Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia
p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 7, No. 09, September 2022
�����������������������������������������������������������
REVIEW PENGARUH HIPERTENSI TERHADAP GLAUCOMA
Pujani Utami1*, Siti Saidah2
1*,2Program Studi Magister
Farmasi, Universitas Bhakti Kencana, Indonesia
Email: 1*[email protected],
2[email protected]
Abstrak
Glaukoma adalah
suatu neuropati optik kronik di dapat yang ditandai oleh pencekungan diskus
optikus dan pengecilan lapangan pandang, biasanya disertai
peningkatan tekanan intraokuli, hipertensi sebagai faktor
risiko dan dapat menyebabkan peningkatan Tekanan Intra Ocular melalui kelebihan
produksi atau gangguan aliran cairan humor aquosus. Tujuan Riview adalah
mengetahui pengaruh hipertensi terhadap glaucoma. Metode yang digunakan ialah
melalui pencarian artikel penelitian mengenai hubungan hipertensi terhadap
glaucoma terhadap peningkatan Tekanan Intra Ocular dengan menggunakan kombinasi
kata kunci tertentu pada 3 database yaitu Google
Scholar, Pubmed, dan Science Direct. Berdasarkan hasil pencarian diketahui
bahwa hubungan hipertensi dan glaucoma dari data review didapatkan
kesimpulan
bahwa ada hubungan yang signifikan secara statistik antara tekanan darah dengan
peningkatan tekanan intraokuli pada pasien glaucoma.
Kata Kunci: Glaucoma, Hipertensi, Tekanan
Intra Okular (TIO)
Abstract
Glaucoma is a chronic optic neuropathy characterized by sunken optic disc and
visual field loss, usually accompanied by increased intraocular pressure, hypertension as a risk factor and can cause an
increase in intraocular pressure through overproduction or disruption of the
flow of aqueous humor fluid. The purpose of the
review is to determine the effect of hypertension on glaucoma. The method used
is to search for research articles on the relationship between hypertension and
glaucoma on increased intra-ocular pressure using a combination of certain
keywords in 3 databases, namely Google Scholar, Pubmed,
dan Science Direct. Based on the search results, it is
known that there is a relationship between hypertension and glaucoma, and from
the data review, it can be concluded that there is a statistically significant
relationship between blood pressure and increased intraocular pressure in
glaucoma patients.
Keywords: Glaucoma, Hypertension, Intra Ocular
Pressure
Pendahuluan
����������� Glaukoma
umumnya didefinisikan sebagai tekanan intraokular tinggi (TIO) (21mmHg) dengan
neuropati optik yang ditandai dengan hilangnya progresif sel ganglion retina
(RGCs) yang berhubungan dengan kerusakan struktural karakteristik pada saraf
optik dan hilangnya bidang visual (Yilmaz et al., 2020). Glaukoma adalah penyebab utama kebutaan permanen di seluruh dunia. Menurut laporan WHO, diperkirakan
ada 3,2 juta orang yang mengalami kebutaan akibat glaukoma (Nislawati et al., 2021). Glaukoma merupakan penyebab kedua kebutaan
di seluruh dunia. World Health Organization (WHO) memperkirakan pada tahun 2002
di seluruh dunia terdapat 37 juta orang mengalami kebutaan dan glaucoma
menempati urutan kedua (12,3%)setelah katarak (47,8%) sebagai penyebab
kebutaan. Diperkirakan pada tahun 2010 diperkirakan terdapat 60,5 juta
penderita glaucoma diseluruh dunia dan jumlahnya meningkat pada 2020 menjadi
79,6 juta,kemudian diperkirakan pada tahun 2040 menjadi 111,8 juta (A. Anggriani et al., 2015).
Glaukoma
sudut terbuka primer (POAG) adalah jenis glaukoma sudut terbuka yang paling
umum dan merupakan salah satu penyebab utama kebutaan yang dapat dicegah (Ismandari & Helda, 2011). Diagnosis biasanya dibuat setelah
kerusakan visual yang ireversibel terjadi karena pada tahap awal POAG tidak
menunjukkan gejala (Ashan et al., 2022). Hipertensi okular ditandai dengan TIO
tinggi tanpa kerusakan glaukoma struktural dan fungsional dan dianggap sebagai
tahap awal POAG (Hajar & Emril, 2021). Penyakit ini terlihat lebih sering pada
orang tua dan lebih dari 80 tahun kejadiannya sekitar 12% (Nurwati, 2019). Ada beberapa penelitian yang menyelidiki
hubungan antara POAG dan hipertensi
sistemik dan terutama hipotensi nokturnal. Hipertensi sistemik dapat
berkontribusi pada peningkatan TIO melalui aliran keluar aqueous humor yang
berlebihan. Telah terbukti bahwa hipertensi dapat berperan dalam perkembangan
kerusakan glaukoma. (Yilmaz et al., 2020). Peningkatan tekanan intraokular (IOP) adalah faktor risiko utama
untuk POAG. Ada korelasi genetik yang kuat antara TIO dan POAG, varian genetik
yang diidentifikasi dalam studi asosiasi genome- wide (GWASs) untuk TIO telah
berhasil digunakan untuk memprediksi individu yang berisiko tinggi glaucoma (Darah et al., n.d.)
Hipertensi
menurut JNC 8 merupakan suatu kondisi dimana
pembuluh darah mempunyai tekanan darah yang tinggi yaitu tekanan diastolik di
atas 140 mmHg dan tekanan sistolik diatas 90 mmHg (Sumartini et al., 2019). Tekanan yang tinggi pada pembuluh darah akan menyebabkan kerja jantung
akan meningkat dan menyebabkan keruskan pada pembuluh darah sehingga distribusi
darah akan terganggung (L. M. Anggriani, 2016). Hipertensi dapat menyebabkan beberapa gangguan pada tubuh seperti
gangguan penglihatan, gangguan saraf, gangguan pada organ jantung dan ginjal (Adi Nugraha et al., 2022). Hipertensi telah dilaporkan sebagai salah satu faktor
risiko yang mungkin untuk terjadinya glaukoma, meskipun begitu peran dari
kondisi hipertensi terhadap kejadian atau perburukan glaukoma sampai saat ini
masih belum jelas. Terdapat dugaan bahwa hipertensi sebagai faktor risiko dan
dapat menyebabkan peningkatan TIO melalui kelebihan produksi atau gangguan
aliran cairan humor aquosus (Hajar et al., 2019)
Berdasarkan
hasil penelitian, peneliti berpendapat bahwa hipertensi memiliki peluang untuk
terjadinya glaukoma dibandingkan yang tidak memiliki riwayat hipertensi
disebabkan hipertensi menyebabkan pembuluh darah
menyempit, bocor dan mengeras seiring waktu karena tekanan berlebihan dan
berkelanjutan terhadap dinding pembulu darah. Hal ini dapat menyebabkan saraf
optik membengkak dan mengakibatkan masalah penglihatan, aliran utama oksigen ke
mata terhambat kerusakan permanen.(Wijaya, 2018)
Metode Penelitian
Pada
penelitian ini, dilakukan pencarian artikel menggunakan tiga sumber utama,
yaitu Google Scholar, PubMed, dan Science Direct. Pencarian dilakukan dengan
kata kunci-kata kunci spesifik yang relevan dengan topik penelitian, yaitu
"Hubungan hipertensi terhadap glaukoma," "Mekanisme obat glaukoma,"
dan "Penggunaan obat-obat glaukoma." Selain itu, juga digunakan kata
kunci "hipertensi," "glaukoma," dan "Tekanan Intra
Okular" untuk memperluas cakupan pencarian. Penelitian ini membatasi
periode publikasi artikel yang diikutsertakan dalam rentang waktu antara tahun
2014 hingga 2023.
Dalam
penelitian ini, proses inklusi dan eksklusi artikel penelitian dilakukan
berdasarkan kriteria tertentu. Artikel-artikel yang diikutsertakan dalam
penelitian harus memenuhi kriteria inklusi yang meliputi pembahasan pasien
glaukoma, hubungan antara glaukoma dan hipertensi, pemaparan mekanisme
obat-obat glaukoma, dan analisis penggunaan obat-obat glaukoma. Sebaliknya,
artikel-artikel yang tidak berfokus pada pasien glaukoma, tidak membahas
hubungan antara glaukoma dan hipertensi, atau tidak relevan dengan topik
penelitian ini akan dikecualikan berdasarkan kriteria eksklusi.
Selama
proses pencarian, artikel-artikel yang memenuhi kriteria inklusi diambil untuk
analisis lebih lanjut. Artikel-artikel yang tidak memenuhi kriteria inklusi
atau memenuhi kriteria eksklusi dikecualikan dari penelitian. Data dari artikel
yang memenuhi kriteria inklusi akan digunakan dalam penelitian ini untuk
mendukung temuan dan analisis terkait dengan hubungan antara hipertensi dan
glaukoma, mekanisme obat glaukoma, dan penggunaan obat-obat glaukoma.
Hasil dan Pembahasan
Gambar 1. Flow Chart
Metodologi Yang Digunakan Pada Review Jurnal
Glaukoma
adalah kelompok penyakit heterogen yang karakteristik umumnya adalah kerusakan
saraf optik. Ini adalah patologi yang parah mengingat evolusinya yang kronis
dan diam-diam, yang jika tidak ditangani tepat waktu, menyebabkan kebutaan
bilateral yang disebabkan oleh patologi ini (Darah et al., n.d.). Kondisi hipertensi yang diakibatkan oleh perubahan epithelial sodium
transport pada distal ginjal dan epitel bersilia yang akhirnya menyebabkan
retensi natrium yang berlebihan. Meningkatnya ciliated epithelial sodium
transport menyebabkan ekstrusi natrium menuju aqueous humor. Hal ini akan
menyebabkan rintangan pada aliran aqueous humor sehingga terjadi penumpukan
cairan yang akan menyebabkan peningkatan tekanan intraokuli.(Schwarz et al., 2014).
Memilih
agen terapeutik untuk mengobati glaukoma tanpa efek samping yang signifikan
pada kesehatan jantung dan mata menghadirkan tantangan, baik dari sudut pandang
keamanan dan kemanjuran. Untungnya, sebagian besar pasien glaukoma dengan
hipertensi atau penyakit sistemik lainnya tidak perlu
dihadapkan dengan efek sistemik atau interaksi obat yang serius, karena ada
banyak pilihan pengobatan. (Yilmaz et al., 2020).
Pada Pengobatan glaukoma dimulai dari pemilihan
agen untuk mengurangi tekanan intra ocular. Menurut Dipiro tahun 2022 tata laksana
pengobatan glaukoma dapat
dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Tata Laksana
Pengobatan Glaukoma
Berdasarkan
empat artikel penelitian yang memiliki fokus serupa, ditemukan bahwa prevalensi
glaukoma cenderung bervariasi, berkisar antara 0,9% hingga 16%. Rata-rata
pasien yang menderita glaukoma dalam penelitian ini memiliki rentang usia
sekitar 40 hingga 65 tahun. Jumlah populasi sampel yang digunakan dalam
penelitian tersebut berkisar antara 37 hingga 50 orang, menunjukkan keragaman
ukuran sampel dalam berbagai penelitian.
Tinjauan
terhadap hasil penelitian dari empat artikel tersebut mengindikasikan bahwa
terdapat korelasi antara hipertensi dan peningkatan tekanan intra okular pada
pasien glaukoma. Hasil analisis menggunakan berbagai uji statistik, seperti Uji
Korelasi Spearman's Rho, Uji Statistik Chi-Square, Uji Statistik Fisher�s, dan
Uji Spearman, semuanya menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara
kondisi hipertensi dan peningkatan tekanan intra okular pada pasien yang
diteliti di rumah sakit. Dalam beberapa penelitian, terdapat perbandingan yang
mencerminkan bahwa pasien dengan hipertensi memiliki risiko lebih tinggi
mengalami peningkatan tekanan intra okular dibandingkan dengan pasien yang
tidak mengalami hipertensi.
Hasil dari
tinjauan ini memberikan gambaran bahwa hubungan antara hipertensi dan glaukoma
menjadi topik penting dalam penelitian, dengan temuan yang konsisten dalam
menunjukkan bahwa hipertensi dapat berdampak pada peningkatan tekanan intra
okular pada pasien glaukoma. Data dari berbagai penelitian ini memberikan
dukungan empiris bagi upaya pencegahan dan manajemen yang lebih baik terhadap
pasien yang menghadapi kondisi ini di lingkungan rumah sakit.
Berdasarkan data
yang diperoleh menunjukan bahwa pasien glaukoma dengan hipertensi yang buruk
lebih rentan mengalami peningkatan tekanan intraokuli dibandingkan dengan
pasien glaukoma yang tidak menderita hipertensi (Hajar et al., 2019). Hasil riwayat medis yang
komprehensif dapat membantu mengidentifikasi tersangka glaukoma sebelum
perubahan glaukoma diamati. Anamnesis lengkap dapat membantu memandu penilaian
mengenai jenis tes objektif yang harus dilakukan selama evaluasi klinis. Ketika
tes objektif menunjukkan hasil diagnostik yang samar-samar atau bertentangan,
potensi kegunaan dari riwayat lengkap, termasuk riwayat glaukoma keluarga dalam
pengambilan keputusan, mungkin lebih signifikan (Kolombia et al., n.d.).
Kesimpulan
Berdasarkan
data review dari penelitian diatas didapatkan kesimpulan bahwa ada hubungan yang signifikan secara statistik
antara tekanan darah dengan peningkatan tekanan intraokuli pada pasien glaukoma.
BIBLIOGRAFI
Adi Nugraha,
S., himayani, R., Imanto, M., Apriliana, E., Yusran, M., Studi Pendidikan
Dokter, P., Kedokteran Universitas Lampung, F., Ilmu Kedokteran Mata, B., Ilmu
Kedokteran Telinga Hidung Tenggorokan, B., Biomedik, B., & Kedokteran
Universitas Lampung Corresponding Author, F. (2022). Faktor Risiko Hipertensi
Terhadap Kejadian Glaukoma. Jurnal Medika Hutama, 3(04 Juli),
3007�3013.
Anggriani, A., Utami, P.,
& Lisni, I. (2015). Kajian Potensi Interaksi Obat Pada Pasien Glaukoma di
Salah Satu Rumah Sakit di Bandung. Jurnal Sains Dan Kesehatan, 1(5),
226�235. https://doi.org/10.25026/jsk.v1i5.44
Anggriani, L. M. (2016).
Deskripsi Kejadian Hipertensi Warga RT 05 Rw 02 Tanah Kali Kedinding Surabaya. Jurnal
Promkes, 4(2), 151�164.
Ashan, H., Hasan, R.,
Amelia, A. A. Y., & Triola, S. (2022). Profil Pasien Glaukoma pada Lansia
di Rumah Sakit Khusus Mata (RSKM) Padang Eye Center Tahun 2021. Scientific
Journal, 1(5), 354�362.
Darah, T., Intraokular, T.,
Plotnikov, D., Khawaja, A. P., Foster, P. J., Zhu, Z., Guggenheim, J. A., He,
M., Optometri, I., Cardiff, U., Raya, I., & Royal, T. (n.d.). Tekanan
Darah Tinggi dan Tekanan Intraokular: Studi Pengacakan Mendel.
Hajar, S., & Emril, D.
R. (2021). Neurological Disorders in Glaucoma. Jurnal Sinaps, 4(1),
1�12.
Hajar, S., Firdausa, S.,
Amrizal, T. I., & Kunci, K. (2019). Hubungan Tekanan Darah dengan
Peningkatan Tekanan Intraokuli pada Pasien Glaukoma di Rumah Sakit Umum Daerah
(RSUD) dr. Zainoel Abidin, Banda Aceh. Jurnal Kedokteran Nanggroe Medika,
2(1), 18�23.
Ismandari, F., & Helda,
H. (2011). Kebutaan pada Pasien Glaukoma Primer di Rumah Sakit Umum Dr. Cipto
Mangunkusumo Jakarta. Kesmas: Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional (National
Public Health Journal), 5(4), 185�192.
Kolombia, S. G., Rivera, C.
E., Libreros-pe�a, L., Hernandez, C. A., Morales, V., & Aristizabal, J. C.
(n.d.). Riwayat keluarga Glaukoma pada pasien yang didiagnosis dengan
Hipertensi Sistemik dan Diabetes : Abstrak Kesimpulan. 1�18.
Nislawati, R., Taufik
Fadillah Zainal, A., Ismail, A., Waspodo, N., Kasim, F., & Gunawan, A. M.
A. K. (2021). Role of hypertension as a risk factor for open-angle glaucoma: A
systematic review and meta-analysis. BMJ Open Ophthalmology, 6(1),
1�9. https://doi.org/10.1136/bmjophth-2021-000798
Nurwati, B. (2019). Hubungan
karies gigi dengan kualitas hidup pada anak sekolah usia 5-7 tahun. Jurnal
Skala Kesehatan, 10(1), 41�47.
Schwarz, P., Body, J. J., C�p,
J., Hofbauer, L. C., Farouk, M., Gessl, A., Kuhn, J. M., Marcocci, C., Mattin,
C., Mu�oz Torres, M., Payer, J., Van De Ven, A., Yavropoulou, M., Selby, P.,
& فاطمی, ح. (2014). No Title شیمی
مواد غذایی. European
Journal of Endocrinology, 171(6), 727�735. https://eje.bioscientifica.com/view/journals/eje/171/6/727.xml
Sumartini, N. P., Zulkifli,
Z., & Adhitya, M. A. P. (2019). Pengaruh senam hipertensi lansia terhadap
tekanan darah lansia dengan hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Cakranegara
Kelurahan Turida tahun 2019. Jurnal Keperawatan Terpadu (Integrated Nursing
Journal), 1(2), 47�55.
Wijaya, E. (2018). Hubungan
Antara Diabetes Militus dan Hipertensi Terhadap Terjadinya Glaukoma di RS . DR
. AK . Gani Palembang Tahun 2017. April, 33�36.
Yilmaz, K. C., Sur Gungor,
S., Ciftci, O., Akman, A., & Muderrisoglu, H. (2020). Relationship between
primary open angle glaucoma and blood pressure. Acta Cardiologica, 75(1),
54�58. https://doi.org/10.1080/00015385.2018.1549004
Copyright
holder: Pujani Utami,
Siti Saidah (2022) |
First
publication right: Syntax Literate:
Jurnal Ilmiah Indonesia |
This
article is licensed under: |