Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p–ISSN: 2541-0849
e-ISSN: 2548-1398
Vol. 8, No. 12, Desember 2023
Muhamad
Darmawan, Taufik Ari Gunawan, Imroatul C. Juliana
Fakultas Teknik, Universitas Sriwijaya, Indonesia
Email:
[email protected]
Abstrak
Sistem distribusi air bersih umumnya
merupakan suatu jaringan pemipaan yang tersusun atas sistem pipa, pompa,
reservoir dan perlengkapan lainnya. Dengan sistem pengolahan dan sistem
jaringan perpipaan yang ada, pihak pengelola dalam hal ini KPSPAMS Kuro
Sejahtera 1 diharapkan mampu untuk memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat
yang ada di Desa Kuro Kecamatan Pampangan Kabupaten Ogan Komering Ilir. Tujuan
penelitian ini adalah diharapkan bisa memberikan kontribusi mengenai analisa
jaringan air bersih untuk desa tersebut. Penentuan analisa yang tepat diharapkan
masyarakat dapat terlayani dengan baik dalam kebutuhan air bersih untuk tahapan
pengembangan di Desa Kuro, melakukan simulasi jaringan pipa distribusi air
bersih di Desa Kuro dengan menggunakan software EPANET 2.0, dan membandingkan
hasil simulasi jaringan pipa distribusi air bersih dengan menggunakan software
EPANET 2.0 dengan hasil perencanaan sistem jaringan pipa distribusi kondisi
eksisting saat ini. Dari hasil perhitungan diperoleh kebutuhan rata-rata harian
sebesar 0,89 L/detik sudah cukup memadai dengan produksi air IPA KPSPAMS Kuro
Sejahtera 1 yang memproduksi air 1.9 L/detik. Berdasarkan hasil simulasi
diperoleh nilai tekanan untuk jam puncak pemakaian air yaitu pada pukul 07.00
WIB, dan pressure tertinggi 11,90m sedangkan pressure terendah yaitu 0,11m.
Kata
Kunci: KPSPAMS,
Jaringan Pipa, Tekanan Air, EPANET 2.0
Abstract
The
clean water distribution system is generally a piping network consisting of a
system of pipes, pumps, reservoirs and other equipment. With the existing
treatment system and piping network system, the management in this case KPSPAMS
Kuro Sejahtera 1 is expected to be able to meet the clean water needs of the
community in Kuro Village, Pampangan District, Ogan Komering Ilir Regency. The
purpose of this study is to contribute to the analysis of the clean water
network for the village. It is hoped that the determination of the right
analysis will serve the community well in terms of clean water needs for the
development stage in Kuro Village, simulate the clean water distribution pipe
network in Kuro Village using EPANET 2.0 software, and compare the results of
the simulation of the clean water distribution pipe network using EPANET
software. 2.0 with the results of the distribution pipeline system planning for
the current condition. From the calculation results, it is found that the
average daily requirement of 0.89 L/second is sufficient for the water
production of KPSPAMS Kuro Sejahtera 1 which produces water of 1.9 L/second.
Based on the simulation results, the pressure value for the peak hour of water
usage is at 07.00 WIB, and the highest pressure is 11.90m while the lowest
pressure is 0.11m..
Keywords : KPSPAMS, Pipe Networking, Water
Pressure, EPANET 2.0
Pendahuluan
Sistem distribusi air
bersih umumnya merupakan suatu jaringan pemipaan yang tersusun atas sumber air,
pompa, reservoir dan perlengkapan lainnya(Kusumawardani
& Astuti, 2018). Sistem penyediaan air
bersih sering sekali bermasalah dalam distribusi debit dan tekanan yang
berkaitan dengan kriteria hidrolis yang harus terpenuhi dalam sistem pengaliran
air bersih (Meicahayanti, Muryono,
& Setiawan, 2021).
Sistem penyediaan air
bersih di Desa Kuro dikelola oleh KPSPAMS Kuro Sejahtera 1. KPSPAMS ada
Kelompok Pengelola Sarana Penyediaan Air Minum dan Sanitasi yang dibentuk oleh
pihak desa sebagai usaha kemandirian air bersih desa. Air yang bersumber dari
sumur bor eksisting diproses di reservoar dan didistribusikan kepada
pelanggan-pelangggan KPSPAMS Kuro Sejahtera 1. Pada Proses pendistribusian dilakukan pengukuran terhadap penggunaan air
pada tiap-tiap rumah di desa tersebut.
Desa Kuro kontur tanahnya landai dan cukup namun
dusun 2 berada cukup jauh dari titik pengelolaan air sehingga ada beberapa
wilayah pelanggan KPSPAMS Kuro Sejahtera 1 yang masih mendapatkan air secara
optimal dan calon pelanggan yang baru belum dapat memasang jaringan perpipaan
yang baru.
Oleh karena sistem pendistribusian air bersih
kepada pelanggan yang belum maksimal dan untuk pengembangan lebih lanjut, maka
diperlukan evaluasi terhadap jaringan sistem penyediaan air bersih yang ada di
Desa Kuro, terutama sistem jaringan pipa distribusinya(Rizky, 2022). Suatu model sistem jaringan pipa distribusi
air melibatkan pengetahuan yang menyangkut persamaan-persamaan dalam hidrolika
saluran tertutup (Zamzami, Azmeri, &
Syamsidik, 2018);(Fauzi, 2014). Dalam penelitian ini parameter yang digunakan
adalah debit dan tekanan air.
Air yang didistribusikan dalam sistem penyediaan
air bersih/minum haruslah memenuhi baku mutu tertentu sebagai bahan baku untuk
air bersih/minum (Umum, 2007). Air ini disebut air baku. Air baku diperoleh
dari berbagai sumber air, antara lain adalah air permukaan, air hujan, air
tanah dan mata air (Peavy, Rowe, &
Tchobanoglous, 1985);(Peavy, Rowe, &
Tchobanoglous, 1987). Pada sistem pengaliran air baik dalam sistem
transmisi maupun distribusi harus memperhatikan kriteria teknis yaitu besarnya
tekanan dan kecepatan aliran dalam pipa(Agustina, 2007). Sedangkan untuk dapat mengetahui besarnya
kedua nilai di atas, salah satunya harus diketahui besarnya ukuran diameter
yang akan dipasang.
Tabel 1 Kecepatan aliran air dalam
pipa
Kecepatan minimum |
V. min |
0,3 - 0,6 m/det
|
Kecepatan maksumum |
|
|
Pipa PCV atau ACP |
V. max |
3,0 - 4,5 m/det |
Pipa baja atau
DCIP |
V. max |
6,0 m/det |
Sumber: Permen
PU 18/2007
Besar perhitungan kebutuhan air
dihitung dengan persamaan berikut:
Qmd = jumlah penduduk x q
dimana:
Qmd = kebutuhan air (liter/hari),
q =
konsumsi air per orang per hari (liter/orang/hari)
Kebutuhan domestik meliputi: Sambungan rumah tangga adalah lima orang
untuk kota sedang. Metode
kehilangan tekanan Hazen- William digunakan untuk menghitung kerugian gesek
(headloss) akibat gesekan yang terjadi anatara fluida dan pipa(Waspodo, 2017). Rumusan ini dapat ditulis sebagai berikut:
H = x L
dimana:
Hf =
kerugian gesekan dalam pipa (m)
Q = laju
aliran dalam pipa (m³/s)
L =
panjang pipa (m)
C =
koefisien kekasaran pipa Hazen – Williams
D =
diameter pipa (m)
(Sumber: Bambang triadmojo, Hidrolika)
Tabel 2 Tabel koefisien kekasaran pipa Hazen –
Williams
Jenis Pipa |
Koefisien
Kehalusan "C" |
Pipa besi cor,
baru |
130 |
Pipa besi cor,
tua |
100 |
Pipa baja,
baru |
120-130 |
Pipa baja, tua |
80-100 |
Pipa dengan lapisan semen |
130-140 |
Pipa dengan
lapisan asphalt |
130-140 |
Pipa PVC |
140-150 |
Pipa besi galvanis |
110-120 |
Pipa beton
(baru, bersih) |
120-130 |
Pipa beton (lama) |
105-110 |
Alimunium |
135-140 |
Pipa bambu (betung, wulung, tali) |
70-90 |
Sumber: Scobey (1930)
Setelah diketahui kehilangan tekanan yang di dapat di setiap node yang ada di Desa Kuro dapat menggunakan rumusan sisa tekanan yang tersisa di setiap blok dengan mengetahui elevasi awal dan elevasi akhir.
Sisa Tekanan = 1 bar = 10 m Htotal = 27 m
Hf = 1.106 m
Sisa Tekanan = Htotal –Hf
EPANET 2.0 (EnviromentalProtection Agency Network) adalah paket programcomputer yang dibuat oleh U.S Enviromental Protection Agency Cincinati Ohio (1995)(Ardiansyah, Juwono, & Ismoyo, 2012). EPANET dapat mengidentifikasikan aliran atau debit tiap-tiap pipa, tekanan pada tiap-tiap titik simpul, ketinggian air pada tandon, dan perubahan konsentrasi senyawa kimia yang ditambahkan pada jaringan dalam sebuah distribusi selama periode simulasi.(Kencanawati & Ramdhan, 2016)
Adapun tujuan dari penelitian ini: 1) Menentukan
jaringan pipa distribusi untuk tahapan pengembangan di Desa Kuro. 2) Memberikan
masukan kepada pihak yang terkait mengenai penentuan jaringan pipa distribusi
primer untuk tahap pengembangan sambungan rumah selanjutnya.
Metode
Penelitian
Teknik pengumpulan data adalah
sekumpulan cara yang akan digunakan untuk mengumpulkan data, baik yang berupa
data primer maupun data sekunder, melalui survei yang dilakukan pada wilayah
penelitian.(Arikunto, 2010) Adapun survei yang dilakukan untuk memperoleh
data yang dibutuhkan tersebut adalah:
Data Primer
Bertujuan untuk mencari data yang
sifatnya tidak tertulis, ataupun merupakan data yang memiliki tingkat akurasi
yang tinggi. Survei yang dilakukan pengamatan lapangan. Tujuannya untuk
menghasilkan data-data tidak tertulis yang hanya bisa didapatkan dengan
pengamatan secara langsung mengenai kondisi pelayanan distribusi air bersih di
Desa Kuro. Kegiatan yang dilakukan dapat berupa pengukuran tekanan air, dan
debit air,dan melihat kondisi fisik air bersih yang dialirkan kepelanggan pada
beberapa sampel rumah. Data yang dibutuhkan antara lain diameter pipa, panjang
pipa, elevasi tiap node, debit yang keluar dari reservoir, dan data-data lain
yang dibutuhkan untuk melakukan simulasi mengunakan EPANET 2.0.(Putro & Ramadhani,
2023)
Data Sekunder
Merupakan kegiatan pencarian data
melalui kajian literatur, hasil penelitian terdahulu, peta-peta yang
dibutuhkan, data kependudukan, kondisi wilayah penelitian, ataupun data
tertulis lainnya, yang didapatkan langsung dari instansi yang terkait. Tujuan
dari survei ini adalah untuk mendapatkan data-data instansional yang
selanjutnya akan diolah dengan alat analisis yang telah tersedia.
Data sekunder yang dibutuhkan adalah
peta jaringan pipa distribusi, data jumlah rumah, fasilitas umum di Desa Kuro,
dan data produksi air bersih. Selain itu data-data sekunder didapat juga dari
hasil diskusi penulis dengan pihak pengelola KPSPAMS Desa Kuro Sejahtera 1. Kegiatan
pelaksanaan penelitian tentang kajian pengembangan jaringan distribusi air
bersih KPSPAMS Desa Kuro Sejahtera 1, yang terletak di Desa Kuro adalah sebagai
berikut:
1) Mengetahui diameter pipa eksisting
2) Elevasi diambil dengan bantuan alat Waterpass
3) Mengukur panjang pipa berdasarkan survey di
lapangan
4) Pengecekan Presure pada daerah tertentu
(elevasi puncak dan elevasi terendah) dengan menggunakan Pressure Gauge.
5) Menghitung jumlah pelanggan di Desa Kuro.
6) Menghitung jumlah kebutuhan air bersih
pelanggan dalam satuan per orang per liter per hari.
7) Melakukan analisa jaringan air bersih
berdasarkan data debit bulanan pada rumah-rumah yang dijadikan sampel, untuk
dapat mengetahui tingkat keandalan, serta kerawanan jaringan sistem distribusi
tersebut. Tingkat layanan air bersih pada pelanggan diidentifikasikan
berdasarkan tekanan air dan debit aliran yang sampai ke pelanggan, dengan
asumsi bahwa jumlah air yang terdistribusikan pelanggan mencerminkan kemampuan
layanan jaringan. Melakukan simulasi pengoperasian jaringan air bersih
menggunakan program EPANET 2.0 berdasarkan data yang telah diperoleh, yaitu
kondisi konfigurasi jaringan dan topografi, dengan input data yang meliputi
data fisik jaringan, interkoneksi jaringan, sumber- sumber air, serta aksesoris
jaringan pipa.
Hasil dan Pembahasan
A. Perbandingan
Hasil Simulasi Dengan Data Lapangan
Adapun data yang akan dibandingkan adalah data tekanan, pemakaian air
(demand), dan kecepatan untuk jam puncak pemakaian air (pukul 08.00). dalam hal
ini yang akan kita bandingkan data terukur lapangannya dengan hasil simulasi
EPANET 2.0 dengan perbandingan
antara blok per blok.
Tabel 3 Perbandingan hasil simulasi epanet 2.0 dengan
data lapangan
|
Lapangan |
|||
NO |
Blok |
Sisa Tekanan (m) |
Demand/Kebutuhan
(l/dtk) |
Kecepatan (m/dtk) |
1 |
A |
9,1 |
0,11 |
0,17 |
2 |
B |
8,20 |
0,07 |
0,15 |
3 |
C |
8,12 |
0,06 |
0,11 |
4 |
D |
8,11 |
0,07 |
0,11 |
5 |
E |
8,10 |
0,08 |
0,10 |
6 |
F |
7,03 |
0,08 |
0,10 |
7 |
G |
8,04 |
0,10 |
0,10 |
8 |
H |
6,27 |
0,08 |
0,06 |
9 |
I |
7,14 |
0,05 |
0,08 |
10 |
J |
7,15 |
0,06 |
0,09 |
11 |
K |
6,11 |
0,07 |
0,08 |
12 |
L |
6,28 |
0,06 |
0,09 |
Tabel 4 Perbandingan hasil simulasi epanet 2.0 dengan data lapangan
|
Lapangan |
|||
NO |
Blok |
Sisa Tekanan (m) |
Demand/Kebutuhan
(l/dtk) |
Kecepatan (m/dtk) |
1 |
A |
9,24 |
0,11 |
0,15 |
2 |
B |
8,22 |
0,07 |
0,14 |
3 |
C |
8,18 |
0,06 |
0,10 |
4 |
D |
8,08 |
0,07 |
0,10 |
5 |
E |
8,24 |
0,08 |
0,09 |
6 |
F |
7,24 |
0,08 |
0,09 |
7 |
G |
8,26 |
0,10 |
0,08 |
8 |
H |
6,06 |
0,08 |
0,06 |
9 |
I |
7,08 |
0,05 |
0,08 |
10 |
J |
7,30 |
0,06 |
0,08 |
11 |
K |
6,12 |
0,07 |
0,08 |
12 |
L |
6,24 |
0,06 |
0,70 |
Dari Tabel
3 dan Tabel 4 dapat dilihat bahwa terdapat perbeaan tekanan hasil pengukuran
dengan hasil dari simulasi EPANET 2.0 ini disebabkan oleh hal-hal sebagai
berikut:
Terjadinya
kebocoran pada jaringan pipa distribusi yang mengakibatkan tekanan air pada
saat pengukuran tekanan menjadi kecil. Pada perhitungan EPANET 2.0 faktor
kebocoran dapat di abaikan sehingga nilai tekanan tidak berubah. Sedangkan pada
kenyataan di lapangan menunjukan bahwa kebocoran dapat menyebabkan pengurangan
nilai tekanan pada titik distribusi.
Faktor umur
pipa sangat berpengaruh pada koefisien pada Hazen-William. Semakain tua pipa
menyebabkan kekasaran pipa bertambah sehingga kecepatan aliran dalam pipa
berkurang. Sedangkan dalam perhitungan EPANET 2.0, koefisien Hazen-William
dianggap tetap sesuai dengan jenis pipa yang digunakan sehingga aliran dalam
pipa dianggap tidak berubah.
Kesimpulan
Berdasarkan kebutuhan air rata-rata harian (Qmd) pelanggan KPSPAMS Kuro Sejahtera 1 yang ada di Desa Kuro yaitu 76.896 L/Hari bila di ubah dengan kebutuhan air perdetiknya dengan 0,89L/detik sudah mencukupi dengan produksi air yang ada di reservoir yaitu sebesar 1.9 L/detik. 1. Berdasarkan kebutuhan air rata-rata harian (Qmd) pelanggan KPSPAMS Kuro Sejahtera 1 yang ada di Desa Kuro yaitu 76.896 L/Hari bila di ubah dengan kebutuhan air perdetiknya dengan 0,89L/detik sudah mencukupi dengan produksi air yang ada di reservoir yaitu sebesar 1.9 L/detik.
Setelah di simulasi
EPANET 2.0 dengan jaringan yang ada, maka dapat dipastikan untuk permasalahan
belum maksimalnya pelayanan di Desa Kuro, terletak pada penjaringan distribusi
yang ada belum dapat melayani dengan maksimal kondisi eksisting, diperlukannya
tahap pengembangan jaringan lebih lanjut untuk memaksimalkan pelayanan.
Dari hasil simulasi
EPANET 2.0 diperoleh bahwa untuk jam puncak pemakaian air 07.00 WIB, pressure
tertinggi yaitu 11,90 m sedangkan pressure terendah yaitu 0.11 m. Kecepatan
tertinggi yaitu 0.10 m/detik sedangkan kecepatan terendah yaitu 0,02 m/detik.
Maka di perlukan pengembangan jaringan dengan cara looping pipa existing, untuk
pelayanan yang lebih baik untuk tahap perkembangan dan untuk sambungan baru
selanjutnya di Desa Kuro.
Agustina,
Dian Vitta. (2007). Analisa Kinerja Sistem Distribusi Air Bersih PDAM
Kecamatan Banyumanik di Perumnas Banyumanik (Studi Kasus Perumnas Banyumanik
Kel. Srondol Wetan). program Pascasarjana Universitas Diponegoro.
Ardiansyah,
Ardiansyah, Juwono, Pitojo Tri, & Ismoyo, M. Janu. (2012). Analisa Kinerja
Sistem Distribusi Air Bersih Pada PDAM Di Kota Ternate. Jurnal Teknik
Pengairan: Journal of Water Resources Engineering, 3(2), 211–220.
Arikunto,
Suharsimi. (2010). Metode peneltian. Jakarta: Rineka Cipta, 173.
Fauzi,
Muhammad. (2014). Perencanaan Jaringan Distribusi Pada Peningkatan Sistem
Penyediaan Air Minum (SPAM) Di Wilayah Pelayanan Kota Balikpapan Kelurahan
Manggar. Kurva MahasiswA, 4(1), 100–110.
Kencanawati,
Martheana, & Ramdhan, M. (2016). Analisis Sistem Distribusi Air Bersih
Berdasarkan Parameter Debit Dan Tekanan Air: Studi Kasus Perumahan Nusantara
Lestari KM. 8 Balikpapan. Jurnal Ilmiah Teknik Sipil TRANSUKMA, 2(1),
1–6.
Kusumawardani,
Yustika Kusumawardani Yustika, & Astuti, Widi. (2018). Evaluasi pengelolaan
sistem penyediaan air bersih di PDAM Kota Madiun. Neo Teknika, 4(1).
Meicahayanti,
Ika, Muryono, Septi Mediana, & Setiawan, Yunianto. (2021). Evaluasi
Jaringan Pipa Distribusi Air Bersih Pada District Meter Area Loa Buah Kota
Samarinda. Jurnal Teknologi Lingkungan UNMUL, 4(2), 37–45.
Peavy,
Howard S., Rowe, Donald R., & Tchobanoglous, George. (1985). Environmental
engineering (Vol. 2985). McGraw-Hill New York.
Peavy,
Howard S., Rowe, Donald R., & Tchobanoglous, George. (1987). Cited in
environmental engineering. McGraw-Hill International Editions, New Delhi,
28.
Putro,
Raden Kokoh Haryo, & Ramadhani, Alvia Nuriati. (2023). Pemodelan dan
Optimalisasi Kinerja Jaringan Perpipaan Sistem Distribusi Air Bersih
Menggunakan Epanet 2.2 (Studi Kasus: Desa Sumberejo, Kabupaten Madiun). Prosiding
ESEC, 4(1), 27–33.
Rizky,
Putri Nurhanida. (2022). BAB 4 Sub Sistem Perairan Air Tawar. Pengantar Ilmu
Perikanan Dan Kelautan, 56.
Umum,
Peraturan Menteri Pekerjaan. (2007). Penyelenggaraan pengembangan sistem
penyediaan air minum. Jakarta: Kementrian Pekerjaan Umum.
Waspodo,
Waspodo. (2017). Analisa Head Loss Sistem Jaringan Pipa Pada Sambungan Pipa
Kombinasi Diameter Berbeda. Suara Teknik: Jurnal Ilmiah, 8(1).
Zamzami,
Zamzami, Azmeri, Azmeri, & Syamsidik, Syamsidik. (2018). Sistem Jaringan
Distribusi Air Bersih Pdam Tirta Tawar Kabupaten Aceh Tengah. Jurnal Arsip
Rekayasa Sipil Dan Perencanaan, 1(1), 132–141.
Copyright holder: Muhamad Darmawan,
Taufik Ari Gunawan, Imroatul C. Juliana (2023) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |