Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 7, No. 09, September 2022
ANALISIS
INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP TEMPAT EVAKUASI SEMENTARA DI KOTA PADANG
Reyhan Ananda Firman1*, Erika Dwimelani2
1*,2 Program Studi Teknik Sipil, Fakultas
Teknik Sipil dan Lingkungan, Manajemen dan Rekayasa Konstruksi �����Institut Teknologi Bandung, Indonesia.
E-mail: 1*[email protected],
2[email protected]
Pembangunan Tempat Evakuasi Sementara (TES) merupakan salah satu upaya
pengurangan risiko bencana tsunami yang dilakukan pemerintah. Salah satu
indikator yang menentukan keberhasilan program pembangunan dan pemeliharaan TES
adalah kepuasan dari masyarakat itu sendiri. Tugas Akhir ini bertujuan untuk mengidentifikasi permasalahan TES pada pra
konstruksi, saat konstruksi, dan setelah konstruksi, menganalisa tingkat
kepuasan masyarakat terhadap TES yang ada di Kota Padang, dan untuk mengetahui
harapan masyarakat kedepannya. Analisis
deskriptif digunakan untuk pengolahan data indeks kepuasan masyarakat dari
survey yang dilakukan dalam penelitian dengan cara mengisi kuisioner dan wawancara semi-terstruktur kepada
masyarakat yang tinggal di sekitar Tempat Evakuasi
Sementara Ulak Karang, Nurul Haq, Darussalam, dan Air Tawar Timur. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa kepuasan masyarakat dalam pembangunan TES di Kota
Padang berada dalam rentang cukup puas sampai dengan puas. Permasalahan yang
timbul pasca pembangunan TES adalah tidak adanya tim pengelola dari pemerintah
ataupun masyarakat yang bersangkutan, kurangnya perawatan pada TES tidak adanya
arus listrik, ketersediaan air yang minim, serta kurangnya efektivitas
penggunaan TES. Masyarakat berharap agar adanya perhatian terhadap TES dan tim
pengelolaan TES yang terstruktur. Kepuasan masyarakat ini masih dapat
ditingkatkan lagi dengan adanya keselarasan antara pemerintah dan masyarakat
untuk melaksanakan pembangunan ataupun pemeliharaan Tempat Evakuasi Sementara.
Kata-kata Kunci: Gempa
Bumi, Tsunami, Tempat Evakuasi Sementara, TES, Indeks Kepuasan Masyarakat,
Pemerintah.
The construction of Temporary Evacuation Sites (TES) is one
of the government�s efforts to reduce the risk of tsunami disasters. One
indicator that determines the success of the TES development and maintenance
program is satisfaction from the community itself. This final assignment aims
to identify TES problems during pre-construction, during construction, and after
construction, analyze the level of community satisfaction with TES in Padang
City, and to find out community expectations for the future. Descriptive
analysis was used to process community satisfaction index data from surveys
conducted in research by filling out questionnaires and semi-structured
interviews with people living around the Ulak Karang, Nurul Haq, Darussalam and
Air Tawar Timur Temporary Evacuation Sites. The research results show that
community satisfaction with the development of TES in Padang City is in the
range of quite satisfied to satisfy. Problems that arise after the construction
of the TES are the absence of a management team from the government or the
community concerned, lack of maintenance on the TES, no electricity, minimal
water availablitiy, and lack of effectiveness in using the TES. The community
hopes that there will be attention to TES and a structured TES management team.
This community satisdavtion can still be increased by harmonizing the
government and the community to carry out the construction or maintenance of
Temporary Evacuation Sites.
Keywords: Eearthquake, Tsunami, Temporary Evacuation Site,
TES, Satisfaction Index Community.
Indonesia
disebut sebagai Negara kaya bencana ��gempa bumi, tsunami, dan letusan gunung berapi
(Prasetyadkk. 2006). Dari seluruh bencana alam yang terjadi
di Indonesia, gempa bumi dan tsunami biasanya dianggap sebagai bencana yang
paling ditakuti dan juga menimbulkan dampak kerusakan paling parah baik dari
segi nyawa dan harta benda. Sumatera Barat adalah
provinsi yang terletak di bagian Barat pulau Sumatera Indonesia. Provinsi yang
mempunyai total luas wilayah sekitar 42.297,30 Km2
atau 4.229.730 Ha termasuk � 391 pulau besar dan kecil di sekitarnya menjadi
Provinsi yang terluas kesebelas dari 34 Provinsi yang ada di Indonesia dengan memiliki
12 kabupaten dan 7 kota yang tersebar pada provinsi ini. (http://www.sumbarprov.go.id/ Diakses 3 Maret 2020). Provinsi
Sumatera Barat merupakan salah satu Provinsi yang diapit oleh dua pusat gempa
utama yaitu patahan semangka yang berada di sepanjang Bukit Barisan dan zona
subduksi yaitu pertemuan Lempeng Indo‐Australia dengan Lempeng Eurasia
�250 km dari garis pantai ke arah Barat. Provinsi ini
juga memiliki empat buah gunung berapi aktif (Bappenas, 2007).� Hal ini menjadikan Provinsi Sumatera Barat
sebagai wilayah yang sangat membutuhkan kewaspadaan tinggi dan kesiapan serius
dalam menanggulangi bencana alam khususnya gempa bumi dan tsunami di Indonesia.
Maka dari pada itu Organisasi Kesehatan ��Dunia (WHO) telah membagi menjadi 10 kategori
logistik termasuk Tempat Evakuasi Sementara/ Temporary Evacuation Shelter
(TES).
Membangun bangunan TES merupakan upaya pengurangan risiko
bencana yang sedang dikembangkan Pemerintah melalui Badan
Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB) khususnya yang berkaitan dengan bencana alam
gempa bumi dan tsunami.
TES berfungsi sebagai tempat / lokasi evakuasi sementara
sesaat sebelum terjadinya tsunami. Bangunan ini diperlukan pada skala
lingkungan agar masyarakat segera mencapai ketinggian yang aman sehingga
terhindar dari terjangan arus tsunami. Aspek struktur bangunan TES merupakan
pertimbangan utama karena bangunan harus tetap kokoh dan bertahan dari
terjangan tsunami dan guncangan gempa yang biasanya terjadi sebelum dan
sesudahnya. Bangunan ini dapat pula menjadi multi-fungsi tanpa kehilangan
fungsi utamanya (BNPB, 2012).
Terdapat 4 TES yang telah dibangun seluruh Kota Padang
Provinsi Sumatera Barat, dimana shelter yang telah diresmikan tiga bangunan
shelter yang berlokasi dua diantaranya berada di kelurahan Parupuk Tabing dan
satu shelter di Ulak Karang. Dan shelter yang belum diresmikan adalah shelter
yang berada di Air Tawar Timur yang terletak di Jalan Polonia, Air Tawar Timur
Padang dengan menghabiskan dana sebesar 39 Milyar Rupiah dari APBN
Anggaran Pendapatan Belanja Negara) 2014
(http://www.sumbarprov.go.id.
Diakses 7 September 2019). Hubungan pemerintah dengan
masyarakat yang sangat diperlukan dalam sebelum dan saat pembangunan TES
terlihat adanya ketidaktahuan masyarakat dan tidak diikutsertakannya masyarakat
dalam pembangunan TES. Penelitian ini diperlukan juga untuk
mengetahui kepuasan masayrakat pemerintah sebelum
menyelenggarakan pembangunan TES dan saat menyelenggarakan pembangunan TES. Dan setelah konstruksi TES selesai, sebagian besar bangunan TES tersebut juga belum dimanfaatkan secara maksimal oleh
masyarakat dan menjadi bangunan yang tidak berfungsi
dengan
keadaan kosong dikarenakan belum adanya kejelasan dari pemerintah.
Kurangnya perhatian atau tidak sesuainya kegiatan
pemeliharaan yang dilakukan akan menyebabkan suatu kondisi atau dampak negatif,
yaitu menurunnya tingkat produktifitas kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh
pengguna bangunan TES sebagai akibat dari kurang
terpeliharanya kondisi bangunan. Sebetulnya kerusakan konstruksi suatu bangunan
dapat diperkenankan sampai batas umur rencana, akan tetapi sebelum suatu
bangunan sampai pada batas umur pakai akan terjadi kerusakan awal. Hal inilah
yang perlu segera diperhatikan terutama untuk bangunan yang bersifat umum dan
fungsinya sangat penting untuk melayani pemakaian. Apabila terjadi kerusakan
dan tidak segera diadakan perbaikan, maka akan menimbulkan kesulitan dalam
penangan selanjutnya.
Salah satu indikator yang akan menentukan keberhasilan
pr ogram
pembangunan dan pemeliharaan TES ini adalah kepuasan dari masyarakat itu
sendiri. Karena pada dasa rnya segala bentuk kegiatan
atau program pemerintah seperti pembangunan TES
lainnya yang
telah direncanakan dan disusun, manfaatnya yang akan merasakan
langsung adalah masyarakat itu sendiri. �Berdasarkan persoalan diatas, peneliti tertarik untuk mengetahui
tingkat kepuasan masyarakat terhadap TES yang telah dibangun pemerintah Kota
Padang.
Penelitian ini
terdiri dari beberapa tahapan yang dapat dilihat pada diagram alir Gambar 1
dibawah.
Metode
pengambilan data yang dipakai pada penelitian ini yaitu dengan wawancara semi terstruktur kepada masyarakat dengan adanya
kuisioner yang ditanyakan langsung kepada
narasumber tentang tingkat kepuasan sesuai indikator yang sudah disiapkan,
kemudian ditanyakan juga alasan dari narasumber.
Adapun responden dalam penelitian ini
yaitu Masyarakat Ulak Karang untuk di Tempat Evakuasi Sementara Ulak karang,
Masyarakat Parupuk Tabing untuk di TES Nurul Haq, Masyarakat Komplek Perumahan
Damri untuk TES Darussalam, dan Masyarakat di Jalan Polonia� untuk TES yang berlokasi di Air Tawar Timur,
yang umumnya adalah Ketua RT dan masyarakat setempat.
Karena keterbatasan dari peneliti, tidak
memungkinkan bagi peneliti untuk melakukan survey kepada semua
populasi, maka digunakan metode sampling, yaitu probability sampling, dengan jenis
cluster random sampling. Yaitu
pengambilan sampel menurut daerah populasi yang sudah ditetapkan. Lokasi
pemilihan sampel di keempat lokasi shelter tersebut adalah
sebanyak 35 sampel per shelternya dengan total 140 responden dari semua TES
yang menjadi objek penelitian. Hal ini didasari pada panduan Roscoe (1975) bahwa sampel
minimal 30 sudah mendekati normal dan tepat untuk kebanyakan penelitian.
Terdapat 3 indikator variabel kepuasan yang akan ditinjau
dalam penelitian kali ini. Panduan variabel dan indikator ini
dirujuk dari Ophiyandri, et al., (2015) dan Buku Panduan
Shelter Untuk Kemanusiaan Edisi 2019 yang diterbitkan oleh Kementrian Sosial
Republik Indonesia.
Tabel 1
Pertanyaan terkait Indek Kepuasan Masyarakat
Metoda analisis dilakukan dengan menentukan seberapa tingkat kepuasan
yang diperoleh masyarakat di sekitaran kawasan Tempat
Evakuasi Sementara Ulak karang, Shelter Nurul Haq, Shelter Darussalam, dan
Shelter Air Tawar Timur. Semua data diperoleh dari masyarakat pada
keempat kawasan objek penelitian ini melalui wawancara dengan beberapa
indikator kepuasan yang telah disusun (kuisioner).
Tabel 2
Indikator Kepuasan
Hasil dan Pembahasan
����������� Pembahasan
mengenai pengolahan data indeks kepuasan masyarakat dari survey yang dilakukan dalam penelitian akan dibahas pada bab ini. Survey
dilakukan
dengan cara mengisi kuisioner dengan
wawancara semi-terstruktur kepada masyarakat yang tinggal di sekitar Tempat Evakuasi
Sementara Ulak Karang, Nurul Haq, Darussalam, dan Air Tawar Timur. Berikut
adalah profil TES yang
menjadi objek penelitian dan profil narasumber.
A.
Analisis Tingkat Kepuasan Masyarakat Terhadap Tempat
Evakuasi Sementara Pada Pra Konstruksi.
Pertanyaan
yang diajukan pada bagian ini, merupakan pertanyaan seputar sebelum TES mulai
dibangun. Misalnya seperti masalah informasi dan sosialisasi, partisipasi
masyarakat, design shelter, dan lain-lain. Berikut nilai rata-rata indeks dan
data indikator setelah penelitian selesai dilaksanakan pada Tabel 3 dan Tabel 4.
Tabel 3
Nilai Rata-Rata Indeks Kepuasan Masyarakat
Pra Konstruki Radius <500 Meter
*n = jumlah
responden total per indikator
Tabel
4
Nilai Rata-Rata Indeks Kepuasan
Masyarakat
Pra Konstruki Radius >500 Meter
*n = jumlah responden total per indikator
Pada Tabel 3 dan 4 terlihat rata-rata kepuasam per�
�indikator, untuk
TES Ulak Karang terlihat perbandingan yang cukup signifikan untuk tingkat
kepuasan dari responden yang jauh dari objek penelitian dengan responden yang
dekat dengan objek penelitian. Dan untuk TES Nurul Haq, Darussalam, dan Air
Tawar Timur terlihat juga mempunyai nilai rata-rata lebih tinggi pada radius
<50 0 meter dibandingkan dengan responden yang bertempat tinggal >500 meter.
Untuk indikator yang menjadi permasalahan yaitu
partisipasi masyarkat dalam perencanaan TES, terlihat pada TES Ulak Karang,
Darussalam, dan Air Tawar Timur mendapat mendapat nilai kepuasan < 3
(rentang tidak puas). Berikut terlihat grafik indeks kepuasan masyarakat setiap
TES yang telah digabung pada gambar 3 sampai gambar 4.
B. Analisis
Tingkat Kepuasan Masyarakat Terhadap Tempat Evakuasi Sementara Pada Saat
Konstruksi.
Pertanyaan
yang diajukan pada bagian ini, merupakan pertanyaan kepuasan masyarakat seputar saat pelaksanaan
konstruksi shelter. Misalnya seperti masalah keamanan sekitar saat
konstruksi, kebersihan sekitar saat konstruksi, terganggunya akses jalan masyarakat
akibat adanya pekerjaan konstruksi, dan lain-lain. Berikut nilai rata-rata
indeks dan data indikator setelah penelitian selesai dilaksanakan pada Tabel 5
dan Tabel 6.
Tabel
5
Nilai Rata-Rata Indeks Kepuasan
Masyarakat
Saat Konstruksi Radius <500 Meter
*n = jumlah responden total per indicator
Tabel 6
Nilai Rata-Rata Indeks Kepuasan Masyarakat
Saat Konstruksi Radius >500 Meter
*n = jumlah responden total per indicator
Pada tabel 5 dan tabel 6, terlihat nilai rata-rata indeks
kepuasan masyarakat pada setiap TES. Untuk permasalahan TES yang terlihat pada
indikator 3 yaitu kerjasama masyarakat sekitar dalam pembangunan, dimana
rata-rata setiap TES mendapat nilai ≤ 3 (rentang tidak puas - cukup
puas). Untuk radius >500 meter, terlihat pada indikator 11 yang khusus untuk
evaluasi dan monitoring pemerintah dan stakeholder setempat tidak ada responden
dari pengelola ataupun masyarakat yang berperan andil tersebut. Untuk TES Ulak
Karang, nilai rata-rata indeks kepuasan pada pra konstruksi terlihat lebih
besarnya kepuasan pada masyarakat radius >500 meter, dikarenakan masyarakat
rata-rata menyatakan cukup puas dan memilih netral dalam respon kepuasan. Dan
untuk TES Nurul Haq, Darussalam, dan Air Tawar Timur mendapat rata-rata
kepuasan lebih besar untuk� radius
<500 meter dibandingkan radius >500 meter. Terlihat plot grafik pada
gambar 5 � gambar 6 tentang indeks kepuasan masyarakat saat konstruksi TES.
C.
Analisis Tingkat Kepuasan Masyarakat Terhadap Tempat
Evakuasi Sementara Pada Pasca Konstruksi.
Pertanyaan
yang diajukan pada bagian ini, merupakan pertanyaan kepuasan masyarakat sesudah
pelaksanaan konstruksi shelter. Misalnya seperti masalah keamanan shelter
pada saat ini, kebersihan sekitar saat ini, pengelolaan shelter, dan fasilitas
serta utilitas yang ada pada shelter. Berikut nilai rata-rata indeks dan data
indikator setelah penelitian selesai dilaksanakan pada tabel 6 dan 7.
Tabel 6
Nilai Rata-Rata
Indeks Kepuasan Masyarakat
Setelah Konstruksi Radius
<500 Meter
*n = jumlah responden total per indicator
Tabel 7
Nilai
Rata-Rata Indeks Kepuasan Masyarakat
Setelah
Konstruksi Radius >500 Meter
*n = jumlah responden total per
indicator
Pada
bagian ini, tingkat kepuasan masyarakat pada setiap TES
berada pada rentang
cukup puas - puas. Responden yang bersangkutan
mengeluhkan mengenai tempat sampah, air, listrik, dan keamanan shelter tersebut. Untuk tingkat kepuasan yang paling
tinggi pada setelah konstruksi adalah pada TES Nurul Haq, yaitu didapat dengan
nilai rata-rata semua indikator 3,902 untuk radius <500 meter dan 3,508
untuk radius >500 meter yang berada dalam rentang cukup puas sampai dengan
puas. Hal ini dikarenakan minimnya permasalahan pada TES Nurul Haq. Dan untuk
tingkat kepuasan yang paling rendang pada setelah konstruksi adalah pada TES
Air Tawar Timur. Hal ini dikarenakan banyaknya permasalahan pada TES Air Tawar
Timur baik dari segi fasilitas, utilitas, dan juga tim pengelola yang belum ada
kejelasan dikarenakan belum adanya serah terima TES Air Tawar Timur dari
Pemerintah Pusat.
Kepuasan
masyarakat merupakan respon masyarakat terhadap evaluasi ketidaksesuaian antara
tingkat kepentingan atau harapan yang dirasakan sebelumnya dengan tingkat
kinerja aktual dan nyata yang dirasakan setelah pemakaian. Dalam hal ini,
berdasarkan data yang didapat bahwa menurut tanggapan seluruh responden sangat
setuju, mendukung dan merasa puas dengan adanya bangunan Tempat Evakuasi
Sementaraatau yang biasa disebut shelter. Semuanya tidak terlepas dari struktur
ataupun penempatan dari bangunan tersebut yang membuat fungsi dan manfaatnya terasa
maksimal oleh masyarakat. Namun hampir semua responden menyatakan kurang puas
terhadap bagaimana pemeliharaan dan kondisi shelter pada saat ini.
Perhitungan data nilai rata-rata per indikator
terhadap indeks kepuasan masyarakat, didapat angka persentase kepuasan
masyarakat setiap Tempat Evakuasi Sementara (TES).� Dalam perhitungan ini, setiap indikator
memiliki penimbang yang sama dengan rumus sebagai berikut:
Untuk memperoleh nilai indeks kepuasan masyarakat
digunakan pendekatan nilai rata-rata penimbang dengan rumus sebagai berikut :
Dilakukan
perhitungan melalui Microsoft Excel, ditotalkan
nilai persepsi semua indikator dibagi dengan total indikator yang terisi didapat nilai
IKM
1. TES Ulak Karang dengan nilai IKM
3,193.
2. TES Nurul Haq dengan nilai IKM
3,704.
3. TES Darussalam dengan nilai IKM
3,480.
4.
TES Air Tawar Timur dengan nilai IKM 3,088.
Maka hasil
penilaian tersebut dikonversikan dengan nilai dasar, yaitu antara 20-100. Maka
hasil penilaian tersebut dikonversikan dengan nilai dasar 20, dengan rumus
sebagai berikut:
Terlihat pada
gambar 6, hasil plot grafik perbandingan indeks kepuasan masyarakat terhadap 4
Tempat Evakuasi Sementara yang ada di Kota Padang.
Gambar 2. Persentase
Indeks Kepuasan Masyarakat Pada TES Yang Ada di Kota Padang
E.
Indeks
Kepuasan Masyarakat terhadap Tempat Evakuasi SementaraUlak Karang
Indeks
Kepuasan Masyarakat pada Tempat Evakuasi SementaraUlak Karang adalah berada
pada rentang cukup puas dengan persentase 63,85%. Pada Tempat Evakuasi
Sementara Ulak Karang ini
memiliki beberapa kekurangan yaitu minimnya ketersediaan listrik, kurang adanya
kejelasan terhadap pengelolaan shelter, dan juga berdampak terhadap kurangnya
koordinasi antar masyarakat terhadap pengawasan dan pemeliharaan shelter Ulak
Karang ini. hal ini tentunya juga akan berdampak terhadap keamanan shelter. Dan
juga tidak tersedianya air didalam shelter tersebut, dan responden menyatakan
ketidakpuasannya masyarakat terhadap biaya operasional yang dikeluarkan
pemerintah kota padang melalui BPBD Kota Padang.
F. Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap Tempat Evakuasi SementaraNurul Haq
Indeks
Kepuasan Masyarakat pada Tempat Evakuasi SementaraNurul Haq adalah berada pada
rentang puas dengan persentase 74,07%. Setelah dilakukannya penelitian dan
wawancara di Tempat Evakuasi Sementara Nurul Haq ini, dapat disimpulkan bahwa Tempat Evakuasi
Sementara Nurul Haq adalah
Shelter yang paling terawat dan terpelihara dibandingkan shelter yang lainnya.
Hal ini dibuktikan dengan tidak adanya bagian shelter yang mengalami rusak
berat. Namun ada beberapa kekurangan yaitu minimnya ketersediaan air, dan juga
pihak pengelola dan responden menyatakan ketidakpuasannya masyarakat terhadap
biaya operasional yang dikeluarkan pemerintah kota padang melalui BPBD Kota
Padang.
G.
Indeks
Kepuasan Masyarakat terhadap Tempat Evakuasi SementaraDarussalam
Indeks
Kepuasan Masyarakat pada Tempat Evakuasi SementaraDarussalam adalah berada pada
rentang puas dengan persentase 69,61%. Setelah dilakukannya penelitian dan
wawancara di Tempat Evakuasi Sementara Darussalam ini, dapat disimpulkan Tempat Evakuasi
SementaraDarussalam adalah Shelter yang cukup terawat dan terpelihara. Hal ini
dibuktikan dengan tidak adanya bagian shelter yang mengalami rusak berat. Namun
ada beberapa kekurangan yaitu minimnya ketersediaan air, listrik, serta
keamanan yang sangat diperlukan pada setiap shelter. Lalu, kurangnya kebersihan
dan tidak tersedianya tempat sampah disekitar dan didalam shelter menjadi
perhatian penting demi terjaganya bangunan Tempat Evakuasi SementaraDarussalam
ini. Dan juga pihak pengelola dan responden menyatakan ketidakpuasannya
masyarakat terhadap biaya operasional yang dikeluarkan pemerintah kota padang
melalui BPBD Kota Padang.
H. Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap Tempat Evakuasi
Sementara Air
Tawar Timur
Indeks
Kepuasan Masyarakat pada Tempat Evakuasi Sementara Air Tawar Timur adalah
berada pada rentang cukup puas dengan persentase 61,77%. Setelah dilakukannya
penelitian dan wawancara di Tempat Evakuasi Sementara Air Tawar Timur ini,
dapat disimpulkan Tempat Evakuasi SementaraAir Tawar Timur adalah Shelter yang
perlu perhatian dari pihak Pemerintah Kota Padang serta Dinas Pekerjaan Umum
Provinsi Sumatera Barat, dikarenakan Tempat Evakuasi Sementara Air Tawar Timur
ini belum ada serah terima kepada BPBD Kota Padang. Hal ini menjadi perhatian
penting karena berdampak terhadap kepengurusan dan pengelolaan shelter tersebut
yang tumpang tindih akibat tidak adanya kejelasan yang valid dari semua pihak.
Dibuktikan dengan adanya bagian pintu masuk shelter yang tidak bisa difungsikan
secara normal dan bagian dinding shelter yang rusak. Dan juga ada beberapa
kekurangan yaitu minimnya ketersediaan air, listrik, serta keamanan yang sangat
diperlukan. Kurangnya kebersihan dan tidak tersedianya tempat sampah disekitar
shelter dan didalam shelter menjadi perhatian penting demi terjaganya bangunan
Tempat Evakuasi SementaraAir Tawar Timur ini. Lalu responden juga menyayangkan
cukup jauhnya jangkuan tempat ibadah terhadap Tempat Evakuasi SementaraAir
Tawar Timur.Dan juga yang sangat disayangkan oleh responden yaitu tidak adanya
akses jalur disabilitas dan orang usia lanjut serta pihak pengelola dan
responden menyatakan ketidakpuasannya masyarakat terhadap biaya operasional
yang dikeluarkan pemerintah kota padang melalui BPBD Kota Padang.
I. Saran dan Kritik
Masyarakat
Berdasarkan
hasil survey yang didapat, mayoritas responden yang menyarankan pemerintah
untuk lebih memperhatikan keadaan dan pemeliharaan shelter kedepannya. Mereka
berharap pemerintah cepat turun tangan untuk membuat kebijakan dan dana khusus
pemeliharaan dan perawatan shelter. Serta pengelolaan yang jelas terhadap
setiap shelter yang telah dibangun oleh Pemerintah Kota Padang maupun
pemerintah Provinsi Sumatera Barat.
Kemudian
tidak sedikit juga responden menyarankan pemerintah untuk mengatasi pencurian
terhadap kabel listrik di kawasan shelter karena maraknya pencurian kabel
listrik yang mengakibatkan putusnya arus listrik pada TES. �Banyak bana urang dari lua shelter ko yang
acok duduak-duduak disiko, kadang muda-mudi, kadang anak SMA, anak SMP, cabut
lari kedalam shelter, kadang ndak bisa lai dikecekkan, kalau dikecekkan rumah
kami nyo impok malam-malam hari�. Kutipan yang sering kali diucapkan
responden ini jelas merugikan, karena menurut mereka aktivitas ini dapat
merusak keberlangsungan penggunaan shelter oleh masyarakat setempat. Mereka
berharap agar pemerintah memberikan sanksi dan menghentikan aktivitas pencurian
tersebut dan juga meningkatkan keamanan setiap TES. Hal ini juga ditambah
dengan banyaknya kasus kriminal dan melanggar norma pada TES tersebut yang
bersumber langsung dari ketua pengelola TES Darussalam, �kapatang ko pas nio ka bulan puaso ado nan tatangkok maisok lem, antah
anak darima kurang jaleh lo, tu adolo nan ketahuan babuek nan indak-indak tatangkok
dek warga kapai sumbayang subuah lewat situ. Dan juga perlu adanya
pengelolaan yang jelas setiap TES adanya pesan dari Ketua RT Air Tawar Timur �ambo berharap shelter yang disiko ko segera
ndaknyo diresmikan bia tau sia pengurus dan kama ambo ka mangadu, soalnyo
shelter ko semenjak sudah dibuek alun ado pengelola yang jaleh tu terbangkalai
se, kami warga sekitar tu kadang hanyo gotong royong se� hal ini menjadi
pekerjaan rumah bagi pemerintah� agar TES
yang belum ada serah terima, untuk segera diserahterimakan dari pihak
pemerintah kepada BPBD, agar masyarakat setempat sekitar kawasan TES yang telah
dibangun memiliki pengelolaan yang jelas, dan juga agar tidak terjadinya
kesenjangan sosial dan tumpang tindih terhadap siapa yang berwenang dan siapa yang
wajib menjaga dan memelihara TES tersebut.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian Tugas
Akhir mengenai Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap Tempat Evakuasi Sementara
(TES) Ulak Karang, TES Nurul Haq, TES Darussalam, dan TES Air Tawar Timur di
Kota Padang, dapat disimpulkan bahwa kepuasan masyarakat terhadap TES Ulak
Karang tergolong cukup puas, meskipun masih menunjukkan beberapa permasalahan
seperti pengelolaan shelter yang belum jelas, minimnya ketersediaan air dan
listrik, dan kekurangan dana operasional. Untuk TES Nurul Haq, tingkat kepuasan
masyarakat tergolong puas, dengan catatan masalah pada ketersediaan air yang
memerlukan perawatan dan kekurangan dana operasional. TES Darussalam juga
mendapat penilaian puas, namun dihadapkan pada masalah instalasi listrik yang
sering dicuri, ketidaktersediaan tempat sampah yang berdampak pada kebersihan,
dan kekurangan dana operasional. Sementara TES Air Tawar Timur meraih tingkat
kepuasan yang cukup puas, tetapi perlu perhatian khusus terkait pengelolaan
yang belum jelas, serah terima kepemilikan kepada BPBD, minimnya ketersediaan
air, kurangnya tempat sampah, keamanan, aksesibilitas untuk penyandang
disabilitas, serta kekurangan dana operasional. Oleh karena itu, disarankan
agar pemerintah meningkatkan pengawasan terhadap TES, meningkatkan koordinasi
dengan masyarakat setempat, dan merespons cepat terhadap permasalahan,
khususnya terkait dana operasional dan kebijakan struktur pengelolaan TES di
Kota Padang.
Ali Mochtar. (2013). Bencana dan Akibat Yang Timbul
Pasca Bencana, Cet. Ke-1Jilid I, Setara Press, Malang.
Asril, Y., & Putra, I. S. (2020). Evaluasi
Kinerja Tempat Evakuasi Bencana Kota Padang Berdasarkan Indeks Kepuasan
Masyarakat. Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan, 8(1), 13-22.
Bahari, R., & Satria, D. (2018). Analisis
Kepuasan Masyarakat Terhadap Fasilitas Tempat Evakuasi Bencana: Studi Kasus
Kota Padang. Jurnal Rekayasa Sipil dan Desain, 6(3), 191-200.
Fitri, R., & Fadli, M. (2019). Evaluasi Indeks
Kepuasan Masyarakat Terhadap Tempat Evakuasi Bencana di Wilayah Padang Barat.
Jurnal Kesehatan Lingkungan, 17(2), 140-148.
Ghiffari, C. (2019). Analisa Tingkat Kepuasan
Masyarakat Dan Identifikasi Permasalahan Dalam Rekonstruksi Perumahan Pasca
Bencana Tsunami Tahun 2010 Di Kab. Kepulauan Mentawai.
Hidayat, R., & Firmansyah, A. (2021). Pengembangan
Indeks Kepuasan Masyarakat Terhadap Tempat Evakuasi Sementara di Kota Padang.
Jurnal Riset Teknologi Pencegahan Bencana, 2(1), 45-56.
Irawan, A., & Saputra, D. (2017). Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Kepuasan Masyarakat Terhadap Tempat Evakuasi Bencana. Jurnal
Manajemen Bencana, 5(2), 89-98.
Jasman, M., & Yuliana, Y. (2016). Studi
Kepuasan Masyarakat Terhadap Fasilitas Tempat Evakuasi Bencana di Kota Padang.
Jurnal Riset Manajemen dan Bisnis, 1(2), 112-124.
Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No.
Kep./25/M.PAN/2/2004.
Kurniawan, A., & Siregar, R. (2019). Analisis
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Masyarakat Terhadap Tempat Evakuasi
Sementara di Kota Padang. Jurnal Administrasi Publik, 7(1), 23-34.
Lubis, A., & Rahmawati, D. (2018). Evaluasi
Indeks Kepuasan Masyarakat Terhadap Tempat Evakuasi Bencana di Kota Padang.
Jurnal Teknik Industri, 16(1), 45-56.
Munawir, Y., & Fauzi, A. (2020). Kajian Indeks
Kepuasan Masyarakat Terhadap Tempat Evakuasi Bencana Alam di Kota Padang.
Jurnal Bencana Alam dan Kesehatan Masyarakat, 8(2), 78-89.
Munafrizal Manan. (2013). Democratic
Consttutionalism � New Constitutionalism For The Emerging of New Democracy The
Case of Indonesia, Cet. Ke-1Jilid I, Setara Press, Malang.
Novita, R., & Pranata, A. (2017). Analisis
Tingkat Kepuasan Masyarakat Terhadap Tempat Evakuasi Bencana di Kota Padang.
Jurnal Kesehatan Masyarakat, 5(2), 123-134.
Ophiyandri, T., et al. (2015). Tingkat Kepuasan
Masyarakat Terhadap Program Rehabilitasi dan Rekonstruksi Perumahan Pasca Gempa
30 September 2009 di Provinsi Sumatera Barat. Pusat Studi Bencana Universitas
Andalas, Kampus Unand Limau Manis, Padang, 25163.
Paripurno, E.T. (2005). Pengantar Perencanaan
Pembangunan dan Manajemen Resiko Bencana, Pusat Studi Bencana UPN Veteran,
Yogyakarta.
Putra, D. (2017). Analisa Tingkat Kepuasan
Masyarakat Terhadap Proses Relokasi Pasca Bencana Banjir Bandang Batu Busuk
Kota Padang.
Putri, R. S., & Utami, D. (2019). Evaluasi
Indeks Kepuasan Masyarakat Terhadap Fasilitas Tempat Evakuasi Bencana di
Wilayah Padang Timur. Jurnal Manajemen Bencana, 7(2), 145-156.
Rachman, F., & Sari, M. P. (2018). Analisis
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Masyarakat Terhadap Tempat Evakuasi
Bencana di Kota Padang. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, 6(1), 34-45.
Republik Indonesia, UU No.24 tahun 2007 tentang
Penanggulangan Bencana.
Salim, A., & Santoso, P. (2016). Studi Kepuasan
Masyarakat Terhadap Fasilitas Tempat Evakuasi Bencana di Kota Padang. Jurnal
Riset Manajemen Sains Indonesia, 5(2), 89-100.
Siregar, A., & Permana, D. (2020). Evaluasi
Kepuasan Masyarakat Terhadap Tempat Evakuasi Sementara di Kota Padang. Jurnal
Teknik Lingkungan, 18(2), 112-124.
Solviandi, E. (2017). Analisa Tingkat Kepuasan
Masyarakat Tentang Permasalahan Rekonstruki Rumah Pasca Bencana Tsunami Tahun
2010 di Kabupaten Kepulauan Mentawai. Skripsi.
Susanto, B., & Nurhadi, H. (2017). Analisis
Indeks Kepuasan Masyarakat Terhadap Tempat Evakuasi Bencana Alam di Kota
Padang. Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan, 5(3), 189-200.
Tri Yuhanah. (2014). Jurnal Teknologi, Konsep
Desain Shelter Mitigasi Tsunami.
Copyright
holder: Reyhan Ananda Firman, Erika Dwimelani (2022) |
First
publication right: Syntax Literate: Jurnal
Ilmiah Indonesia |
This
article is licensed under: |