Syntax
Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 8, No.
10, Oktober 2023
KOMPETENSI
KOMUNIKASI PENYULUH KEPADA PETANI DALAM MENINGKATKAN HASIL PANEN BAWANG MERAH
DI DESA BATU NONI KABUPATEN ENREKANG
Lusiana Seli, Muh.
Akbar, Arianto
Universitas Hasanuddin
Email: [email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis pentingnya kompetensi komunikasi penyuluh dalam meningkatkan hasil panen bawang merah
di Desa Batu Noni, Kabupaten Enrekang.
Penyuluh pertanian memiliki peran vital dalam membantu petani mencapai hasil panen yang optimal melalui penyampaian informasi, bimbingan, dan motivasi yang efektif. Penelitian ini termasuk ke dalam
penelitian kualitatif sehingga akan menghasilkan
data deskriptif berupa
kata-kata. Data yang dianalisis di dalamnya berbentuk deskriptif. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk membuat
deskripsi dalam rangkaian kata bukan angka, gambaran atau lukisan secara
sistematis dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Kompetensi komunikasi yang baik memungkinkan penyuluh untuk efektif berinteraksi dengan petani, memahami kebutuhan dan tantangan mereka, serta memberikan informasi yang relevan dan bimbingan yang dibutuhkan. Selain
itu, komunikasi yang baik juga mencakup kemampuan dalam memotivasi petani, mengatasi hambatan, dan memfasilitasi kolaborasi antara petani.
Kata Kunci: Penyuluh; Petani; Bawang Merah
Abstract
This study aims to analyze the importance of extension workers'
communication competence in increasing shallot yields in Batu Noni Village, Enrekang Regency. Agricultural extension workers have a
vital role in helping farmers achieve optimal yields through the delivery of
effective information, guidance, and motivation. This research is included in
qualitative research so that it will produce descriptive data in the form of
words. The data analyzed in it is descriptive. The purpose of descriptive
research is to make descriptions in a series of words instead of numbers,
images or paintings systematically and accurately about the facts, properties
and relationships between the phenomena investigated. Good communication
competencies enable extension workers to effectively interact with farmers,
understand their needs and challenges, and provide relevant information and
needed guidance. In addition, good communication also includes the ability to
motivate farmers, overcome obstacles, and facilitate collaboration between
farmers.
Keywords: Extension Officer; Farmer; Shallot
Pendahuluan
Kegiatan penyuluhan pertanian
sebagai proses belajar bagi petani melalui pendekatan kelompok dan diarahkan
untuk terwujudnya kemampuan Kerjasama yang lebih efektif (Koampa, Benu, Sendow, &
Moniaga, 2015). Sehingga mampu menerapkan
inovasi, mengatasi berbagai resiko kegagalan usaha, menerapkan skala usaha yang
ekonomis untuk memperoleh pendapatan yang layak. Serta sadar akan peran serta
tanggung jawabnya sebagai pelaku pembangunan, khususnya pembangunan pertanian.
Di kabupaten Enrekang yang terdiri dari 129 orang penyuluh yang idealnya hanya
1 penyuluh disetiap desa/kelurahan.
Berdasarkan hasil observasi awal
peneliti, hasil panen bawang merah di Desa Batu Noni salah satu desa di
Kabupaten Enrekang dimana hasil panen kadang tidak sesuai yang diharapkan
petani. Sering kali petani mengalami kerugian yang cukup besar dikarenakan gagal
panen. Peningkatan pembangunan pertanian tidak terlepas dari peran kegiatan
penyuluhan. Penyuluh pertanian memiliki peran penting dalam meningkatkan hasil
panen bawang merah (Jawa, Sadiyah, &
Zubaidi, 2022). Dengan memberikan pengetahuan
teknis, bimbingan dalam pemilihan varietas, pengelolaan
lahan, pemupukan yang tepat, pengendalian hama dan penyakit, serta pengaturan irigasi yang baik, penyuluh pertanian membantu petani dalam meningkatkan produktivitas dan kualitas panen.
Melalui pelatihan, pendampingan, dan pengenalan teknologi pertanian, penyuluh pertanian juga memberikan peningkatan pengetahuan dan kesadaran kepada petani. Dengan demikian, peran penyuluh pertanian penting dalam mendorong
peningkatan hasil panen bawang merah
secara berkelanjutan.
