Syntax
Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 8, No.
10, Oktober 2023
PENGARUH PERBAIKAN TANAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE
GROUTING SEMEN TERHADAP DAYA DUKUNG PASIR LEPAS
Wulandari, Andriani, Abdul Hakam
Fakultas Teknik, Universitas Andalas, Indonesia
Email: [email protected], [email protected], [email protected]
Abstrak
Kota Padang sebagai ibu kota Provinsi Sumatra Barat
memiliki kawasan pesisir yang terdiri dari lapisan tanah pasir hingga kedalaman
32 m. Salah satu kawasan pesisir tersebut adalah kawasan pantai pasir Jambak,
Padang. Tanah pasir dalam kondisi lepas memiliki kuat geser yang rendah
sehingga perlu dilakukan perbaikan tanah untuk meningkatkan kekuatannya. Pada penelitian ini teknik perbaikan tanah (ground improvement) yang
digunakan adalah grouting, bahan grouting yang digunakan adalah semen dan air
dengan perbandingan 1:2. Grouting dilakukan pada kedalaman 50 cm dengan tekanan
tertentu (2 Psi), dan pemeraman selama 7 hari. Tujuan utama dari grouting adalah untuk memproduksi tanah atau batuan
yang lebih kuat, lebih padat dan
kurang permeable, untuk
mengisi ruang kosong yang mungkin tidak dapat diakses tanpa adanya tekanan tertentu. Untuk mendapatkan klasifikasi tanah dilapangan, maka dilakukan uji sondir sebelum dan sesudah grouting. Hasil penelitian menunjukan bahwa terjadi
peningkatan kuat dukung tanah pasir akibat penyuntikan semen kedalam tanah pada
lubang tersebut, terlihat pada lubang 1 dan lubang 2 dengan nilai qc
berkisar 50-55 kg/cm2 pada jarak 1D dan terlihat nilai qc semakin
menurun apabila titik sondir semakin menjauh dari kolom grouting, terjadi peningkatan nilai qc �pada jarak 1D sekitar 2,5-2,75 kali nilai qc
control pada hari ke 7 setelah dilakukan grouting. Nilai qc semakin
berkurang apabila jarak titik sondir jauh dari titik grouting.
Kata Kunci: Pasir Lepas; Grouting; Uji Sondir
Abstract
The
city of Padang as the capital city of West Sumatra Province has a coastal area
consisting of a layer of sandy soil until depth of 32 m. One of these coastal
areas is the Jambak sand beach area, Padang. Sandy
soil in loose condition has low shear strength, so it is necessary to improve
the soil to increase strength sn�l. In this study the
ground improvement technique used was grouting, the grouting materials used
were cement and water with a ratio of 1:2. Grouting is carried out at a depth
of 50 cm with a certain pressure (2 Psi), and curing for 7 days. The main
purpose of grouting is to produce soil or rock that is stronger, denser and
less permeable, to fill voids that may not be accessible without a certain
amount of pressure. To obtain soil classification in the field, sondir tests were carried out before and after grouting.
The results showed the was an increase in the bearing strength of the sandy
soil as a result of injecting cement into the soil in the holes, seen in holes
1 and 2 with qc values ranging from 50-55 kg/cm2 at 1D
distance and it was seen that the qc values decreased as the sondir point got further away from the grouting column,
there was an increase in the qc value at 1D distance of around
2.5-2.75 times the control qc value on the 7th day after grouting.
The qc value decreases when the sondir
point is far from the grouting point.
Keywords: Loose
Sand; Grouting; Sondir Test
Pendahuluan
Tanah memiliki peranan penting
dalam bidang ilmu teknik sipil karena dalam setiap pekerjaan konstruksi selalu bertumpu pada tanah, sifat dan
karakteristik tanah, di setiap daerah berbeda-beda. Kota Padang sebagai ibu kota Provinsi Sumatra Barat
memiliki lapisan tanah pasir hingga kedalaman 32 m. Salah satu daerah
yang terdiri dari pasir lepas terletak
di Kawasan pantai Jambak,
Padang. Tanah
pasir dalam kondisi lepas memiliki kuat geser yang rendah sehingga perlu
dilakukan perbaikan tanah untuk meningkatkan kekuatannya.
Perbaikan tanah yang mampu meningkatkan nilai daya dukung tanah
adalah Grouting. Grouting dilakukan dengan
menyuntikkan pasta semen ke dalam tanah dengan tekanan tertentu melewati lubang
bor. Tujuan utama dari grouting adalah untuk memproduksi
tanah atau batuan yang lebih kuat, lebih padat, kurang permeable dan mengisi ruang kosong yang mungkin tidak dapat diakses tanpa adanya tekanan
tertentu sehingga daya dukung menjadi
meningkat. Penilitian daya dukung di Kawasan Pantai Jambak, Padang dengan pengamatan bawah permukaan tanah dengan melakukan sondir yang dilakukan sebelum dan sesudah Grouting.
Metode Penelitian
Gambar 1Bagan Alir Penelitian
A. Pengujian sondir sebelum Grouting
Uji
sondir dilakukan sebelum grouting untuk mengetahui nilai qc pasir
lepas di Pantai pasir Jambak, Padang. Kedalaman uji sondir adalah 50 cm. Apabila nilai qc� < 20 artinya
konsintensi tanah bersifat sangat lepas. Maka perlu dilakukan perbaikan tanah dengan Grouting untuk meningkatkan daya dukung meningkat.
B. Pengeboran
Pengboran dilakukan sebelum dilakukan grouting dengan
diameter mata bor 3 cm, kedalaman pengeboran 50 cm.
C. Injeksi Semen/ Grouting
Grouting
dilakukan pada kedalaman 50
cm sebanyak 5 titik
grouting, jarak antar
grouting 2 m. Grouting dilakukan dengan
menginjeksi semen pada lubang
grouting dengan menggunakan
campuran semen dan air perbandingan
1: 2.
Gambar 2 Titik Grouting
D. Pengujian sondir setelah Grouting
Pengujian dilakukan� pemeraman 7 hari setelah dilakukan
grouting, dengan jarak antar titik 1D, 2D, 3D, 4D (D= 5
cm).
Gambar 3 Jarak titik sondir ke titik
grouting
Hasil dan Pembahasan
A. Pengujian Sondir Sebelum Grouting
Uji sondir pada titik ini dilakukan pada kedalaman
50 cm dan pembacaan nilai conus resistensi pada tiap selisih 20 cm. Pada
kedalaman 0 sampai 20 cm, nilai conus resistensi berkisar antara 0 kg/cm2 sampai
10 kg/cm2, kedalaman 40 cm sampai 50 cm nilai conus resistensi
berkisar 15 kg/cm2 sampai 20 kg/cm2. Nilai qc
hasil sondir dapat dihubungkan dengan empiris kekuatannya yang dikemukan oleh
Terzaghi dan Peck (1984), maka berdasarkan uji sondir tersebut tanah pasir ini
memiliki konsistensi tanah pasir dari pasir lepas.
B. Data sondir setelah grouting LB 1
Pengujian
sondir setelah grouting pada lubang 1 dilakukan pada kedalaman 50 cm dengan
jarak 1D (5 cm), 2D (10 cm), 3D (15 cm), 4D (20 cm) dengan lama pemeraman 7
hari. Maka diperolah nilai qc setelah grouting pada lubang 1 pada
tebel berikut.
Uji sondir pada jarak 1D (5 cm) nilai qc berkisar 55
kg/cm2 terjadi kenaikan nilai qc� 2,75 kali dari
qc control,untuk jarak 2D (10 cm) nilai qc berkisar 50 kg/cm2� dengan kenaikan nilai qc 2,5 kali qc
control,jarak 3D (15 cm) nilai qc berkisar 45 kg/cm2� kenaikan niai qc 2,25 kali nilai qc control,
jarak 4D (20 cm) nilai qc berkisar 40 kg/cm2�
dengan kenaiakan nilai qc 2 kali dari nilai qc control.
C. Data Sondir Setelah Grouting LB 2
Pengujian
sondir setelah grouting pada lubang 2 dilakukan pada kedalaman 50 cm dengan jarak
1D (5 cm), 2D (10 cm), 3D (15 cm), 4D (20 cm) dengan lama pemeraman 7 hari.
Maka diperolah nilai qc setelah grouting pada lubang 2 pada tebel berikut.
Uji sondir pada jarak 1D (5 cm) nilai qc berkisar 55
kg/cm2 terjadi kenaikan nilai qc 2,75 kali dari qc
control, untuk jarak 2D (10 cm) nilai qc berkisar 40 kg/cm2� dengan kenaikan nilai qc
2,25kali qc control,jarak 3D (15 cm) nilai qc berkisar 40
kg/cm2 �kenaikan niai qc
2� kali nilai qc control, jarak 4D (20
cm) nilai qc berkisar 40 kg/cm2 �dengan kenaiakan nilai qc 2 kali
dari nilai qc control. Berdasarkan data sondir yang diperoleh maka
klasifikasi tanah pasir berdasarkan klasifikasi Terzaghi dan Peck (1984) adalah
pasir setengah lepas.
D. Data Sondir Setelah Grouting LB 3
Pengujian
sondir setelah grouting pada lubang 3 dilakukan pada kedalaman 50 cm dengan
jarak 1D (5 cm), 2D (10 cm), 3D (15 cm), 4D (20 cm) dengan lama pemeraman 7
hari. Maka diperolah nilai qc setelah grouting pada lubang 3 pada
tebel berikut.
Uji sondir pada jarak 1D (5 cm) nilai qc berkisar 50
kg/cm2 terjadi kenaikan nilai qc 2,5 kali dari qc
control, untuk jarak 2D (10 cm) nilai qc berkisar 45 kg/cm2� dengan kenaikan nilai qc
2,25 kali qc control, jarak 3D (15 cm) nilai qc berkisar
45 kg/cm2 �kenaikan niai qc
2,25 kali nilai qc control, jarak 4D (20 cm) nilai qc
berkisar 40 kg/cm2 �dengan
kenaiakan nilai qc 2 kali dari nilai qc control.
Berdasarkan data sondir yang diperoleh maka klasifikasi tanah pasir berdasarkan
klasifikasi Terzaghi dan Peck (1984) adalah pasir setengah lepas.
E. Data Sondir Setelah Grouting LB 4
Uji sondir pada
jarak 1D (5 cm) nilai qc berkisar 50 kg/cm2 terjadi
kenaikan nilai qc 2,5 kali dari qc control, untuk jarak
2D (10 cm) nilai qc berkisar 45 kg/cm2� dengan kenaikan nilai qc
2,25 kali qc control, jarak 3D (15 cm) nilai qc berkisar
40 kg/cm2 �kenaikan niai qc
2 kali nilai qc control, jarak 4D (20 cm) nilai qc berkisar 30 kg/cm2
�dengan kenaikan nilai qc 1,5 kali dari
nilai qc control. Berdasarkan data sondir yang diperoleh maka
klasifikasi tanah pasir berdasarkan klasifikasi Terzaghi dan Peck (1984) adalah
pasir setengah lepas.
F. Data Sondir Setelah Grouting Lb 5
Pengujian sondir setelah grouting pada
lubang 5 dilakukan pada kedalaman 50 cm dengan jarak 1D (5 cm), 2D (10 cm), 3D
(15 cm), 4D (20 cm) dengan lama pemeraman 7 hari. Maka diperolah nilai qc
setelah grouting pada lubang 5 pada tabel berikut.
Uji
sondir pada jarak 1D (5 cm) nilai qc berkisar 55 kg/cm2 terjadi
kenaikan nilai qc 2,75 kali dari qc control, untuk jarak
2D (10 cm) nilai qc berkisar 50 kg/cm2� dengan kenaikan nilai qc 2,5
kali qc control, jarak 3D (15 cm) nilai qc berkisar 45 kg/cm2 �kenaikan niai qc 2,25 kali nilai qc
control, jarak 4D (20 cm) nilai qc berkisar 35 kg/cm2 �dengan kenaiakan nilai qc� 1,75 kali nilai qc control.
Berdasarkan data sondir yang diperoleh maka klasifikasi tanah pasir berdasarkan
klasifikasi Terzaghi dan Peck (1984) adalah pasir setengah lepas.
G. Data
Grouting
Injeksi semen
dilakukan pada lokasi pantai pasir Jambak dengan 5 titik� kedalaman per titik 50 cm, diameter 3 cm,
jarak antar titik grouting 2 m. Berdasarkan pengujian grouting� dilapangan, maka diperolah volume grouting
pada tabel berikut.
H. Perubahan nilai qc (ConusResistance)
Berdasarkan uji sondir setelah dilakukan
grouting mengalami peningkatan yang cukup tinggi terlihat pada lubang 1 dan
lubang 2 dengan nilai qc berkisar 50-55 kg/cm2 pada jarak
1D dan nilai qc semakin menurun apabila titik sondir semakin menjauh
dari kolom grouting yang terlihat pada jarak 4D hanya mengalami peningkatan
nilai qc berkisar 30-40 kg/cm2. Pada penelitian ini dapat
menjelaskan bahwa proses pengerasan telah menyebabkan rendahnya nilai porositas
tanah yang mengakibatkan partikel semen tidak mampu bermigrasi lebih jauh.
Gambar
4 Hubungan Antara Nilai Qc
Dan Jarak Dari Kolom Setelah Di
Grouting
I.
Perbandingan Kenaikan Nilai Qc
Hasil
klasifikasi konsitensi tanah berdasarkan nilai Conus Resintence yang
dilakukan data pengujian sondir sebelum dilakukannya grouting menunjukan
konsitensi tanah pasir lepas dengan nilai qc �20 kg/cm2 dengan kedalaman sondir
50 cm. Setelah dilakukannya grouting pada lubang 1 hingga 5 menunjukan nilai qc
meningkat menjadi 35-55 kg/cm2 yang artinya konsitensi tanah
tersebut setangah lepas.
Berdasarkan nilai conus resistance yang didapatkan dari pengujian sondir
maka kita dapatkan nilai qc pada gambar 1 untuk titik sondir 1
sampai 5 terjadi peningkatan nilai qc pada jarak 1D sekitar 2,5-2,75
kali nilai qc control pada hari ke 7 setelah dilakukan grouting.
Peningkatan nilai qc ini berangsur-angsur berkurang dengan semakin
bertambahnya jarak dari kolom semen, seperti pada jarak 4D hanya terjadi
peningkatan pada nilai qc sekitar 1,5-2 kali nilai qc
control pada hari ke 7 setelah dilakukan grouting, dengan meningkatnya nilai qc
setelah digrouting maka menunjukan bahwa grouting mampu meningkatkan kekuatan
tanah pada pasir lepas.
Kesimpulan
Berdasarkan
pengujian sondir yang dilakukan dilapangan, maka dapat diperoleh kesimpulan
sebagai berikut; 1) Jenis
tanah di daerah penelitian ini berupa Pasir Lepas dengan nilai qc� adalah 20 kg/cm2.. 2) Terjadi
perubahan nilai qc dari sebelum grouting dengan sesudah grouting. a) Terjadinya
peningkatan nilai qc setelah dilakukannya grouting sebesar 2,5-2,75
kali dari nilai qc sebelum dilakukan grouting pada jarak 1D (5 CM)
dengan lama pemeraman 7 hari, sedangkan pada jarak 4D nilai qc meningkat
sebesar 1,5-2 kali dari nilai qc sebelum dilakukan grouting. b) Nilai qc
semakin berkurang apabila jarak titik sondir jauh dari titik grouting.
Asbella,K.A. (2014). Eveluasi Grouting Pada section Retaining Wall-B (Downstream) di Kali Semarang
Ayu,S (2012). Grouting Test Dilapangan Titab Dam Bali.
Agnes Maria Mutiha Manalu. (2014). Peningkatan Daya Dukung Tanah Urugan denganMetode Grouting di SMK Teuku Umar,Semarang
Badan Stadarisasi Nasional. (2017). Persyaratan Perancangan Geoteknik.
Das,B,M., & Sobhan,K. (2014). Principles of Geotechnical Engineering.
DPU. (2005). Pedoman Grouting Untuk Bendungan
Dhani, N. (2013). Karakteristik kolom pasir grouting sebagai characteristic of grouted sand column as a method for sandy clay soil strengthen.
Hakam, A., & Darjanto, H. (2013). Penelusuran Potensi Likuifaksi Pantai Padang Berdasarkan Gradasi Butiran dan Tahanan Penetrasi Standar.
Hatmoko,J.T., & Hendra, S. (2020). Teknologi Perbaikan Tanah.
Kurniawan, & Dio, A.H., (2019). Pengaruh Nilai Lugeun ( Lv) Pada test Grouting Proyek Pembangunan Waduk Gongseng Di Kabupaten Bojonegoro.
Mur, S. (2013). Aplikasi teknik Kolom Semen Pada Tanah berpasir.
Nurnawaty, F (2015). Studi Pengaruh Sekat Grouting Air- Semen Pada Pasir Pantai Untuk Mengurangi Intrusi Air Laut.
Paulus Pramono Rahardjo (2010). Kajian Potensi Likiufaksi Berdasarkan Konsep critical state dan Uji Piezocone Pada Sedimen Pasiran kota Padang.
Suprapto, & Dwiyanto, J. (2005). Pekerjaan Grouting.
SNI Pedoman Grouting Bendungan (2005).
Rahardian Aksono (2012). Peningkatan Daya Dukung Tanah dengan Metode Grouting.
Robertson, P.K., (1990). Soil Classification using the cone penetration test.
Terzaghi, Karl dan Ralph B Peek. (1993). Mekanika Tanah dalam Praktek Rekayasa.
Widioko, G., (2007). Panduan Pratikum Geologi Teknik.
Copyright holder: Wulandari, Andriani, Abdul Hakam
(2023) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |