Syntax
Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 8, No. 10, Oktober 2023
ANALISA TEBAL PERKERASAN DENGAN MENGGUNAKAN MATERIAL KINANG JINGKION
Johanis Hs Ervans Idie
Teknik Sipil Bidang Transportasi
Email:
[email protected]
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah 1) Menganalisis
Tebal Lapis Perkerasan dengan
mengunakan material Kinang Jingkion. 2) Menghitung Lapis Pemadatan untuk CBR dengan mengukanan material Kinang Jingkion. Material local Kinang Jingkion yang di gunakan dalam penelitian
ini untuk sebagai lapis permukaan diambil dari lokasi
yang terdapat pada wilayah Kabupaten
Yalimo Provinsi Papua. Sedangkan untuk material Kinang Jingkion berada di Kali Habie Kabupaten Yahukimo dengan titik Geografis
03o45�56,63� Lintang Selatan dan 139o23�26,19�� Lintang Utara. Data perimer merupakan data yang diambil langsung oleh peneliti dengan cara menggali sumber
asli dari objek yang diteliti. Dalam menganalisis tebal perkerasan dengan metode Analisa Komponen di dapat lapis Permukaan dan di gabung dengan Lapis Pondasi kelas A adalah sebesar 9 cm dan Lapis Pondasi Kelas B adalah sebesar 6 cm. Lapis Pemadatan untuk CBR yang di gunakan sebagai lapis penutup adalah Dalam menghitung Lapis Pemanadatan CBR
di bagi dalam 2 tahap yaitu: a) CBR Lapangan di ambil data ruas jalan sepanjang
2 km di ambil sebanyak 20 titik pengujian dengan nilai CBR rata-rata ialah 80,04 %. b) CBR laboraturium
di dalam pengujian CBR laboraturium dari 3 pengujian pemadatan di dapat CBR dengan rata � rata adalah 18 %.
Kata kunci:
Kinang Jingkion; Tebal Perkerasan; Kabupaten Yalimo
Abstract
The
purpose of this study is 1) Analyzing the Pavement Layer Thickness using Kinang Jingkion material. 2)
Calculating the Compaction Layer for CBR by pressing the Kinang
Jingkion material. The local Kinang
Jingkion material used in this study as a surface
layer was taken from a location in the Yalimo Regency
of Papua Province. As for Kinang Jingkion
material, it is located in Habie River, Yahukimo Regency with a geographical point of
03o45'56.63" South Latitude and 139o23'26.19'' North Latitude. Perimer data is data taken directly by researchers by
digging the original source of the object under study. In analyzing the
thickness of the pavement with the Component Analysis method, the surface layer
can be combined with the Class A Foundation Layer is 9 cm and the Class B
Foundation Layer is 6 cm. The Compaction Layer for CBR which is used as a
covering layer is In calculating the CBR Compaction
Layer divided into 2 stages, namely: a) Field CBR is taken data on 2 km of road
sections taken as many as 20 test points with an average CBR value of 80.04%.
b) Laboratory CBR in laboratory CBR testing of 3 compaction tests in CBR with
an average of 18%.
Keywords: Kinang Jingkion; Pavement
thickness; Yalimo County
Pendahuluan
Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) bangun 29 jembatan di ruas
Merauke�Sorong Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat (Resubun,
n.d.).
Pembangunan jembatan ini merupakan bagian dari kelanjutan program Jalan Trans
Papua yang akan membuka keterisolasian wilayah dan meningkatkan konektivitas
antar kabupaten/kota di Provinsi Papua dan Papua Barat (Sudira,
Pamungkas, Adulsyah, Rumkambu, & Langowuyo, 2021). Menteri PUPR
Basuki Hadimuljono mengatakan konektivitas antar kawasan perlu terus
ditingkatkan agar aliran barang, jasa, dan manusia bisa lebih lancar dan
efisien. Dengan konektivitas yang baik, diharapkan pertumbuhan ekonomi kawasan
meningkat (Beni,
2021).
Kepala Balai
Pelaksanaan Jalan Nasional Papua Barat Gunadi Antariksa mengatakan Jembatan
dengan panjang keseluruhan mencapai 511,5 meter ini dibangun dengan anggaran
sebesar Rp236,55 milar pada TA 2022 melalui enam paket pekerjaan. �Paket
pembangunan jembatan tersebut meliputi Jembatan Kampung Muri � Kwatisore (Batas
Provinsi Papua) I sepanjang 90 meter dan Jembatan Kampung Muri � Kwatisore
(Batas Provinsi Papua) II sepanjang 96,5 meter yang merupakan bagian
pembangunan Trans Papua ruas Merauke � Sorong,� kata Gunadi.
Paket pekerjaan
dua jembatan ini dibangun melalui skema Multi Years Contract (MYC) tahun
2022-2024 yang terdiri dari 21 pembangunan jembatan, yakni Paket Jembatan
Kampung Muri � Kwatisore I sebanyak 10 jembatan dan Paket Jembatan Kampung Muri
� Kwatisore II sebanyak 11 jembatan. Untuk tahun 2022 ini telah dialokasikan
anggaran sebesar Rp93,2 miliar. Selanjutnya paket pembangunan Jembatan Telaga I
Cs sepanjang 74 meter yang dilaksanakan sejak 24 Januari 2022 sesuai kontrak
dengan progres fisik saat ini 7,38%. Angaran paket pekerjaan
Jembatan Telaga I Cs bersumber
dari APBN senilai Rp33,2 miliar secara Single Years
Contract (SYC) TA 2022 yang terdiri dari 4 jembatan yakni Jembatan Telaga 1 sepanjang 18 meter, Jembatan
Telaga 2 sepanjang 18 meter, Jembatan
Telaga 3 sepanjang 18 meter, dan Jembatan
Telaga 4 sepanjang 20 meter.
Kemudian paket pembangunan Jembatan Werianggi � Ambuni sepanjang 73,6meter yang menghubungkan
Kecamatan Windesi dengan Distrik Kuri Wamesa yang terdiri dari 5 pekerjaan, yakni pembangunan Jembatan Akram II sepanjang 12
meter, Jembatan Akram III sepanjang
16,6 meter, Jembatan Akram V sepanjang
15 meter, Jembatan Waro 1 sepanjang
15 meter, dan Jembatan Rival sepanjang
15 meter. Pembangunan jembatan ditargetkan
mulai Juni 2022 dan selesai
Desember 2022 dengan anggaran sebesar Rp33,1 miliar.
Paket pembangunan Jembatan Log Cs sepanjang
82,4meter senilai Rp38,6 miliar
yang terdiri dari 4 pekerjaan yakni pembangunan Jembatan Log 70 sepanjang 15,6 meter, Jembatan
Log 75 sepanjang 20,6 meter, Jembatan
Log 76 sepanjang 25,6 meter, dan Jembatan
Log 77 sepanjang 20,6 meter. Pembangunan jembatan telah dimulai sejak 14 Februari 2022 sesuai kontrak dengan progres 30,87% dan ditargetkan selesai akhir 2022.
Terakhir, paket pekerjaan Jembatan Mawin I Cs sepanjang 95meter yang
terdiri dari pembangunan Jembatan Mawin I sepanjang 50 meter, Jembatan Mawin XXVII B sepanjang 20 meter, dan Jembatan
Log 23 sepanjang 25 meter. Pembangunan jembatan mulai dikerjakan pada Januari dengan progres konstruksi 20,77% dan ditargetkan selesai akhir 2022. Gunadi mengatakan, selain jembatan, Kementerian PUPR
juga terus melanjutkan pembangunan Jalan Trans Papua ruas
Merauke � Sorong yang berada di Kabupaten
Teluk Wondama seperti pembangunan Jalan Kampung
Muri � Kwatisore sepanjang
8,5 km, Jalan Simpang Goro � Kampung Muri sepanjang 20,28 km, Jalan Mameh �
Windesi sepanjang 9,3 km,
dan Jalan Simpang Tiga Mameh � Windesi sepanjang 11 km.
�Tantangan dalam pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan di Papua di antaranya kondisi cuaca dan alamnya yang masih berupa hutan dengan
kondisi geografi cukup berat hampir
pada semua segmen (Djojosoekarto
et al., 2012). Kendati demikian, terbukanya konektivitas di Pulau Papua terutama di daerah pegunungan akan membuka keterisolasian wilayah, menurunkan harga barang-barang, dan mengurangi kesenjangan wilayah,�
Kabupaten Yalimo adalah sebuah kabupaten
di provinsi Papua Pegunungan,
Indonesia (Yikwa
& Angelia, 2022). Kabupaten
ini dibentuk pada tanggal 4 Januari 2008 berdasarkan
Undang-Undang� Nomor
4 Tahun 2008, bersama-sama dengan pembentukan 5 kabupaten lainnya di Papua. Kabupaten Yalimo dimekarkan dari Kabupaten Jayawijaya, dengan ibukota terletak di distrik Elelim. Peresmiannya dilakukan oleh Mendagri Mardiyanto pada tanggal 21 Juni
2008. Jumlah penduduk kabupaten Yalimo berjumlah 103.714 jiwa (2020) dengan kepadatan 82,77 jiwa/km�.
Transportasi Kabupaten Yalimo hingga saat
ini masih mengandalkan perhubungan udara, dan darat Wamena-Jayapura yang (pada tahun
2011 sampai saat ini) dilayani oleh dua penerbangan yaitu cesna dan oleh pesawat MAAF antara lain oleh Cesna dan Yajasih. Dan darat Truk-Truk untuk barang, dan Strada tuk penumpang. Semua jenis barang, baik
barang kebutuhan pokok masyarakat, bahan bangunan seperti semen, besi beton, serta kebutuhan
bahan bakar minyak (bensin dan solar) diangkut ke Yalimo
menggunakan pesawat
terbang.
Sebuah ruas jalan yang diharapkan dapat menghubungkan Wamena dengan Yalimo
masih beroporasi sedangkan dari kab. Yalimo ke
jayapupura sedang dibangun, namun karena jalan ini
melintas dalam kawasan hutan Tropis
untuk sementara pembangunan jalan ini sedang ditunda
menunggu kajian lebih lanjut.
Smard road Kinang
Jingkion merupakan jalan di Kab Yalimo
yang bersifat Alternatif selain Jalan Aspal. Kontruksi jalan sesuai kebutuhan itu harus mulus,
kuat, awet dan murah. Dengan demikian
konstruksi selain aspal bisa juga dari material lokal yang memiliki keunggulan teknis namun juga murah biayanya (Ahmad
et al., 2021). Di Wilayah yalimo
terdapat tanah hitam �Kinang Jingkion
dalam jumlah melimpah yang miliki keunggulan jika dipakai untuk material peningkatan jalan yaitu mudah pelaksanaan,
unggul konstruksinya dan murah biayanya sehingga mampu meningkatkan efisiensi (aspek anggaran) dalam Upaya Percepatan membuka isolasi wilayah di Kabupaten Yalimo. Selanjutnya Kinang Jingkion kiat singkat
dengan King Kion dimana bila inovasi ini
diharapkan merajai konstruksi jalan pedesaan di daerah pegunungan Papua.
Dalam penelitian ini, rumusan masalah
sebagai berikut; 1) Berapa Tebal Lapis Perkerasan dengan mengunakan material Kinang Jingkion? 2) Berapa Lapis Pemadatan untuk CBR dengan mengukanan material Kinang Jingkion sebagai lapis penutup? 3) Bagaimana perbandingan biaya per kilo meter
(km) antara konstruksi konvensional dan Kinang Jingkion?
Tujuan Penelitian ini adalah 1) Menganalisis
Tebal Lapis Perkerasan dengan
mengunakan material Kinang Jingkion. 2) Menghitung Lapis Pemadatan untuk CBR dengan mengukanan material Kinang Jingkion. 3) Menganalisis perbandingan biaya per kilo meter (km) antara konstruksi konvensional dan Kinang Jingkion. Manfaat Penelitian ini; 1) Meningkatkan pelayanan terkait sarana transportasi yang memadai bagi masyarakat setempat kabupaten Yalimo. 2) Meningkatkan kualitas Perkerasan sesuai dengan Umur
Rencana yang rencanakan
Metode Penelitian
Material local Kinang Jingkion yang di gunakan dalam penelitian ini untuk sebagai
lapis permukaan diambil dari lokasi yang terdapat pada wilayah Kabupaten Yalimo Provinsi Papua. Sedangkan untuk material Kinang Jingkion berada di Kali Habie Kabupaten Yahukimo dengan titik Geografis
03o45�56,63� Lintang Selatan dan 139o23�26,19�� Lintang Utara.
Data perimer merupakan data yang diambil langsung oleh peneliti dengan cara menggali
sumber asli dari objek yang diteliti (Prof
Dr Sugiyono, 2018).�
Data primer ialah data yang di peroleh dengan cara melakukan pengambilan data di lapangan meliputi data LHR, CBR Lapangan,
Data Curah Hujan dan CBR pengujian
di laboraturium. Data sekunder
merupakan data tidak langsung yang mampu memberikan data tambahan serta penguatan terhadap penelitian (P.
Sugiyono, 2016). Data sekunder
didapat dari studi kepustakaan dengan bantuan media cetak dan media internet Data sekunder
ialah data yang di peroleh dari penelitain terdahulu terkait pengunaan material alam dalam penetuan tebal perkerasan
Hasil dan Pembahasan
Pengujinan Keausan Agregat (Abrasi) Dengan Mesin Los Angeles
Pengujian ini mengacu pada SNI 2417: 2008 dengan
tujuan untuk mengetahui angka keausan yang dinyatakan dengan perbandingan antara berat bahan
aus terhadap berat semula dalam
persen. Adapun hasil dari pengujian ini dapat dilihat
pada Tabel 1.
Tabel 1 Pengujinan Keausan Agregat (Abrasi) Dengan Mesin Los Angeles
Saringan |
Berat dan
Gradasi Benda
Uji (gram) |
||
Lolos |
Tertahan |
Benda Uji
1 |
Benda Uji
2 |
3 /
4 " |
1 /
2 " |
2500 |
2500 |
1 /
2 " |
3 /
8 " |
2500 |
2500 |
Jumlah berat (A) |
5000 |
5000 |
|
Berat tertahan saringan no. 12
(B) |
4738,00 |
3941,70 |
|
Jumlah Bola |
11 |
11 |
|
Jumlah Tumbukan |
100 |
500 |
|
Syarat (Maksimal) |
8% |
40% |
|
Berat
yang Aus (C = A � B) |
262,00 |
1058,30 |
Sumber: Analisi Data, 2023
Pengujian Berat Jenis dan Penyerepan
Agregat Kasar
Pengujian ini mengacu pada SNI 1969: 2016 dengan
tujuan untuk mengetahui penambahan berat dari suatu
agregat akibat air yang meresap kedalam pori-pori, tetapi tidak termasuk air yang tertahan pada permukaan luar partikel, dinyatakan sebagai persentase dari berat keringnya. Adapun hasil dari pengujian
ini dapat dilihat pada Tabel 2 dan Tabel 3.
Tabel
2 Pengujian Berat Jenis dan Penyerapan
Agregat Kasar (Uk. 1-2)
No |
Uraian |
Pengujian |
Rata � Rata |
||
I |
II |
||||
1 |
Berat benda uji kering oven |
BK |
1139.2 |
1188.3 |
1163.8 |
2 |
Berat benda uji permukaan jenuh |
BJ |
1149.1 |
1198.8 |
1174.0 |
3 |
Berat benda uji didalam air |
BA |
718.9 |
751.8 |
735.4 |
Berat Jenis |
�(Bulk) |
𝐵𝐾 𝐵𝐽 − 𝐵𝐴 |
2.648 |
2.658 |
2.653 |
Berat Jenis kering permukaan jenuh |
�(SSD) |
𝐵𝐽 𝐵𝐽 − 𝐵𝐴 |
2.671 |
2.682 |
2.676 |
Berat jenis semu |
�(Apparent) |
𝐵𝐾 𝐵𝐾 − 𝐵𝐴 |
2.710 |
2.722 |
2.716 |
Penyerapan |
|
𝐵𝐽 − 𝐵𝐾 X 100% 𝐵𝐾 |
0.869 |
0.884 |
0.876 |
Sumber: Analisis Data, 2023
Berdasarkan
hasil uji�� berat�� jenis��
dan�� penyerapan�� agregat��
kasar (Uk. 1-2 cm) nilai berat jenis agregat sebesar 2,653%. Hal ini
memenuhi standar yang ditetapkan pada SNI 1969: 2016 yaitu sebesar Minimal
2,50%. Dengan demikian Agregat dapat digunakan untuk membuat campuran aspal
panas HRS-WC.
Tabel 3
Pengujian Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Kasar (Uk.
0,5-1)
No |
Uraian |
Pengujian |
Rata - Rata |
||
I |
II |
||||
1 |
Berat benda uji kering oven |
BK |
727.0 |
776.5 |
751.75 |
2 |
Berat benda uji permukaan jenuh |
BJ |
734.7 |
784.6 |
759.65 |
3 |
Berat benda uji didalam air |
BA |
458.8 |
489.6 |
474.2 |
Berat Jenis |
�(Bulk) |
𝐵𝐾 𝐵𝐽 − 𝐵𝐴 |
2.635 |
2.632 |
2.634 |
Berat Jenis kering permukaan jenuh |
�(SSD) |
𝐵𝐽 𝐵𝐽 − 𝐵𝐴 |
2.663 |
2.660 |
2.661 |
Berat jenis semu |
(Appaarent) |
𝐵𝐾 𝐵𝐾 − 𝐵𝐴 |
2.711 |
2.707 |
2.709 |
Penyerapan |
|
𝐵𝐽 − 𝐵𝐾 X 100% 𝐵𝐾 |
1.059 |
1.043 |
1.051 |
Dari hasil pengujian untuk agregat kasar ukuran 1-2 cm dan ukuran 0,5-1
cm dapat dilihat bahwa semakin besar ukuran agregat maka akan semakin besar
nilai berat jenis agregat. Juga dapat dilihat semakin besar ukuran agregat maka
semaki kecil penyerapan agregat. Hal ini dikarenakan luas permukaan agregat
yang lebih besar mengakibatkan penyerapannya semakin kecil.
Pengujian CBR Laboratorium
Pengujian ini dimaksudkan untuk menentukan CBR (California Bearing Ratio)
tanah dan campuran tanah agregat yang dipadatkan di laboratorium pada kadar air
tertentu. CBR laboratorium ialah perbandingan antara beban penetrasi suatu
bahan terhadap bahan standar dengan kedalaman dan kecepatan penetrasi yang sama (Muda, 2016). CBR laboratorium biasanya digunakan antara lain untuk perencanaan
pembangunan jalan baru dan lapangan terbang (Uguy & Elias, 2019). Untuk menentukan nilai CBR laboratorium harus disesuaikan dengan
peralatan dan data hasil pengujian kepadatan, yaitu Pengujian Pemadatan Ringan
Untuk Tanah Irwan (2021), (SKBI 3.3.30. 1987/UDC. 624.131.43 (02) atau Pengujian Pemadatan Berat
Untuk Tanah (SKBI 3.3.30.1987/UDC. 624.131.53.(02).
Pengujian CBR Lapangan
Standar ini
hanya menetapkan penentuan nilai CBR (California Bearing Ratio) langsung di
tempat dengan membandingkan tegangan penetrasi pada suatu lapisan/bahan tanah
dengan tegangan penetrasi bahan standar. Cara uji ini digunakan untuk mengukur
kekuatan struktural tanah dasar, lapis fondasi bawah dan lapis fondasi yang
digunakan dalam perencanaan tebal perkerasan jalan. Data lain yang harus diperoleh pada waktu dan tempat
yang sama adalah kadar air dan kepadatan. Tata cara pelaksanaan pengujian
sesuai dengan metode pengujian kadar air tanah dengan alat Speedy, SNI
03-1965.1-2000 dan metode pengujian kepadatan lapangan dengan alat konus pasir,
SNI 03-2827-1992.
Bila pengujian
CBR Lapangan tidak dapat dilakukan di lapangan maka nilai CBR dapat diperoleh
dengan pengujian CBR Laboratorium. Benda uji yang digunakan untuk CBR
Laboratorium merupakan benda uji undisturbed. Tata cara pelaksanaan pengujian
sesuai dengan metode pengujian CBR laboratorium, SNI 03-1744-1989.
a. Kegunaan
Untuk mengevaluasi dan merencanakan tebal lapis perkerasan lentur (lapis
fondasi dan lapis fondasi bawah), kekuatan struktural tanah dasar dan tebal
lapis perkerasan jalan dengan lapis permukaan tanpa pengikat. Jika CBR lapangan
digunakan secara langsung untuk evaluasi atau desain tanpa memperhatikan
variasi kadar air lapisan/bahan tanah, maka seharusnya pengujian CBR lapangan
dilakukan pada salah satu kondisi di bawah ini: 1) derajat
kejenuhan tanah tersebut (persentase rongga terisi air) 80% atau lebih; 2) pada material
butiran kasar dan non plastis, yang tidak memiliki pengaruh yang besar ketika
terjadi perubahan kadar air; 3) tanah tidak dimodifikasi akibat aktivitas konstruksi
selama 2 tahun sebelum pengujian. Pada kenyataannya kadar air tidak konstan,
tetapi umumnya berubah- ubah dalam rentang�
yang sempit.
Metode� Desain� Manual Perkerasan Jalan�� Konvensional
Basis dari prosedur desain perkerasan lentur dengan campuran beraspal
yang digunakan pada manual ini adalah karakteristik mekanik material dan
analisis struktur perkerasan secara mekanistik. Metode ini menghubungkan
masukan berupa beban roda, struktur perkerasan dan sifat mekanik material,
dengan keluaran berupa respons perkerasan terhadap beban roda seperti tegangan,
regangan atau lendutan. Respons struktural tersebut digunakan untuk memprediksi
kinerja struktur perkerasan dalam hal deformasi permane dan retak lelah. Karena
prediksi tersebut didasarkan pada kinerja material di
laboratorium dan pengamatan
di lapangan, pendekatan ini disebut juga sebagai metode mekanistik empiris. Keunggulan utama metode desain mekanistik
adalah dimungkinkannya analisis pengaruh perubahan masukan desain, seperti perubahan material dan beban lalu lintas, secara
cepat dan rasional.
Sejumlah kelebihan metode ini dibandingkan dengan metode empiris
murni antara lain adalah: 1) Dapat digunakan secara analitis untuk mengevaluasi perubahan atau variasi beban kenderaan
terhadap kinerja perkerasan. 2) Kinerja perkerasan
dengan bahan-bahan baru dapat dievaluasi
berdasarkan sifat-sifat mekanik bahan bersangkutan.
3) Dapat digunakan untuk menganalisis pengaruh perubahan sifat material akibat lingkungan dan iklim terhadap kinerja perkerasan. 4) Mengevaluasi respons perkerasan terkait dengan moda kerusakan
perkerasan secara spesifik (retak lelah dan deformasi permanen).
Secara umum, model struktur perkerasan yang digunakan dalam manual ini adalah struktur multi lapisan yang bersifat elastik linier, isotropik (untuk material berpengikat,
bounded material) dan anisotropik untuk
material tanpa pengikat
(unbounded material) lapis CTB dianggap telah mengalami retak (kondisi post cracking) (Umum & Rakyat, 1983). Untuk
material isotropik dua parameter elastik
yang digunakan adalah
modulus elastik E dan rasio
Poisson Untuk material cross-anisotropic diperlukan 5 elastik parameter yaitu Ev, Eh, μvh,
μhh dan modulus geser
f.
Dengan Ev dan Eh masing-masing adalah
modulus dalam arah vertikal dan horizontal. Parameter μvh
dan μhh masing-masing adalah
rasio Poisson dalam arah vertikal akibat
horizontal. Atas pertimbangan praktis,
rasio Poisson pada kedua arah tersebut di anggap identik. Karakteristik material granular yang non-linear didekati dengan membagi lapis granular dalam beberapa lapisan dengan modulus E yang berbeda.
Prosedur yang digunakan didasarkan pada asumsi bahwa dua regangan yang kritikal terkait dengan kinerja perkerasan adalah: Regangan tekan vertikal pada permukaan tanah dasar. Regangan tarik horizontal pada serat terbawah lapis berpengikat (aspal atau pengikat
lain seperti semen). Regangan
tekan vertikal yang terjadi pada permukaan tanah dasar digunakan
sebagai kriteria desain untuk mengendalikan
akumulasi deformasi permanen. Regangan tarik horizontal pada bagian bawah lapis berpengikat digunakan sebagai kriteria untuk mengendalikan kerusakan akibat lelah pada lapis bersangkutan. Kedua regangan kritikal tersebut merupakan fungsi dari sifat-sifat
mekanik tanah dasar dan bahan perkerasan, struktur perkerasan (tebal dan karakteristik material lapisan)
dan beban lalu lintas.
Model yang menghubungkan nilai regangan dengan jumlah kumulatif izin beban rencana
disebut sebagai model kinerja struktural (retak lelah dan deformasi permanen) atau fungsi transfer (transfer
function). Walaupun metode mekanistik dan data beban lalu lintas yang rinci (dari studi
WIM) memungkinkan analisis beban berdasarkan spektrum beban aktual, namun dengan
pertimbangan kepraktisan,
pada manual ini beban lalu lintas dinyatakan
dalam beban ekuivalen standar (ESA) (Muhammad Arief, 2023). Dengan
demikian, regangan-regangan
kritikal yang terjadi dihitung berdasarkan beban sumbu standar.
a) Desain tebal perkerasan didasarkan pada nilai ESA pangkat 4 dan pangkat 5 tergantung pada model kerusakan
(deterioration model) dan pendekatan desain yang digunakan. Gunakan nilai ESA yang sesuai sebagai input dalam proses perencanaan. b) Pangkat 4 digunakan pada desain perkerasan lentur berdasarkan Pedoman Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Pt T-01-2002-B atau metode AASHTO 1993 (pendekatan statistik empirik). c) Pangkat 4 digunakan untuk bagan desain pelaburan
tipis (seperti Burtu atau Burda), perkerasan tanpa penutup (Unsealed granular
pavement) dan perencanaan tebal
overlay berdasarkan grafik lendutan untuk kriteria alur (rutting). d) Pangkat 5 digunakan untuk desain perkerasan
lentur (kaitannya dengan factor kelelahan aspal beton dalam
desain dengan pendekatan Mekanistik Empiris) termasuk perencanaan tebal overlay berdasarkan grafik lengkung lendutan (curvature
curve) untuk kriteria retak lelah (fatigue). e) Desain perkerasan kaku menggunakan jumlah kelompok sumbu kendaraan berat (Heavy Vehicle
Axle Group, HVAG) dan bukan nilai
ESA sebagai satuan beban lalu lintas
untuk perkerasan beton.
2. Material Lokal Kinang Jingkion Yalimo Sebagai Perkerasan Non Aspal
Kinang Jingkion merupakan jalan di Kab Yalimo
yang bersifat Alternatif
Non Aspal selain Jalan Aspal. Kontruksi jalan sesuai kebutuhan
itu harus mulus, kuat, awet
dan murah. Dengan demikian konstruksi selain aspal bisa
juga dari material lokal
yang memiliki keunggulan teknis namun juga murah biayanya. Di Wilayah yalimo terdapat tanah hitam �Kinang
Jingkion dalam jumlah melimpah yang miliki keunggulan jika dipakai untuk
material peningkatan jalan yaitu mudah pelaksanaan,
unggul konstruksinya dan murah biayanya sehingga mampu meningkatkan efisiensi (aspek anggaran) dalam Upaya Percepatan membuka isolasi wilayah di Kabupaten Yalimo. Selanjutnya Kinang Jingkion kiat singkat
dengan King Kion dimana bila inovasi ini
diharapkan merajai konstruksi jalan pedesaan di daerah pegunungan Papua.
Faktor pendorong munculnya Aspal Non Konvensional
Kondisi Geologi
Papua dan Pergerakan Tanah Aktif
Yalimo
Konstruksi jalan diletakan diatas bumi, bumi
ini adalah tanah asli yang masing-masing
wilayah punya sifat geologinya
masing � masing yang berbeda �beda
(Prasetio, 2019). Kerusakan
aspal akibat pergerakan tektonik tanah. Sekalipun konstruksi aspal mantap namun akan
rusak jika tanah dasar masih
aktif bergerak (Munsil, 2018). Di Papua hanya di Pulau Biak yg relative aman. Bila kondisi geologi tanah dasar masih
aktif, apapun yang kita rencanakan diatasnya, akan sia-sia sekalipun Konstruksi jalan permanen.
Kondisi Tingkat Kemahalan
Harga Jalan aspal (Aspal Konvensional) di kab Yalimo
Terkait dengan akses ke
kab. Yalimo yang mana mayoritas pengirimn Alat berat, BBM, masih diangkut melalui� transportasi
udara dengan helicopter atau pesawat perintis,
hal ini tentunya
membuat� biaya pembuatan konstruksi jalan aspal di Papua khususnya di kabupaten Yalimo masih sangat tinggi.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan diambil
kesimpulan sebagai berikut: Menganalisis Tebal Lapis Perkerasan dengan mengunakan material Kinang
Jingkion.
Dalam menganalisis tebal perkerasan dengan metode Analisa Komponen di
dapat lapis Permukaan dan di gabung dengan Lapis Pondasi kelas A adalah
sebesar� 9 cm dan Lapis Pondasi Kelas B
adalah sebesar 6 cm. Lapis
Pemadatan untuk CBR yang di gunakan sebagai lapis penutup adalah Dalam menghitung Lapis Pemanadatan CBR di bagi dalam
2 tahap yaitu: a) CBR Lapangan di ambil data ruas jalan sepanjang 2
km di ambil sebanyak 20 titik pengujian dengan nilai CBR rata-rata ialah 80,04
%. b) CBR laboraturium di dalam pengujian CBR laboraturium dari 3 pengujian
pemadatan� di dapat CBR dengan rata �
rata adalah 18 %.
Biaya untuk kebutuhan pekerjaan�
jalan baik Pekerjaan Pembanguanan Jalan,dan Peningkatan Jalan� di kabupaten Yalimo sebagai berikut: a) biaya kebutuhan pengunaan Material Kinang Jingkion
dalam pembangunan jalan Non Konvensial ialah untuk Peningkatan jalan Sebesar
Rp. 3 Milyar Lapis Pondasi Kelas B adalah sebesar Rp. 1 Milayar Total
keseluruhan adalah Rp. 4 Milyar. b) Sedangkan untuk Pembangunan jalan Konvensional
memiliki biaya adalah sebagai berikut Pembangunan jalan Rp. 3 Milar peningkatan
Jalan jalan (ASPAL) ialah sebesar 3 � 4 Milyar�
Lapis Pondasi Kelas A ialaha sebesar Rp.3,8 Milyar Total keseluruhan
ialah Rp.11.3 Milyar.
BIBLIOGRAFI
Ahmad, Siti Nurjanah, Hanafie, Isnaeny Maulidiyah,
Sriwati, Meny, Kamba, Charles, Lapian, Franky Edwin Paskalis, Risfawany, Lasty
Dinulfy, Syam, Alfauzsia, Mustika, Wayan, Tumpu, Miswar, & Suryamiharja,
Didik. (2021). Pemanfaatan Material Alternatif (Sebagai Bahan Penyusun
Konstruksi). TOHAR MEDIA.
Beni, Sabinus. (2021). Kesejahteraan Masyarakat dan
Pertumbuhan Ekonomi di Perbatasan Jagoi Babang Kalimantan Barat Melalui
Pemberdayaan. Inovasi Pembangunan: Jurnal Kelitbangan, 9(02),
125.
Djojosoekarto, Agung, Qisai, Ahmad, Musyadat, Achmad,
Iksanto, Miftah Adhi, Suryaman, Cucu, Sumirat, Bambang Wahyu, Gama, Fatih,
Affianto, Ir Agus, & Tohari, Amin. (2012). Nilai-Nilai Dasar Orang papua
dalam Mengelola Tata Pemerintahan (Governance). Kemitraan bagi Pembaruan
Tata Pemerintahan.
Irwan, Devrisvansyah. (2021). Hubungan Pengujian
Cbr Metode Tumbukan Dengan Alat Uji Cbr Metode Tekanan Berdasarkan Uji
Pemadatan Standard.
Muda, Anwar. (2016). Perbandingan Cbr dan Ucs Tanah
Lempung Distabilisasi Pasir dan Semen: The Comparison of the CBR and UCS Clay
Stabilized by Using Sand and Cement. Anterior Jurnal, 16(1),
84�89.
Muhammad Arief, Muzaqi. (2023). ANALISIS
PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN JALAN PROVINSI BERDASARKAN MANUAL DESAIN
PERKERASAN (MDP) 2017 (Studi Kasus: Jalan Airan Raya, Way Hui, Lampung).
Munsil, Derry Perdana. (2018). Dasar Manajemen
Konstruksi Proyek Jalan:(Tatahapn Pre-Start). Deepublish.
Prasetio, Eko. (2019). ANALISA SIFAT FISIS TANAH
TIMBUNAN SEBAGAI BAHAN MATERIAL KONSTRUKSI JALAN DESA KOTO TINGGI.
UNIVERSITAS PASIR PENGARAIAN KABUPATEN.
Resubun, Mariana Lusia. (n.d.). Jangan Rusak Rumah
Ku: Save Papua. Nomaden Institute
Sudira, I. Nyoman, Pamungkas, Cahyo, Adulsyah, Fachri,
Rumkambu, Elvira, & Langowuyo, Yuliana. (2021). Pembangunan, Marginalisasi,
dan Disintegrasi Papua. Jakarta, Imparsial.
Sugiyono, P. (2016). Metode Penelitian Manajemen
(Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Kombinasi (Mixed Methods). Penelitian
Tindakan (Action Research, Dan Penelitian�. In Bandung: Alfabeta Cv.
Sugiyono, Prof Dr. (2018). Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung: CV. ALFABETA.
Uguy, Richard, & Elias, Yosua. (2019). EVALUASI
NILAI CBR LAPANGAN LAPISAN TANAH DASAR DAN CBR LABORATORIUM PADA PEKERJAAN
JALAN LINGKUNGAN DENGAN ASPHALT HOTMIX DAN DRAINASE DI AREA GEDUNG OPERASIONAL
1 PAKET KANTOR OTORITAS BANDARA UDARA WILAYAH VII MANADO. Jurnal Ilmiah
Realtech, 15(2), 95�100.
Umum, Kementerian Pekerjaan, & Rakyat, Perumahan.
(1983). Manual Perkerasan Jalan.
Yikwa, Ditinu, & Angelia, Tisa. (2022). Rest Area
Di Jalan Trans Wamena Kabupaten Puncak Jaya Provinsi Papua. WASTU: Jurnal
Wacana Sains & Teknologi, 4(1), 43�61.
Copyright holder: Johanis Hs Ervans Idie
(2023) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia |
This article is licensed under: |