Bukan hanya keterlibatan penyuluh, namun dengan kemampuannya berkomunikasi dalam setiap aktivitas penyuluhan juga penting agar petani lebih mudah
memahami pesan atau informasi yang diberikan (Umbara, Sulistoyowati,
Noor, & Setiawan, 2021);(Prayoga & Nurfadillah,
2018). Kompetensi komunikasi
interpersonal penyuluh pertanian
memainkan peran kunci dalam upaya
meningkatkan hasil panen bawang merah
Sari (2019) di Kabupaten Enrekang.
Dengan kompetensi ini, penyuluh pertanian
dapat menjalin hubungan yang baik dengan petani, memahami kebutuhan mereka, dan efektif berkomunikasi untuk mentransfer pengetahuan dan keterampilan yang relevan.
Melalui komunikasi interpersonal yang efektif,
penyuluh pertanian dapat membantu petani dalam menerapkan
praktik budidaya yang tepat, mengatasi kendala, memberikan motivasi, dan membangun kolaborasi antara petani dan pihak terkait (Wahyuni, Riyanto, &
Hardana, 2022). Dengan demikian, kompetensi komunikasi
interpersonal penyuluh pertanian
berperan penting dalam meningkatkan hasil panen bawang
merah di Kabupaten Enrekang.
Seperti halnya pada penelitian yang dilakukan oleh Hapsari (2023) bahwa proses komunikasi
penyuluhan terdiri dari komunikator, pesan penyuluhan, saluran komunikasi, dan efek positif bagi
anggota KWT Lestari Kegiatan
penyuluhan pertanian berdampak positif terhadap peningkatan kompetensi anggota KWT Lestari dalam segi kognitif,
afektif, dan psikomotorik. Dengan adanya kemampuan
dari penyuluh pertanian yang selalu mengarahkan para petani sehingga berdampak meningkatnya hasil produksi pertanian.
Adapun
persamaan dari penelitian yang akan dilakukan peneliti adalah berfokus pada peningkatan hasil pertanian, dengan penekanan pada bawang merah di wilayah tertentu serta mengangkat isu komunikasi dalam konteks penyuluhan
pertanian. Selain itu perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian yang akan dilakukan adalah pada penelitian Hapsari et.al. dan Sakir
(2022) lebih mengeksplorasi
proses komunikasi dalam penyuluhan pertanian sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan lebih menitikberatkan pada penggunaan komunikasi
interpersonal sebagai alat untuk meningkatkan hasil panen.
Terkait dengan kompetensi komunikasi, sebuah penelitian yang juga dilakukan
oleh Sabella (2016) bahwa dengan
kemampuan komunikasi yang baik dengan nasabah
memiliki pengaruh yang cukup baik untuk
meningkatkan citra dan kinerja costumer service. Penilaian
dari nasabah sudah sangat baik atas komunikasi yang digunakan ketika bertransaksi dengan nasabah, komunikasi yang dilakukan customer service berbicara
yang lembut, ramah, dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami dengan menggunakan bahasa indonesia dengan jelas.
Selain
itu upaya yang dilakukan oleh customer service dalam
meningkatkan pelayanan ditinjau dari sisi
kemampuan, sikap, penampilan, perhatian, tindakan dan tanggung jawab telah dijalankan
dengan sebaiknya dalam bahasa Indonesia. Penelitian sabella et.al juga seperti
yang akan dilakukan peneliti yaitu menganalisis kompetensi komunikasi dalam konteks pekerjaan yang terkait hanya saja
penelitian sabella et.al. (2022) dilakukan di industri
perbankan dengan tujuan meningkatkan pelayanan prima sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan peneliti dilakukan di bidang pertanian dan terkait dengan peningkatan hasil panen bawang
merah.
Metode Penelitian
Penelitian ini termasuk
ke dalam penelitian kualitatif sehingga akan menghasilkan
data deskriptif berupa
kata-kata. Data yang dianalisis di dalamnya berbentuk deskriptif. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk membuat
deskripsi dalam rangkaian kata bukan angka, gambaran atau lukisan secara
sistematis dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki (Sugiyono, 2013). Penelitian ini
menggunakan metode deskriptif kualitatif karena peneliti menganggap permasalahan yang diteliti cukup kompleks dan dinamis sehingga data yang diperoleh dari para narasumber dapat disaring dengan menggunakan metode yang lebih alamiah yakni dengan
observasi langsung dan wawancara sehingga didapatkan jawaban yang alamiah.
Hasil dan Pembahasan
A. Kemampuan Memotivasi
Kemampuan
memotivasi adalah salah satu aspek penting dalam kompetensi komunikasi penyuluh
pertanian. Penelitian ini melihat bagaimana kompetensi ini diterapkan oleh
penyuluh pertanian dalam berinteraksi dengan petani bawang merah di Desa
Batunoni. Dalam hasil wawancara yang melibatkan penyuluh pertanian dan petani
bawang merah, tergambar dengan jelas bagaimana kompetensi memotivasi
berpengaruh pada interaksi mereka. Para penyuluh menggunakan berbagai strategi
untuk mendorong semangat dan keterlibatan petani dalam praktik pertanian.
Mereka memberikan pemahaman tentang penggunaan alat-alat modern, mempromosikan produk baru untuk meningkatkan
hasil panen, dan memberikan contoh kesuksesan dari petani lain.
Penyuluh pertanian
di Desa Batunoni memiliki kemampuan memotivasi petani untuk mengadopsi
perubahan dalam praktik pertanian. Keterlibatan penyuluh sebagai penduduk lokal memberikan keunggulan dalam memahami tantangan dan kebutuhan petani secara mendalam (Bahua,
2016). Kemampuan
ini tercermin dalam kemampuan penyuluh untuk menginspirasi, mendorong, dan memotivasi petani untuk beradaptasi dengan praktik baru yang lebih baik. Ini dibuktikan oleh respons positif dari petani terhadap
saran dan rekomendasi penyuluh
untuk mengoptimalkan hasil panen dan meningkatkan efisiensi.
Kemampuan memotivasi
ini memiliki implikasi penting dalam praktik pertanian.
Dengan adanya dorongan yang diberikan oleh penyuluh, petani cenderung lebih termotivasi untuk menghadapi tantangan musim tanam yang berbeda-beda. Penyuluh membantu petani dalam mengatasi permasalahan yang mungkin muncul, seperti penyakit tanaman atau perubahan cuaca yang tak terduga. Dengan motivasi yang diberikan, petani menjadi lebih bersemangat untuk memanfaatkan teknik baru yang diajarkan, serta mengimplementasikan metode budidaya yang lebih efektif.
Hasil penelitian
ini mengilustrasikan bahwa kemampuan memotivasi dalam komunikasi penyuluh pertanian bukan hanya tentang memberikan
informasi, tetapi juga tentang merangsang semangat dan keterlibatan petani. Seperti halnya pada penelitian Latif (2022) menunjukkan
bahwa peran penyuluh pertanian sangat penting dalam memberikan
motivasi kepada petani. Dari hasil penelitian di lapangan, mayoritas petani merasakan bahwa penyuluh mampu menginformasikan inovasi yang diberikan dengan baik. Hal ini menunjukkan
bahwa penyuluh memiliki kemampuan untuk memberikan informasi yang lebih mendalam tentang inovasi kepada petani.
Selain itu,
Ariana (2021) dalam penelitianannya juga mengungkapkan
bahwa peran penyuluh pertanian memiliki dampak positif yang signifikan dalam memotivasi petani dan memberikan solusi untuk meningkatkan
hasil produksi padi. Penelitian ini dilakukan di Desa Cibuniasih, di mana hasil produksi padi sawah mengalami peningkatan sebesar 66,6% berkat kontribusi penyuluh. Dalam penelitian ini, peran penyuluh pertanian sebagai pembimbing terbukti memiliki pengaruh yang kuat terhadap hasil
produksi padi sawah di desa tersebut. Penjadwalan sesi penyuluhan sebanyak 2-4 kali dalam satu bulan
dianggap sudah memadai oleh petani.
Dengan demikian,
jika hasil penelitian ini dikaitkan dengan penelitian sebulmnya maka, kedua penelitian
ini bersama-sama menegaskan bahwa penyuluh pertanian memiliki peran yang tak terbantahkan dalam membantu petani mencapai hasil produksi yang lebih baik. Hasil penelitian mengenai kompetensi komunikasi penyuluh di Desa Batunoni melengkapi penelitian sebelumnya dengan menunjukkan bahwa kemampuan komunikasi yang baik juga menjadi faktor penentu dalam efektivitas peran penyuluh dalam memotivasi, memberikan solusi, dan meningkatkan hasil produksi pertanian.
B. Kemampuan
Komunikasi Yang Dimiliki
Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa penyuluh pertanian di Desa Batunoni, terlihat bahwa mereka memiliki pengetahuan yang cukup mendalam tentang budidaya bawang merah dan faktor-faktor yang memengaruhi hasil panennya. Penyuluh pertanian memperoleh pengetahuan ini melalui berbagai sumber, termasuk pendidikan formal, pengalaman pribadi, interaksi dengan petani senior, dan penelusuran informasi melalui internet (Karim,
2023). Keberagaman
sumber pengetahuan ini mencerminkan keterampilan pencarian informasi dan pemahaman mendalam mengenai topik budidaya bawang merah.
Dalam hal
kemampuan komunikasi, penyuluh pertanian di Desa Batunoni menunjukkan kualitas yang signifikan. Mereka mampu menyampaikan informasi dengan cara yang jelas, mudah dimengerti, dan sesuai dengan latar
belakang pendidikan petani. Kemampuan mereka dalam mengkomunikasikan
pengetahuan yang kompleks dengan bahasa sederhana
membantu mengatasi tantangan komunikasi di antara petani dengan
latar belakang pendidikan yang beragam. Selain itu, penyuluh juga memanfaatkan metode kreatif seperti penggunaan foto, video, dan contoh nyata di lapangan untuk memperjelas konsep-konsep budidaya bawang merah kepada petani.
Penyuluh pertanian
di Desa Batunoni memiliki pengetahuan komunikasi yang kuat. Mereka memahami prinsip-prinsip komunikasi
interpersonal, bahasa yang sesuai,
dan keterampilan komunikasi
yang efektif. Pengetahuan ini menjadi landasan
dalam menyampaikan informasi kepada petani dengan cara
yang mudah dimengerti. Penggunaan bahasa yang akrab bagi petani
dan penggunaan metode komunikasi yang variatif seperti workshop, video, dan diskusi
kelompok, adalah bukti keahlian penyuluh dalam menyesuaikan pendekatan komunikasi mereka dengan audiens yang beragam.
Secara keseluruhan,
hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penyuluh pertanian tidak hanya memiliki pengetahuan teoretis tentang budidaya bawang merah, tetapi
juga memiliki kemampuan komunikasi yang kuat untuk mentransfer pengetahuan ini kepada petani dengan
cara yang efektif. Kemampuan komunikasi mereka membantu membangun hubungan yang baik dengan petani,
mengatasi kendala bahasa daerah setempat,
serta memberikan motivasi dan dukungan yang diperlukan untuk meningkatkan praktik pertanian. Keseluruhan, penyuluh pertanian di Desa Batunoni menggabungkan pengetahuan yang kuat dengan keterampilan komunikasi yang efektif, sehingga memberikan dampak positif pada pengembangan pertanian dan kesejahteraan petani bawang merah di daerah tersebut.
Seperti halnya
pada penelitian Nurhayati (2020) bahwa
para petani menganggap bahwa penyuluh pertanian memiliki efektivitas dalam komunikasi dengan cara menjalin kerja
sama yang solid. Hal ini diwujudkan dengan menggandeng ketua atau pengurus kelompok
tani sebagai perpanjangan tangan dari penyuluh pertanian.
Tujuan utamanya adalah untuk mentransfer pengetahuan, informasi, dan teknologi kepada anggota kelompok secara efisien. Transfer ini bisa berlangsung
secara langsung melalui kunjungan tatap muka atau
dalam bentuk kegiatan lainnya. Selain itu, para petani juga memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi seperti pesan singkat
(SMS), telepon, pesan
WhatsApp, dan panggilan video guna
memastikan bahwa informasi dapat diperoleh dengan cepat.
C. Keterampilan
Komunikasi
Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa penyuluh pertanian di Desa Batunoni, Kecamatan Anggeraja, Kabupaten Enrekang telah memiliki keterampilan komunikasi yang
sangat penting dalam interaksi dengan petani bawang merah.
Penyuluh mampu mengaplikasikan pendekatan komunikasi yang efektif dengan berbagai cara (Aini
& Anrial, 2023). Salah satu
keterampilan yang sangat menonjol
adalah kemampuan mendengarkan secara aktif terhadap keluhan, masukan, dan pertanyaan dari petani. Dengan mendengarkan dengan seksama, penyuluh dapat memahami kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi petani, sehingga solusi yang diberikan menjadi lebih relevan dan sesuai.
Keterampilan penyuluh
dalam menjelaskan informasi secara sistematis dan terstruktur juga
sangat terlihat. Mereka mampu
menyajikan materi dengan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti oleh petani, tanpa mengurangi substansi pengetahuan yang disampaikan. Selain itu, penyuluh juga menggunakan metode visual seperti foto dan video untuk memberikan ilustrasi yang lebih jelas tentang
teknik budidaya bawang merah dan langkah-langkah yang diperlukan.
Dalam situasi
yang mungkin menimbulkan perbedaan pandangan, penyuluh memiliki keterampilan mengelola konflik dengan baik. Mereka berusaha memahami perspektif petani, menjelaskan alasan di balik saran atau rekomendasi yang diberikan, dan mencari solusi bersama. Keterampilan ini membantu membangun kepercayaan dan kerjasama yang baik dengan petani,
sehingga informasi yang disampaikan diterima dengan baik.
Secara keseluruhan,
Keterampilan komunikasi
yang dimiliki oleh penyuluh
pertanian di Desa Batunoni terbukti efektif dalam memfasilitasi interaksi dengan petani. Mereka memiliki kemampuan dalam mengelola penyampaian informasi dengan jelas, menggunakan bahasa yang sesuai dengan audiens, dan mengadaptasi pendekatan komunikasi sesuai kebutuhan. Keterampilan ini juga mencakup kemampuan mendengarkan aktif, menghargai pendapat petani, dan memberikan respons yang tepat. Fleksibilitas dalam memilih metode
komunikasi yang sesuai membantu meningkatkan pemahaman dan partisipasi petani dalam proses penyuluhan.
Kesimpulan
Kemudian Faktor penghambat dalam komunikasi
interpersonal antara penyuluh pertanian dan petani bawang merah di Desa
Batunoni adalah sikap beberapa petani yang enggan menerima saran atau masukan
dari penyuluh karena merasa memiliki pengalaman yang sudah mencukupi dalam
membudidayakan bawang merah. Hal ini tercermin dalam rasa percaya diri yang
tinggi serta pandangan bahwa pengetahuan mereka sendiri sudah menjadi acuan
yang kuat dalam praktik pertanian. Persepsi ini menjadi hambatan dalam menerima
informasi teknis dari penyuluh, mengindikasikan adanya ketegangan antara
pengetahuan lokal petani dan pengetahuan formal yang disampaikan oleh penyuluh.
BIBLIOGRAFI
Aini, Elyzatul, & Anrial, Anrial. (2023). Pendekatan
Komunikasi Persuasif Penyuluh Dalam Pembinaan Calon Pengantin di KUA Kecamatan
Curup Selatan. Institut Agama Islam Negeri Curup.
Ariana,
Soni, Sundari, Ristina Siti, & Umbara, Dona Setia. (2021). Peran Penyuluh
Pertanian Terhadap Hasil Produksi Padi Sawah di Desa Cibuniasih Kecamatan
Pancatengah Kabupaten Tasikmalaya. Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah
Berwawasan Agribisnis, 7(2), 1474�1487.
Bahua,
Mohamad Ikbal. (2016). Kinerja penyuluh pertanian. Deepublish.
Hapsari,
Hepi, Rahmah, Azimah Nur, Munziah, Elsha, & Suminartika, Eti. (2023).
ANALISIS PROSES KOMUNIKASI PENYULUHAN PERTANIAN DALAM PENINGKATAN KOMPETENSI
PETANI (Studi Kasus Kelompok Wanita Tani Lestari, Desa Cibodas, Kecamatan
Kutawaringin, Kabupaten Bandung, Jawa Barat). Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Agroinfo Galuh, 10(1), 648�656.
Jawa,
D., Sadiyah, A. A., & Zubaidi, A. (2022). Peran Penyuluh Pertanian Dalam
Meningkatkan Pendapatan Usahatani Bawang Merah di Desa. Fakultas Pertanian
Universitas Tribhuwana Tunggadewi.
Karim,
Muhammad Sardin Abdul. (2023). Penggunaan media komunikasi berbasis internet
dan pemanfaatan informasinya oleh penyuluh pertanian lapangan di Kabupaten
Lombok Barat. UIN Mataram.
Koampa,
Mario Victorya, Benu, Olfie L. S., Sendow, Martha M., & Moniaga, Vicky R.
B. (2015). Partisipasi kelompok tani dalam kegiatan penyuluhan pertanian di
desa Kanonang lima, kecamatan Kawangkoan barat, Minahasa. Agri-Sosioekonomi,
11(3A), 19�32.
Latif,
Artati, Ilsan, Mais, & Rosada, Ida. (2022). Hubungan Peran Penyuluh
Pertanian terhadap Produktivitas Petani Padi. Wiratani: Jurnal Ilmiah
Agribisnis, 5(1), 11�21.
Nofinawati,
Nofinawati. (2016). Perkembangan Perbankan Syariah Di Indonesia. JURIS
(Jurnal Ilmiah Syariah), 14(2), 168�183.
https://doi.org/10.31958/juris.v14i2.305
Nurhayati,
Linda, Nurmayulis, Nurmayulis, & Salampessy, Yudi L. A. (2020). PERSEPSI
PETANI BINAAN TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI PENYULUH PERTANIAN SEBAGAI
KOMUNIKATOR PERTANIAN (KASUS KABUPATEN LEBAK PROVINSI BANTEN). Jurnal Ilmu
Pertanian Tirtayasa, 197�205.
Prayoga,
Kadhung, & Nurfadillah, Suryani. (2018). Membangun Kesalingpercayaan Dalam
Proses Transfer Informasi Antara Petani Dan Penyuluh Pertanian. Building a
Mutual Trust in the Process of Transferring Information Between Farmers and
Agricultural Extension Officers. Forum Penelitian Agro Ekonomi, 36(02).
Sabella,
Rizka Andini Nur, Fiandi, Mufti, & Lemiyana, Lemiyana. (2022). ANALISIS
KOMPETENSI KOMUNIKASI CUSTOMER SERVICE DALAM UPAYA MENINGKATKAN PELAYANAN PRIMA
PADA BANK SYARIAH INDONESIA KCP TULANG BAWANG BARAT. Jurnal Manajemen,
Akuntansi, Ekonomi, 1(3), 9�26.
Sakir,
Icuk Muhammad, & Lestari, Puji. (2022). Komunikasi Lingkungan pada
Pengelolaan Sistem Pertanian Rawa Lebak. Jurnal Pekommas, 7(2).
Sari,
Tri Maulana, Winarno, Joko, & Suminah, Suminah. (2019). Pengaruh Daya Tarik
Interpersonal terhadap Kohesivitas Kelompok Tani Bawang Merah di Kecamatan
Mijen, Kabupaten Demak. AGRITEXTS: Journal of Agricultural Extension, 45(2),
97�107.
Sugiyono,
Dr. (2013). Metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif
dan R&D.
Umbara,
Dona Setia, Sulistoyowati, Lies, Noor, Trisna Insan, & Setiawan, Iwan.
(2021). Persepsi Penyuluh Terhadap Strategi Komunikasi Dalam Pemanfatan Media
Informasi Di Era Digital Di Kabupaten Tasikmalaya. Mimbar Agribisnis, 7(2),
1502�1515
Wahyuni,
Lilik, Riyanto, Sugeng, & Hardana, Andrean Eka. (2022). Gerakan Literasi
Agraris: Penyuluhan Pertanian Berbasis Pemberdayaan. Universitas Brawijaya
Press.
Copyright holder: Lusiana Seli, Muh. Akbar, Arianto (2022) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |