Syntax
Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 8, No.
11, Desember 2023
STRATEGI PENGEMBANGAN MANAJEMEN AGROWISATA
GUNUNGSARI KOPENG
Maria Damai Milleni Rosari Leisubun*, Damara
Dinda Nirmalasari Zebua
Fakultas Pertanian dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga
Email: [email protected],
[email protected]
Abstrak
Sektor pariwisata merupakan salah satu sumber
pendapatan suatu negara. Hal ini menjadi peluang yang dapat dimanfaatkan untuk
masyarakat yang ingin mengembangkan pariwisata, salah satu jenis pariwisata
yang berkembang saat ini adalah agrowisata. agrowisata merupakan jenis wisata
yang menyajikan keindaham daerah sektor pertanian yang didalamnya diajarkan
cara mengelolah sektor pertanian. Salah satu daerah destinasi wisata yang ingin
dikembangkan yaitu Agrowisata Gununsari Kopeng yang dimiliki oleh Bapak Slamet
Buang. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui (1) mengetahui kekuatan,
kelemahan, peluang dan ancaman yang dimiliki Gunungsari dan (2) merumuskan dan
menyusun strategi pengelolaan yang tepat bagi agrowisata Gunungsari kopeng.
Penelitian ini dilakukan pada bulan september sampai oktober 2022. Responden
yang dipilih yaitu Bapak Slamet Buang sebagai key informant, Irfanianto sebagai
informant 1, dan Mahmuda Alfitria sebagai informant 2. Penelitian ini
menggunakan analisis SWOT. Dari hasil penelitian ini mendapatkan nilai IFAS
sebesar 0,34 dan EFAS sebesar 1,05 menunjukan Strategi pengembangan manajemen
Agrowisata Gunungsari Kopeng adalah kuadran I yaitu Progresif� (Tumbuh dan Berkembang). Agrowisata
Gunungsari� menggunakan strategi SO
(Strength-Opportunities), yaitu mempunyai Lokasi mendukung dan strategis serta
promosi yang baik. Dengan adanya strategi tersebut Agrowisata Gunungsari juga
harus memperhatikan kurangnya ketersediaan air dan memperbaiki sistem
pengelolaan keuangan dan manajemen serta mencari tahu apa yang membuat
kekecewaan terhadap pelanggan Agrowisata, dengan demikian Agrowisata Gunungsari
akan tumbuh dan berkembang.
Kata kunci: Agrowisata, Gunungsari, Kopeng, Strategi
Pengembangan, SWOT.
Abstract
The tourism sector is a source of income for a country. This is an
opportunity that can be exploited by people who want to develop tourism, one
type of tourism that is currently developing is agro-tourism.
Agro-tourism is a type of tourism the presents the
beauty of the agricultural sector in which it is taught how to manage the
agricultural sector. One of the tourist destinations that wants to be developed
is Gununsari Kopeng
Agrotourism which is owned by Mr. Slamet Buang. The purpose of this study was
to find out (1) know the strengths, weaknesses, opportunities and threats that Gunungsari has and (2) to formulate and develop appropriate
management strategies for Gunung Sari Kopeng agro-tourism. This
research was conducted from September to October 2022. The respondents selected
were Mr. Slamet Buang as key informant, Irfanianto as
informant 1, and Mahmuda Alfitria
as informant 2. This study used SWOT analysis. From the results of this study
obtained an IFAS value of 0.34 and an EFAS of 1.05 indicating that the
management development strategy for Gunungsari Kopeng agro-tourism is quadrant
I, namely Progressive (Growing and Developing). Gunung
Sari Agrotourism uses the SO (Strength-Opportunities) strategy, namely having a
supportive and strategic location and good promotion. With this strategy, Gunung Sari Agrotourism must also pay attention to the lack
of water availability and improve the financial and management management system and find out what makes Agrotourism
customers disappointed, thus Gunung Sari Agrotourism
will grow and develop
Keyword: Agrotourism, Gunungsari,
Kopeng, Development Strategy, SWOT
Pendahuluan
Sektor pariwisata merupakan salah satu sumber pendapatan di suatu negara, termasuk di
Indonesia (Yakup, 2019). Kebutuhan jasa
akan pariwisata pada masyarakat semakin meningkat seiring dengan peningkatan pendapatan (Khasanah, 2023). Agrowisata dapat
menjadi alternatif wisata yang memberikan banyak manfaat kepada masyarakat luas (Atiko, Sudrajat, &
Nasionalita, 2016). Agrowisata menjadi
salah satu alternatif wisata yang memiliki peran penting dalam
pembangunan ekonomi, serta pengelolaan sumber daya yang memperhatikan kelestarian alam (Yuwanti, Mansur, &
Hariyadi, 2021).
Menurut Arini (2017) Agrowisata atau agrotourism juga dapat diartikan sebagai pengembangan industri wisata alam yang 8 bertumpu pada pembudidayaan kekayaan alam. Hal ini di perkuat oleh pendapat Astuti (2017) bahwa agrowisata
dipandang sebagai suatu konsep dan merupakan produk baru bagi pariwisata
yang dapat dijadikan sebagai pariwisata alternatif dan sebagai langkah alternatif pengganti dalam menetralisir dampak dari kegiatan kepariwisataan.
Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa agrowisata merupakan suatu alternatif pariwisata yang memanfaatkan sumber daya alam di dalam
aktivitasnya, agrowisata
juga berperan sebagai jasa penyedia wisata
edukasi yang memberi pemahaman mengenai proses usaha tani mulai
dari penanaman, perawatan, panen bahkan sampai pemasaran
dan pengolahan sehingga mampu meningkatkan nilai tambah dari
sumber daya yang ada dan mampu meningkatkan
pendapatan para petani (Bonita, 2016);(Risnayanti
& Hanifa, 2020).
Mengembangkan agrowisata memerlukan
berbagai faktor yang mendukung yaitu lingkungan internal dan eksternal,
meliputi: kelemahan, kekuatan, ancaman dan peluang yang ada di agrowisata. Perlu adanya suatu strategi agar faktor-faktor tersebut dapat dikendalikan dengan baik sehingga
praktik agrowisata pada akhirnya akan memberikan
manfaat sebagaimana mestinya (Pakpahan, 2018). Gumelar, dkk
(2018), menyatakan bahwa upaya pengembangan agrowisata pedesaan yang memanfaatkan potensi pertanian, dan melibatkan masyarakat pedesaan, dapat berfungsi sebagai pemberdayaan masyarakat selaras dengan pemberdayaan masyarakat berbasis pariwisata (communitybased
tourism).
Pemberdayaan masyarakat yang dimaksud adalah peran masyarakat dengan memberikan aspirasi selaras dengan pendayagunaan potensi sumber daya alam dan sumber
daya manusia yang dimilikinya (Nurhayati, 2019);(Hasan & Azis, 2018). Pemanfaatan Potensi
wilayah di beberapa agrowisata
di Desa Kopeng belum maksimal sehingga agrowisata menjadi terbengkalai dan tidak terawat. Agrowisata tersebut dan mengakibatkan terjadinya penurunan peminatan pengunjung.
Hal ini berimbas pada ketidaktertarikan wisatawan untuk mengunjungi Hal ini dialami oleh salah satu agrowisata di Desa Kopeng Agrowisata Gunungsari Kopeng diperkuat oleh pernyataan Widiyanto, (2015) menyebutkan
bahwa persepsi wisatawan terhadap kualitas daya tarik
menentukan minat berkunjung wisatawan. Berdasarkan hasil survei awal peneliti
ke lapangan, agrowisata ini belum mampu mengemas
informasi seputar agrowisata, mengelola tata ruang dan manajemen agrowisata tersebut dengan baik.
Oleh karena itu, peneliti tertarik
untuk menggali dan mengetahui kekuatan (strengths), peluang (opportunities), kelemahan
(weakness) dan ancaman (treats) yang dimiliki agrowisata sehingga peneliti dapat membantu membuatkan strategi agar Agrowisata
Gunungsari dapat terjaga eksistensinya dan kembali diminati oleh para wisatawan baik domestik maupun mancanegara.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan
metode kualitatif dengan desain deskriptif.
Dalam menentukan informan penelitian, peneliti menggunakan purposive sampling untuk
menentukan informant dan key informant, dimana menurut Saharsaputra (2012) tahap awal dalam menentukan
key informant (informan kunci)
adalah mencari orang yang dipandang mengetahui masalah yang ingin diteliti. Penelitian ini dilaksanakan di Agrowisata Gunungsari, Desa Kopeng, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang yang akan dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2022.
Penentuan lokasi penelitian
ini dilakukan secara �purposive� yaitu lokasi ditentukan secara sengaja dengan pertimbangan tertentu. Informasi diperoleh melalui wawancara secara langsung dengan informan. Informan yang dipilih yaitu Bapak Slamet Buang sebagai key informant, Irfanianto
sebagai informant 1, dan Mahmuda
Alfitria sebagai informant
2.� Metode analisis
data menggunakan analisis
data reduksi data. Penyajian
data, penarikan kesimpulan,
tahap input data yang terdiri
dari IFAS dan EFAS.
Analisis IFAS
Analisis internal dilakukan
untuk mendapatkan faktor kekuatan yang akan digunakan dan faktor kelemahan yang akan diantisipasi. Dalam mengevaluasi faktor tersebut digunakan matriks IFAS. Penentuan faktor internal dilakukan sebelum membuat matriks IFAS. berikut merupakan contoh tabel matriks IFAS:
Tabel 1 Matriks
IFAS
Faktor-faktor Strategi Internal |
|||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Analisis EFAS
Analisis eksternal
dilakukan untuk mengembangkan faktor peluang yang dimanfaatkan dan faktor ancaman yang dihindari. Berikut tabel input data pada EFAS:
Tabel 2 Matriks
EFAS
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Tabel 3 Penilaian Bobot Matriks
IFAS dan�� EFAS
Matriks SWOT
Tabel 4 Matriks
SWOT
Internal eksternal |
Kekuatan (Strengths-S) |
Kelemahan (Weaknesses-W) |
Peluang (Opportunities-O) |
Strategi
S-O Memanfaatkan
kekuatan perusahaan untuk menarik keuntungan dari peluang perusahaan yang ada |
Strategi
W-O Meminimalisir
kelemahan perusahaan dengan cara memanfaatkan peluang perusahaan yang ada |
Ancaman
(Threats-T) |
Strategi
S-T Memanfaatkan
kekuatan perusahaan untuk mengatasi dampak dari ancamanyang dihadapi
perusahaan |
Strategi
W-T Menciptakan
strategi untuk mengurangi kelemahan perusahaan dan mengatasi ancaman yang
dihadapi perusahaan |
Sumber: Wasistiono, dkk (2007)
Kuadran Posisi SWOT
Dalam menentukan
posisi perusahaan yang sebenarnya dari IFAS dan EFAS maka rumus yang dipakai untuk menentukan
Matrix IFAS dan EFAS yaitu sbegai
berikut:
Penentuan IFAS diketahui dengan
posisi sumbu X yaitu dengan rumus:
X = Total Kekuatan
�Total Kelemahan |
Sedangkan untuk penentuan rumus matrix EFAS dapat diketahui pada sumbu Y dengan rumus sebagai berikut:
Y = Total Peluang
�Total Ancaman
Hasil yang telah
didapat melalui analisis pada tabel matriks faktor strategi internal
dan faktor eksternal selanjutnya dipetakan pada matriks posisi dengan cara: 1) Sumbu horizontal (x) menunjukan faktor internal kekuatan dan kelemahan, serta sumbu vertikal (y) menunjukan faktor eksternal peluang dan ancaman. 2) Posisi perusahaan ditentukan dengan hasil sebagai berikut:
Jika peluang lebih besar daripada
peluang makanya nilainya y > 0 dan sebaliknya jika ancaman lebih
besar dari pada peluang maka nilainya
y < 0. Jika kekuatan lebih
besar daripada kelemahan maka nilai x > 0 dan sebaliknya jika kelemahan lebih besar dari
pada kekuatan maka nilai x < 0.
Gambar 1 Kuadran
SWOT Faktor Strategi Internal dan Faktor Eksternal
Sumber: Rangkuti, 2017
Hasil dan Pembahasan
Gambaran Umum Agrowisata Gunungsari
����������� Agrowisata ini di bangun sejak tahun
2017 oleh Pak Slamet Buang warga Dusun Plalar, Desa Kopeng, Kecamatan Getasan yang berawal dari petani
hortikultura sejak tahun 2007 dengan sistem kontrak pada lahan yang sama dengan lokasi agrowisata
saat ini. Lahan tersebut kemudian dibelinya secara bertahap mulai tahun 2011 sampai 2018.
Awalnya sang pemilik
hanya berniat untuk menanam komoditas
jambu biji dikarenakan sulitnya mendapat pasokan air, namun setelah jambu
berumur 1,5 tahun Pak
Slamet melihat potensi pemandangan dari ketinggian yang mengarah ke arah bawah
dengan objek� Kopeng,
Rawa Pening, Gunung Merbabu, Gunung Telomoyo, Gunung Andong Dan Kota Salatiga
Pak Slamet berkeinginan untuk
mengembangkannya menjadi sebuah objek wisata.
����������� Bermodal lahan jambu yang tertata rapi diantara pemandangan
yang indah, pak Slamet berinisiatif membangun menara pandang berdasar bahan bambu dan kayu sebagai daya tarik
awal wisatawan. Pada bulan Desember 2017 secara resmi Agrowisata
ini dibuka dengan total luas dua hektar. Slamet Buang mendirikan
dan mengelola Agrowisata ini bersama Keluarga,
Saudara, dan Masyarakat sekitar.
Operasional Agrowisata
dibuka mulai pukul 07.00 WIB sampai 18.00 WIB,
dengan harga tiket Rp. 25.000.00, - fasilitas
yang dapat dinikmati wisatawan adalah kebun jambu (gratis makan jambu di lokasi), spot foto menara pandang gratis, amfiteater terbuka gratis untuk personal dan disewakan untuk acara, taman bunga, warung tradisional
yang dapat disewa untuk kegiatan indoor dengan kapasitas 100 orang.
Agrowisata ini terdapat tiga spot foto berbahan dasar
bambu di area wisata yaitu menara pandang
dan dua jembatan yang dibangun
untuk memaksimalkan spot pengambilan gambar untuk wisatawan. Jembatan atas menjadi
tempat spot foto dengan latar belakang
Gunung Merbabu, jembatan bawah menyajikan pemandangan Gunung Telomoyo Dan Andong berserta keindahan� landskap
Desa Kopeng, serta Gardu pandang yang tinggi yang dibuat seperti menara yang memperlihatkan semua pemandangan yang ada di sekitar Agrowisata.
����������� Spot
wisata yang menjadi
favorite wisatawan selanjutnya
adalah amfiteater dengan pemandangan langsung menuju ke arah bawah
dengan objek Kopeng, Rawa Pening,
Gunung Telomoyo, Gunung Andong Dan Kota Salatiga, amfiteater terbuka ini dilengkapi tempat duduk bertingkat dengan tanaman rumput jepang (Zoysia Matrella) diantara sela tingkat antara tempat duduk. Berbagai pertunjukan hiburan cocok diselenggarakan di amfiteater ini seperti pertunjukan konser musik, teater,
drama, dan sebagainya.
Spot ini
juga digemari banyak pengunjung saat ingin berkemah pada malam hari, pemandangan
pada malam hari menjadi daya tarik
dikarenakan pemandangan
city light Kopeng dan Salatiga
yang begitu indah.Agrowisata
juga menyediakan�
mushola yang terletak
di belakang restaurant dan toilet serta
rumah� makan dengan arsitektur
bahan dasar bambu dan kayu samping menara pandang yang dapat menampung �100 orang pengunjung.
Menu yang disajikan dari pengelola adalah menu nusantara yaitu gado-gado, mie goreng, ayam saus padang,
dan lainnya dengan harga Rp. 10.000-30.000.00, - /Porsi.
Selain itu
rumah makan juga menyediakan aneka minuman seperti wedang ronde, kopi, jus jambu dan
sebagainya dengan harga mulai dari
Rp. 5.000-15.000.00,-/gelas.
Untuk wisatawan dalam kelompok besar yang menginginkan paket menu seperti paket prasmanan pengelola menyediakan mulai dari harga
Rp. 45.000/orang (sudah termasuk
HTM) dan paket nasi box mulai
dari Rp.25.000/orang.
Wisatawan juga dapat
mencari informasi Agrowisata Gunung Sari kopeng dengan mudah
dengan mengakses website
www.agrowisatakopeng.com, Google my Business, media sosial
seperti instagram dan facebook dengan nama @agrowisata.kopeng kedepannya
pengelola berencana melengkapi destinasi dengan Home� Stay,
Ruang pertemuan dan fasilitas
lainnya yang bersifat
natural mengingat banyak wisatawan perkotaan saat ini yang merindukan
wisata alam tradisional yang selalu kreatif untuk menambah
daya tarik wisata.�
Identifikasi Faktor Internal
Analisis Matrix Internal Factor Analysis Summary
(IFAS)
����������� Perhitungan matrix IFAS adalah penjumlahan semua dari jawaban responden
faktor internal yaitu faktor kekuatan dan kelemahan, dalam melakukan perhitungan terdapat tingkat signifikan dalam perhitungan sebagai berikut:
Tabel
5 Tabel Analisis Matrix Internal Factor
analysis summary� (IFAS)
Faktor Internal |
Bobot |
Rating |
Skor |
|
Kekuatan (Strength) |
||||
Lokasi mendukung dan strategis untuk pengembangan Agrowisata
Gunung Sari Kopeng. |
0,12 |
4 |
0,49 |
|
Harga terjangkau dengan pemandangan yang dinikmati. |
0,12 |
3 |
0,40 |
|
Dapat memetik dan menikmati buah secara bebas. |
0,10 |
4 |
0,37 |
|
Kebersihan agrowisata |
0,11 |
3 |
0,34 |
|
Total |
1,60 |
|||
Kelemahan (Weakness) |
||||
Kurangnya sarana dan prasarana (akses jalan) |
0,11 |
3 |
0,38 |
|
Progress pembuatan area spot foto (tidak berkesudahan dalam membangun)
mengganggu kenyamanan pengunjung. |
0,13 |
2 |
0,26 |
|
Kurangnya ketersediaan air di lingkungan agrowisata (pada waktu
tertentu). |
0,08 |
3 |
0,22 |
|
Kurangnya pemeliharaan pada beberapa spot foto. |
0,11 |
2 |
0,26 |
|
Kurangnya pengelolaan manajemen keuangan agrowisata. |
0,11 |
1 |
0,15 |
|
Total |
1 |
|
1,26 |
|
Total IFAS |
|
0,34 |
Sumber: Data Primer 2023
����������� Berdasarkan Tabel 5 menunjukan hasil dari pembobotan, rating dan skor yang diperoleh dari Matrix IFAS, bahwa Agrowisata Gunung sari dengan variabel kekuatan dan menjadi peran utama menghadapi persaingan yaitu lokasi mendukung dan strategis. Hasil total IFAS dari tabel tersebut adalah 0,34 yang dimana hasil dari pengurangan total kekuatan dikurangi total kelemahan.
Faktor internal kelemahan utama pada Agrowisata Gunung sari yaitu kurangnya pengelolaan manajeman keuangan agrowisata dengan hasil 0,15 dan juga kurangnya ketersediaan air dilingkungan agrowisata dengan hasil skor 0,22. Dengan ini Agrowisata harus memperhatikan kembali dalam pengelolaan manajemen keuangan dan juga kurangnya ketersediaan air pada agrowisata.
Indentifikasi Faktor Eksternal
Analisis Matriks External
Faktor Analysis summary (EFAS)
Tabel 6
Analisis
Matriks EFAS (External Faktor Analysis summary)
Faktor Eksternal |
Bobot |
Rating |
Skor |
Peluang (Opportunity) |
|||
Keinginan masyarakat untuk menghabiskan waktu bersama keluarga |
0,13 |
4 |
0,53 |
Sebagai sarana untuk masyarakat berkumpul/ gathering |
0,14 |
4 |
0,50 |
Masyarakat mengikuti tren dalam berwisata |
0,12 |
3 |
0,39 |
Promosi melalui sosial media untuk meningkatkan jumlah pengunjung wisata. |
0,17 |
4 |
0,67 |
TOTAL |
2,09 |
||
Ancaman (Threats) |
|||
Banyaknya bermunculan Agrowisata yang serupa |
0,08 |
1 |
0,08 |
Kekecewaan wisatawan terhadap Agrowisata |
0,18 |
2 |
0,31 |
Minat pengunjung untuk
datang kembali |
0,18 |
4 |
0,66 |
1 |
|
1,05 |
|
Total |
1,05 |
Berdasarkan Tabel dari
hasil matriks EFAS yang diperoleh menunjukan bahwa skor tertinggi
untuk peluang yaitu, Promosi melalui media sosial untuk meningkatkan jumlah pengunjung wisata dengan skor
0,67.� Hal ini didukung dengan jumlah wisatawan yang datang melalui media sosial/ promosi dan variabel kedua untuk menghabiskan waktu bersama keluarga
dengan skor 0,53.
Faktor Eksternal
ancaman utama dalam agrowisata gunung sari yaitu banyak bermunculan agrowisata yang serupa dengan hasil skor
yaitu 0,08 maka dari itu menanggulangi
banyaknya bermunculan agrowisata yang lain agrowisata gunung sari perlu memunculkan ide atau spot yang tidak didapatkan oleh agrowisata lainnya, atau membuat ciri
khas dari agrowisata gunung sari sendiri. Dari total keseluruhan untuk mendapatkan hasil EFAS yaitu peluang dikurangi ancaman yang dimana total peluang dikurangi total ancaman dengan hasil yang didapatkan yaitu 1,047 yang di genapi 1,05.
Kuadran SWOT
Berdasarkan hasil analisis matriks Internal Factor Analyis Summary (IFAS) dan External Factor Analysis summary
yang telah dilakukan, didapatkan nilai pembobotan yaitu matriks IFAS sebesar 0,34. Dan nilai rata-rata matriks EFAS sebesar 1,05 kemudian untuk langkah selanjutnya
adalah memasukan nilai masing-masing dari matriks IFAS dan EFAS kedalam kuadran SWOT.� Dalam kuadran SWOT, IFAS diposisikan kedalam sumbu X sedangkan EFAS dimasukan kedalam sumbu Y, Berdasarkan matriks IFAS dan EFAS
tersebut dapat diketahui posisi sumbu X dan Posisi sumbu Y menentukan posisi kuadran SWOT. Kondisi ini dapat dilihat
pada gambar berikut:
Gambar 2. Kuadran SWOT
Sumber:
Data
Primer 2023
Berdasarkan hasil dari Gambar 2 kuadran SWOT dapat diketahui bahwa Agrowisata Gunung sari berada pada posisi diantara sumbu Opportunity dan Strength yakni
kuadran I, yang artinya Agrowisata Gunung sari memiliki peluang dan kekuatan serta dapat mengoptimalkan peluang yang ada tersebut disarankan untuk Agrowisata gunungsari untuk melakukan strategi progresif dengan memanfaatkan kekuatan (strength) internal perusahaan
untuk mendapatkan keuntungan dari peluang (Opportunity) eksternal untuk mencapai pertumbuhan bisnis yang meningkat.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, skor yang didapatkan pada
nilai IFAS dan EFAS : a) Kekuatan
(Strength) memiliki nilai sebesar 1,60 dan mempunyai lokasi mendukung dan
strategis sebagai nilai faktor yang terbesar dan faktor yang yang terkecil
skornya yaitu kebersihan agrowisata, b) Kelemahan (weakness) memiliki nilai sebesar 1,26.
kelemahan yang memiliki faktor terbesar yaitu kurangnya sarana dan prasarana
(akses jalan) dan faktor terkecil yaitu kurangnya pengelolaan manajemen
keuangan agrowisata.
Peluang (Opportunity) memiliki nilai sebesar 2,09. peluang yang memiliki
skor terbesar yaitu promosi dan yang terendah skornya yaitu masyarakat
mengikuti trend dalam berwisata. Ancaman (Threats) memiliki total skor nilai
1,05. Ancaman skor yang tertinggi yaitu minat pengunjung untuk datang kembali
dan yang terendah yaitu banyak bermunculan agrowisata yang serupa. Yang
kemudian menjadi nilai IFAS dan EFAS dengan nilai skor IFAS menjadi 0,34 dan
EFAS memiliki nilai sebesar 1,05 dan diinput kedalam Kuadran SWOT mendapatkan
titik kordinat di Kuadran I dengan total skor bobot 1,39.
Berdasarkan
hasil perhitungan menggunakan pendekatan SWOT hasil yang didapatkan dari total
perhitungan antara opportunity-threat sebesar 1,04 dan strength-weakness
sebesar 0,34 dan dimasukkan ke dalam kuadran SWOT. Berdasarkan hasil
disimpulkan bahwa strategi pengembangan manajemen Agrowisata Gunungsari Kopeng
berada pada kuadran I yaitu progresif�
(tumbuh dan berkembang).
Agrowisata
Gunung sari menggunakan strategi SO (Strength-Opportunities), yaitu mempunyai
Lokasi mendukung dan strategis serta promosi yang baik. Dengan adanya strategi
tersebut Agrowisata Gunungsari juga harus memperhatikan kebersihan agrowisata,
kurangnya ketersediaan air dan memperbaiki sistem pengelolaan keuangan,
manajemen serta mencari tahu apa yang membuat kekecewaan terhadap pelanggan
Agrowisata, dengan demikian Agrowisata Gunung sari akan tumbuh dan berkembang.
Astuti, Ni Wayan Wahyu. (2017). Prospek Pengembangan
Agrowisata Sebagai Wisata Alternatif Di Desa Pelaga. Soshum: Jurnal Sosial
Dan Humaniora, 3(3), 301.
Atiko,
Gita, Sudrajat, Ratih Hasanah, & Nasionalita, Kharisma. (2016). Analisis
Strategi Promosi Pariwisata Melalui Media Sosial Oleh Kementrian Pariwisata Ri
(Studi Deskriptif Pada Akun Instagram@ Indtravel). EProceedings of
Management, 3(2).
Arini, T., 2017. Key
Performance Indicator untuk Perusahaan Jasa, Penerbit Raih Asa Sukses (Penebar Swadaya Grup), Jakarta
Al Rochmanto,
Bayu dan Widiyanto. 2015. Amrin, Abdullah. Strategi Pemasaran
Asuransi Syariah. Jakarta: Grasindo.
Bonita,
Nita. (2016). Peran Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Dalam Meningkatkan
Kunjungan Wisatawan Labuan Cermin Di Kabupaten Berau. E-Journal Ilmu
Pemerintahan, 4(4), 1499�1510.
Gumelar S. Sastrayuda.
Lia Afiza. 2018. Pembangunan &. Pengembangan Pariwisata. Bandung:
PT Rafika Aditama.
Hasan,
Muhammad, & Azis, Muhammad. (2018). Pembangunan Ekonomi &
Pemberdayaan Masyarakat: Strategi Pembangunan Manusia dalam Perspektif Ekonomi
Lokal. CV. Nur Lina Bekerjasama dengan Pustaka Taman Ilmu.
Khasanah,
Siti Fatimatul. (2023). Pengembangan Ekonomi Pariwisata Lokal Berbasis Maqashid
Syaria: Participatory Appraisal of Competitive Advantage. Syntax Idea, 5(8).
Nurhayati,
Nunung. (2019). Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Potensi Lokal. Abdi
Wiralodra: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 1(2), 95�111.
Pakpahan,
Rosdiana. (2018). Implementasi Prinsip Pariwisata Berbasis Komunitas Dalam
Pengembangan Desa Wisata Nglinggo Yogyakarta. Barista: Jurnal Kajian Bahasa
Dan Pariwisata, 5(1), 103�116.
Risnayanti,
Risnayanti, & Hanifa, Hanifa. (2020). Sumber Daya Wisata Nagari Tuo
Pariangan Sebagai Destinasi Wisata Budaya Di Kabupaten Tanah Datar Sumatera
Barat. Jurnal Daya Saing, 6(3), 269�278.
Rangkuti, Freddy. 2017. Teknik Membedah Kasus Bisnis Analisis SWOT. Jakarta : PT.Gramedia Pustaka Utama.
Suharsaputra, Uhar.
2012. Metode Penelitian : Kuantitatif,
Kualitatif dan Tindakan. Bandung : PT Refika Aditama.
Yakup,
Anggita Permata. (2019). Pengaruh Sektor Pariwisata terhadap Pertumbuhan
Ekonomi di Indonesia. Universitas Airlangga.
Yuwanti,
Sri, Mansur, Ahmad, & Hariyadi, Bagus Reza. (2021). Pengenalan Kegiatan
Tambahan Mata Pencaharian Masyarakat Melalui Pembinaan Pengembangan Pariwisata
Berbasis masyarakat Di Desa Purbosari. Jurnal Pengabdian Masyarakat Waradin,
1(1), 1�17.
Copyright holder: Maria Damai Milleni
Rosari Leisubun, Damara
Dinda Nirmalasari Zebua (2023) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |