswa. Jurnal Scientia Indonesia, 1(1), 56�65. www.scientia-journal.com
Sardiman, A. M.
(2007). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar: Bandung. Rajawali Pers.
Sari, T., &
Andajani, Kusubakti, D. (2019). Hubungan Kemampuan Berpikir Kritis dengan
Kemampuan Menulis Teks Editorial Siswa Kelas XII. Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, Dan Pengembangan, 4(1), 51�55. http://journal.um.ac.id/index.php/jptpp/
Slavin, R. E.
(2008). Cooperative Learning Teori, Riset
dan Praktik, terj. Nurulita Yusron,. Elex Media Komputindo.
Sudibyo, E.,
Jatmiko, B., & Widodo, W. (2017). Pengembangan Instrumen Motivasi Belajar
Fisika: Angket. Jurnal Penelitian
Pendidikan IPA, 1(1), 13. https://doi.org/10.26740/jppipa.v1n1.p13-21
Suwarno.
(2019). Model Pembelajaran Teams Games Tournaments (TGT) untuk Meningkatkan
Hasil Belajar. Ideas: Jurnal Pendidikan,
Sosial Dan Budaya, 5(4), 389. https://doi.org/10.32884/ideas.v5i4.227
Trinova, Z.
(2012). Hakikat Belajar Dan Bermain Menyenangkan Bagi Peserta Didik. Al-Ta Lim Journal, 19(3), 209�215. https://doi.org/10.15548/jt.v19i3.55
Uno, H. B.
(2021). Teori motivasi dan pengukurannya:
Analisis di bidang pendidikan. Bumi Aksara.
Wyk, M. M. van.
(2011). The Effects of Teams-Games-Tournaments on Achievement, Retention, and
Attitudes of Economics Education Students. Journal
of Social Sciences, 26(3),
183�193. https://doi.org/10.1080/09718923.2011.11892895
Copyright holder: Edy
Nurhaedi, Cecep Anwar Hdi Firdos Santosa, Yumiati (2022) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |