Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol.
7, No. 09, September 2022
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI TAHAPAN PROSES ADOPSI INOVASI AYAM KUB
Winda Rahayu1*,
Sri Wahyuni2, Hery Bachrizal Tanjung3
1*,2,3,
Universitas
Andalas, Indonesia
Emial:
1*[email protected], 2[email protected], 3[email protected]
Abstrak
Penelitian ini mengkaji tentang Tahapan Proses Adopsi Inovasi Ayam KUB di Sumatera Barat dilakukan pada pada bulan Februari sampai April 2023 di Kota Payakumbuh, Kab. 50 Kota dan Kab. Tanah Datar. Tujuan Penelitian adalah: “Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi tahapan adopsi inovasi ayam KUB”. Penelitian ini mengggunakan metode multi studi kasus. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara menggunakan kuisioner kepada 78 oran peserta bimbingan teknis (bimtek) Inovasi ayam KUB. Analisis data yang digunakan adalah pendekatan deskriptif kuantitatif berupa pemberian skor dengan skala likert dan analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Bimtek ayam KUB baru bisa merubah pengetahuan dan sikap peserta yaitu sampai pada tahapan sadar, minat, evaluasi dan mencoba, namun belum menerapkan dengan baik sehingga pelaksanaan bimtek perlu ditingkatkan agar bisa sampai ke tahap menerapkan inovasi ayam KUB. Tahapan Proses Adopsi Inovasi Ayam KUB dipengaruhi oleh Umur, Pendidikan, Jumlah Ternak, Pendapatan, Pengalaman, Keunggulan Relatif, Kesesuaian, Kerumitan, Kemampuan diamati, Kemampuan diujicobakan, dukungan BPTP, Dukungan Balitvet Baso, Dukungan Dinas Peternakan Provinsi, Dukungan Dinas Peternakan Kab/Kota dan Dukungan Penyuluh Karakteristik Inovasi Ayam KUB berpengaruh terhadap Pemerintah harus melakukan peningkatan kapasitas sumberdaya manusia pada penyuluh ASN, penyuluh swadaya, pelaku utama dan pelaku usaha terhadap pengembangan inovasi ayam KUB dalam bentuk Training of Trainers (TOT). Pelaksanaan bimtek selanjutnya oleh BPTP Sumbar sebaiknya dengan menambah jadwal, materi dan memperbanyak praktek sehingga mampu meningkatkan keterampilan peserta bimtek dalam menerapkan inovasi ayam KUB.
Keyword: Inovasi, Adopsi, Ayam KUB, Bimbingan Teknis
Abstract
This research examines
the stages of the Innovation Adoption Process of KUB Chickens in West Sumatra,
conducted from February to April 2023 in the Payakumbuh City, 50 Kota Regency,
and Tanah Datar Regency. The research aims to analyze the factors influencing
the stages of KUB chicken innovation adoption. This study uses a multi-case
study method, and data collection is carried out through interviews using
questionnaires with 78 participants of the technical guidance (bimtek) on KUB
chicken innovation. The data analysis involves a quantitative descriptive
approach, scoring with a Likert scale, and multiple linear regression analysis.
The results indicate that the KUB chicken bimtek can change the knowledge and
attitudes of participants up to the stages of awareness, interest, evaluation,
and trial. However, proper implementation is yet to be achieved, suggesting a
need for improved bimtek execution to reach the stage of implementing KUB
chicken innovation. The stages of the Innovation Adoption Process of KUB
Chickens are influenced by age, education, livestock quantity, income,
experience, relative advantage, compatibility, complexity, observability,
trialability, support from BPTP, support from Balitvet Baso, support from the
Provincial Livestock Department, support from District/City Livestock
Department, and support from extension agents. The characteristics of KUB
Chicken Innovation influence the government's capacity-building efforts for
human resources in ASN extension agents, volunteer extension agents, key
actors, and business actors, particularly through Training of Trainers (TOT)
for the development of KUB chicken innovation. Future bimtek implementation by
BPTP Sumbar should consider expanding schedules, materials, and increasing
practical sessions to enhance participants' skills in applying KUB chicken
innovation.
Keywords: Innovation, Adoption, KUB Chicken, Technical Guidance
Berbagai
inovasi pertanian hasil penelitian dan pengkajian Balitbangtan sudah banyak
digunakan secara luas dan terbukti menjadi pendorong utama perkembangan usaha
dan sistem agribisnis berbagai komoditas pertanian, namun sebagian belum
optimal mencapai sasaran utamanya yaitu petani sebagai pelaku utama, sehingga
masih perlu dilakukan strategi percepatan/penderasan dan perluasan adopsi
berbagai inovasi pertanian tersebut (Mulyandari, et.al. 2005). Hasil Penelitian
dan pengkajian (Litkaji) berupa teknologi, data dan informasi, konsep, model,
metodologi, cara dan lain-lain akan menjadi sia-sia jika hal tersebut tidak
diikuti dengan upaya penyebarluasan yang memadai kepada pemangku kepentingan
(stakeholders/pengguna inovasi) (Balitbangtan, 2013).
Inovasi yang dihasilkan Balitbangtan disektor
peternakan salah satunya adalah inovasi teknologi Ayam Kampung Unggul Balitbangtan (KUB) hal ini didasari bahwa Indonesia
merupakan negara yang kaya akan keberagaman sumberdaya genetik ayam lokal
dengan spesifikasi dan ciri khas masing-masing, seperti Ayam Kedu, Nunukan,
Gaok, Sentul dan Nerawang, akan tetapi ada jenis yang tidak spesifik dan
beragam tampilannya yaitu ayam kampung. Secara genetik, ayam kampung memiliki
pertumbuhan yang lambat dan produksi telur yang rendah, sehingga kebanyakan
dipelihara sekedarnya saja.
Inovasi ayam KUB yang didiseminasikan BPTP
Sumbar, dalam penerimaannya di masyarakat khususnya
petani/peternak mengalami proses Adopsi Inovasi. Soekartawi (1998) berpendapat bahwa
proses adopsi inovasi mengandung pengertian yang kompleks dan dinamis, karena
menyangkut proses pengambilan keputusan dan dalam proses tersebut terdapat
banyak faktor yang mempengaruhinya. Adapun faktor yang mempengaruhi individu
dalam menetapkan keputusan inovasinya adalah karakteristik individu,
karakteristik inovasi, tipe pengambilan keputusan, saluran komunikasi, sistem
sosial dan faktor penyuluh.
Menurut Rogers
(1983), untuk sampai pada tahap keputusan adopsi inovasi tersebut merupakan
proses mental sejak seseorang mengetahui adanya inovasi sampai mengambil
keputusan untuk menerima atau menolaknya, kemudian mengukuhkannya. Dengan kata
lain, sebelum sampai pada tahap adopsi, sasaran terlebih dahulu dihadapkan pada
beberapa kali proses pengambilan keputusan. Dengan demikian maka keputusan
seseorang menerima dan menolak suatu inovasi bukanlah tindakan yang sekali jadi
tapi merupakan suatu proses yang terdiri dari serangkaian tindakan (tahapan)
dalam jangka waktu tertentu.
Selain itu
beberapa faktor penentu keberhasilan adopsi teknologi oleh petani diantaranya:
kebijakan pemerintah, tersedianya teknologi yang dapat memberikan nilai tambah
dan menguntungkan dari aspek teknis, aspek ekonomi serta kondisi sosial budaya
dan kelembagaan masyarakat diiringi dengan adanya sarana penunjang lainnya
seperti peran aktifitas swasta.
Tahapan
Proses Adopsi Inovasi usaha Ayam KUB dapat berlangsung secara cepat ataupun
lambat, tergantung dari pola dan cara penyampaian inovasi teknologi serta
situasi dan kondisi wilayah. Kecepatan dari adopsi inovasi ditentukan oleh
berberapa faktor penentu antara lain sifat-sifat atau karakteristik inovasi,
karakteristik calon pengguna; pengambilan keputusan adopsi; saluran atau media
yang digunakn dan kualifikasi penyuluh (Sudaryono, 1998).
Berdasarkan latar belakang di atas, maka
peneliti tertarik untuk melihat bagaimana “ Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tahapan
Proses Adopsi Inovasi Ayam KUB ”.
Penelitian ini
dilakukan di Kota Payakumbuh, Kabupaten Limapuluh Kota dan Kabupaten Tanah
Datar. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa daerah
tersebut merupakan daerah asal peserta bimtek. Sedangkan yang mengikuti secara
online berasal dari berbagai wilayah di Indonesia. Penelitian dilaksanakan
selama 3 bulan pada bulan Februari- April 2023
Penelitian ini
menggunakan pendekatan Kuantitif yang dimaksudkan untuk mengangkatkan fakta keadaan, variabel dan fenomena-fenomena yang terjadi
saat penelitian berlangsung dan menyajikan apa adanya. Menurut Wirartha (2005)
dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, suatu penelitian dapat menuturkan
dan menafsirkan data yang berkenaan dengan situasi yang terjadi dan dialami
sekarang, sikap dan pandangan yang menggejala saat sekarang, hubungan antar variabel
pertentangan dan lain-lain.
Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode case study atau multi studi kasus.
Dalam penelitian ini maksud digunakannya metode case study adalah untuk
menggambarkan bagaimana Tahapan Proses Adopsi Inovasi melalui bimtek ayam KUB
yang diselenggarakan oleh BPTP Sumbar.
Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh peserta bimtek ayam KUB dengan tema
“Pembibitan Ayam KUB Terstandarsisasi” di Sumatera Barat yang dilaksanakan pada
tanggal 15 s/d 16 September 2022 di Kota Payakumbuh. Peserta bimtek terbagi
dalam 2 kategori yaitu yang mengikuti langsung secara offline dan peserta yang
mengikuti secara online melalui media Zoom. Sampel dalam penelitian ini adalah peserta
bimtek Ayam KUB yang diselenggarakan oleh BPTP Sumbar. Peserta bimtek terdiri
dari peserta yang mengikuti secara offline (tatap muka) sebanyak 75 orang
dengan rincian: peserta yang berasal dari kota Payakumbuh sebanyak 35 orang,
kab. Limapuluh Kota sebanyak 30 orang dan kab. Tanah Datar sebanyak 10 orang. Sedangkan
peserta pelatihan yang mengikuti secara online berjumlah 95 orang.
N 1 + Ne2
Adapun
responden yang diambil dalam penelitian ini adalah sebanyak 35 orang peserta
offline dan 43 orang orang peserta online. Jumlah responden tersebut diperoleh dengan menggunakan rumus Slovin
(Prasetyo dan Jannah 2005:135). Disajikan dengan rumus berikut.
n =
170 1 + 170 (0.1)2
N = = 78 orang
Dimana
n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
e = batas toleransi kesalahan (error tolerance)
Populasi Total populasi
Pengambilan responden digunakan
dengan teknik proporsional random sampling. Untuk lebih jelasnya
disajikan dalam tabel 1.
Responden = X total sampel
Tabel 1. Pengambilan Responden
No |
Kategori Peserta |
Jumlah Peserta |
Pengambilan responden |
Jumlah responden |
1. |
Peserta Online |
95 |
95/170x78 |
43 |
2. |
Peserta Offline |
75 |
75/170x78 |
35 |
|
Total |
170 |
|
78 |
Variabel yang dilihat pada penelitian ini adalah variabel bebas
(X) yang terdiri dari Karakteristik Peserta (X1), Karakteristik Inovasi
(X2) dan Dukungan Stakeholer (X3) yang dapat mempengaruhi variabel terikat (Y) yaitu Tahapan Proses Adopsi Inovasi ayam KUB.
Analisis faktor faktor
yang mempengaruhi tahapan proses adopsi inovasi ayam KUB yaitu pengaruh karakteristik peserta, karakteristik inovasi dan
dukungan stakeholder terhadap tahapan proses adopsi inovasi dilakukan
dengan Regresi Linear Berganda dengan bantuan aplikasi SPSS 22. Tahapan
yang dilakukan dalam analisis regresi linier berganda mengacu pada Purba
(2017).
Bimbingan Teknis atau biasa disingkat
bimtek memiliki pengertian sebagai sebuah layanan bimbingan dan penyuluhan yang
diberikan oleh tenaga ahli atau profesional dibidangnya dengan tujuan
meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia. Seiring dengan jaman yang terus berkembang,
bimtek atau bimtek memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan
kualitas sumber daya manusia. (Pusdiklatnas, 2022).
Bimtek umumnya diadakan selama 2
hingga 3 hari tergantung pada materi yang dipilih. Hal ini bertujuan untuk
memudahkan peserta bimtek dalam mendalami materi yang diajarkan atau diberikan
oleh tenaga ahli. Selain itu tujuan lainnya yaitu sebagai sarana penyegaran
diri (refreshing) sehingga ketika peserta didik kembali ke pekerjaannya,
diharapkan dapat lebih focus dengan pekerjaanya. Tujuan bimtek adalah:
1.
Peningkatan
kualitas sumber daya manusia
2.
Peningkatan
pengetahuan, sikap dan keterampilan peserta
3.
Peningkatan
kompetensi peserta untuk melaksanakan pekerjaan/usaha yang ditekuni
Materi bimtek yang dapat diberikan
sangat beragam dan terus bertambah seiring dengan perkembangan jaman, yang
harus menjadi perhatian adalah materi yang diberikan harus sesuai dengan
kebutuhan peserta dan kebutuhan pihak penyelenggara.
BPTP Sumbar, sejak tahun 2021 telah
melaksanakan bimtek
inovasi ayam KUB untuk petani, penyuluh dan masyarakat umum di berbagai
daerah yang ada di Sumatera Barat. Adapun metode yang digunakan oleh BPTP Sumbar yaitu bimtek secara hybrid (online
dan offline). Tujuan
bimtek ayam
KUB diselenggarakan adalah agar peserta setelah ikut bimtek akan mengadopsi
inovasi ayam KUB tersebut.
Pelaksanaan bimtek dikoordinasikan
dengan dinas peternakan atau dinas pertanian setiap kabupaten/kota. Peserta
yang ikut langsung bimtek ayam KUB adalah petani, peternak, penyuluh dan
petugas lapangan dari Kota Payakumbuh, Kabupaten Limapuluh Kota dan Kabupaten
Tanah Datar, sedangkan peserta bimtek yang mengikuti secara online melalui Zoom
Meeting adalah masyarakat umum yang ingin mendapatkan informasi mengenai ayam
KUB.
Dalam penelitian ini mendeskripsikan
bagaimana karakteristik peserta dilihat dari umur, tingkat pendidikan, jumlah
ayam yang dimiliki, pengalaman dan pendapatan.
Tabel 2
Karakteristik Peserta
bimtek
Karakteristik Peserta |
Jumlah |
Persentase |
1. Umur |
2. |
|
Muda (21-38 ) |
3. 21 |
26,9 |
Dewasa (39-56 ) |
4. 50 |
64,10 |
Tua (21-38) |
5. 7 |
8,97 |
6. Pendidikan |
7. |
|
SD (6) |
8. 0 |
0,00 |
SMP (9) |
9. 10 |
12,82 |
SMA (12) |
10. 27 |
34,62 |
Diploma (15) |
11. 9 |
11,54 |
Sarjana (16) |
12. 32 |
41,02 |
13. Jumlah Ternak yang dimiliki |
14. |
|
Rendah (0-166) |
15. 67 |
85,90 |
Sedang (167-333) |
16. 3 |
3,85 |
Tinggi (334-500) |
17. 8 |
10,26 |
18. Pendapatan |
19. |
|
Rendah (1.- 2.3 jt) |
20. 39 |
50,00 |
Sedang (2.4 - 3.7 jt) |
21. 27 |
34,62 |
Tinggi (3.8- 5 jt) |
22. 12 |
15,38 |
23. Pengalaman beternak |
24. |
|
Rendah (0-2) |
25. 29 |
37,17 |
Sedang (3-4 |
26. 38 |
48,71 |
Tinggi ≥ 5 |
27. 21 |
26,92 |
Dari hasil pengumpulan data yang
disajikan pada tabel diatas dapat dilihat sebagian besar peserta bimtek adalah
peserta pada kategori umur dewasa yaitu sebanyak 50 orang atau 64,10 % dimana
ini merupakan usia produktif (Nurhasikin, 2013) yang memiliki kecenderungan untuk menacari
informasi-informasi baru atau menggeluti usaha baru yang ia yakini
menguntungkan. Hal ini berarti bahwa inovasi ayam KUB diminati
oleh orang-orang yang menggeluti sebuah usaha baru baik sebagai usaha sampingan
maupun usaha utama. Dari hasil wawancara dilapangan pada umumnya peserta
mengaku menggeluti usaha ayam KUB ini sebagai usaha sampingan yang bisa
menambah pendapatan keluarga.
Berdasarkan tingkat pendidikan
peserta bimtek cukup beragam, dimana pendidkan paling rendah yaitu tamat SMP
dengan persentase 12, 82 %, Tamat SMA 34,62%, Diploma 11,54% dan sarjana
sebanyak 41, 02 %. hal ini mengeindikasikan bahwa inovasi ayam KUB bisa
dilakukan oleh siapa saja tanpa melihat tingkat pendidikannya.
Dari segi
kepemilikan ternak (ayam KUB), jumlah kepemilikan ayam sangat bervariasi bahkan
ada peserta yang tidak memelihara ayam KUB. Sedangkan kepemilikan ayam KUB
paling banyak yaitu 500 ekor. Dari data yang disajikan pada tabel 8 menunjukkan
sebagian besar peserta bimtek memiliki ayam pada kategori rendah yaitu sebanyak
67 orang atau 85,90 %. dari hasil wawancara di lapangan pada umumnya peserta
mendapatkan bantuan ayam KUB skala rumah tangga sebanyak 10 ekor per KK umumnya
adalah peternak pemula yang masih belajar dalam budidaya ayam KUB. Sedangkan
peserta yang memiliki ayam pada kategori tinggi hanya sebanyak 8 orang atau
10,26% mereka merupakan peserta yang memang menekuni budidaya ayam KUB sebagai
usaha dan sumber pendapatan keluarga. Sementara itu ada pula peserta yang tidak
memiliki ayam KUB akan tetapi mereka tertarik mencari informasi tentang Inovasi
ayam KUB.
Dilihat
dari pengalaman beternak ayam KUB hasil penelitian menunjukkan sebagian besar
responden berpengalaman beternak ayam KUB mulai dari 0 hingga 5 tahun. Peserta
yang memiliki pengalaman tinggi atau 5 tahun keatas 11 orang atau 14, 92%,
peserta denan pengalaman sedang sebanyak 38 orang atau 48,71% dan yang
berpengalaman masih rendah sebanyak 29 orang atau 37,17 %. Hal ini menunjukan
bahwa Inovasi ayam KUB tetap dibutuhkan oleh peternak yang belum berpengalaman
bahkan yang sudah berpengalaman pun masih tetap membutuhkan inovasi ayam KUB
dalam pengembangan usaha ayam KUB mereka.
Dilihat
dari segi pendapatan, hasil pengumpulan data memperlihatkan penghasilan yang
diterima responden setiap bulannya paling rendah adalah Rp. 1.000.000 dan
paling tinggi 5.000.000 dengan inteval 1.3000.000, ini merupakan angka pendapatan kategori rendah
hingga tinggi. Hal ini mengindikasikan bahwa inovasi ayam KUB mudah diterapkan
oleh siapa saja meskipun dengan pendapatan rendah karena pemeliharaan ayam KUB
bisa dilakukan dalam skala kecil, menengah dah skala besar.
Deskripsi karakteristik inovasi ayam
KUB yang terdiri dari keunggulan relatif, kompatibilitas, kerumitan, kemampuan
diujicobakan dan kemampuan diamati di sajikan pada tabel berikut:
Tabel
3
Persentase Skor
Karakteristik Inovasi Ayam KUB
No |
Indikator |
Persentasi Skor (%) |
Kategori |
1 |
Keunggulan relatif (relative advantage) |
70,77 |
Sedang |
2 |
Kompatibilitas (compatibility) |
81,15 |
Tinggi |
3 |
Kerumitan (complexity) |
72,24 |
Sedang |
4 |
Kemampuan diujicobakan (triability) |
77,12 |
Sedang |
5 |
Kemampuan untuk diamati
(observability) |
70,05 |
Sedang |
|
Jumlah Responden |
78 |
|
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
karakteristik inovasi ayam KUB memiliki keunggulan relatif, kompatibilitas,
tidak rumit, kemampuan di ujicobakan dan kemampuan untuk diamati yang baik.
Dari pemaparan diatas, secara keseluruhan dapat dilihat bahwa karakteristik
inovasi ayam KUB memiliki kompatibilitas atau kesesuaian yang tinggi dengan
persentase skor 81,15%, hal ini menunjukkan bahwa inovasi ayam KUB sesuai
dengan kondisi peserta bimtek dari segi lingkungan, ekomnomi dan sosial dimana
karena DOC ayam KUB mudah didapatkan, ayam KUB bisa dipelihara di pekarangan
rumah, ayam KUB bisa diberikan pakan alternatif dan kandang ayam KUB bisa
terbuat dari bambu, sehingga sangat sesuai dengan kondisi peternak yang
rata-rata masih peternak kecil atau skala rumah tangga.
Dalam penelitian ini mendeskripsikan
bagaimana dukungan stakeholder terhadap pengembangan inovasi ayam KUB di
sumatera barat. Stakeholder yang terlibat adalah BPTP Sumbar, Balai Veteriner
Baso, Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat, Dinas Peternakan Kabupanen/Kota
dan Penyuluh Pertanian.
Secara keseluruhan dukungan
stakeholder terhadap pengembangan ayam KUB termasuk dalam kategori tinggi
dengan persentase skor 72, 25 %, dukungan stakeholder paling tinggi terlihat
dari BPTP Sumbar dengan dalam hal penyediaan bibit ayam KUB berkualitas dengan
persentase skor 80,51% termasuk dalam kategori sangat tinggi, hal ini karena
BPTP Sumbar mempunyai Unit Pembibitan ayam KUB dengan indukan asli dari Balai
Penelitian ternak Ciawi sehingga responden menganggap BPTP Sumbar merupakan
sumber penyedia bibit ayam KUB yang berkualitas. Kemudian BPTP Sumbar juga
memberikan dukungan berupa layanan konsultasi dengan persentase skor 83,08%
termasuk dalam kategori sangat tinggi. Sementara itu dukungan bantuan bibit,
kandang, obat-obatan dan pakan dari dinas peternakan kabupaten/kota termasuk
dalam kategori sedang, menurut responden mereka belum banyak mendapatkan
bantuan ayam KUB dari Dinas Peternakan setempat. Untuk lebih jelasnya dukungan
stakeholder.
Tabel
4
Dukungan stakeholder
terhadap pengembangan inovasi ayam KUB
No |
Indikator |
Persentasi Skor (%) |
Kategori |
2 |
Dukungan BPTP dalam bentuk ketersediaan bibit ayam KUB
berkualitas |
80,51 |
Tinggi |
3 |
Dukungan Dinas Peternakan Provinsi dalam bentuk bantuan
bibit ayam KUB |
67,95 |
Sedang |
4 |
Dukungan Dinas Peternakan Provinsi dalam bentuk fasilitas
perkandangan |
55,90 |
Sedang |
5 |
Dukungan Balai Veteriner Baso dalam bentuk konsultasi penanganan
penyakit |
73,85 |
Tinggi |
6 |
Dukungan Balai Veteriner Baso memberikan materi mengenai
cara dan jadwal Vaksinasi ayam KUB |
78,72 |
Tinggi |
7 |
Dukungan Dinas Peternakan setempat berupa bibit, pakan dan
obat-obatan ayam KUB |
56,15 |
Sedang |
8 |
Dukungan penyuluh pertanian setempat dalam pendampngan
pengembangan ayam KUB setelah bimtek |
77,18 |
Tinggi |
9 |
Dukungan Penyuluh pertanian berupaa penyebaran informasi
lebih lanjut mengenai Inovasi Teknologi ayam KUB |
76,92 |
Tinggi |
Analisis regresi
linear berganda digunakan untuk melihat pengaruh antara satu beberapa variable
bebas terhadap satu variable terikat. Pada penelitian ini analisis regresi
berganda digunakan untuk melihat pengaruh karakteristik peserta bimtek,
karakteristik inovasi dan dukungan stakeholder terhadap Tahapan Proses
Adopsi Inovasi Ayam KUB dengan tingkat kepercyaan 90%. Hasil pengolahan data
pengaruh karakteristik peserta terhadap tahapan proses adopsi inovasi pada
tahapan menggunakan SPSS 22 disajikan pada tabel berikut:
Tabel 5. Hasil
SPSS Regresi Linier Berganda Faktor-Faktor yang Memperngaruhi Tahapan Proses
Adopsi Inovasi Ayam KUB
Variabel |
Proses Adopsi Inovasi |
|
||||||||||
Sadar |
Minat |
Evaluasi |
Mencoba |
Menerapkan |
|
|||||||
|
β |
sig |
β |
sig |
β |
sig |
β |
sig |
β |
sig |
|
|
(Constant) |
2.274 |
.401 |
-.998 |
.870 |
3.190 |
.231 |
6.423 |
.182 |
8.157 |
.253 |
|
|
Umur |
-.030 |
.095 |
-.072 |
.075 |
-.017 |
.328 |
-.009 |
.775 |
-.115 |
.017 |
|
|
Pendidikan |
0.003 |
1.000 |
.299 |
.086 |
.030 |
.689 |
-.112 |
.408 |
-.284 |
.161 |
|
|
JumlahTernak |
.001 |
.415 |
.003 |
.381 |
-.001 |
.568 |
.005 |
.058 |
.012 |
.001 |
|
|
Pendapatan |
1.794 |
.179 |
8.047 |
.009 |
6.030 |
.963 |
-1.864 |
.427 |
8.736 |
.014 |
|
|
Pengalaman |
-.076 |
.630 |
-.792 |
.028 |
-.023 |
.881 |
.693 |
.015 |
.401 |
.332 |
|
|
Keungggulan Relatif |
-.138 |
.189 |
-.111 |
.638 |
.108 |
.295 |
-.036 |
.847 |
-.152 |
.580 |
||
Kesesuaian |
-.092 |
.468 |
-.082 |
.775 |
.086 |
.491 |
-.101 |
.653 |
-.293 |
.380 |
||
Tingkat Kerumitan |
.248 |
.023 |
-.179 |
.459 |
.109 |
.299 |
.141 |
.456 |
.371 |
.190 |
||
Kemampuan diujicobakan |
.109 |
.404 |
.576 |
.054 |
.170 |
.187 |
.238 |
.303 |
.184 |
.592 |
||
Kemampuan diamati |
.102 |
.307 |
.278 |
.216 |
-.089 |
.364 |
-.114 |
.515 |
.083 |
.749 |
||
Dukungan BPTP Sumbar |
.406 |
.013 |
.476 |
.188 |
.202 |
.199 |
-.281 |
.320 |
.116 |
.781 |
||
Dukungan Dinas Peternakan Provinsi |
.149 |
.241 |
.458 |
.111 |
.033 |
.792 |
337 |
.134 |
.282 |
.397 |
||
Dukungan Balitvet Baso |
.009 |
.960 |
.009 |
.982 |
.126 |
.477 |
.961 |
.004 |
.487 |
.306 |
||
Dukungan Dinas Peternakan Kab/kota |
114 |
.673 |
.393 |
.519 |
.100 |
.704 |
1.028 |
.034 |
2.097 |
.004 |
||
Dukungan Penyuluh |
.261 |
.034 |
.489 |
.076 |
-.023 |
.845 |
.049 |
.818 |
.063 |
.842 |
||
Berdasarkan hasil analisis linier berganda dengan SPSS 22 pada tabel
diatas, dapat dilihat faktor-faktor yang mempengaruhi Tahapan Proses Adopsi
Inovasi Ayam KUB adalah Umur, Pendidikan, Pengalaman, Tingkat Kerumitan,
Kemampuan diujicobakan, dukungan BPTP Sumbar, Dukungan Balitvet Baso, Dukungan
Dinas Peternakan Kab/Kota dan Dukungan Penyuluh. Sedangkan Keunggulan Relatif,
Kesesuaian dan Dukungan Dinas Peternakan Provinsi tidak berpengaruh signifikan
terhadap Tahapan Proses Adopsi Inovasi Ayam KUB.
Umur berpengaruh
nyata terhadap tahapan proses adopsi inovasi ayam KUB yaitu pada tahap sadar
dengan angka siginifikansi 0.95<0.1, minat 0.75<0.1 dan menerapkan
0.17<0.1, angka koofisien menunjukan tanda negatif, artinya semakin tua umur
seseorang semakin rendah tingkat pengetahuan (tahap sadar), minat dan
menerapkan inovasi ayam KUB, begitupula sebaliknya, semakin muda umur maka
semakin tinggi pengetahuan, minat dan penerapan terhadap inovasi ayam KUB. Hal
dapat dilihat dari rata-rata umur peserta bimtek yang berada pada umur dewasa
dan muda. Hal ini menunjukkan semakin dewasa umur seseorang semakin tinggi
tingkat pengetahuannya terhadap inovasi ayam KUB, lalu meningkat pula minatnya
kemudian langsung menerapkan. Dari hasil wawancara dilapangan responden berpendapat
bahwa mereka berminat terhadap inovasi ayam KUB karena cocok sebagai usaha
untuk menambah penghasilan, sehingga kemudian memutuskan untuk menerapkan
(memelihara) ayam KUB meskipun dalam skala kecil dan menengah. hasil
penelitian Senyolo et al.(2017) menyebutkan bahwa karakteristik petani seperti
umur dan preferensi petani mempengaruhi mereka dalam menerapkan inovasi.
Penelitian Ilori et al.(2017) dalam wahyuni (2018) juga menunjukkan bahwa umur
dan pendidikan berpengaruh terhadap kemampuan petani dalam menerapkan inovasi.
Hasil analisis data menunjukkan pendidikan berpengaruh terhadap tahapan
proses adopsi inovasi ayam KUB yaitu pada tahap minat dengan angka
siginifikansi 0.086<0.1, Hal ini mengindikasikan semakin tinggi tingkat pendidikan peserta bimtek
ayam KUB, maka akan semakin tinggi pula minat terhadap inovasi ayam KUB. Hal
tersebut sesuai dengan pernyataan Satria dkk (2007) yaitu terdapat hubungan
yang nyata antara variabel tingkat pendidikan formal dengan tingkat adopsi
dengan pada taraf kepercayaan 95 %. Kenyataan dilapangan terlihat bahwa
tingginya tingkat pendidikan responden akan membuat mereka semakin mengerti
tentang teknologi serta penerapannya dengan baik. Selanjutnya Sari (2014)
menambahkan bahwa tingkat pendidikan juga berpengaruh dalam kemampuan berfikir
sehingga akan mempengaruhi pengembangan dan peningkatan taraf hidup. Menurut
Murwanto (2008) bahwa tingkat pendidikan peternak merupakan indikator kualitas
penduduk dan merupakan peubah kunci dalam pengembangan sumberdaya manusia. Dalam
usaha peternakan faktor pendidikan diharapkan dapat membantu masyarakat dalam
upaya peningkatan produksi dan produktifitas ternak yang dipelihara. Tingkat
pendidikan yang memadai akan berdampak pada peningkatan kinerja dan kemampuan
manajemen usaha peternakan yang dijalankan. Ibrahim (2003) mengatakan bahwa
petani yang berpendidikan tinggi relative lebih cepat dalam melaksanakan suatu
usaha. Dalam usaha peternakan faktor pendidikan tentunya sangat diharapkan
dapat membantu masyarakat dalam upaya peningkatan produksi dan produktifitas
ternak yang dipelihara atau diternakkan. Hal tersebut juga sesuai dengan
pernyataan Citra (2010) dimana tingkat pendidikan yang memadai tentunya akan
berdampak pada kemampuan manajemen usaha peternakan yang digeluti.
Jumlah ternak
berpengaruh signifikan terhadap tahapan proses adopsi inovasi ayam KUB pada
tahap mencoba dengan siginifikansi 0.058 dan menerapkan dengan angka siginfikan
0.001, dari hasil pengumpulan data dilapangan, responden yang memiliki jumlah
ayam sedikit tidak melakukan uji coba terhadapinovasi-inovasi ayam KUB,
sedangkan yang memiliki ayam KUB dengan skala tinggi telah melakukan percobaan
terhadap inovasi ayam KUB seperti membuat pakan alternatif, melakukan penetasan
sendiri dan membuat ramuan herbal untuk mengatasi penyakit ayam KUB kemudian
menerapkannya dalam pengembangan usaha ayam KUB.
Pendapatan berpengaruh signifikan terhadap tahap minat dengan angka 0.009
dan tahap menerapkan dengan angka signifikan 0.014, hal ini mengindikasikan
seseorang dengan pendapatan besar tertarik dengan inovasi ayam KUB karena
memiliki modal yang cukup, sementara bagi responden yang pendapatannya rendah
ayam KUB dinilai sebagai peluang usaha yang bisa meningkatkan pendapatanya. Keberhasilan upaya peningkatan
kesejahteraan materil para petani/peternak dapat diukur melalui tingkat
pendapatan yang bisa dicapai oleh para petani tersebut.
Pengalaman berpengaruh nyata terhadap Tahapan Proses Adopsi Inovasi Ayam
KUB yaitu pada tahap minat dengan angka signifikan 0.028 dan tahap mencoba
0.015, dari hasil wawancara di lapangan peserta yang sudah berpengalaman
menyatakan ingin terus mengembangkan usaha ayam KUB. Menurut Iskandar dan Arfa`I (2007)
pengalaman merupakan faktor yang amat menentukan keberhasilan dari suatu usaha,
dengan pengalamannya, peternak akan memperoleh pedoman yang sangat berharga
untuk memperoleh kesuksesan usaha dimasa depan. Pengalaman beternak akan
mempengaruhi kemampuan peternak dalam menjalankan usaha, peternak yang
mempunyai pengalaman yang lebih banyak akan selalu hati-hati dalam bertindak,
dengan adanya pengalaman buruk dimasa lalu. Selanjutnya (Febrina dan Liana,
2008) mengatakan bahwa pengalaman beternak yang cukup lama memberikan indikasi
bahwa pengetahuan dan keterampilan peternak terhadap manajemen pemeliharaan
ternak mempunyai kemampuan yang lebih baik. Pengalaman beternak sangat
berpengaruh terhadap keberhasilan usaha. Semakin lama seseorang memiliki
pengalaman beternak akan semakin mudah peternak mengatasi kesulitan-kesulitan
yang dialaminya. Hal ini sesuai dengan penelitian Idris, dkk (2009) dimana
semakin lama pengalaman peternak dalam beternak, maka semakin tinggi minat
untuk mengembangkan usaha peternakannya. Selanjutnya ditambahkan oleh
Atmadilaga (1995) bahwa semakin lama beternak maka peternak akan semakin
berpengalaman dalam mengelola usaha petrenakan sehingga berpengaruh dalam
memajukan usaha selanjutnya.
Karakteristik
Inovasi ayam KUB yang berpengaruh terhadap Tahapan Proses Adopsi Inovasi Ayam
KUB yaitu tingkat kerumitan dan kemampuan diujicobakan. Menurut
Rogers (2013), Meulen et al. (2016), dan Senyolo et al. (2017) karakteristik
inovasi berpengaruh terhadap adopsi dan keberlanjutan suatu inovasi. Berbagai
karakteristik inovasi tersebut dapat mendorong kecepatan adopsi inovasi, akan
tetapi juga dapat menghambat adopsi inovasi (Warnaen et al.2013). Tingkat
kerumitan berpengaruh signifikan terhadap tahap sadar atau tingkat pengetahuan
responden dengan nilai signifikan 0.023. Hal ini
berarti semakin rumit inovasi yang disampaikan maka semakin sulit untuk
diterima atau dipahami, begitupun sebaliknya semakin mudah inovasi yang
disampaikan maka akan semakin mudah di terima dan dipahami. Hasil penelitian
menunjukan bahwa inovasi ayam KUB termasuk dalam kategori yang tidak rumit,
sehingga mudah untuk dipahami oleh peserta bimtek, sedangkan kemampuan
diujicobakan berpengaruh siginifikan terhadap tahap minat dengan angka
signifikansi 0.023. Hal ini memperlihatkan bahwa inovasi ayam KUB mudah untuk
dilakukan sehingga menimbulkan minat peserta bimtek terhadap inovasi ayam KUB.
Dari hasil wawancara dilapangan, peserta bimtek pada umumnnya berminat untuk
melakukan usaha ayam KUB karena inovasi ayam KUB ini tidak sulit dilakukan
misalnya untuk memelihara ayam KUB mereka bisa membuat atau meramu pakan
sendiri, jika ingin menetaskan telur bisa dilakukan dengan mesin tetas
sederhana.
Dukungan
BPTP Sumbar berpengaruh nyata terhadap tahapan proses adopsi inovasi ayam KUB
pada tahap sadar dengana ngka signifikan 0.013. Ini mengindikasikan bahwa
keberadaan BPTP sumbar sebagai unit penyedia bibit unggul baru bisa
mempengaruhi pengetahuan peserta bimtek terhadap inovasi ayam KUB, namun belum
berpengaruh terhadap tahap minat, evaluasi, mencoba dan menerapkan. Hal ini
disebabkan karena diseminasi inovasi yang dilakukan oleh BPTP Sumbar hanya
berupa materi mengenai Inovasi ayam KUB, belum melakukan pendampingan secara
intensif terhadap peternak-peternak ayam KUB.
Dukungan
Balitvet Baso berpengaruh nyata terhadap tahapan proses adopsi inovasi ayam KUB
pada tahap mencoba dengan angka signifikan 0.004, hal ini disebabkan karena
Balitvet Baso sebagai instansi yang menangani masalah kesehatan ternak,
kehadiran balitvet Baso yang melayani konsultasi dan memberikan materi mengenai
penanganan penyakit ternak dan program vaksinasi ayam KUB yang bisa langsung
dicoba senidri oleh peserta bimtek.
Dukungan
Dinas Peternakan Kabupaten/Kota berpengaruh nyata terhadap tahapan proses
adopsi inovasi ayam KUB pada tahap mencoba dengana ngka signnifikan 0.034 dan
tahap menerapkan dengan signifokansi 0.004. Hal ini mengindikasikan dengan
adanya bantuan berupa bibit, kandang, peralatan dan pakan ayam KUB dari dinas
peternakan setempat mampu merubah sikap peserta bimtek sampai pada proses
adopsi inovasi ayam KUB pada tahap menerapkan. Dari hasil wawancara dilapangan,
peserta bimtek yang telah melakukan ujicoba dan menerapkan inovasi ayam KUB
merupakan penerima bantuan melalui dinas peternakan kabupaten/kota setempat.
Dukungan
penyuluh berpengaruh nyata terhadap tahapan proses adopsi inovasi ayam KUB pada
tahap sadar dengan angka signifikan 0.034 dan minat 0.076. Hal ini menunjukkan
kehadiran penyuluh sebagai tenaga pendamping telah mampu meningkatkan
pengetahuan dan minat peserta bimtek terhadap inovasi ayam KUB. Dari hasil
wawancara dilapangan peserta bimtek mengaku banyak mengetahui inovasi ayam KUB
melalui penyuluh sehingga timbubl minat untuk mencari informasi lebih lanjut
mengenai inovasi ayam KUB
Tahapan
Proses Adopsi Inovasi Ayam KUB dipengaruhi oleh Umur, Pendidikan, Jumlah Ternak,
Pendapatan, Pengalaman, Keunggulan Relatif, Kesesuaian, Kerumitan, Kemampuan
diamati, Kemampuan diujicobakan, dukungan BPTP, Dukungan Balitvet Baso,
Dukungan Dinas Peternakan Provinsi, Dukungan Dinas Peternakan Kab/Kota dan
Dukungan Penyuluh Karakteristik Inovasi Ayam KUB.
BIBLIOGRAFI
Ardianto, Darwin, Susiotawan.
2018. Proses Adopsi Inovasi Lokal Terhadap Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat
Di Kawasan Minapolitan Desa Koto Mesjid Provinsi Riau. Yogyakarta. Universitas
Gajah Mada
Astarina, Rosnita,
Kusumawaty.2020. Tingkat Adopsi
Peternak Dalam Penerapan Inovasi Ayam Kampung Unggul Balitbangtan (KUB) di
Kabupaten Kampar. Indonesian Journal of Agricultural Economics (IJAE)
BPTP Sumbar. 2022. Laporan Tahunan Balai
Pengkajian Teknologi Pertanian Tahun 2022
Citra, 2010. Pengaruh Skala Usaha Terhadap Pendapatan
Peternak Ayam Ras Petelur Di Kecamatan Maritengae Kabupaten Sidrap. Fakultas
Peternakan, Universitas Hasanuddin. Makassar. De Vito, J. A. 1997. Human
Communication. Alih Bahasa oleh A. Maulana. Edisi ke-5. Professional Books,
Jakarta.
Delima,R, Santoso, HB, dan Purwadi, J. 2016. Kajian Aplikasi Pertanian yang dikembangkan di Beberapa Negara Asia dan Afrika. Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi (SNATI), Yogyakarta
Departemen Pertanian. 2002. Kebijaksanaan Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian. Jakarta. Badan Pengembangan SDM Departemen Pertanian.
Gebasnov. 2016. Proses Keputusan Inovasi Metode Jajar Legowo Pada Kelompok Tani Banda Langik Kecamatan Koto Tangah Kota Padang. Padang. Universitas Andalas.
Fachri, 2021.
Analisis Hasil Pengembangan Sumberdaya Manusia Melalui Pelatihan Pada Kelompok
Binaan NGO Human Initiative Sumatera Barat. Padang. Universitas Andalas
Facrita, Sarwendah. 2014. Persepsi Dan Tingkat Adopsi Petani Terhadap Inovasi
Teknologi Pengelolaan Tanaman Terpadu Padi Sawah. Agriekonomika, ISSN 2301-9948
Volume 3, Nomor 1
Ghozali, I. (2016) Aplikasi Analisis Multivariete
Dengan Program IBM SPSS 23. Edisi 8. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Halijah, Altanjung. 2019. Determinasi Peluang Adopsi Teknologi Budidaya
Ternak Ayam KUB Di Papua Barat. Jurnal Pengkajian dan
Pengembangan Teknologi Pertanian, Vol. 22, No.2, Juli 2019: 201- 212
Harun, Rochajat dan Ardianto, Elvinaro. 2011. Komunikasi Pembangunan dan Perubahan Sosial. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Hutahaean. 2018. Efektivitas Komunikasi Kelembagaan dalam mempercepat Diseminasi dan Hilirisasi Inovasi Pertanian. Seminar Nasional: Mewujudkan Kedaulatan Pangan Melalui Penerapan Inovasi Teknologi Pertanian Spesifik Lokasi Pada Kawasan Pertanian.
Idris, N., H. Afriani dan Fatati. 2009. Minat Peternak Untuk
Mengembangkan Ternak Sapi Di Kawasan Perkebunan Kelapa Sawit (Studi Kasus:
Kecamatan Sungai Bahar Kabupaten Muaro Jambi). Jurnal Penelitian Universitas
Jambi Seri Humaniora, 11(2) p: 1-0.
Iskandar, I. dan Arfa`i. 2007. Analisis Program Pengembangan
Usaha Sapi Potong Di Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat (studi kasus
program bantuan pinjaman langsung masyarakat). Skripsi. Fakultas Peternakan
Universitas Andalas. Padang.
Indrayana, K, Rahasia, H, Muh. Ricky. 2020. Diseminasi Teknologi Pemeliharaan Ayam Kub Melalui bimtek Mendukung Program Bekerja di Sulawesi Barat. Agrovital : Jurnal Ilmu Pertanian. 5 (2): 99-104
Iori, A. B.,
Lawal A. F., dan Oke S. 2017. Effect of Socio-Economics Characteristics,
Production and Innovation Capabilities on the Performance of Palm Kernel
Processing Firms in South-western Nigeria. IJERMT. 6(1): 88-95.
Karmila. 2013. Faktor
Faktor Yang Menentukan Pengambilan Keputusan Peternak Dalam Memulai Usaha
Peternakan Ayam Ras Petelur Di Kecamatan Bissappu Kabupaten Bantaeng. Fakultas
Peternakan, Universitas Hasanuddin. Makassar. Lubis, D. A. 1992. Ilmu Makanan
Ternak. PT. Pembanguna Jakarta. Jakarta.
Kementerian Pertanian 2006. Undang- undang Sistem Penyuluhan Pertanian dan Perikanan, Kehutanan tahun 2006.
Lestari, W., S. Hadi dan N. Idris. 2009. Tingkat Adopsi
Inovasi Peternak dalam Beternak Ayam Broiler di Kecamatan Bajubang Kabupaten
Batang Hari. Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Peternakan, 12(1) p:14-22.
Mardikanto T, Soebiato P. 2015. Pemberdayaan masyarakat dalam perspektif kebijakan public. Bandung (Indonesia): Alfabeta
Mardikanto. 2010. Komunikasi Pembangunan. Surakarta: UNS Press
Mardikanto, T. 1991. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Surakarta: Sebelas Maret University Press
Mulyadi. 2007. Proses Adopsi Inovasi
Pertanian Suku Pedalaman Arfak di Kabupaten Manokwari. Bogor. Jurnal Penyuluhan IPB
Murwanto, A.G. 2008. Karakteristik Peternak dan Tingkat
Masukan Teknologi Peternakan Sapi Potong di Lembah Prafi Kabupaten Manokwari.
Jurnal Ilmu Peternakan, 3(1) p: 8 – 15.
Nugroho. 2018. Tingkat Adopsi Inovasi Sistem Tanam Jajar Legowo di Kelompok Tani Sedyo Mukti Desa Pendowoharjo Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul.
Putri. 2014. Efektivitas Pembelajaran secara Hybrid pada Mata Kuliah Statistika. Jurnal Riset Teknologi dan Inovasi Pendidikan. Vol. 5 No. 2 (Juni) 2022, pp. 123-138. ISTIKI
Rahmat, Jalaludin dan Mulyana,Deddy, Komunikasi Antarbudaya, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2009)
Rogers , Everett M. 1995. Diffusion of Innovation ( Fourth Edition). The Free Prees. New York.
Sartika, 2016.
Panen ayam kampung 70 hari. Jakarta. Penebar Swadaya.
Senyolo, M.
P., Long, T. B., Blok, V., dan Omta, O. 2017. How the characteristics of
innovations impact their adoption: An exploration of climate-smart agricultural
innovations in South Africa. Journal of Cleaner Production. 30: 1-16.
Sunarjono, 2016. Manajemen Agribisnis: Agribisnis Bawang Merah Indonesia
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta, Bandung
Soekartawi. 1995. Analisis Usahatani. Jakarta : Universitas Indonesia Press (UI–Press)
Sukino, S.PKP.MM. 2013. Membangun Pertanian Dengan Pemberdayaan Masyarakat Tani. Pustaka Baru Press: Yogyakarta. 236 hal.
S. Nasution, Metode Research, (Jakarta : Bumi Aksara, 1996)
Soetomo, 2013. Masalah Sosial dan Upaya Penanganannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Setiawan, 2017. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Adopsi Inovasi Sistem
Tanam Jajar Legowo 2 : 1 Di Subak Penyaringan, Kecamatan Mendoyo, Kabupaten
Jembrana. Bali. Jurnal Manajemen Agirbisnis.
Zainal, Sartika, Komaruddin.
2020. Profil dan Potensi Akselerasi Distribusi Ayam KUB-1 dan SenSi-1 Agrinak
untuk Menunjang Adopsi Inovasi Badan Litbang Pertanian. Prosiding Seminar
Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner Virtual 2020
Copyright
holder: Winda Rahayu, Sri Wahyuni, Hery Bachrizal
Tanjung (2022) |
First
publication right: Syntax Literate: Jurnal
Ilmiah Indonesia |
This
article is licensed under: |