Syntax
Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 8, No.
11, November 2023
HUBUNGAN TOKSISITAS TIMBAL (PB) DALAM
DARAH DENGAN HEMOGLOBIN (HB) PADA MEKANIK BENGKEL MOTOR DI PURWOKERTO
Fu�ad
Minan Zuhri1, Kurnia Ritma Dhanti2
1Fakultas
Pasca Sarjana, Universitas Airlangga
2Fakultas
Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Email: [email protected], [email protected]
Abstrak
Perkembangan teknologi transportasi
mengakibatkan meningkatnya kebutuhan masyarakat akan kegiatan ekonomi berupa
kendaraan. Kondisi tersebut menyebabkan peningkatan jumlah tempat perbaikan dan
perawatan kendaraan yang disebut bengkel. Aktivitas bengkel terdapat limbah
yang mengandung timbal (Pb) seperti minyak pelumas (oli) bekas, bensin, dan aki
bekas. Timbal termasuk logam berat yang diklasifikasikan sebagai Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3). Timbal dapat bersifat toksik bagi tubuh bila
berikatan dengan eritrosit akan menghambat sistensis heme yang berakibat
menurunnya produksi hemoglobin (Hb). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
hubungan kadar timbal (Pb) dalam darah dengan hemoglobin pada mekanik bengkel
motor di Purwokerto. Jenis penelitian ini adalah observasional analitik
menggunakan desain penelitian case control study dengan jumlah sampel sebanyak
15 orang responden yang diperoleh menggunakan metode purposive sampling.
Pemeriksaan logam dalam darah menggunakan Atomic Absorption Spectrophotometer
(AAS), sedangkan hemoglobin menggunakan Hematology Analyzer (HA). Hasil
penelitian kadar timbal rendah sebesar 0 �g/dl dan kadar timbal tinggi 7.7
�g/dl., sedangkan kadar hemoglobin rendah sebesar 12,7 g/dl dan kadar timbal
tinggi 16,2 g/dl. Hasil analisis menggunakan uji korelasi spearmen didapatkan
nilai signifikan (p) = 0.833 dan nilai korelasi (r) = 0.060. Kesimpulannya
adalah H0 diterima, sehingga tidak ada hubungan kadar timbal dalam darah dengan
kadar hemoglobin pada mekanik bengkel motor di Purwokerto.
Kata
Kunci: Timbal (Pb);
Hemoglobin (Hb); Mekanik Bengkel.
Abstract
The development of transportation
technology has resulted an increase of public need for economic activities in
the form of vehicles. This condition causes an increase in the number of
workshops to repair and maintain vehicles. Workshop activities result in waste
containing lead (Pb) such as used lubricating oil (oil), gasoline, and used
batteries. Lead is a heavy metal that is classified as a Hazardous and Toxic
Material (B3). It can be toxic to the human body when it binds to erythrocytes,
it will also inhibit heme synthesis which results in decreased production of
hemoglobin (Hb). The objective of this study was to determine the correlation
between blood lead (Pb) levels and hemoglobin in motorcycle workshop mechanics
in Purwokerto. The type of this research is analytic observational using a case
control study research design with a sample of 15 respondents obtained using
purposive sampling method. The examination of metals in the blood using the
Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS), while hemoglobin using a Hematology
Analyzer (HA). The results of the study indicated that low lead levels were 0
g/dl and the high lead levels were 7.7 g/dl., while low hemoglobin levels were
12.7 g/dl and high lead levels were 16.2 g/dl. The results of the analysis using
the correlation spearmen� test obtained a
significant value (p) = 0.833 and a correlation value (r) = 0.060. The
conclusion is that Ho is accepted, so there is no correlation between blood
lead levels and hemoglobin levels in motorcycle workshop mechanics in
Purwokerto.
Keywords: Lead (Pb); Hemoglobin (Hb); Workshop
Mechanic.
Pendahuluan
Sepeda motor merupakan jenis
kendaraan yang biasa dimiliki oleh berbagai kalangan ekonomi, mulai dari kalangan
atas, menengah, bahkan bawah, dan sejumlah besar kendaraan beroda dua yang dimiliki (Erlangga et al., 2021). Berdasarkan
data Badan Pusat Statistika (BPS) Jawa Tengah tahun 2020, jumlah sepeda motor
Aktivitas bengkel terdapat limbah cair yang mengandung timbal (Pb) seperti minyak pelumas (oli), oli bekas, bensin, dan aki bekas (Mukhlishoh, 2012). Timbal termasuk logam berat yang diklasifikasikan sebagai Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) (Mukhlishoh, 2012). Timbal dapat bersifat toksik pada kesehatan manusia bila terakumulasi di dalam tubuh (Rinawati et al., 2020).
Timbal dapat masuk ke dalam tubuh melalui berbagai jalur yaitu saluran pernafasan (inhalasi), saluran pencernaan (oral), maupun kontak kulit (dermal) (Candra et al., 2016). Timbal yang terhirup dan masuk melalui sistem pernafasan juga ikut beredar melalui darah ke seluruh jaringan dan organ tubuh kemudian akan berikatan dengan sel darah merah atau eritrosit (Putri & indayani, 2021).
Keberadaan timbal dalam tubuh dapat mengganggu sistem hematopoietik pada sintesis heme melalui tiga mekanisme. Mekanisme ini dapat berupa gangguan pengikatan Glycine dan Succinyl Co-Enzyme A, depresi terhadap delta ALAD, dan gangguan enzim Ferrochelatase yang berfungsi mengikat besi (Fe) terhadap protoporphyrin yang kemudian menjadi heme sebagai bagian dari hemoglobin. Apabila gangguan tersebut tidak segera ditanggulangi, akan menyebabkan gangguan pada berbagai sistem organ tubuh seperti sistem syaraf, ginjal, sistem reproduksi, saluran cerna, anemia dan disfungsi otak (Pusparini, 2016).
Berdasarkan penelitian sebelumnya, kadar timbal (Pb) tertinggi dalam darah mekanik bengkel kendaraan bermotor di Kota Medan adalah 10,8 �g/dL dan kadar terendah adalah 4,8 �g/dL (Ramadhani, 2018). Hasil tersebut tidak melebihi ambang batas yang telah ditetapkan World Health Organization (WHO) yaitu 25 �g/dL.
Dari data tersebut pekerja perlu menyadari dan mengetahui bahwa timbal (Pb) termasuk logam berat dengan klasifikasi B3 yang memiliki karakteristik terakumulasi dalam tubuh, jadi sangat berbahaya bagi kesehatan manusia dalam jangka panjang (Eka, H. & Mukono, 2017). Hal tersebut seharusnya membuat mekanik bengkel motor tetap melakukan pencegahan dan menjaga kesehatan tubuh dari resiko paparan timbal. Berdasarkan penjelasan tersebut, perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh paparan timbal terhadap hemoglobin pada mekanik bengkel motor roda dua di Purwokerto.
Metode Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan pendekatan kuantitatif dan menggunakan desain penelitian case control study. Tempat
penelitian untuk sampling
darah secara langsung dilakukan di bengkel motor daerah Purwokerto meliputi empat kecamatan yaitu Purwokerto Barat, Purwokerto
Timur, Purwokerto Utara dan Purwokerto
Selatan. Pemeriksaan kandungan
timbal pada darah mekanik bengkel motor dilaksanakan di Laboratorium Biologi Farmasi
Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) dan Laboratorium Tanah Fakultas Pertanian Unsoed. Pemeriksaan hemoglobin dilaksanakan
di Klinik Pratama UMP. Penelitian dilaksanakan selama bulan Juni 2022.
Teknik sampling yang digunakan pada penelitian dilakukan secara purposive
sampling berdasarkan kriteria
inklusi dan ekslusi yang ditetapkan penulis. Kriteria Inklusi: Responden memiliki riwayat penyakit anemia, berjenis kelamin laki-laki, seorang mekanik bengkel sepeda motor di Purwokerto, bekerja menjadi mekanik bengkel motor > 3 tahun, bersedia menjadi sampel penelitian. Kriteria Eksklusi: Responden memiliki riwayat penyakit anemia, dalam keadaan sakit, sedang dalam menjalani
pengobatan, dan tidak bersedia menandatangani Informed Consent.
Alat yang digunakan pada penelitian
ini adalah: spuit, tabung EDTA, tourniquet, kapas alkohol, Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS)
(SHIMADZU AA-6300), corong kaca,
hot plate stirrer, labu ukur 100 ml, gelas ukur 100 mL, labu erlenmeyer 100 mL, botol kaca, gelas
beaker 50 ml, pipet ukur dan Hematology analyzer. Bahan yang digunakan
pada penelitian ini adalah: darah vena 5 ml, aquadest 5 ml, HNO3 10 ml pekat,
kertas tissue, kertas saring Whatman no.40, aquabidest,
larutan KI, larutan HCl, larutan NaOH, larutan HClO4,
larutan Pb (NO3)2.
Analisis pemeriksaan
timbal dilakukan dengan cara sampel sebanyak
1 mL dimasukkan ke dalam erlenmeyer 100 mL kemudian didestruksi dengan campuran HClO4:
HNO3 (1:5) hingga membentuk
cairan hampir jernih. Mengencerkan sampel dalam labu
ukur 50 mL dengan akuades hingga tanda batas. Sampel kemudian dianalisis dengan SSA (Spektrofotometer Serapan Atom). Analisis pemeriksaan hemoglobin dilakukan dengan cara sampel di ukur dengan alat
hematology analyzer.
Jumlah sampel sebanyak 15 orang dengan menggunakan aplikasi pada pengolahan datanya. Penelitian ini termasuk jenis penelitian korelasi yaitu menghubungkan antara kadar Hb dan kadar Pb pada mekanik bengkel motor. Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer berupa kadar Pb dan kadar Hb pada darah mekanik bengkel motor di Purwokerto, sedangkan data karakterisitik responden didapatkan melalui pengisian kuesioner. Skala pengukuran pada penelitian ini adalah numerik
dengan numerik. Normalitas data diuji dengan menggunakan Shapiro-Wilk.
Data tidak terdistribusi
normal dengan hasil normalitas <0,05 maka dilakukan uji non parametrik berupa uji Korelasi
Spearmen.
�����������
Hasil dan Pembahasan
Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2022 dengan melibatkan 15 responden yang berprofesi sebagai mekanik pada delapan bengkel motor yang tersebar di empat kecamatan yaitu Kecamatan Purwokerto Barat, Purwokerto Timur, Purwokerto
Utara dan Purwokerto Selatan. Keseluruhan
responden berjenis kelamin laki-laki dan rentang umur 17-65 tahun. Deskripsi lengkap mengenai hasil penelitian disajikan pada sub bab berikut:
Tabel 1 Distribusi
Frekuensi Karakteristik
Objek
Karakteristik Subjek |
Frekuensi (n) |
Presentase (%) |
Umur (Tahun) ��� <
30�� tahun ��� 30-50 tahun ��� >
50�� tahun |
4 9 2 |
26,7 60,0 13,3 |
Lama Kerja ��� 0-5���� tahun ��� 6-10�� tahun ��� 11-20 tahun ���
>20��� tahun
|
2 3 6 4 |
13,3 20,0 40,0 26,7 |
Penggunaan APD masker �Ya �Kadang-kadang �Tidak Pernah |
1 5 9 |
6,7 33,3 60,0 |
Cuci Tangan �Ya �Kadang-kadang �Tidak Pernah |
11 3 1 |
73,3 20,0 6,7 |
Tabel 1 menunjukan
bahwa responden mekanik bengkel motor yang paling
banyak usianya terdapat pada retang usia 30-50 tahun sebanyak 9 orang dengan masa kerja paling banyak pada retang waktu 11-20 tahun sebanyak 6 orang. Kebanyakan responden tidak pernah menggunakan
APD masker sebanyak 9 orang dan tidak
melakukan cuci tangan sebanyak 1 responden.
�
Tabel 2 Frekuensi
Hasil Pemeriksaan Timbal (Pb) dan Hemoglobin (Hb) Secara Statistik
Parameter |
N |
Rerata (�g/dl) dan
(g/dl) |
Minimal (�g/dl) dan
(g/dl) |
Maximum (�g/dl) dan
(g/dl) |
Kadar Timbal |
15 |
4,18 |
0,0 |
7,7 |
Kadar Hemoglobin |
15 |
14,96 |
12,7 |
16.2 |
Berdasarkan Tabel 2 diketahui
bahwa rerata kadar timbal responden sebesar 4.18 �g/dl sedangkan rerata kadar hemoglobin 14,96
g/dl. Kadar timbal dengan nilai
terendah adalah 0 �g/dl,
dan nilai terbesar 7.7
�g/dl. Kadar Hemoglobin dengan nilai
terendah 12,7 g/dl dan nilai
terbesar 16,2 g/dl.
Tabel 3 Uji Korelasi
Spearmen Kadar Timbal (Pb) dengan Kadar Hemoglobin
(Hb).
|
Kadar Timbal |
Kadar Hemoglobin |
r = 0.060 |
|
p = 0,833 |
|
N = 15 |
Pada Tabel 3 hasil
analisis uji korelasi
spearmen dari 15 responden menunjukan hubungan antara kadar timbal dengan kadar hemoglobin dalam darah mekanik
bengkel motor di Purwokerto
didapatkan nilai signifikan (p) = 0.833 dan nilai korelasi (r) = 0.060.
Pembahasan
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis hubungan kadar timbal (Pb) dan hemoglobin (Hb) pada mekanik bengkel motor di wilayah Purwokerto. Pemeriksaan timbal dengan AAS (Atomic Absorption Spectrophotometer), sedangkan pemeriksaan hemoglobin dengan HA (Hematology Anlyzer). Asumsinya, bahwa mekanik bengkel motor yaitu profesi kerja
yang berisiko mengalami gangguan kesehatan karena setiap hari
bekerja dengan paparan dari limbah
padat maupun limbah cair (oli
bekas, bensin, aki bekas, dan lainnya) yang umumnya mengandung timbal (Pb).
Indikator paling umum
untuk mengetahui adanya gangguan kesehatan pada responden adalah dengan mengetahui
kadar Hb dari responden tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menguji kebenaran asumsi yang ditulis penulis, dari 15 responden yang bersedia, telah dilakukan pemeriksaan kadar Pb, Hb dan juga
pengambilan data lainnya dengan hasil seperti
disajikan. Berdasarkan
Tabel 1 umur responden mempengaruhi kandungan timbal
(Pb) dalam jaringan tubuh seseorang. Biasanya bertambahnya umur daya tahan
organ tertentu berkurang terhadap efek timbal (Qoriah, D. et al., 2015).
Responden mekanik
bengkel motor yang paling banyak
masa kerjanya terdapat pada
rentang waktu 11-20 tahun dengan kebanyakan
kadar timbal lebih tinggi walaupun masih dalam bataas
normal. Rustanti & Mahawati
(2011) menyatakan bahwa
masa kerja dapat memengaruhi kadar timbal dalam darah, semakin
lama lama kerja maka semakin banyak
paparan Pb yang masuk dalam tubuh.
Tabel 1 menunjukan
bahwa responden yang tidak melakukan cuci tangan sebanyak
1 responden dengan kadar timbal sebesar 4.4�g/dl.
Faktor perilaku responden
yang kurang menjaga kebersihan tangan dari bekas oli
dan limbah bengkel lainnya ketika setelah melakukan pekerjaan memperbaiki motor dan dilanjutkan makan, minum maupun merokok
dengan kondisi tangan kotor.
Menurut Candra et al., (2016), masuknya timbal ke dalam tubuh, dapat
melalui berberapa cara yaitu saluran
pernafasan (inhalasi), pencernaan (oral) maupun kontak kulit (dermal). Kebiasaan responden yang kurang menjaga kebersihan, jika tidak dipedulikan dalam kurun waktu
yang lama akan timbul masalah kesehatan. Kebanyakan responden tidak pernah menggunakan
APD masker sebanyak 9 orang.
Faktor perilaku
ini bisa memengaruhi seseorang berisiko terpapar kadar timbal yang tinggi. Penggunaan APD masker berperan penting dalam mengurangi
masuknya timbal kedalam tubuh dari udara
yang terkontaminasi. Ramadhani (2014) menyatakan pentingnya penggunaan APD sebagai perlindungan pemakai dari keadaan yang tidak disengaja dan terduga. APD tersebut tidak dapat sepenuhnya
melindungi tubuhnya, namun dapat mengurangi
tingkat keparahan yang mungkin terjadi.
Pengukuran kadar
timbal dalam darah dilakukan secara spektrofotometri serapan atom. Sebelum pengecekan kadar, sampel terlebih
dahulu didestruksi basah menggunakan HNO3 pekat dan HClO4 pekat dengan perbandingan 1:5. Destruksi bertujuan untuk mendapatkan timbal dalam sampel dan memisahkannya dari senyawa-senyawa organik lainnya, di mana HNO3 dikombinasikan
dengan HClO4 sebagai campuran asam untuk
mendestruksi.
HClO4 bertindak
sebagai oksidan yang kuat (oksidator) untuk membantu HNO3 mendekomposisi sampel darah. Larutan selanjutnya dipanaskan secara terbuka di atas hotplate pada suhu
100oC-121oC sampai larutan terlihat bening, dengan catatan tidak sampai kering.
Adanya pemanasan pada proses destruksi
membantu mempercepat pemutusan ikatan organologam menjadi anorganik (Wulandari, E.A., 2013). Titik
didih dari HNO3 sebesar 121oC, sehingga penggunaan suhu 100oC dapat mencegah larutan HNO3 cepat habis sebelum destruksi
selesai. Larutan hasil destruksi kemudian dianalisis dengan menggunakan alat spektrofotometer serapan atom pada panjang gelombang 258 nm.
Pengukuran sampel
dengan alat AAS dilakukan setelah pengukuran absorbansi larutan standar timbal (Pb) untuk menentukan kurva kalibrasi. Larutan baku Pb diukur dengan dengan
membuat larutan baku dengan konsentrasi
0,50 ppm, 1,00 ppm, 2,00 ppm dan 4,00 ppm. Absorbansi
larutan standar ini kemudian diukur
menggunakan AAS pada panjang
gelombang 283,53 nm dan menggunakan
lampu katoda Pb dengan bahan bakar
gas argon.
Nilai absorbansi
larutan standar tersebut, menghasilkan persamaan Y = 0,0091x + 0,0004 dan regresi
linear R = 0,9996 yang berarti linear dengan r mendekati 1. Y adalah absorbansi, a adalah kemiringan
dan b adalah intersep. Persamaan regresi linear seperti pada Gambar 4.1. Persamaan
regresi linear tersebut
yang akan digunakan dalam menentukan kadar timbal pada darah mekanik bengkel motor di Purwokerto.
Gambar 1 Kurva Standar
Timbal (Pb)
Berdasarkan Tabel 2 terdapat beberapa sampel dengan hasil kadar nol karena kadar timbal yang ada di sampel tersebut diluar batas limit akuntifikasi alat sehingga tidak bisa terbaca oleh alat (Lange, 2019). Hasil pengukuran timbal pada mekanik bengkel motor di Purwokerto masih termasuk dalam batasan normal. Beberapa factor yang memengaruhi rendahnya kadar timbal dalam penelitian antara lain kemungkinan disebabkan karena rendahnya kandungan timbal dalam cat yang digunakan (Eka, H. & Mukono, 2017).
Faktor lainnya yaitu mekanik bekerja di tempat yang terbuka sehingga sirkulasi udara bengkel cukup baik walaupun ada kecenderungan beberapa bengkel menggunakan pintu utama yang cukup besar, sehingga tidak adanya hambatan dalam pertukaran udara (Kurniawan W, 2008). Gambaran letak bengkel, dimana terdapat tumbuhan yang berguna untuk menyerap emisi gas buang dari motor yang sedang ditperbaiki dan mayoritas responden mekanik bengkel motor diketahui mencuci tangan setelah melakukan aktivitas di bengkel.
Pada Tabel 2 ditemukannya satu responden dengan kadar Hb rendah, diduga berkaitan dengan kebiasaan kerja responden yang tidak menggunakan APD seperti masker pada saat bekerja sehingga akan terpapar langsung oleh limbah bengkel yang mengandung timbal (Pb), selain itu responden kadang-kadang setelah bekerja tidak mencuci tangan ketika makan sehingga tangan kotor akibat limbah bengkel secara tidak langsung tertelan masuk kedalam tubuh.
Mayoritas kadar Hb pada responden dewasa masuk dalam kategori normal. Hal ini menunjukkan bahwa responden dewasa masih memiliki sistem metabolisme dan juga kemampuan fisiologis yang baik dalam mengontrol dan menetralkan zat-zat yang bersifat toksik. Adanya paparan timbal (Pb) yang terkandung di dalam limbah bengkel motor tidak memberikan pengaruh yang signifikan pada responden dewasa karena tubuh masih mampu mengontrol dan menetralkan timbal (Pb) yang masuk ke dalam tubuh sehingga tidak memengaruhi kadar Hb (Putri, 2021).
Tabel 3 menyatakan hasil analisis uji korelasi Spearmen dari 15 responden menunjukan H0 diterima. Hal ini berarti bahwa tidak terdapat korelasi antara kadar timbal dengan kadar hemoglobin dalam darah mekanik bengkel motor di Purwokerto dengan p = 0.833 dan dimana kekuatan hubungan antar variabelnya berhubungan lemah r = 0.060. Hasil ini sejalan dengan penelitian Rosita & Widiarti (2018) yang menunjukan tidak adanya hubungan antara timbal dengan hemoglobin.
Faktor tidak adanya hubungan antara kadar timbal terhadap kadar hemoglobin, yaitu asupan gizi yang baik, jika kekurangan salah satu atau beberapa zat gizi yang terlibat dalam pembentukan sel darah merah tersebut dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan anemia (Ati, Putri W. & Murbawani, 2014). Zat besi akan berinteraksi dan berkompetisi dengan timbal dalam proses sistesis hemoglobin. Adanya gangguan sintesis hemoglobin yang diakibatkan akumulasi timbal, akan diperberat bila kecukupan zat besi tubuh tidak terpenuhi.
Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan mengenai
hubungan kadar timbal dengan kadar hemoglobin pada mekanik bengkel motor di
Purwokerto dapat diambil kesimpulan bahwa: 1) Rerata
kadar timbal 15 responden sebesar 4.18 �g/dl. Kadar timbal terendah adalah 0
�g/dl, sedangkan kadar timbal terbesar 7.7 �g/dl. 2) Rerata
kadar hemoglobin 15 responden sebesar 14.96 g/dl. Kadar hemoglobin terendah
adalah 12.7 g/dl, sedangkan kadar hemoglobin terbesar 16.2 g/dl. 3) H0 di
terima, sehingga tidak ada hubungan antara kadar timbal (Pb) dengan hemoglobin
(Hb) dengan nilai signifikannya p = 0.833 dan kekuatan hubungan antar
variabelnya tidak berhubungan r = 0.060.�
BIBLIOGRAFI
Ati, Putri W. & Murbawani, E. A. (2014) �Hubungan
Kecukupan Asupan Besi dan Kadar Timbal Darah dengan Kadar Hemoglobin Anak
Jalanan Usia Kurang dari 8 Tahun di Kawasan Pasar Johar Semarang,� Journal of
Nutrition College, 3(4), hal. 530�537.
Badan Pusat Statistik (2019) �Laporan Tahunan,� in BPS Jateng, Banyumas.
Badan Pusat Statistik (2020) �Laporan Tahunan,� in BPS Jateng, Banyumas.
Candra, C., Setiani, O., & Hanani, Y. (2016) �Perbedaan Kadar Timbal
(Pb) Dalam Darah Sebelum dan Sesudah Pemberian Air Kelapa Hijau (Cocos nucifera
L) Pada Pekerja Pengecatan Di Industri Karoseri Semarang,� Jurnal Kesehatan
Masyarakat, 4(3).
Eka, H. & Mukono, J. (2017) �Hubungan Kadar Timbal dalam Darah dengan
Hipertensi Pekerja Pengecatan Mobil Di Surabaya,� Jurnal Kesehatan Lingkungan,
9(1), hal. 66�74.
Erlangga, H., Nurjaya, Sunarsi, D., Mas�adi, M., & J. (2021) �Pengaruh
Kualitas Pelayanan Dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen
Sepeda Motor Honda Di Pt Panca Sakti Perkasa Di Bintaro,� Jurnal PERKUSI:
Pemasaran, Keuangan, dan Sumber Daya Manusia., 1(4).
Kurniawan W (2008) Hubungan Kadar Pb dalam Darah dengan Profil Darah Pada
Mekanik Kendaraan Bermotor Di Kota Pontianak. Universitas Diponegoro Semarang.
Lange, G. . (2019) Analisis Kadar Timbal dalam Darah Kondektur Angkutan
Umum di Jalur Bemo Kupang-Noelbaki Kota Kupang.
Mukhlishoh (2012) Pengelolaan Limbah B3 Bengkel Resmi Kendaraan Bermotor
Roda dua di Surabaya. Surabaya.
Nadeak, Erpina S M Aldo, Novian Horiza, Hevi (2015) �Analisis Kandungan Timbal (Pb) Pada Limbah Cair Bengkel Kendaraan
Bermotor Di Kota Tanjungpinang Tahun 2014,� Jurnal Poltekkes Jambi, 13(3), hal.
181�189.
Pusparini, D. A. (2016) �Hubungan Masa Kerja dan Lama Kerja dengan Kadar
Timbal (Pb) dalam Darah pada Bagian Pengecetan, Industri Karoseri Semarang,�
Journal of Chemical Information and Modelling, 53(9), hal. 1689�1699.
Putri, N. L. N. D. D., & Indayani. S. (2021) �Bengkel Kendaraan Di
Kecamatan Tampaksiring , Kabupaten Gianyar The Correlation Of Blood Lead Levels
And Blood Pressure In Vehicle Repair Shop Workers In Tampaksiring District ,
Gianyar Regency , 2019,� Bali Medika Jurnal, 8(1), hal. 82�89.
Putri, R. P. (2021) Gambaran Kadar Hemoglobin (Hb) Pada Teknisi Bengkel
Pengecatan Mobil Di Purwokerto Berdasarkan Masa Kerja. Purwokerto.
Qoriah, D., Setiani, O., & Dewanti, N. (2015) �Hubungan Antara Masa
Kerja dengan Kadar Timbal (Pb) dalam Darah pada Pekerja Industri Logam Cv.
Bonjor Jaya di Desa Batur, Ceper, Klaten,� Jurnal Kesehatan Masyarakat
(E-Journal), 3(3), hal. 688�701.
Ramadhani, P. (2018). Analisis Paparan Dan Kadar Timbal (Pb) Dalam Darah
Pekerja Bengkel Kendaraan Bermotor Beroda Dua Di Kota Medan Tahun 2017.
Rinawati, D., Barlian, B., & Tsamara, G. (2020) �Identifikasi Kadar
Timbal (Pb) dalam Darah Pada Petugas Operator SPBU 34-42115 Kota Serang.,�
Jurnal Medikes (Media Informasi Kesehatan), 7(1), hal. 1�8.
Rustanti, I., & Mahawati, E. (2011) �Faktor-faktor yang Berhubungan
dengan Kadar Timbal (Pb) dalam Darah Pada Sopir Angkutan Umum Jurusan Karang
Ayu-Penggaron di Kota Semarang,� Urnal Visikes, 10(1), hal. 59�68.
Wulandari, E.A., & S. (2013) �Preparasi Penentuan Kadar Logam Pb, Cd,
dan Cu dalam Nugget Ayam Rumput Laut Merah (Euchema Cottonii),� Jurnal Sains
dan Seni Pomits, 2(2), hal. 15�17.
Copyright holder: Fu�ad Minan Zuhri, Kurnia Ritma Dhanti (2023) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |