Syntax
Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 8, No.
11, November 2023
PENERAPAN MODEL PROJECT BASED LEARNING
UNTUK MENINGKATKAN MATERI PEMBAGIAN DI KELAS IV SD MUHAMMADIYAH 11 MEDAN
Irandi Sitinjak, Karina Wanda
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan
Universitas
Muhammadiyah Sumatera Utara
Email : [email protected], [email protected]
Abstrak
Pembelajaran di sekolah memerlukan
strategi yang efektif untuk memastikan pemahaman materi oleh siswa. Salah satu
tantangan yang dihadapi dalam pembelajaran matematika adalah pemahaman konsep
pembagian, terutama pada tingkat sekolah dasar. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengkaji penerapan model PBL untuk meningkatkan materi pembagian di kelas
IV SD Muhammadiyah 11 Medan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian
ini adalah metode penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini meliputi observasi, wawancara dan tes. Data yang telah terkumpul
kemudian dianalisis secara tematik. Hasil penelitian menujukan bahwa penerapan
model Project Based Learning (PBL) dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang
materi pembagian. Siswa dapat lebih memahami konsep pembagian secara abstrak.
Penerapan model PBL juga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Siswa
menjadi lebih aktif dan terlibat dalam proses pembelajaran. Selain itu,
penerapan model PBL juga dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa.
Siswa dapat lebih berpikir mandiri dan memecahkan masalah dengan cara yang
kreatif.
Kata
Kunci: Project Based
Learning, Materi Pembagian, Sekolah Dasar
Abstract
Learning in schools requires effective
strategies to ensure understanding of the material by students. One of the
challenges faced in learning mathematics is understanding the concept of
division, especially at the elementary school level. The purpose of this study
was to examine the application of PBL model to improve division material in
class IV SD Muhammadiyah 11 Medan. The research method used in this research is
qualitative research method. Data collection techniques in this research
include observation, interview and test. The data that has been collected is
then analyzed thematically. The results showed that the application of Project
Based Learning (PBL) model can improve students' understanding of division
material. Students can better understand the concept of division in the
abstract. The application of PBL model can also increase students' learning
motivation. Students become more active and involved in the learning process.
In addition, the application of PBL model can also improve students' critical
thinking skills. Students can think more independently and solve problems in a
creative way.
Keywords:
Project Based
Learning, Division Material, Elementary School.
Pendahuluan
Pembelajaran di sekolah
perlu untuk mengimplementasikan strategi yang efektif guna memastikan pemahaman
materi oleh siswa, salah satu tantangan khusus dalam pembelajaran matematika
adalah pemahaman konsep pembagian, terutama pada tingkat sekolah dasar (Yeni,
2015). Pembagian adalah salah
satu materi matematika yang penting untuk dipelajari di kelas IV SD. Materi ini
merupakan dasar untuk mempelajari materi matematika yang lebih lanjut.
Namun, materi pembagian
sering dianggap sebagai materi yang sulit oleh siswa. Salah satu faktor yang
menyebabkan siswa sulit memahami materi pembagian adalah karena materi ini
cenderung abstrak. Siswa sering kesulitan memahami konsep pembagian secara
abstrak. Upaya untuk mengatasi masalah tersebut, perlu adanya strategi
pembelajaran yang efektif untuk mengajarkan materi pembagian kepada siswa.
Salah satu strategi pembelajaran yang dapat digunakan adalah model Project
Based Learning (PBL).
Project Based Learning
adalah metode pembelajaran yang memberikan guru kesempatan untuk mengatur
pengalaman belajar di kelas dengan memanfaatkan kerja proyek (Yani, 2021). Kerja proyek ini mencakup
tugas-tugas yang kompleks dan relevan, yang mendorong siswa untuk merumuskan
pertanyaan, memecahkan masalah, membuat keputusan, melakukan investigasi, dan
mengembangkan pemahaman secara mandiri (Rani,
2021).
Penelitian terdahulu oleh Lubis (2018) menemukan bahwa kemampuan siswa dalam pembelajaran
matematika sebelum menggunakan model pembelajaran berbasis masalah tergolong
rendah. Hal ini ditunjukkan dengan persentase ketuntasan kriteria ketuntasan
minimal siswa hanya sebesar 15,15% dengan rata-rata 52,27. Setelah menggunakan
model pembelajaran berbasis masalah, kemampuan siswa meningkat.
Persentase kriteria
ketuntasan minimal siswa adalah 60,60% dan 75 pada akhir siklus I dan 90,90%
dan 87,57 pada akhir siklus II. Dengan demikian, penggunaan model pembelajaran
berbasis masalah dalam pembelajaran matematika dengan materi operasi penjumlahan
dan pengurangan bilangan bulat dapat meningkatkan kemampuan siswa kelas VII SMP
Muhammadiyah 07 Medan Perjuangan tahun ajaran 2018/2019.
Penelitian lain oleh Sasi (2023) menunjukan bahwa kemampuan guru dalam menyusun modul
pembelajaran pada siklus I rata-rata mencapai 3,14 meningkat pada siklus II mencapai 3,71, kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran pada siklus I memperoleh rata-rata 2,92 meningkat
pada siklus II mencapai
rata-rata 3,75 sedangkan hasil
belajar siswa pada siklus I rata-rata 67,67 dengan ketuntasan 15 orang meningkat
pada siklus II dengan nilai rata-rata 87,50 dengan ketuntasan 27 orang. Data di atas
menunjukkan kemampuan guru dalam menyusun dan melaksanakan pembelajaran serta hasil belajar
siswa dalam pembelajaran matematika tentang pembagian dengan menggunakan alat peraga pada siswa kelas IV mengalami peningkatan.
Kebaharuan penelitian ini
adalah dari obyek penelitiannya yakni Kelas IV SD Muhammadiyah 11
Medan yang belum pernah diteliti sebelumnya. Penggunaan Model Project-Based Learning (PBL) sebagai pendekatan pembelajaran efektif untuk materi pembagian,
implikasinya adalah guru dapat mempertimbangkan menggunakan PBL dalam pengajaran materi serupa untuk meningkatkan
pemahaman siswa (Sa�diyah, Ahmadi, &
Safitri, 2022).
Selain itu, penggunaan
PBL juga memberikan dampak positif pada motivasi belajar siswa (Maesaroh, 2023). Guru dan sekolah dapat mempertimbangkan pendekatan ini untuk meningkatkan minat siswa terhadap
pembelajaran. Tujuan penelitian
ini adalah untuk mengkaji penerapan model PBL untuk meningkatkan materi pembagian di kelas IV SD
Muhammadiyah 11 Medan.
Metode Penelitian
Metode
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
kualitatif. Menurut Moleong (2017) penelitian kualitatif
adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang
dialami oleh subjek penelitian seperti perilaku, persepsi, motivasi, tindakan
dan lain-lain secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan
bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dengan memanfaatkan berbagai
metode alamiah. Subyek penelitian ini adalah 36 siswa kelas IV SD Muhammadiyah
11 Medan.
Teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi observasi, wawancara dan tes.
Observasi dilakukan untuk mengamati proses pembelajaran dengan menggunakan
model PBL, wawancara dilakukan untuk mengumpulkan data dari siswa, guru, dan
orang tua siswa. Sedangkan tes dilakukan untuk mengukur hasil belajar siswa.
Data yang telah terkumpul kemudian dianalisis secara tematik. Analisis tematik
adalah proses menganalisis data untuk mengidentifikasi tema-tema yang muncul.
Tema adalah ide atau konsep yang berulang dalam data (Kristanto
& Padmi, 2020).
Hasil dan Pembahasan
Pembelajaran berbasis proyek membutuhkan waktu yang lebih lama, di mana siswa berperan aktif dalam aktivitas yang membantu mereka memahami suatu konsep atau prinsip dengan melakukan penyelidikan mendalam terhadap permasalahan yang signifikan, lalu mencari solusi yang dapat diterapkan dalam suatu proyek (Yani, 2021). Dalam proses ini, siswa memainkan peran utama dalam mencari solusi dengan menggunakan keterampilan mereka dalam mengumpulkan, menganalisis, merancang, dan akhirnya menghasilkan produk pembelajaran berdasarkan pengalaman nyata.
Metode pembelajaran berbasis proyek memberi siswa kesempatan untuk berkreativitas secara mandiri atau kolaboratif dengan sesama siswa dalam menciptakan suatu proyek yang memiliki nilai pendidikan (Nurfitriyanti, 2016);(Purnawanto, 2019). Sebelum menerapkan Model Project Based Learning (PBL) dalam pembelajaran, siswa kelas IV di SD Muhammadiyah 11 Medan mengalami beberapa kesulitan dalam memahami materi pembagian. Materi ini seringkali dianggap sulit oleh sebagian besar siswa. Mereka merasa kesulitan untuk memahami konsep dasar pembagian, terutama ketika harus mengaplikasikannya dalam situasi nyata.
Pembagian memerlukan pemahaman konsep matematis yang kuat, dan siswa sering kali merasa cemas atau tidak termotivasi saat dihadapkan pada materi ini. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan pembelajaran yang lebih inovatif dan menarik untuk membantu mereka melewati hambatan ini. Penerapan PBL menjadi solusi yang efektif untuk mengatasi masalah ini dan meningkatkan pemahaman serta motivasi belajar siswa dalam materi pembagian.
Proses penerapan Model Project Based Learning untuk materi pembagian di kelas IV SD Muhammadiyah 11 Medan dilakukan dalam dua siklus pembelajaran yang intensif dan terstruktur. Siklus Pertama dimulai dengan pendekatan yang berfokus pada konsep dasar pembagian. Peneliti memperkenalkan siswa pada definisi dan prinsip dasar pembagian, menggambarkan contoh situasi sehari-hari yang melibatkan pembagian, dan memberikan tugas awal untuk mengeksplorasi konsep tersebut. Siswa diberikan waktu untuk mengumpulkan informasi dan memahami materi melalui berbagai sumber pembelajaran.
Setelah itu, siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil untuk memulai proyek mereka. Siswa diberikan panduan dan bimbingan untuk merancang proyek yang berhubungan dengan pembagian. Siswa bekerja bersama, merencanakan langkah-langkah, dan memecahkan masalah yang mereka hadapi. Proyek-proyek ini melibatkan penggunaan konsep pembagian dalam konteks yang relevan dengan kehidupan sehari-hari mereka. Pada akhir siklus pertama, siswa mempresentasikan hasil proyek mereka dan berbagi pengalaman mereka dalam mengaplikasikan konsep pembagian. Proses ini membantu mereka untuk memperkuat pemahaman mereka dan memberikan masukan kepada guru tentang perkembangan mereka.
Hasil penerapan
Model Project Based Learning pada materi pembagian di kelas IV SD
Muhammadiyah 11 Medan pada siklus pertama
menunjukkan beberapa perkembangan positif, tetapi masih belum
mencapai puncak potensinya. Meskipun siswa telah mengalami
peningkatan dalam pemahaman konsep pembagian, masih ada beberapa siswa
yang perlu perhatian tambahan. Beberapa di antara mereka membutuhkan
lebih banyak bimbingan atau latihan tambahan untuk benar-benar menguasai materi ini. Selain itu, meskipun motivasi belajar siswa telah
meningkat, masih ada ruang untuk
lebih meningkatkan minat dan antusiasme mereka.
Siklus pertama telah membantu siswa untuk lebih percaya diri dalam menghadapi tantangan pembagian, tetapi potensi mereka masih belum sepenuhnya tergali. Selama siklus pertama, kemampuan berpikir kritis siswa telah berkembang, tetapi perlu lebih banyak latihan untuk memastikan bahwa mereka dapat secara konsisten menerapkan keterampilan ini dalam konteks pembagian yang berbeda. Namun demikian, hasil siklus pertama memberikan dasar yang baik untuk pengembangan selanjutnya. Evaluasi hasil ini akan menjadi panduan berharga bagi guru untuk menyesuaikan pendekatan pembelajaran pada siklus kedua agar pencapaian siswa dapat lebih optimal.
Hasil tindakan
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran problembased learning pada siklus
I terjadi peningkatan hasil belajar siswa
sebesar 47,75% dengan tingkat ketuntasan belajar diperoleh 65,60% dengan nilai rata-rata siswa 72.16. Hasil ini belum sesuai dengan
yang di harapkan sehingga perlu dilakukan perbaikan pembelajaran yang memungkinkan dapat memaksimalkan hasil belajar siswa. Berikut adalah hasil�� kerja�� kelompok�� selama�� pembelajaran dengan menggunakan video pembelajaran
pada materi pembagian:
Tabel 1 Hasil Kerja
Kelompok Siklus I
No |
Kelompok |
Nilai |
Persentase |
1 |
I |
75 |
75% |
2 |
II |
76 |
76% |
3 |
III |
67 |
67% |
4 |
IV |
74 |
74% |
5 |
V |
69 |
69% |
6 |
VI |
72 |
72% |
Rata-rata |
72.16 |
72.16% |
Siklus Kedua dimulai dengan lebih banyak kompleksitas
dalam proyek-proyek yang dirancang oleh siswa. Mereka didorong untuk mengambil lebih banyak inisiatif dan menghadapi tantangan yang lebih menantang. Guru memberikan dukungan dan bimbingan tambahan sesuai dengan tingkat
kemampuan siswa. Pada akhir siklus kedua,
siswa sekali lagi mempresentasikan proyek-proyek mereka, tetapi dengan tingkat
kepercayaan diri yang lebih besar dan pemahaman yang lebih mendalam tentang konsep pembagian. Proses ini memungkinkan siswa untuk merasakan
hasil kerja keras mereka dan merasa bangga atas
pencapaian mereka dalam memahami materi.
Hasil dari
Penerapan Model Project Based Learning pada materi pembagian di kelas IV SD Muhammadiyah 11 Medan pada siklus
kedua menunjukkan beberapa perkembangan yang signifikan. Setelah proses intensif pembelajaran, siswa mengalami peningkatan pemahaman mereka tentang konsep pembagian. Mereka mulai mampu mengaplikasikan
konsep ini dalam konteks kehidupan
sehari-hari, yang sebelumnya
merupakan tantangan bagi mereka. Selama
presentasi proyek mereka, siswa dapat
menjelaskan bagaimana konsep pembagian diterapkan dalam proyek mereka, menggambarkan langkah-langkah
yang mereka ambil, dan memberikan contoh konkret dari situasi
pembagian dalam proyek tersebut.
Selain dari
segi pemahaman konsep, motivasi belajar siswa juga meningkat. Mereka terlibat dalam proyek mereka
dengan antusiasme dan rasa ingin tahu yang lebih besar. Mereka juga terlihat lebih percaya diri dalam
memecahkan masalah yang melibatkan pembagian. Berikut adalah hasil�� kerja�� kelompok�� selama�� pembelajaran dengan menggunakan video pembelajaran
pada materi pembagian:
Tabel 2 Hasil Kerja
Kelompok Siklus II
No |
Kelompok |
Nilai |
Persentase |
1 |
I |
82 |
82% |
2 |
II |
84 |
84% |
3 |
III |
88 |
88% |
4 |
IV |
82 |
82% |
5 |
V |
85 |
85% |
6 |
VI |
83 |
83% |
Rata-rata |
84 |
84$ |
Berdasarkan data-data siklus
II yang disajikan di atas setelah dianalisis dapat diambil kesimpulan
bahwa skor rata-rata keterlaksanaan pembelajaran bisa dikatakan cukup baik karena
dari hasil observasi aktivitas guru mencapai presentase 60,25% dan aktivitas peserta didik mencapai presentase 67 %. Hampir secara keseluruhan terlaksana secara maksimal yaitu penggunaan waktu, motivasi peserta didik dan distribusi pertanyaan. Nilai hasil kerja kelompok masih dalam kriteria
cukup baik yaitu dengan presentase
84% namun cara kerja mereka menunjukan
kerjasama yang baik.
Hasil evaluasi
menyatakan bahwa siswa secara signifikan
meningkatkan kemampuan berpikir kritis mereka. Mereka mampu menganalisis situasi, mengidentifikasi masalah, dan merancang solusi yang relevan. Selama proses proyek, mereka belajar untuk berkolaborasi,
berdiskusi, dan menghadapi berbagai kendala dengan cara yang kreatif.
Pada akhir
siklus pertama, siswa telah mengembangkan
pemahaman yang lebih mendalam tentang materi pembagian, dan mereka siap untuk
melanjutkan ke siklus berikutnya di mana pengembangan lebih lanjut diharapkan terjadi. Hasil penelitian ini mendukung hasil
penelitian terdahulu oleh
Swiyadnya (2021) hasil penelitian menggunakan metode Problem Based Learning menunjukkan
adanya peningkatan hasil belajar peserta
didik juga menunjukkan peningkatan yang sangat signifikan.
Pada siklus
pertama nilai rata-rata peserta didik mencapai
76 atau sebanyak 62% peserta didik mencapai
nilai ketuntasan yang ditetapkan. Pada siklus 2 mengalami peningkatan kembali yaitu nilai
rata-rata yang diperoleh adalah
87 atau 85% peserta didik mencapai ketuntasan minimal. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa penerapan model Problem
Based Learning dapat meningkatkan
hasil belajar peserta didik materi
perkalian sebagai penjumlahan berulang.
Penelitian serupa
oleh Yana (2022) menunjukkan
bahwa penerapan model PBL berdampak positif terhadap kemampuan pemecahan masalah dan berpikir kritis siswa dalam konteks
materi fluida dinamis di SMAN 1 Tapaktuan. Penelitian
lain oleh Sitorus
(2020) menunjukan
bahwa aktivitas Belajar dan Hasil Belajar Siswa Kelas X IPA 1 SMA Negeri 10
Medan meningkat setelah diberi tindakan penerapan Model Pembelajaran
Problem Based Learning. Jumlah rata-rata Aktivitas Belajar Siswa pada Siklus I (52,59%) dan
pada Siklus II (81,81%).
Jumlah siswa
yang telah memenuhi standar ketuntasan minimal belajar pada siklus I hanya 23 orang (69,69%) dan pada Siklus
II yang tuntas mencapai 27
orang (81,81%). Peningkatan skor
Aktivitas Belajar Ekonomi sebesar 29,22% dan peningkatan hasil Belajar Siswa
sebesar 12,12%. Penerapan
model Project Based Learning telah membawa dampak positif dalam meningkatkan
pemahaman siswa tentang materi pembagian (Kubra,
2020). Konsep
pembagian yang sebelumnya mungkin sulit dipahami
oleh beberapa siswa sekarang dapat dipahami lebih baik, bahkan secara
abstrak.
Proyek-proyek yang melibatkan
pembagian dalam konteks kehidupan sehari-hari mereka telah membantu siswa merasakan relevansi dan pentingnya materi ini dalam
kehidupan mereka. Selain itu, penerapan PBL juga telah menghasilkan peningkatan motivasi belajar siswa. Mereka menjadi lebih antusias
dan aktif dalam proses pembelajaran karena mereka merasa terlibat
dalam proyek-proyek yang menantang dan bermakna. Hal ini juga membantu mereka merasa memiliki
kontrol atas pembelajaran mereka sendiri.
Keterampilan berpikir
kritis siswa juga semakin berkembang seiring penerapan PBL. Siswa belajar untuk
berpikir secara mandiri, memecahkan masalah, dan berkolaborasi dengan teman-teman mereka dalam proyek-proyek.
Kemampuan ini sangat penting dalam pengembangan
kemampuan berpikir yang kreatif dan analitis. Secara keseluruhan, penerapan model PBL telah membawa dampak positif dalam meningkatkan
pemahaman, motivasi, dan keterampilan berpikir kritis siswa dalam
memahami materi pembagian. Hal ini menciptakan pengalaman pembelajaran yang lebih berarti dan efektif bagi siswa kelas
IV SD Muhammadiyah 11 Medan.
Kesimpulan
Penerapan
model Project-Based Learning (PBL) membawa dampak positif dalam pembelajaran
materi pembagian. Siswa menjadi lebih mampu memahami konsep pembagian secara
mendalam dan abstrak. Model ini mendorong siswa untuk terlibat aktif dalam
memecahkan masalah dan menciptakan proyek yang berkaitan dengan materi
tersebut. Dalam prosesnya, motivasi belajar siswa meningkat karena mereka
merasa terlibat dalam proyek yang lebih relevan dengan dunia nyata.
Model
PBL juga membantu meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa, karena
mereka diajak untuk berpikir mandiri, bekerja sama dalam kelompok, dan
menemukan solusi kreatif untuk masalah yang diberikan. Sehingga dapat
disimpulkan penerapan Model PBL memberikan kontribusi positif terhadap
pemahaman siswa, motivasi belajar, dan perkembangan keterampilan berpikir
kritis dalam pembelajaran materi pembagian di kelas IV SD Muhammadiyah 11
Medan.
Kristanto, Yosep Dwi, & Padmi, Russasmita Sri.
(2020). Analisis data kualitatif: penerapan analisis jejaring untuk analisis
tematik yang cepat, transparan, dan teliti.
Kubra,
Mizanul. (2020). Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Dalam
Meningkatkan Pemahaman Siswa Tentang Sifat20 di Kelas VII MTsN 6 Montasik, Aceh
Besar. UIN AR-RANIRY.
Lubis,
Maulana Arafat, & Azizan, Nashran. (2018). Penerapan model pembelajaran
problem based learning untuk meningkatkan hasil belajar matematika di SMP
Muhammadiyah 07 Medan Perjuangan Tahun Pelajaran 2018/2019. Logaritma:
Jurnal Ilmu-Ilmu Pendidikan Dan Sains, 6(02), 150�163.
Maesaroh,
Siti. (2023). Pengaruh Model Project Based Learning Terhadap Motivasi Belajar
Siswa. JM2PI: Jurnal Mediakarya Mahasiswa Pendidikan Islam, 3(2),
84�99.
Moleong,
Lexy J. (2017). Metode Penelitian Kualitatif, cetakan ke-36, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya Offset, 6.
Nurfitriyanti,
Maya. (2016). Model pembelajaran project based learning terhadap kemampuan
pemecahan masalah matematika. Formatif: Jurnal Ilmiah Pendidikan MIPA, 6(2).
https://doi.org/10.30998/formatif.v6i2.950
Purnawanto,
Ahmad Teguh. (2019). Penerapan Metode Proyek dalam Pembelajaran PAI. Jurnal
Pedagogy, 12(2), 1�11.
Rani,
Hadijah. (2021). Penerapan Metode Project Based Learning pada Pembelajaran
Sejarah Kebudayaan Islam dalam Meningkatkan Motivasi Belajar. Jurnal
Pendidikan Refleksi, 10(2), 95�102.
Sa�diyah,
Ilmatus, Ahmadi, Anas, & Safitri, Eristya Maya. (2022). Metode
Pembelajaran Project Based Learning (PBL) Ruang Literasi. Thalibul Ilmi
Publishing & Education.
Sasi,
Putri Kusnawang, Nuro, Falistya Roisatul Maratin, & Sahara, Indah Fida.
(2023). PENERAPAN PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DENGAN ALAT PERAGA
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI PEMBAGIAN. Prismatika: Jurnal
Pendidikan Dan Riset Matematika, 5(2), 304�315.
Sitorus,
Bunga Yunita. (2020). UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN HASIL BELAJAR
SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM
BASED LEARNING KELAS X IPA 1 SMA NEGERI 10 MEDAN TA 2019/2020.
Swiyadnya,
I. Made Gede, Wibawa, I. Made Citra, & Sudiandika, I. Kade Agus. (2021).
Efektivitas Model Problem Based Learning Berbantuan LKPD Terhadap Hasil Belajar
Muatan Pelajaran IPA. Mimbar PGSD Undiksha, 9(2), 203�210.
Yana,
Selviyana, & Yusrizal, Yusrizal. (2022). Application of Problem Based
Learning (PBL) Model to Improve Problem Solving Skill from Critical Thinking
Skill Students on Dynamic Fluid Materials. Jurnal Penelitian Pendidikan IPA,
8(2), 521�527.
Yani,
Ahmad. (2021). Model Project Based Learning untuk Meningkatkan Motivasi
Belajar Pendidikan Jasmani. Ahlimedia Book.
Yeni,
Ety Mukhlesi. (2015). Kesulitan belajar matematika di sekolah dasar. JUPENDAS
(Jurnal Pendidikan Dasar), 2(2).
Copyright holder: Irandi Sitinjak, Karina Wanda (2023) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |