Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398

Vol. 7, No. 09, September 2022

                                                          

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TAHAPAN PROSES ADOPSI INOVASI AYAM KUB

 

Winda Rahayu1*, Sri Wahyuni2, Hery Bachrizal Tanjung3

1*,2,3, Universitas Andalas, Indonesia

Emial: 1*[email protected], 2[email protected], 3[email protected]

 

Abstrak

Penelitian ini mengkaji tentang Tahapan Proses Adopsi Inovasi Ayam KUB di Sumatera Barat dilakukan pada pada bulan Februari sampai April 2023 di Kota Payakumbuh, Kab. 50 Kota dan Kab. Tanah Datar. Tujuan Penelitian adalah: “Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi tahapan adopsi inovasi ayam KUB”. Penelitian ini mengggunakan metode multi studi kasus. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara menggunakan kuisioner kepada 78 oran peserta bimbingan teknis (bimtek) Inovasi ayam KUB. Analisis data yang digunakan adalah pendekatan deskriptif kuantitatif berupa pemberian skor dengan skala likert dan analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Bimtek ayam KUB baru bisa merubah pengetahuan dan sikap peserta yaitu sampai pada tahapan sadar, minat, evaluasi dan mencoba, namun belum menerapkan dengan baik sehingga pelaksanaan bimtek perlu ditingkatkan agar bisa sampai ke tahap menerapkan inovasi ayam KUB. Tahapan Proses Adopsi Inovasi Ayam KUB dipengaruhi oleh Umur, Pendidikan, Jumlah Ternak, Pendapatan, Pengalaman, Keunggulan Relatif, Kesesuaian, Kerumitan, Kemampuan diamati, Kemampuan diujicobakan, dukungan BPTP, Dukungan Balitvet Baso, Dukungan Dinas Peternakan Provinsi, Dukungan Dinas Peternakan Kab/Kota dan Dukungan Penyuluh Karakteristik Inovasi Ayam KUB berpengaruh terhadap Pemerintah harus melakukan peningkatan kapasitas sumberdaya manusia pada penyuluh ASN, penyuluh swadaya, pelaku utama dan pelaku usaha terhadap pengembangan inovasi ayam KUB dalam bentuk Training of Trainers (TOT). Pelaksanaan bimtek selanjutnya oleh BPTP Sumbar sebaiknya dengan menambah jadwal, materi dan memperbanyak praktek sehingga mampu meningkatkan keterampilan peserta bimtek dalam menerapkan inovasi ayam KUB.

 

Keyword: Inovasi, Adopsi, Ayam KUB, Bimbingan Teknis

 

Abstract

This research examines the stages of the Innovation Adoption Process of KUB Chickens in West Sumatra, conducted from February to April 2023 in the Payakumbuh City, 50 Kota Regency, and Tanah Datar Regency. The research aims to analyze the factors influencing the stages of KUB chicken innovation adoption. This study uses a multi-case study method, and data collection is carried out through interviews using questionnaires with 78 participants of the technical guidance (bimtek) on KUB chicken innovation. The data analysis involves a quantitative descriptive approach, scoring with a Likert scale, and multiple linear regression analysis. The results indicate that the KUB chicken bimtek can change the knowledge and attitudes of participants up to the stages of awareness, interest, evaluation, and trial. However, proper implementation is yet to be achieved, suggesting a need for improved bimtek execution to reach the stage of implementing KUB chicken innovation. The stages of the Innovation Adoption Process of KUB Chickens are influenced by age, education, livestock quantity, income, experience, relative advantage, compatibility, complexity, observability, trialability, support from BPTP, support from Balitvet Baso, support from the Provincial Livestock Department, support from District/City Livestock Department, and support from extension agents. The characteristics of KUB Chicken Innovation influence the government's capacity-building efforts for human resources in ASN extension agents, volunteer extension agents, key actors, and business actors, particularly through Training of Trainers (TOT) for the development of KUB chicken innovation. Future bimtek implementation by BPTP Sumbar should consider expanding schedules, materials, and increasing practical sessions to enhance participants' skills in applying KUB chicken innovation.

 

Keywords: Innovation, Adoption, KUB Chicken, Technical Guidance

 

Pendahuluan

Berbagai inovasi pertanian hasil penelitian dan pengkajian Balitbangtan sudah banyak digunakan secara luas dan terbukti menjadi pendorong utama perkembangan usaha dan sistem agribisnis berbagai komoditas pertanian, namun sebagian belum optimal mencapai sasaran utamanya yaitu petani sebagai pelaku utama, sehingga masih perlu dilakukan strategi percepatan/penderasan dan perluasan adopsi berbagai inovasi pertanian tersebut (Mulyandari, et.al. 2005). Hasil Penelitian dan pengkajian (Litkaji) berupa teknologi, data dan informasi, konsep, model, metodologi, cara dan lain-lain akan menjadi sia-sia jika hal tersebut tidak diikuti dengan upaya penyebarluasan yang memadai kepada pemangku kepentingan (stakeholders/pengguna inovasi) (Balitbangtan, 2013).

Inovasi yang dihasilkan Balitbangtan disektor peternakan salah satunya adalah inovasi teknologi Ayam Kampung Unggul Balitbangtan (KUB) hal ini didasari bahwa Indonesia merupakan negara yang kaya akan keberagaman sumberdaya genetik ayam lokal dengan spesifikasi dan ciri khas masing-masing, seperti Ayam Kedu, Nunukan, Gaok, Sentul dan Nerawang, akan tetapi ada jenis yang tidak spesifik dan beragam tampilannya yaitu ayam kampung. Secara genetik, ayam kampung memiliki pertumbuhan yang lambat dan produksi telur yang rendah, sehingga kebanyakan dipelihara sekedarnya saja.

Inovasi ayam KUB yang didiseminasikan BPTP Sumbar, dalam penerimaannya di masyarakat khususnya petani/peternak mengalami proses Adopsi Inovasi. Soekartawi (1998) berpendapat bahwa proses adopsi inovasi mengandung pengertian yang kompleks dan dinamis, karena menyangkut proses pengambilan keputusan dan dalam proses tersebut terdapat banyak faktor yang mempengaruhinya. Adapun faktor yang mempengaruhi individu dalam menetapkan keputusan inovasinya adalah karakteristik individu, karakteristik inovasi, tipe pengambilan keputusan, saluran komunikasi, sistem sosial dan faktor penyuluh.

Menurut Rogers (1983), untuk sampai pada tahap keputusan adopsi inovasi tersebut merupakan proses mental sejak seseorang mengetahui adanya inovasi sampai mengambil keputusan untuk menerima atau menolaknya, kemudian mengukuhkannya. Dengan kata lain, sebelum sampai pada tahap adopsi, sasaran terlebih dahulu dihadapkan pada beberapa kali proses pengambilan keputusan. Dengan demikian maka keputusan seseorang menerima dan menolak suatu inovasi bukanlah tindakan yang sekali jadi tapi merupakan suatu proses yang terdiri dari serangkaian tindakan (tahapan) dalam jangka waktu tertentu.

Selain itu beberapa faktor penentu keberhasilan adopsi teknologi oleh petani diantaranya: kebijakan pemerintah, tersedianya teknologi yang dapat memberikan nilai tambah dan menguntungkan dari aspek teknis, aspek ekonomi serta kondisi sosial budaya dan kelembagaan masyarakat diiringi dengan adanya sarana penunjang lainnya seperti peran aktifitas swasta.

Tahapan Proses Adopsi Inovasi usaha Ayam KUB dapat berlangsung secara cepat ataupun lambat, tergantung dari pola dan cara penyampaian inovasi teknologi serta situasi dan kondisi wilayah. Kecepatan dari adopsi inovasi ditentukan oleh berberapa faktor penentu antara lain sifat-sifat atau karakteristik inovasi, karakteristik calon pengguna; pengambilan keputusan adopsi; saluran atau media yang digunakn dan kualifikasi penyuluh (Sudaryono, 1998).

 Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk melihat bagaimana “ Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tahapan Proses Adopsi Inovasi Ayam KUB ”.

 

Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kota Payakumbuh, Kabupaten Limapuluh Kota dan Kabupaten Tanah Datar. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa daerah tersebut merupakan daerah asal peserta bimtek. Sedangkan yang mengikuti secara online berasal dari berbagai wilayah di Indonesia. Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan pada bulan Februari- April 2023

Penelitian ini menggunakan pendekatan Kuantitif yang dimaksudkan untuk mengangkatkan fakta keadaan, variabel dan fenomena-fenomena yang terjadi saat penelitian berlangsung dan menyajikan apa adanya. Menurut Wirartha (2005) dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, suatu penelitian dapat menuturkan dan menafsirkan data yang berkenaan dengan situasi yang terjadi dan dialami sekarang, sikap dan pandangan yang menggejala saat sekarang, hubungan antar variabel pertentangan dan lain-lain.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode case study atau multi studi kasus. Dalam penelitian ini maksud digunakannya metode case study adalah untuk menggambarkan bagaimana Tahapan Proses Adopsi Inovasi melalui bimtek ayam KUB yang diselenggarakan oleh BPTP Sumbar.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta bimtek ayam KUB dengan tema “Pembibitan Ayam KUB Terstandarsisasi” di Sumatera Barat yang dilaksanakan pada tanggal 15 s/d 16 September 2022 di Kota Payakumbuh. Peserta bimtek terbagi dalam 2 kategori yaitu yang mengikuti langsung secara offline dan peserta yang mengikuti secara online melalui media Zoom. Sampel dalam penelitian ini adalah peserta bimtek Ayam KUB yang diselenggarakan oleh BPTP Sumbar. Peserta bimtek terdiri dari peserta yang mengikuti secara offline (tatap muka) sebanyak 75 orang dengan rincian: peserta yang berasal dari kota Payakumbuh sebanyak 35 orang, kab. Limapuluh Kota sebanyak 30 orang dan kab. Tanah Datar sebanyak 10 orang. Sedangkan peserta pelatihan yang mengikuti secara online berjumlah 95 orang.

N

1 + Ne2

 
Adapun responden yang diambil dalam penelitian ini adalah sebanyak 35 orang peserta offline dan 43 orang orang peserta online. Jumlah responden tersebut diperoleh dengan menggunakan rumus Slovin (Prasetyo dan Jannah 2005:135). Disajikan dengan rumus berikut.

n =

170

1 + 170 (0.1)2

 
 


N =                 = 78 orang

Dimana

n = jumlah sampel

N = jumlah populasi

e = batas toleransi kesalahan (error tolerance)

Populasi

Total populasi

 
Pengambilan responden digunakan dengan teknik proporsional random sampling. Untuk lebih jelasnya disajikan dalam tabel 1.

Responden =                     X total sampel

 

 

Tabel 1. Pengambilan Responden

No

Kategori Peserta

Jumlah Peserta

Pengambilan responden

Jumlah responden

1.  

Peserta Online

95

95/170x78

43

2.  

Peserta Offline

75

75/170x78

35

 

Total

170

 

78

 

Variabel yang dilihat pada penelitian ini adalah variabel bebas (X) yang terdiri dari Karakteristik Peserta (X1), Karakteristik Inovasi (X2) dan Dukungan Stakeholer (X3) yang dapat mempengaruhi variabel terikat (Y) yaitu Tahapan Proses Adopsi Inovasi ayam KUB.

Analisis faktor faktor yang mempengaruhi tahapan proses adopsi inovasi ayam KUB yaitu pengaruh karakteristik peserta, karakteristik inovasi dan dukungan stakeholder terhadap tahapan proses adopsi inovasi dilakukan dengan Regresi Linear Berganda dengan bantuan aplikasi SPSS 22. Tahapan yang dilakukan dalam analisis regresi linier berganda mengacu pada Purba (2017).

 

Hasil dan Pembahasan

A.      Bimbingan Teknis

Bimbingan Teknis atau biasa disingkat bimtek memiliki pengertian sebagai sebuah layanan bimbingan dan penyuluhan yang diberikan oleh tenaga ahli atau profesional dibidangnya dengan tujuan meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia. Seiring dengan jaman yang terus berkembang, bimtek atau bimtek memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. (Pusdiklatnas, 2022).

Bimtek umumnya diadakan selama 2 hingga 3 hari tergantung pada materi yang dipilih. Hal ini bertujuan untuk memudahkan peserta bimtek dalam mendalami materi yang diajarkan atau diberikan oleh tenaga ahli. Selain itu tujuan lainnya yaitu sebagai sarana penyegaran diri (refreshing) sehingga ketika peserta didik kembali ke pekerjaannya, diharapkan dapat lebih focus dengan pekerjaanya. Tujuan bimtek adalah:

1.        Peningkatan kualitas sumber daya manusia

2.        Peningkatan pengetahuan, sikap dan keterampilan peserta

3.        Peningkatan kompetensi peserta untuk melaksanakan pekerjaan/usaha yang ditekuni

Materi bimtek yang dapat diberikan sangat beragam dan terus bertambah seiring dengan perkembangan jaman, yang harus menjadi perhatian adalah materi yang diberikan harus sesuai dengan kebutuhan peserta dan kebutuhan pihak penyelenggara.

BPTP Sumbar, sejak tahun 2021 telah melaksanakan bimtek inovasi ayam KUB untuk petani, penyuluh dan masyarakat umum di berbagai daerah yang ada di Sumatera Barat. Adapun metode yang digunakan oleh BPTP Sumbar yaitu bimtek secara hybrid (online dan offline). Tujuan bimtek ayam KUB diselenggarakan adalah agar peserta setelah ikut bimtek akan mengadopsi inovasi ayam KUB tersebut.

Pelaksanaan bimtek dikoordinasikan dengan dinas peternakan atau dinas pertanian setiap kabupaten/kota. Peserta yang ikut langsung bimtek ayam KUB adalah petani, peternak, penyuluh dan petugas lapangan dari Kota Payakumbuh, Kabupaten Limapuluh Kota dan Kabupaten Tanah Datar, sedangkan peserta bimtek yang mengikuti secara online melalui Zoom Meeting adalah masyarakat umum yang ingin mendapatkan informasi mengenai ayam KUB.

B.       Deskripsi Karakteristik Peserta

Dalam penelitian ini mendeskripsikan bagaimana karakteristik peserta dilihat dari umur, tingkat pendidikan, jumlah ayam yang dimiliki, pengalaman dan pendapatan.

 

Tabel 2

Karakteristik Peserta bimtek

Karakteristik Peserta

Jumlah

Persentase

1. Umur

2.  

 

Muda (21-38 )

3. 21

26,9

Dewasa (39-56 )

4. 50

64,10

Tua (21-38)

5. 7

8,97

6. Pendidikan

7.  

 

 SD (6)

8. 0

0,00

SMP (9)

9. 10

12,82

 SMA (12)

10. 27

34,62

Diploma (15)

11. 9

11,54

Sarjana (16)

12. 32

41,02

13. Jumlah Ternak yang dimiliki

14.  

 

Rendah (0-166)

15. 67

85,90

Sedang (167-333)

16. 3

3,85

Tinggi (334-500)

17. 8

10,26

18. Pendapatan

19.  

 

Rendah (1.- 2.3 jt)

20. 39

50,00

Sedang (2.4 - 3.7 jt)

21. 27

34,62

Tinggi (3.8- 5 jt)

22. 12

15,38

23. Pengalaman beternak

24.  

 

Rendah (0-2)

25. 29

37,17

Sedang (3-4

26. 38

48,71

Tinggi 5

27. 21

26,92

 

Dari hasil pengumpulan data yang disajikan pada tabel diatas dapat dilihat sebagian besar peserta bimtek adalah peserta pada kategori umur dewasa yaitu sebanyak 50 orang atau 64,10 % dimana ini merupakan usia produktif (Nurhasikin, 2013) yang memiliki kecenderungan untuk menacari informasi-informasi baru atau menggeluti usaha baru yang ia yakini menguntungkan. Hal ini berarti bahwa inovasi ayam KUB diminati oleh orang-orang yang menggeluti sebuah usaha baru baik sebagai usaha sampingan maupun usaha utama. Dari hasil wawancara dilapangan pada umumnya peserta mengaku menggeluti usaha ayam KUB ini sebagai usaha sampingan yang bisa menambah pendapatan keluarga.

Berdasarkan tingkat pendidikan peserta bimtek cukup beragam, dimana pendidkan paling rendah yaitu tamat SMP dengan persentase 12, 82 %, Tamat SMA 34,62%, Diploma 11,54% dan sarjana sebanyak 41, 02 %. hal ini mengeindikasikan bahwa inovasi ayam KUB bisa dilakukan oleh siapa saja tanpa melihat tingkat pendidikannya.

Dari segi kepemilikan ternak (ayam KUB), jumlah kepemilikan ayam sangat bervariasi bahkan ada peserta yang tidak memelihara ayam KUB. Sedangkan kepemilikan ayam KUB paling banyak yaitu 500 ekor. Dari data yang disajikan pada tabel 8 menunjukkan sebagian besar peserta bimtek memiliki ayam pada kategori rendah yaitu sebanyak 67 orang atau 85,90 %. dari hasil wawancara di lapangan pada umumnya peserta mendapatkan bantuan ayam KUB skala rumah tangga sebanyak 10 ekor per KK umumnya adalah peternak pemula yang masih belajar dalam budidaya ayam KUB. Sedangkan peserta yang memiliki ayam pada kategori tinggi hanya sebanyak 8 orang atau 10,26% mereka merupakan peserta yang memang menekuni budidaya ayam KUB sebagai usaha dan sumber pendapatan keluarga. Sementara itu ada pula peserta yang tidak memiliki ayam KUB akan tetapi mereka tertarik mencari informasi tentang Inovasi ayam KUB.

Dilihat dari pengalaman beternak ayam KUB hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden berpengalaman beternak ayam KUB mulai dari 0 hingga 5 tahun. Peserta yang memiliki pengalaman tinggi atau 5 tahun keatas 11 orang atau 14, 92%, peserta denan pengalaman sedang sebanyak 38 orang atau 48,71% dan yang berpengalaman masih rendah sebanyak 29 orang atau 37,17 %. Hal ini menunjukan bahwa Inovasi ayam KUB tetap dibutuhkan oleh peternak yang belum berpengalaman bahkan yang sudah berpengalaman pun masih tetap membutuhkan inovasi ayam KUB dalam pengembangan usaha ayam KUB mereka.

Dilihat dari segi pendapatan, hasil pengumpulan data memperlihatkan penghasilan yang diterima responden setiap bulannya paling rendah adalah Rp. 1.000.000 dan paling tinggi 5.000.000 dengan inteval 1.3000.000, ini merupakan angka pendapatan kategori rendah hingga tinggi. Hal ini mengindikasikan bahwa inovasi ayam KUB mudah diterapkan oleh siapa saja meskipun dengan pendapatan rendah karena pemeliharaan ayam KUB bisa dilakukan dalam skala kecil, menengah dah skala besar.

C.      Deskripsi Karakteristik Inovasi Ayam KUB

Deskripsi karakteristik inovasi ayam KUB yang terdiri dari keunggulan relatif, kompatibilitas, kerumitan, kemampuan diujicobakan dan kemampuan diamati di sajikan pada tabel berikut:

 

Tabel 3

Persentase Skor Karakteristik Inovasi Ayam KUB

No

Indikator

Persentasi Skor (%)

Kategori

1

Keunggulan relatif (relative advantage)

70,77

Sedang

2

Kompatibilitas (compatibility)

81,15

Tinggi

3

Kerumitan (complexity)

72,24

Sedang

4

Kemampuan diujicobakan (triability)

77,12

Sedang

5

Kemampuan untuk diamati (observability)

70,05

Sedang

 

Jumlah Responden

78

 

 

Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik inovasi ayam KUB memiliki keunggulan relatif, kompatibilitas, tidak rumit, kemampuan di ujicobakan dan kemampuan untuk diamati yang baik. Dari pemaparan diatas, secara keseluruhan dapat dilihat bahwa karakteristik inovasi ayam KUB memiliki kompatibilitas atau kesesuaian yang tinggi dengan persentase skor 81,15%, hal ini menunjukkan bahwa inovasi ayam KUB sesuai dengan kondisi peserta bimtek dari segi lingkungan, ekomnomi dan sosial dimana karena DOC ayam KUB mudah didapatkan, ayam KUB bisa dipelihara di pekarangan rumah, ayam KUB bisa diberikan pakan alternatif dan kandang ayam KUB bisa terbuat dari bambu, sehingga sangat sesuai dengan kondisi peternak yang rata-rata masih peternak kecil atau skala rumah tangga.

D.      Deskripsi Dukungan Stakeholder

Dalam penelitian ini mendeskripsikan bagaimana dukungan stakeholder terhadap pengembangan inovasi ayam KUB di sumatera barat. Stakeholder yang terlibat adalah BPTP Sumbar, Balai Veteriner Baso, Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat, Dinas Peternakan Kabupanen/Kota dan Penyuluh Pertanian.

Secara keseluruhan dukungan stakeholder terhadap pengembangan ayam KUB termasuk dalam kategori tinggi dengan persentase skor 72, 25 %, dukungan stakeholder paling tinggi terlihat dari BPTP Sumbar dengan dalam hal penyediaan bibit ayam KUB berkualitas dengan persentase skor 80,51% termasuk dalam kategori sangat tinggi, hal ini karena BPTP Sumbar mempunyai Unit Pembibitan ayam KUB dengan indukan asli dari Balai Penelitian ternak Ciawi sehingga responden menganggap BPTP Sumbar merupakan sumber penyedia bibit ayam KUB yang berkualitas. Kemudian BPTP Sumbar juga memberikan dukungan berupa layanan konsultasi dengan persentase skor 83,08% termasuk dalam kategori sangat tinggi. Sementara itu dukungan bantuan bibit, kandang, obat-obatan dan pakan dari dinas peternakan kabupaten/kota termasuk dalam kategori sedang, menurut responden mereka belum banyak mendapatkan bantuan ayam KUB dari Dinas Peternakan setempat. Untuk lebih jelasnya dukungan stakeholder.

 

Tabel 4

Dukungan stakeholder terhadap pengembangan inovasi ayam KUB

No

Indikator

Persentasi Skor (%)

Kategori

2

Dukungan BPTP dalam bentuk ketersediaan bibit ayam KUB berkualitas

80,51

Tinggi

 

3

Dukungan Dinas Peternakan Provinsi dalam bentuk bantuan bibit ayam KUB

67,95

Sedang

4

Dukungan Dinas Peternakan Provinsi dalam bentuk fasilitas perkandangan

55,90

Sedang

5

Dukungan Balai Veteriner Baso dalam bentuk konsultasi penanganan penyakit

73,85

Tinggi

6

Dukungan Balai Veteriner Baso memberikan materi mengenai cara dan jadwal Vaksinasi ayam KUB

78,72

Tinggi

7

Dukungan Dinas Peternakan setempat berupa bibit, pakan dan obat-obatan ayam KUB

56,15

Sedang

8

Dukungan penyuluh pertanian setempat dalam pendampngan pengembangan ayam KUB setelah bimtek

77,18

Tinggi

9

Dukungan Penyuluh pertanian berupaa penyebaran informasi lebih lanjut mengenai Inovasi Teknologi ayam KUB

76,92

Tinggi

 

E.       Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tahapan Proses Adopsi Inovasi Ayam KUB

Analisis regresi linear berganda digunakan untuk melihat pengaruh antara satu beberapa variable bebas terhadap satu variable terikat. Pada penelitian ini analisis regresi berganda digunakan untuk melihat pengaruh karakteristik peserta bimtek, karakteristik inovasi dan dukungan stakeholder terhadap Tahapan Proses Adopsi Inovasi Ayam KUB dengan tingkat kepercyaan 90%. Hasil pengolahan data pengaruh karakteristik peserta terhadap tahapan proses adopsi inovasi pada tahapan menggunakan SPSS 22 disajikan pada tabel berikut:

 

Tabel 5. Hasil SPSS Regresi Linier Berganda Faktor-Faktor yang Memperngaruhi Tahapan Proses Adopsi Inovasi Ayam KUB

Variabel

 

Proses Adopsi Inovasi

 

Sadar

Minat

Evaluasi

Mencoba

Menerapkan

 

 

 β

sig

 β

sig

 β

sig

 β

sig

 β

sig

 

(Constant)

2.274

.401

-.998

.870

3.190

.231

6.423

.182

8.157

.253

 

Umur

-.030

.095

-.072

.075

-.017

.328

-.009

.775

-.115

.017

 

Pendidikan

0.003

1.000

.299

.086

.030

.689

-.112

.408

-.284

.161

 

JumlahTernak

.001

.415

.003

.381

-.001

.568

.005

.058

.012

.001

 

Pendapatan

1.794

.179

8.047

.009

6.030

.963

-1.864

.427

8.736

.014

 

Pengalaman

-.076

.630

-.792

.028

-.023

.881

.693

.015

.401

.332

 

Keungggulan Relatif

-.138

.189

-.111

.638

.108

.295

-.036

.847

-.152

.580

Kesesuaian

-.092

.468

-.082

.775

.086

.491

-.101

.653

-.293

.380

Tingkat Kerumitan

.248

.023

-.179

.459

.109

.299

.141

.456

.371

.190

Kemampuan diujicobakan

.109

.404

.576

.054

.170

.187

.238

.303

.184

.592

Kemampuan diamati

.102

.307

.278

.216

-.089

.364

-.114

.515

.083

.749

Dukungan BPTP Sumbar

.406

.013

.476

.188

.202

.199

-.281

.320

.116

.781

Dukungan Dinas Peternakan Provinsi

.149

.241

.458

.111

.033

.792

337

.134

.282

.397

Dukungan Balitvet Baso

.009

.960

.009

.982

.126

.477

.961

.004

.487

.306

Dukungan Dinas Peternakan Kab/kota

114

 

.673

 

.393

 

.519

 

.100

 

.704

 

1.028

 

.034

 

2.097

 

.004

 

Dukungan Penyuluh

.261

.034

.489

.076

-.023

.845

.049

.818

.063

.842

 

Berdasarkan hasil analisis linier berganda dengan SPSS 22 pada tabel diatas, dapat dilihat faktor-faktor yang mempengaruhi Tahapan Proses Adopsi Inovasi Ayam KUB adalah Umur, Pendidikan, Pengalaman, Tingkat Kerumitan, Kemampuan diujicobakan, dukungan BPTP Sumbar, Dukungan Balitvet Baso, Dukungan Dinas Peternakan Kab/Kota dan Dukungan Penyuluh. Sedangkan Keunggulan Relatif, Kesesuaian dan Dukungan Dinas Peternakan Provinsi tidak berpengaruh signifikan terhadap Tahapan Proses Adopsi Inovasi Ayam KUB.

Umur berpengaruh nyata terhadap tahapan proses adopsi inovasi ayam KUB yaitu pada tahap sadar dengan angka siginifikansi 0.95<0.1, minat 0.75<0.1 dan menerapkan 0.17<0.1, angka koofisien menunjukan tanda negatif, artinya semakin tua umur seseorang semakin rendah tingkat pengetahuan (tahap sadar), minat dan menerapkan inovasi ayam KUB, begitupula sebaliknya, semakin muda umur maka semakin tinggi pengetahuan, minat dan penerapan terhadap inovasi ayam KUB. Hal dapat dilihat dari rata-rata umur peserta bimtek yang berada pada umur dewasa dan muda. Hal ini menunjukkan semakin dewasa umur seseorang semakin tinggi tingkat pengetahuannya terhadap inovasi ayam KUB, lalu meningkat pula minatnya kemudian langsung menerapkan. Dari hasil wawancara dilapangan responden berpendapat bahwa mereka berminat terhadap inovasi ayam KUB karena cocok sebagai usaha untuk menambah penghasilan, sehingga kemudian memutuskan untuk menerapkan (memelihara) ayam KUB meskipun dalam skala kecil dan menengah. hasil penelitian Senyolo et al.(2017) menyebutkan bahwa karakteristik petani seperti umur dan preferensi petani mempengaruhi mereka dalam menerapkan inovasi. Penelitian Ilori et al.(2017) dalam wahyuni (2018) juga menunjukkan bahwa umur dan pendidikan berpengaruh terhadap kemampuan petani dalam menerapkan inovasi.

Hasil analisis data menunjukkan pendidikan berpengaruh terhadap tahapan proses adopsi inovasi ayam KUB yaitu pada tahap minat dengan angka siginifikansi 0.086<0.1, Hal ini mengindikasikan semakin tinggi tingkat pendidikan peserta bimtek ayam KUB, maka akan semakin tinggi pula minat terhadap inovasi ayam KUB. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Satria dkk (2007) yaitu terdapat hubungan yang nyata antara variabel tingkat pendidikan formal dengan tingkat adopsi dengan pada taraf kepercayaan 95 %. Kenyataan dilapangan terlihat bahwa tingginya tingkat pendidikan responden akan membuat mereka semakin mengerti tentang teknologi serta penerapannya dengan baik. Selanjutnya Sari (2014) menambahkan bahwa tingkat pendidikan juga berpengaruh dalam kemampuan berfikir sehingga akan mempengaruhi pengembangan dan peningkatan taraf hidup. Menurut Murwanto (2008) bahwa tingkat pendidikan peternak merupakan indikator kualitas penduduk dan merupakan peubah kunci dalam pengembangan sumberdaya manusia. Dalam usaha peternakan faktor pendidikan diharapkan dapat membantu masyarakat dalam upaya peningkatan produksi dan produktifitas ternak yang dipelihara. Tingkat pendidikan yang memadai akan berdampak pada peningkatan kinerja dan kemampuan manajemen usaha peternakan yang dijalankan. Ibrahim (2003) mengatakan bahwa petani yang berpendidikan tinggi relative lebih cepat dalam melaksanakan suatu usaha. Dalam usaha peternakan faktor pendidikan tentunya sangat diharapkan dapat membantu masyarakat dalam upaya peningkatan produksi dan produktifitas ternak yang dipelihara atau diternakkan. Hal tersebut juga sesuai dengan pernyataan Citra (2010) dimana tingkat pendidikan yang memadai tentunya akan berdampak pada kemampuan manajemen usaha peternakan yang digeluti.

Jumlah ternak berpengaruh signifikan terhadap tahapan proses adopsi inovasi ayam KUB pada tahap mencoba dengan siginifikansi 0.058 dan menerapkan dengan angka siginfikan 0.001, dari hasil pengumpulan data dilapangan, responden yang memiliki jumlah ayam sedikit tidak melakukan uji coba terhadapinovasi-inovasi ayam KUB, sedangkan yang memiliki ayam KUB dengan skala tinggi telah melakukan percobaan terhadap inovasi ayam KUB seperti membuat pakan alternatif, melakukan penetasan sendiri dan membuat ramuan herbal untuk mengatasi penyakit ayam KUB kemudian menerapkannya dalam pengembangan usaha ayam KUB.

Pendapatan berpengaruh signifikan terhadap tahap minat dengan angka 0.009 dan tahap menerapkan dengan angka signifikan 0.014, hal ini mengindikasikan seseorang dengan pendapatan besar tertarik dengan inovasi ayam KUB karena memiliki modal yang cukup, sementara bagi responden yang pendapatannya rendah ayam KUB dinilai sebagai peluang usaha yang bisa meningkatkan pendapatanya. Keberhasilan upaya peningkatan kesejahteraan materil para petani/peternak dapat diukur melalui tingkat pendapatan yang bisa dicapai oleh para petani tersebut.

Pengalaman berpengaruh nyata terhadap Tahapan Proses Adopsi Inovasi Ayam KUB yaitu pada tahap minat dengan angka signifikan 0.028 dan tahap mencoba 0.015, dari hasil wawancara di lapangan peserta yang sudah berpengalaman menyatakan ingin terus mengembangkan usaha ayam KUB. Menurut Iskandar dan Arfa`I (2007) pengalaman merupakan faktor yang amat menentukan keberhasilan dari suatu usaha, dengan pengalamannya, peternak akan memperoleh pedoman yang sangat berharga untuk memperoleh kesuksesan usaha dimasa depan. Pengalaman beternak akan mempengaruhi kemampuan peternak dalam menjalankan usaha, peternak yang mempunyai pengalaman yang lebih banyak akan selalu hati-hati dalam bertindak, dengan adanya pengalaman buruk dimasa lalu. Selanjutnya (Febrina dan Liana, 2008) mengatakan bahwa pengalaman beternak yang cukup lama memberikan indikasi bahwa pengetahuan dan keterampilan peternak terhadap manajemen pemeliharaan ternak mempunyai kemampuan yang lebih baik. Pengalaman beternak sangat berpengaruh terhadap keberhasilan usaha. Semakin lama seseorang memiliki pengalaman beternak akan semakin mudah peternak mengatasi kesulitan-kesulitan yang dialaminya. Hal ini sesuai dengan penelitian Idris, dkk (2009) dimana semakin lama pengalaman peternak dalam beternak, maka semakin tinggi minat untuk mengembangkan usaha peternakannya. Selanjutnya ditambahkan oleh Atmadilaga (1995) bahwa semakin lama beternak maka peternak akan semakin berpengalaman dalam mengelola usaha petrenakan sehingga berpengaruh dalam memajukan usaha selanjutnya.

Karakteristik Inovasi ayam KUB yang berpengaruh terhadap Tahapan Proses Adopsi Inovasi Ayam KUB yaitu tingkat kerumitan dan kemampuan diujicobakan. Menurut Rogers (2013), Meulen et al. (2016), dan Senyolo et al. (2017) karakteristik inovasi berpengaruh terhadap adopsi dan keberlanjutan suatu inovasi. Berbagai karakteristik inovasi tersebut dapat mendorong kecepatan adopsi inovasi, akan tetapi juga dapat menghambat adopsi inovasi (Warnaen et al.2013). Tingkat kerumitan berpengaruh signifikan terhadap tahap sadar atau tingkat pengetahuan responden dengan nilai signifikan 0.023. Hal ini berarti semakin rumit inovasi yang disampaikan maka semakin sulit untuk diterima atau dipahami, begitupun sebaliknya semakin mudah inovasi yang disampaikan maka akan semakin mudah di terima dan dipahami. Hasil penelitian menunjukan bahwa inovasi ayam KUB termasuk dalam kategori yang tidak rumit, sehingga mudah untuk dipahami oleh peserta bimtek, sedangkan kemampuan diujicobakan berpengaruh siginifikan terhadap tahap minat dengan angka signifikansi 0.023. Hal ini memperlihatkan bahwa inovasi ayam KUB mudah untuk dilakukan sehingga menimbulkan minat peserta bimtek terhadap inovasi ayam KUB. Dari hasil wawancara dilapangan, peserta bimtek pada umumnnya berminat untuk melakukan usaha ayam KUB karena inovasi ayam KUB ini tidak sulit dilakukan misalnya untuk memelihara ayam KUB mereka bisa membuat atau meramu pakan sendiri, jika ingin menetaskan telur bisa dilakukan dengan mesin tetas sederhana.

Dukungan BPTP Sumbar berpengaruh nyata terhadap tahapan proses adopsi inovasi ayam KUB pada tahap sadar dengana ngka signifikan 0.013. Ini mengindikasikan bahwa keberadaan BPTP sumbar sebagai unit penyedia bibit unggul baru bisa mempengaruhi pengetahuan peserta bimtek terhadap inovasi ayam KUB, namun belum berpengaruh terhadap tahap minat, evaluasi, mencoba dan menerapkan. Hal ini disebabkan karena diseminasi inovasi yang dilakukan oleh BPTP Sumbar hanya berupa materi mengenai Inovasi ayam KUB, belum melakukan pendampingan secara intensif terhadap peternak-peternak ayam KUB.

Dukungan Balitvet Baso berpengaruh nyata terhadap tahapan proses adopsi inovasi ayam KUB pada tahap mencoba dengan angka signifikan 0.004, hal ini disebabkan karena Balitvet Baso sebagai instansi yang menangani masalah kesehatan ternak, kehadiran balitvet Baso yang melayani konsultasi dan memberikan materi mengenai penanganan penyakit ternak dan program vaksinasi ayam KUB yang bisa langsung dicoba senidri oleh peserta bimtek.

Dukungan Dinas Peternakan Kabupaten/Kota berpengaruh nyata terhadap tahapan proses adopsi inovasi ayam KUB pada tahap mencoba dengana ngka signnifikan 0.034 dan tahap menerapkan dengan signifokansi 0.004. Hal ini mengindikasikan dengan adanya bantuan berupa bibit, kandang, peralatan dan pakan ayam KUB dari dinas peternakan setempat mampu merubah sikap peserta bimtek sampai pada proses adopsi inovasi ayam KUB pada tahap menerapkan. Dari hasil wawancara dilapangan, peserta bimtek yang telah melakukan ujicoba dan menerapkan inovasi ayam KUB merupakan penerima bantuan melalui dinas peternakan kabupaten/kota setempat.

Dukungan penyuluh berpengaruh nyata terhadap tahapan proses adopsi inovasi ayam KUB pada tahap sadar dengan angka signifikan 0.034 dan minat 0.076. Hal ini menunjukkan kehadiran penyuluh sebagai tenaga pendamping telah mampu meningkatkan pengetahuan dan minat peserta bimtek terhadap inovasi ayam KUB. Dari hasil wawancara dilapangan peserta bimtek mengaku banyak mengetahui inovasi ayam KUB melalui penyuluh sehingga timbubl minat untuk mencari informasi lebih lanjut mengenai inovasi ayam KUB

 

Kesimpulan

Tahapan Proses Adopsi Inovasi Ayam KUB dipengaruhi oleh Umur, Pendidikan, Jumlah Ternak, Pendapatan, Pengalaman, Keunggulan Relatif, Kesesuaian, Kerumitan, Kemampuan diamati, Kemampuan diujicobakan, dukungan BPTP, Dukungan Balitvet Baso, Dukungan Dinas Peternakan Provinsi, Dukungan Dinas Peternakan Kab/Kota dan Dukungan Penyuluh Karakteristik Inovasi Ayam KUB.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BIBLIOGRAFI

 

Ardianto, Darwin, Susiotawan. 2018. Proses Adopsi Inovasi Lokal Terhadap Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Di Kawasan Minapolitan Desa Koto Mesjid Provinsi Riau. Yogyakarta. Universitas Gajah Mada

 

Astarina, Rosnita, Kusumawaty.2020. Tingkat Adopsi Peternak Dalam Penerapan Inovasi Ayam Kampung Unggul Balitbangtan (KUB) di Kabupaten Kampar. Indonesian Journal of Agricultural Economics (IJAE)

 

BPTP Sumbar. 2022. Laporan Tahunan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Tahun 2022

 

Citra, 2010. Pengaruh Skala Usaha Terhadap Pendapatan Peternak Ayam Ras Petelur Di Kecamatan Maritengae Kabupaten Sidrap. Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin. Makassar. De Vito, J. A. 1997. Human Communication. Alih Bahasa oleh A. Maulana. Edisi ke-5. Professional Books, Jakarta.

 

Delima,R, Santoso, HB, dan Purwadi, J. 2016. Kajian Aplikasi Pertanian yang dikembangkan di Beberapa Negara Asia dan Afrika. Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi (SNATI), Yogyakarta

 

Departemen Pertanian. 2002. Kebijaksanaan Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian. Jakarta. Badan Pengembangan SDM Departemen Pertanian.

 

Gebasnov. 2016. Proses Keputusan Inovasi Metode Jajar Legowo Pada Kelompok Tani Banda Langik Kecamatan Koto Tangah Kota Padang. Padang. Universitas Andalas.

 

Fachri, 2021. Analisis Hasil Pengembangan Sumberdaya Manusia Melalui Pelatihan Pada Kelompok Binaan NGO Human Initiative Sumatera Barat. Padang. Universitas Andalas

 

Facrita, Sarwendah. 2014. Persepsi Dan Tingkat Adopsi Petani Terhadap Inovasi Teknologi Pengelolaan Tanaman Terpadu Padi Sawah. Agriekonomika, ISSN 2301-9948 Volume 3, Nomor 1

 

Ghozali, I. (2016) Aplikasi Analisis Multivariete Dengan Program IBM SPSS 23. Edisi 8. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

 

Halijah, Altanjung. 2019. Determinasi Peluang Adopsi Teknologi Budidaya Ternak Ayam KUB Di Papua Barat. Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, Vol. 22, No.2, Juli 2019: 201- 212

 

Harun, Rochajat dan Ardianto, Elvinaro. 2011. Komunikasi Pembangunan dan Perubahan Sosial. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

 

Hutahaean. 2018. Efektivitas Komunikasi Kelembagaan dalam mempercepat Diseminasi dan Hilirisasi Inovasi Pertanian. Seminar Nasional: Mewujudkan Kedaulatan Pangan Melalui Penerapan Inovasi Teknologi Pertanian Spesifik Lokasi Pada Kawasan Pertanian.

 

Idris, N., H. Afriani dan Fatati. 2009. Minat Peternak Untuk Mengembangkan Ternak Sapi Di Kawasan Perkebunan Kelapa Sawit (Studi Kasus: Kecamatan Sungai Bahar Kabupaten Muaro Jambi). Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Humaniora, 11(2) p: 1-0.

 

Iskandar, I. dan Arfa`i. 2007. Analisis Program Pengembangan Usaha Sapi Potong Di Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat (studi kasus program bantuan pinjaman langsung masyarakat). Skripsi. Fakultas Peternakan Universitas Andalas. Padang.

 

 Indrayana, K, Rahasia, H, Muh. Ricky. 2020. Diseminasi Teknologi Pemeliharaan Ayam Kub Melalui bimtek Mendukung Program Bekerja di Sulawesi Barat. Agrovital : Jurnal Ilmu Pertanian. 5 (2): 99-104

 

Iori, A. B., Lawal A. F., dan Oke S. 2017. Effect of Socio-Economics Characteristics, Production and Innovation Capabilities on the Performance of Palm Kernel Processing Firms in South-western Nigeria. IJERMT. 6(1): 88-95.

 

 Karmila. 2013. Faktor Faktor Yang Menentukan Pengambilan Keputusan Peternak Dalam Memulai Usaha Peternakan Ayam Ras Petelur Di Kecamatan Bissappu Kabupaten Bantaeng. Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin. Makassar. Lubis, D. A. 1992. Ilmu Makanan Ternak. PT. Pembanguna Jakarta. Jakarta.

 

Kementerian Pertanian 2006. Undang- undang Sistem Penyuluhan Pertanian dan Perikanan, Kehutanan tahun 2006.

 

Lestari, W., S. Hadi dan N. Idris. 2009. Tingkat Adopsi Inovasi Peternak dalam Beternak Ayam Broiler di Kecamatan Bajubang Kabupaten Batang Hari. Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Peternakan, 12(1) p:14-22.

 

Mardikanto T, Soebiato P. 2015. Pemberdayaan masyarakat dalam perspektif kebijakan public. Bandung (Indonesia): Alfabeta

 

Mardikanto. 2010. Komunikasi Pembangunan. Surakarta: UNS Press

 

Mardikanto, T. 1991. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Surakarta: Sebelas Maret University Press

 

Mulyadi. 2007. Proses Adopsi Inovasi Pertanian Suku Pedalaman Arfak di Kabupaten Manokwari. Bogor. Jurnal Penyuluhan IPB

 

Murwanto, A.G. 2008. Karakteristik Peternak dan Tingkat Masukan Teknologi Peternakan Sapi Potong di Lembah Prafi Kabupaten Manokwari. Jurnal Ilmu Peternakan, 3(1) p: 8 – 15.

 

Nugroho. 2018. Tingkat Adopsi Inovasi Sistem Tanam Jajar Legowo di Kelompok Tani Sedyo Mukti Desa Pendowoharjo Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul.

 

Putri. 2014. Efektivitas Pembelajaran secara Hybrid pada Mata Kuliah Statistika. Jurnal Riset Teknologi dan Inovasi Pendidikan. Vol. 5 No. 2 (Juni) 2022, pp. 123-138. ISTIKI

 

Rahmat, Jalaludin dan Mulyana,Deddy, Komunikasi Antarbudaya, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2009)

 

Rogers , Everett M. 1995. Diffusion of Innovation ( Fourth Edition). The Free Prees. New York.

 

Sartika, 2016. Panen ayam kampung 70 hari. Jakarta. Penebar Swadaya.

 

Senyolo, M. P., Long, T. B., Blok, V., dan Omta, O. 2017. How the characteristics of innovations impact their adoption: An exploration of climate-smart agricultural innovations in South Africa. Journal of Cleaner Production. 30: 1-16.

 

Sunarjono, 2016. Manajemen Agribisnis: Agribisnis Bawang Merah Indonesia

 

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta, Bandung

 

Soekartawi. 1995. Analisis Usahatani. Jakarta : Universitas Indonesia Press (UI–Press)

 

Sukino, S.PKP.MM. 2013. Membangun Pertanian Dengan Pemberdayaan Masyarakat Tani. Pustaka Baru Press: Yogyakarta. 236 hal.

 

S. Nasution, Metode Research, (Jakarta : Bumi Aksara, 1996)

 

Soetomo, 2013. Masalah Sosial dan Upaya Penanganannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

 

Setiawan, 2017. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Adopsi Inovasi Sistem Tanam Jajar Legowo 2 : 1 Di Subak Penyaringan, Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana. Bali. Jurnal Manajemen Agirbisnis.

 

Zainal, Sartika, Komaruddin. 2020. Profil dan Potensi Akselerasi Distribusi Ayam KUB-1 dan SenSi-1 Agrinak untuk Menunjang Adopsi Inovasi Badan Litbang Pertanian. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner Virtual 2020

Copyright holder:

Winda Rahayu, Sri Wahyuni, Hery Bachrizal Tanjung (2022)

 

First publication right:

Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia

 

This article is licensed under: