Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398

Vol. 8, No. 12, Desember 2023

 

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU PENGUNJUNG DALAM MEMBUANG SAMPAH DI PANTAI LAMPU SATU KABUPATEN MERAUKE PAPUA

 

Besse Suwito Dwi Asih1, Dyah Suryani2, Surahma Asti Mulasari3

Magister Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta

Email: [email protected]1, [email protected]2, [email protected]3

 

Abstrak

Berwisata berarti mengunjungi tempat baru yang berbeda dari tempat tinggal saat ini. Kondisi pantai yang bersih, indah dan terawattakan membuat wisatawan semakin nyaman saat berwisata. Namun kerusakan lingkungan pesisir dapat terjadi karena ulah manusia. Tujuan dalam penelitian ini adalah mengetahui faktor yang berhubungan dengan perilaku pengunjung dalam membuang sampah di Pantai Lampu Satu Kabuapaten Merauke Papua. Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian desain cross-sectional. Sampel adalah pengunjung Pantai Lampu Satu Kabupaten Merauke Papua dengan besar sampel 321 sampel. Uji statistik yang digunakan adalah uji chi square. Berdasarkan analisis univariat diperoleh hasil sebanyak 139 (43,3%) responden mempunyai perilaku membuang sampah baik, responden berpengetahuan tinggi, sebanyak sebesar 129 (40,2%), responden dengan sikap positif, sebanyak sebesar 128 (39.9%), usia dewasa <46 sebanyak 306 (95.3%), responden dengan jenis kelamin perempuan sebanyak 172 (53.6%), responden pendidikan dasar-menengah 231 orang (72.0%), responden bekerja sebanyak 171 (53.3%). Analisis bivariat diperoleh hasil ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan (p=0,032), sikap (p=0,020), tidak ada hubungan yang bermakna antara usia (p=1.000), jenis kelamin p=0.818), pendidikan (p= 0.384), dan pekerjaan (p=0.210) dengan perilaku membuang sampah di Pantai Lampu Satu. Pendekatan dengan cara melakukan penyuluhan kepada pengunjung pantai dalam kesadaran dan pentingnya peduli terhadap lingkungan sekitar. Melibatkah tokoh masyarakat yang berpengaruh dalam merubah perilaku membuang sampah sembarangan sehingga pengunjung termotivasi untuk menjaga lingkungan pantai.

 

Kata Kunci: Pengunjung; Membuang Sampah; Pantai Lampu

 

Abstract

Traveling means visiting a new place that is different from where you currently live. Clean, beautiful and well-maintained beach conditions will make tourists more comfortable when traveling. However, damage to the coastal environment can occur due to human activities. The aim of this research is to determine the factors related to visitor behavior in throwing away rubbish at Lampu Satu Beach, Merauke Regency, Papua. The research design used is a cross-sectional research design. The sample was visitors to Lampu Satu Beach, Merauke Regency, Papua with a sample size of 321 samples. The statistical test used is the chi square test. Based on univariate analysis, the results showed that 139 (43.3%) respondents had good waste disposal behavior, 129 (40.2%) respondents had high knowledge, 128 (39.9%) respondents had a positive attitude, mature age < 46 as many as 306 (95.3%), respondents with female gender as many as 172 (53.6%), respondents with primary-secondary education 231 people (72.0%), respondents working as many as 171 (53.3%). Bivariate analysis showed that there was a significant relationship between knowledge (p=0.032), attitude (p=0.020), no significant relationship between age (p=1.000), gender p=0.818), education (p= 0.384), and occupation (p=0.210) with trash throwing behavior at Lampu Satu Beach. The approach involves educating beach visitors about awareness and the importance of caring for the surrounding environment. Involve influential community figures in changing the behavior of littering so that visitors are motivated to protect the beach environment.

 

Keywords: Visitors; disposing of garbage; Beach Lights.

 

Pendahuluan

Berwisata berarti mengunjungi tempat baru yang berbeda dari tempat tinggal saat ini (Arninda & Gravitiani, 2021). Pariwisata merupakan salah satu industri terbesar dan berkembang pesat di dunia, termasuk Indonesia, dengan sumber daya alamnya, budaya dan adat istiadat yang berbeda-beda serta menjadi modal utama industri pariwisata (Maulana & Koesfardani, 2021). Indonesia sendiri merupakan negara kepulauan yang sebagian besar wilayahnya berupa perairan, ini menunjukkan bahwa Indonesia memiliki banyak sumber daya alam, terutama wisata pantai. �Salah satu industri yang mendapatkan manfaat dari keadaan geografis ini adalah pariwisata, terutama wisata pantai (Lasabuda, 2013). �Kondisi pantai yang bersih, indah dan terawatt akan membuat wisatawan semakin nyaman saat berwisata. Namun kerusakan lingkungan pesisir dapat terjadi karena ulah manusia. Selain itu, model pengelolaan lingkungan hidup yang tidak tepat akan memperparah kerusakan lingkungan yang berujung pada pembangunan alam yang tidak bertanggung jawab (Susilawati et al., 2020).

Dengan laju 0,52 kg sampah per hari atau 3,22 MMT per tahun, Indonesia adalah negara kedua di dunia yang membuang sampah ke laut (Jambeck et al., 2015). Menurut Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), jumlah sampah nasional akan mencapai 68,5 juta ton pada tahun 2021 (CNN Indonesia, 2022). Sekitar 11,6 juta ton, atau 17% dari total sampah, berasal dari sampah plastik. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh (Rochman et al., 2015) yang menjelaskan bahwa sampah laut memiliki efek tidak langsung dan mengancam biota laut. Limbah dari lautan Studi yang dilakukan di Makassar, Indonesia, dan California, Amerika Serikat, menunjukkan bahwa 55% ikan konsumsi atau komersial diperdagangkan di seluruh Indonesia. Permasalahan sampah laut sangat berbahaya bagi keberlangsungan makhluk hidup. Industri utama di pesisir dan laut, termasuk pariwisata, terkena dampak masalah ini. Selain mencemari lingkungan pantai, tingkat kenyamanan wisatawan akan menurun, menyebabkan lebih sedikit wisatawan kembali ke pantai (Gallo et al., 2018).

Menurut Teori Lawrence Green, perilaku terdiri dari tiga faktor: faktor yang mempengaruhi mencakup pengetahuan, perilaku, nilai-nilai, keyakinan, dan karakteristik sosio-demografis; faktor fasilitasi mencakup keterampilan dan sarana; dan faktor penguat mencakup variabel dukungan masyarakat, kepemimpinan masyarakat, dan pemerintah. Orang-orang di sekitarnya yang memengaruhi kehidupannya (orang lain yang signifikan) (Ajzen, 2005).

Salah satu kabupaten di Indonesia adalah Merauke, yang terletak di bagian paling timur provinsi Papua. Memiliki luas 1.446 km persegi, dengan 1.050 km garis pantai, 770 km panjang sungai, dan 1.42.500 km rawa. Pada tahun 2018, terdapat 101.0022 penduduk di Kabupaten Merauke, terdiri dari 51.379 pria dan 49.643 perempuan. Kota Merauke adalah kota pesisir yang sangat besar. Pada tahun 2019 Stasiun Karantina Ikan (SKIP) Mutu dan Keamanan Ikan Merauke, Unit Pengelolaan Tata Ruang Laut (RPL) Merauke, Unit Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Dinas Perikanan (PSDKP), Dinas Perikanan Kabupaten Merauke dan Dinas Kemasyarakatan telah malakukan kegiatan bersih pantai dengan total volume sampah yang diangkut sebanyak 2.725,8 kg, meliputi sampah plastik lunak sebanyak 1.196,8 kg, sampah plastik keras sebanyak 292 kg, sampah kertas sebanyak 68 kg, sampah kain sebanyak 402 kg, dan kayu sebanyak 755 kg dan 12kg skrap logam.

Hasil survei awal yang dilakukan di Pantai Lampu Satu, Kabupaten Merauke, Papua pada 26 September 2022 menunjukkan bahwa 10 orang pengunjung. Terdapat 7 wisatawan wanita berusia 20 hingga 35 tahun yang berkualifikasi Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sarjana Muda (S1). Berdasarkan hasil survei pendahuluan, dari 10 responden, 4 orang memiliki pemahaman yang baik mengenai pengolahan sampah di tempat, sedangkan 6 orang memiliki pemahaman yang kurang tentang pengolahan sampah di tempat. Pengetahuan wisatawan mengenai pembuangan sampah masih sedikit sehingga mempengaruhi sikap dan perilaku terhadap pembuangan sampah. Pentingnya meningkatkan kesadaran dan kepedulian para pengunjung pantai untuk menjaga kebersihan lingkungan pantai. Berdasarkan data diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul faktor yang berhubungan dengan perilaku pengunjung dalam membuang sampah di Pantai Lampu Satu Kabupaten Merauke Papua.

 

Metode Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian Cross Sectional. Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan variabel independen adalah pengetahuan, sikap, usia, jenis kelamin, pendidikan, dan pekerjaan sementara variabel dependen yaitu perilaku membuang sampah di pantai lampu satu. Populasi adalah pengunjung pantai yang berada di Pantai Lampu Satu Kabupaten Merauke Papua yang berjumlah 1.631�pengunjung pantai. Sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti yang merupakan representasi dari populasi tersebut berjumlah 321 sampel.

 

Hasil dan Pembahasan

Tabel 1 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin, Usia, Pendidikan, Pekerjaan Perilaku Membuang Sampah, Pengetahuan, Dan Sikap

No

Variabel

Jumlah

Persentase

1

Jenis Kelamin

Perempuan

Laki-laki

 

149

172

 

46.4%

53.6%

2

Usia

Dewasa�< 46 Tahun

Lansia�≥ 46 Tahun

 

306

15

 

95.3%

4.7%

3

Pendidikan

Pendidikan dasar-menengah

Pendidikan tinggi

 

231

 

90

 

72.0%

 

28.0%

4

Pekerjaan

Tidak Bekerja

Bekerja

 

150

171

 

46.7%

53.3%

5

Perilaku

Tidak Baik

Baik

 

182

139

 

56.7%

43.3%

6

Pengetahuan

Rendah

Tinggi

 

192

129

 

59.8%

40.2%

7

Sikap

Negatif

Positif

 

193

128

 

60.1%

39.9%

 

Jumlah

Total

321

 

Berdasarkan analisis univariat diperoleh hasil sebagian�besar jenis kelamin responden adalah perempuan yaitu sebanyak 172 (53,6%), usia responden dewasa <46 tahun sebanyak�306 (53,6%), pendidikan�responden yaitu pendidikan dasar-menengah sebanyak 231 (72.0%), pekerjaan responden yaitu bekerja sebanyak 171 orang (53.3%), responden memiliki perilaku tidak baik yaitu sebanyak 182 (56.7%), responden memilki pengetahuan rendah yaitu sebanyak 192 (59.8%), dan responden�memiliki sikap negatif yaitu sebanyak 193 (60.1%).

 

Tabel 2 Analisis Hubungan Jenis Kelamin, Uasia, Pendidikan, Pekerjaan, Pengetahuan, Sikap, Dengan Perilaku Membuang Sampah Di Pantai Lampu Satu Kabupaten Merauke Papua

No

Variabel

Indenpenden

Perilaku Membuang Sampah

Jumlah

P value

OR (Cl 95%)

Tidak Baik

Baik

1

Jenis Kelamin

Laki-laki

Perempuan

 

86(57.7%)

96(55.8%)

 

63(42.3%)

76(44.2%)

 

149(100%)

172(100%)

 

0.818

 

1.081 (0.694-1.683)

2

Usia

Dewasa <46

Lansia≥46

 

173(56.5%)

9(60.0%)

 

133(43.3%)

6(40.0%)

 

306(100%)

15(100%)

 

0.100

 

0.0867 (0.301-2.497)

3

Pendidikan

Pendidikan dasar-menengah

Pendidikan tinggi

 

127(55.0%)

 

55(61.1%)

 

104(45.0%)

 

35(38.9%)

 

231(100%)

 

90(100%)

 

0.384

 

0.077 (0.473-1.277)

 

4

Pekerjaan

Tidak Bekerja

Bekerja

 

79(52.7%)

103(60.2%)

 

71(47.3%)

68(39.8%)

 

150(100%)

171(100%)

 

0.210

 

1.361 (0.874-2.121)

5

Pengetahuan

Rendah

Tinggi

 

99(51.6%)

83(64.3%)

 

93(48.4%)

46(35.7%)

 

192(100%)

129(100%)

 

0.032

 

0.590 (0.373-0.933)

6

Sikap

Negatif

Positif

 

120(62.2%)

62(48.4%)

 

73(37.8%)

66(51.5%)

 

193(100%)

128(100%)

 

0.020

 

1.750�(1.113-2.751)

 

Analisis bivariat diperoleh hasil tidak ada hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dengan perilaku pengunjung membuang sampah di pantai lampu satu dengan p value 0.818, tidak ada hubungan yang bermakna antara usia dengan perilaku pengunjung dalam membuang sampah di panatai lampu satu dengan p value 0.100, tidak ada hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan perilaku pengunjung membuang sampah di pantai almpu satu dengan p value 0.384 , tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan perilaku pengunjung membuang sampah di pantai lampu satu dengan p value 0.210, ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan perilaku pengunjung membuang sampah di pantai lampu satu� dengan p value 0,032, dan ada hubungan yang bermakna antara sikap dengan perilaku pengunjung membuang sampah di pantai lampu satu dengan p value 0,020.

 

Pembahasan

1)      Hubungan Jenis Kelamin Dengan Perilaku Pengunjung Dalam Membuang Sampah Di Pantai Lampu Satu Kabupaten Merauke Papua

Analisis yang digunakan untuk mengetahui hubungan jenis kelamin dengan perilaku membuang sampah adalah uji Chi Square �yang� diperoleh nilai p-value= 0.818<0,05, OR= 1.081�dan Cl= 0.694-1.683 maka dapat diketahui bahwa secara statistik dan biologis tidak ada hubungan yang bermakna antara jenis kelamin�dengan perilaku membuang sampah pada pengunjung di Pantai Lampu Satu Kabupaten Merauke Papua.

Gender merupakan� konsep budaya yang� membedakan peran, perilaku, psikologi, dan karakteristik emosional laki-laki dan perempuan yang berkembang dalam masyarakat (Bahra, 2018). Menurut�(Setiadi, 2011)�gender mengacu pada bagian tubuh manusia yang biologis, fisiologis, atau anatomis. Konsep gender menjadi lebih kuat dan lebih membedakan masyarakat, di mana laki-laki dan perempuan dapat diklasifikasikan berdasarkan peran seksual dan kepemilikan alat kelamin mereka. Alat kelamin adalah sifat bawaan setiap manusia dan tidak dapat digantikan untuk melakukan fungsinya.

Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara perilaku membuang sampah dengan�jenis kelamin pengunjung pantai. Hal ini dimungkinkan karena jumlah responden perempuan lebih banyak dibandingkan jumlah responden laki-laki. Oleh karena itu, hasil analisis tidak memungkinkan adanya perbandingan data proporsional yang jelas untuk mengetahui perbedaan perilaku responden�laki-laki dan perempuan. Hasil penelitian ini didukung oleh�(Banga, 2013)�menyatakan bahwa�variabel gender mempunyai nilai signifikan lebih besar dari α yaitu 0,797 > 0,05, dan jenis kelamin kepala rumah tangga tidak berpengaruh terhadap perilaku membuang sampah rumah tangga.�Serta didukung oleh�(Sarkawi, 2017)�menyatakan bahwa HO diterima atau H1 ditolak.

Sehingga�tidak terdapat perbedaan penilaian budaya lingkungan antara mahasiswa laki-laki yang memiliki pengetahuan tinggi (A1B1) dengan mahasiswa perempuan yang memiliki pengetahuan lingkungan tinggi (A2B1).�Dan penelitian (Wulandari & Mulasari, 2019)�hubungan antara jenis kelamin dengan volume sampah kertas dianalisis menggunakan uji Chi square. Nilai p-value yang diperoleh sebesar 0,559 > α = 0,05 maka dapat diketahui bahwa tidak ada hubungan antara jenis kelamin karyawan dengan volume sampah kertas di Biro Lembaga Universitas Ahmad Dahlan.

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti�melihat baik laki-laki maupun perempuan cenderung memiliki perilaku yang buruk, meskipun angkanya relatif kecil. Sehingga dapat mempengaruhi�perilaku�dalam�membuang sampah.

 

2)      Hubungan Usia Dengan Perilaku Pengunjung Dalam Membuang Sampah Di Pantai Lampu Satu Kabupaten Merauke Papua

Analisis yang digunakan untuk mengetahui hubungan usia dengan perilaku membuang sampah adalah uji Chi Square� yang� diperoleh nilai p-value= 1.000<0,05, OR= �0.0867 dan Cl= 0.301-2.497maka dapat diketahui bahwa secara statistik dan biologis tidak ada hubungan yang bermakna antara usia dengan perilaku membuang sampah pada pengunjung di Pantai Lampu Satu Kabupaten Merauke Papua.

Diketahui dari total� pengunjung 321 terdapat usia�dewasa dengan perilaku tidak baik sebanyak 173 responden (56.5%) dan usia dewasa dengan perilaku baik sebanyak 133 responden (43.5%). Pengunjung yang memiliki usia lansia dengan perilaku yang tidak baik sebanyak 9 responden (60.0%) dan usia lansia dengan perilaku baik sebanyak 6 reponden (43.3%).

Hasil analisa yang menunjukkan tidak ada hubungan antara usia pengunjung dengan perilaku membuang sampah di Pantai Lampu Satu Kabupaten Merauke Papua, dapat disebabkan oleh proporsi pengunjung yang tidak seimbang antara pengunjung kategori usia dewasa dan kategori usia lansia, dimana lebih banyak pengunjung berusia dewasa dibandingkan pengunjung yang berusia lansia. Berdasarkan hasil observasi diketahui bahwa dari total 15 yang berusia lansia, 6 diantaranya memiliki perilaku baik dalam membuang sampah kecuali pada saat tertentu seperti tidak menemukan tempat sampah yang kemudian dapat mempengaruhi perilaku tidak baik dalam mambuang sampah, dan sisanya 9 pengunjung tergolong perilaku tidak baik dalam membuang sampah.

Sedangkan, pada usia dewasa kecenderungan untuk lebih banyak�menghasilkan sampah serta yang memiliki perilaku tidak baik dalam membuang sampah, memiliki sifat acuh atau kurang memiliki kesadaran untuk membuang sampah pada tempatnya. Generasi muda memiliki perilaku pengelolaan sampah yang buruk karena mereka tidak tahu atau tidak mau mengelola sampah di dukung oleh (Hastuti, 2020) menunjukkan bahwa banyak siswa muda membuang sampah sembarangan karena tidak merasa bertanggung jawab.

Pengetahuan yang baik tentang bahaya membuang sampah di lingkungan kampus dan dampaknya terhadap kesehatan Pengetahuan tentang pengelolaan sampah masih kurang pada usia muda, jadi diperlukan pengetahuan tambahan. Penelitian (Laor et al., 2018)�mengatakan bahwa fokusnya harus pada generasi muda, yaitu mereka yang berusia di bawah dua puluh tahun. Kelompok sasaran ini harus mendapatkan pelatihan pengelolaan sampah, karena ini berdampak langsung pada kesehatan dan kebersihan mereka. Salah satu cara yang efektif untuk meningkatkan kesadaran generasi muda tentang pengelolaan sampah adalah dengan menyebarkan materi pendidikan di sekolah atau universitas dan membuat iklan yang menargetkan generasi muda (Kadir, & Yusooff, 2011).

 

3)      Hubungan Pendidikan Dengan Perilaku Pengunjung Dalam Membuang Sampah Di Pantai Lampu Satu Kabupaten Merauke Papua

Analisis�yang digunakan untuk mengetahui hubungan pendidikan dengan perilaku membuang sampah adalah uji Chi Square yang diperoleh nilai p-value= 0.384<0,05, OR=0.077 dan Cl=0.473-1.277�maka�dapat diketahui bahwa secara statistik dan biologis tidak ada hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan perilaku membuang sampah pada pengunjung di Pantai Lampu Satu Kabupaten Merauke Papua.

Mayoritas pengunjung pantai yang mengikuti penelitian adalah pengunjung dengan� pendidikan dasar-menengah (231 responden). Hal ini mungkin didasarkan pada pendidikan pengunjung di tingkat sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), dan sekolah menengah atas (SMA). Hasil analisa menunjukkan bahwa dari total 321 responden dengan tingkan pendidikan dasar-menegah dengan perilaku tidak baik sebanyak 127 responden (55.0%) dan pendidikan dasar-menengah dengan perilaku baik sebanyak 104 responden (45.0%).

Rendahnya tingkat pendidikan yang dimiliki responden mempengaruhi cara pandang seseorang terhadap perilaku. Kesadaran akan pentingnya membuang sampah pada tempatnya dipengaruhi oleh tingginya tingkat pendidikan. Semakin tinggi tingkat pendidikan maka pengetahuan dan pemahaman akan berdampak pada perilaku membuang sampah. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Karim, Mujtaba, & Hartati, 2023); (Mualifah, Utami, Sholehuddin, & Sutrimah, 2023)�belajar adalah inti dari pendidikan, dan belajar adalah serangkaian perubahan perilaku.

Berpendidikan�rendah dan tinggi tidak akan berperilaku sama. Oleh karena itu, pendidikan memiliki dampak yang sangat besar terhadap cara seseorang berperilaku. Pendidikan dapat berdampak pada seseorang, termasuk perilaku dan gaya hidupnya, terutama dalam hal mendorong sikap untuk berpartisipasi dalam pembangunan. Pada umumnya, semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, semakin mudah mereka mendapatkan informasi (Karim et al,. 2021).�Oleh karena itu, tingkat pendidikan pengunjung mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perilaku membuang sampah, termasuk perilaku membuang sampah sembarangan.

 

4)      Hubungan Pekerjaan Dengan Perilaku Pengunjung Dalam Membuang Sampah Di Pantai Lampu Satu Kabupaten Merauke Papua

Analisis yang digunakan untuk mengetahui hubungan pekerjaan dengan perilaku membuang sampah adalah uji Chi Square yang diperoleh nilai p-value=0.210<0,05, OR=1.361 dan Cl=0.874-2.121�maka dapat diketahui bahwa secara statistik dan biologis tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan perilaku membuang sampah pada pengunjung di Pantai Lampu Satu Kabupaten Merauke Papua. Diketahui dari total 321 pengunjung diperoleh responden�yang bekerja dengan perilaku tidak baik sebanyak 103 responden (60.2%) dan bekerja dengan perilaku baik sebanyak 68 responden (39.8%). Pengunjung yang tidak bekerja dengan perilaku yang tidak baik sebanyak 79 responden (52.7%) dan tidak bekerja dengan perilaku baik sebanyak 71 reponden (47.3%).

Hasil analisa yang menyatakan tidak ada hubungan antara pekerjaan�dengan perilaku membuang sampah pada pengunjung di Pantai Lampu Satu Kabupaten Merauke Papua. Responden�yang berstatus bekerja dengan perilaku tidak baik�belum tentu menjadi faktor risiko terhadap perilaku membuang sampah, responden dengan status tidak bekerja juga dapat�mempengaruhi cara pandang seseorang terhadap perilaku. Kesadaran akan pentingnya membuang sampah pada tempatnya dipengaruhi oleh pekerjaan, semakin banyak seseorang tidak bekerja maka pengetahuan dan pemahamannya akan berdampak pada perilaku membuang sampahnya.�

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian terdahulu (Ediana et al., 2018) menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan status pekerjaan dengan perilaku pengolahan sampah 3R bahwa responden yang bekerja memiliki peluang buruk dalam pengolahan sampah 3R dibandingkan responden yang tidak bekerja memiliki peluang baik dalam pengelolaan sampah. Baik�yang bekerja maupun yang tidak bekerja, merasa penting untuk menjaga kesehatan diri dan keluarga agar mereka dapat hidup dengan sehat dan mampu melakukan aktivitas yang terkait dengan pekerjaan mereka meskipun mereka sibuk bekerja�(Erfinna, & Dharma, 2012).

 

5)      Hubungan Pengetahuan Dengan Perilaku Pengunjung Dalam Membuang Sampah Di Pantai Lampu Satu Kabupaten Merauke Papua

Analisis yang digunakan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan perilaku membuang sampah adalah uji Chi Square yang diperoleh nilai p-value=0,032>0,05, OR=0.590 �dan Cl= 0.373-0.933�maka dapat diketahui bahwa secara statistik dan biologis ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan perilaku membuang sampah pada pengunjung di Pantai Lampu Satu Kabupaten Merauke Papua. Diketahui dari total 321 responden, diperoleh pengetahuan�rendah dengan perilaku tidak baik sebanyak 99 responden (51.6%) dan pengetahuan rendah dengan perilaku baik sebanyak 93 responden (48.4%). Responden yang memiliki tingkat pengetahuan tinggi dengan perilaku yang tidak baik sebanyak 83 responden (64.3%) dan pengetahuan tinggi dengan perilaku baik sebanyak 46 reponden (35.7%).

Mayoritas responden yang menjawab pertanyaan memiliki pengetahuan rendah kemungkinan disebabkan oleh tingkat pendidikan responden, dimana sebagian besar responden mempunyai pendidikan dasar-menegah. Tingkat pengetahuan responden mempengaruhi perilaku membuang sampahnya. Responden yang tidak dapat menjawab pertanyaan peneliti tergolong mempunyai pengetahuan rendah.

Artinya, rendahnya pengetahuan responden tentang membuang sampah sembarangan dan aspek-aspek terkaitnya mempengaruhi perilaku mereka membuang sampah sembarangan di Pantai Lampu Satu Kabupaten Merauke Papua. Penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu (Maulida et al., 2023)�menyimpulkan�bahwa pengetahuan telah terbukti memberikan kontribusi terhadap perilaku membuang sampah sembarangan pada peserta didik��Peserta Didik di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 2 Ingin Jaya Kecamatan Blang Bintang�.�

Pengetahuan�adalah hasil persepsi manusia terhadap sesuatu melalui indra seperti mata, hidung, telinga, dan lainnya. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Kristanti, & Kushartati, 2021). Semakin�banyak pengetahuan tentang cara membuang sampah yang benar, semakin baik pengetahuan dan perilaku seseorang. Sebagai bagian dari penelitian ini, terutama etika pembuangan sampah (Saputra & Mulasari, 2017).

Berdasarkan hasil penelitian dan teori-teori terkait, peneliti berpendapat bahwa pengetahuan peneliti tentang perilaku membuang sampah sudah cukup. Meskipun demikian, masih perlu adanya perluasan ilmu pengetahuan berupa adukasi dan informasi yang berkaitan dengan pemanfaatan ilmu pengetahuan yang baik bagi masyarakat, seiring dengan semakin banyaknya jenis sumber informasi dan edukasi yang dimiliki oleh seseorang.

 

6)      Hubungan Sikap Dengan Perilaku Pengunjung Dalam Membuang Sampah Di Pantai Lampu Satu Kabupaten Merauke Papua

Analisis yang digunakan untuk mengetahui hubungan sikap dengan perilaku membuang sampah adalah uji Chi Square yang diperoleh nilai p-value=0,020>0,05, OR=1.750 dan Cl= 1.113-2.751�maka dapat diketahui bahwa secara statistik dan biologis ada hubungan yang bermakna antara sikap dengan perilaku membuang sampah pada pengunjung di Pantai Lampu Satu Kabupaten Merauke Papua.

Diketahui�dari total 321 responden, diperoleh�sikap responden�yang memiliki sikap positif dengan perilaku tidak baik sebanyak 62 responden (48.4%) dan sikap positif dengan perilaku baik sebanyak 66 responden (51.5%). Responden yang memiliki sikap negatif dengan perilaku yang tidak baik sebanyak 120 responden (62.2%) dan sikap negatif dengan perilaku baik sebanyak 73 reponden (37.8%).

Sikap�merupakan suatu pola pikir yang dapat mendorong seseorang untuk melakukan perilaku tertentu (Russell, & Robinson, 2017). Hal ini sesuai dengan teori Preced-Proceed Lawrence Green, yang menyatakan bahwa sikap yang baik adalah salah satu komponen yang menyebabkan seseorang berperilaku baik (Pakpahan et al., 2021).

Sikap�adalah reaksi atau reaksi seseorang yang tetap tertutup terhadap rangsangan atau objek. Wujud sikap tidak dapat dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan sebelum perilaku tertutup terjadi.�Salah satu faktor yang memengaruhi pendapat seseorang tentang pengelolaan sampah adalah kebiasaan membuang sampah. Tradisi dan perilaku individu dalam masyarakat juga merupakan faktor yang memengaruhi pendapat mereka� (Firman et al., 2021).

Penelitian�ini sejalan dengan penelitian (Sarmin, 2023)�uji statistik Chi-Square di peroleh P-value = 0,001 < 0,05, hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sikap dengan pengelolaan sampah. Dari hasil uji juga diperoleh nilai OR sebesar 4,423 yang berarti responden dengan sikap baik berpeluang 4,423 kali melakukan pengelolaan sampah yang baik dibandingkan responden dengan sikap yang tidak baik.�Berdasarkan hasil penelitian dan teori terkait, peneliti berasumsi sikap mempengaruhi perilaku responden, selama jalannya proses penelitian, peneliti melihat�bahwa responden dengan sikap positif masih tidak membuang sampah dengan benar karena pengetahuan mereka bertentangan dengan sikap mereka.

Sebagian�pengunjung pantai yang berpengetahuan luas seringkali acuh atau kurang sadar untuk membuang sampah pada tempatnya. Kesadaran dan kepedulian pengunjung dapat ditingkatkan dengan adanya dukungan dari para pemangku kepentingan (Pemerintah Daerah, Dinas Pariwisata, Pengelola Pantai, Petugas Kesehatan Masyarakat dan Petugas Kebersihan) dengan melakukan tindakan tegas. Faktor pendukung lainnya bagi responden yang mempunyai sikap buruk mungkin karena responden merasa masih kurangnya fasilitas pembuangan sampah (kotak sampah organik dan anorganik) di Pantai Lampu Satu Kabupaten Merauke Papua.

Kesimpulan

Tidak� ada hubungan antara jenis kelamin dengan perilaku membuang sampah di Pantai Lampu Satu Kabupaten Merauke Papua. Tidak ada hubungan antara usia dengan perilaku membuang sampah di Pantai Lampu Satu Kabupaten Merauke Papua. Tidak� ada hubungan antara pendidikan dengan perilaku membuang sampah di Pantai Lampu Satu Kabupaten Merauke Papua. Tidak� ada hubungan antara pekerjaan dengan perilaku membuang sampah di Pantai Lampu Satu Kabupaten Merauke Papua.

Ada hubungan antara penegetahuan dengan perilaku membuang sampah di Pantai Lampu Satu Kabupaten Merauke Papua. Ada hubungan antara sikap dengan perilaku membuang sampah di Pantai Lampu Satu Kabupaten Merauke Papua. Perlu diberikan�penyuluhan kepada para pengunjung pantai tentang pentingnya kesadaran kebersihan dan pentingnya peduli terhadap lingkungan sekitar. Mengingat kawasan tersebut adalah kawasan wisata yang harus tetap dijaga.

 

BIBLIOGRAFI

Ahmad Abdul Karim, Adya Nitami, Cucun Fadilah, Febrina Diniar, Intan Ayu Lestari, Nurul Falah, Rizky Kurnia Dewi, Wisanti, Sahlan Mujtaba. (2021). Nilai Karakter Peduli Lingkungan dalam Cerita Rakyat �Hikayat Kampung Hilang, Bakan Jati.� Prosiding Seminar Nasional Sastra, Lingua, Dan Pembelajarannya (Salinga), (1), 336�341. https://doi.org/http://ejurnal.budiutomomalang.ac.id/index.php/salinga/article/view/1544#

 

Ajzen, Icek. (2005). Attitudes, Personality and Behavior. New York: Mc Graw Hill Open University Press.

 

Arninda, Devina, & Gravitiani, Evi. (2021). Menilai Pelestarian Lingkugan Pantai, Studi Literatur Dengan Pendekatan Circular Economy dan Choice Modelling. Jurnal Ilmu Lingkungan, 19(3), 511�516. https://doi.org/https://doi.org/10.14710/jil.19.3.511-516

 

Bahra, Al. (2018). Analisis Pengaruh Pengetahuan dan Sikap T erhadap Perilaku Membuang Sampah. Journal Educational of Nursing(Jen), 1(1), 102�113. https://doi.org/https://doi.org/10.37430/jen.v1i1.68

 

Banga, Margaret. (2013). Household Knowledge, Attitudes and Practices in Solid Waste Segregation and Recycling: The Case of Urban Kampala. Zambia Social Science Journal, 2(1), 27�39. https://doi.org/https://scholarship.law.cornell.edu/zssj/vol2/iss1/4/

 

Desa, Asmawati, Ba�yah Abd Kadir, Nor, & Yusooff, Fatimah. (2011). A study on the knowledge, attitudes, awareness status and behaviour concerning solid waste management. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 18, 643�648. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2011.05.095

 

Erfinna, Tota Farida, Chahaya, Indra, & Dharma, Surya. (2012). Hubungan Karakteristik Dengan Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah Di Lingkungan III Dan V Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan Tahun 2012. Lingkungan Dan Keselamatan Kerja, 2(2), 1�8. Retrieved from https://www.neliti.com/publications/14627/hubungan-karakteristik-dengan-partisipasi-masyarakat-dalam-pengelolaan-sampah-di

 

Firman, Yosef, Nardi, Mikael, Poety, M., Wiyono, J., Adi, R. C., Pembe, Ggaraan, Penyelen, Untuk, & Pand, Pada Masa. (2021). Hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku membuang sampah pada siswa smp sriwedari malang. Nursing News Jurnal Ilmiah Keperawatan, 2(1), 37�52. Retrieved from http://bit.ly/3Poety

 

Gallo, Frederic, Fossi, Cristina, Weber, Roland, Santillo, David, Sousa, Joao, Ingram, Imogen, Nadal, Angel, & Romano, Dolores. (2018). Marine litter plastics and microplastics and their toxic chemicals components: the need for urgent preventive measures. Environmental Sciences Europe, 30(1). https://doi.org/10.1186/s12302-018-0139-z

Hastuti, Mona. (2020). Efektifitas Pemutaran Film Terhadap Perilaku Buang Sampah Pada Mahasiswa Akper Malahayati Medan. Jurnal Ilmiah Keperawatan Imelda, 6(1), 44�50. https://doi.org/10.52943/jikeperawatan.v6i1.358

 

Jambeck, Jenna R. et al, Hoegh-Guldberg, Ove, Cai, R., Poloczanska, E., Brewer, P., Sundby, S., Hilmi, K., Fabry, V., & Jung, S. (2015). Plastic waste inputs from land into the ocean. Science, (September 2014), 1655�1734.

 

Karim, Ahmad Abdul, Mujtaba, Sahlan, & Hartati, Dian. (2023). Penyusunan Bahan Ajar Berbasis Cerita Rakyat Karawang Sebagai Upaya Pembentukan Karakter Siswa Di Smp Al Muhajirin Tegalwaru. Jurnal Wahana Pendidikan, 10(1), 47. https://doi.org/10.25157/jwp.v10i1.8770

 

Kristanti, Iin, Herawati, Cucu, & Kushartati, Sri. (2021). Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Karyawan Dengan Pengelolaan Sampah Medis. Jurnal Kesehatan, 12(2), 96�101. https://doi.org/10.38165/jk.v12i2.244

 

Laor, Pussadee, Suma, Yanasinee, Keawdounglek, Vivat, Hongtong, Anuttara, Apidechkul, Tawatchai, & Pasukphun, Nittaya. (2018). Knowledge, attitude and practice of municipal solid waste management among highland residents in Northern Thailand. Journal of Health Research, 32(2), 123�131. https://doi.org/10.1108/JHR-01-2018-013

 

Lasabuda, Ridwan. (2013). Pembangunan Wilayah Pesisir Dan Lautan Dalam Perspektif Negara Kepulauan Republik Indonesia. Jurnal Ilmiah Platax, 1(2), 92. https://doi.org/10.35800/jip.1.2.2013.1251

 

Maulana, Addin, & Koesfardani, Chamma Fitri Putri Pradjwalita. (2021). Pola Musiman Kunjungan Wisatawan Mancanegara Ke Bali. Jurnal Kepariwisataan Indonesia: Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Kepariwisataan Indonesia, 14(2), 73�90. https://doi.org/10.47608/jki.v14i22020.73-90

 

Maulida, Putri, Zakaria, Rahdiah, & Anwar, Syarifuddin. (2023). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Membuang Sampah Sembarangan Pada Peserta Didik Di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 2 Ingin Jaya Kecamatan Blang Bintang Kabupaten Aceh Besar Tahun 2022. Journal Od Health and Medical Science, 2(1), 215�224. https://doi.org/https://doi.org/10.51178/jhms.v2i1.1212

 

Mualifah, Faridatul, Utami, Fifi Tri, Sholehuddin, Muhammad, & Sutrimah. (2023). Analisis Kategori Kelas Kata Pada Cerpen �Mbah Danu� Karya Notosusanto, Nugroho. 487�492.https://doi.org/https://prosiding.ikippgribojonegoro.ac.id/index.php/SND/article/view/1711

 

Pakpahan, M., Siregar, D., Susilawaty, A., Tasnim, Ramdany, M. R., Manurung, E. I., � M, M. (2021). Promosi Kesehatan & Prilaku Kesehatan. Jakarta: Yayasan Kita Menulis.

 

Rochman, Chelsea M., Tahir, Akbar, Williams, Susan L., Baxa, Dolores V., Lam, Rosalyn, Miller, Jeffrey T., Teh, Foo Ching, Werorilangi, Shinta, & Teh, Swee J. (2015). Anthropogenic debris in seafood: Plastic debris and fibers from textiles in fish and bivalves sold for human consumption. Scientific Reports, 5(April), 1�10. https://doi.org/10.1038/srep14340

 

Russell, Sally V., Young, C. William, Unsworth, Kerrie L., & Robinson, Cheryl. (2017). Bringing habits and emotions into food waste behaviour. Resources, Conservation and Recycling, 125(March), 107�114. https://doi.org/10.1016/j.resconrec.2017.06.007

 

Saputra, Sangga, & Mulasari, Surahma Asti. (2017). Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Pengelolaan Sampah pada Karyawan di Kampus. Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat, 11(1), 22�27. https://doi.org/10.12928/kesmas.v11i1.4212

 

Sarkawi, Dahlia. (2017). Pengaruh Jenis Kelamin Dan Pengetahuan Lingkungan Terhadap Penilaian Budaya Lingkungan. Jurnal Ilmiah Pendidikan Lingkungan Dan Pembangunan, 16(02), 101�114. https://doi.org/10.21009/plpb.162.03

 

Sarmin, Novita Lusiana. (2023). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Penanganan Sampah Rumah Tangga Di Kelurahan Rokan Iv Koto Kabupaten Rokan Hulu Tahun 2022. Jurnal Olahraga Dan Kesehatan, 1(3). https://doi.org/https://doi.org/10.56466/orkes/Vol1.Iss3.79

 

Setiadi, Elly M. dan Usman Kolip. (2011). Pengantar Sosiologi Pemahaman Fakta dan Gejala Permasalahan Sosial: Teori, Aplikasi, dan Pemecahannya (Kencana). Jakarta.

 

Susilawati, Fauzi, Akhmad, Kusmana, Cecep, & Santoso, Nyoto. (2020). Strategi dan Kebijakan dalam Pengelolaan Wisata Konservasi Orangutan Sumatera (Pongo abelii) di Bukit Lawang Kabupaten Langkat Sumatera Utara. Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam Dan Lingkungan (Journal of Natural Resources and Environmental Management), 10(1), 1�12. https://doi.org/10.29244/jpsl.10.1.1-12

 

Wulandari, Gita, & Mulasari, Surahma Asti. (2019). Hubungan Tingkat Pengetahuan, Sikap, Pendidikan, Usia, Jenis Kelamin Dan Masa Kerja Karyawan Dengan Volume Sampah Kertas Di Biro Lembaga Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta. Jurnal Kesmas Universitas Ahmad Dahlan, 1�14. https://doi.org/http://eprints.uad.ac.id/id/eprint/14821

 

Copyright holder:

Besse Suwito Dwi Asih, Dyah Suryani, Surahma Asti Mulasari (2023)

 

First publication right:

Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia

This article is licensed under: