Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 8, No. 11, November
2023������������
APAKAH PELATIHAN DAN LINGKUNGAN KERJA FISIK BERPENGARUH TERHADAP KINERJA
PEGAWAI?
1
blank line ARIAL NARROW 11 pt
Salma D,
Anisah*, Armawati, Siti Nurmin
Universitas Tadulako,
Indonesia
Email: [email protected], [email protected],
[email protected]
Abstrak
Organisasi pemerintahan menjadi sorotan publik, karena kinerja pegawainya yang dianggap kurang. Diduga faktor yang mempengaruhi hal tersebut adalah
pelatihan dan lingkungan kerja fisik. Oleh karena itu, penelitian
ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis apakah benar Pelatihan dan Lingkungan Kerja Fisik berpengaruh terhadap Kinerja Pegawai pada
Kantor Dinas Perpustakaan dan Kearsipan
Daerah Kabupaten Morowali. Jumlah responden yang digunakan terdiri dari 30 orang responden, dengan jenis penelitian
kuantitatif. studi kepustakaan, wawancara serta kuisioner dipilih sebagai metode dalam pengumpulan
data penelitian. Teknik analisis
data yang digunakan untuk menjawab permasalahan penelitian ini adalah dengan regresi
linear berganda menggunakan software SPSS. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa Pelatihan dan lingkungan Kerja Fisik baik secara
simultan maupun parsial berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Kinerja Pegawai pada Kantor Dinas Perpustakaan
dan Kearsipan Daerah Kabupaten
Morowali.
Kata
Kunci: Pelatihan,
Lingkungan Kerja Fisik, Kinerja
Abstract
Government
organizations have come under public scrutiny due to the perceived
underperformance of their employees. It is suspected that factors influencing
this issue are training and the physical working environment. Therefore, this
research aims to examine and analyze whether Training and the Physical Working
Environment indeed have an impact on Employee Performance at the Regional
Library and Archives Office of Morowali Regency. The
study involved 30 respondents and adopted a quantitative research approach.
Literature review, interviews, and questionnaires were employed as data
collection methods. The data analysis technique used to address the research
questions was multiple linear regression using the SPSS software. The results
of this research indicate that Training and the Physical Working Environment,
both simultaneously and partially, have a positive yet non-significant
influence on Employee Performance at the Regional Library and Archives Office
of Morowali Regency.
Keywords: Training, Physical Working
Environment, Performance.
Pendahuluan
Dinas Perpustakaan dan Kerasipan Daerah
Kabupaten Morowali dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Morowali Nomor 5 Tahun 2008 tentang organisasi dan tata kerja kantor perpustakaan, arsip dan dokumentasi Kabupaten Morowali. Kantor ini adalah lembaga
teknis daerah yang menerapkan unsur penunjang pelaksanaan tugas dibidang perpustakaan, arsip dan dokumentasi dalam rangka mendukung tugas pemerintah daerah. Karena perannya yang
sangat krusial terhadap tugas pemerintah daerah Kabupaten Morowali, maka para pegawai dituntut untuk memiliki kompetensi, kompetitif
dan berkinerja baik.
Membangun
dan menjaga pegawai yang kompeten, kompetitif dan berkinerja baik merupakan tantangan bagi organisasi publik (Ciobanu & Androniceanu, 2015). Bahkan, Perbedaan besar dapat terlihat
akibat perubahan kecil yang terjadi pada kinerja pegawai. Pegawai publik dituntut untuk selalu memberikan layanan yang berkualitas, karna berkaitan dengan tugas dan fungsinya sebagai penghubung antara penyedia layanan (pemerintah) dengan pengguna akhir (masyarakat) (Long & Phillips, 2023). Pegawai proaktif dan berkomitmen dalam meningkatkan standar kinerja kerjanya akan memberikan dampak akumulatif yang sejalan dengan peningkatan kinerja organisasi, atau kinerja luar biasa
akan menghasilkan kinerja organisasi yang luar biasa pula (Bushiri, 2014). Dengan demikian, kinerja menjadi hal penting dalam
sebuah organisasi.
Beberapa waktu belakangan ini, organisasi publik menjadi sorotan masyarakat akibat kinerja pegawainya yang dinilai kurang. Padahal poin penting dari
proses pencapaian visi, misi dan tujuan organisasi publik terletak pada kinerja pegawainya (Maisarah et al., 2016) (Sudibjo & Nasution, 2020). Tuntutan masyarakat yang tinggi terhadap kinerja pegawai tersebut, perlu dipertimbangkan oleh organisasi publik untuk mengarahkan
perhatiannya pada sumber daya terberharga yang mereka miliki yaitu
modal manusianya (Ciobanu & Androniceanu, 2015). Ini penting karena tidak peduli seberapa
baik tujuan dan rencana organisasi, akan sia-sia jika
elemen sumber daya manusianya tidak dipertimbangkan atau bahkan diabaikan
(Sugiarti, 2022).. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka kinerja memiliki peran penting dalam
proses pengelolaan sumber daya manusia (Indah & Riana, 2020).
Element sumber daya manusia yang dapat dipertimbangkan oleh organisasi sebagai upaya untuk mendorong
dan meningkatkan kinerja pegawai adalah pelatihan dan lingkungan kerja (Sigalingging & Pakpahan, 2021). Pegawai yang memiliki kinerja tinggi dapat mencapai tujuan dengan mudah
dan cepat. Ini dapat terwujud apabila pelatihan kerja yang dilakukan sesuai dengan kebutuhan pegawai, sehingga dapat meningkatkan kemampuan dan kompetensi mereka. Selain itu, kinerja yang baik juga perlu didukung oleh lingkungan kerja yang baik, serta membuat dan memastikan suasana lingkungan kerja nyaman, sehingga
pegawai merasa all out
dan puas dalam bekerja.
Pada akhirnya hal tersebut akan
berdampak pada peningkatan kinerja pegawai. Penjelasan tersebut menunjukkan bahwa kinerja karyawan dipengaruhi oleh kegiatan pelatihan dan lingkungan kerjanya (Zahri et al., 2022).
H1
= Terdapat pengaruh
positif dan signifikan antara Pelatihan dan Kinerja Pegawai terhadap Kinerja Pegawai.
Sumber daya manusia yang terampil menjadikan organisasi publik dapat melayani masyarakat dengan baik, sesuai standar
operasional prosedur yang berlaku. Program pelatihan dianggap sebagai solusi paling sesuai untuk mewujudkan hal tersebut, karena
dapat meningkatkan kinerja pegawai (Pham et al., 2020). Pelatihan dapat memperbarui dan memperluas kualifikasi pengetahuan pegawai dalam menyelesaikan
pekerjaannya serta dapat memberikan manfaat pribadi maupun sosial yang penting bagi pencapaian
tujuan organisasi.
Diharapkan
program pelatihan akan memberikan dampak positif pada peningkatan keterampilan, wawasan, pengetahuan, dan perilaku karyawan dalam menyelesaikan tugas-tugasnya mereka (Sugiarti, 2022). Berdasarkan penjelasan tersebut, maka pelatihan kerja yang sesuai dengan kebutuhan
karyawan akan meningkatkan kemampuan dan kompetensi mereka. Kondisi ini pada akhirnya akan meningkatkan
kinerja mereka dalam bekerja. Dengan demikian pelatihan memiliki hubungan terhadap kinerja pegawai (Mangkunegara & Waris, 2015).
Namun,
seringkali organisasi publik sudah melakukan
berbagai pelatihan tetapi hasilnya belum mampu meningkatkan
kinerja pegawai secara optimal. buktinya masih banyak masyarakat
yang complaint mengenai kinerja
pegawai dalam melakukan pelayanan publik. Selain itu, Beberapa penelitian sebelumnya telah menemukan bahwa pelatihan berpengaruh pada kinerja karyawan(Martins, 2021),
tetapi terdapat juga hasil penelitian yang menyatakan pelatihan tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan (Fadilah et al., 2023). Kondisi ini mengindikasikan
hasil yang tidak konsisten. Inilah yang ingin dicari tahu
dan dianalisis oleh peneliti,
maka dari itu perlu untuk
melihat dampak pelatihan terhadap kinerja pegawai.�
H2
= Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara Pelatihan terhadap Kinerja Pegawai
Faktor lain yang dianggap
dapat memengaruhi kinerja pegawai adalah lingkungan kerja (Manalu et al., 2019) (Shammout, 2021) (Arfan, 2021) (Haeruddin et al., 2022). Pegawai dapat bekerja
dengan nyaman dalam lingkungan kerja yang mendukung kemampuan mereka untuk menyelesaikan tugas dan pekerjaan dengan efektif (Shaari et al., 2022). Fithri et al., (2019) menyatakan bahwa kinerja pegawai akan meningkat sebesar 10% jika kualitas lingkungan kerjanya baik. Ini mengindikasikan pegawai memerlukan lingkungan kerja yang mendukung dan memenuhi standar kerja (Arta et al., 2022), sebagai pemicu terbentuknya kinerja pegawai yang sesuai harapan organisasi.
Fenomena
yang terjadi di tempat kerja kebanyakan organisasi lebih fokus pada lingkungan non fisik atau pendekatan
pendidikan dan perilaku,
dan kurang menekankan pada pentingnya lingkungan fisik. Akibatnya, intervensi pendidikan dan perilaku semacam itu hanya menunjukkan
efek yang bersifat jangka pendek pada kinerja pegawai. Ini berbeda dengan dampak lingkungan fisik yang menekankan kenyamanan lingkungan kerja dengan konsep
seperti �tempat tinggal�.
Konsep ini penting karena
sebagian besar waktu pegawai dihabiskan
di tempat kerja, maka penting untuk
menciptakan atmosfer kenyamanan seperti di rumah, kondisi ini akan memicu
efek jangka panjang pada kinerja pegawai. Dengan demikian, maka perlu untuk mengkaji
dan memahami bagaimana lingkungan fisik di tempat kerja dapat
memfasilitasi perubahan gaya hidup yang positif dan berkelanjutan, yang
pada akhirnya akan memberikan dampak sinergis terhadap kinerja pegawai (Zhu et al., 2019).�
H3
= Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara Lingkungan Kerja Fisik terhadap
Kinerja Pegawai.
Berdasarkan berbagai penjelasan tersebut, maka kerangka pemikiran dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Keterangan: �Pengaruh Parsial Pelatihan
(X1) Lingkungan
Kerja Fisik X2 Kinerja
(Y)
H2
H1
H3
Gambar
1 Kerangka Pemikiran
Kinerja menjadi ukuran dasar dan produktivitas seseorang yang berkontribusi pada
pekerjaannya. Chao et al., (2015)� menyatakan bahwa proses pelaksanaan pekerjaan mulai dari apa yang dilakukan,
bagaimana melakukannya, hingga hasil dari
proses tersebut mencapai tujuan organisasi disebut sebagai Kinerja. Oleh
karena itu, Kinerja adalah kemampuan karyawan dalam menjalankan proses kerja yang diberikan padanya untuk mencapai hasil optimal bagi perusahaan, baik dari segi kualitas
maupun kuantitas. Dengan demikian, kinerja mengacu pada pencapaian atau prestasi seseorang yang terkait dengan tugas yang diberikan kepadanya (Indah & Riana, 2020).
Kinerja bersifat individual karena setiap karyawan memiliki tingkat kemampuan yang berbeda dalam menjalankan tugas mereka. Kinerja individu dapat dilihat dan diukur jika seseorang atau sekelompok pegawai dapat memenuhi
standar keberhasilan yang ditetapkan oleh organisasinya (Sudibjo & Nasution, 2020). Untuk itu, Kriteria tambahan nilai digunakan dalam banyak organisasi
untuk mengevaluasi manfaat dari pekerjaan
dan/atau posisi. Kinerja setiap pekerja harus memberikan nilai tambah bagi
sebuah organisasi dalam penggunaan sumber dayanya (Karuniawati &
Halim, 2022).
Pelatihan adalah proses untuk meningkatkan kinerja (Bernadin &
Russell, 2013). Cara untuk memperbarui dan meningkatkan pengetahuan, keterampilan, paparan, kemampuan dan sikap pegawai juga disebut sebagai pelatihan (Afsana et al., 2016) (Giday &
Elantheraiyan, 2023). Ini berarti terjadi perubahan pada pengetahuan, keterampilan, sikap, atau perilaku
pegawai setelah mengikuti pelatihan. Dengan begitu, peserta pelatihan akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan praktis untuk mencapai
tujuan tertentu (Arta et al., 2022).
Pelatihan umumnya bersifat jangka pendek untuk
tujuan jangka panjang, yang dilakukan dengan menggunakan berbagai metode dan prosedur yang sistematis dan terorganisir. Agar efektif, pelatihan harus melibatkan pengalaman belajar, menjadi aktivitas organisasi yang direncanakan, dan dirancang sebagai respons terhadap kebutuhan yang teridentifikasi. Pegawai yang terlatih dengan baik dapat menjadi
sarana untuk mencapai tujuan organisasi. Namun, tanpa pelatihan yang tepat, kompetensi maksimum pegawai tetap tidak termanfaatkan
sepenuhnya. Proses pelatihan
terdiri dari beberapa langkah. Langkah-langkah yang harus diambil adalah mengidentifikasi kebutuhan karyawan dan organisasi, merencanakan pelatihan berdasarkan penilaian, melaksanakan rencana, dan mengevaluasi pelatihan. Penerapan efektif dari program pelatihan dan pengembangan mengarah pada perekrutan karyawan yang berkinerja terbaik di tempat kerja.
Bhanu & Babu,
(2018) melakukan penelitian
yang menemukan bahwa lingkungan kerja memainkan peran penting dalam kinerja
karyawan. Robbins (2013) mengatakan
bahwa lingkungan kerja adalah semua
fasilitas dan infrastruktur
kerja yang ada disekitar karyawan yang sedang bekerja, yang dapat memengaruhi pelaksanaan pekerjaannya. Lingkungan kerja bermanfaat untuk menciptakan semangat kerja yang akan memicu produktivitas dan kinerja kerja mengalami
peningkatan. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka lingkungan kerja memungkinkan pekerja bekerja dengan bebas tanpa
masalah/penghambat dalam pencapaian potensi penuh yang ada pada diri mereka
(Agensi et al., 2021).
Salah satu jenis lingkungan
kerja yang dibahas dalam penelitian ini adalah lingkungan
kerja fisik. Sedarmayanti
(2021:26) menyatakan bahwa lingkungan kerja fisik adalah
semua kondisi fisik yang ada di sekitar tempat kerja yang dapat memengaruhi karyawan secara langsung atau tidak langsung.
Jika sebuah organisasi ingin menciptakan situasi lingkungan kerja fisik yang nyaman, maka organisasi
tersebut harus lebih memperhatikan pengaturan ruang kerja seperti fasilitas
yang memadai untuk bekerja, penempatan peralatan kerja, estetika interior ruang kerja, pencahayaan, kenyamanan dengan ventilasi dan sirkulasi udara yang memadai, tingkat kebisingan yang tidak mengganggu, serta tampilan ergonomis (Indah & Riana, 2020).
Metode Penelitian
Kantor Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Kabupaten Morowali merupakan objek dari Penelitian ini. Jumlah responden yang digunakan terdiri dari 30 orang responden, dengan jenis penelitian kuantitatif. studi kepustakaan, wawancara serta kuisioner dipilih sebagai metode dalam pengumpulan data penelitian. Teknik analisis data untuk menjawab permasalahan penelitian ini adalah dengan regresi linear berganda menggunakan software SPSS.
Hasil dan Pembahasan
Karakteristik Responden
Responden yang mendominasi kegiatan, tugas dan pelayanan pada kantor Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Morowali adalah Perempuan, sebanyak 22
orang atau 73%. Sedangkan tingkat pendidikan responden sebagian besar adalah sarjana,
yaitu sebanyak 15 orang atau 52%.� Selain itu, mayoritas responden merupakan pegawai yang telah lama bekerja di kantor tersebut dengan rata-rata lama
masa kerja responden di atas 10 tahun sebanyak
17 orang atau 53%. Hasil ini
merepresentasikan bahwa responden pada kantor Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah
Kab. Morowali sudah cukup baik
yang terlihat dari tingkat pendidikan dan pengalaman kerjanya.
Uji
Validitas dan Uji Reliabilitas
Hasil uji validitas
variabel pelatihan terdiri dari 15 indikator item pernyataan, variabel lingkungan kerja fisik terdiri
dari 13 indikator item pernyataan dan variabel kinerja terdiri dari 13 indikator item pernyataan. Secara keseluruhan hasil pengujiannya dikatakan valid karena nilai
dari Corrected
item-total correction > 0,30. Begitu
juga dengan hasil uji reliabilitas variabel pelatihan, lingkungan kerja fisik dan kinerja yang menunjukkan nilai koefisien Cronbach Alpha
> 0,6, sehingga ketiga
instrument variabel memenuhi
syarat untuk dikatakan reliabel.
Uji Asumsi
Klasik
Hasil Uji asumsi
klasik menunjukkan gambar titik-titik tersebar disekitar garis diagonal,
artinya Data terdistribusi secara normal, nilai Tolerance
≥ 0.1 dan nilai Value Inflation Factor
(VIF) ≤ 10, artinya tidak
terjadi korelasi diantara variabel bebas, serta gambar
titik-titik tersebar diatas dan dibawah sumbu Y, artinya data penelitian terbebas dari heteroskedastisitas.
Uji
Statistik Deskriptif
Statistic deskriptif
menggambarkan uraian hasil tabulasi untuk masing-masing variabel berdasarkan dimensi-dimensinya.
Tabel 1
Statistik Deskriptif
Variabel Kinerja
No. |
Pernyataan |
N |
Skor |
Mean |
Interpretasi |
Y.1 Target |
|||||
1 |
Bekerja sesuai pedoman
target |
30 |
126 |
4.2 |
Baik |
2 |
Memenuhi Kuantitas target |
30 |
122 |
4.07 |
Baik |
3 |
Puas kuantitas dicapai |
30 |
120 |
4 |
Baik |
Nilai Mean Target |
|
|
4.09 |
Baik |
|
Y.2 Kualitas |
|||||
4 |
Sesuai standar |
30 |
126 |
4.2 |
Baik |
5 |
mutlak dipenuhi |
30 |
127 |
4.23 |
Sangat Baik |
6 |
Sesuai Prosedur |
30 |
128 |
4.27 |
Sangat Baik |
7 |
Puas atas capaian
kualitas |
30 |
120 |
4 |
Baik |
Nilai Mean Kualitas |
|
|
4.18 |
Baik |
|
Y.3 Waktu Penyelesaian |
|||||
8 |
Selesai tepat waktu |
30 |
132 |
4.4 |
Sangat Baik |
9 |
Puas atas hasil
yg dicapai tepat waktu |
30 |
133 |
4.43 |
Sangat Baik |
10 |
Tepat waktu penting |
30 |
130 |
4.33 |
Sangat Baik |
|
Nilai Mean Waktu Penyelesaian |
|
|
4.39 |
Sangat Baik |
Y.4 Taat Atas Asas |
|||||
11 |
Prosedur tepat |
30 |
125 |
4.17 |
Baik |
12 |
Proses transaparan |
30 |
125 |
4.17 |
Baik |
13 |
Dapat dipertanggungjawabkan |
30 |
128 |
4.27 |
Sangat Baik |
Nilai Mean Taat Atas Asas |
|
|
4.2 |
Baik |
|
Nilai Mean Variabel Kinerja |
4.21 |
Sangat Baik |
Sumber: Data diolah (2023)
Hasil olah data tabulasi pada variabel kinerja berada pada kategori sangat baik dengan nilai mean 4,21. Hasil ini didapatkan dari perhitungan 4 dimensi yang terdiri dari target, kualitas, waktu penyelesaian dan taat atas asas.
Dimensi yang memiliki nilai interpretasi paling rendah adalah dimensi
target dengan nilai mean 4,09.
Dimensi yang memiliki nilai interpretasi paling tinggi adalah dimensi
waktu penyelesaian dengan nilai mean 4,39.
Tabel
2
Statistik Deskriptif
Variabel Pelatihan
No. |
Pernyataan |
N |
Skor |
Mean |
Interpretasi |
|
|
Instruktur X1.1 |
|||||||
14 |
Memberikan bantuan |
30 |
124 |
4.13 |
Baik |
||
15 |
Mendorong peserta aktif |
30 |
119 |
3.97 |
Baik |
||
Nilai Mean Instruktur |
|
|
4.05 |
Baik |
|||
Peserta X1.2 |
|||||||
16 |
Metode instruktur menyemangati peserta |
30 |
122 |
4.07 |
Baik |
||
17 |
Semangat mengikuti materi |
30 |
120 |
4 |
Baik |
||
18 |
Pelatihan diberikan kepada
peserta yang membutuhkan |
30 |
117 |
3.9 |
Baik |
||
Nilai Mean Peserta |
|
|
3.99 |
Baik |
|||
Materi X1.3 |
|||||||
19 |
Sesuai dgn pekerjaan |
30 |
121 |
4.03 |
Baik |
||
20 |
Modul, buku dan kertas membantu |
30 |
121 |
4.03 |
Baik |
||
21 |
Meningkatkan pengetahuan |
30 |
119 |
3.97 |
Baik |
||
22 |
Meningkatkan keterampilan |
30 |
119 |
3.97 |
Baik |
||
Nilai Mean Materi |
|
|
4 |
Baik |
|||
Metode X1.4 |
|||||||
23 |
Memberikan kenyamanan |
30 |
120 |
4 |
Baik |
||
24 |
Memudahkan peserta memahami |
30 |
119 |
3.97 |
Baik |
||
25 |
Penyampaian snagat menarik |
30 |
118 |
3.93 |
Baik |
||
Nilai Mean Metode |
|
|
3.97 |
Baik |
|||
Tujuan X1.5 |
|||||||
26 |
Pengetahuan dapat diterapkan |
30 |
119 |
3.97 |
Baik |
||
27 |
Meningkatkan hasil kerja |
30 |
120 |
4 |
Baik |
||
28 |
Dapat meningkatkan keterampilan peserta |
30 |
121 |
4.03 |
Baik |
||
Nilai Mean Tujuan |
|
|
4 |
Baik |
|||
Nilai Mean Variabel Pelatihan |
4 |
Baik |
Sumber: Data diolah (2023)
Hasil olah data tabulasi pada variabel pelatihan berada pada kategori baik dengan
nilai mean 4,00. Hasil ini didapatkan dari perhitungan 5 dimensi yang terdiri dari instruktur,
peserta, materi, metode dan tujuan pelatihan. Dimensi yang memiliki nilai interpretasi paling rendah adalah dimensi metode dengan nilai
mean 3,97. Dimensi yang memiliki
nilai interpretasi paling tinggi adalah dimensi
instruktur dengan nilai mean 4,05.
Tabel 3
Statistik Deskriptif
Variabel Lingkungan Kerja Fisik
No. |
Pernyataan |
N |
Skor |
Mean |
Interpretasi |
Kategori Langsung X2.1 |
|||||
29 |
Nyaman menggunakan meja |
30 |
112 |
3.73 |
Baik |
30 |
Kursi tercukupi |
30 |
101 |
3.37 |
Cukup |
31 |
Kursi membuat nyaman |
30 |
109 |
3.63 |
Baik |
32 |
Lemari Mencukupi |
30 |
94 |
3.13 |
Cukup |
33 |
Lemari membuat buku tersusun rapi |
30 |
101 |
3.37 |
Cukup |
34 |
Tercukupi penyimpanan buku |
30 |
100 |
3.33 |
Cukup |
35 |
Memiliki ruangan yg
nyaman |
30 |
93 |
3.1 |
Cukup |
Nilai Mean Kategori Langsung |
|
|
3.38 |
Cukup |
|
Kategori Tidak Langsung X2.2 |
|||||
36 |
Suhu udara sangat baik |
30 |
94 |
3.13 |
Cukup |
37 |
kelembaban sesuai keinginan |
30 |
95 |
3.17 |
Cukup |
38 |
Penerangan sesuai keinginan |
30 |
118 |
3.93 |
Baik |
39 |
Ruangan tidak bising |
30 |
103 |
3.43 |
Baik |
40 |
Ruangan memiliki pengharum |
30 |
90 |
3 |
Cukup |
41 |
Warna Cat ruangan membuat nyaman |
30 |
99 |
3.3 |
Cukup |
Nilai Mean Kategori Tidak Langsung |
|
|
3.33 |
Cukup |
|
Nilai Mean Variabel Lingkungan Kerja Fisik |
3.35 |
Cukup |
Sumber: Data diolah (2023)
Hasil olah data tabulasi pada variabel lingkungan kerja fisik berada pada kategori cukup dengan nilai mean 3.35. Hasil ini didapatkan dari perhitungan 2 dimensi yang terdiri dari kategori langsung
dan kategori tidak langsung. Dimensi yang memiliki nilai interpretasi paling rendah adalah dimensi kategori tidak langsung dengan nilai mean 3.33. Dimensi yang memiliki nilai interpretasi paling tinggi adalah dimensi kategori langsung dengan nilai mean 3.38.
Uji
Hipotesis
Pengujian hipotesis secara simultan dapat dilihat tabel berikut:
Tabel 4
Hasil ANOVAa
Model |
Sum
of Squares |
df |
Mean
Square |
F |
Sig. |
|
1 |
Regression |
.702 |
2 |
.351 |
2.068 |
.146b |
Residual |
4.582 |
27 |
.170 |
|
|
|
Total |
5.284 |
29 |
|
|
|
|
a. Dependent Variable: Variabel_Y |
||||||
b. Predictors: (Constant), Variabel_X2,
Variabel_X1 |
Sumber: Data diolah mengunakan SPSS (2023)
Tabel di atas menunjukkan bahwa F hitung memperoleh nilai sebesar 2.068 pada taraf α = 0,05 atau F Sig.
> 0,000. Dengan demikian
dapat dinyatakan bahwa secara simultan
variabel pelatihan dan variabel lingkungan kerja fisik berpengaruh
tidak signifikan terhadap kinerja pegawai pada Kantor Dinas Perpustakaan
dan Kerasipan Daerah Kabupaten
Morowali.
Pengujian hipotesis
secara Parsial dapat dilihat tabel
berikut:
Tabel 5
Hasil
Uji Regresi Linier Berganda
Coefficientsa |
||||||||
Model |
Unstandardized
Coefficients |
Standardized
Coefficients |
t |
Sig. |
Collinearity
Statistics |
|||
B |
Std. Error |
Beta |
|
|
Tolerance |
VIF |
||
1 |
(Constant) |
2.544 |
0.876 |
|
2.905 |
0.007 |
|
|
Variabel_X1 |
0.345 |
0.23 |
0.284 |
1.5 |
0.145 |
0.899 |
1.113 |
|
Variabel_X2 |
0.086 |
0.104 |
0.156 |
0.825 |
0.417 |
0.899 |
1.113 |
|
a. Dependent Variable: Variabel_Y |
Sumber: Data diolah mengunakan SPSS (2023)
Model
regresi yang didapatkan dari tabel di atas
adalah sebagai berikut:
Y=
2.544+0.345X1+0.086X2
Persamaan
di atas menunjukkan bahwa variabel independen yang dianalisis berupa variabel independen (X1 dan X2) memberi pengaruh terhadap variabel dependen (Y) sebagai berikut:
1. Nilai
konstanta sebesar 2.544 artinya jika variabel
pelatihan dan lingkungan kerja fisik 0, maka kinerja pegawai
pada Kantor Dinas Perpustakaan dan Kerasipan Daerah Kabupaten Morowali bernilai sebesar 0.876.
2. Variabel pelatihan (X1) memiliki
koefisien regresi sebesar 0.345 dengan arah positif, artinya
apabila terjadi peningkatan pada variabel pelatihan maka akan terjadi peningkatan
pula pada variabel kinerja.
Sedangkan tingkat signifikansinya sebesar 0.145 dimana Sig > α (0.145 > 0.05). Artinya variabel pelatihan berpengaruh tidak signifikan terhadap kinerja pegawai pada Kantor Dinas Perpustakaan
dan Kerasipan Daerah Kabupaten
Morowali.
3. Variabel lingkungan kerja fisik (X2) dengan koefisien regresi sebesar 0.086 dengan arah positif, artinya
apabila terjadi peningkatan pada variabel lingkungan kerja fisik maka akan
terjadi peningkatan pula
pada variabel kinerja. Sedangkan tingkat signifikansinya sebesar 0.417 dimana Sig > α (0.417 > 0.05). Artinya variabel lingkungan kerja fisik berpengaruh tidak signifikan terhadap kinerja pegawai pada Kantor Dinas Perpustakaan
dan Kerasipan Daerah Kabupaten
Morowali.
Pembahasan
Pengaruh Pelatihan (X1) dan Lingkungan
Kerja Fisik (X2)
terhadap Kinerja Pegawai
(Y)
Hasil penelitian
ini menemukan bahwa Pelatihan dan Lingkungan Kerja Fisik berpengaruh tidak signifikan terhadap Kinerja Pegawai pada
Kantor Dinas Perpustakaan dan Kearsipan
Daerah Kabupaten Morowali. Ada
beberapa alasan mengapa pelatihan dan lingkungan kerja fisik tidak selalu
berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja pegawai pemerintahan diantaranya adalah pelatihan yang diberikan belum maksimal sehingga mempengaruhi pencapaian target kinerja pegawai. Ketika pegawai memiliki pengetahuan dan keterampilan yang
belum dimaksimalkan, maka kemampuan mereka memenuhi tugas dan mencapai target kinerja menjadi kurang efektif.
Kondisi Lingkungan fisik kantor Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Kabupaten Morowali dalam kategori cukup dan tidak memiliki karakteristik yang unik atau khusus untuk
mempengaruhi kinerja secara signifikan. Dengan demikian, kinerja pegawai pemerintahan merupakan hasil dari interaksi
dan integrasi dari berbagai faktor, yang tidak selalu dapat
dijelaskan oleh pelatihan
dan lingkungan kerja fisik saja. Upaya perbaikan kinerja pegawai harus mempertimbangkan
semua faktor ini, serta melakukan
evaluasi yang cermat untuk mengidentifikasi masalah yang mungkin ada dalam konteks
spesifik pemerintahan. Hasil
Penelitian ini relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Fadilah et al., 2023) (Sigalingging & Pakpahan, 2021).
Pengaruh Pelatihan (X1) terhadap
Kinerja Pegawai (Y)
Pelatihan memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap kinerja pegawai pada Dinas Perpustakaan
dan Kearsipan Daerah Kabupaten
Morowali. Hasil
temuan ini menentang berbagai penelitian sebelumnya yang lebih dominan menunjukkan
pengaruh yang signifikan. Namun penelitian ini dapat menjelaskan
secara ilmiah dan telah mengidentifikasi tidak signifikannya pelatihan terhadap kinerja pegawai disebabkan oleh pelatihan yang diberikan kepada peserta yang membutuhkan belum optimal karena kurangnya relevansi pelatihan. Artinya program pelatihan tidak didesain dengan baik atau kurang
mempertimbangkan peran dan tugas yang diemban oleh pegawai tersebut.
Sehingga pegawai tidak
merasa termotivasi untuk mengikuti pelatihan dengan serius dan menerapkan apa yang telah mereka pelajari dalam pekerjaan sehari-hari. Proses evaluasi dan tindak lanjut dari
kegiatan pelatihan juga belum diterapkan dengan baik, Akibatnya
sulit untuk menilai apakah pelatihan telah efektif atau tidak.
Selain itu, adanya keterbatasan anggaran atau sumber daya
lainnya seperti kualitas instruktur, akses ke materi
pelatihan yang berkualitas,
atau fasilitas pelatihan yang memadai menjadi penyebab pelaksanaan pelatihan menjadi kurang efektif.
Metode juga merupakan
faktor penyebab tidak signifikannya pelatihan yang diberikan terhadap kinerja pegawai. sering kali peserta pelatihan kurang memahami materi yang disampaikan karena cara penyampaian
instruktur pelatihan yang terlalu serius dan kurang memahami karekteristik dari audiens pelatihan. Akibatnya metode yang diterapkan selama pelatihan kurang sesuai dengan Gaya Belajar Individu. Beberapa pegawai mungkin lebih merespons
pelatihan yang lebih interaktif, sementara yang lain mungkin membutuhkan pendekatan yang lebih mandiri. Kesesuaian metode pelatihan dengan preferensi belajar individu penting untuk memastikan
metode pelatihan berjalan dengan efektif. Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh
Fadilah et al., (2023).
Pengaruh Lingkungan Kerja Fisik (X2) terhadap
Kinerja Pegawai (Y)
Lingkungan Kerja Fisik memiliki
pengaruh yang tidak signifikan terhadap kinerja pegawai pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah
Kabupaten Morowali. Ini berarti mayoritas pegawai Dinas Perpustakaan tidak menganggap Lingkungan Kerja Fisik sebagai faktor
penentu peningkatan kinerja pegawai. Penyebab lingkungan kerja fisik tidak
berpengaruh signifikan terhadap kinerja dapat dijelaskan sesuai situasi dan kondisi spesifik yang dialami oleh pegawai Dinas Perpustakaan, yaitu� mayoritas tugas yang dilaksanakan pegawai didominasi oleh pekerjaan berbasis dokumen atau komputasi,
faktor fisik seperti tata letak ruangan atau kualitas
perabotan tidak terlalu berdampak pada produktivitas. Banyak pekerjaan
di instansi pemerintahan dapat dilakukan di meja atau di depan
komputer, tanpa memerlukan lingkungan fisik yang sangat spesifik.
Kondisi Lingkungan fisik kantor dalam kategori
cukup dan tidak memiliki karakteristik yang unik atau khusus
untuk mempengaruhi kinerja secara signifikan. Biasanya, instansi pemerintah juga dihadapkan pada penggunaan anggaran yang cukup ketat, sehingga situasi ini yang menyebabkan pengeluaran untuk perbaikan atau peningkatan lingkungan kerja fisik tidak menjadi
prioritas. Perbedaan persepsi terhadap lingkungan kerja fisik yang bervariasi, sehingga sulit untuk menciptakan lingkungan fisik yang memuaskan semua orang.
Pegawai lebih menganggap Faktor-faktor non-fisik, seperti kebijakan, manajemen, motivasi, dan budaya organisasi, lebih berpengaruh pada kinerja daripada aspek fisik. Pengaruh
manajemen yang baik, pelatihan yang efektif, dan budaya kerja yang positif bisa jauh
lebih penting dalam meningkatkan produktivitas. Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan
oleh (Sigalingging & Pakpahan, 2021) dan (Fadilah et al., 2023).
Kesimpulan
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa variabel pelatihan dan lingkungan kerja, baik secara individu
maupun ketika digabungkan, memiliki pengaruh positif namun tidak signifikan
terhadap kinerja pegawai di Kantor Dinas Perpustakaan
dan Kearsipan Daerah Kabupaten
Morowali.
BIBLIOGRAFI
Agensi, S. B., Salim Ubud, & Tri, K. D. (2021). Effect
Of Work Environment, Organizational Culture And Job Satisfaction On Employee
Performance. Eurasia: Economics & Business, 6(48), 74�83.
afsana,
J.,
Afrin, F., & Tarannum, T. (2016). �Effect of training on employee
performance: An empirical study on telecommunication Industry in Bangladesh.�.
Journal of Business and Technology (Dhaka), 10(2), 67�80.
https://doi.org/10.3329/ jbt.v10i2.29468.
Arfan,
H. H. (2021). Motivation And Work Environment On Employee Performance. Journal
of Indonesian Scholars for Social Research, 1(1), 15�19.
Arta,
I. N. P., Sudja, I. N., Agung, A. A. P., & Abantao, B. J. V. (2022). The
Effect Of Training And Work Environment On Performance Mediated By The Work
Motivation Of Teachers And Employees At Smk Negeri 2 Bangli. ISEGCE, 5(2),
73�87.
Bernardin, H. J
dan Russell, J. E. A. (2013), Human Resource Management, Sixth Edition. New
York: McGrawHill.
Bhanu, M. V. V.,
Babu, P. C., & Sai, Dr. (2018). Impact of Work Environment and Job Stress
towards Job Satisfaction. IOSR Journal of Business and Management, 20(2), 01-
07.
Bushiri,
C. P. (2014). The Impact Of Working Environment On Employees� Performance:
The Case Of Institute Of Finance Management In Dar Es Salaam Region.
Chao, M.C., C.,
Jou, R. C., Cing, Liao, C. C., and Kuo, C. W. (2015). Workplace stress, job
satisfaction, job performance, and turnover intention of health care workers in
rural Taiwan. Asia-Pacific Journal of Public Health 2015, 27 (2), 1827�1836
Ciobanu,
A., & Androniceanu, A. (2015). Civil Servants Motivation and Work
Performance in Romanian Public Institutions. Procedia Economics and Finance,
30(15), 164�174. https://doi.org/10.1016/S2212-5671(15)01280-0
Fadilah,
M. F., Asfiah, N., & Roz, K. (2023). The Effect of Training and Work
Environment on Employee Performance with Job Satisfaction as Moderating
Variable at PT Karsa Mulia Sejahtera Balikpapan. Jurnal Manajemen Bisnis Dan
Kewirausahaan, 03(02). https://doi.org/10.22219/jamanika.v3i02.27360
Fithri,
P., Engineering, I., & Andalas, U. (2019). Impact Of Work Environment On
Employee Performance In Local. International Conference of Organizational
Innovation (ICOI 2019), 100, 21�25.
Giday,
D. G., & Elantheraiyan. (2023). Social Sciences & Humanities Open A
study on the effect of training on employee performance in the case of. Social
Sciences & Humanities Open, 8(1), 100567.
https://doi.org/10.1016/j.ssaho.2023.100567
Haeruddin,
M. I. M., Akbar, A., Dipoatmodjo, T. S. P., Kurniawan, W., & Abadi, R. R.
(2022). The Toxicity of our City : The Effect of Toxic Workplace
Environment on Employee � s Performance. International Journal of Social
Science and Business, 6(2), 183�190.
Indah,
N. M. I. C., & Riana, I. G. (2020). The Influence of Physical Work
Environment and Organizational Culture on Work Motivation and Employee
Performance at Ibis Styles Bali Denpasar Hotel. American Journal of
Humanities and Social Sciences Research, 51(8), 43�51.
Karuniawati,
S. D. J., & Halim, A. (2022). The Effect of Training and Non-Physical Work
Environment on Performance Mediated by Work Motivation. Management and
Economics Journal, 6(1), 81�90.
Long,
K. Y., & Phillips, J. O. L. (2023). The transformation of government
employees � behavioural intention towards the adoption of E-government
services : An empirical study. Social Sciences & Humanities Open,
7(1), 100485. https://doi.org/10.1016/j.ssaho.2023.100485
Maisarah,
N., Ghani, A., Sara, N., Muhamad, N., & Saiful, N. (2016). Leader � s
Personality Traits and Employees Job Performance in Public Sector , Putrajaya. Procedia
Economics and Finance, 37(16), 46�51.
https://doi.org/10.1016/S2212-5671(16)30091-0
Manalu,
O., Trisnamansyah, S., Insan, H. S., & Warta, W. (2019). The Influence of
Work Motivation and the Work Environment on Employee Performance in Faculty
Agriculture University North Sumatra. International Journal of Nusantara
Islam, 07(02), 219�232. https://doi.org/10.15575/ijni.v7i2.11762
Mangkunegara,
A. P., & Waris, A. (2015). Effect of Training, Competence and Disipline on
Employee Performance in Company (Case Study in PT. Asusansi Bangun Askrida). Procedia
- Social and Behavioral Sciences, 211, 1240�1251.
https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2015.11.165
Martins,
P. S. (2021). Employee training and firm performance : Evidence from ESF
grant. Labour Economics, 72, 102056.
https://doi.org/10.1016/j.labeco.2021.102056
Pham,
N. T., Vo-Thanh, T., Shahbaz, M., Huynh, T. L. D., & Usman, M. (2020).
Managing environmental challenges : Training as a solution to improve
employee green performance. Journal of Environmental Management, 269,
110781. https://doi.org/10.1016/j.jenvman.2020.110781
Sedarmayanti.
(2011).Manajemen Sumber Daya Manusia. Reformasi Birokrasi dan Manajemen Pegawai
Negeri Sipil, Cetakan Kelima. Bandung: PT RefikaAditama.
Shaari,
R., Sarip, A., & Ramadhinda, S. (2022). A Study of The Influence of
Physical Work Environments on Employee Performance. International Journal of
Academic Research in Business and Social Sciences, 12(12),
1734�1742. https://doi.org/10.6007/IJARBSS/v12-i12/15975
Shammout,
M. (2021). The Impact Of Work Environment On Employees Performance. International
Research Journal of Modernization in Engineering Technology and Science, 03(11).
Sigalingging,
H., & Pakpahan, M. E. (2021). 2021 The Effect Of Training And Work
Environtment On Employee Performance With Motivation As An Intervening Variable
At P . T. South East Asia Journal of Contemporary Business, Economics and
Law, 24(6), 130�139.
Sudibjo,
N., & Nasution, R. A. (2020). Work Environment , Work Motivation , and
Organizational Culture in Influencing Teachers � Performance. Jurnal
Pendidikan Dan PengajaraN, 53(3), 276�286.
Sugiarti,
E. (2022). The Influence of Training , Work Environment and Career Development
on Work Motivation That Has an Impact on Employee Performance at PT . Suryamas
Elsindo Primatama In West Jakarta. International Journal of Artificial
Intelegence Research, 6(1). https://doi.org/10.29099/ijair.v6i1.304
Zahri,
M., Satrya, A., & Priyati, R. Y. (2022). The Effect of Work Environment and
Training on Employee Performance with Mediation of Job Satisfaction Sandabi
Group. Budapest International Research and Critics Institute-Journal
(BIRCI-Journal), 5(3), 28029�28042.
Zhu,
X., Yoshikawa, A., Qiu, L., Lu, Z., Lee, C., & Ory, M. (2019). Healthy
workplaces, active employees: A systematic literature review on impacts of
workplace environments on employees� physical activity and sedentary behavior. Building
and Environment, 106455. https://doi.org/10.1016/j.buildenv.2019.106455
Copyright holder: Salma D,
Anisah, Armawati, Siti Nurmin
(2022) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal
Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |