Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398

Vol. 8, No. 11, November 2023

 

EFEKTIVITAS PENDAMPINGAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM MELAKSANAKAN PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR

 

Tri Suhartati

Universitas Internasional Batam Indonesia

email: [email protected]

 

Abstrak

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas pelaksanaan kegiatan pendampingan Kepala Sekolah dalam penguatan pendidikan karakter untuk peningkatan pembelajaran di Sekolah Dasar Al-Azhar 2 Bandar Lampung, sehingga kemampuan guru melaksanakan pembelajaran meningkat dengan menerapkan penguatan Pendidikan karakter. Penelitian ini menggunakan desain penelitian pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data melalui instrumen, observasi, wawancara dan dokumentasi. Observasi dilakukan terhadap hasil pendampingan berupa telaah dokumen rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan hasil pengamatan langsung dalam pembelajaran di kelas. Analisis data menggunakan statistik deskriptif. Indikator religius pada nomor item pernyataan pertama mendapatkan hasil pada umumnya sebesar 94.42% responden menyatakan sangat setuju dengan pernyataan yang diberikan oleh peneliti, dan seterusnya sampai dengan indikator tanggung jawab pada nomor item pernyataan terakhir mendapatkan hasil pada umumnya sebesar 92.56% responden menyatakan sangat setuju dengan dengan pernyataan yang diberikan oleh peneliti. Analisis data hasil telaah RPP menunjukkan bahwa 100 % guru kelas dan guru mata pelajaran mengalami peningkatan kemampuan yang signifikan dalam menyusun RPP setelah guru mengikuti pendampingan implementasi penguatan pendidikan karakter (PPK) ditinjau dari nilai perolehan rata-rata peserta didik sebelum dan setelah mengikuti pendampingan.

 

Kata kunci: Efektifitas, Pendampingan, Penguatan Pendidikan Karakter

 

Abstract

The purpose of this study is to determine the effectiveness of the implementation of mentoring activities of the principal in strengthening character education for improving learning at Al-Azhar 2 Elementary School Bandar Lampung Indonesia, so that the ability of teachers to carry out learning increases by implementing strengthening character education. This study used a qualitative approach research design. Data collection techniques through questionnaires, observations, interviews and documentation. Observations were made on the results of mentoring documents in the form of a review of the learning implementation plan and the results of observations of learning in class. Data analysis using descriptive statistics. The religious indicator on the first statement item number got results in general by 94.42% of respondents stated that they strongly agreed with the statement given by the researcher, and so on until the responsibility indicator on the last statement item number got results in general of 92.56% of respondents stated that they strongly agreed with the statement given by the researcher. Analysis of value data from the learning implementation plan review, showed that 100% of class teachers and subject teachers experienced an increase in their ability to compile learning implementation plan after participating in the strengthening character education implementation assistance when viewed from the number of grades, the average score of student acquisition before and after mentoring.

 

Keywords: Effectiveness, Mentoring, Strengthening Character Education.

 

Pendahuluan

Adanya Globalisasi membawa pengaruh luas bagi masyarakat di Indonesia. Dampak dari kondisi globalisasi kita lihat dalam kehidupan sehari-hari memang ada berdampak positif, namun ada juga yang negatif. Dampak positif adanya perkembangan teknologi yang luar biasa sedangkan dampak negatif dari globalisasi yakni adanya berbagai permasalahan yang ada di satuan pendidikan formal dimana peserta didik yang melakukan kekerasan antar sesama teman, pemaksaan kehendak, penganiayaan antar teman di sekolah, dan masih ada yang lainnya hampir terjadi menghiasi media cetak maupun media non cetak.

Peristiwa tersebut dirasa makin meresahkan orang tua dan masyarakat, pola dan kebiasaan seperti itu tentunya mencemaskan orang tua, guru dan masyarakat dikarenakan perilaku dan pergaulan di kalangan peserta didik yang sangat berlawanan dengan norma aturan yang berlaku dikehidupan bermasyarakat baik di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Beberapa permasalahan yang seringkali dijumpai dalam kehidupan nyata sehari-hari diantaranya adalah sifat egois yang dimiliki oleh peserta didik, minimnya solidaritas sosial dikalangan generasi muda, terkikisnya rasa cinta tanah air yang merupakan wujud dari nasionalisme, tidak jujur atau melakukan perbuatan tercela seperti membully baik secara fisik maupun psikis (Hakim et al., 2021).

Untuk mencegah itu semua terjadi di Indonesia perlu upaya pemerintah dengan bekolaborasi dengan orang tua, sekolah dan masyarakat dalam menumbuhkembangkan karakter anak-anak Indonesia. Undang-Undang Nomor 20� Tahun 2003) tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat (1) menyebutkan bahwa pendidikan merupakan suatu usaha yang direncanakan secara sadar untuk menciptakan proses pembelajaran dalam suasana belajar yang aktif sehingga potensi yang dimiliki peserta didik berkembang, mereka mampu mengembangkan kemampuan diri dalam hal keagamaan yang telah dimiliki, kemampuan pengendalian diri, serta memunculkan kepribadian sesuai dengan budaya Indonesia, dan kecerdasan intelektuan yang dimiliki, mampu mengimplementasikan akhlak mulia dalam kehidupannya, serta keterampilan yang dimiliki dan yang diperlukan dirinya dalam mengatasi permasalahan dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara.

Sesuai dengan pasal 3 dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) bahwa Pendidikan nasional berfungsi untuk membentuk watak peradaaban bangsa yang bermartabat serta mampu mengembangkan kemampuan peserta didik dalam bersaing di tingkat global. Sistem Pendidikan Nasional perlu kiranya penguatan Pendidikan karakter diberikan sejak dini dikarenakan karakter dibentuk dengan cara pembiasaan tidak dapat diciptakan seperti membalikan tangan. Ketauladanan perlu dilakukan oleh guru, orang tua maupun masyarakat setempat agar apa yang mereka lihat dalam lingkungan kehidupannya dapat mencerminkan sikap yang dapat dijadikan panutan dalam berperilaku di kehidupan sehari-hari.

Nawacita merupakan 9 program perubahan untuk Indonesia, nawacita yang kedelapan adalah melakukan revolusi karakter bangsa yang dilakukan dengan penataan kembali kurikulum pendidikan nasional, dimana kurikulum pendidikan nasional yang dikembangkan di Indonesia adalah kurikulum 2013 sebagai kurikulum merdeka belajar. Adanya penguatan Pendidikan di satuan Pendidikan akan menghasilkan insan manusia yang memiliki intelektual dan berkarakter dan dapat bersaing secara global. Peraturan Presiden ini dijadikan landasan awal dalam meletakkan pendidikan karakter sebagai ruh utama dalam penyelenggaraan sistem pendidikan di Indonesia.�

Seperti yang dikemukan oleh Agustina dan kawan-kawan bahwa Guru sebagai katalisator, evaluator, inspirator, dan motivator dalam melaksanakan tugas dan fungsinya �dituntut untuk mampu melakukan pembinaan terhadap nilai-nilai karakter peserta didik yang terintegrasi dalam pembelajaran berlandaskan pada keluhuran nilai-nilai Pancasila (Agustina et al., 2021).

Adapun pembelajaran di sekolah dengan mengedepankan nilai-nilai karakter mampu mencetak anak-anak Indonesia yang cerdas dan berkarakter. Pertama adalah karakter moral yang merupakan pengamalan nilai-nilai Pancasila seperti halnya keimanan, ketakwaan terhadap Tuhan yang Maha Esa, berintergritas, jujur, adil dalam bertindak, empati terhadap yang kesusahan, rasa welas asih terhadap sesama, sopan santun dalam bergaul, yang dilakukan dalam kehidupan nyata sehari-hari dari keteladanan dan perilaku sehari-hari yang dilakukan peserta didik dan guru.

Kedua adalah yang disebut karakter kinerja. Karakter kinerja ini meliputi kemampuan seseorang dalam bekerja keras, ulet yang sering disebut tahan banting, tangguh, rasa ingin tahu terhadap pengetahuan baru dalam menyelesaikan permasalahan, inisiatif memiliki ide-ide cemerlang, gigih, memiliki kemampuan beradaptasi, dan memeliki sifat kepemimpinan. Tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran dengan menerapkan pendidikan karakter yang dinginkan adalah untuk mencetak peserta didik di Indonesia dalam menumbuh kembangkan kedua bagian karakter moral maupun karakter kinerja secara seimbang.

Pemerintah menginginkan peserta didik di Indonesia memiliki sifat jujur dan giat bekerja serta tidak malas atau rajin tetapi tidak culas. Keseimbangan yang terdapat dalam kedua karakter ini menjadi pedoman dalam menjalani kehidupan di lingkungan sehari-hari dengan perubahan zaman yang begitu cepat dengan dinamika perkembangan dunia.

Nilai-nilai pendidikan karakter penting untuk diajarkan dan diterapkan dalam kehidupan nyata seperti halnya: 1) menerapkan sopan santun; 2) memiliki prestasi yang dapat dibanggakan; 3) mampu menunjukkan nilai-nilai karakter baik di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat sekitar; 4) toleran dalam beragama dan menerima keberagaman budaya yang ada di Indonesia; 5) memilah mana yang positif dan negatif; 6) berperilaku baik dimana saja meraka berada; dan 7) nilai-nilai budaya yang ada di Indonesia dapat menciptakan sebuah peradaban yang lebih baik (Damariswara et al., 2021).

Pendampingan penerapan penguatan Pendidikan karakter merupakan langkah dalam mempercepat dalam memahami dan peningkatan keterampilan serta pengimplementasikan penguatan pendidikan karakter (PPK) di satuan pendidikan dalam hal ini di SD Al-Azhar 2. Pendampingan Kepala Sekolah dalam Penguatan Pendidikan Karakter bagi guru bertujuan untuk memberi penguatan agar Sekolah Dasar Al-Azhar 2 dapat melaksanakan Pendidikan karakter dalam pembelajaran dengan baik mulai dari tahapan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi hasil penerapan penguatan pendidikan karakter dapat terlaksana sesuai tujuan, untuk itu diperlukan bagaimana penjaminan mutu dalam konsep pendampingan sehingga jelas dan dapat terukur kegiatan-kegiatan yang dilakukan.

Kelemahan dan kekuatan kegiatan pendampingan. Sesuai dengan informasi yang didapatkan dari respon guru dalam pendampingan. �Pendampingan ini dilakukan dalam rangka perbaikan mutu pembelajaran yang berupa potret realitas pembelajaran dalam ketercapaian pendampingan. �Wawancara yang dilakukan peneliti dengan kepala sekolah serta guru-guru di SD Al-Azhar 2 diperoleh informasi bahwa pelaksanaan penerapan PPK dalam pembelajaran sudah memenuhi presedur dan tujuan yang dicapai. Guru-guru sudah menerapkan PPK dalam pembelajaran dan telah dilakukan pendampingan oleh kepala sekolah agar guru-guru memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam menerapkan PPK dalam pembelajaran. �

Dengan adanya kondisi tersebut dan mengingat pentingnya pendampingan kepala sekolah dalam penerapan PPK untuk guru-guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan menerapan PPK akan berdampak langsung sehingga peserta didik memiliki karakter moral maupun kinerja sesuai dengan tujuan PPK dilaksanakan di satuan pendidikan serta tujuan pendidikan nasional secara menyeluruh.

Perumusan masalah dari latar belakang yang tertulis di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: �1) Bagaimanakah efektifitas pendampingan kepala sekolah dalam penerapan PPK di SD Al-Azhar 2 Bandar Lampung pada dimensi perencanaan pembelajaran dengan penerapan penguatan Pendidikan karakter? 2) Bagaimanakah efektifitas pendampingan kepala sekolah dalam pembelajaran pada dimensi pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan penguatan Pendidikan Karakter? 3) Bagaimanakah efektifitas pendampingan kepala sekolah dalam pembelajaran pada dimensi evaluasi hasil pembelajaran dengan penerapan penguatan Pendidikan karakter?

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:1) Efektifitas pembelajaran pada dimensi perencanaan pembelajaran dengan pendampingan dalam penerapan penguatan Pendidikan karakter. 2) Efektifitas pembelajaran pada dimensi pelaksanaan pembelajaran dengan pendampingan di Sekolah. 3) Efektifitas pembelajaran pada dimensi evaluasi hasil pembelajaran dengan penerapan Penguatan Pendidikan karakter di sekolah.

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: a) Sebagai kajian ilmiah dalam penguatan Pendidikan karakter khususnya pada efektivitas dalam merencanaan, melaksanaan dan mengevaluasi pembelajaran di sekolah dasar. b) Sebagai referensi untuk merujuk bagi penelitian lainnya dalam melaksanakan penelitian yang relevan.

 

Metode Penelitian

Desain dalam Penelitian menggunakan desain penelitian deskriptif yang dilaksanakan di SD Al-Azhar 2 Bandar Lampung. Berdasarkan pendekatan dan jenis data yang digunakan, penelitian ini termasuk ke dalam penelitian kualitatif sehingga akan menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata. Data yang dianalisis di dalamnya berbentuk deskriptif. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif untuk dapat memahami fenomena dalam konteks sikap dan motivasi guru baik guru kelas maupun guru mata pelajaran dalam melaksanakan Penguatan Pendidikan Karakter di sekolah yang alamiah untuk menggambarkan permasalahan dalam melaksanakan atau menerapkan Penguatan Pendidikan Karakter dalam pembelajaran baik di kelas maupun diluar kelas atau di lingkungan sekolah dalam pelajaran ekstrakurikuler. Penelitian kualitatif peneliti menganalisis dan setelah itu melaporkan fenomena yang terjadi dalam suatu hasil analisis dalam penelitian (Fadli, 2021).

Pemilihan pendekatan terkait dengan kebutuhan penelitian, yakni karakteristik data yang ada di lapangan (Sugiyono, 2016). Pendapat Moleong (2007: 6) yang memaknai penelitian kualitatif sebagai penelitian yang bertujuan untuk memahami fenomena yang dialami oleh subjek penelitian. Lebih pas dan cocok digunakan untuk meneliti hal-hal yang berkaitan dengan penelitian perilaku, sikap, motivasi, persepsi dan tindakan subjek. Secara sederhana, dapat pula diartikan bahwa penelitian kualititatif ini sebagai penelitian yang lebih cocok digunakan untuk meneliti kondisi atau situasi si objek yang dijadikan focus penelitian

Penggunaan pendekatan kualitatif ini dilakukan dengan harapkan peneliti akan mampu menggambarkan keadaan temuan yang sesungguhnya dalam pelaksanaan program pendampingan penerapan Penguatan Pendidikan Karakter di sekolah dasar Al-Azhar 2 Bandar Lampung. Penelitian kualitatif landasan teori tidak digunakan sebagai bahan dalam merumuskan hipotesis, tetapi landasan teori digunakan dalam melakukan kajian berbagai teori perspektif yang sesuai dengan konteks penelitian (Rosenthal, 2016). Analisis kebutuhan dilakukan lebih dahulu sebagai pembuka awal dalam mencari data yang merupakan penelitian pendahuluan.

Sumber data penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Apabila peneliti menggunakan kuesioner atau wawancara dalam pengumpulan datanya, maka sumber data tersebut responden (orang yang merespon atau menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti, baik lisan mau pun tertulis). Pengumpulan data dalam penelitian ini melalui pengisian angket atau instrument yang digunakan dalam pelaksanaan pendampingan sehingga pelaksanaan pendampingan dapat diketahui apakah efektif, apakah terjadi peningkatan proses pembelajaran maupun hasil belajar peserta didik dalam penerapan Penguatan Pendidikan Karakter.

Selain itu juga disediakan isian terbuka yang berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan kegiatan pendampingan serta kesan atau masukan responden setelah mengikuti kegiatan pendampingan. Seperti pendapat yang dikemukakan oleh (Sugiyono, 2015: 148) menyatakan instrumen penelitian adalah� berbagai alat yang digunakan mengukur peristiwa alam maupun peristiwa sosial yang dapat diamati oleh panca indera yang mendukung data dalam suatu penelitian�. Responden dalam penelitian ini adalah guru kelas dan guru mata pelajaran di SD Al-Azhar 2 yang beralokasi di Bandar Lampung Provinsi Lampung.

Informasi yang diperoleh melalui observasi, wawancara dengan responden, dan studi literatur. Sedangkan untuk keabsahan data dengan dianalisis dengan metode kualitatif yang dibagi dalam tiga bagian terdiri atas penyajian data, reduksi data, dan kesimpulan sementara. Data tersebut disajikan dalam bentuk sekumpulan informasi yang disusun oleh peneliti. Data tersebut mampu memberikan informasi peneliti yang sesungguhnya.

Observasi yang dilakukan oleh peneliti sebagai pengamatan di lapangan. Menurut (Sugiyono, 2017) Observasi adalah sebagai teknik pengumpulan data dalam penelitian yang memiliki ciri spesifik jika dibandingkan dengan teknik pengumpulan data yang lain. Observasi dilakukan dengan mengumpulkan data oleh peneliti melakukan pengamatan dalam kegiatan pembelajaran. Sedangkan wawancara yang dilakukan dalam penelitian menurut (Sugiyono, 2015), digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melaksanakan studi pendahuluan dalam penelitian untuk menemukan permasalahan yang akan diteliti di awal, dan teknik wawancara ini juga diulakukan apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal yang dilakukan oleh responden lebih mendalam kepada guru-guru di SD Al-Azhar 2 Bandar Lampung.

Teknis analisis data adalah menganalisis data yang sudah dikumpulkan. Menurut Sugiyono (2015: 244) Analisis data adalah kegiatan yang dilakukan mencari dan menyusun data sesuai dengan sistematis. Data tersebut diperoleh peneliti dari hasil wawancara dengan responden, catatan di lapangan ketika observasi, dan studi dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data yang diperoleh melalui pola serta mimilih mana informasi yang dianggap penting dalam mendukung hasil temuan dan akan dijadikan bahan pertimbangan dalam menarik kesimpulan yang mudah dipahami dan dimengerti oleh peneliti maupun orang lain sebagai masyarakat yang membutuhkan.

Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif. Artinya analisis data deskriptif adalah hasilnya dengan kata-kata dalam bentuk kalimat.� Beberapa komponen sebagai berikut:

 

 

1.   Reduksi Data

����������� Menurut Sugiyono (2015: 249) reduksi data adalah proses berfikir sensitif yang memerlukan kecerdasan, keluasan dan kedalaman wawasan yang tinggi, sehingga kejelasan data yang dibutuhkan dapat tergambar. Peneliti menggunakan hasil wawancara dengan responden, obervasi dalam pembelajaran dan dokumentasi yang dibutuhkan untuk memperjelas implementasi PPK.��

2.   �Penyajian Data

����������� Menurut Sugiyono (2015: 249) dalam penelitian kualitaif penyajian data dalam penelitian ditulis dengan uraian singkat, tabel, floechart. �Dengan menyajikan data, maka hasil penelitian akan dapat dengan mudah terbaca dan dapat dipahami apa yang terjadi sehingga dapat ditindaklanjuti berdasarkan hasil temuan penelitian.

3.� Penarikan Kesimpulan

����������� Penelitian kualitatif peneliti dalam mengungkapkan hasil penelitian dapat mengungkapkan kebenaran dari suatu penelitian secara menyeluruh. Keabsahan data bertujuan dalam mengukur tingkat kepercayaan (kredibilitas) dalam penelitian kualitatif dan hasilnya dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah karena data yang dituliskan dalam laporan hasil sudah dikonfirmasi dengan beberapa teknik baik observasi, wawancara, maupun pengamatan serta dokumentasi yang disebut dengan triangulasi.

����������� Uji keabsahan data dengan menggunakan triangulasi data dari teknik-teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dikarenakan dilakukan dengan meninjau ulang dari hasil pengamatan, wawancara dan studi dokumtasi agar kesimpulan yang diperoleh benar-benar signifikan dengan kenyataan yang ada.

 

Hasil dan Pembahasan

A. Gambaran Umum

Sekolah dasar Al-Azhar 2 adalah salah satu satuan pendidikan swasta dengan jenjang sekolah dasar yang beralamat di Jalan Galunggung Perumnas Way Halim, Kec. Way Halim, Kota Bandar Lampung. Dalam menjalankan kegiatannya, SD Al Azhar 2 berada di bawah naungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan serta memiliki akreditasi A dengan predikat unggul. Jumlah siswa seluruhnya 574 siswa dengan rincian sebagai berikut:

 

Tabel 1 Jumlah Siswa

No

Kelas

Jumlah Siswa

1.                    

I

58

2.                    

II

59

3.                    

III

98

4.                    

IV

103

5.                    

V

104

6.                    

VI

154

 

Jumlah Seluruh Siswa

574

 

Jumlah Guru kelas 1 (satu) sampai dengan kelas 6 (enam) dan guru mata pelajaran di SD Al Azhar 2 berjumnlah 46 (empat puluh empat) orang guru dengan rincian sebagai berikut:

 

Tabel 2 Jumlah Guru

GTY (Guru Tetap Yayasan)

PKWT (Perjanjian Kerja Waktu Tertentu)

Jumlah

23

23

46

 

Gambaran pelaksanaan kegiatan pendampingan Penerapan Penguatan Pendidikan Karakter adalah sebagai berikut: 1) Mengawali persiapan kegiatan pendampingan penerapan penguatan pendidikan karakter yang akan dilakukan. 2) Setiap guru yang didampingi dipilih di setiap jenjang kelas dan mata pelajran yang diampu oleh guru tersebut. 3) Langkah selanjutnya, sebelum pendampingan, tiap guru diwajibkan menyusun action plan yang akan digunakan oleh guru-guru dalam melaksanakan PPK. 4) Pelaksanaan kegiatan pendampingan guru ketika menyusun RPP dan mendiskusikannya serta kunjungan kelas ketika dalam pembelajaran; dan 5) Pelaksanaan kegiatan penguatan pendidikan karakter dilihat dari 3 tahapan mulai dari kegiatan pembiasaan, pengembangan, dan pembelajaran sesuai dengan tahapan pelaksanaan PPK yang direkomendasikan.

 

Gambar 1 Pembelajaran di SD Al Azhar 2 Bandar Lampung

 

Hasil Pendampingan

Pendampingan yang dilaksanakan untuk guru. pada saat guru melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan penguatan pendidikan karakter sesuai dengan mata pelajaran yang diampu baik guru kalas maupu guru mata pelajaran yang diamati peneliti dalam penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Pembelajaran. Berdasarkan analisis deskriptif kuantitatif, persepsi guru pada kegiatan pendampingan ini, dengan jumlah kepala sekolah 1, wakil kepala sekolah 4 oarang dan jumlah guru 41 orang guru, sehingga jumlah kepala sekolah, wakil kepala sekolah dan guru di SD Al-Azhar 2 Bandar Lampung berjumlah 46 orang seluruh personil yang terdiri dari guru, wakil kepala sekolah dan kepala sekolah. Dari hasil pengisian kuisioner yang dibagikan oleh peneliti dalam google form 41 orang guru.

Berdasarkan hasil analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis data kuantitatif. Untuk analisis data kuantitatif dengan menggunakan (kuisioner angket) yang diunggah dengan menggunakan google form dan dianalisis menggunakan statistik deskriptif. Analisis penelitian dalam data kuisioner angket meliputi distribusi frekuensi dan persentase sehingga dapat diketahui frekuensi tingkat kesetujuan peserta program pendampingan penguatan pendidikan karakter.

Statistik deskriptif merupakan suatu metode untuk menampilkan hasil yang didapatkan dalam bentuk statistik yang sederhana sehingga setiap orang dapat lebih mudah mengerti dan mendapatkan gambaran yang jelas mengenai hasil penelitian. Sebelum melakukan analisis data yang diperoleh dari responden, dalam penelitian ini menerapkan satu pengujian data sebagai langkah awal, yaitu uji normalitas data, dikarenakan data penelitian yang baik dan memenuhi syarat dinyatakan dalam distribusi normal.

Uji normalitas merupakan uji yang mendasar sebelum peneliti melakukan analisis lebih lanjut terhadap data yang diperoleh. Uji normalitas dilakukan dengan uji kolmogrov-smirnov menggunakan bantuan program SPSS For Windows. Pengambilan keputusan untuk uji normalitas dengan pedoman jika nilai signifikansi diatas 0.05 distribusi data normal, sedangkan jika nilai signifikansi dibawah 0.05 distribusi data tidak normal (Arifin, 2017).

Dalam menganalisis data yang telah terkumpul, dilakukan berberapa langkah yaitu: (1) penskoran jawaban responden per variabel; (2) menjumlahkan skor masing-masing responden untuk per item soal; dan (3) mengkelompokan skor yang didapat oleh responden berdasarkan tingkat kecendrungan. Dalam analisis statistik deskriptif ini disajikan berbagai ringkasan statistik, seperti total skor masing-masing responden dan item, mean (M), mode (Mo), median (Me), dan standart deviasi (SD). Untuk mempermudah proses menganalisis data maka penelitian ini menggunakan bantuan software SPSS for windows.

Distribusi data kelompok yang umumnya mencakup banyak subyek (N) dalam kelompok, mean (M), standart deviasi (SD), skor minimum (Xmin), skor maksimum (Xmax), serta distribusi dan normalitas data. Analisis per item menggunakan nilai ideal terendah = 1 dan tertinggi = 5 pedoman kategori pencapaian skor ideal per item berdasarkan distribusi normal dengan katagori sangat kurang, kurang, cukup, baik, dan sangat baik.

 

 

 

 

Tabel 1 Kategori Nilai

No

Interval

Kategori

1

1,00 - 1,80

�Sangat Kurang

2

1,81 - 2,60

�Kurang

3

2,61 - 3,40

�Cukup

4

3,41 - 4,20

�Baik

5

4,21 - 5,00

�Sangat Baik

 

Formula Presentase dalam penelitian ini Arikunto (2010) menyebutkan bahwa untuk menganalisis masing-masing item dalam instrument menggunakan formula persentase. Formula persentase yang digunakan:

Text

Description automatically generated

Persentase skor perolehan tiap item dikonsultasikan dengan pedoman interpretasi data seperti Tabel 4.

 

Tabel 4 Kriteria Pedoman Interpretasi Data

No

Presentase

Kriteria

1

0% - 25%

�Sedikit Sekali

2

26% - 50%

�Sebagian Kecil

3

51% - 75%

�Sebagian Besar

4

76% - 100%

�Pada Umumnya

Sumber: (Nurhadi, 2009)

 

Untuk pengambilan keputusan tingkat kepuasan siswa pada hasil penelitian ini, digunakan pedoman interpretasi data dengan menggunakan pendekatan kategori jenjang yang memanfaatkan skor total sebagai acuannya. Rumus pengkategoriannya seperti Tabel 5 sebagai berikut.

 

Tabel 5 Kategori Interpretasi Tingkat Kesetujuan

No

Interval

Kategori

1

M + 1,5 SD < X

�Sangat Setuju

2

M + 0,5 SD < X ≤ M + 1,5 SD

�Setuju

3

M � 0,5 SD < X ≤ M + 0,5 SD

�Cukup Setuju

4

M � 1,5 SD < X ≤ M � 0,5 SD

�Tidak Setuju

5

X ≤ M � 1,5 SD

�Sangat Tidak Setuju

Sumber: (Azwar, 2013)

 

Pengujian Data

Sebelum memasuki tahap analisis data, penelitian ini hanya menerapkan satu jenis pengujian data, yaitu: (1) uji normalitas. Uji normalitas data dalam penelitian ini dilakukan pada masing masing variabel, sehingga hasil pengujian normalitas yang dapat disusun oleh peneliti seperti Tabel 6.

 

 

 

 

Tabel 6 Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data Penelitian

Indikator

Sig. Hitung

Sig. kriteria

Keterangan

Relegius

0.373

0.05

Normal

Jujur

0.279

0,05

Normal

Toleransi

0.492

0,05

Normal

Disiplin

0.220

0,05

Normal

Kerja Keras

0.241

0.05

Normal

Kreatif

0.357

0,05

Normal

Mandiri

0.427

0,05

Normal

Demokratis

0.377

0,05

Normal

Rasa Ingin Tahu

0.404

0.05

Normal

Semangat

0.211

0,05

Normal

Cinta Tanah Air

0.351

0,05

Normal

Menghargai Prestasi

0.285

0,05

Normal

Bersahabat/Komunikatif

0.297

0.05

Normal

Cinta Damai

0.339

0,05

Normal

Gemar Membaca

0.280

0,05

Normal

Peduli Lingkungan

0.248

0,05

Normal

Peduli Sosial

0.166

0.05

Normal

Tanggung Jawab

0.386

0,05

Normal

 

Hasil analisi dari tabel 4.6 nilai sig. hitung menunjukan diatas nilai sig kreteria sehingga dapat disimpulkan bahwa data hasil penelitian untuk masing-masing variabel berdistribusi normal. Hasil penelitian di Al-Azhar diperoleh gambaran yang di deskripsikan sebagai berikut:������� Analisis Deskriptif Pendampingan Kepala Sekolah Dalam Penerapan Penguatan Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran di SD Al Azhar 2 Bandar Lampung.

Hasil Analisis dari Hasil Uji statistik deskriptif Normalitas Data Penelitian menunjukan hasil dari tiap item pernyataan yang diisi oleh responden yang diuraikan berdasarkan persentase yang diperoleh dari tiap itemnya, yang sekaligus dikategorikan berdasarkan kreterianya adalah, berdasarkan hasil diatas menunjukan bahwa: indikator religius pada nomor item pernyataan pertama ke 1 mendapatkan hasil pada umumnya sebesar 94.42% responden menyatakan sangat setuju dengan pernyataan yang diberikan oleh peneliti, dan seterusnya sampai dengan indikator tanggung jawab pada no item pernyataan terakhir ke 61 mendapatkan hasil pada umumnya sebesar 92.56% responden menyatakan sangat setuju dengan dengan pernyataan yang diberikan oleh peneliti.

Rincian secara lengkapnya hasil penilaian angket 18 indikator nilai karakter yakni nilai religius nilai rata-rata setelah pendampingan menjadi 92,79. Nilai jujur rata-rata nilai 85,12, nilai rata-rata toleransi 9,10, nilai rata-rata disipin 87,21, nilai rata-rata kerja keras 89,15, nilai rata-rata kreatif 90,00, nilai rata-rata mandiri 90,23, nilai rata-rata demokratis 88,99, nilai rata-rata Rasa Ingin Tahu 88,37, nilai rata-rata semangat 88,53, nilai rata-rata cinta tanah air 91,16, nilai rata-rata menghargai prestasi 88,99, nilai rata-rata bersahabat/komunikatif 87,79, nilai ratra-rata cinta damai 89,46, nilai rata-rata gemar membaca 89,95, nilai rata-rata peduli lingkungan 88,65, nilai rata-rata peduli sosial 82,42, nilai rata-rata tanggungjawab 93,02.

 

 

Pembahasan

Hasil analisis data nilai hasil telah RPP, menunjukkan bahwa 100% guru kelas dan guru mata pelajaran mengalami peningkatan kemampuan dalam menyusun RPP setelah mengikuti pendampingan implementasi PPK jika ditinjau dari jumlah nilai, nilai rata-rata perolehan siswa sebelum dan sesudah pendampingan. Berdasarkan pengamatan peneliti masing-masing guru didampingi oleh Kepala sekolah dan dibantu oleh wakil kepala sekolah dalam pelaksanaan pembelajaran dengan menintegrasikan penguatan pendidikan karakter baik guru mata pelajaran maupun guru kelas dari kelas 1(satu) sampai dengan kelas 6 (enam).

Strategi pendampingan juga bervariasi yang dilakukan oleh kepala sekolah. Kegiatan pendampingan dilaksanakan dengan kunjungan kelas atau observasi yang melihat RPP guru dan penerapannya apakah sesuai dalam pelaksanaannya di pembelajaran agar antara RPP tidak jauh berbeda dengan pelaksanaan pembelajaran atau dengan kata lain tidak berbeda. Jikalau ada perbedaan dapat diketahui perkembangan dan cepat diperbaiki.

Jika ada guru yang melakukan kesalahan dalam penerapan penguatan pendidikan karakter dalam pembelajaran akan dibahas dalam pertemuan selanjutnya melalui rapat dewan guru yang dilakukan dalam kegiatan in house training (IHT) bisa juga melalui rapat dewan guru. Ketika guru mengalami permasalahan dalam pembelajaran akan dibahas pada rapat dewan guru. Waktu pendampingan dilakukan hanya 2 kali dan selama 2 hari. Hari pertama dilakukan pembahasan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) untuk didiskusikan dan mencari solusi dalam menyelesaikan permasalahan pembelajaran.

Sedangkan dalam pertemuan kedua pendamping melakukan kunjungan kelas terhadap guru mata pelajaran maupun guru kelas untuk melihat kesesuaian antara RPP yang telah disusun dengan penerapannya dalam pembelajaran. Jadwal kegiatan kunjungan kelas disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran yang sudah terjadwal, mengingat kepala sekolah dan guru juga memiliki dan menjalankan tugas dan fungsinya masing-masing di sekolah. Pendampingan waktu kunjungan kelas disesuaikan dengan waktu yang telah ditentukan sesuai dengan jadwal yang telah disusun.

Pelaksanaan pendampingan kepala sekolah dalam menerapkan penguatan pendidikan karakter ini dinilai baik dan dapat membentuk pembiasaan peserta didik sehingga menjadi budaya positif di SD Al-Azhar 2 Bandar Lampung sehingga budaya ini dapat diteruskan dan dilestarikan.� Selain bermanfaat bagi peserta didik kegiatan ini juga dapat meningkatkan kemampuan guru baik dari segi pengetahuan, pemahaman, wawasan serta pengalaman bagi guru dalam menanamkan nilai-nilai karakter di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat sebagai tri pusat pendidikan.

Responden dalam penelitian ini juga menyatakan sangat puas dan bersyukur mereka dapat mengikuti kegiatan pendampingan penguatan pendidikan karakter di sekolah. Lebih dari itu kegiatan pendampingan lebif efektif dan efisien jika dengan pelatihan yang pesertanya lebih banyak, karena kegiatan pendampingan Penguatan Pendidikan karakter lebih langsung ke permasalahan pembelajaran yang dihadapi oleh guru dalam melaksanakan tugas dan fungsinya di satuan pendidikan.

 

Kesimpulan

Beberapa kesimpulan bahwa perencanaan PPK dilakukan oleh kepala sekolah dan guru yang diterapkan ke dalam kurikulum. Penerapannya dilakukan ke dalam mata pelajaran yang disusun melalui rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Nilai-naalai yang ada dalam PPK antara lain religiusitas, toleransi, cinta tanah air, gemar membaca, bersahabat, kemandirian, rasa ingin tahu, jujur, disiplin, dan tanggung jawab yang disebutkan di dalam kegiatan pembelajaran dan merupakan tahapan dalam proses pembelajaran yang meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti serta kegiatan penutup.

Penguatan pendidikan karakter terus dilakukan melalui proses yang berlangsung dalam program kegiatan yang telah dilakukan secara rutin sekolah maupun kegiatan spontan sehinggta keteladanan dan pengkondisian lingkungan dapat terwujud secara natural. Peran komponen sekolah seperti kepala sekolah bertugas sebagai penanggung jawab program pendidikan karakter, sedangkan tugas guru ialah melaksanakan penanaman nilai melalui pembelajaran sesuai RPP yang telah disusun.

Pelaksanaan pendidikan karakter dilakukan dengan cara menyisipkan nilai-nilai karakter dalam kegiatan pembukaan, inti, dan penutup sesuai dengan RPP yang telah dibuat sehingga pembelajaran bernuansa karakter. Keteladanan yang dilakukan dalam kegitan pembelajaran atau budaya ini terus dilakukan agar penanaman nilai-nilai karakter terukir dalam budaya sekolah.

Proses penilaian yang dilakukan oleh guru tetap mengedepankan penguatan pendidikan karakter berdasarkan hasil observasi dan penugasan dalam kegiatan kurikuler maupun ekstra kurikuler didalam kelas maupun di luar kelas dengan berpedoman pada dua aspek yaitu sikap spiritual, sikap sosial selaras dengan pengetahuan dan keterampilan yang dikembangkan dalam Penguatan Pendidikan Karakter. Penilaian dari segi sikap spiritual terlihat dari kegiatan pembelajaran sehari-hari dalam hal kegiatan pembelajaran sehari-hari dalam bimbingan semua guru bukan saja mata pelajaran agama atau Pendidikan Kewarganegaraan dan Pancasila saja. Penilaian sikap sosial dinilai dari interaksi siswa dengan warga sekolah baik dalam proses kegiatan belajar mengajar maupun di luar proses pembelajaran.

 

BIBLIOGRAFI

Agustina, C. W., Vinutria, Nisrina, A. M., & Azizah, A. N. (2021). Peran Guru dalam Mengintegrasikan Nilai-Nilai Karakter dalam Proses Pembelajaran Bahasa Indonesia. BASA Journal of Language & Literature, 1(1), 18�25.

 

Ahmadi, M. Z., Haris, H., & Muhammad, A. (2020). Implementasi Program Penguatan Pendidikan Karakter di Sekolah. Phinisi Integration Review, 3(2), 305�315.

 

Albertus, D. K. (2010). Pendidikan Karakter Strategi Mendidik Anak di Zaman Global. PT. Grasindo.

 

Arifin, J. (2017). SPSS 24 untuk Penelitian dan Skripsi. Kelompok Gramedia.

 

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta.

 

Asrori, M. A. R. (2016). Integrasi Nilai-Nilai Pancasila dalam Pendidikan Karakter dan Budaya Bangsa yang Berbasis pada Lingkungan Sekolah. Jurnal Rontal Keilmuan Pancasila Dan Kewarganegaraan, 2(1), 1�11.

 

Azwar, S. (2013). Metode Penelitian. Pustaka Pelajar.

 

Bangun, S. Y. (2018). Peran Pelatih Olahraga Ekstrakurikuler dalam Mengembangkan Bakat dan Minat Olahraga pada Peserta Didik. Jurnal Prestasi, 2(4), 29�37.

 

Damariswara, R., Wiguna, F. A., Hunaifi, A. A., Zaman, W. I., & Nurwenda, D. D. (2021). Penyuluhan Pendidikan Karakter Adaptasi Thomas Lickona. Dedikasi Nusantara. Jurnal Pengabdian Masyarakat Pendidikan Dasar, 1(1), 33�39.

 

Depdiknas. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi ke Empat. Gramedia Pustaka Utama.

 

Dharma, K. K. (2011). Metodologi Penelitian: Panduan Melaksanakan dan Menerapkan Hasil Penelitian. Trans Info Media.

 

Fadli, M. R. (2021). Memahami Desain Metode penelitian kualitatif. Humanika, Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum, 21(1), 33�54.

 

Hakim, A. N., Dewi, D. A., & Furnamasari, Y. F. (2021). Peran Guru dalam Membangun Karakter dan Moral Siswa melalui Pendidikan Kewarganegaraan. JIIP: Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, 4(20), 748�752.

 

Jihan., & Lisnawaty, Sri, D. (2022). Implementasi Penguatan Pendidikan Karakter Di Sekolah Menengah Pertama (SMP) AL Azhar Mandiri Palu. Al-Tadbir: Jurnal Manajemen Pendidikan, 2(1), 1�22.

 

Kosim, M. (2020). Penguatan Pendidikan Karakter Di Era Industri 4.0 : Optimalisasi Pendidikan Agama Islam di Sekolah. TADRIS: Jurnal Pendidikan Islam, 15(1), 88�107.

 

Marhayani, D. K. (2017). Pembentukan Karakter Melalui Pembelajaran IPS. Jurnal Edunomic, 5(2), 67�75.

 

Moleong, L. J. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi. PT Remaja Rosdakarya.

 

Mustikaningrum, G., Pramusinta, L., Ayu, S., & Umar, M. (2021). The Implementation of Character Education Integrated To Curriculum and Learning Methods During Covid-19 Pandemic. AULADUNA: Jurnal Pendidikan Dasar Islam, 7(2), 154�164.

 

Nurhadi. (2009). Pembelajaran kontektual & penerapanya dalam KBK. Universitas Negeri Malang.

 

Nuroniyah, A., & K. (2021). Home Teaching Era Pandemi Covid-19 pada Siswa SD sebagai Upaya Mengatasi Problematika Pembelajaran Daring. Jurnal Warta LPM, 24(3), 466�475.

 

Nuryadi., & Rahmawati, P. (2018). Persepsi Siswa Tentang Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Ditinjau dari Kreativitas dan Hasil Belajar Siswa. Jurnal Mercumatika : Jurnal Penelitian Matematika Dan Pendidikan Matematika, 3(1), 53�62.

 

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. (2018). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 20 Tahun 2018 tentang Penguatan Pendidikan Karakter pada Sekolah Formal.

 

Peraturan Presiden. (2017). Peraturan Presiden Nomor 87 tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter (PPK).

 

Rahmat, N., Sepriadi, S., & Daliana, R. (2017). Pembentukan Karakter Disiplin Siswa Melalui Guru Kelas di SD Negeri 3 Rejosari Kabupaten Oku Timur. JMKSP (Jurnal Manajemen, Kepemimpinan, Dan Supervisi Pendidikan), 2(2).

 

Rosenthal, M. (2016). Qualitative Research Methods: Why, When, and How to Conduct Interviews and Focus Groups in Pharmacy Research. Journal of Pharmacy Teaching and Learning, 8, 509�511.

 

Rukiyati., Sutarini, N., & P. (2014). Penanaman Nilai Karakter Tanggung Jawab dan Kerja Sama Terintegrasi dalam Perkuliahan Ilmu Pendidikan. Jurnal Pendidikan Karakter, 4(2), 213�224.

 

Samani., Muchlas., & H. (2011). Konsep dan Model Pendidikan Karakter. Remaja Rosdakarya.

 

Santika, T. (2018). Peran Keluarga, Guru Dan Masyarakat Dalam Pembentukan Karakter Anak Usia Dini. Judika (Jurnal Pendidikan Unsika), 6(2), 77�86.

 

Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R & D. CV Alfabeta.

 

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). CV Alfabeta.

 

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Alfabeta.

 

Widianto, E. (2015). Peran Orangtua Dalam Meningkatkan Pendidikan Karakter Anak Usia Dini Dalam Keluarga. Jurnal PG PAUD Trunojoyo, 2(1), 31�39.

 

Witasari, O., & Wiyani, N. A. (2020). Permainan Tradisional untuk Membentuk Karakter Anak Usia Dini. JEDC: Journal of Early Childhood Education and Development, 2(1), 52�63.

 

Wulandari, E., Taufik, M., & Kuncahyono, K. (2018). Analisis Implementasi Full Day School sebagai Upaya Pembentukan Karakter Siswa di SD Muhammadiyah 4 Kota Malang. Jurnal Pemikiran Dan Pengembangan Sekolah Dasar (JP2SD), 6(1), 65�74.

 

Yahya. K. (2010). Pendidikan Karakter Berbasis Potensi Diri. Pelangi Publishing.

 

Copyright holder:

Tri Suhartati (2023)

 

First publication right:

Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia

 

This article is licensed under: