Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia
p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 7, No. 09, September 2022
STRATEGI RUMAH SAKIT
X DALAM MENANGKAP PELUANG PASAR DI MASA PANDEMI COVID-19
Feni Dwi Lestari1*, Puput Oktamianti2
1*Mahasiswa Magister
Kajian Administrasi Rumah Sakit, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas
Indonesia, Indonesia
2Departemen Adminsitrasi dan Kebijakan
Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, Indonesia
*Email: [email protected]
�
Abstrak
Rumah Sakit terus mengalami pertumbuhan baik
dari segi jumlah maupun jenis layanan. Maka tingkat persaingan antar Rumah Sakit pun
semakin meningkat.
Analisa peluang� pasar menjadi sangat penting, karena Rumah Sakit perlu
mengetahui berapa besarnya� peluang yang
tersedia dalam memasarkan produk layanannya. Pandemi COVID-19 merupakan faktor eksternal
yang bisa dianggap sebagai ancaman ataupun sebagai peluang bagi Rumah Sakit. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana
strategi Rumah Sakit X dalam menangkap peluang pasar di masa pandemic COVID-19.
Penelitian
ini menggunakan metode penelitian deskriptif. Data
didapatkan dari laporan rekam medis jumlah kunjungan tahunan rawat inap sebelum
dan sesudah pandemi COVID-19 serta data pendapatan sebelum dan sesudah pandemi
COVID-19 dari laporan keuangan RS X, kemudian dilakukan pembahasan berdasarkan
tinjauan literatur. RS
X berhasil melihat pandemi COVID-19 sebagai peluang pasar sejak pandemi mulai
masuk ke Indonesia dengan menjadi RS rujukan COVID-19 pada awal tahun 2020.
Jumlah kunjungan rawat inap tahun 2020 sebanyak 10.131, tahun 2021 sebanyak
16.086 kunjungan, dua kali lipat dari kunjungan sebelum pandemi tahun 2019
sebanyak 6.875 kunjungan, pada tahun 2022 saat kasus COVID-19 sudah jauh
menurun kunjungan rawat inap tetap lebih tinggi dibandingkan sebelum pandemi yaitu
sebanyak 12.775 kunjungan. Manajemen harus dapat menilai faktor eksternal
sebagai peluang Rumah Sakit dalam melakukan pemasaran produk layanan.
Kata
kunci: Strategi, Peluang, Pasar, Pelanggan, Rumah
Sakit
Abstract
Hospitals continue to experience growth
both in terms of the number and types of services. So the level of competition
between hospitals is also increasing. Analysis of market opportunities is very
important, because hospitals need to know how many opportunities are available
in marketing their service products. The COVID-19 pandemic is an external
factor that can be considered as a threat or as an opportunity for the
Hospital. This
study aims to see how Hospital X's strategy is in dealing with the COVID-19
pandemic as a market opportunity. This research uses descriptive research method. Data were obtained from
medical record reports on the number of annual inpatient visits before and
after the COVID-19 pandemic and income data before and after the COVID-19 pandemic
from the financial reports of X Hospital, then a discussion was carried out
based on a literature review. Hospital X has
succeeded in seeing the COVID-19 pandemic as a market opportunity since the
pandemic began to enter Indonesia by becoming a COVID-19 referral hospital in
early 2020. The number of inpatient visits in 2020 was 10,131, in 2021 there
were 16,086 visits, double the number of visits before during the 2019 pandemic
there were 6,875 visits, in 2022 when the COVID-19 cases had decreased considerably,
inpatient visits were still higher than before the pandemic, namely 12,775
visits. Management must be able
to assess external factors as Hospital opportunities in marketing service
products.
�
Keyword: Strategy; Marketing;
Place; Hospital
�
Pendahuluan
Rumah
Sakit menurut WHO (World Health Organization) merupakan bagian integral dari suatu organisasi sosial
dan kesehatan yang berfungsi memberikan pelayanan yang paripurna dan komprehensif, mencakup upaya penyembuhan penyakit serta upaya pencegahan penyakit terhadap �masyarakat. Rumah Sakit menurut Undang-Undang nomor 44
tahun 2009, didefinisikan sebagai institusi pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat
darurat, dalam bentuk penyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna.
Rumah Sakit saat ini berhadapan dengan abad yang dijuluki dengan abad VUCA (Volatile,
Uncertainty, Complexity, Ambiguity). Para pemangku kepentingan dalam
operasional organisasi dan manajemen pelayanan kebingungan menghadapi situasi
yang serba bergejolak, tidak pasti dan masalah-masalah yang sangat kompleks
bagi dunia perumahsakitan. Rumah Sakit sebagian besar
kesulitan dalam menghadapi perubahan zaman dengan membuat dan mengembangkan
manajemen baru yang sesuai dengan perubahan. Sistem harus terus mengalami
perubahan seiring dengan situasi dan kondisi yang juga terus berubah, Rumah
Sakit harus memiliki kemampuan dalam membaca peluang pasar, menganalisa,
mengolah dan menghasilkan inovasi untuk kemandirian Rumah Sakit khususnya
kemandirian finansial. Rumah Sakit akan dapat mewujudkan hal tersebut jika
mampu memberi peluang terhadap factor-faktor yang ada, hal ini sesuai dengan
yang disampaikan oleh dr. Lies Dina Liastuti, Sp.JP(K), MARS kepala Asosiasi Rumah Sakit Vertikal
Indonesia (ARVI). (Widyawati,
2021)
Peluang pasar adalah suatu bidang kebutuhan pembeli
dimana perusahaan dapat� beroperasi
secara menguntungkan (Kotler,1997). Pasar adalah situasi penting yang paling
menguntungkan dalam lingkungan�
perusahaan. Dengan semakin berkembangnya zaman, Rumah Sakit saat ini
sudah bergeser kearah profit oriented. Sehubungan dengan pertumbuhan
Rumah Sakit, maka Rumah Sakit� perlu
menganalisa peluang pasar yang dapat dimanfaatkan. Analisa peluang� pasar merupakan hal yang sangat penting, Rumah Sakit harus dapat menilai
apakah dapat menetapkan dan mengembangkan produk/layanan lain dan mendapatkan laba berdasarkan strategi dalam
menilai besarnya peluang pasar yang tersedia. Analisa peluang pasar adalah bagian dari
kegiatan riset atau penelitian terhadap factor-faktor eksternal yang dapat
mempengaruhi kegiatan produksi produk atau layanan dari perusahaan tersebut. Lingkungan eksternal merupakan faktor
yang tidak dapat dikendalikan, maka Rumah Sakit harus
memiliki kemampuan untuk melakukan penyesuaian diri terhadap ancaman ataupun
menangkap peluang yang ada.
Emerging infectious disesase merupakan penyakit dengan tingkat
penularangan yang sangat tinggi. Ini merupakan salah satu faktor eksternal yang tidak
dapat dikendalikan dan sangat mempengaruhi strategi dan peluang bisnis Rumah Sakit. Emerging
infectious diseases adalah penyakit yang disebabkan oleh
patogen menular yang baru saja berevolusi dan memasuki populasi tertentu untuk
pertama kalinya; atau penyakit yang pernah terjadi sebelumnya namun kejadian,
dampak dan/atau jangkauan geografisnya telah meningkat atau diperkirakan akan
meningkat dalam jangka waktu tertentu (Ndow et al., 2019).
COVID-19 merupakan emerging infectious disesase yang pertama kali masuk ke Indonesia pada bulan Maret 2020 dan kasusnya
semakin hari semakin meluas sehingga ditetapkan menjadi bencana nasional.
Rumah Sakit sebagian besar awalnya melihat COVID-19 ini sebagai ancaman, karena di awal pandemi
kunjungan pasien ke Rumah Sakit menurun. Namun ada sebagian Rumah Sakit melihat
ini sebagai peluang pasar, sehingga mempersiapkan Rumah Sakitnya untuk menjadi
Rumah Sakit rujukan COVID-19. Rumah Sakit X merupakan Rumah Sakit rujukan
COVID-19 yang ditunjuk pertama kali di wilayah provinsinya. Rumah Sakit X
melihat COVID-19 sebagai peluang pasar dengan mengubah tata ruang gedungnya
sesuai standar Pencegahan Pengendalian Infeksi (PPI) dengan tetap memberikan
pelayanan untuk pasien diluar COVID-19.
Metode Penelitian
Penelitian
ini menggunakan metode penelitian deskriptif. Data didapatkan dari laporan
rekam medis jumlah kunjungan tahunan rawat inap sebelum dan sesudah pandemi
COVID-19 serta data pendapatan sebelum dan sesudah pandemi COVID-19 dari
laporan keuangan RS X, kemudian dilakukan pembahasan berdasarkan tinjauan
literatur.
Hasil
dan Pembahasan
Setiap perusahaan, tidak terkecuali industri
rumah sakit, perlu memiliki kemampuan mengenal peluang pasar baru, karena pada
dasarnya suatu perusahaan akan bertahan dan berhasil jika mampu
mengidentifikasi apa yang menjadi kebutuhan pasar dan selalu update dengan perkembangan situasi
lingkungannya. Perencanaan strategi yang dipilih RS sebagai respon terhadap
perubahan lingkungan harus dipikirkan dengan seksama, menyesuaikan antara
peluang yang ada, sumber daya yang dimiliki dengan tujuan yang telah ditetapkan
RS. Penentuan strategi yang dipilih berdasarkan pertimbangan pasar dan produk dapat
berupa :
Pada tahun 2020, sejak mulai mewabahnya
COVID-19 di Indonesia, maka permintaan (demand)
akan layanan terhadap pasien COVID-19 pun meningkat. Sesuai dengan teori perencanaan
strategis, maka dalam situasi yang menjadi ancaman (threat) tersebut manajemen RS dituntut untuk tanggap dalam membaca
peluang (opportunity) dari situasi
lingkungan eksternal RS dengan mengoptimalkan kekuatan (strength) yang dimiliki RS (Rangkuti, 2013). Rumah Sakit X melihat demand akan layanan COVID-19 ini sebagai
peluang untuk pengembangan layanan dan pendapatan Rumah Sakit sehingga Rumah
Sakit X bersedia ditunjuk sebagai salah satu dari tujuh Rumah Sakit Rujukan
pertama layanan COVID-19 di Pemerintah Daerah Provinsi.
Rumah Sakit X kemudian mengubah tatanan ruang Rumah
Sakitnya sesuai dengan peningkatan permintaan layanan COVID-19. Rumah Sakit X yang
memiliki dua gedung, membaginya berdasarkan jenis penyakit satu untuk pasien
COVID-19 dan yang kedua untuk non COVID. Meskipun Rumah Sakit X telah ditetapkan sebagai RS
rujukan COVID-19, namun di sisi lain tidak mengenyampingkan pelayanan rawat
inap dan rawat jalan pasien non COVID, yang selama ini sudah menjadi pelanggan
Rumah Sakit. Bagi Rumah Sakit,� sebagai penyedia industri jasa
kesehatan, loyalitas pelanggan sangat penting, tidak hanya dari sisi RS tetapi
juga dari sisi pasien. Keller (1993) menyatakan bahwa loyalitas konsumen
dipengaruhi salah satunya oleh citra perusahaan. Citra atau brand RS merupakan persepsi yang muncul
terhadap RS oleh karena adanya nilai tambah yang ditawarkan berbeda dari
kompetitornya, pemberian layanan yang bermutu dan efisien serta adanya strategi
pemasaran yang efektif. Citra RS yang baik didukung dengan layanan yang berkualitas
akan berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan, yang nantinya akan berdampak
positif terhadap penggunaan jasa oleh konsumen secara berulang dan bukan tidak
mungkin konsumen tersebut memberikan testimoni positif� mengenai pelayanan RS kepada pihak lainnya
(Nafisa, 2018).
Adanya pandemi COVID-19 membuat manajemen Rumah Sakit X tanggap melihat COVID-19 sebagai peluang
untuk meningkatkan jumlah kunjungan, meningkatkan pengenalan layanan Rumah Sakit X ke masyarakat luas. Strategi perluasan jenis layanan yang
dilakukan Rumah Sakit X
dengan penambahan layanan baru, yaitu layanan COVID-19, sejalan dengan teori
diversifikasi produk. Menurut Tjiptono (2014) strategi diversifikasi
produk/jasa merupakan upaya pengembangan jasa dan memperluas target pasar dengan
mengenalkan produk baru, yang diperkirakan dapat meningkatkan penjualan produk
dan fleksibilitas. (Sofiatin dkk, 2020). �
Mengacu pada konsep inti pemasaran, diketahui
bahwa dasar pemikiran pemasaran memproduksi produk baru suatu perusahaan
dimulai dengan menganalisis kebutuhan (needs),
keinginan (wants), dan permintaan (demand) dari konsumen. Faktor demand menjadi dominan di antara ketiga
faktor tersebut karena merupakan keinginan yang disertai kemampuan dan
kesediaan untuk membeli dari sisi konsumen. Demand
inilah yang nantinya akan menentukan apakah produk yang dihasilkan akan sukses
di pasaran atau tidak (Putri, 2017).�
Pada akhir tahun 2020 pasien COVID-19 mulai terjadi peningkatan baik
berskala nasional maupun skala regional. Pada akhir tahun 2020 disebut gelombang pertama COVID-19 di Indonesia.
Maka permintaan pelayanan terhadap pasien COVID-19 meningkat baik dari segi
jumlah maupun jenis pelayanan. Demand
terhadap kamar operasi yang bisa melayani pasien COVID-19 pun meningkat, di
sisi lain Rumah Sakit yang bisa melayani layanan operasi bedah dan sectio caesaria terbatas. Peluang
tersebutlah yang kemudian ditangkap oleh Rumah Sakit X sehingga pada akhir
tahun 2020 Rumah Sakit X untuk pertama kalinya mulai membuka layanan kamar
operasi untuk kasus bedah dan sectio
caesaria pasien COVID-19, dengan dasar melihat peningkatan demand atas layanan kamar operasi
COVID-19 ini sebagai peluang untuk mengembangkan layanan dan pendapatan.
Keberhasilan Rumah Sakit X dalam melihat peluang pasar dari peningkatan
demand dari COVID-19 ini membuat terjadinya peningkatan jumlah bed pada tahun
2020 dan 2021. Dari yang awalnya berjumlah 186 bed pada tahun 2017-2018,
meningkat menjadi 324 bed pada tahun 2019 karena selesai berdirinya gedung
pengembangan, dan meningkat 430 bed pada tahun 2020 dan 581 bed pada tahun 2021
karena pandemi COVID-19.
Tabel 1
Tabel Kunjungan
pasien rawat inap RS X tahun 2017-2022
No |
Tahun |
Kunjungan Pasien
Rawat Inap |
Total |
|
Non COVID |
COVID |
|||
1 |
2017 |
5.488 |
0 |
5.488 |
2 |
2018 |
5.541 |
0 |
5.541 |
3 |
2019 |
6.875 |
0 |
6.875 |
4 |
2020 |
5.553 |
4.578 |
10.131 |
5 |
2021 |
6.437 |
9.649 |
16.086 |
6 |
2022 |
12.959 |
1.438 |
14.397 |
Jika dilihat dari tabel kunjungan pasien
rawat inap dari tahun 2017 sampai tahun 2022, maka pada tahun 2020 dan 2021 saat Rumah Sakit X menjadi RS rujukan COVID-19 terjadi peningkatan total kunjungan rawat inap dua sampai tiga kali
lipat dari tahun sebelum menjadi rujukan COVID-19 (tahun 2017-2019), namun
jumlah kunjungan non COVID-19 tidak terjadi penurunan, ini dapat menggambarkan Rumah Sakit X telah berhasil menangkap peluang dari
tingginya kebutuhan layanan COVID-19 dan sekaligus berhasil mempertahankan
pelanggannya selama ini. Pada tahun 2022 dimana kasus COVID-19 sudah menurun
sehingga angka kunjungan rawat inap COVID hanya 1.332 kunjungan, namun jumlah
kunjungan non COVID terjadi peningkatan hingga dua kali lipat yaitu 12.959 kunjungan.
Rumah Sakit X berhasil meningkatkan angka kunjungan pasien non
COVID pasca dua tahun menjadi RS rujukan. Rumah Sakit X berhasil menjadikan
pandemi COVID-19 dan demand akan kebutuhan bed pasien COVID sebagai
peluang untuk konsumen mengenal pelayanan Rumah Sakit X sehingga saat kondisi
pandemi menurun kunjungan pasien tetap tinggi dengan meningkatnya kunjungan non
COVID. Ini merupakan salah satu dampak kepuasan pelanggan saat mendapatkan
layanan selama pandemi COVID-19.
Menurut Kotler dan Keller(2013) kepuasan konsumen merupakan rasa bahagia atau kecewa terhadap produk/jasa atau kinerja yang telah
diterima yang
muncul dari
membandingkannya dengan produk/jasa atau kinerja yang diharapkan. Jika produk/jasa atau kinerja yang diterima sama
dengan yang diharapkan maka konsumen akan merasa bahagia (delighted).
Sebaliknya, jika produk/jasa atau kinerja dibawah dari harapan maka konsumen
akan kecewa. Setiap perusahaan selalu berkeinginan untuk dapat memuaskan kebutuhan
konsumennya karena hal ini dapat meningkatkan value �keunggulan perusahaannya dalam persaingan pasar. Konsumen yang merasa puas terhadap produk/jasa
atau kinerja memiliki kecenderungan untuk kembali membeli produk/jasa atau
kinerja jika kemudian hari membutuhkan produk/jasa yang sama. Maka, dapat
disimpulkan bahwa kepuasan merupakan salah satu faktor kunci supaya konsumen
melakukan pembelian kembali sehingga meningkatkan volume penjualan perusahaan (Rahmawati,
2016).
Salah satu fungsi manajemen pemasaran adalah
kegiatan analisis peluang pasar, yang bertujuan untuk mengetahui kondisi pasar
dan lingkungan pemasarannya, sehingga dapat diperoleh informasi seberapa besar
peluang untuk merebut pasar dan seberapa besar ancaman yang harus dihadapi
(Putri, 2017).� Rumah Sakit X dapat melihat peluang yang
terjadi dari pandemi COVID-19, kemudian menambah supply layanan
kesehatan dengan menjadi RS Rujukan COVID-19 serta tetap membuka layanan non
COVID, ternyata berdampak positif pada peningkatan jumlah kunjungan yang
akhirnya juga meningkatkan pendapatan Rumah Sakit. Berdasarkan laporan keuangan
Rumah Sakit X diketahui bahwa pendapatan Rumah Sakit X pada tahun 2021 adalah
senilai Rp.641.003.044.699, tahun 2020 sebesar Rp199.791.025.102 jauh meningkat
dibandingkan tahun sebelum pandemi COVID-19 yaitu tahun 2019 sebesar
Rp.65.304.775.587.� Bahkan pada tahun
2022 saat kasus COVID-19 sudah sangat menurun, pendapatan RS X adalah sebesar
Rp.131.185.630.595. Meskipun pendapatan pada tahun 2022 jauh lebih turun
dibandingkan tahun 2021, namun jumlah pendapatan ini dua kali lipat lebih
banyak daripada tahun 2019 saat RS belum mengambil peluang pasar dari COVID-19
ini.
Pada tahun 2022
dilihat dari jumlah pasien rawat inap, jumlah kunjungan rawat inap non
COVID-nya dua kali lipat dari jumlah kunjungan tahun 2019. Rumah Sakit ini berhasil
melakukan pemasaran produknya, sehingga ketika COVID-19 sudah tidak ada, jumlah
kunjungannya berhasil ditingkatkan daripada sebelum mengambil peluang rujukan
COVID-19. Dari data diatas terlihat bahwa pihak manajemen Rumah Sakit X telah melakukan analisis peluang pasar
dengan sangat baik sehingga strategi diversifikasi produk yang dipilih menjadi efektif dan mendatangkan profit. Hal
ini selaras dengan hasil penelitian Novi Puspita Sari (2017) yang menyatakan
bahwa strategi diversifikasi produk, termasuk dalam hal layanan kesehatan,
selain bertujuan untuk ekspansi usaha dan memperluas pasar, pada akhirnya juga
berpengaruh positif terhadap peningkatan profitabilitas perusahaan (Sofiatin
dkk, 2020).
Kesimpulan
Rumah Sakit saat ini berhadapan dengan abad yang dijuluki dengan abad VUCA (Volatile,
Uncertainty, Complexity, Ambiguity). COVID-19 merupakan salah satu situasi di abad
VUCA ini yang menjadi faktor eksternal dan mempengaruhi strategi bisnis Rumah
Sakit. Inovasi
dalam layanan kesehatan, kecepatan beradaptasi terhadap perubahan kondisi,
kelihaian dalam menangkap peluang dapat memberikan
dampak yang baik terhadap pendapatan dan kinerja Rumah Sakit. Rumah Sakit yang
mampu segera beradaptasi, berinovasi dan menangkap peluang akan dapat
menghadapi ancaman dan hambatan, sehingga tidak hanya mampu bertahan dengan
kesanggupan biaya operasional, namun dapat meningkatkan pendapatan dan
kinerjanya untuk pengembangan layanan.�
Rumah Sakit X telah mampu melihat ancaman selama
pandemi COVID-19 sebagai sebuah peluang. Demand terhadap layanan
COVID-19 yang dinilai awalnya akan semakin meningkat, telah berhasil ditangkap
sebagai peluang dengan menyediakan supply layanan kesehatan yang sesuai.
Strategi branding mulai dari
identifikasi layanan-layanan yang menguntungkan di rumah sakit, pengadaan
ruangan sectio caesaria bagi pasien
COVID-19, pengembangan gedung serta peningkatan jumlah bed pasien sehingga
mampu melayani pasien dalam jumlah lebih banyak yang membuat Rumah Sakit X makin dikenal oleh masyarakat.
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan,
informasi dan menginspirasi para pemangku jabatan di Rumah Sakit dalam
menghadapi ancaman, hambatan dan menangkap peluang pasar. Pada abad VUCA ini,
perubahan dapat terjadi dengan sangat cepat, setelah menghadapi bencana
emerging disease COVID-19, bisa jadi nanti dimasa mendatang re-emerging
disease atau bentuk acaman lainnya yang tidak dapat dihindari. Semoga
penelitian ini dapat menjadi pembelajaran di masa mendatang.
BIBLIOGRAFI
Amstrong and Kotler, Philip and Gary.1997.
Dasar-dasar Pemasaran, Principles of Marketing, Jilid I, Edisi Bahasa
Indonesia, Prenhallindo, Jakarta
Kementerian Kesehatan. 2019. Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2019 Tentang Klasifikasi
Dan Perizinan Rumah Sakit
Nafisa J, Sukresna IM. 2018. Analisis
pengaruh kualitas layanan, harapan kinerja dan citra perusahaan terhadap
loyalitas pelanggan melalui kepuasan pelanggan sebagai variabel intervening
(studi pada rumah sakit islam sultan agung semarang). Diponegoro journal of
management : 7(3). Issn: 2337-3806.
Ndow, G., Ambe, J. R., & Tomori, O. (2019). Emerging
Infectious Diseases: A Historical and Scientific Review. 31�40. https://doi.org/10.1007/978-3-030-17474-3_3
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 3 Tahun
2020 Klasifikasi dan Perizinan Rumah
Sakit.� Jakarta: Menteri Kesehatan
Republik Indonesia
Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia No 30 Tahun 2019. Klasifikasi
dan Perizinan Rumah Sakit. Jakarta: Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Putri B.R.T. 2017. Manajemen Pemarasan. Bali
: Universitas Udayana. Hal 2
Rahmawati, 2016. Manajemen Pemasaran.
Samarinda : MUlawarman University Press. Hal : 17.
Sofiatin DA., Putri TE., Mulyati S. 2020. The
effect of product diversification strategy, financial leverage, firm size,and
capital structure on profitability. Journal of Accounting for Sustainable
Society : 2 (2). DOI : https://doi.org/10.35310/jass.v2i02.669.
Hal 1-13.
Surat Edaran Nomor HK.02.01/MENKES/12/2021 Tentang Peningkatan Kapasitas Perawatan
Pasien Coronavirus Disease 2019(COVID-19) Pada Rumah Sakit Penyelenggara
Pelayanan Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) di Lingkungan Kementerian
Kesehatan. Jakarta: Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Yusri. 2021. Tinjauan Atas Peningkatan
Pendapatan Rumah Sakit Dalam Optimalisasi Layanan Kesehatan di Tengah Pandemi
COVID-19. Jurnal Pionir LPPM Universitas Asahan Vol. 7 No. 1
Zainurossalamia. 2020. Manajemen Pemasaran :
Teori dan Strategi. Lombok Tengah : Forum Pemuda Aswaja. Hal : 24.
Copyright
holder: Feni Dwi
Lestari, Puput Oktamianti (2022) |
First
publication right: Syntax Literate:
Jurnal Ilmiah Indonesia |
This
article is licensed under: |